Makalah Pemberian Obat Melalui Injeksi Intramuskul
Makalah Pemberian Obat Melalui Injeksi Intramuskul
BAB I
PENDAHULUAN
2.6. Hal-Hal Yang Harus Diperhatikan Dalam Pemberian Obat Secara Intramuskular
1. Tempat injeksi
2. Jenis spuit dan jarum yang digunakan
3. Kondisi atau penyakit klien
4. Obat yang tepat dan benar
5. Dosis yang diberikan harus tepat
6. Pasien yang tepat
7. Cara atau rute pemberian obat harus tepat dan benar
2.9. Prosedur Pelaksanaan Pemberian Obat Secara IM (Intra Muskuler) dan Penyuluhan
Pasien
Penyuluhan pasien,memungkinkan pasien untuk minum obat dengan aman dan
efektif.
a. Tahap PraInteraksi
1. Melakukan verifikasi data sebelumnya bila ada
2. Mencuci tangan
3. Menyiapkan obat dengan benar
4. Menempatkan alat di dekat klien dengan benar
b. Tahap Orientasi
1. Memberikan salam sebagai pendekatan terapeutik
2. Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan pada keluarga/klien
3. Menanyakan kesiapan klien sebelum kegiatan dilakukan
c. Tahap Kerja
d. Tahap Terminasi
1. Melakukan evaluasi tindakan
2. Melakukan kontrak untuk kegiatan selanjutnya
3. Membereskan alat-alat
4. Berpamitan engan klien
5. Mencuci tangan
6. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan
BAB III
TINJAUAN KASUS
1. Biodata pasien
Nama : Tn “ M ”
Umur : 55 tahun
Pekerjaan : Petani
Agama : Islam
Alamat : Desa Purwodadi
2. Keluhan Utama
Pasien mengatakan adanya benjolan pada skrotum sebelah kanan yang sudah
dirasakan 1 tahun ini.
3. Diagnosa Medis
Tn “ M ” Usia 55 Tahun dengan Hernia Scrotalis Dextra
4. Pelaksanaan Tindakan Keperawatan
Hari/Tanggal : Selasa, 18 Maret 2014
Jam : 12.00 WIB
Tempat : Ruang Rawat Bedah/RSUD Padangsidimpuan
Pembimbing lapangan : Hanti Fitiani, AmK (Staf RRB)
Oleh : Kelompok II
5. Langkah-langkah tindakan dan hasilnya:
a. Persiapan alat
· Spuit sesuai ukuran
· Obat Xylomidon 2 cc/8 jam
· Obat Duradryl 2cc/8 jam (anti histamin)
Pengguanaan secara IM jarang menimbulkan efek samping sehingga cara ini
paling sering digunakan.
· Kapas alkohol
· Bengkok
· Tempat sampah
· Buku catatan dan alat tulis
b. Persiapan pasien
1. Memberi salam pada pasien
2. Menganjurkan pasien untuk tidur tengkurap pada tempat yang telah
disediakan
6. Langkah-langkah tindakan
a. Petugas mencuci tangan di air yang mengalir dengan menggunakan sabun dan
dikeringkan dengan handuk kering dan bersih
b. Memperhatikan lingkungan pasien untuk menjaga privasi pasien
c. Melakukan anamnese pada pasien
d. Membuka spuit dari kemasan dan memasukkan obat kedalam spuit (jangan ada
gelembung udara dalam spuit)
e. Mengatur posisi pasien (ventrogluteal) dan membebaskan daerah yang akan
disuntikkan dari pakaian pasien
f. Menentukan tempat penyuntikan yaitu pada daerah bokong dengan menarik garis lurus
dari SIAS menuju Os Coccygeus, dibagi 3 bagian lalu diambil 1/3 bagian pertama dari
SIAS
g. Mendesinfekasi bagian yang akan disuntik dengan kapas alcohol
h. Meregangkan daerah yang akan disuntik dengan jari telunjukdan ibu jari
i. Memasukkan jarum ke posisi tegak lurus 900 dan cepat sedalam 2/3 bagian jarum
j. Memasukkan obat secara perlahan-lahan
k. Telunjuk tangan kiri menekan bekas suntikan dengan kapas alcohol dan tangan kanan
mencabut jarum dengan cepat.
