Anda di halaman 1dari 7

PEMERINTAH KABUPATEN KOLAKA

DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS KUKUTIO
Jl. Pendidikan Desa Kukutio
E-mail: puskesmaskukutio@gmail.com Kode Pos 93563

KERANGKA ACUAN KERJA


BATRA (PENGOBATAN TRADISIONAL)

A. LATAR BELAKANG
Di era keterbukaan ini banyak bermunculan praktek pengobat tradisional sebagai penyelenggara
pengobatan alternatif kepada masyarakat. Untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan
Pengobat Tradisional (BATRA) dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat maka dilakukan
monitoring evaluasi kegiatan batra.
Kegiatan ini sebagai implementasi dari Surat Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 1076 / Menkes / SK / VII / 2003 tentang Penyelenggaraan Pengobatan Tradisional
(BATRA) dan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1109 / Menkes / Per / IX /
2007 tentang Penyelenggaraan Pengobatan Komplementer Alternatif di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan.
Dengan adanya kegiatan ini diharapkan pelayanan Pengobat Tradisonal ( BATRA ) terhadap
masyarakat lebih bermutu sehingga terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan.

B. TUJUAN
1. Tujuan Umum :
Membina upaya pengobatan tradisional.
2. Tujuan Khusus :
a) Memberikan perlindungan kepada masyarakat.
b) Menginventarisasi jumlah pengobat tradisional, jenis dan cara pengobatannya

C. BENTUK KEGIATAN :
1 Sasaran
Batra dapat dilaksanakan sebanyak 3 kali dalam 1 tahun. Dengan pelaporan inventarisasi
jumlah pengobat tradisional, jenis dan cara pengobatan dan melaporkan kegiatan tiap 4 bulan
sekali.
2 Indikator kinerja
a) Pengobat tradisional.
b) Jenis pengobatan.
c) Cara pengobatan.
3 Target Kinerja
a) Melaporkan inventarisasi jumlah pengobat tradisional, jenis dan cara pengobatan yang ada
di wilayah kerja.
b) Membina dan pengawasan pengobat tradisional diarahkan untuk meningkatkan mutu,
manfaat dan keamanan pengobat tradisional.
c) Pengobat tradisional yang ada di wilayah kerja puskesmas maesan diarahkan untuk
mendaftarkan diri kepada kepala dinas kesehatan kabupaten/kota setempat untuk
memperoleh STPT dan SIPT .
4 Pelaksana
Dalam setiap kegiatan battra ini tidak dapat hanya dilaksanakan oleh Seorang petugas battra
Puskesmas, namun juga membutuhkan dukungan ataukerja sama baik secara lintas program
ataupun Lintas sektor berikut penjabaran dari fungsi masing masing pelaksana :
a) Kepala Puskesmas
Kepala Puskesmas disini berfungsi sebagai penanggung jawab wilayah, artinya sebagai
pejabat yang memiliki kewenangan dalam memberikan keputusan secara kolegial bila
terjadi kejadian yang membutuhkan tindakan yang dapat berakibat hukum.
b) Koordinator batra
Memiliki tugas melakukan pencatatan inventarisasi terhadap jumlah pengobat tradisional,
jenis dan cara pengobatannya. Sebagai fasilitator pengobat tradisional untuk memperoleh
STPT DAN SIPT
c) Promkes ( Promosi Kesehatan )
Membantu memberikan Penyuluhan dan usaha Promotif lainnya, untuk pengobat
tradisional maupun untuk masyarakat.
d) Petugas Wilayah ( Perawat desa atau Bidan Desa )
Bertanggungjawab terhadap wilayahnya, dalam usaha baik secara Promotif maupun sebagai
mitra pengobat tradisional. Serta melaporkan secara kontinue kepada koordinator batra
pengobat tradisional di wilayahnya.
e) Kesling ( Kesehatan Lingkungan )
Melakukan pemantauan serta melakukan analisa terhadap fasilitas pelayanan kesehatan
tradisional terutama yang berhubungan dengan lingkungan.
f) Lintas Sektor
Disini peran lintas sektor sangat penting sekali. Yang termasuk didalamnya Muspika,
Tokoh masyarakat,Tokoh agama dan Kader kesehatan.Untuk membantu pengawasan
terhadap pengobat tradisional.
5 Metode Kerja
Metode kerja batraadalah sebagai berikut :

Menerima laporan jumlah pengobat tradisional dari petugas


wilayah

Melakukan inventarisasi laporan,dengan cara merekapitulasi


laporan dari petugas wilayah.
Melakukan pelacakan lanjutan untuk pengobat tradisional
yang belum memiliki STPT dan SIPT, sebagai perlindungan
kepada pengobat tradisional maupun masyarakat.

