LAPORAN PRAKTIKUM
EVAPORATOR CLIMBING FILM
GROUP 8
Budi Mulia P (1206220586)
Hanifia Wulandari (1206221033)
Harly Ilyasaakbar (1206263313)
Hasanuddin (1206230725)
Tujuan Percobaan
Mengamati pengaruh variasi tekanan sistem terhadap laju
evaporasi air.
Mengamati pengaruh variasi gradien suhu terhadap laju
evaporasi air.
Membandingkan keekonomisan antara sirkulasi alami dan
sirkulasi paksa.
Mendapatkan dan membandingkan neraca energi untuk
operasi evaporator sirkulasi alami dan sirkulasi paksa.
EVAPORASI - EVAPORATOR
Evaporasi merupakan proses
penguapan cairan dengan
penambahan panas (Robert B.
Long, 1995).
bagian ini. Medium yang paling umum digunakan terdiri dari parallel
tube tetapi ada pula yang berbentuk pelat atau coil.
Jenis-Jenis Evaporator
Evaporator Sirkulasi Alami dan
Paksa
Falling Film Evaporator
Plate Evaporator
Multiple Effect Evaporator
Prosedur Percobaan
Sirkulasi
Alami:
Persiapan:
Mengikuti
prosedur persiapan dan start up seperti
Start
Up:
Mengosongkan
tangki kondensat (L2
di atas. Lalu membuka C5 sehingga
Menyalakan
pump (S5)bahwa
dan S2sumber
serta
dan
L3) danfeed
memastikan
mendapatkan
hasil yang diinginkan
pada F3
membuka
penuh
C8air pendingin telah
listrik,Paksa:
steam,
dan
Sirkulasi
Menyalakan
feed
pre-heater
tersedia.
Ikuti prosedur
pendahuluan
dan(S3)
start up seperti di
atas. Membuka
V7V1,
danV4,
menyesuaikan
C4 dan
Menyesuaikan
C8
untuk
mendapatkan
lajuC5
Membuka
valve
V6, V8, C1,
C4
sehingga
menghasilkan
laju resirkulasi
yang
yang valve
diinginkan
pada
F2,V7,
ketika
feed
Menutup
V2,
V3,
V5,
C5,
C6,
diinginkan
F3. di aliran F2
cairan
telahpada
terlihat
C7, C9
Membuka dan menyesuaikan C2 untuk
mengatur aliran di F1, dimana F1 = 40xF2
Prosedur
Mengatur
pengesetan
besaranvariabel:
tekanan sistem yang
diinginkan
pada
dengan
Mengatur P1
= 0P2
mmHg;
F2C10
= 10 lt/hr; F1 = 40 x
Menyalakan
F2; F3 = 5 lt/hr
recirculation pump (S4) saat aliran
terliaht
pada
Mencatat
nilailevel
: vessel (10)
Mengatur
termostat
L1, L2
dan L3 pada feed pre-heater (S3)
sehingga
temperatur
T6 dan T7 sedekat mungkin
T3, T5,
T7 dan T8
Menyalakan
vacuum pump (S5) untuk kondisi
P2
vakum lalu menyesuaikan C1 untuk mengatur
Jumlah steam yang terkondensasi
tekanan sistem yang diinginkan pada P1.
Mengulangi prosedur
di atas
untuk
sirkulasi
Membiarkan
C1 terbuka
penuh
untuk
kondisi
alamiah
dan
sirkulasi
paksa
untuk
P1
tekanan sistem pada tekanan atmosfer= 0, 100
dan 200 mmHg. Megambil data setiap 2 menit.
