Anda di halaman 1dari 12

EVIDENCE BASED PRACTICE (EBP)

PENANGANAN GAWAT DARURAT PADA PASIEN AKUT LIMB


ISKEMIKDI RSUP DR. HASAN SADIKIN BANDUNG

DiajukanUntukMemenuhi Salah Satu Tugas Program Profesi Ners Praktik Stase


Keperawatan Gawat Darurat Dan Kritis

Disusun Oleh:

Ryan Driyana 4006190069

Pembimbing Akademik

( )

PROGRAM PROFESI NERS


PROGRAM SARJANA KEPERAWATAN
STIKES DHARMA HUSADA BANDUNG
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah


melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kami sehingga kami dapat
menyusun makalah ini dengan tepat pada waktunya. Shalawat serta salam
tercurahkan kepada junjungan Nabi kita Muhammad SAW beserta para
sahabatnya.
Laporan ini dibuat untuk memenuhi tugas Profesi NersPraktek
Keperawatan Gawat Darurat dan Kritis di mana laporan ini berisi tentang
’’Evidence Based Practice (EBP) Penanganan Kegawatdaruratan pada
pasien AKUT LIMB ISKEMIK”.
Kami menyadari bahwa tanpa bantuan dari pihak lain maka kami
tidak akan dapat menyelesaikan makalah ini. Oleh karena itu, pada
kesempatan ini kami menyampaikan terima kasih yang tulus kepada semua
pihak yang telah membantu menyelesaikan makalah ini.

Bandung, 09 Maret 2020

Penulis

1
BAB I

PENDAHULUAN

A. LatarBelakang
Proses penyakit dapat menyerang baik arteria maupun vena perifer
menyebabkan gangguan perfusi jaringan. Salah satu penyakit yang
menyerang arteri adalah iskemia tungkai akut. Di negara Inggris dan
Wales terdapat 5000 pasien terserang iskemia tungkai akut per tahun
dengan angka kematian 20% dan kehilangan salah satu ektremitas
sebanyak 40%. Angka resiko kematian dan amputasi cukup tinggi
karena mempunyai penyakit komorbid yang berasal dari CAD dan
CVD Iskemi lengan dan tungkai akut terjadi jika sumbatan arteri
secara tiba-tiba menyebabkan berkurangnya aliran darah ke daerah
lengan maupun tungkai.
Kebutuhan metabolik pada perfusi jaringan menjadi lebih besar,
sehingga dapat membahayakan fungsi anggota gerak. Gambaran klinis
pada pasien dengan iskemi lengan dan tungkai akut berhubungan
dengan lokasi tempat sumbatan arteri dan penurunan aliran darah. Jika
dilihat dari beratnya iskemik, pasien mungkin akan mengalami
kelumpuhan dan dapat menjadi pincang atau mengalami nyeri saat
beristirahat. Nyeri dapat timbul dalam jangka waktu yang singkat dan
tampak jelas pada ekstremitas distal sampai kepada daerah obstruksi.
Nyeri yang timbul tersebut tidak terbatas pada kaki atau jempol,atau
tanganataupun daerah jari, sebagaimana yang biasa dijumpai pada
kasus iskemik lengan dan tungkai kronik. Iskemik yang terjadi
bersamaan pada saraf perifer menyebabkan hilangnya rangsang
sensoris dan disfungsi motorik.

Pada pemeriksaan fisik terkadang tidak didapatkan adanya denyut


nadi di daerah distal sampai ke daerah sumbatan, kulit yang dingin,
pucat, pengisian aliran balik kapiler yang terlambat dan pengisian vena
yang lambat, ketiadaan persepsi sensoris, dan kelemahan otot hingga

2
lumpuh. Dengan mengenal tanda dan gejala ALI, maka resiko
kehilangan anggota gerak dapat menurun. Suatu penelitian
menunjukkan, angka amputasi ditemukan meningkat terhadap interval
antara onset dari ALI dan eksplorasi (6% dalam 12 jam, 12% dalam 13
hingga 24 jam, 20% setelah 24 jam).
Salah satu metode dalam mendapatkan hasil penelitian klinis yang
terbukti manfaatnya adalah dengan melakukan kajian terkait evidence
based practice (EBP) jurnal keperawatan tentang akut limb iskemik
diruang gawat darurat. Pemahaman dan penerapan hasil-hasil
riset/penelitian di tatanan pelayanan keperawatan akan membantu
meningkatkan mutu dan kualitas pemberihan asuhan keperawatan.
Namun, dalam kenyataannya di tatanan klinis, masih banyak tindakan
atau intervensi keperawatan yang dilakukan hanya berdasarkan kepada
kebiasaan yang turun temurun tanpa berdasarkan perkembangan ilmu
pengetahuan yang baru. Kebiasaan seperti ini perlu dihilangkan dan
digantikan dengan kebiasaan tindakan yang berdasarkan pada bukti
jurnal keperawatan di gawat darurat. Oleh karena itu, disusunlah
laporan Evidence Based Practice (EBP) ini untuk membahas secara
komperhensif terkait evidence based practice (EBP) jurnal
keperawatan tentang akut limb iskemik diruang gawat darurat,
sehingga perawat dapat memahami dan mengaplikasikannya dengan
baik.
B. Tujuanpenulisan
1 Tujuan Umum
Untuk memberikan sumber informasi tentang penanganan
kegawatdaruratan pada penyakit Akut Limb Iskemik kepada
pembaca dan masyarakat pada umumnya.
2 Tujuan khusus
Diharapkan setelah mempelajari materi ini kita dapat mengetahui:
a. Pengertian Akut Limb Iskemik

