Talkum = Anticaking agent; glidant; tablet and capsule diluent; tablet and capsule
lubricant.
Penjelasan :
6.83−6.61
F= x 100 %
6.83
F = 0.032 x 100 %
10. Sebuah pabrik farmasi ingin membuat kapsul berisi granul dengan zat aktif
eferin HCl dengan bahan tambahan: talkum, amilum, natrium lauril sulfat,
litium iodida.
Dari bahan tambahan tersebut, bahan yang digunakan sebagai wetting agent
adalah ?
a. Kalium iodida
b. Litium iodida
c. Natrium lauril sulfat
d. Amilum
e. Talkum
Penjelasan :
a. Kalium iodida = zat aktif, sebagai obat hipertiroid
b. Litium iodida = zat aktif, antidepresan, obat gangguan bipolar
c. Natrium lauril sulfat = Anionic surfactant; detergent; emulsifying agent; skin
penetrant; tablet and capsule lubricant; wetting agent.
Sodium lauryl sulfate is an anionic surfactant employed in a wide range of
nonparenteral pharmaceutical formulations and cosmetics.
It is a detergent and wetting agent effective in both alkaline and acidic
conditions. In recent years it has found application in analytical electrophoretic
techniques: SDS (sodium dodecyl sulfate) polyacrylamide gel electrophoresis is
one of the more widely used techniques for the analysis of proteins;(1) and
sodium lauryl sulfate has been used to enhance the selectivity of micellar
electrokinetic chromatography (MEKC).(2)
d. Amilum = Nama lain starch. Fungsi Glidant; tablet and capsule diluent; tablet
and capsule disintegrant; tablet binder.
e. Talkum = Anticaking agent; glidant; tablet and capsule diluent; tablet and
capsule lubricant.
11. R/ Camphora 2%
Salicylic acid 1%
Talk ad 20 gram
Berapa mg bobot campora yang diperlukan ?
a. 400
b. 40
c. 4
d. 2
e. 0.2
Perhitungan :
Camphora = 2% x 20 = 0.4 gram = 400 mg
12. Seorang pasien berusia 7 tahun (BB 25 kg) diberikan analgesik dengan dosis
lazim 10-15 mg/kg
Dosis yang dapat diberikan adalah (mg)
a. 160 = dibawah rentang
b. 240 = dibawah rentang
c. 300 = dalam rentang dosis lazim
d. 460 = diatas rentang
e. 600 = diatas rentang
Perhitungan :
Dosis = 10-15 mg/kg x 25 kg = 250 mg – 375 mg
13. Seorang wanita 45 tahun datang ke apotek membawa resep yang berisi :
Iter 1x
R/ Bisoprolol XXX
S2dd1
......................det 10
Jumlah obat sisa yang masih dapat ditebus wanita tsb adalah ?
a. 10 tab
b. 20 tab
c. 30 tab
d. 40 tab
e. 50 tab
Perhitungan :
Bisoprolol yang bisa ditebus (orig + iter1x) = 30 + 30 = 60 tablet
Yang sudah ditebus 10
Sisa = 60-10 = 50 tablet
14. R/ CTM 2 mg
Mf pulv XII
S3ddI
Terdapat sediaan CTM 4 mg
Berapa tablet yang diperlukan untuk pemakaian 2 hari ?
a. 1
b. 2
c. 3
d. 6
e. 12
Perhitungan :
CTM 2mg untuk 12 bungkus. Dalam sehari minum 3 kali sehari. 12 bungkus
digunakan untuk 4 hari. Untuk 2 hari perlu 6 bungkus..
Yang tersedian CTM 4 mg. Berapa tablet untuk 2 hari
= 2/4 x 6 = 3 tablet
ATAU
2/4 x 12 = 6 tablet, untuk 4 hari.
Kalau untuk 2 hari = 6/2 = 3 tablet.
15. Industri farmasi akan membuat tablet azitromisin 250 mg, namun yang
digunakan adalah azitromisin dihidrat. Bobot molekul azitromisin adalah
749.02 g/mol dan bobot molekuk azitromisin dihidrat adalah 785.02 g/mol.
