Anda di halaman 1dari 9

Bagus Fadhilah Apriadi

08211840000068

Ekonomi Kota

UTS Ekonomi
Kota
Bagus Fadhilah Apriadi//08211840000068
A. Sebutkan dan jelaskan kira-kira bagaimana dampak wabah penyakit
virus 2019-nCov terhadap penerimaan daerah dan ekonomi kota?

Dalam skala global


(https://www.nytimes.com/2020/03/03/business/economy/coronavirus-
recession.html), beberapa dampak dari wabah virus 2019-nCov terhadap
perekonomian dunia adalah terjadinya resesi ekonomi dunia, dimana
pandemi ini mengakibatkan penutupan pabrik di seluruh dunia, seperti
pabrik mobil Ford, Toyota, dan BMW
(https://www.businessinsider.sg/coronavirus-ford-toyota-shutting-down-asia-
india-plants-bmw-us-2020-3?r=US&IR=T), pembatalan jadwal
keberangkatan internasional, dan seluruh acara dibatalkan. Hampir semua
kota di Asia dan Eropa melakukan shutdown guna mencegah virus masuk
dan menyebar, dan perusahaan besar, seperti Apple, Mastercard, United
Airlines, dan lain sebagainya mengalami penyusutan profit. Selain itu,
hampir semua perusahaan melakukan pengurangan jam kerja guna
mengurangi risiko terpapar virus ini. Hal ini menyebabkan berkurangnya
pemasukan, seperti pemotongan jam kerja dan juga pemotongan
penghasilan di beberapa perusahaan.
Menurut pengajar FE UI, Muhamad Chatib Basri pandemi ini
menyebabkan kesulitan ekonomi, seperti penurunan permintaan terhadap
bahan baku dan bahan pembantu dalam proses produksi. Seperti yang
terjadi di Kota Mojokerto, pengrajin sepatu dan sandal terpaksa mereduksi
kualitas dan kuantitas sepatu dan sandal mereka karena adanya
isolasi/pembatasan aktivitas yang terjadi di China sehingga menyebabkan
terganggunya ketersediaan barang impor. Para pengrajin terpaksa
mengurangi kapasits produksi sandal hingga 23% dan omzetnya menurun
hingga 70%. (https://beritajatim.com/ekbis/covid-19-sebabkan-pengrajin-
sepatu-dan-sandal-di-kota-mojokerto-kesulitan-bahan-baku/). Hal kedua
yang terjadi adalah risiko penurunan harga komoditas dan barang tambang.
Risiko ini menyebabkan pengurangan pendapatan pekerja di sektor
komoditas dan pertambangan mengingat perekonomian Indonesia masih
bergantung pada dua hal tersebut sehingga dapat menyebabkan penurunan
daya beli. Jika daya beli mengalami penurunan, maka tidak ada insentif bagi
pengusaha untuk meningkatkan investasinya.
Pelemahan IHSG (Indeks Harga Saham Gabungan) menyentuh dibawah
angka 4000.00 yang disebabkan oleh investor yang panik dikarenakan
pandemi ini setelah ditetapkan WHO sebagai pandem internasional. Saat
kasus kematian pertama, IHSG langsung mengalami penurunan yang cukup
besar dan juga disebabkan oleh kondisi bursa regional dan global.
(https://investasi.kontan.co.id/news/ihsg-anjlok-501-pandemi-virus-corona-masih-
jadi-penyebabnya). Adapun langkah yang diambil oleh Bursa Efek Indonesia (BEI)
adalah membekukan sementara perdagangan jual-beli saham (trading halt) sesuai
dengan Surat Keputusan Direksi PT Bursa Efek Indonesia Nomor: Kep-
00024/BEI/03-2020 tanggal 10 Maret 2020 perihal Perubahan Panduan
Penanganan Kelangsungan Perdagangan di Bursa Efek Indonesia dalam Kondisi
Darurat. Hal ini dilakukan untuk mengurangi dampak pasar yang berfluktuasi
secara signifikan. (https://investasi.kontan.co.id/news/ihsg-turun-501-bei-
membekukan-sementara-perdagangan)