3
b. Penanganan kegawatdaruratan pasien dengan Akut Limb
Iskemia

4
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Review Methode
Literatur Jurnal
B. Result (sertakan tabel analisis)

1
No Judul/ peneliti/ tahun publikasi Metode Penelitian Hasil Kesimpulan

1 Outcomes of peripheral vascular intervention Penelitian ini Pasien ALI yang  Dalam kohort
in select patiens with lower extremity acute menggunakan metode diobati dengan PVI multicenter pasien
limb ischemia analitik, dan bahan memiliki risiko yang diobati dengan
studi tidak akan aterosklerotik beban PVI, kami
tersedia bagi peneliti tinggi faktor dan menemukan bahwa
Hasil intervensi vascular perifer pada pasien lain untuk keperluan lebih mungkin pasien ALI dipilih
pilih dengan iskemia ekstremitas akut repro- memiliki untuk pengobatan
ekstremitas bawah mengurangi hasil atau revaskularisasi dengan sama
mereplikasi ipsilateral sebagai anggota
Elica inagaki, MD: Alik Farber, Dkk prosedur; namun sebelumnya. Pasien tubuh kritis mereka
demikian ALI lebih kecil rekan
data mungkin tersedia kemungkinannya iskemia. Penelitian
2018
untuk simpatisan untuk diobati lebih lanjut
melalui Vaskular dengan diperlukan untuk
Kelompok Studi New memperluas stent memperbaiki
England dan lebih mungkin pemilihan pasien ALI
(VSGNE). peneliti menjalani yang paling baik
mengidentifikasi trombolisis dilayani oleh PVI.
semua pasien dibandingkan pasien
berturut-turut yang dengan iskemia
menjalani PVI oleh ekstremitas
ahli bedah terlatih. kritis. Dalam
analisis
multivariabel, ALI
dikaitkan dengan
kegagalan teknis
yang lebih tinggi
(rasio odds 1,7,
interval kepercayaan
95%, 1,1% -2,5%),
peningkatan tingkat
distal
embolisasi (odds
ratio 2,7, interval
kepercayaan 95%,
1,5% -4,9%), lama
tinggal lebih lama
(berarti rasio 1,6, 2
interval kepercayaan
95%,
1,4% -1,8%), dan
3
C. iscussion

Dalam telaah jurnal diatas memaparkan bahwa dalam pelaksanaan


intervensi perawat untuk jurnal pertama berjudul “Outcomes of peripheral
vascular intervention in select patiens with lower extremity acute limb
ischemia” membahas tentang intervensiperifer endovascular intervensi
vascular (PVI) pada pasien ALIdan CLI, hasilnya menyebutkan dalam
kohort pengamatan besar pasien yang menjalani PVI, penelitimenemukan
bahwa hasil teknik endovaskular kontemporer dalam efek samping jangka
pendek yang lebih besar tetapi setara jangka panjang hasil pada pasien ALI
dibandingkan dengan pasien CLI. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk
meningkatkan stratifikasi risiko dan pemilihan pasien ALI yang sesuai dan
terbaikdilayani oleh pengobatan dengan PVI.

Jurnal kedua yang berjudul “Low-dose Thrombolysis for


tromboembolic lower extremity arterial occlusions is efective without
major hemorrhagic complications” membahas tentang intervensi
penggunaan dosis heparin untuk mengatasi trombolisis tromboemboli
dengan protokol trombolisis dosis rendahatautinggiuntuk oklusi arteri
ekstremitas bawah tromboemboli, hasilnya mengatakan bahwa
berdasarkan seri data ini, trombolisis dosis rendah untuk tromboemboli
arteri ekstremitas bawahoklusi sama efektifnya dengan trombolisis dosis
tinggi. Namun, risiko komplikasi pendarahan utama adalahjauh lebih
rendah saat menggunakan trombolisis dosis rendah.

