Anda di halaman 1dari 33

RANGKUMAN

AKUNTANSI PEMERINTAH 1

CLOVIUS 3-31

Penyusun :
1. Matsna Ulya Farihati
2. Rama Tri Sakria
3. Sayyidah Jamilah
Pertemuan 9
SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH DAERAH (SAPD)
A. Pengertian
Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah (SAPD) adalah rangkaian sistematik dari prosedur,
penyelenggara, peralatan, dan elemen lain untuk mewujudkan fungsi akuntansi sejak analisis transaksi
sampai dengan pelaporan keuangan di lingkungan organisasi pemerintah daerah. Sistem akuntansi
pemerintah sekurang-kurangnya mengatur :
- Format laporan keuangan
- Posedur akuntansi
- Bagan akun standar
- Jurnal standar
- Dokumen transaksi yang digunakan

Tiga komponen laporan keuangan yang dihasilkan langsung dari proses penjurnalan transaksi
:
- LRA
- LO
- Neraca
Adapun LAK, LPE, LP-SAL, dihasilkan melalui analisis dari neraca. Sedangkan CaLK merupakan
penjelasan rinci atas komponen-komponen laporan keuangan.
B. Struktur SAPD
SAPD dikelompokkan ke dalam dua sub sistem pokok :
1. Sistem Akuntansi Satuan Kerja Perangkat Daerah (SA-SKPD)
SKPD merupakan entitas akuntansi yang menyusun laporan keuangan yang terdiri dari LRA, LO,
LPE, Neraca, dan CaLK. Laporan keuangan tersebut disampaikan kepada kepal daerah melalui
PPKD
2. Sistem Akuntansi Pejabat Pengelola Keuangan Daerah
a. SA-PPKD sebagai pengguna anggaran (entitas akuntansi)
Laporan keuangan yang dihasilkan : LRA, LO, LPE, Neraca, CaLK
b. SA-Konsolidator sebagai wakil pemda (entitas pelaporan)
Mencatat transaksi resiprokal antara SKPD dan PPKD (selaku BUD) dan melakukan konsolidasi
seluruh laporan keuangan SKPD dan PPKD menjadi laporan keuangan di tingkat pemda.
Laporan keuangan (konsolidasi) terdiri dari LRA, LP-SAL (opsional), LO, LPE, Neraca, LAK, CaLK

C. Pihak-pihak Terkait
Pihak-pihat terkait dalam penyelenggaraan SAP-SKPD terdiri dari :
1. Pejabat Penatausahaan Keuangan SKPD (PPK-SKPD)  menyelenggarakan akuntansi dan
penyusunan laporan keuangan SKPD
2. Bendahara Penerimaan SKPD
3. Bendahara Pengeluaran SKPD
4. Pengurus Barang
5. Penyimpan Barang
6. Kepala SKPD (Pengguna Anggaran)
Adapun pihak-pihak terkait dalam penyelenggaraan SAP-PPKD terdiri dari :
1. Pejabat Penatausahaan Keuangan Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah (PPK-SKPKD)
2. BUD/Kuasa BUD
3. Bendahara Pengeluaran PPKD
4. PPKD
5. Kepala SKPD

D. Sistem Pembukuan
Sistem pembukuan dibagi ke dalam dua sub sistem :
1. Sub-sitem Akuntansi Finansial/Keuangan
Transaksi basis akrual  LO & Neraca
2. Sub-sistem Akuntansi Pelaksanaan Anggaran
Transaksi basis kas  LRA
*akun Estimasi Perubahan SAL sebagai akun transitoris.

Bagan Alir Penggabungan Laporan Keuangan SKPD dan PPKD menjadi Laporan Keuangan di
Tingkat Pemerintah Daerah
Entitas Akuntansi
Neraca

LO
Satker

LRA

CALK

Neraca Neraca LAK


Pemda

LO LO LPE
Pemda
PPKD

LRA LRA
SAL
Pemda
CALK CALK
Pertemuan 10-11
AKUNTANSI SKPD
A. Sistem Akuntansi SKPD
 SKPD  pengguna anggaran
 Dapat berbentuk dinas, badan, atau kantor
 Aliran kas masuk ke pengguna anggaran yang berasal dari pendapatan daerah harus disetorkan
ke Kas Daerah (Kasda)  saldo akhir di Bendahara Penerimaan = Rp 0
 Belanja SKPD
- Langsung (LS), oleh BUD
- UP/TUP/GU, oleh Bendahara Pengeluaran SKPD
 Hubungan SKPD dengan PPKD
- Aspek hubungan keuangan
Hubungan SKPD dan PPKD dipandang sebagai hubungan antara kantor pusat (PPKD) dan
kantor cabang (SKPD). Setiap SKPD menggunakan akun Rekening Koran PPKD (RK-PPKD),
demkian juga PPKD menggunakan akun Rekening Koran SKPD (RK-SKPD)
- Aspek pertanggungjawaban plaksanaan anggaran
Hubungan antara SKPD dan PPKD sebagai entitas yang mandiri  SKPD dan PPKD menyusun
laporan keuangannya masing-masing

B. Struktur Anggaran SKPD


Transaksi pelaksanaan anggaran yang terjadi di SKPD sudah dianggarkan di dalam dokumen
pelaksanaan anggaran (DPA) SKPD. Penganggaran pendapatan dan belanja yang tidak dianggarkan
di dalam DPA PPKD akan dianggarkan di dalam DPA SKPD. Struktur anggaran SKPD sebagaimana
tertuang dalam DPA SKPD umumnya terdiri dari :
1. Anggaran Pendapatan Asli Daerah (PAD)
2. Anggaran Belanja Tidak Langsung  Belanja Pegawai (gaji dan tunjangan)
3. Anggaran Belanja Langsung  Belanja Pegawai, Belanja Barang dan Jasa, Belanja Modal
Tidak semua SKPD memiliki kewenangan untuk memungut pendapatan pajak/retribusi.
Kewenangan memungut PAD berupa pajak daerah berda pada SKPKD sedangkan SKPD tertentu
memiliki kewenangan untuk memungut retribusi  tidak semua SKPD memiliki Bendahara Penenrimaan.
No.
Uraian Jumlah
Urut
1 PENDAPATAN
1.1. Pendapatan Asli Daerah
2 BELANJA (2.1 + 2.2.) XXX
2.1 BELANJA TIDAK LANGSUNG :
2.1.1. Belanja Pegawai
2.2. BELANJA LANGSUNG :
2.2.1 Belanja Pegawai XXX
2.2.2 Belanja Barang dan Jasa XXX
2.2.3 Belanja Modal XXX
Total Belanja XXX
SURPLUS/DEFISIT (1-2) XXX

C. Jurnal Standar Akuntansi SKPD


1. Jurnal Anggaran SKPD

Estimasi Pendapatan xxx


Estimasi Perubahan SAL* xxx
Apropriasi Belanja xxx

2. Jurnal Transaksi Pendapatan SKPD


a. Pendapatan LRA

Estimasi Perubahan SAL xxx


Pendapatan – LRA xxx

b. Pendapatan LO
1) Pendapatan dengan Surat Ketetapan
Pendapatan baru akan ditagih setelah Pemda menerbitkan surat ketetapan (SKP/SKR)
Piutang Pendapatan xxx
Pendapatan – LO xxx
Pada saat diterimanya kas dari piutang pendapatan tsb
Kas di Bendahara Penerimaan xxx
Piutang Pendapatan xxx

Pada saat kas tsb disetorkan ke Kasda


RK-PPKD xxx
Kas di Bendahara Penerimaan xxx

Jurnal Alternatif
Pada saat Pemda menerbitkan SKP/SKR boleh saja pendapatan belum dicatat dalam
buku jurnal dan jurnalnya baru dibuat saat kas diterima oleh Bendahara Penerimaan atau
pada saat telah disetor ke Kasda.
Jurnal pada saat kas telah diterima oleh Bendahara Penerimaan
Kas di Bendahara Penerimaan xxx
Pendapatan – LO xxx

Jurnal pada saat kas disetor ke Kasda, berdasarkan bukti setor (STS)
RK-PPKD xxx
Kas di Bendahara Penerimaan xxx

Atau, jika dijurnal sekali saja pada saat disetor ke Kasda


RK-PPKD xxx
Pendapatan – LO xxx

Apabila pendapatan – LO baru dicatat ketika pembayarannya telah diterima oleh


Bendahara Penerimaan/disetor ke Kasda, jika masih terdapat SKP/SKR yang sudah
diterbitkan namun sampai dengan akhir tahun belum diterima pembayarannya harus
dibuat jurnal penyesuian
Piutang Pendapatan xxx
Pendapatan – LO xxx

2) Pendapatan tanpa melalui Surat Ketetapan


Contoh pendapatan yang diterima tanpa melalui penerbitan SKP/SKR : pendapatan jasa
giro/bunga, pendapatan retribusi objek wisata, dsb.
Jurnal yang dibuat saat kas diterima oleh Bendahara Penerimaan :
Kas di Bendahara Penerimaan xxx
Pendapatan – LO xxx

Jurnal pada saat kas disetor ke Kasda, berdasarkan bukti setor (STS)
RK-PPKD xxx
Kas di Bendahara Penerimaan xxx

Jurnal Alternatif
Jurnal dibuat saat kas disetor ke Kasda
RK-PPKD xxx
Pendapatan – LO xxx

3. Jurnal Transaksi Belanja SKPD


a. Belanja yang dibayar secara LS
Diakui setelah SKPD menerima SP2D-LS dari BUD/Kuasa BUD
Belanja xxx
Estimasi Perubahan SAL xxx

b. Belanja yang dibayar oleh Bendahara Pengeluaran (UP/TU/GU)


Diakui setelah SPJ belanja tsb disetujui/disahkan oleh PA/KPA
Belanja xxx
Estimasi Perubahan SAL xxx

Perbedaan pencatatan belanja LS dengan UP/TU/GU hanya terletak pada saat


pengakuan/pencatatannya.