Berapa berat tablet jika menggunakan azitromisin dihidrat ?
a. 262 mg
b. 250 mg
c. 278 mg
d. 289 mg
e. 264 mg
Perhitungan :
Yang digunakan adalah azitromisin dihidrat..
785.02
Rumus = 250 x = 262,02 mg
749.02
16. Sebuah pabrik farmasi hendak membuat tablet herbal terstandar dari
ekstrak batang trengguli. Diketahui data CoA fisiko-kimia ekstrak adalah
sebagai berikut:
1.Kental
2.Kompresibilitas rendah
3.Higroskopis tinggi
4.Tidak tahan terhadap panas
Metode pembuatan tablet yang cocok adalah ?
a. Granulasi kering
b. Cetak langsung
c. Granulasi basah
d. Granulasi titik lebur
e. Granulasi lembab
Penjelasan :
Metode pembuatan tablet
1. Kempa Langsung
Metode ini digunakan untuk bahan yang bersifat mudah mengalir sebagaimana
sifat kohesinya yang memungkinkan untuk langsung dikompresi dalam mesin
tablet tanpa memerlukan granulasi basah aau kering (Ansel, 2008).
2. Granulasi basah
Granulasi basah atau aglomerasi serbuk dilakukan dengan cara pengadukan
atau agitasi serbuk atau campuran serbuk dengan keberadaan cairan yang
biasanya berupa larutan pengikat yang sudah dicampurkan dengan serbuk
kering.
3. Granulasi kering
Pada metode granulasi kering, granul tidak dibentuk oleh pelembapan atau
penambahan bahan pengikat ke dalam campuran serbuk obat tetapidengan
cara memadatkan masa yang jumlahnya besar dari campuran serbuk atau
dikompresi menjadi tablet yag lebar dan datar atau pelet dengan garis tengah
kira-kira satu inci (slugging). Hal ini dapat dilakukan karena aliran serbuk ke
dalam mesin slugging dibantu oleh adanya rongga besar dan tablet tidak
memerlukan ukuran dan berat yang tepat.
Dengan metode ini, baik bahan aktif maupun pengisi harus memiliki sifat
kohesif, supaya masa yang jumlahnya besar dapat dibentuk. Metode ini
khususnya untuk bahan-bahan yang tidak dapat diolah dengan metode
granulasi basah, karena kepekaannya terhadap uap air atau karena untuk
mengeringkannya diperlukan temperatur yang dinaikkan (Ansel, 2008).
17. Seorang apoteker supervisor QC menemukan hasil uji disolusi suatu tablet
pada 6 tablet uji adalah 80, 90, 92, 82, 90, 80 dengan syarat di atas 80%.
Maka kesimpulan yang dapat diambil dari hasil uji disolusi tablet tsb ?
a. Tidak memenuhi syarat, uji ulang dengan menambah 6 tablet
b. Tidak memenuhi syarat, uji ulang dengan, uji ulang dengan menambah
12 tablet
c. Tidak memenuhi syarat, uji ulang tanpa penambahan tablet
d. Memenuhi syarat, bisa lanjut ke produksi
e. Memenuhi syarat, bisa langsung jual ke pasaran
Pengertian Disolusi
Disolusi didefinisikan sebagai proses suatu zat padat
masuk kedalam pelarut menghasilkan suatu larutan.
Disolusi merupakan salah satu kontrol kualitas yang dapat
digunakan untuk memprediksi bioavailabilitas, dan dalam
beberapa kasus dapat sebagai pengganti uji klinik untuk
menilai bioekivalen. Hubungan kecepatan disolusi in–vitro
dan bioavailabilitasnya dirumuskan dalam bentuk IVIVC (in-
vitro–in-vivo corelation). Kinetika uji disolusi in–vitro
memberi informasi yang sangat penting untuk meramalkan
availabilitas obat dan efek terapeutiknya secara in–vivo.