Anda di halaman 1dari 5

TUGAS

PENGELOLAAN LINGKUNGAN TAMBANG

Dosen Pengampu:
Dr. Ir. H. Maulana Yusuf, MS.,MT
NIP. 195909251988111001

Disusun Oleh:
Jefrizal Fahlevi
03021281722057

JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN DAN GEOLOGI


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2020
Soal

1. Coba saudara jelaskan tentang pengelolaan lingkungan tambang brrdasarkan

a.Pendekatan sosial ekonomi

b.Pendekatan kelembagaan

c.Pendekatan teknologi

2. Berikan contoh-contoh dalam kasus pertambangan mineral dan batubara

Jawab

a. Pendekatan Sosial Ekonomi

Pendekatan social ekonomi dilakukan pada setiap tahap kegiatan, baik pada
tahap prakonstruksi, kontruksi, maupun pada tahap pasca kontruksi (operasional).
Pendekatan ini diperlukan untuk mencegah terjadinya konflik antar-masyarakat
maupun antar masyarakat dengan pihak perusahaan (pemrakarsa).

Contoh pada tahap prakontruksi (persiapan). Rencana kegiatan pembebasan lahan


berpotensi menimbulkan dampak penting berupa keresahan masyarakat. Dalam hal
ini, pendekatan social ekonomi yang dapat dilakukan pemrakarsa, anatara lain
adalah :

1. Pemrakarsa bersama instasi terkait melakukan penyuluhan kepada masyarakat


tentang rencana kegiatan dan manfaatnya bagi masyarakat, daerah, dan atau
Negara.
2. Pemrakarsa melakukan pendekatan musyarawah – mufakat dengan pemilik tanah
(tidak melalui prantara atau pihak ketiga) untuk menentukan besar nilai tanah,
tanaman, dan atau bangunan, dengan tetap berpedoman pada ketentuan yang
berlaku.
3. Penduduk menerima uang penggantian tanah secara utuh, pemrakarsa tidak
menggunakan jasa pihak ketiga dan sebaiknya pembayaran dilakukan melalui
bank.
4. Pemrakarsa mengutamakan penduduk yang terkena pembebasan lahan menjadi
tenaga kerja. Sepanjang memenuhi persyaratan yang ditetapkan perusahaan.

Kegiatan pengangkutan material menimbulkan dampak penting berupa kerusakan


jalan dan pencemaran debu pada musim kemarau. Sebelum masyarakat protes,
sebaiknya pemrakarsa melakukan perbaikan. Untuk itu, pemrakarsa memperbaiki
jalan yang rusak dan melakukan penyiraman jalan pada musim kemarau. Dengan
demikian diharapkan tidak terjadi konflik antara masyarakat dengan pihak perusahaan

b. Kelembagaan

Pendekatan ini dilakukan dengan jalan melakukan penataan dan pengaturan


terhadap manusia sebagai pelaku lingkungan, sehingga perilaku manusia dapat
terkendali, yang pada akhirnya diharapkan dampak negartif dari kegiatannya
terhadap lingkungan akan berkurang atau dapat diatasi. Pendekatan kelembagaan
dapat dilakukan pemrakrsa, antara lain :

1. Menaati peraturan perundang-perundangan yang berlaku.


2. Melakukan koordinasi dengan instansi terkait, sesuai dengan masalah yang
timbul.

Sehubungan dengan contoh diatas ( kegiatan pembebasan lahan ), pendekatan


kelembagaan (instituti) dilakukan pemrakarsa dengan instansi terkait. Pemrakrsa
bekerja sama dengan Badan Pertahanan Nasional ( BPN), camat dan kepala desa/
lurah untuk memberikan penjelasan untuk melakukan penyuluhan tentang usaha atau
kegiatan yang akan dilakukan. Demikian juga dalam pedataan lahan, tanaman
tumbuh, dan bangunan yang dibebaskan, serta penentuan besarnya ganti rugi harus
dicapai melalui musyarawah-mufakat, tanpa adanya tekanan atau intimidasi terhadap
anggota masyarakat.