4. Jurnal Transaksi Beban


a. Beban berupa belanja
1) Beban dibayar secara LS
Beban (selain belanja modal) xxx
RK-PPKD xxx

2) Beban dibayar oleh Bendahara Pengeluaran


Jurnal saat diterima SP2D-UP/SP2D-TU
Kas di Bendahara Pengeluaran xxx
RK-PPKD xxx

Jurnal saat SPJ pembayaran belanja disahkan oleh PA/KPA


Beban (selain belanja modal) xxx
Kas di Bendahara Pengeluaran xxx

Jurnal saat mnerima SP2D-GU


Kas di Bendahara Pengeluaran xxx
RK-PPKD xxx

Jurnal saat sisa dana TU/UP disetorkan kembali ke Kasda


RK-PPKD xxx
Kas di Bendahara Pengeluaran xxx

Jika yang terjadi adalah belanja modal, maka langsung dicatat ke akun Asetnya.
Jurnalnya adalah sbb :
Aset Tetap (sesuai jenis asetnya) xxx
RK-PPKD/Kas di Bendahara Pengeluaran xxx

b. Utang beban dan beban dibayar di muka


1) Utang Beban
Beban/Aset Tetap xxx
Utang beban xxx

2) Beban dibayar dimuka


Beban dibayar dimuka xxx
Beban xxx

c. Beban berupa konsumsi aset


1) Jurnal saat pembelian persediaan
Beban Persediaan xxx
RK-PPKD/Kas di Bendahara Pengeluaran xxx

2) Jurnal penyesuaian pada akhir tahun


Misal :
saldo persediaan awal tahun Rp 4.000.000
saldo persediaan akhir tahun Rp 1.500.000
 Jika tidak dibuat jurnal pembalik di awal tahun  saldo persediaan awal tahun –
saldo persediaan akhir tahun

Beban Persediaan 2.500.000


Persediaan 2.500.000

 Jika dibuat jurnal pembalik di awal tahun  nilai persediaan akhir berdasarkan hasil
invntarisasi

Persediaan 1.500.000
Beban Persediaan 1.500.000

d. Beban penyisihan piutang tak tertagih


1) Jurnal penyesuaian akhir tahun untuk menyisihkan piutang
Beban Penyisihan Piutang Tak Tertagih xxx
Penyisihan Piutang Tak Tertagih xxx

2) Jurnal penghapusan piutang yang sebelumya telah dibentuk penyisihan piutang tak
tertagih
Penyisihan Piutang Tak Tertagih xxx
Piutang xxx

Apabila saldo “Penyisihan Piutang Tak Tertagih” jumlahnya lebih kecil daripada piutang
yang dihapuskan, maka jurnalnya :
Penyisihan Piutang Tak Tertagih xxx
Beban/Kerugian Piutang Tak Tertagih xxx
Piutang xxx
3) Jurnal penghapusan piutang yang sebelumnya belum dibentuk penyisihan piutang tak
tertagih
Beban/Kerugian Piutang Tak Tertagih xxx
Piutang xxx

e. Beban penyusutan aset tetap


Beban Penyusutan Aset Tetap xxx
Akumulasi Penyusutan Aset Tetap xxx

5. Jurnal Koreksi Kesalahan Pendapatan-LRA/Pendapatan-LO


a. Koreksi atas kesalahan yang berulang
Koreksi atas kesalahan yang berulang maksudnya adalah korekasi atas kelebihan
penerimaan pendapatan yang sering terjadi. Jurnal koreksi untuk kesalahan tahun berjalan
maupun dari tahun sebelumnya sama, yaitu sbb :
Jurnal Finansial
Pendapatan-LRA xxx
Estimasi Perubahan SAL xxx
Jurnal Anggaran
Pendapatan-LO xxx
RK-PPKD xxx

b. Koreksi atas kesalahan yang tidak berulang


Jurnal koreksi pada tahun berjalan sama dengan jurnal koreksi atas kesalahan yang berulang,
sedangkan koreksi atas kesalahan yang berasal dari tahun sebelumnya tidak dijurnal.

6. Jurnal Koreksi Kesalahan Belanja/Beban


a. Koreksi atas kesalahan yang terjadi pada tahun berjalan
Jurnal berlaku untuk kesalahan yang terjadi pada periode sebelumnya, namun koreksinya
dilakukan sebelum laporan keuangan tahun berkenaan diterbitkan.
Jurnal Finansial
RK-PPKD xxx*
Beban xxx
Jurnal Anggaran
Estimasi Perubahan SAL xxx*
Belanja xxx

*jumlah yang dicatat adalah sebesar kelebihan belanja yang dsetorkan kembali ke Kasda

b. Koreksi atas kesalahan yang berasal dari tahun sebelumnya


Koreksi atas kesalahan yang terjadi pada periode sebelumnya dimana laporan keuangan
tahun berkenaan sudah diterbitkan

Jurnal Anggaran
Estimasi Perubahan SAL xxx
Lain-lain Pendapatan-LRA (PAD) xxx

Jurnal Finansial
RK-PPKD xxx
Lain-lain Pendapatan-LO (PAD) xxx
Pertemuan 12-13
AKUNTANSI SKPD
A. AKUNTANSI ASET LANCAR
Aset lancar pada neraca SKPD dapat mencakup akun-akun berikut:
1. Kas di Bendahara Penerimaan
2. Kas di Bendahara Pengeluaran
3. Piutang
4. Penyisihan Piutang Tak Tertagih (contra account atas piutang)
5. Persediaan
6. Beban Dibayar Dimuka
1. Kas di Bendahara Penerimaan
 Terkait dengan transaksi penerimaan pendapatan oleh bendahara penerimaan SKPD dan
penyetorannya ke Kasda.
 Akun “Kas di Bendahara Penerimaan” pada neraca akhir tahun umumnya menunjukkan
saldo nihil karena pendapatan yang diterima SKPD harus segera disetor ke Kasda paling
lambat satu hari kerja, kecuali jika terdapat penerimaan pendapatan pada tanggal 31
Desember yang tidak sempat disetor ke Kasda.

2. Kas di Bendahara Pengeluaran


 Terkait dengan transaksi pembayaran belanja oleh bendahara pengeluaran SKPD dengan
menggunakan UP/GU/TU dan penyetoran sisa UP/TU ke Kasda.
 Akun “Kas di Bendahara Pengeluaran” pada neraca akhir tahun umumnya menunjukkan
saldo nihil karena sisa UP di bendahara pengeluaran umumnya harus segera disetor ke
Kasda paling lambat akhir tahun anggaran.
 Jika pada neraca akhir tahun akun “Kas di Bendahara Pengeluaran” masih memiliki saldo, hal
ini kemungkinan berasal dari sisa UP/TU yang belum disetor ke Kasda, ataupun uang
pemotongan PPh/PPN yang belum disetor ke Kas Negara.

3. Piutang
 Terkait dengan transaksi pendapatan, yaitu pada saat pengakuan pendapatan yang sudah
menjadi hak pemda/SKPD dan saat penerimaan pembayarannya.
 Apabila pada neraca akhir tahun terdapat saldo pada akun “Piutang”, hal ini berarti SKPD
memiliki tagihan pendapatan yang sudah menjadi hak pemda/SKPD namun masih belum
diterima pembayarannya.
4. Penyisihan Piutang Tak Tertagih
 Terkait dengan jurnal transaksi beban pengakuan penyisihan piutang dan penghapusan
piutang.

5. Persediaan
 Terkait dengan jurnal transaksi beban/belanja persediaan dan jurnal penyesuaian persediaan
yang terpakai/tersisa.

