Anda di halaman 1dari 2

Kisah bayi prematur Evan, meninggal setelah disuntik

perawat
Kamis, 21 Maret 2013 16:27Reporter : Lia Harahap, Achmad

Merdeka.com - Kisah pilu diceritakan oleh Hendri (25), ayah dari bayi bernama
Evan. Bayinya yang baru lahir satu malam di Rumah Sakit Fatmawati.
Jakarta Selatan, mengalami bercak kemerahan, kemudian panas tinggi, akhirnya
meninggal dunia setelah disuntik perawat.

Cerita bermula pada hari Selasa (19/3) lalu, perut Fitri (23), istri Evan, mengalami
kontraksi. Dia ingin melahirkan. Padahal saat itu usia kandungannya baru menjalani
delapan bulan lebih beberapa hari.Untuk pertolongan pertama, Hendri kemudian
memanggil bidan di dekat tempat tinggal mereka di Jl Prof Dr Hamka Gg Sadeli,
Kampung Gaga Masjid, RT 05/01 Larangan Selatan, Tangerang.
Bidan itu memprediksi bayi laki-laki di perut Fitri akan lahir prematur.Merasa tidak
punya alat merawat bayi yang lahir prematur, bidan itu meminta Hendri membawa
Fitri untuk dibawa kerumah sakit terdekat.Sekitar pukul 15.00 WIB, atas saran bidan
Hendri membawa istrinya ke rumah sakit Kartini di kawasan Cipulir.Di rumah sakit itu
pun dokter lepas tangan.karena mereka tidak mempunyai alat-alat untuk lahiran
premature.Sebenarnya Hendri tak tega mengangkut istrinya yang tengah
kesakitan.Tapi demi sang buah hati ia terus berjuang.Sampai di rumah sakit,rupanya
bekal surat rujukan dari rumah sakit sebelumnya tak membuat proses penanganan
menjadi lebih baik. Banyak hal yang harus diisi, banyak pertanyaan yang ditanyakan.
Total waktu yang dia habiskan hampir 30 menit, sementara istri menunggu di
parkiran.
"Saya sampai marah-marah ke dokter. Saat ini mereka bilang harus tanda tangan
surat yang isinya kalau ada apa-apa pihak rumah sakit tak tanggung jawab.Saya
tanda tangani, namanya saya bingung,yang ada di pikiran saya anak lahir,dan
keduanya selamat dan sehat," tambahnya.Pada hari yang sama, sekitar pukul 21.45
WIB, akhirnya putra pertama Hendri dan Fitri lahir dengan berat 2,2 kg. Bayi itu
menangis dengan suara kencang dan nyaring. Bayi itu diberi nama Evan.Meski
beratnya kurang, tim dokter dan perawat yang membantu proses kelahiran
menyatakan Evan sehat."Saya lihat anak saya sehat, walaupun beratnya kurang dan
premature.Dia juga nggak ditaruh di incubator," ungkap Hendri.Karena Evan
sehat,Fitri dan bayinya diperbolehkan pulang Rabu keesokan harinya.Singkat cerita,
saat akan pulang pada Rabu (20/3) sore sekitar pukul 15.00 WIB, datang seorang
perawat menemui Fitri. Perawat itu meminta Fitri untuk keluar sebentar, sedangkan
Hendri sibuk mengurus administrasi.Setelah semua urusan selesai, Hendri, Fitri dan
bidan kampung yang mereka ajak hendak membawa Evan pulang. Saat itu perawat
mengatakan baru saja memberikan Evan suntikan imunisasi.Mendengar ucapan
perawat itu, Fitri, Hendri dan bidan kaget.
"Si bidan sampai marah, kok anak prematur disuntik, ini kan juga bayi baru lahir.Saya
sendiri dan istri juga nggak dimintai persetujuan akan ddisuntik.Setelah debat itu kami
langsung pulang," jelas pria yang bekerja sebagai pedagang musiman ini.Sampai di
rumah, Evan masih baik-baik saja. Masih minum susu dan tak ada hal yang aneh.
Kamis dini hari tadi, bayi itu tiba-tiba saja terus merengek dan badannya panas.Di
bagian pahanya hingga ke bokong tiba-tiba merah.Hendri menduga merah itu berasal
dari bekas suntikan."Akhirnya pagi tadi kami bawa ke RS Sari Asih Ciledug. Saat
diperiksa dokter jantungnya masih gerak,setelah beberapa saat diperiksa tak lama
anak kami dinyatakan meninggal," kisahnya lirih.Atas kejadian itu, Hendri merasa
kecewa.Dia akan kembali mendatangi RS Fatmawati untuk memastikan soal suntikan
yang diberikan seorang perawat ke anaknya."Saya sedih, istri protes,tapi saya masih
bingung," katanya.Saat dikonfirmasi soal meninggalnya Evan, Humas RS Fatmawati,
Wini mengaku belum mendengar soal meninggalnya bayi Evan."Saya belum tahu,
biasanya di report morning pada saat selesai jaga malam. Kalau nggak ada masalah
tidak dilaporkan dalam morning report. Tapi jangan bilang kasus itu tidak ada, karena
belum dilacak karena saya nggak tahu," kata Wini saat ditemui di RS Fatmawati.

Anda mungkin juga menyukai