Anda di halaman 1dari 36

MAKALAH

PENGUKURAN KETINGGIAN

Makalah ini Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah


Instrumen dan Teknik Pengukuran
Dosen Pengajar Yohandri Bow, S.T., M.S

Oleh:

1. AMBANG AIDIL FITRI (061630400986)

2. ARINDA PASKAYORISA (061630400987)

3. CHELSIE CAMARI LESTARI (061630402170)

4. MUHAMMAD REZA AULIA (061630402175)

KELAS: 1 KC

PROGRAM DIII TEKNIK KIMIA


POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
TAHUN 2016
LEMBAR PENGESAHAN

ALAT PENGUKUR KETINGGIAN

Palembang, Oktober 2016

Perwakilan Penulis, Dosen Pengajar,

Muhammad Reza Aulia Iskandar Yohandri Bow, S.T., M.S.

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya sehingga
makalah ini dapat tersusun hingga selesai . Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak
terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan
sumbangan baik materi maupun pikirannya.
Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun
menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, kami yakin masih
banyak kekurangan dalam makalah ini, oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran
dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Palembang, Oktober 2016

Kelompok 3

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...................................................................................................... i

LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................................. ii

KATA PENGANTAR.................................................................................................... iii

DAFTAR ISI ............................................................................................................... iv

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................... 1

A. LATAR BELAKANG......................................................................................... 1
B. MANFAAT ..................................................................................................... 1
C. RUMUSAN MASALAH ................................................................................... 1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA .................................................................................... 2-5

BAB III PEMBAHASAN................................................................................................ 6

A. INSTRUMENTASI LEVEL MEASUREMENT ..................................................... 6


a. Altimeter ...................................................................................... 6-8
b. Theodolite .................................................................................. 9-10
c. Waterpass ................................................................................ 11-12
d. Height Gauge ........................................................................... 13-14
e. Seilometer ................................................................................ 15-16
f. Meteran ................................................................................... 17-18
g. Displacer Torsi.......................................................................... 19-20
h. Stadiometer .................................................................................. 21
i. Haga Altimeter ......................................................................... 22-23
j. Smart Sensor AR600E ................................................................... 24
k. Peilschaal ...................................................................................... 25
l. Klinometer ............................................................................... 26-27
B. MACAM METODE PENGAPLIKASIAN PENGUKURAN KETINGGIAN ............ 28
a. Dalam Cairan ............................................................................ 28-29
b. Dalam Tanah ............................................................................ 29-30

BAB IV PENUTUP ..................................................................................................... 31

A. KESIMPULAN .............................................................................................. 31

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................... 32

iv
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Dalam pabrik-pabrik pengolahan dilengkapi dengan berbagai macam alat


pengoperasian setiap peralatan saling mendukung antar satu peralatan dengan
peralatan yang lainnya. Untuk mencapai hasil yang diinginkan maka diperlukan
peralatan pendukung. Salah satu pendukung yang penting dalam suatu pabrik
adalah peralatan instrument pabrik. Peralatan instrument merupakan bagian dari
kelengkapan keterpasangan peralatan yang dapat digunakan untuk mengetahui
dan memperoleh sesuatu yang dikehendaki dari suatu kegiatan kerja peralatan
mekanik. Salah satu peralatan instrument yang penting adalah alat ukur.
Pengukuran ketinggian diperlukan untuk menentukan suatu ketinggian.

Pengukuran ketinggian ditentukan dengan mengukur ketinggian dengan


alat pengukur ketinggian. Berbagai macam nama dan tipe alat ukur ketinggian
yang terdapat di industri proses dan laboratorium, bergantung pada prinsip
kerja, serta kebutuhan penggunaannya.Banyak metoda yang sudah dikenal
untuk pengukuran ketinggian

B. MANFAAT

● Memberikan informasi tentang alat ukur ketinggian


● Memberikan informasi prinsip kerja pengukuran ketinggian
● Memberitahukan cara pengaplikasian altimeter dan theodolite

C. RUMUSAN MASALAH

● Apakah definisi alat ukur ketinggian?


● Apakah manfaat alat ukur ketinggian?
● Bagaimana prinsip kerja alat ukur ketinggian?
● Bagaimana cara penggunaan alat ukur ketinggian ?
● Bagaimana gambar alat ukur ketinggian?
● Bagaimana pengaplikasian alat ukur?

1
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

 Bejana berhubungan adalah beberapa bejana berisi cairan homogen yang saling
terhubung dan memiliki tinggi permukaan cairan yang sama tanpa terpengaruh
oleh ukuran dan volume tiap bejana. Bila cairan ditambahkan pada salah satu
bejana, tinggi permukaan pada setiap bejana akan berubah dan kembali sama
tinggi. Fenomena ini merupakan bagian dari Hukum Stevin dan terjadi karena
tekanan hidrostatis. Konsep ini antara lain digunakan dalam pembuatan waduk
dan menara air.
Rumus: PA = PB
ρ1 . h1 = ρ2 . h2
ρ1 . g. h1 = ρ2 . g . h2
Keterangan:
ρ1: massa jenis zat cair 1 (kg/m3)
ρ2: massa jenis zat cair 2 (kg/m3)
h1: ketinggian zat cair 1 (m)
h2: ketinggian zat cair 2 (m)
 Hukum Hidrostatika yang dinyatakan : “Tekanan hidrostatik di semua titik yang
terletak pada satu bidang mendatar di dalam satu jenis zat cair besarnya sama.”