Memberikan pembinaan kepada pengobat tradisional.

Melakukan analisa data hasil rekapitulasi untuk dilaporkan


ke Dinas kesehatan ke bagian yansus, sebagai bukti
pelaksanaan kegiatan.

6 Sumber dana
Pendanaan pada setiap kegiatan battra diperoleh dari dana BOK atau ( Bantuan Operasional
Kesehatan ). Dalam BOK dapat dijabarkan Rincian anggaran kegiatan batra sebagai berikut :

Transpot Petugas = 2 orang Petugas X 6 Kelurahan X Rp 100.000 = Rp 1.200.000

7 Syarat Minimal Alat yang Digunakan


Dalam Setiap Pelaksanaan kegiatan battra terdapat berapa syarat yang harus terpenuhi bila
melakukan suatu kegiatan yaitu :
a) Data yang didapatkan harus valid dan sesuai dengan keadaan yang terjadi.
b) Menggunakan sarana dan prasarana yang mudah dijangkau dan sesuai standart prosedur.
8 Instumen atau media yang digunakan
Dalam Pelaksanaan Kegiatan battra terdapat beberapa Instrumen atau media yang digunakan
koordinator batra untuk mengumpulkan laporan dan data yaitu :
a) Profil batra
Laporan ini dibuat petugas desa bidan/perawat dengan memasukkan data profil battra
yang dilaporkan tiap wilayah.. ( Contoh Formulir terlampir )
b) Rekapitulasi batra
Laporan ini dibuat dan dilaporkan oleh koordinator battra. ( Contoh Formulir terlampir )
g) Data pengobat tradisional
Laporan ini dibuat dan dilaporkan oleh koordinator battra. ( Contoh Formulir terlampir )
h) Fasilitas pelayanan kesehatan tradisional :
Laporan ini berisi Jumlah fasilitas pelayanan kesehatan tradisional yang ada di wilayah.
( Contoh Formulir terlampir )
i) Data asosiasi batra
Laporan ini di isi jika ada asosiasi batra di wilayah kerja.

D. SISTEM MONITORING DAN PENILAIAN KINERJA


Sistem monitoring dan penilaian kinerja dari koordinator battra dilakukan tiap enam bulan
sekali. Dilanjutkan dengan PKP yang dilaksanakan tiap awal tahun.
Kotamobagu,
Penanggung Jawab UKM Esensial dan Penanggung Jawab UKM Pengembangan
Perkesmas

JUNITHA CH. G KEREH, S.ST, M.Kes dr. EKA BUDIYANTI


NIP. 197506091994032002 NIP. 198008292009022002

Mengetahui,
Kepala Puskesmas Gogagoman

S U K M A W A T I, S.ST
NIP. 196408281984122002
PEMERINTAH KABUPATEN KOLAKA
DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS KUKUTIO
Jl. Pendidikan Desa Kukutio
E-mail: puskesmaskukutio@gmail.com Kode Pos 93563

KERANGKA ACUAN PROGRAM KESEHATAN INDERA

I. LATAR BELAKANG

Pembangunan kesehatan merupakan bagian yang imegral dari pembangunan nasional yang bertujuan
untuk meningkatkan kesadaran,kemauan dan kemampuan masyarakat untuk hidup sehat sehingga terwujud
derajat kesehatan yang optimalKeberhasilan pembangunan kesehatan berperan penting dalam meningkatkan
kualitas sumber daya manusia (SDM). Indera penglihatan sangat menentukan kualitas sumber daya manusia
karena 83 % informasi sehari-harinya melalui jalur penglihatan ,melalui pendengaran 11 %,penciuman 3,5
%,peraba 1,5%,dan pengecap o,1%.

Sebagai tindak lanjut atas pencanangan Vision 2020 ini Departemen kesehatan telah menyusun
kebijakan-kebijakan di Bidang kesehatan Indera penglihatan yaituRencana strategi Nasional Penanggulangan
Gangguan penglihatan untuk mencapai Vision 2020 dan Pedoman Manajemen Kesehatan Indera Penglihatan
dan pendengaran.