6. Beban Dibayar Dimuka


 Terkait dengan jurnal transaksi beban/belanja dibayar di muka dan penyesuaiannya di akhir
tahun.
B. AKUNTANSI ASET TETAP
1. Perolehan Aset Tetap
a) Apabila aset tetap diperoleh dengan cara membeli atau membangun, maka akan terjadi realisasi
belanja modal sehingga jurnal yang dibuat adalah sbb:

Subsistem Akuntansi Pelaksanaan Anggaran (LRA)


Belanja Modal xxx
Estimasi Perubahan SAL xxx

Subsistem Akuntansi Keuangan (Neraca)


Aset Tetap (sesuai jenisnya) xxx
RK-PPKD atau Kas di Bendahara Pengeluaran xxx

b) Apabila aset tetap diperoleh dari hibah, maka jurnal yang dibuat hanya di subsistem akuntansi
keuangan sbb:

Aset Tetap (sesuai jenisnya) xxx


Pendapatan Hibah-LO xxx

c) Apabila sebuah SKPD menerima transfer aset tetap dari SKPD lain pada pemda yang sama, maka
jurnal yang dibuat hanya di subsistem akuntansi keuangan sbb:

SKPD yang melakukan transfer


Ekuitas xxx
Akumulasi Penyusutan xxx
Aset Tetap (misal: kendaraan) xxx

SKPD yang menerima transfer


Aset Tetap (misal: kendaraan) xxxx
Akumulasi Penyusutan xxx
Ekuitas xxx

2. Penyusutan Aset Tetap


Penyusutan aset tetap biasanya hanya dicatat sekali di akhir tahun melalui jurnal penyesuaian, dengan jurnal sbb:

Beban Penyusutan Aset Tetap xxx


Akumulasi Penyusutan – Aset Tetap xxx

3. Biaya yang dikeluarkan setelah perolehan aset tetap


a) Transaksi pembayaran belanja pemeliharan ini tidak akan menambah nilai aset yang bersangkutan,
akan tetapi hanya dicatat/dilaporkan sebagai belanja/beban barang dan jasa dengan jurnal sbb:

Subsistem Akuntansi Pelaksanaan Anggaran (LRA)


Belanja Pemeliharaan xxx
RK-PPKD atau Kas di Bendahara Pengeluaran* xxx

*tergantung cara pembayarannya


b) Perbaikan atau renovasi aset tetap yang sifatnya tidak rutin akan dikapitalisasi (menambah nilai aset
tetap yang bersangkutan) dengan syarat:
(1) nilainya melebihi batas minimal kapitalisasi; (2) menambah masa manfaat atau meningkatkan nilai
ekonomis/kapasitas dari aset yang bersangkutan.
Transaksi pembayaran biaya perbaikan/renovasi ini akan dicatat dengan jurnal sbb:

Subsistem Akuntansi Pelaksanaan Anggaran (LRA)


Belanja Modal xxx
Estimasi Perubahan SAL xxx
Subsistem Akuntansi Keuangan (Neraca)
Aset Tetap (sesuai jenisnya) xxx
RK-PPKD atau Kas di Bendahara Pengeluaran* xxx

*tergantung cara pembayarannya

4). Penghapusan aset tetap


Aset tetap akan dihapuskan dengan alasan rusak berat, hilang, atau alasan lainnya sehingga dapat dihapuskan.
Jurnal penghapusan aset tetap dibuat berdasarkan bukti berupa SK Kepala Daerah (atau pejabat yang
berwenang) tentang penghapusan aset dan berita acara penghapusan.
Jika aset tetap yang dihapuskan tidak dapat dijual, jurnal yang dibuat adalah sbb:

Akumulasi Penyusutan xxx


Kerugian Penghapusan Aset Tetap* xxx
Aset Tetap (sesuai jenis aset yang dihapuskan) xxx

Jika aset tetap yang dihapuskan dapat dijual, jurnal yang dibuat adalah sbb.:

Subsistem Akuntansi Pelaksanaan Anggaran (LRA)


Estimasi Perubahan SAL xxx
Pendapatan Lain-Lain (PAD)-LRA xxx
Subsistem Akuntansi Keuangan (Neraca dan LO)
Kas di Bendahara Pengeluaran/Penerimaan xxx
Akumulasi Penyusutan xxx
Defisit Penjualan Aset Tetap xxx
Aset Tetap (sesuai jenis aset yang dihapuskan) xxx

Jurnal penyetoran hasil penjualan aset ke Kada:

RK-PPKD xxx
Kas di Bendahara Pengeluaran/Penerimaan xxx

c. Jurnal Transaksi Aset Lainnya


1) Jurnal untuk mencatat perolehan aset tak berwujud sama seperti jurnal peroleh aset tetap, yaitu:

Subsistem Akuntansi Pelaksanaan Anggaran (LRA)


Belanja Modal xxx
Estimasi Perubahan SAL xxx
Subsistem Akuntansi Keuangan (Neraca)
Aset Tak Berwujud xxx
RK-PPKD atau Kas di Bendahara Pengeluaran xxx
Aset tak berwujud tidak disusutkan, namun langsung dihapuskan jika sudah tidak memberikan manfaat lagi, dengan
jurnal:

Subsistem Akuntansi Keuangan (LO dan Neraca)


Kerugian Penghapusan Aset Lainnya xxx
Aset Tak Berwujud xxx

2) Jurnal untuk mencatat reklasifikasi aset tetap yang tidak dapat digunakan lagi ke aset lainnya adalah sbb:

Subsistem Akuntansi Keuangan (Neraca)


Akumulasi Penyusutan xxx
Aset Lainnya * xxx
Aset Tetap (sesuai jenis aset yang dihapuskan) xxx

Selanjutnya, bila aset lainnya yang berupa aset tetap tersebut dihapuskan akan dijurnal sbb:
(1) Jika aset yang dihapuskan tsb tidak dapat dijual, jurnal yang dibuat adalah sbb:

Kerugian Penghapusan Aset Lainnya xxx


Aset Lainnya xxx

(2) Jika aset yang dihapuskan tsb dapat dijual, jurnal yang dibuat adalah sbb:

Subsistem Akuntansi Pelaksanaan Anggaran (LRA)


Estimasi Perubahan SAL xxx
Pendapatan Lain-Lain (PAD)-LRA* xxx
*) hasil penjualan aset yang dihapuskan

Subsistem Akuntansi Keuangan (LO dan Neraca)


Kas di Bendahara Penerimaan/Bendahara Pengeluran xxx
Defisit Penjualan Aset Lainnya* xxx
Aset Lainnya xxx
Jurnal penyetoran hasil penjualan aset ke Kada:
RK-PPKD xxx
Kas di Bendahara Pengeluaran/Penerimaan xxx

C. AKUNTANSI KEWAJIBAN
Kewajiban (utang) yang mungkin muncul di neraca SKPD adalah kewajiban jangka pendek, antara lain adalah
utang belanja, utang PPH/PPN. Berikut ini akan diuraikan contoh transaksi kewajiban di SKPD.
a. Jurnal pengakuan utang belanja umumnya dibuat melalui jurnal penyesuaian akhir tahun, yaitu untuk mengakui
belanja barang atau jasa yang sudah diterima/dinikmati pemda/SKPD namun belum dibayar hingga akhir tahun.
Jurnal yang dibuat adalah sbb.:
 Subsistem Akuntansi Keuangan (LO dan Neraca)
Beban…. xxx
Utang Beban xxx
Selanjutnya, jika utang tsb dibayar pada tahun anggaran berikut, jurnal yang dibuat adalah:
 Subsistem Akuntansi Pelaksanaan Anggaran (LRA)
Belanja… xxx
Estimasi Perubahan SAL xxx
 Subsistem Akuntansi Keuangan (Neraca)
Utang Beban… xxx
RK-PPKD atau Kas di Bendahara Pengeluaran xxx
b. Jurnal yang terkait dengan pemotongan PPh/PPN dari pembayaran belanja yang dibayar oleh bendahara
pengeluaran (dengan menggunakan UP/TU).
Jurnal yang dibuat pada saat memotong/memungut PPh/PPN adalah sbb.:
 Subsistem Akuntansi Keuangan (Neraca)
Kas di Bendahara Pengeluaran xxx
Utang PPh.. xxx
Utang PPN xxx
Jurnal penyetoran uang PPh/PPN ke Kas Negara, berdasarkan bukti berupa SSP (Surat Setoran Pajak) adalah sbb.:
 Subsistem Akuntansi Keuangan (Neraca)
Utang PPh.. xxx
Utang PPN xxx
Kas di Bendahara Pengeluaran xxx

D. AKUNTANSI EKUITAS
 Akun Ekuitas yang dilaporkan di neraca mencerminkan hak residual pemda/SKPD.
 Jurnal yang terkait dengan akun ekuitas umumnya dilakukan pada saat membuat jurnal penutup
pada akhir tahun, yaitu untuk menutup akun ’Pendapatan-LO’ dan ’Beban’.
 Jurnal untuk menutup akun-akun Pendapatan-LO dan Beban terlebih dahulu akan ditutup ke akun
’Surplus/Defisit-LO, sbb:
Pendapatan-LO xxx
Surplus/Defisit-LO* xxx
Beban xxx
*Jika jumlah total beban lebih besar dari total pendapatan, maka selisihnya merupakan defisit yang dicatat ke akun
‘Surplus/Defisit-LO’ di debit.