Gambar. Hukum Hidrostatika

Berdasarkan Hukum Pokok Hidrostatika, maka tekanan di titik A, B, dan C


besarnya sama.
PA = PB = PC = ρ .g.h
Hukum Pokok Hidrostatika dapat digunakan untuk menentukan massa jenis zat
cair dengan menggunakan pipa U sebagai berikut.
PA = PB
ρ1 . g . h1 = ρ2 . g . h2
ρ1 . h1 = ρ2 . h2

2
 Hukum Bernoulli menyatakan bahwa tekanan dari fluida yang bergerak seperti
udara berkurang ketika fluida tersebut bergerak lebih cepat. Hukum Bernoulli
ditemukan oleh Daniel Bernoulli, seorang matematikawan Swiss yang
menemukannya pada 1700-an. Bernoulli menggunakan dasar matematika untuk
merumuskan hukumnya.

Gambar. Hukum Bernoulli

1
Rumus: p + ρgh + 2ρv2 = konstan

 Hukum Kekekalan Energi Mekanik pada Gerak Jatuh Bebas : gaya berat
merupakan gaya gravitasi yang bekerja pada benda, di mana arahnya selalu tegak
lurus menuju permukaan bumi

Gambar. Hukum Kekekalan Energi Mekanik pada Gerak Jatuh Bebas

Rumus: EM = EP + EK
EM = EP + 0
EM = EP

3
 Hukum Kekekalan Energi Mekanik pada Gerak parabola
Hukum kekekalan energi mekanik juga berlaku ketika benda melakukan
gerakan parabola:
Ketika benda hendak bergerak (benda masih diam), Energi Mekanik yang
dimiliki benda sama dengan nol. Ketika diberikan kecepatan awal sehingga benda
melakukan gerakan parabola, EK bernilai maksimum (kecepatan benda besar)
sedangakn EP bernilai minimum (jarak vertikal alias h kecil). Semakin ke atas,
kecepatan benda makin berkurang sehingga EK makin kecil, tetapi EP makin besar
karena kedudukan benda makin tinggi dari permukaan tanah. Ketika mencapai
titik tertinggi, EP bernilai maksimum (h maksimum), sedangkan EK bernilai
minimum (hanya ada komponen kecepatan pada arah vertikal).Ketika kembali ke
permukaan tanah, EP makin berkurang sedangkan EK makin besar dan EK bernilai
maksimum ketika benda menyentuh tanah. Jumlah energi mekanik selama benda
bergerak bernilai tetap, hanya selama gerakan terjadi perubahan energi kinetik
menjadi energi potensial (ketika benda bergerak ke atas) dan sebaliknya ketika
benda bergerak ke bawah terjadi perubahan energi potensial menjadi energi
kinetik.

 Hukum Kekekalan Energi Mekanik pada Gerak Harmonik Sederhana


Terdapat dua jenis gerakan yang merupakan Gerak Harmonik Sederhana,
yakni ayunan sederhana dan getaran pegas. Hukum Kekekalan Energi Mekanik
pada ayunan sederhana.

Untuk menggerakan benda yang diikatkan pada ujung tali, benda


tersebut kita tarik ke kanan hingga mencapai titik A. Ketika benda belum
dilepaskan (benda masih diam), Energi Potensial benda bernilai maksimum,
sedangkan EK = 0 (EK = 0 karena benda diam ). Pada posisi ini, EM = EP. Ingat
bahwa pada benda bekerja gaya berat w = mg. Karena benda diikatkan pada tali,
maka ketika benda dilepaskan, gaya gravitasi sebesar w = mg cos teta
menggerakan benda menuju posisi setimbang (titik B). Ketika benda bergerak dari
titik A, EP menjadi berkurang karena h makin kecil. Sebaliknya EK benda
bertambah karena benda telah bergerak. Pada saat benda mencapai posisi B,
kecepatan benda bernilai maksimum, sehingga pada titik B Energi Kinetik menjadi
bernilai maksimum sedangkan EP bernilai minimum. Karena pada titik B
kecepatan benda maksimum, maka benda bergerak terus ke titik C. Semakin
mendekati titik C, kecepatan benda makin berkurang sedangkan h makin besar.
Kecepatan berkurang akibat adanya gaya berat benda sebesar w = mg cos teta
yang menarik benda kembali ke posisi setimbangnya di titik B. Ketika tepat berada
di titik C, benda berhenti sesaat sehingga v = 0. karena v = 0 maka EK = 0. pada
posisi ini, EP bernilai maksimum karena h bernilai maksimum. EM pada titik C =
EP. Akibat tarika gaya berat sebesar w = mg cos teta, maka benda bergerak
kembali menuju titik B. Semakin mendekati titik B, kecepatan gerak benda makin
besar, karenanya EK semakin bertambah dan bernilai maksimum pada saat benda
tepat berada pada titik B. Semikian seterusnya, selalu terjadi perubahan antara
EK dan EP. Total Energi Mekanik bernilai tetap (EM =EP + EK).

4
 Hukum Kekekalan Energi Mekanik (HKEM) pada Getaran Pegas
Getaran pegas terdiri dari dua jenis, yakni getaran pegas yang diletakan
secara horisontal dan getaran pegas yang digantungkan secara vertikal. Sebelum
kita membahas satu persatu, perlu anda ketahui bahwa Energi Potensial tidak
mempunyai suatu persamaan umum yang mewakili semua jenis gerakan, seperti
EK. Persamaan EK tersebut bersifat umum untuk semua jenis gerakan, sedangkan
Energi potensial tidak. Persamaan EP = mgh merupakan persamaan EP gravitasi,
sedangkan EP elastis (untuk pegas dkk),

 Hukum Archimides
jika sebuah benda tercelup seluruh atau sebagain di dalam zat cair (fluida)
akan mengalami gaya ke atas yang besarnya adalah sama dengan berat zat cair
yang dipindahkan.

