Anda di halaman 1dari 4

Pembangkit Listrik Tenaga Biogas

Peralatan dan Fasilitas Pembangkit Listrik Tenaga Biogas


1. Tangki homogenization
2. Pemuat Biomasa padat
3. Bioreactor (digester)
4. Alat Pencampur (Pengaduk)
5. Gasholder (penyimpanan gas)
6. Pencampur (Pengaduk) air dan Sistem Panas
7. Sistem gas
8. Stasiun Pompa
9. Mesin Pemisah (Separator )
10. Kendali Ukuran
11. Perlengkapan kendali dengan visualization
12. Sistem Suar dan sistem keamanan

Prinsip Kerja Pembangkit Listrik Tenaga Biogas


Sampah organik padat (pupuk, kotoran) diangkut oleh rel berjalan (conveyor) ke tanki
penyimpanan kotoran, sampah cair awalnya datang ke tangki utama. di tangki utama sampah
dicampur, setelah dicampur suhunya akan hangat (kadang-kadang digin) untuk itu diperlukan
suhu ideal. Biasanya tangki penyimpanan mempunyai daya tampung untuk 2-3 hari. Sampah
padat dapat diisi juga ke tangki itu untuk dicampur atau dimasukan ke digester melalui keran
pengisian
Sampah organik cair dipompa ke Pembangkit Listrik Tenaga Biogas dengan pompa
atau jalur pipa dari tempat penyulingan sampah organic cair. stasiun pompa kotoran (SPS)
dipisahkan dengan lokasi digester. Dari tangki pencampuran dan kran biomasa (pupuk,
kotoran atau tempat penyulingan air kotor) disalurkan ke Digester (reaktor Organik). Tangki
Reaktor Organik dibuat dari beton yang tahan terhadap asam dan gas. Reaktor panas
dipisahkan. pemisahan panas ini dilakukan tergantung pada tempat Pembangkit Listrik
Tenaga Biogas dan kondisi iklim. bahkan di dalam Digester suhu memegang peranan
penting, hal ini dapat diatasi dengan cara: biasanya disebut suhu mesophilic (+30-41°) dalam
beberapa hal suhu termophilic digunakan (kira-kira 55°). Biomasa di dalam Digester diaduk,
pengadukan ini dilakukan dengan beberapa cara dan bergantung dari jenis bahan baku,
kelembabannya dan ciri-ciri yang lain yang digunakan. Pengadukan ini biasanya dilakukan
oleh slopped mixer, mesin pengaduk tipe “paddle giant” atau pengaduk tipe submersed.
semua tipe pengaduk ini dibuat dari baja tahan-karat bahkan alat pengaduk ini dapat berupa
mesin hidraulik. Namun lapisan pompa mesin pengaduk biomasa dapat dimasuki oleh
beberapa jenis bakteri. Bioreactor dibangun dengan beton atau kubah beton dan punya umur
pemakaian 25-30 tahun.
Pemanasan Digester dilakukan oleh air panas dengan suhu yang masuk kira-kira 60°
dan suhu keluaran kira-kira 40°. Sistem Pemanas dialirkan melalui jaringan pipa, yang dapat
dipasang langsung ke dinding reaktor atau dapat ditempelkan ke bagian dalam sisi dinding
Digester. Jika Pembangkit Listrik Tenaga Biogas dilengkapi dengan unit co-generation,
Pemanasan digester dapat dilakukan oleh generator yang mendinginkan air. generator yang
mendinginkan air mempunyai suhu 90° dan sebelum panas ini disalurkan ke sistem Pemanas
Digester, panas ini dicampur dengan air dengan suhu 40° sehingga sistem pemanas menerima
air dengan suhu 60°. Air yang sebelumnya digunakan dapat dikembalikan dan dapat didaur
ulang. Pada waktu musim dingin Pembangkit Listrik Tenaga Biogas memerlukan panas 70%
dari alat pendingin generator dan memerlukan 10% pada musim panas. Jika Pembangkit
Listrik Tenaga Biogas hanya digunakan untuk produksi gas air panas dapat diambil dari
boiler.
Rata-rata waktu Penyimpanan biomasa di bioreactor (tergantung pada material yang
digunakan ) 20-40 hari. selama waktu ini bahan organik melakukan metabolisasi
(dimodifikasi) oleh micro organisme. Pakan ternak dari jagung disimpan dalam rentang
waktu 70 - 160 hari. Waktu penyimpanan ditetapkan dari ukuran digester.
Proses fermentasi dilakukan oleh bakteri anaerob, yang dimasukan ke digester
sepanjang pengoperasian Pembangkit Listrik Tenaga Biogas. Selanjutnya bakteri anaerob
tidak perlu dimasukan ke digester. Memasukan Bakteri anaerob dilakukan dari 3 cara berikut
ini yaitu:
1. Memasukan inti sari Bakteri anaerob
2. Menambahkan pupuk baru atau
3. Memasukan biomasa pada saat pengoperasian Pembangkit Listrik tenaga Biogas.