 SKPD pada umumnya akan melaporkan defisit karena mereka lebih bersifat cost center. Akun surplus/defisit
non-operasional dan pos luar biasa juga pada akhirnya akan ditutup ke akun ’Ekuitas’.
 Melanjutkan jurnal di atas, selanjutnya akun Surplus/Defisit-LO dan RK-PPKD akan ditutup ke akun Ekuitas,
dengan jurnal sbb.:
RK-PPKD xxx
Surplus/Defisit-LO xxx
Ekuitas xxx
*Jurnal pada Modul di ralat dengan jurnal di atas
Pertemuan 14
Akuntansi pada PPKD
1. Jurnal Anggaran PPKD
Mencatat data anggaran PPKD berdasarkan dokumen pelaksanaan anggaran PPKD (DPA-
PPKD).
Jurnalnya :
Estimasi Pendapatan xxx
Estimasi Penerimaan pembiayaan xxx
Apropriasi Belanja xxx
Apropriasi Pengeluaran Pembiayaan xxx
Estimasi Perubahan SAL xxx

*) Keterangan:
Akun Estimasi Perubahan SAL dicatat di sisi kredit apabila anggaran PPKD menunjukkan surplus/SILPA
positif, atau jika total jumlah anggaran pendapatan dan angaran penerimaan pembiayaan lebih besar
dari total jumlah anggaran belanja dan pengeluaran pembiayaan.

2. Jurnal Transaksi Pendapatan PPKD


Pendapatan akan dilaporkan di dalam dua jenis laporan yaitu LRA dan LO. Pendapatan yang
akan dilaporkan di LRA, disebut ‘Pendapatan-LRA’, akan dicatat dengan basis kas, sedangkan
pendapatan yang akan dilaporkan di LO, disebut ‘Pendapatan-LO’, akan dicatat dengan basis
akrual. oleh karena itu, pada baglan ini akan dibedakan bagaimana teknis pencatatan untuk
kedua tipe pendapatan tsb.
a. Jurnal Transaksi Pendapatan-LRA
Pendapatan-LRA diakui pada saat kas telah diterima di rekening Kas Daerah (Kasda).
Berdasarkan bukti penerimaan (nota kredit/rekening koran/bukti penerimaan lainnya yg sah),
jurnal yang dibuat adalah :

Jurnalnya :
Estimasi Perubahan SAL xxx
Pendapatan-LRA xxx xxx

b. Jurnal Transaksi Pendapatan-LO


Jurnal untuk mencatat Pendapatan-LO, yang diakui dengan basis akrual, tergantung dari
prosedur pemungutan pendapatannya itu sendiri, apakah didahului dengan penerbitan surat
ketetapan atau tidak.
l) Pendapatan dengan surat ketetapan
Surat ketetapan, seperti Keppres tentang DAU, Surat Keputusan Menteri Keuangan tentang
DBH/DAK, dan sebagainya.
Jurnalnya :
Piutang Pendapatan xxx
Pendapatan-LO xxx xxx

Selanjutnya, pada saat diterimanya kas dari piutang pendapatan tsb (berdasarkan bukti
penerimaan) akan dicatat dengan jurnal:

Jurnalnya :
Kas di Kas Daerah xxx
Piutang Pendapatan xxx xxx
Jurnal Alternatif
Untuk pertimbangan praktisnya, pada saat pemda boleh mencatat pendapatan tersebut ketika
sudah diterima di rekening Kasda dengan jurnal sbb :

Jurnalnya :
Kas di Kas Daerah xxx
Pendapatan-LO xxx xxx

Selanjutnya, untuk mengakui pendapatan yang sudah menjadi hak pemda namun belum diterima
pembayarannya hingga akhir tahun, maka pada akhir tahun yang bersangkutan harus dibuatkan
jurnal penyesuaian untuk mengakui piutang pendapatan, sbb :

Jurnalnya :
Piutang Pendapatan xxx
Pendapatan-LO xxx xxx

2) Pendapatan tanpa melalui surat penetapan


Seperti pendapatan jasa giro/bunga yang tidak melalui surat ketetapan, jurnal ini dibuat ketika
kas telah diterima di rekening Kasda.

Jurnalnya :
Kas di Kas Daerah xxx
Pendapatan-LO xxx xxx

3. Jurnal Transaksi Belanja


Cara pencatatan jurnal dan saat pengakuan belanja tergantung dari cara pembayarannya itu
sendiri, yang bisa dibayarkan secara LS atau menggunakan UP/GU/TU.
a. Belanja yang dibayara secara LS
Belanja yang dibayar secara LS akan dicatat setelah kas dibayarkan dari rekening Kasda,
berdasarkan bukti berupa SP2D-LS akan dibuat jurnal sbb.

Jurnalnya :
Belanja….. xxx
Estimasi Perubahan SAL xxx xxx

b. Belanja yang dibayar oleh bendahara pengeluaran PPKD


Jurnal yang dibuat untuk mencatat pembayaran beranja yang dibayarkan dari UP tersebut
dilakukan setelah SPJ belanja disahkan oleh PPKD, dengan jurnal sbb.

Jurnalnya :
Belanja….. xxx
Estimasi Perubahan SAL xxx xxx

4. Jurnal Transaksi Beban


Beban yang akan dilaporkan pada LO-PPKD tidak termasuk beban konsumsi aset ataupun
penyusutan aset tetap seperti yang terjadi pada akuntansi SKPD, hal tersebut dikarenakan
bahwa di dalam transaksi akuntansi PPKD tidak terdapat transaksi belanja langsung seperti
pembelian persediaan maupun pembelian aset tetap (belanja modal), sehingga di dalam
Neraca PPKD tidak akan terdapat akun persediaan maupun aset tetap.
a. Beban berupa belanja
Semua belanja yang dicatat/dilaporkan di LRA-PPKD adalah belanja tidak langsung yang
dibayarkan pada tahun berjalan.
1) Beban dibayar secara LS
Berdasarkan SP2D-LS ,ntuk pembayaran belanja tidak langsung, PPKD akan menjurnal sbb.

Jurnalnya :
Beban….. xxx
Kas di Kas Daerah xxx

2) Beban dibayar oleh bendahara pengeluaran ppKD


a. Pada saat SP2D-UP untuk pembayaran belanja tsb diterbitkan jurnal yang dibuat adalah:

Jurnalnya :
Kas di Bendahara Pengeluaran-PPKD xxx
Kas di Kas Daerah xxx

b. Selanjutnya, pada saat SPJ pembayaran belanja disahkan oleh PPKD selaku PA, jurnal yang
dibuat adalah :

Jurnalnya :
Beban (selain belanja modal) xxx
Kas di Bendahara Pengeluaran-PPKD xxx

c. Saat menerima SP2D-GU, jurnal yang dibuat adalah sama seperti ketika menerima SP2D-UP,
yaitu :
Jurnalnya :
Kas di Bendahara Pengeluaran-PPKD xxx
Kas di Kas Daerah xxx

(d) Saat sisa dana UP disetorkan kembali ke penyetoran, jurnal yang buat adalah :

Jurnalnya :
Kas di Kas Daerah xxx
Kas di Bendahara Pengeluaran-PPKD xxx

3. Utang Beban
Apabila terdapat belanja yang sudah terjadi atau sudah menjadi kewajiban pemda, namun
belum dilakukan pembayarannya hingga akhir tahun, maka diakui adanya utang beban.

Jurnalnya :
Beban… xxx
Utang Beban… xxx

b. Beban berupa penyisihan piutang tak tertagih

Jurnalnya :
Beban Penyisihan Piutang Tak Tertagih xxx
Penyisihan piutang Tak Tertagih xxx

Apabila di dalam Neraca saldo akhir tahun sebelum jurnal penyesuaian dibuat sudah terdapat
saldo akun Penyisihan Piutang Tak Tertagih, maka jumlah penyisihan piutang tak tertagih yang
akan dicatat di dalam jurnal penyesuaian akhir tahun harus dikurangi dengan saldo sebelum
penyesuaian.