 Gaya Buoyancy
Buoyancy atau Daya Apung adalah gaya tekan keatas yang diberikan
oleh fluida terhadap bobot benda yang dicelupkan, sesuai dengan Hukum
Archimedes yang menyatakan, jika suatu benda dicelupkan sebagian atau
seluruhnya ke dalam zat cair, maka benda tersebut akan mendapat gaya tekan
keatas sebesar berat zat cair yang dipindahkan.

5
BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Instrumentasi Level Measurement ( Alat Ukur Ketinggian)

Alat ukur ketinggian adalah suatu alat ukur yang digunakan sebagai
indikator terjadinya perubahan ketinggian pada peralatan proses. Beberapa
contoh alat ukur ketinggian adalah altimeter dan theodolite.

3.1.1 Altimeter

Gambar. Altimeter dan Bagian Altimeter

a. Definisi Altimeter

Altimeter merupakan sebuah alat yang di pakai untuk


mengukur ketinggian suatu titik tertentu dari permukaan laut.
Altimeter hanya tinggal diletakkan di tempat yang akan diukur
ketinggiannya Biasanya alat ini digunakan untuk navigasi dalam
penerbangan, pendakian, dan kegiatan yang berhubungan dengan
ketinggian. Satuan altimeter disebut satuan meter dpl(hPa atau Hg).
Altimeter, selain sebagai penunjuk ketinggian altimeter juga dapat
memperkirakan cuaca yang di gunakan pada malam hari.

Ketinggian dapat ditentukan berdasarkan pengukuran


tekanan atmosfer. Semakin besar ketinggian maka lebih rendah
tekanan. Ketika barometer diberikan dengan kalibrasi nonlinier
sehingga digunakan untuk menunjukkan ketinggian, alat ini disebut
pressure altimeter atau altimeter barometric. Sebuah Pressure

6
Altimeter adalah altimeter yang banyak ditemukan di sebagian besar
pesawat terbang, selain alat navigasi lainnya seperti peta, kompas
magnetik, atau penerima GPS.

b. Prinsip Kerja Altimeter

Udara adalah lebih padat dipermukaan bumi dari pada udara


diatasnya.apabila ketinggiannya makin bertambah maka tekanan
udaranya makin berkurang. Tekanan udara yang berbeda-beda pada
tinggi yang berlainan ini dipakai pada altimeter untuk menunjukan
perubahan tinggi. Jadi secara sederhana altimeter ini sesungguhnya
adalah sebuah barometer logam yang pembacaannya tidak dalam
satuan tekanan tetapi dalam feet. Pembacaan instrument ini
terpengaruh juga oleh perubahan tekanan ditanah yang disebabkan
karena perubahan-perubahan keadaan atsmosfir. Pada sensitive
altimeter dilengkapi dengan suatu mekanisme untuk mengkoreksi
kesalahan-kesalahan yang disebabkan karena perubahan tekanan ini.

Altimeter bekerja dengan beberapa prinsip:

● Tekanan udara (yang paling umum dipakai)


● Magnet bumi (dengan sudut inclinasi)
● Gelombang (ultra sonic ataupun infra merah dan lain sebagainya)
● Pemakaian Altimeter biasanya selalu diikuti dengan pemakaian
kompas.

Altimeter bekerja berdasar tekanan udara sesuai naiknya


angka ketinggian. Setiap altimeter yang akan dipakai harus dikalibrasi
terlebih dahulu. Periksa ketelitian alat ini di titik ketinggian yang
sudah pasti. Alat ini sangat peka terhadap guncangan.

c. Cara Penggunaan Altimeter

● Tempatkan altimeter dalam posisi datar. Pastikan


gelembung nivo tepat ditengah lingkaran. Ini dilakukan di pantai
/ muka air laut.
● Atur jarum indicator naik-turun (+ -) pada posisi tepat ditengah,
dengan cara memutar tuas pengatur (pemutar besar).

7
● Atur jarum skala ketinggian pada posisi 0 (nol) meter, dengan
cara menarik keatas sambil memutar tuas pengatur (pemutar
kecil).
● Pindahkan (bawa) altimeter ke tempat / lokasi lain yang akan
diukur ketinggiannya. (alat ini mempunyai ketelitian s/d 1 meter)
● Cari ketinggian (y) tempat tersebut dengan cara memutar /
mengatur jarum indicator naik-turun hingga posisinya tepat
ditengah. Baca jarum penunjuk skala ketinggian.

8
3.1.2 Theodolite

Gambar. Theodolite dan Bagian Theodolite

a. Definisi Theodolite

Theodolite adalah alat ukur yang digunakan untuk mengukur


ketinggian tanah dengan sudut datar dan sudut tegaknya. alat ini
banyak diguanakan oleh para surveyer untuk menyurvey tanah. Alait
ini termasuk alat yang canggih yang digunakan untuk survey tanah.
Terdapat beberapa macam alat theodolite, diantaranya yaitu yang
pertama theodolite reiterasi atau theodolite bersumbu tunggal, yang
kedua theodolite repetesi, dan yang ketiga theodolite elektro optis.

b. Prinsip Kerja Theodolite

Penggunaan theodolit tidak lepas dari adanya GPS dan


waterpass. GPS (Global Positioning System) digunakan untuk
menampilkan data lintang, bujur, dan waktu secara akurat, karena
GPS menggunakan bantuan satelit. Dalam peralatan GPS, posisi
pengamat (bujur, lintang, ketinggian) dapat ditentukan dengan
akurasi sangat tinggi. Sedangkan waterpass digunakan untuk
mempermudah memposisikan theodolite agar datar, rata dan tegak
lurus terhadap titik pusat bumi.