Biasanya metode ke 2 dan 3 yang paling murah yang digunakan orang-orang. Bakteri
Anaerob dimasukan ke dalam pupuk yang berasal dari perut hewan dan tidak berbahaya bagi
manusia atau hewan. Lagi pula Bio Reaktor ditutup hingga kedap udara. oleh sebab itu
BioReaktor atau fermenter dapat ditempatkan dekat lahan pertanian atau fasilitas produksi.
Sebagai hasil akhir didapatkan : Biogas dan Pupuk Organik (dalam bentuk padat maupun
cair).
Biogas terdapat di gasholder. di dalam gasholder, tekanan dan biogas dicampur sama
rata. Membran EPDM pada Gasholder tahan akan daya renggang yang besar dan tahan
terhadap perubahan bentuk (menggelembung). Bahan yang terdapat pada membran memiliki
daya tahan terhadap cahaya matahari, endapan dan penguapan didalam BioReaktor.
BioReaktor ditutup, hingga kedap udara menutupi gasholder. Ruang udara diantara gasholder
dan sisi depan yang miring dipompa dengan udara untuk menekan dan menyekat panas.
kadang-kadang Gasholder memiliki banyak penutup ruangan. Penutup dapat dilindungi oleh
sabuk di atas kubah beton atau meletakan pemisah di tangki beton. Kapasitas Gasholder 0.5 –
1 x pengoperasian per hari.
Dari gasholder biogas terus dialirkan ke gas co-generation unit. disini panas dan
listrik dapat diproduksi. 1m3 dari bioga memproduksi 2 kwh energi listrik dan 2 kwh energi
panas. Pembangkit Biogas yang besar dilengkapi dengan system proteksi terhadap kegagalan
operasi, (pengoperasian mesin dan kegagalan pada saat pembakaran biogas). System biogas
dilengkapi dengan ventilasi, pengekstrak embun dan desulphurization unit.
Setelah Bakteri anaerob mengurai biomasa. Hasilnya siap untuk dipakai sebagai
pupuk. Pupuk organik cair dipisahkan oleh unit pemisah dan tersedia di tangki. Di jerman
(amoniak cair) digunakan sebagai pupuk dengan amoniak tinggi (NH4). Pupuk padat tersedia
secara terpisah. Dari tangki penyimpan, Pupuk organik cair dipompa ke tangki Pengangkutan
untuk lebih jauh didistribusikan atau dijual.

Arismunandar Wiranto, Penggerak Mula Turbin, Edisi Ketiga, Bandung, ITB, 2004
Betty Sri Laksmi Jenie dan Winiati Pudji Rahayu, Penanganan Limbah Industri
Pangan, Jakarta, 2008
Daryanto, DRS., Energi (Masalah dan Pemanfaatannya Bagi Manusia), 2009

Anda mungkin juga menyukai