5. Jurnal Transaksi.Pembiayaan
Transaksi pembiayaan akan berpengaruh terhadap LRA dan Neraca, tetapi tidak berpengaruh
terhadap LO. Jurnal transaksi pembiayaan akan dicatat dalam dua sub-sistem sbb.
a. Sub-sistem akuntansi keuangan
Transaksi penerimaan pembiayaan berupa penarikan pinjaman jangka panjang akan dicatat
dengan jurnal berikut :

Jurnalnya :
Kas di Kas Daerah xxx
Utang Jangka Panjang xxx

contoh lain, transaksi pengeluaran pembiayaan berupa investasi jangka panjang-penanaman


modal di BUMD, akan dicatat dengan jurnal berikut :

Jurnalnya :
Investasi Jangka Panjang xxx
Kas di Kas Daerah xxx

b. Sub-sistem akuntansi pelaksanaan anggaran


sub-sistem ini akan mencatat transaksi pembiayaan yang terkait dengan akun-akun LRA. contoh
transaksi penarikan pinjaman jangka panjang.

Jurnalnya :
Estimasi Perubahan SAL xxx
Penerimaan Pembiayaan-Penarikan Pinjaman xxx

Contoh lain, Transaksi pengeluaran pembiayaan berupa investasi jangka panjang-penanarnan


modal di BUMD, akan dicatat dengan jurnal berikut :

Jurnalnya :
Pengeluaran Pembiayaan-Penanaman Modal pada BUMD xxx
Estimasi Perubahan SAL xxx

6. Jurnal Koreksi Kesalahan Pendapatan-LRA / Pendapatan-LO


Kesalahan pendapatan yang berulang umumnya terjadi karena pemungutan pajak yang bersifat
self assessment. Pemungutan pajak umumnya menjadi transaksi SKPD karena dianggarkan di
dalam DPA-SKPD (DPA-SKPKD selaku SKPD).
a. Koreksi atas kesalahan pada tahun berjalan
1. Sub-sistem akuntansi pelaksanaan anggaran (Pendapatan-LRA)

Jurnalnya :
Pendapatan-LRA xxx
Estimasi Perubahan SAL xxx
2. Sub-sistem akuntansi keuangan (Pendapatan-LO)

Jurnalnya :
Pendapatan-LO xxx
Kas di Kas Daerah xxx

Keterangan :
Jurnal di atas berlaku untuk kesalahan yang terjadi pada periode sebelumnya, namun koreksinya
dilakukan sebelum laporan keuangan tahun berkenaan diterbitkan.

b. Koreksi atas kesalahan yang berasal dari tahun sebelumnya


Apabila pengembalian kelebihan penerimaan pendapatan tersebut berasal dari pendapatan
yang diterima tahun sebelumnya, dan laporan keuangan tahun anggaran sebelumnya tersebut
telah diterbitkan.
1. Sub-sistem akuntansi pelaksanaan anggaran (Pendapatan-LRA)

Jurnalnya :
Belanja Tak Terduga xxx
Estimasi Perubahan SAL xxx

2. Sub-sistem akuntansi keuangan (Pendapatan-LO)

Jurnalnya :
Beban Tak Terduga xxx
Kas di Kas Daerah xxx

7.Jurnal Koreksi Kesalahan Belanja / Beban


a) Koreksi atas kesalahan belanja/beban yang terjadi pada tahun berjalan
Sub-sistem akuntansi pelaksanaan anggaran (Belanja-LRA) akan
1. Sub-sistem akuntansi pelaksanaan anggaran (LRA)

Jurnalnya :
Estimasi Perubahan SAL xxx
Belanja xxx

2. Sub-sistem akuntansi keuangan (LO)

Jurnalnya :
Kas di Kas Daerah xxx
Beban xxx

Keterangan :
Jumlah yang dicatat pada jurnal di atas adalah sebesar kelebihan belanjacyang diterima kembali oleh
pemda/PPKD. Jurnal di atas berlaku untuk kesalahan yang berasal dari tahun sebelumnya, namun
koreksinya dilakukan sebelum laporan keuangan tahun berkenaan diterbitkan.

b) Koreksi atas kesalahan yang berasal dari tahun sebelumnya


1. Sub-sistem akuntansi pelaksanaan anggaran (LRA)

Jurnalnya :
Estimasi Perubahan SAL xxx
Lain-lain Pendapatan-LRA (PAD) xxx
2. Sub-sistem akuntansi keuangan (LO)

Jurnalnya :
Kas di Kas Daerah xxx
Lain-lain Pendapatan-LO (PAD) xxx

8.Jurnal Standar Transaksi Aset

Di Neraca PPKD tidak terdapat akun persediaan dan asset tetap (akun tersebut terdapat pada
neraca SKPD).
a. Transaksi lnvestasi
1) Investasi jangka pendek
Jurnalnya :
Investasi Jangka pendek xxx
Kas di Kas Daerah xxx

Pada saat menerima pendapatan dari investasi jangka pendek, dengan bukti misalnya nota
kredit/rekening koran, jurnal yang dibuat adalah:
1. Sub-sistem akuntansi pelaksanaan anggaran (LRA)

Jurnalnya :
Estimasi Perubahan SAL xxx
Pendapatan Bunga-LRA (PAD) xxx

2. Sub-sistem akuntansi keuangan (LO)

Jurnalnya :
Kas di Kas Daerah xxx
Pendapatan Bunga-LO (PAD) xxx

Pada saat pencairan/penarikan investasi jangka pendek, dengan bukti misalnya nota kredit
rekening koran, jurnal yang dibuat adalah :
Jurnalnya :
Kas di Kas Daerah xxx
Investasi Jangka Pendek xxx

2) Investasi jangka panjang


1. Sub-sistem akuntansi pelaksanaan anggaran (LRA)

Jurnalnya :
Pengeluaran Pembiayaan-penanaman Modal pada BUMD xxx
Estimasi Perubahan SAL xxx

2. Sub-sistem akuntansi keuangan (LO)

Jurnalnya :
Investasi jangka panjang xxx
Kas di Kas Daerah xxx
Pencatatan pendapatan investasi jangka panjang yang bersifat permanen (penanaman modal)
dengan metode biaya, pemda tidak perlu mencatat laba/rugi yang diumumkan oleh pihak
investee, tetap hanya mencatat pada saat penerimaan deviden :
1. Sub-sistem akuntansi pelaksanaan anggaran (LRA)

Jurnalnya :
Estimasi Perubahan SAL xxx
Pendapatan Investasi-LRA xxx

2. Sub-sistem akuntansi keuangan (LO)

Jurnalnya :
Kas di Kas Daerah xxx
Pendapatan Investasi-LO xxx

Pencatatan Pendapatan Investasi jangka panjang yang bersifat permanen (penanaman modal)
dengan metode ekuitas. Dengan metode ekuitas, Pemda/PPKD tidak hanya mencatat saat
penerimaan deviden, tetapi juga mencatat laba/rugi yang diumumkan oleh pihak investee.
a) Jurnal pada saat investee mengumumkan laba :
1. Sub-sistem akuntansi keuangan (LO)

Jurnalnya :
Investasi Jangka Panjang xxx
Pendapatan Investasi-LO xxx

b) Jurnal pada saat investee membayarkan dividen :


1. Sub-sistem akuntansi pelaksanaan anggaran (LRA)

Jurnalnya :
Estimasi Perubahan SAL xxx
Pendapatan Investasi-LRA xxx

2. Sub-sistem akuntansi keuangan (LO)

Jurnalnya :
Kas di Kas Daerah xxx
Investasi Jangka Panjang xxx

c) Apabila investasi permanen tersebut dijual :


1. Sub-sistem akuntansi pelaksanaan anggaran (LRA)

Jurnalnya :
Estimasi Perubahan SAL xxx
Penerimaan Pembiayaan-Penjualan Investasi pada BUMD xxx

2. Sub-sistem akuntansi keuangan (LO)

Jurnalnya :
Kas di Kas Daerah xxx
Investasi Jangka Panjang xxx
Surplus (defisit) Penjualan Investasi Jangka Panjang xxx
b) Transaksi Dana Cadangan

Pada saat dana cadangan dibentuk


1. Sub-sistem akuntansi pelaksanaan anggaran (LRA)

Jurnalnya :
Pengeluaran Pembiayaan-Pembentukan Dana Cadangan xxx
Estimasi Perubahan SAL xxx

2. Sub-sistem akuntansi keuangan (LO)

Jurnalnya :
Dana Cadangan xxx
Kas di Kas Daerah xxx

Pada saat diterima pendapatan bunga atas dana cadangan, bila bunga tersebut ditambahkan
ke dana cadangan.
1. Sub-sistem akuntansi pelaksanaan anggaran (LRA)
No Entry