9
Dengan berpedoman pada posisi dan pergerakan benda-
benda langit dan bantuan satelit-satelit GPS, theodolit dapat
menunjukan suatu posisi hingga satu detik busur (1/3600°). Alat ini
dilengkapi dengan teropong yang mempunyai pembesaran lensa
yang bervariasi.

Prinsip Kerja Theodolite :

● Pada theodolite terdapat 2 lensa atau 3 lensa yakni lensa objektif,


lensa focus dan lensa pembalik. Biasanya yang memiliki lensa
pembalik adalah theodolite dengan sistem digital.
● Sinar cahaya masuk melalui line of collimation.
● Cahaya akan masuk melalui lensa objektif, lalu ke lensa pembalik
(jika ada) dan terakhir ke lensa focus.
● Setelah masuk ke lensa focus, cahaya akan terlihat di mata
bersamaan dengan diafragma.
● Setelah itu baru bisa terbaca untuk menentukan jarak atau
ketinggian suatu benda yang dilihat dari theodolite.

c. Cara Penggunaan Theodolite

Cara penggunaan alat theodolite yaitu yang pertama kita


kendurkan sekrup pengunci, kemduian yang kedua tinggikan setinggi
dada, lalu yang ketiga kita kencangkan sekrup pengunci yang tadi kita
kendurkan, kemudian yang keempat buat kai statif berbentuk
segitiga sama sisi, setelah itu yang kelima kita kuatkan atau injak
pedal kaki statif, lalu yang keenam kita atur kembali ketinggian statif
sehingga tribar plat mendatar , lalu yang ketujuh kita letakkan
theodolite di tribar plat setelah itu yang kedelapan kita kencangkan
sekrup pengunci centering ke theodilte. Kemudian yang ke Sembilan
kita atur atau levelkan nivo kotak sehingga sumbu yang pertama
benar-benar tegak atau mendatar, lalu yang kesepuluh kita atur atau
kita levelkan nivo tabung sehingga sumbu yang kedua tegak atau
pebar-benar mendatar, lalu yang kesebelas kita posisikan theodolite
dengan mengendurkan sekrup pengunci centering kemudian geser ke
kiri dan ke kanan.

10
3.1.3 Waterpass

Gambar. Waterpass dan Bagian Waterpass

a. Definisi Waterpass

Waterpass ialah alat yang dipakai untuk mengukur


perbedaan ketinggian dari satu titik acuan ke acuan berikutnya.
Waterpass ini dilengkapi dengan kaca dan gelembung kecil di
dalamnya. Untuk mengecek apakah sudah terpasang dengan benar,
perhatikan gelembung di dalam kaca berbentuk bulat. Jika
gelembung tepat berada di tengah, itu artinya waterpass telah
terpasang dengan benar. Pada waterpass, terdapat lensa untuk
melihat sasaran bidik.

b. Prinsip Kerja Waterpass

Penggunaan Waterpass tidak lepas dari kalibrasi bersamaan


dengan proses pembuatannya, karena itu alat ini bisa langsung
digunakan dan memudahkan penggunanya.Dengan Tingkat
Ketelitianwaterpass 1.5 mm

Prinsip Kerja Waterpass :

 Pada skala utama tentukan besar derajat dan menit dengan


melihat jarum yang berhimpit pada skala, setiap skala
mempunyai nilai 10’.
 Pada skala nonius juga menentukan besar derajat jarum yang
berhimpit dengan skala, dengan besar sudut setiap skala 20”.
 Jumlahkan hasil bacaan antara skala utama dan nonius.

11
c. Cara Penggunaan Waterpass

Caranya dengan menempatkan permukaan alat ke bidang


permukaan yang di cek. Untuk mengecek kedataran maka dapat
diperhatikan gelembung cairan pada alat pengukur yang ada bagian
tengah alat waterpass. Sedangkan untuk mengecek ketegakan maka
bisa dilihat gelembung pada bagian ujung waterpass. Guna
memastikan apakah bidang benar benar rata maka gelembung harus
tepat berada ditengah alat yang ada.

12
3.1.4 Height Gauge

Gambar. Height Gauge dan Bagian Height Gauge

a. Definisi Height Gauge

Height gauge adalah sebuah alat pengukuran yang berfungsi


mengukur tinggi benda terhadap suatu bidang acuan atau bisa juga
untuk memberikan tanda goresan secara berulang terhadap benda
kerja sebagai acuan dalam proses permesinan. Jenis yang pertama
sering digunakan pada dokter operasi untuk menemukan tinggi
seseorang. Height gauge memiliki dua buah kolom berulir dimana
kepala pengukur bergerak naik turun akibat putaran ulir kasar dan
halus yang digerakkan oleh pengukur.

b. Prinsip Kerja Height Gauge

Penggunaan Height Gauge pada pekerjaan logam atau


metrologi untuk menetapkan maupun mengukur jarak tegak. Untuk
meningkatkan keakuratan pengukuran dengan mengurangi defleksi
pada benda kerja, height gauge sering dipasangkan dengan dual
probe dial indicator. Selain itu dengan penambahan probe dua arah,

13
height gauge mampu mengukur diameter luar dan dalam dari sebuah
lubang dalam posisi horisontal.

