Anda di halaman 1dari 3

Kata Gratitude berasal dari bahasa Latin gratia yang berarti menolong dan

grauts yang berarti membuat bahagia. Dalam bahasa Inggris dari akar kata
ini muncul kemudian kindness, generousness, gifts, the beauty of giving and
receiving, or getting something for nothing.Menurut Emmos gratitude itu
membahagiakan, membuat perasaan nyaman. Bahkan katanya sikap bersyukur
itu memacu motivasi. Saat kita bersyukur, katanya kita tergerak untuk berbagi
kebahagiaan yang telah kita terima.Itulah mengapa sebenarnya gratitude atau
bersyukur ini sifatnya universal, menyentuh semua manusia dengan warna kulit
apapun dan bahasa jenis manapun.Dalam bahasa Arab, menurut Quraish Shihab,
Ahmad Ibnu Faris dalam bukunya Maqayis Al-Lughah menyebutkan empat arti
dasar dari kata tersebut yaitu,a. Pujian karena adanya kebaikan yang diperoleh.
Hakikatnya adalah merasa ridha atau puas dengan sedikit sekalipun, karena itu
bahasa menggunakan kata ini (syukur) untuk kuda yang gemuk namun hanya
membutuhkan sedikit rumput.

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Ibu yang mengaku kehilangan satu bayi kembarnya


mendatangi Komnas Perlindungan Anak.
Sebelum melahirkan, Raudiah Elva Ningsih (37) mengaku mendapat surat dokumen dari
rumah sakit bahwa dirinya memiliki bayi kembar.
Seperti diberitakan sebelumnya, Raudiah, ibu yang merasa hamil kembar hanya menerima
satu bayi setelah melahirkan di Rumah Sakit Harapan Jayakarta (RSHJ).
Padahal, ia pernah melakukan sejumlah USG sebelum melahirkan. Salah satunya dilakukan
di RSUD Budhi Asih, Cawang, Jakarta Timur.
Menurut Raudiah, USG yang dilakukan pada 22 Maret 2016 pada usia kehamilan 31 minggu
atau 7 bulan, dokter RSUD Budhi Asih menyatakan ia punya dua janin dalam perutnya.
"Di situ ada lima orang saksi, tim dokter termasuk suami saya. Dari layar monitor yang
dilihat janin saya ada dua, satu dengan lab bokong normal, satu lab bokong sungsang, dan
dua jantung. Jenis kelamin dua-duanya perempuan," kata Raudiah, saat dihubungi
Kompas.com, kemarin.
Dokter USG di RSUD Budhi Asih menurutnya juga menjelaskan, bayinya sehat dengan
taksiran berat bayi pertama 1,6 kilogram dan satu lainnya 1,4 kilogram.
Menurut Raudiah, saat USG terakhir itu, usia kandungannya sudah cukup tua.
Karena menurut bidan di RSHJ, ia sudah dapat melahirkan di usia kehamilan 38 minggu
tanpa perlu menunggu usia kehamilan 40 minggu.
Oleh karenanya, ia yakin punya dua bayi.

JAKARTA, KOMPAS.com
Kasus dugaan hilangnya salah satu bayi Raudiah Elva Ningsih (37) terus bergulir.
Kini, kasus tersebut telah sampai ke aparat penegak hukum. Pada Senin (20/6/2016), Unit
Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Polres Metro Jakarta Timur menerima laporan
Raudiah.
Dugaan hilangnya satu bayi kembar Raudiah terjadi setelah Warga Pondok Bambu, Duren
Sawit, Jakarta Timur, itu melakukan operasi persalinan di Rumah Sakit Harapan Jayakarta
pada 8 Mei 2016.
Raudiah yang merasa mengandung bayi kembar itu kaget ketika hanya menerima satu bayi
setelah melahirkan.
Menurut Raudiah, berdasarkan hasil USG di Puskesmas Pasar Minggu dan Rumah Sakit
Budhi Asih, ia hamil kembar.
(Baca juga: Ibu yang Bayi Kembarnya Diduga Hilang Laporkan RSHJ ke Polisi)
Pemeriksaan USG di Puskesmas Pasar Minggu dilakukan saat usia kehamilannya 24 minggu
dan USG RS Budhi Asih dilakukannya saat usia kehamilan 31 minggu.
Raudiah juga mengatakan bahwa ia hamil kembar berdasarkan dokumen surat pengantar
perawatan sampai operasi yang dikeluarkan RSHJ untuknya.
Keluarga sudah berupaya mencari jawaban beberapa kali ke pihak RSHJ terkait dugaan
hilangnya bayi kembar ini.
Pihak rumah sakit pun menjanjikan mediasi. Namun, mediasi tak kunjung terealisasi.
Raudiah juga sudah menanyakan kepada pihak rumah sakit mengenai bayinya ini.
Namun, menurut Raudiah, pihak rumah sakit justru memarahinya. Ibu Raudiah, Kursia, juga
mengalami hal yang sama.
Ia mengatakan bahwa pihak rumah sakit mengancam akan menuntut balik apabila membawa
masalah ini ke penegak hukum.
(Baca juga: Komnas PA Nilai Ada yang Disembunyikan RSHJ soal Hilangnya Bayi Kembar)
Terkait kasus ini, Kepala Unit PPA Polres Metro Jakarta Timur Ajun Komisaris Endang Sri
Lestari menyatakan bahwa jajarannya telah menerima laporan Raudiah.
Untuk berita acara pemeriksaan, Raudiah masih perlu jalani pemeriksaan pada Selasa
(21/6/2016).
"Iya tadi sudah datang baru buat laporan. Namun, yang bersangkutan belum bersedia
memberikan keterangan. Karena kita belum periksa lebih lanjut, jadi belum bisa memastikan
pasal apa yang akan digunakan. Karena kan baru ngajuin laporannya aja," ujar Endang,
kemarin.

Endang mengatakan, pihaknya belum punya rencana memanggil saksi untuk kasus ini.
"Kami periksa ibunya terlebih dahulu, baru nantinya kami akan lakukan proses lebih
lanjutnya lagi. Intinya hari ini baru buat laporan saja," ujar Endang.
Menurut dia, polisi akan melakukan pemeriksaan sebelum menetapkan ada tidaknya indikasi
pelanggaran hukum dalam kasus Raudiah.
"Belum ada untuk sekarang, sekarang kan belum. Nanti juga ada kabarnya," ujar Endang.
(Baca juga: Raudiah Belum Diperiksa, Pasal Pelanggaran RSHJ Belum Ditentukan)
Sementara itu, RSHJ telah membantah bahwa Raudiah hamil kembar.
Ketua Dewan Pengawas Rumah Sakit Harapan Jayakarta Dokter Hermawan Saputra, Jumat
(17/6/2016), mengatakan, pihak RSHJ tidak pernah mendiagnosis bahwa Raudiah merupakan
pasien dengan hamil kembar.
"Kami mengatakan bahwa tidak ada penegakan diagnosis gemeli (hamil kembar), indikasi
gemeli di RS Harapan Jayakarta," kata Hermawan di RS tersebut, Jumat siang.
Pihaknya mengaku tidak bertanggung jawab dengan hasil diagnosis USG kehamilan kembar
Raudiah dari rumah sakit lain.
Hermawan juga menyatakan bahwa USG itu bukan alat hukum yang bisa dipercaya 100
persen. RSHJ menyatakan, Raudiah hamil tunggal.

Anda mungkin juga menyukai