2. Sub-sistem akuntansi keuangan (LO)

Jurnalnya :
Dana Cadangan xxx
Pendapatan Bunga-LO xxx

Sedangkan bila bunga dari dana cadangan di transer ke kas daerah (tidak ditambahkan ke
dana cadangan).
1. Sub-sistem akuntansi pelaksanaan anggaran (LRA)

Jurnalnya :
Estimasi Perubahan SAL xxx
Pendapatan Bunga-LRA xxx

2. Sub-sistem akuntansi keuangan (LO)

Jurnalnya :
Kas di Kas Daerah xxx
Pendapatan Bunga-LO xxx
Pada saat dana cadangan dicairkan, jurnal yang dibuat adalah:
1. Sub-sistem akuntansi pelaksanaan anggaran (LRA)

Jurnalnya :
Estimasi Perubahan SAL xxx
Penerimaan Pembiayaan-Pencairan Dana Cadangan xxx

2. Sub-sistem akuntansi keuangan (LO)

Jurnalnya :
Kas di Kas Daerah xxx
Dana Cadangan xxx
9. Jurnal Standar Transaksi Kewajiban
a. Kewajiban jangka pendek
Apabila terdapat belanja/beban yang sudah menjadi kewajiban pemda,namun belum
dibayarkan hingga akhir tahun anggaran.
1. Sub-sistem akuntansi pelaksanaan anggaran (LRA)
No Entry

2. Sub-sistem akuntansi keuangan (LO)

Jurnalnya :
Beban xxx
Utang Beban xxx

Pada saat utang beban tersebut dibayar pada tahun anggaran berikutnya.
1. Sub-sistem akuntansi pelaksanaan anggaran (LRA)

Jurnalnya :
Belanja… xxx
Estimasi Perubahan SAL xxx

2. Sub-sistem akuntansi keuangan (LO)

Jurnalnya :
Utang Beban xxx
Kas di Kas Daerah xxx

b. Kewajiban jangka panjang


Pada saat penarikan/penerbitan utang jangka panjang :
1. Sub-sistem akuntansi pelaksanaan anggaran (LRA)

Jurnalnya :
Estimasi Perubahan SAL xxx
Penerimaan Pembiayaan-penarikan pinjaman xxx

2. Sub-sistem akuntansi keuangan (LO)

Jurnalnya :
Kas di Kas Daerah xxx
UtangJangka Panjang xxx

Apabila terdapat beban bunga yang sudah menjadi kewajiban pemda narnun belum dibayar
sampai akhir tahun anggaran.
Sub-sistem akuntansi keuangan (LO)

Jurnalnya :
Beban… xxx
Utang Beban xxx
Pada saat bunga dibayar, jurnal yang dibuat :
Sub-sistem akuntansi keuangan (LO)

Jurnalnya :
Beban… xxx
Utang Beban xxx
Kas di Kas Daerah xxx

Beban bunga yang menjadi beban tahun sebelumnya (dan sudah diakui dengan jurnal
pengakuan utang beban bunga) yang dibayar pada tahun berjalan.
Sub-sistem akuntansi pelaksanaan anggaran (LRA)

Jurnalnya :
Belanja… xxx
Estimasi Perubahan SAL xxx

Pada saat utang jangka panjang dilunasi.


1. Sub-sistem akuntansi pelaksanaan anggaran (LRA)

Jurnalnya :
Pengeluaran Pembiayaan-Pembayaran Pinjaman Jangka Panjang xxx
Estimasi Perubahan SAL xxx

2. Sub-sistem akuntansi keuangan (LO)

Jurnalnya :
UtangJangka Panjang xxx
Kas di Kas Daerah xxx

10. Jurnal Standar Transaksi Ekuitas


Jurnal yang terkait dengan akun ekuitas umumnya dilakukan pada saat membuat jurnal penutup
pada saat akhir tahun, yaitu untuk menutup akun, ‘Pendapatan-LO’ dan ‘Beban’adalah sbb.: .-

Pendapatan-LO xxx
Beban xxx
Surplus/Defisit-LO xxx

Akun surplus/defisit non-operasional dan pos luar biasa juga pada akhirnya akan ditutup ke
akun ‘Ekuitas’. Melanjutkan jurnal diatas, selanjutnya akun surplus/deficit-LO akan ditutup kea kun
Ekuitas.

Surplus/Defisit-LO xxx
Ekuitas xxx

11. Jurnal Standar Transaksi Resiprokal


a. Pada saat BUD menerbitkan SP2D, baik LS Maupun UP/GU/TU

RK-SKPD xxx
Kas di Kas Daerah xxx
b. Pada saat BUD menerima setoran pendapatan dari SKPD

Kas di Kas Daerah xxx


RK-SKPD xxx

c. Pada saat BUD menerima setoran sisa dana TU ataupun sisa UP dari SKPD

Kas di Kas Daerah xxx


RK-SKPD xxx

Contoh transaksi PPKD dan jurnalnya

Pemkab Siap Tikung di Sepertiga Malam


PPKD
Neraca
Per 31 Desember 2016
Aset
Aset Lancar
Kas di Kasda Rp 35.750.654.000
Investasi Jangka Panjang
Penyertaan Modal pada Rp 10.000.000.000
Perusahaan Daerah
Total Aset Rp 45.750.654.000
Kewajiban dan Ekuitas
Kewajiban
Kewajiban Jangka Pendek -
Kewajiban Jangka Panjang -
Ekuitas
Ekuitas Rp 45.750.654.000
Total Kewajiban dan Aset Rp 45.750.654.000
Keterangan mengenai neraca saldo di atas:
 Akun Ekuitas di dalam SAP Akrual tidak dibagi lagi ke dalam Ekuitas Dana Lancar, Ekuitas Dana
Diinvestasikan, Ekuitas Dana Cadangan, karena akun Ekuitas di sini sudah merupakan Ekuitas yang
bersifat full accrual.

 Saldo Kas di Kasda merupakan SiLPA awal tahun 20l7 karena semua SKPD sudah menyetorkan baik
kas di bendahara pengeluran maupun bendahara penerimaan. Di samping itu, PPKD selaku BUD
tidak memilik utang PFK (Perhitungan Fihak Ketiga), seperti utang PPh/PPN, iuran taspen, iuran askes.

Ringkasan transaksi PPKD selama T.A. 20l7 adalah sbb.


a) Jumlah total realisasi pendapatan dana perimbangan T.A. 2017 berdasarkan Nota Kredit Rekening
Koran Bank adalah sbb.
Uraian Jumlah (Rp)
Pendapatan DBH 55.850.000.000
Pendapatan DAU 250.000.000.000
Pendapatan DAK 45.500.000.000
Jumlah 351.350.000.000

b) Jumlah total pendapatan SKPD yang telah disetorkan ke rekening Kasda berdasarkan STS dan Nota
Kredit Rekening Koran Bank adalah Rp. 35.467.546.000
c) Jumlah total SP2D LS yang diterbitkan kepada seluruh SKPD adalah Rp. 390.756.540.000
d) Jumlah potongan dan penyetoran PFK yang dilakukan oleh BUD atas SP2D LS yang diterbitkan
Uraian Jumlah Dipotong (Rp.) Jumlah Disetor (Rp.) kepada
Potongan PPh dan PPN 32.650.386.000 32.540.654.000 seluruh
Potongan Taspen 18.120.000.000 18.120.000.000 SKPD
Potongan Askes 1.560.430.000 1.560.430.000 adalah
sbb.
Jumlah 52.330.816.000 52.221.084.000

e) Jumlah total SP2D UP/GU dan TU vang diterbitkan kepada seluruh SKPD adalah Rp 8.576.000.000
f) Jumlah total sisa UP dan TU yang disetorkan kembali oleh seluruh SKPD ke rekening Kasda adalah Rp
124.760.000
g) Jumlah total SP2D LS realisasi belanja tidak langsung PPKD terdiri dari:

Uraian Jumlah (Rp.)


Belanja Bantuan Sosial 3.500.000000
Belanja Bantuan Keuangan 2.000.000.000
Jumlah 5.000.000.000

h) Jumlah penerimaan pinjaman jangka panjang dari Pemerintah Pusat berdasarkan bukti transfer
dan/atau Nota Kredit Rekening Koran Bank sebesar Rp25.000.000.000
i) Jumlah SP2D LS untuk pembentukan dana cadangan sebesar Rp5.000.000.000
j) Jumlah SP2D LS untuk penambahan penyertaan modal di perusahaan daerah sebesar Rp
2.500.000.000
k) DAU yang belum diterima sd akhir tahun 2016 sebesar Rp 5.000.000.000
l) Beban bunga yang terutang atas pinjaman jangka panjang sebesar Rp250.000.000

Buatlah Jurnal berdasarkan informasi yang diketahui diatas !