Prinsip Kerja Height Gauge :

 Benda kerja dijepit di antara dua senter pada mesin bubut.


 Benda kerjadi letakkan pada meja perata dan dia dijalankan di
permukaan benda kerja.
 Dalam melakukan pengukuran pasti terdapat kesalahan, baik
kesalahan alat maupun kesalahan si pengukur.

c. Cara Penggunaan Height Gauge


1. Bersihkan terlebih dahulu meja perata menggunakan kain /
gombal bila perlu ditambahkan pelumas
2. Letakkan benda kerja diatas meja perata
3. KendorkandulubautpengikatkemudianAturskalautamapada
Height Gauge
4. Letakkanujung Height Gauge diatasbendakerja
5. Kunci baut pengikat, kemudian bacalah ukurannya.

14
3.1.5 Seilometer

Gambar. Seilometer dan Bagian Seilometer

a. Definisi Seilometer

Seilometer Merupakan Sebuah perangkat yang mengukur


ketinggian dasar awan, terutama di atas sebuah lapangan terbang.

b. Prinsip Kerja Seilometer

Ceilometer ini bekerja berdasarkan prinsip dari pantulan balik


(backScattered) dari gelombang suara/cahaya yang dipancarkan, akibat
adanya material yang melayang di udara. Sehingga perbedaan waktu
antara gelombang yang dipancarkan (Tx) dan gelombang balik yang
diterima (Rx) akan dijadikan acuan untuk menghitung ketinggian dari
material pemantul (aerosols/awan).

c. Prinsip Kerja Seilometer :


 LIDAR (Light Detection and Ranging) yang dapat mengukur
ketinggian awan hingga 30 km diatas permukaan tanah. Teknologi
laser banyak dimanfaatkan sebagai pendeteksi pada ceilometer ini,
dengan panjang gelombang berkisar 600-1000 nm.

 Sodar (Sonic Detection and Ranging), pengukuran didasarkan pada


pancaran gelombang suara vertikal (sound pulses vertically) yang
akan menghasilkan informasi berupa frekuensi dan amplitudo dari
gelombang gema di udara (atmospheric echoes).

15
d. Cara Penggunaan Seilometer

Caranya Didasari pada pengukuran waktu yang dibutuhkan bagi


gelombang pendek cahaya (Light Short Pulse) untuk melewati atmosfir,
dari unit transmitter ke unit receiver ceilometer akibat adanya
backscattering oleh bagian dasar awan.

Bila kecepatan cahaya adalah :

c = 2.99 x 108 m/s (= 186 000 m/s)

Dan waktu pantulan cahaya dari ketinggian 25,000 ft akan diterima


receiver sekitar :

t = 50.9 ms

Maka, hubungan antara “time delay” (t) dan ketinggian backscattering (h)
:

𝒄𝒙𝒕
h= 𝟐

Dimana, c adalah kecepatan cahaya.

16
3.1.6 Meteran

Gambar. Meteran

a. Definisi Meteran

Meteran juga dikenal sebagai pita ukur atau tape atau bisa
disebut juga sebagai Roll Meter ialah alat ukur panjang yang bisa
digulung, dengan panjang 25 – 50 meter. Meteran ini sering
digunakan oleh tukang bangunan atau pengukur lebar jalan.
Ketelitian pengukuran dengan rollmeter hingga 0,5 mm. Roll Meter
ini pada umumnya dibuat dari bahan plastik atau plat besi tipis.
Satuan yang dipakai dalam Roll Meter yaitu mm atau cm, feet tau
inch. Pita ukur atau Roll Meter tersedia dalam ukuran panjang 10
meter, 15 meter, 30 meter sampai 50 meter. Pita ukur umumnya
dibagi pada interval 5 mm atau 10 mm.

b. Prinsip Kerja Meteran

Daya muai dan daya regang meteran dipengaruhi oleh jenis


Roll Meter, yang di bagi berdasarkan bahan yang dipakai dalam
pembuatannya.Berfungsi untuk mengukur jarak atau panjang.
Meteran juga berguna untuk mengukur sudut, membuat sudut siku-
siku, dan juga dapat dipakai untuk membuat lingkaran. Pada ujung
pita dilengkapi dengan pengait dan diberi magnet agar lebih mudah

17
ketika sedang melakukan pengukuran, dan pita tidak lepas ketika
mengukur.

Prinsip Kerja Meteran :

 Posisi arah pandangan kedua mata harus lurus dan tepat ke Roll
meter.
 Lihat ada skala yang ada pada roll meter.
 Baca hasilnya.

c. Cara Penggunaan Meteran

Caranya pemakaian / pengukurannya tinggal merentangkan


meteran ini dari ujung yang satu ke ujung yang berbeda yaknik ke
objek yang akan diukur. Akan tetapi untuk mendapatkan hasil yang
lebih akurat alangkah baiknya bila dilakukan oleh dua orang, orang
pertama memegang ujung awal meteran dititik yang pertama dan
meletakkannya tepat di angka nol pada meteran dan orang yang
kedua memegang rol meter menuju ke titik pengukuran lainnya, lalu
tarik meteran selurus mungkin dan letakkan meteran di titik yang di
tuju dan baca angka pada meteran yang tepat dititik yang dituju.
Teknik ini memiliki keterbatasan pada pengontrolan besar sudut yang
di dapatkan dari hasil pengukuran dari kedua titik.