Sound Hearing 2030 adalah inisiatif global untuk mengurangi gangguan pendengaran yang dapat
dicegah dan telah di mulai di Asia Tenggara, salah satunya Indonesia, dengan tujuan utamanya adalah
pengembangan program pendengaran dan perawatan telinga secara komprehensif, inklusif dan berkelanjutan
di tingkat nasional dan wilayah untuk meningkatkan kualitas hidup manusia dengan gangguan pendengaran.
Pelaksanaan SH 2030 yaitu setiap penduduk Indonesia mempunyai hak untuk memiliki derajat kesehatan
telinga dan pendengaran yang optimal pada 2030.

Penyebab gangguan penglihatan yang dapat dilakukan upaya deteksi dini adalah Katarak dan Gangguan
Refraksi. Sedangkan penyebab kebutaan yang dapat dicegah adalah Katarak, Glaukoma, dan Retinopati
Diabetik. Penanggulangan Gangguan Indera diprioritaskan pada Gangguan Indera Penglihatan dan Indera
Pendengaran. Gangguan Indera Penglihatan antara lain Katarak, Kelainan refraksi, Glaukoma, dan Retinopati
Diabetik, sedangkan gangguan Indera Pendengaran seperti Tuli Kongenital, OMSK (Otitis Media Supuratif
Kronis), Serumen Prop, Gangguan Pendengaran akibat Bising, Presbikusis .

Agar program Kesehatan indera ini dapat dikelola baik dari aspek manajemen Tingkat Puskesmas
maupun aspek pelayanan kepada masyarakat .Pedoman ini akan menjadi acuan bagi petugas Puskesmas dalam
pelaksanaan dan pengembangan program kesehatan indera di wilayah kerja puskesmas.

II.TUJUAN

1. Tujuan Umum : Meningkatkan kesehatan indera masyarakat di wilayah kerja puskesmas.


2. Tujuan Khusus :
a. Meningkatnya pengetahuan dan keterampilan petugas
b. Meningkatnya kesadaran ,sikap dan perilaku masyarakat untuk memelihara kesehatan

Indera.

c. Meningkatnya jangkauan pelayanan kesehatan Indera kepada masyarakat

d. Meningkatnya cakupan pelayanan Kesehatan indera masyarakat


III. SASARAN

a. Bayi

b. Balita

c. Anak usia sekolah/ remaja

d. Usia produktif

e. Usia Lanjut

IV.PERENCANAAN KEGIATAN

Puskesmas yang akan mengembangkan upaya kesehatan indera mempersiapkan :  Sumber daya

a). Tenaga yang terlibat:

1. Dokter dan tenaga medis lainnya

2. Kader,Guru sekolah dan tokoh masyarakat

3. Tenaga refraksionis

4. Sarana, prasarana dan Dana

b). Penyusunan usulan kerja

Tabel 1. Contoh matriks Rencana Kerja

N KEGIATAN TUJUAN SASARAN LOKASI WAKTU DIAGNOSIS


O PELAKSANAAN

V.PELAKSANAAN KEGIATAN

1. Sosialisasi

2. Pelatihan bagipengelola program

3. Pelayanan Kesehatan lndera dipuskesmas

a). Pelayanan didalam gedung Puskesmas berupa:

1. Penyuluhan Kesehatan lndera

2. Penjaringan kasus-kasus penyakit indera khususnya penyakit mata dan Penyakit

indera lainnya melalui kunjungan pasien rawat jalan pengobatan.

3.Pemeriksaan dan Tindakan Medis Pelayanan Kesehatan Indera.

4. Rujukan kasus-kasus khususnya penyakit mata dantelinga.

b). Pelayanan diluar gedung Puskesmas


1. Skrininganakusiasekolahbersama Tim UKS.

2. Skriningusiaproduktif (15 -59 tahun) bersama POSBINDU

VI. PEMANTAUAN DAN EVALUASI

Pelaksanaan kegiatan harus diikuti dengan pemantauan secara berkala untuk melakukan telaah
penyelenggaraan kegiatan dan hasil yang telah dicapai.  Mengevaluasi pelaksanan kegiatan berupa jadwal
pelaksanaan sasaran dan keterlibatan pemerintah desa.

VII .PENCATATAN DAN PELAPORAN

Pencatatan dan pelaporan dilakukan setiap bulan dan menggunakan format laporan yang sudah
tersediadariDInaskesehatanKabupaten.

Anda mungkin juga menyukai