Jurnal Umum
Sub-Sistem Akuntansi Keuangan Sub-Sistem Akuntansi Pelaksanaan Anggaran
No Nama Akun Debit Kredit No Nama Akun Debit Kredit
a) Kas di Kas Daerah 351.350.000.000 Estimasi Pendapatan 354.850.000.000
Pendapatan DBH-LO 55.850.000.000 Estimasi Penerimaan Pembiayaan 60.750.654.000
Pendapatan DAU-LO 250.000.000.000 Aproriasi Belanja 8.000.000.000
Pendapatan DAK-LO 45.500.000.000 Aproriasi Pengeluaran Pembiayaan 7.500.000.000
*Penerimaan Pendapatan Dana Perimbangan Estimasi Perubahan SAL 400.100.654.000
b) Kas di Kas Daerah 35.467.546.000 *Jurnal Anggaran PPKD
RK-SKPD 35.467.546.000 a) Estimasi Perubahan SAL 351.350.000.000
*Transaksi resiprokal penerimaan setoran pendapatan SKPD Pendapatan DBH-LRA 55.850.000.000
c) RK-SKPD 390.756.540.000 Pendapatan DAU-LRA 250.000.000.000
Kas di Kas Daerah 390.756.540.000 Pendapatan DAK-LRA 45.500.000.000
*Transaksi resiprokal penerbitan SP2D-LS kepada SKPD *Penerimaan Pendapatan Dana Perimbangan
d) Kas di Kas Daerah 52.330.816.000 g) Belanja Bantuan Sosial 3.500.000.000
Utang PPh dan PPN 32.650.386.000 Belanja Bantuan Keuangan 2.000.000.000
Utang Iuran Taspen 18.120.000.000 Estimasi Perubahan SAL 5.500.000.000
Utang Iuran Askes 1.560.430.000 *Pembayaran belanja tidak langsung PPKD
h) Estimasi Perubahan SAL 25.000.000.000
Utang PPh dan PPN 32.650.386.000 Penerimaan Pembiayaan-Penarikan 25.000.000.000
Utang Iuran Taspen 18.120.000.000 Pinjaman Pemerintah Pusat
Utang Iuran Askes 1.560.430.000 *Penerimaan pinjaman jangka panjang dari pemerintah pusat
Kas di Kas Daerah 52.330.816.000 i) Pengeluaran Pembiayaan-Pembentukan 5.000.000.000
*Transaksi PFK Dana Cadangan 5.000.000.000
e) RK-SKPD 3.576.000.000 Estimasi Perubahan SAL
Kas di Kas Daerah 3.576.000.000 *Pembentukan dana cadangan
*Transaksi resiprokal penerbitan SP2D UP/GU/TU kepada SKPD j) Pengeluaran Pembiayaan-Penyertaan 2.500.000.000
f) Kas di Kas Daerah 124.760.000 Modal pada BUMD 2.500.000.000
RK-SKPD 124.760.000 Estimasi Perubahan SAL
*Transaksi resiprokal penerimaan setoran sisa UP/TU dari SKPD
g) Beban Bantuan Sosial 3.500.000.000
Beban Bantuan Keuangan 2.000.000.000
Kas di Kas Daerah 5.500.000.000
*Pembayaran belanja tidak langsung
h) Kas di Kas Daerah
Utang Kepada Pemerintah Pusat
*Penerimaan pinjaman jangka panjang dari pemerintah pusat
i) Dana Cadangan 5.000.000.000
Kas di Kas Daerah 5.000.000.000
*Pembentukan dana cadangan
j) Penyertaan Modal pada BUMD 2.500.000.000
Kas di Kas Daerah 2.500.000.000

Jurnal Penyesuaian
k) Piutang DAU 5.000.000.000
Pendapatan DAU-LO 5.000.000.000

l) Beban Bunga 250.000.000


Utang Bunga 250.000.000
Pertemuan 15
Penyusunan Laporan Keuangan Konsolidasian

A. Entitas Akuntansi dan Entitas pelaporan


SKPD dan SKPKD sebagai entitas akuntansi karena sebagai pengguna anggaran, wajib menghasilkan
laporan keuangan disampaikan kepada kepala daerah selaku entitas pelaporan.
laporan keuangan dari seruruh entitas akuntansi selanjutnya digabungkan (dikonsolidasikan) oleh entitas
pelaporan menjadi laporan keuangan pemerintah daerah (LKPD), atau yang sering disebut sebagai
laporan keuangan konsolidasian.
Opini atas Iaporau keuangan yang diperiksa oleh Badan pemeriksa Keuangan (BPK) hanya diberikan
pada tingkat entitas pelaporan, bukan per entitas akuntansi (Dinas, Badan, Satker lainnya).

B. koses Penyusunan Laporan Keuangan Konsolidasian


Penyusunan laporan keuangan konsolidasian pada dasarnya hanya menjumlahkan akun-akun yang
sifatnya sama di dalam laporan keuangan dari seluruh SKPD ditambah dengan akun-akun yang
ada dalam laporan keuangan PPKD. Khusus untuk penggabungan neraca terdapat
akun yang harus dielimasi yaitu akun resiprokal yang hanya mencakup dua akun, yaitu akun RK-PPKD
lawan RK-SKPD.
Contoh Soal 1 SKPD
Berikut disajikan transaksi-transaksi yang terjadi di SKPD PEMERINTAH KABUPATEN LEBIH BAIK
BANGUN CINTA DARIPADA JATUH CINTA selama tahun 2017.

NO TRANSAKSI
1 Pada tanggal 2 Januari 2017, Satker B menerima SP2D LS pembayaran gaji dan
tunjangan PNS, dengan rincian sebagai berikut: Gaji Pokok Rp725 juta & tunjangan
keluarga Rp125 juta
2 Pada tanggal 6 Januari 2017 diterbitkan SPP/SPM uang persediaan (UP) senilai Rp250
juta dan pada tanggal 7 Januari SP2D-UP terbit dengan jumlah yang sama.
3 Pada tanggal 10 Februari 2017 Bendahara Penerimaan menerima pendapatan retribusi
daerah senilai Rp80 juta.
4 Pada tanggal 11 Februari 2017, Bendahara Penerimaan menyetorkan seluruh uang
tersebut ke kas daerah.
5 Pada tanggal 1 April 2017 membayar sewa gedung kantor sebesar Rp120 juta. Jangka
waktu sewa adalah 1 tahun dari tanggal 1 April 2017 – 31 Maret 2018. Belanja sewa
ini telah dibayar via SP2D LS
6 Pada tanggal 20 April Satker menerbitkan SPP/SPM LS Belanja Modal kendaraan dinas
senilai Rp800 juta dan SP2D nya terbit pada tanggal yang sama.
7 atas transaksi di atas terdapat PPN Rp6 juta yang dipotong dan disetor BUD
Pada tanggal 15 Mei Satker menerbitkan SPP/SPM GU senilai Rp220 juta untuk transaksi UP
sbb:
8 Pada tanggal 27 April 2017, Bendahara Pengeluaran menerima tagihan dan membayar
dengan uang persediaan untuk cetak spanduk sebesar Rp 70 juta.
9 Pada tanggal 8 Mei 2017, Bendahara Pengeluaran menerima tagihan dan membayar
dengan uang persediaan untuk belanja perjalanan dinas sebesar Rp 150 juta.
10 SP2D GU terbit 16 Mei
Pada tanggal 16 Desember Satker menerbitkan SPP/SPM GU NIHIL senilai Rp180 juta untuk
transaksi UP sbb:
11 Pada tanggal 8 Oktober 2017, Bendahara Pengeluaran menerima tagihan dan
membayar dengan uang persediaan untuk seragam dinas sebesar Rp 75 juta
12 atas transaksi di atas terdapat PPN Rp1.700.000 yang dipotong bendahara SKPD
13 Pada tanggal 9 November 2017, Bendahara Pengeluaran menerima tagihan dan
membayar dengan uang persediaan untuk pemeliharaan gedung sebesar Rp 105 juta.
14 SP2D GU NIHIL terbit di tanggal yang sama
15 Pada tanggal 21 Desember bendahara pengeluaran mengembalikan sisa UP ke RKUD
dan menyetor pot PPn
16 Pada tanggal 23 Desember 2017 satker menerima informasi bahwa terdapat
pendapatan pajak daerah langsung diterima RKUD senilai Rp45 juta.
DIMINTA:
Buatlah jurnal atas transaksi di atas
Jurnal Umum
Sub-Sistem Akuntansi Keuangan Sub-Sistem Akuntansi Pelaksanaan Anggaran
Tanggal Nama Akun Debit Kredit Tanggal Nama Akun Debit Kredit
Jan-01 Beban Pegawai 850.000.000 Jan-01 Beban Pegawai 850.000.000
RK-PPKD 850.000.000 Estimasi Perubahan SAL 850.000.000