18
3.1.7 Displacer torsi

Gambar. Displacer Torsi dan Bagian Displacer Torsi

a. Definisi Displacer Torsi

Pneumatic devices masih tetap digunakan di fasilitas industri


karena pilihan paling tepat dan murah untuk single loop dan local
control. Pneumatic device juga lebih aman dipakai pada lokasi rawan
ledakan dan kebakaran (hazardous area).Berbagai jenis pneumatic
controller tersedia untuk berbagai proses di lapangan (pressure,
level, temperature, dan flow). Beberapa komponennya memiliki
kesamaan, seperti:Pneumatic level controller yang paling umum
digunakan di lapangan adalah jenis Fisher type 2500. Alat ini
menggunakan displacer sebagai sensor ketinggian di tangki atau
vessel.

b. Prinsip Kerja Displacer Torsi

Perubahan pada liquid level, interface level, atau


density/spesific gravity akan mengangkat displacer sebanding
dengan berat liquida yang berpindah (hukum Archimedes).
Pergerakan displacer secara vertikal akan menghasilkan gerakan

19
angular pada displacer rod dan menyebabkan torque tube memuntir
setiap kali terjadi perubahan level.

Prinsip Kerja Displacer Torsi :

 Pengaturan level (set point)


 Pengaturan Proportional Band (PB)

c. Cara Penggunaan Displacer Torsi


 Pastikan loop sudah dalam posisi bekerja, upstream dan
downstream manual valve sudah dalam kondisi terbuka. Supply
udara sudah masuk dan terbaca pada pressure gauge. Jika ada
bypass valve – pastikan tertutup.
 Atur PB pada setting minimum yang mampu memberikan
kestabilan kerja control valve. Tunggu sejenak untuk melihat
reaksi control.
 Putar setting level sesuai nilai yang diinginkan. Jika terjadi osilasi,
naikkan PB hingga osilasi hilang dalam waktu sesingkat mungkin.
 Uji sistem dengan mengganti nilai setpoint yang lain (naik atau
turun, lalu koreksi nilai PB)
 Ulangi langkah 4 beberapa kali hingga sistem stabil
 Kembalikan setpoint ke nilai yang diinginkan.

20
3.1.8 Stadiometer

Gambar. Stadiometer

a. Definisi Stadiometer

Merupakan sebuah alat yang digunakan untuk mengukur


tinggi badan seseorang

b. Prinsip Kerja Stadiometer

Seseorang berdiri lalu diturunkan pembatas pada kepalanya


hingga akan menunjukkan angka ketinggian tubuh kita

c. Cara Penggunaan Displacer Torsi

 Pastikan Susunlah lengan pengukur stadiometer ke atas kepala


Anda. Lengan pengukur itu bisa bergerak ke atas serta ke bawah.
 Pastikanlah supaya lengan pengukur itu berkerja dengan benar
sebelumnya mengukur diri Anda.
 Anda mungkin saja butuh untuk melipat lengan pengukur itu
untuk tegak lurus dengan lantai.

21
3.1.9 Haga Altimeter

Gambar. Haga Altimeter

a. Definisi Haga Altimeter

Merupakan sebuah alat yang digunakan untuk mengukur


tinggi pohon. Bentuk dan model elegant hampir mirip seperti pistol
sehingga memudahkan anda untuk memegang serta melakukan
pengukuran dengan cara pengintai, Di alat Haga
Altimeter berselimut casing logam ringan kasar agar menjaga serta
menjaga dari pengaruh luar

b. Prinsip Kerja Altimeter

Jika suatu benda harus diukur yang kemungkinan lebih tinggi


dari 52 meter, mengambil skala yang sama dengan ketinggian
perkiraan dibagi dua, misalnya objek adalah sekitar 60 meter tinggi :
mengambil skala 30 meter dan mengukur panjang dasar 30 meter
kalikan angka yang diberikan oleh pointer juga oleh dua.

 Mata pembidik berguna untuk sewaktu anda mengintai ke


object yang diukur
 Arah bidik mencocokan antara kita mengintai di mata
pembidik
 Pemutar skala digunakan untuk memilih jarak batang yang
berputar
 Tombol pengunci berfungsi untuk mengunci setelah
membidik pohon dengan benar
 Tombol pelepas kunci fungsinya sebaliknya dengan tombol
pengunci
 Skala membaca saat tombol pengunci digunakan dan muncul
angka yang diperoleh

22
c. Cara Penggunaan Haga Altimeter

 Pilih kejauhan sesuai dengan skala yang ada yaitu antara 15, 20,
25, atau 30 meter dari pohon, di mana poin yang dibidik (misalnya
ujung pohon) dapat dilihat. Ukur jarak horizontal yang dipilih dari
pangkal pohon.
 Pilih skala jarak yang sesuai pada batang berputar.
 Lepaskan pointer dengan menekan tombol di bagian samping
instrumen.
 Bidik pangkal pohon (atau bisa juga tinggi pohon pada tinggi 1,3
meter), lalu tekan tombol pengunci. Baca angka yang muncul pada
skala (a). Catat agar tidak lupa.
 Tekan tombol pointer (tombol pelepas kunci).
 Kemudian bidik ujung pohon, lalu tekan tombol pengunci. Baca
angka yang muncul pada skala (b). Catat agar tidak lupa.
 Kemudian hitung dengan prinsip hitung Clinometer