Data Pengamatan
Sirkulasi Alami
Sirkulasi Paksa
Sirkulasi Paksa
0.25
3.5
0.2
f(x) = 0x + 0.17
R = 0.99
0.15
2.5
f(x) = 0x + 0.12
R = 0.99
f(x) = 0.01x + 0.08
R = 1
L2 (m)
0.1
0 mmHg
Linear (0 mmHg)
100 mmHg
Linear (100 mmHg)
200 mmHg
Linear (200 mmHg)
0.05
0
0
t (menit)
2
L2 (m)
200 mmHg
100 mmHg
300 mmHg
1.5
1
0.5
0
0
t (menit)
10
12
Alami
Sirkulasi Paksa
log E
log
0,6571
1,1941
0,7139
1,9965
0,7139
2,0343
log E
Paksa
log
0,657152
1,232564
0,926754
1,305459
0,722634
1,49052
0.72
0.7
Sirkulasi Alami
Sirkulasi Paksa
log E vs log dT
log E vs log dT
0.68
log E 0.66
0.64
0.62
1.15 1.2 1.25 1.3 1.35 1.4
Dt
1
0.9
0.8
0.7
0.6
0.5
0.4
0.3
0.2
0.1
0
1.2
1.25
1.3
1.35
1.4
1.45
1.5
1.55
c. Perbandingan Keekonomisan
untuk Sirkulasi alami dan Paksa
Alami
Paksa
P1
Q(kg/menit)
L2
WE
Ec
(kg/menit)
0,518
0,041
0,702
1,313
100
0,536
0,04
0,724
1,393
200
0,492
0,04
0,704
1,431
1,16
0,04
0,704
0,6069
100
1,195
0,047
0,8272
0,6922
200
1,22
0,05
0,88
0,7213
W E C 2 .L 2
C2 = 17,6
EC
WE
Q
Sirkulasi Alami
P VS Ec
P vs Ec
1.45
0.74
0.72
0.7
1.4
0.68
0.66
Ec 1.35
Ec 0.64
0.62
0.6
1.3
0.58
0.56
0.54
50
100
150
P1
200
250
1.25
50
100
150
P1
200
250
0
100
200
L1
(cm)
2
2
2
L2
(mm)
35
40
50
L3
(cm)
7
6,5
8,4
100
200
2
2
40
47
300
1,5
50
P1
Alamiah
Paksa
616
704
880
123,2
114,4
147,84
0,15
0,17
2,2
2,2
0,7040
0,8272
0,0269
0,0291
0,16
1,65
0,8800
0,0280
WF C1 x L1
WC C3 x L3
WE C2 x L2
Alamiah
Paksa
WF (kg)
WE (kg)
WC (kg)
hf T5
Hs P2
he T3
hc T8
hs P2
Q (kg/m)
220
616
123,2
293
2670,01
2678,60
314,5
405,02
0,518
100
220
704
114,4
295,04
2661,30
2674,60
332,50
380,48
0,536
200
220
880
147,84
298,04
2630,90
2664,60
314,20
294,28
0,492
100
2,2
0,7040
0,0269
292,17
2655,40
2672,68
2643,00
378,66
1,938
200
2,2
0,8272
0,0291
293,85
2645,20
2666,60
2648,60
340,48
1,871
300
1,65
0,8800
0,0280
293,02
2607,80
2656,50
2643,00
270,93
2,353
Neraca Massa
WF WE WC
Neraca Energi
WF WC WE
Alamiah
Paksa
WF
KR
x100%
x100%
KR massa
KR energy
% KR massa
0
100
200
3,24
3,68
4,328
24,652
27,961
34,766
324
368
432,8
% KR
energy
2465,2
2796,1
3476,6
100
0,6678
2,09509E-16
66,78
200
0,6108
61,08
300
0,4497
1,72556E-16
44,97
Analisis Percobaan
Tangki kondensat L2 dan L3 dikosongkan terlebih dahulu untuk
Pada
setiap kenaikan
tekanan,
terjadi
pula
kenaikan laju evaporasi
Hal ini disebabkan oleh
adanya
kenaikan
konstanta
perpindahan
panas yang berbanding
lurus
dengan
laju
evaporasi
Neraca Energi
Neraca
energi
yang
dibandingkan pada percobaan
ini berasal dari entalpinya, dan
entalpi air pada keadaan awal
sebelum terevaporasi dengan
setelah terevaporasi adalah
sama
Neraca
energi
tidak
menunjukkan
penyimpangan
seperti halnya yang terjadi pada
neraca massa, menunjukkan
bahwa neraca energi masih
berlaku di dalam sistem
Analisis Kesalahan
Kurang akuratnya pembacaan skala. Terlebih pada tangki L1, wadah
Kesimpulan
Evaporasi terbagi menjadi dua jenis, yakni evaporasi dengan sirkulasi