Jan-06 No Entry Feb-11 Estimasi Perubahan SAL 80.000.000


Pendapatan Retribusi-LRA 80.000.000
Jan-07 Kas di Bendahara Pengeluaran 250.000.000
RK-PPKD 250.000.000 Apr-01 Belanja Barang dan Jasa-Sewa 120.000.000
*Pembentukan UP Estimasi Perubahan SAL 120.000.000

Feb-10 Kas di Bendahara Penerimaan 80.000.000 Apr-20 Belanja Modal-Kendaraan Dinas 800.000.000
Pendapatan Retribusi-LO 80.000.000 Estimasi Perubahan SAL 800.000.000

Feb-11 RK-PPKD 80.000.000 Apr-27 Belanja Barang dan Jasa-Cetak Spanduk 70.000.000
Kas di Bendahara Penerimaan 80.000.000 Estimasi Perubahan SAL 70.000.000

Apr-01 Sewa dibayar dimuka 120.000.000 Mei-08 Belanja Barang dan Jasa-Perjalanan Dinas 150.000.000
RK-PPKD 120.000.000 Estimasi Perubahan SAL 150.000.000

Apr-20 Kendaraan Dinas 800.000.000 Mei-16 No Entry


RK-PPKD 800.000.000
*tidak ada jurnal yang dibuat oleh SKPD terkait transaksi pemungutan PPN Oct-08 Belanja Barang dan Jasa-Seragam Dinas 75.000.000
dikarenakan pihak yang menjadi Pemungut adalah BUD Estimasi Perubahan SAL 75.000.000

Apr-27 Beban barang dan jasa-Cetak Spanduk 70.000.000 Nov-09 Belanja Barang dan Jasa-Pemeliharaan 105.000.000
Kas di Bendahara Pengeluaran 70.000.000 Estimasi Perubahan SAL 105.000.000

Mei-08 Beban barang dan jasa-Perjalanan Dinas 150.000.000 16 Estimasi Perubahan SAL 45.000.000
Kas di Bendahara Pengeluaran 150.000.000 Pendapatan Pajak-LRA 45.000.000

Mei-16 Kas di Bendahara Pengeluaran 220.000.000


RK-PPKD 220.000.000

Oct-08 Beban barang dan jasa-Seragam Dinas 75.000.000


Kas di Bendahara Pengeluaran 75.000.000
Kas di Bendahara Pengeluaran 1.700.000
Utang PPN 1.700.000

Nov-09 Beban barang dan jasa-Pemeliharaan 105.000.000


Kas di Bendahara Pengeluaran 105.000.000

*tidak ada jurnal yang dibuat atas SP2D GU NIHIL

Dec-21 RK-PPKD 70.000.000


Kas di Bendahara Pengeluaran 70.000.000
*Pengembalian sisa UP
Utang PPN 1.700.000
Kas di Bendahara Pengeluaran 1.700.000
*Penyetoran PPN yang dipotong pada tanggal Oct-08

16 RK-PPKD 45.000.000
Pendapatan Pajak-LO 45.000.000
Contoh Soal 2 Latihan Komprehensif

PEMDA KOTA KIKIL SISA KEMAREN


1. PKKD
NERACA SALDO PER 1 JANUARI 2017

*) Ket : Saldo R/K SKPD merupakan sisa UP yg belum dikembalikan bbrp SKPD s.d akhir 2016

Ringkasan transaksi selama TA 2017 pada PPKD adalah sebagai berikut :


a) Seluruh sisa UP yg blm disetor SKPD pada 2016 telah di setor ke Kasda awal Januari 2017
b) Seluruh utang PFK telah disetor awal Januari 2017
i) Jumlah SP2D LS belanja tidak langsung PPKD adalah sebagai berikut:

2. SKPD
NERACA PER 1 JANUARI 2017

Kebijakan Akuntansi Untuk SKPD:

Ringkasan Transaksi Pada SKPD Selama Tahun 2017


DIMINTA:
Buatlah jurnal finansial (akrual) dan anggaran (kas) di PPKD dan SKPD selama TA 2017 termasuk jurnal
penyesuaian
a) PPKD
Jurnal Umum
Sub-Sistem Akuntansi Keuangan Sub-Sistem Akuntansi Pelaksanaan Anggaran
No Nama Akun Debit Kredit No Nama Akun Debit Kredit
a) Kas di Kas Daerah 34.632.000 c) Estimasi Perubahan SAL 315.225.000.000
Ekuitas 34.632.000 Pendapatan DBH-LRA 20.430.000.000
Pendapatan DAU-LRA 271.000.000.000
b) Utang PFK 33.640.000 Pendapatan DAK-LRA 23.795.000.000
Kas di Kas Daerah 33.640.000
i) Belanja Bantuan Sosial 4.384.000.000
c) Kas di Kas Daerah 315.225.000.000 Belanja Bagi Hasil 2.437.000.000
Pendapatan DBH-LO 20.430.000.000 Belanja Tak Terduga 378.000.000
Pendapatan DAU-LO 271.000.000.000 Estimasi Perubahan SAL 7.199.000.000
Pendapatan DAK-LO 23.795.000.000

d) Kas di Kas Daerah 56.750.875.000


RK-SKPD 56.750.875.000

e) RK-SKPD 359.887.530.000
Kas di Kas Daerah 359.887.530.000

f) Kas di Kas Daerah 25.750.000


RK-SKPD 25.750.000

g) Kas di Bendahara Pengeluaran 15.567.780.000


Utang PFK 15.567.780.000
Utang PFK 15.540.000.000
Kas di Bendahara Pengeluaran 15.540.000.000

h) Kas di Kas Daerah 18.560.000


RK-SKPD 18.560.000

i) Beban Bantuan Sosial 4.384.000.000


Beban Bagi Hasil 2.437.000.000
Beban Tak Terduga 378.000.000
Kas di Kas Daerah 7.199.000.000
b) SKPD
Jurnal Umum
Sub-Sistem Akuntansi Keuangan Sub-Sistem Akuntansi Pelaksanaan Anggaran
Tanggal Nama Akun Debit Kredit Tanggal Nama Akun Debit Kredit
Jan-02 Kas di Bendahara Pengeluaran 100.000.000 Jan-06 Belanja Barang dan Jasa-Persediaan ATK 65.000.000
RK-PPKD 100.000.000 Estimasi Perubahan SAL 65.000.000

Jan-06 Beban Barang dan Jasa-Persediaan ATK 65.000.000 Feb-01 Belanja Barang dan Jasa-Peralatan 44.000.000
Kas di Bendahara Pengeluaran 65.000.000 Estimasi Perubahan SAL 44.000.000

Jan-07 Kas di Bendahara Pengeluaran 65.000.000 Feb-12 Estimasi Perubahan SAL 53.000.000
RK-PPKD 65.000.000 Pendapatan Retribusi-LRA 53.000.000

Feb-01 Peralatan-Komputer 44.000.000 Feb-20 Belanja Barang dan Jasa-Pemeliharaan 123.000.000


RK-PPKD 44.000.000 Estimasi Perubahan SAL 123.000.000

Feb-02 Piutang Retribusi 53.000.000 Mei-01 Belanja Barang dan Jasa-Sewa 120.000.000
Pendapatan Retribusi-LO 53.000.000 Estimasi Perubahan SAL 120.000.000

Feb-10 Kas di Bendahara Penerimaan 53.000.000 Mei-01 Belanja Pegawai (Gaji dan Tunjangan) 2.386.000.000
Piutang Retribusi 53.000.000 Estimasi Perubahan SAL 2.386.000.000

Feb-12 RK-PPKD 53.000.000


Kas di Bendahara Penerimaan 53.000.000

Feb-20 Beban Barang dan Jasa-Pemeliharaan 123.000.000


RK-PPKD 123.000.000
*Dicatat sebagai beban barang dan jasa
karena tidak menambah masa manfaat dan menambah kapasitas

Mei-01 Sewa dibayar dimuka 120.000.000


RK-PPKD 120.000.000

Mei-01 Beban Pegawai (Gaji dan Tunjangan) 2.386.000.000


RK-PPKD 2.386.000.000

*Tidak ada jurnal untuk potongan PFK karena bukan SKPD yang memungut

Jurnal Penyesuaian
a) Beban Barang dan Jasa-Persediaan ATK 1.250.000
Persediaan ATK 1.250.000

b) Beban Depresiasi 52.000.000


Akumulasi Penyusutan Aset Tetap 52.000.000

c) Beban Barang dan Jasa - Tagihan Listrik 3.450.000


Utang Beban Barang dan Jasa - Tagihan Listrik 3.450.000

d) Beban Sewa 40.000.000


Sewa dibayar dimuka 40.000.000
*8/24 bulan x 120.000.000

Anda mungkin juga menyukai