Adapun dampak lain adalah melemahnya mata uang rupiah, dimana harga jual
mata uang USD hampir menyentuh angka Rp 17.000,00. Dengan harga jual yang
semakin tinggi mengakibatkan kerugian bagi importir karena harus menanggung
biaya yang lebih untuk kegiatan impor. Pihak lain yang dirugikan adalah industri
farmasi dan industri pariwisata. Industri farmasi mengalami kerugian karena
sebagian besar bahan obat masih didatangkan (impor) dari luar negeri. Sedangkan
pariwisata (baik domestik maupun internasional) mengalami kerugian karena
banyak wisatawan yang menunda perjalanan mereka, sehingga mengakibatkan
tempat wisata memiliki lebih sedikit pengunjung. Realita ini sudah terjadi di
Indonesia yang mengalami ketergantungan bahan baku karena 60% bahan baku
industri farmasi berasal dari China.
(https://www.liputan6.com/bisnis/read/4199302/bahan-baku-impor-dari-china-
industri-farmasi-kena-dampak-wabah-corona) dan juga sektor wisata juga menjadi
korban adalah di Telaga Sarangan yang tetap buka di tengah pandemi corona,
namun salah satu tempat wisata yang terdapat di Kabupaten Magetan itu sepi.
Tercatat hanya sekitar 1.200 pengunjung saat hari libur daripada saat pandemi
corona belum booming, bisa mencapai 2.000 – 3.000 pengunjung. Bupati Magetan
telah menginstruksikan agar Telaga Sarangan dan tempat wisata lainnya ditutup
sementara guna mencegah penyebaran virus lebih jauh.
Adapun PAD (Pendapatan Asli Daerah) juga terpengaruh akibat
pandemi ini. PAD yang bersumber dari pendapatan daerah dan retribusi
daerah menurun karena sepinya tempat-tempat penghasil PAD, seperti
restoran, hotel, dan tempat rekreasi. Hal ini juga didukung oleh kebijakan
pemerintah untuk Work From Home (WFH) dan tidak dianjurkan untuk
berkumpul dan mengelompok kecuali keadaan mendesak (social distancing)
serta karantina di rumah (home-quarantine) bagi PDP, mengakibatkan
penurunan retribusi parker yang berdampak langsung terhadap penerimaan
daerah. Realita penurunan PAD terjadi di Kota Semarang yang mengalami
penyusutan PAD hingga 20% karena sektor utama (sektor pariwisata) sepi
dan banyak kegiatan yang ditunda.
(https://jateng.tribunnews.com/2020/03/22/virus-corona-pengaruhi-
pendapatan-asli-daerah-kota-semarang-banyak-kegiatan-ditunda?page=3).

B. Sebutkan dan jelaskan pelayanan publik seperti apa yang dibutuhkan


untuk menghadapi wabah penyakit virus 2019-nCov? (Nilai maks:35)

Guna menghadapi wabah virus 209-nCoV, menurut saya pelayanan publik


yang ada telah cukup mengakomodir dalam rangka meminimalisir dan
mencegah wabah ini, sebagai contoh adalah sudah mulai diproduksinya bilik
disinfektan anti-corona oleh pemerintah Kota Surabaya dengan harapan warga
Surabaya yang baru pulang dari tempat kerja bisa menyempatkan waktu untuk
masuk ke bilik disinfektan agar ketika pulang sudah dalam keadaan kondisi
steril (https://surabaya.liputan6.com/read/4210751/aman-rek-bilik-disinfektan-anti-
corona-akan-tersebar-di-segenap-penjuru-surabaya). Selain bilik disinfektan, layanan
publik yang sudah dipersiapkan Pemerintah Kota Surabaya adalah ruang isolasi bagi
ODP dan PDP yang terletak di RSU dr. Soetomo dan RSUD Bhakti Dharma Husada.
(https://surabaya.liputan6.com/read/4211007/pemkot-surabaya-siapkan-ruang-isolasi-
bagi-odp-dan-pdp-terkait-corona-covid-19). Pemerintah Kota Surabaya juga telah
menyediakan tempat cuci tangan yang sudah tersebar di beberapa titik di Kota
Surabaya serta telah menyediakan penyemprotan disinfektan di beberapa tempat,
seperti masjid dan balai pertemuan.

Pelayanan publik lainnya yang dibutuhkan adalah pengecekan corona secara


massal/rapid test secara gratis yang diprioritaskan kepada manula dan tenaga medis,
mengingat virus ini rentan menyerang manula yang kondisi imunitasnya sudah buruk
dan tenaga medis yang sedang berperang menangani ODP, PDP, maupun yang
sudah terkonfirmasi virus corona. Pengecekan corona juga sudah bisa dilakukan
secara online, salah satunya melalu situs Halodoc dimana nanti akan diberikan
pertanyaan terkait dengan kondisi kesehatan dan nanti hasilnya akan keluar apakah
yang bersangkutan ada risiko COVID-19 atau tidak.

Selain itu, sudah tersedia website www.covid19.go.id yang berfungsi sebagai pusat
data yang berisikan himbauan untuk social distancing, info harian, situasi virus corona
di Indonesia yang diperbarui setiap menit, tanya jawab terkait virus corona itu sendir
serta hoax checker. Telah disediakan hotline Covid-19 ke nomor 199 ext 9.

Pemerintah Kota Surabaya juga telah mendistribusikan masker di 63 puskesmas


sebanyak 50 lembar tiap box pada tiap kelurahan yang bisa dimanfaatkan oleh
petugas medis (https://surabaya.bisnis.com/read/20200305/531/1209315/pemkot-
surabaya-distribusikan-masker-di-63-puskesmas-50-boks-tiap-kelurahan).