23
3.1.10 Smart Sensor AR600E

Gambar. Smart sensor AR600E

a. Definisi Smart sensor AR600E

Merupakan sebuah alat yang digunakan untuk mengukur


Ketinggian kabel yang canggih. Kabel ini mengirimkan ledakan singkat
gelombang ultrasonic pada saat pengukuran dimulai dan selanjutnya
alat ini akan menangkap gelombang ultrasonic yang memantul dari
objek selama pengukuran hingga menghasilkan jarak ketinggian.

b. Prinsip Kerja Smart sensor AR600E

Alat ukur mengadopsi prinsip ultrasonik untuk mengambil


pengukuran tinggi kabel. Saat mengambil pengukuran, unit
mentransmisikan sinyal ultrasonik oleh 15 sudut dengan arah kabel
dan mengukur waktu yang dibutuhkan untuk mengambil gema dari
sinyal. Alat ukur sangat mudah dioperasikan, sirkuit pemelihara dapat
membuat pengukuran tinggi kabel dan kawat jarak kawat setiap saat
di mana saja, yang tidak perlu berhubungan dengan listrik
(berkomunikasi) kabel tinggi.

c. Cara Penggunaan Smart sensor AR600E

 Dekati objek yang akan di ukur ketinggiannya


 Nyalakan alat
 Tunggu hingga hasil yang diamati muncul

24
3.1.11 Peilschaal

Gambar. Peilschaal

a. Definisi Peilschaal

Merupakan sebuah alat yang digunakan untuk mengukur air


sungai maupun danau.

b. Prinsip Kerja Peilschaal

Alat ukur ini bekerja hanya dengan ditanamkan pada volume


air yang akan kita ukur tingkat kedalamannya. Lalu batasan pada air
yang akan menandakan berapa tinggi atau kedalaman pada volume
air tersebut. Peilschaal pun biasanya dipasangkan secara permanen
pada volume air tersebut guna membuat semua orang tau berapa
kedalaman air tersebut yang biasanya berubah ubah di suatu saat.

c. Cara Penggunaan Peilschaal

 Peilschaal ditanamkan pada volume air yang akan diukur


 air yang mengisi volume yang akan menandai kedalaman air pada
peilschaal
 Lalu tingkat kedalaman pun sudah bisa kita lihat

25
3.1.12 Klinometer

Gambar. Klinometer dan Skema penggunaan Klinometer

a. Definisi Klinometer

Klinometer digunakan untuk mengukur tinggi sebuah pohon,


tebing, atau tiang bendera. Klinometer yaitu alat yang digunakan
untuk mengukur sudut kemiringan/elevasi, yang dibentuk antara
garis datar dengan sebuah garis yang menghubungkan sebuah titik
pada garis datar tersebut dengan titik puncak (ujung) suatu
obyek.Dengan menggunakan teorema pytaghoras maka akan
diketahui panjang sisi miring pada sebuah segitiga.

b. Prinsip Kerja Klinometer

Gambar. Skema Klinometer

 jarak pengamat dengan pohon FG=6 m


 tinggi pengamat AF=1,5 m
 jarak mata pengamat dengan benang pemberat AB=3 cm
 jarak mata pengamat dengan titik sumbu busur AC=5 cm
 jarak titik sumbu busur dengan tinggi pengamat CB=4cm

26
c. Cara Penggunaan Klinometer

 letakkan ujung klinometer (titik A) tepat didepan mata


 arahkan ujung lain dari klinometer ke puncak benda (titik E)
 ukur jarak titik A ke benang penunjuk sudut (titik B)
 ukur jarak pangkal benang penunjuk sudut (titik C) ke titik B
 ukur jarak pengamat ke benda yang akan diukur kitinggiannya
(FG)
 tinggi pengamat AF=DG
 jika menggunakan konsep kesebangunan segitiga, Maka dapat
dirumuskan:

Gambar. Perumusan Klinometer

27
3.2 Macam-Macam Metodhe Pengaplikasian Pengukuran Ketinggian

3.2.1 Dalam Cairan

Beberapa cara untuk mengetahui ketinggian (level) cairan,


tergantung dari tempat dan keadaan antara lain:

a. Gelas penduga ( level gauge glass)

Prinsip pengukuran langsung terhadap bejana berhubungan.

Dimana pada pengukuran dengan gelas penduga ada 2


macam untuk tekanan rendah dan tekanan tinggi.

b. Constant Displacement

Prinsip : Naik turunya cairan selalu diikuti naik turunya pelampung.

Biasanya metode ini dilengkapi dengan skala yang


terkalibrasi dalam satuan volume.

c. Variable Displacement

Prinsip : Hukum Archimides

Bila suatu benda berada dalam zat cair akan berkurang


beratnya sebesar berat zat cair yang dipindahkan.Penggunaan torque
tube pada pengukuran level atau level transmitter. Bila permukaan
cairan naik, akan memutar torque tube " counter clockwise"
(berlawanan arah jarum jam), begitu juga riversing arc akan berputar
torque.

Gerakan ini diteruskan ke controllinks, kemudian ke control


arc dan menggerakkan control arc ke bawah sehingga flaper akan
bergerak mendekati nozzle. Akibatnya, output dari relay akan,
menambah tekanan yang akan diteruskan ke proportional below.
Sehingga membalance gerakan control arm dan membalance pula
gerakan flaper terhadap nozzle.Sehingga terjadi perubahan level
tertentu, maka outputnya akan tetap pada suatu harga yang tertentu
pula, dan ini akan sesuai dengan tinggi permukaan cairan.

d. Differential Pressure

Pengukuran level dengan cara ini banyak ditemukan pada


industri perminyakan yaitu dengan cara membandinkan tekanan
media yang diukur dengan media.