l. Menekan daerah yang telah disuntik dan mengadakan komunikasi dengan klien bahwa
proses sudah selesai dikerjakan.
m. Merapikan baju pasien dan menata lingkungan
n. Mengembalikan alat pada tempatnya
o. Membuang bekas spuit dan jarum ke safety box, tutup spuit dibuang ke sampah medis
p. Mencuci tangan dengan sabun pada air yang mengalir dengan cara menggunakan 7
langkah dan dikeringkan dengan handuk kering dan bersih.
q. Mencatat tindakan yang sudah dilakukan
7. Hasil tindakan
- Klien merasa lega dan puas
- Keadaan pasien baik tidak mengalami pusing
8. Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE)
Menganjurkan pada pasien untuk melakukan kompres hangat pada area yang
dilakukan penusukan, apabila masih terasa nyeri/bengkak, untuk mengurangi rasa
nyeri tersebut.
BAB IV
PEMBAHASAN
1. Menurut teori dalam persiapan alat ada bak instrumen kecil yang telah diberi alas,
Sedangkan dilapangan tidak memakai bak instrumen. Jadi persiapan alat antara teori
dan praktek dilapangan ada kesenjangan, keefisiensi waktu dan banyaknya pasien
yang menunggu merupakan faktor utama penyebab terjadinya kesenjangan.
2. Pada saat persiapan pasien, terjadi kesenjangan antara teori dan praktek. Bidan tidak
memberikan salam dam memperkenalkan diri, keefisieni waktu dan banyaknya pasien
yang menunggu merupakan faktor utama penyebab terjadinya kesenjangan tersebut.
3. Pada saat melakukan tindakan
a. Setiap melakukan suatu tindakan injeksi, petugas tidak selalu mencuci tangan,
tetapi hanya di awal/pasien pertama saja. Hal ini dikarenakan sudah ada pasien lain
yang menunggu dan untuk keefisienan waktu. Selain itu handuk yang digunakan
untuk mengeringkan tangan bukan handuk sekali pakai, melainkan handuk yang
setiap kali digunakan untuk mengeringkan tangan sesudah selesai melakukan
tindakan, untuk setiap orang yang memakai. Petugas juga tidak selalu
memperkenalkan diri pada setiap pasien, yang sekali lagi disebabkan dengan
tujuan efisiensi waktu.
b. Menurut teori selesai melakukan tindakan spuit harus di spool dengan larutan
clorin sebelum dibuang, sedangkan di lapangan tidak dilakukan karena spuit
langsung dibuang di safety box. Karena spuit yang digunakan memakai spuit
disposibble.
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
a. Pasien yang di periksa adalah Tn. “M “ usia 55 tahun.
b. Diagnosa medis Tn. “ M “ usia 55 tahun dengan Injeksi Intra muscular Xylomidon 2cc
dan Duradryl 2cc setiap 8 jam sekali.
c. Dalam melakukan tindakan injeksi IM tersebut ada beberapa kesenjangan antara teori
yang di dapat dengan kenyataan pada praktik di lapangan.
d. Setelah di lakukan tindakan keadaan pasien baik tidak mengalami pusing, pasien
merasa lega dan puas
5.2. Saran
a. Lahan Praktek
Diharapkan bagi lahan praktek untuk terus meningkatkan mutu pelayanan pada
masyarakat/pasiensekitar guna meningkatkan kesejahteraan kesehatan pasien.
b. Mahasiswa
Diharapkan bagi mahasiswa lebih meningkatkan ilmu pengetahuan, lebih
banyak membaca buku tentang kesehatan, serta dapat memahami dan menerapkan
tindakan sesuai dengan teori.
c. Institusi
Institusi pendidikan sebagai tempat untuk mencari ilmu, diharapkan dapat
menjadi tempat pengembangan ilmu khususnya tentang injeksi yang sering dijumpai
dalam lahan praktek.
DAFTAR PUSTAKA
Potter, Perry. Ganiswara (2005). Farmakologi dan Terapi. Jakarta: Famakologi, FKUI
Ratna Ambarwati, Eni (2009). KDPK Kebidanan Teori dan Aplikasi. Jakarta: PT. Kawan
Pustaka
Saifudin, Abdul Bani (2006). Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan. Jakarta:
Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo
Uliyah, Musrifatul dkk (2008). Ketrampilan Dasar Praktik Klinik. Jakarta: Salemba
Medika