Jurnal ketiga yang berjudul “Contemporary trens and outcomes of


trombolytic therapi for acute flower extremity ischemia” membahas
tentang Pasien yang menjalani trombolisis darurat untuk iskemia
ektremitas akut di evaluasi. 3 kelompok dianalisis : trombolisis saja,
trombolisis dan prosedur endovaskular (T+ENDO), dan gagal trombolisis
yang membutuhkan pembedahan terbuka (T+OPEN). Hasilnya
mengatakan bahwa Ada peningkatan yang signifikan dalam prosedur
trombolisis dan endovasklar yang mengarah pada hasil yang lebih baik.
Trombolisis sendiri membawa angka kematian dan stroke tertinggi dengan
T+OPEN terkait dengan amputasi komplikasi tertinggi. Meskipun
trombolisis efektif, 25% pasien memerlukan prosedur terbuka yang
menunjukan bahwa pemilihan pasien untuk trombolisis terlebih dahulu
alih-alih operasi terbuka terus menjadi tantangan klinis.

1
Jurnal keempat yang berjudul “Endovascular therapy for acute
limb ischemia”mebahas tentang pengobatan melalui metode intra-arteri
endovaskular pada pasien ALI, hasilnya mengatakan bahwa. Terapi
endovaskular dengan trombolisis tetap menjadi pilihan pengobatan yang
efektif untuk pasien yang datang denganALI ekstremitas
bawah. Trombolisis harus dibatasi hingga <3 hari. Jenis kelamin
perempuan secara negatif mempengaruhi tingkat anggota
tubuhpenyelamatan dan kelangsungan hidup.

Jurnal kelima yang berjudul “Effect of intravenous and catheter


directed trombolytic therapy with recombinant tissue plasminogen
activator (alteplase) in non traumatic Acute limb ischemia ; A randomized
doble-blind clinical trial” membahas tentang pengobatan menggunakan
metode intravena dan kateter dengan t-PA dengan hasil trombolisis
diarahkan intravena dan kateter dengan t-PA adalah metode yang aman
dan efektifpengobatan iskemia arteriolar akut ekstremitas. Namun ada
trombolisis intravena dan CDT sebanding mengenai hasil klinis.

Dari kelima telaah jurnal diatas dapat disimpulkan jurnal yang


lebih efektif untuk dijadikan intervensi yaitu jurnal kedua. Karena dilihat
dari hasil telaah jurnal jika menggunakan heparin dengan dosis rendah
atau tinggi untuk mengatasi trombolisis dan tromboemboli dengan
protokol trombolisis dosis rendah atautinggiuntuk oklusi arteri ekstremitas
bawah, hasilnya mengatakan bahwa sama efektifnya dengan trombolisis
dosis tinggi. Namun, risiko komplikasi pendarahan utama adalah jauh
lebih rendah saat menggunakan trombolisis dosis rendah.

2
BAB III
KESIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis jurnal diatas, dapat disimpulkan bahwa


Dari kelima telaah jurnal diatas dapat disimpulkan jurnal yang lebih efektif
untuk dijadikan intervensi yaitu jurnal yang kedua. Karena dilihat dari
hasil telaah jurnal jika menggunakan heparin dengan dosis rendah atau
tinggi untuk mengatasi trombolisis dan tromboemboli dengan protokol
trombolisis dosis rendah atautinggiuntuk oklusi arteri ekstremitas bawah,
hasilnya mengatakan bahwa sama efektifnya dengan trombolisis dosis
tinggi. Namun, risiko komplikasi pendarahan utama adalah jauh lebih
rendah saat menggunakan trombolisis dosis rendah.

Oleh Karen itu, untuk memenuhi tanggung jawab peran profesional


tersebut, diperlukan suatu penelitian klinis yang dapat menjadi bukti kuat bahwa
suatu intervensi keperawatan tidak membahayakan dan memiliki efek yang
menguntungkan bagi pasien, baik ditinjau dari segi klinis dan juga ekonomis.

3
DAFTAR PUSTAKA

Abash sarauhani, hassan rafari, masouth Pezeshki rad. 2015. Effect of intravenous
and catheter directed trombolytic therapy with recombinant tissue plasminogen
activator (alteplase) in non traumatic Acute limb ischemia ; A randomized doble-
blind clinical trial. journal of the American heart association DO:
10.1161/JAHA/.116.004782

Elica inagaki, MD: Alik Farber, Dkk. 2020. Outcomes of peripheral vascular intervention
in select patiens with lower extremity acute limb ischemia. American health
assossiation DO:10.1161/JAHA.116.004782

Fan Deen Beerg, JC. Trombolysis for acute Arterial Occclusions. JVASC Surg. 2010

MA Creager, JA Kaofman, MS Conte Praktek Klinis Iskemia Ekstremitas Akut. 2012

Vikram S kashyap. MD, Ramyar Gilani. Dkk. 2011. Endovascular therapy for acute limb
ischemia. Jurnal society for vascular sugery volume 53, no.2

Anda mungkin juga menyukai