Untuk melakukan perbaikan jalan, misalnya, pemrakarsa dapat berkerja sama


dengan Dinas Pekerjaan Umum (PU), sedangkan untuk pemercanaan udara dan
perairan bekerja sama dengan Dinas Kesehatan dan Badan Lingkungan Hidup Sehat
(BLHD). Dalam masalah ketenagakerjaan, pemrakarsa melakuakn koordinasi dengan
Dinas Tenaga Kerja dan masalah sosial lainnya bekerja sama dengan Dinas Sosial
atau instansi yang membidangi masalah yang timbul.

c. Teknologi

Pendekatan teknologi yang dapat digunakan atau dilakukan pemrakarsa, antara


lain dengan menggunakan teknologi ramah lingkungan dalam mencegah dan
menaggulangi masalah yang timbul.
Pendekatan teknologi dalam pengelolaan lingkungan dilakukan pada tahap
kontruksi dan pasca kontruksi. Pada prinsipnya pendekatan teknologi adalah
penggunaan teknologi yang dapat meminimalkan dampak lingkungan dan secara
ekonomis tidak merugikan pemrakarsa.

Sebagai contoh pendekatan teknologi adalah pada pekerjaan pembukaan lahan


perkebunan besar dan penting berupa erosi pendekatan teknologi untuk menekan
erosi dapat dilakukan dengan membuat saluran pembuangan (drainase) pada tempat-
tempat tertentu, mengolah tanah menurut garis kontur, untuk menahan laju aliran
permukaan. Setelah pengelolaha tanah selesai, pada lokasi yang kemiringan
lerengnya lebih dari 8% dibuat teras dilakukan penanaman tanaman penutup tanah.
Untuk mencegah terjadinya tanah longsorn dapat dilauka dengan penanaman pohon-
pohonan ditempat-tempat yang terjal atau membuat tanggul tanah longor.

Pencemaran udara dapat ditanggulangi dengan cara pegurangan polutan yang


masuk ke udara misalnya dengan menggunakan alat penangkap debu atau saringan
debu. Penanganan pencemaran udara pada prinsipnya adalah dengan cara
mengurangi emsi gas pencemar sehingga gas yang masuk ke udara tidak berbahaya
lagi.

2 Contoh-contoh Kasus dalam Pertambangan Batubara:

aKerusakan lingkungan hidup akibat limbah batubara di sepanjang DAS Air


Bengkulu hingga pesisir pantai di Kota Bengkulu dan Bengkulu Tengah
yang terjadi sejak 1980an hingga kini.
Penyebab: Kurang lebih terdapat 13 IU tambang batubara terindikasi masuk
kawasan hutan konservasi dan lindung yang tidak jelas tindak lanjutnya.

b. Pengaruh terhadap ekologi juga mempengaruhi iklim dalam skala lokaal


seperti yang terjadi di lokasi penambangan batubara PT. Bukit Asam,
Berbagai mikro organisme pada horizon top soil A dan B menjadi musnah,
sehingga produktivitas dan stabilitas lahan menurun.
Penyebab: Luas wilayah operasi penambangan juga merupakan salah satu faktor
yang menyebabkan munculnya kerusakan ekologi yang besar pasca tambang,
terjadi pemborosan sumberdaaya tambang yang cukup besar, serta musnahnya
keanekaragaman hayati.
c. PT Indominco Mandiri, anak perusahaan PT ITM. Demi meningkatkan produksi
pertambangannya, perusahaan tersebut berusaha mengalihkan aliran sungai
sehingga perusahaan bisa melakukan penambangan di Sungai Santan termasuk
anak Sungai Santan, yakni Sungai Kare dan Sungai Pelakan.

Penurunan kualitas sungai yang ditandai dengan perubahan warna air diikuti juga
dengan matinya ikan-ikan yang selama ini menjadi sumber penghidupan ekonomi
masyarakat setempat. Semenjak beroperasinya PT Indominco Mandiri di daerah
hulu Sungai Santan, warga merasakan kualitas sungai semakin menurun yang
memberi dampak langsung bagi kehidupan masyarakat lokal,” tambahnya.

Di sisi lain, Direktur Jendral Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan


Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Karliansyah
mengatakan bahwa PT Indominco Mandiri pernah mendapatkan peringkat Biru
pada Program Penilaian Kinerja Perusahaan dalam Pengelolaan Lingkungan
Hidup (Proper) tahun 2014. Namun, untuk tahun 2015, hasil Proper PT
Indominco tidak diumumkan.

Anda mungkin juga menyukai