28
Prinsip kerja:

Berdasarkan kesetimbangan gaya, input signal pada high dan


low pressure yang berasal dari titik pengambilan bawah dan atas
coloumn sehingga signal pengukuran yang brupa beda tekanan akan
memberikan gaya yang sebanding dengan ketinggian cairan.

3.2.2 Dalam Tanah

Pemetaan PoligonTertutup

Poligon ialah rangkaian titik yang saling berhubungan dengan


yang lain sehingga membentuk suatu jalur . Poligon dibagi menjadi 2 jenis,
yaitu :

1. Poligon terbuka. Merupakan poligon dengan titik awal dan titik


akhir yang tidak sama, atau tidak bertemu. Biasanya berbentuk
memanjang.
2. Poligon tertutup adalah poligon dengan titik awal dan titik
akhirnya yang sama atau dalam arti pengukuran yang dilakukan
tersebut kembali ke titik semula atau pengukuran semula.
Pengukuran dengan menggunakan metode ini dilakukan pada
daerah yang telah diketahui awal dan akhirnya. Dalam praktikum
ini yang lebih dibahas adalah mengenai poligon tertutup.

Adapun pengukuran poligon bertujuan untuk menetapkan posisi


dari titik-titik sudut yang diukur, yaitu dengan mengukur panjang dan sisi
segi banyak dan besar sudut-sudutnya. Besaran-besaran yang diukur
antara lain adalah :

1. Azimuth (sudut arah horizontal)


2. Sudut elevasi (sudut vertikal)
3. Tinggi tempat
4. Jarak optis

Azimuth adalah besaran sudut yang dibuat oleh posisi horizontal


teropong padaTheodolith dihitung dari arah Utara magnetis bumi yang
telah dikoreksi dengan deklinasi tempat pengukuran (deklinasi telah
diketahui sebelumnya).

29
Penggambaran poligon dilakukan secara numerik (koordinat)
maupun Azimuth garis, yaitu dengan :

1. Menentukan arah Utara dan sekala yang sesuai


2. Mengeplotkan absis dan ordinat dari tiap poligon disertai ketinggian
titik poligon tersebut
3. Menghubungkan titik poligon tersebut untuk
menggambarkan Azimuth

Data yang diperoleh pada pengukuran poligon tertutup adalah


sudut dalam, jarak antar titik, beda tinggi, dan sudut Azimuth. Dari proses
perhitungan tersebutdiperolehkoordinat-koordinatberupa absis dan
ordinat. Absis dan ordinat ini dihitung berdasarkan jarak dan sudut
Azimuth. Pada perhitungan sering ada sudut yang terkoreksi, artinya
adalah perhitungan dan pengamatan yang dilakukan di lapangan tidak
begitu tepat, sehingga untuk menutup poligon yang agak terbuka
dibutuhkan koreksi sudut. Koreksi sudut ini digunakan untuk mencari
koreksi sudut Azimuth. Sudut Azimuth adalah besarnya sudut yang dibuat
oleh posisi horizontal teropong pada Theodolith.

30
BAB IV

PENUTUP

KESIMPULAN

1. Alat ukur ketinggian ada beberapa macam, misalnya altimeter dan theodolite.
2. Tekanan udara,magnet bumi dan gelombang berpengaruh besar dalam
perhitungan ketinggian.
3. Ketinggian dapat ditentukan berdasarkan pengukuran tekanan atmosfer, maka
semakin besar ketinggian maka tekanan lebih rendah.
4. Satuan yang digunakan altimter (alat ukur ketinggian) adalah meter dpl (hPa atau
Hg) dan satuan theodolite bias dibaca hingga satuan detik (s).

31
DAFTAR PUSTAKA

 http://www.instrumentasi.info/2014/10/instrumentasi-level-measurement-alat-
ukur-ketinggian.html
 https://id.wikipedia.org/wiki/Alat_ukur
 http://rev-all.blogspot.co.id/2014/11/komparasi-3-aplikasi-pengukur-
ketinggian-lokasi-dari-dasar-laut.html
 http://news.ralali.com/apa-itu-altimeter-dan-apa-fungsinya/#
 https://id.wikipedia.org/wiki/Teodolit
 http://teknologi.galihpamungkas.com/2015/09/11/alat-pengukur-ketinggian-
tanah/#
 https://aldy-syahputra.blogspot.co.id/2013/11/macam-macam-ilmu-ukur-
tanah-dan.html
 http://tarrymunawiru.blogspot.co.id/2015/01/sistem-kerja-theodolit.html
 https://www.google.co.id/search?espv=2&q=theodolite+adalah&spell=1&sa=X
&ved=0ahUKEwi9ksLb-tLPAhWEtY8KHTzjAOgQvwUIGSgA&biw=1366&bih=662
 http://alatukur.web.id/meteran-fungsi-dan-cara-penggunaanya/
 http://alatukur.web.id/waterpass-fungsi-dan-cara-penggunaanya/
 https://ekoharsono.wordpress.com/2012/10/17/mengenal-instrumentasi-5-
pneumatic-device-pneumatic-controller-level/
 https://indo-digital.com/alat-ukur-ketinggian-kabel-ultrasonic-smart-sensor-
ar600e.html
 http://su-hrman.blogspot.co.id/2011/09/mengukur-tinggi-pohon-dengan-
klinometer.html
 https://konsulselam.wordpress.com/2013/05/13/buoyancy/

32

Anda mungkin juga menyukai