C. Jelaskan bagaiamana langkah-langkah kebijakan pemerintah yang perlu


diambil agar dapat mengurangi hingga mengentaskan permasalahan yang
ditumbulkan oleh adanya penyakit virus 2019-nCov?(Nilai maks:35)

Dalam menyusun kebijakan pemerintah ini, saya menggunakan proses perumusan


kebijakan yang terdiri atas:
 Perumusan masalah
o Situasi masalah:
 penyebaran COVID-19 yang mengakibatkan penurunan
peneriman daerah dan ekonomi kota
o Meta masalah:
 kurangnya kesadaran masyarakat akan kebersihan
 masyarakat belum menerapkan work from home dan social
distancing
 penurunan saham
 penurunan harga komoditas dan barang tambang
 terganggunya ketersediaan barang impor
 PAD menurun
o Masalah substantive
 Perilaku masyarakat
 keadaan ekonomi saat ini
o Masalah formal
 Perilaku masyarakat (karena keadaan ekonomi mempengaruhi
perilaku masyarakat)
 Keadaan ekonomi yang memburuk
 Penyusunan agenda (I)
o Private problem
 Kurangnya kesadaran masyarakat mengenai virus COVID-19
(kebersihan, social distancing, denial mengenai kondisi
kesehatan)
o Public problem
 Penyebaran virus yang cepat dan menyerang masyarakat yang
rentan
o Policy issues
 Perlunya pencerdasan mengenai virus COVID-19
 Lebih menjaga kebersihan
 Pembatasan interaksi secara fisik (physical distancing)
o Systematic agenda
 Jika ada gejala langsung diperiksa dan jika positif harus di isolasi
sesegera mungkin
 Saling mengingatkan dengan orang di rumah mengenai physical
distancing
 Penyebaran virus yang cepat dan menyerang orang yang rentan
o Institutional agenda
 Penyebaran virus yang cepat dan menyerang orang yang rentan
 Penyusunan Agenda (II)
o Private problem
 Keadaan ekonomi yang memburuk
o Public problem
 PAD yang menurun
 Rupiah melemah
 Saham anjlok
o Policy issues
 Perlunya pencerdasan mengenai keadaan ekonomi terhadap
virus COVID-19
 Mengurangi kegiatan impor dan ekspor barang
o Systematic agenda
 Perlunya pencerdasan mengenai keadaan ekonomi terhadap
virus COVID-19
 Perbaikan kegiatan ekonomi
o Institutional agenda
 Perbaikan kegiatan ekonomi
 Perumusan usulan (I)
Alternatif:
o Pencerdasan dan realisasi social distancing dan kebersihan
o Monitoring masyarakat yang berisiko terkena COVID-19

No. Kriteria Alternatif Keterangan


A B
1 Technical Feasibility 5 3
2 Economic and Financial 5 3
Feasibility
3 Political Viability - -
-Acceptability 4 4
-Appropriateness 4 4
-Responsiveness 4 3
-Legal suitability 3 3
-Equity 5 4
4 Administrative 5 3
Operability
Jumlah 35 27
Prioritas / Rangking I II
 Perumusan Usulan (II)
Alternatif:
o Pengurangan retribusi

No. Kriteria Alternatif Keterangan


A
1 Technical Feasibility 4
2 Economic and Financial 3
Feasibility
3 Political Viability 4
-Acceptability 5
-Appropriateness 5
-Responsiveness 4
-Legal suitability 4
-Equity 5
4 Administrative 4
Operability
Jumlah 38
Prioritas / Rangking I

 Rekomendasi kebijakan
Dari hasil perumusan usulan (I) dan (II) maka beberapa langkah kebijakan yang
bisa diterapkan oleh pemerintah adalah sebagai berikut.
o Pencerdasan dan realisasi social distancing dan kebersihan, yaitu
pencerdasan mengenai kegiatan social distancing untuk menghindari
gerombolan ataupun kelompok jika tidak penting, termasuk mekanisme
work from home dan penerapan kebersihan seperti langkah cuci tangan
yang benar dan pembuatan disinfektan.
o Monitoring masyarakat yang rentan terhadap virus, yaitu pemantauan
masyarakat yang rentan terkena virus agar tidak virus tidak menular
lebih jauh dan dapat dicegah
o Pengurangan retribusi, yaitu pengurangan retribusi di sektor-sektor
penghasil PAD, seperti sarana perdagangan dan jasa dan parkir
dikarenakan sepi pengunjung/pembeli agar para pedagang/pelaku jasa
tidak mengalami kerugian dan mampu untuk bangkit kembali setelah
pandemi ini pergi.

Anda mungkin juga menyukai