Anda di halaman 1dari 6

INTERPRETASI DATA METODE GROUND

PENETRATING RADAR (GPR)

Disusun oleh:
BOMA SATRIA SANDY
03021381722119

PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2020
INTERPRETASI DATA GPR

Pekerjaan akhir dalam penyelidikan geofisika adalah menerjemahkan data-data


sinyal yang telah diperoleh dari akuisisi untuk kemudian diplot ke dalam suatu
bentuk konfigurasi agar dapat dibaca dan diambil kesimpulan, pekerjaan
ini adalah interpretasi. Beberapa hal yang lazim diperhatikan dalam
penginterpretasian adalah :

a. Interpretasi grafik
Kecepatan gelombang dapat diketahui dengan berasumsi pada suatu konstanta
dielektrik relative yang mendekati atau sesuai dengan nilai material yang
diselidiki, dengan cara demikian two-way travel time (TWT) dapat diterjemahkan
menjadi kedalaman, dan jika ditambahkan dengan pengidentifikasian sinyal
pantulan dari target (refleksi), maka peta TWT dapat dihasilkan guna
menunjukkan kedalaman, ketebalan, perlapisan, dll. Dari sini dapat diketahui
nilai sebenarnya dari kecepatan gelombang.

b. Analisa kuantitatif
Dengan menggunakan beberapa analisa, kedalaman interpretasi sinyal
juga kedalaman target atau reflektor dapat dideterminasi tergantung kepada
cukup tidaknya nilai yang diketahui dari analisa kecepatan juga variasi
konstanta dielektrik relatif material yang dilewati, juga kepada analisa amplitude
dan koefisian refleksi.

Secara umum netode yang dipakai adalah dengan menggunakan GPR (Ground
Penetrating Radar) untuk menggambarkan zona mineralisasi
Adapun penjelasan secara rinci:
1. Menggunaka RAMAC GPR System dengan frekuensi tengah 25 MHz
menggunakan antena RTA.
2. Menggunakan 21 lintasan, dimana panjang setiap lintasan sebesar 1 km.
Setiap lintasan diberi label L1-L21
3. Pengukuran tambahan selain GPR menggunakan IP dan resistivitas.
4. Langkah pengolahan lainnya adalah variasi waktu berguna untuk membantu
menghilangkan frekuaensi domain yang terlihat pada data dan low cut filter
untuk meghilangkan efek induksi
Perkiraan kecepatan menggunakan hyperbola fitting tool. Hasil berupa file
ASC11 berisi data dari struktur yang diplot secara grafik. Data dari IP dan
resistivitas diproses dengan menggunakan software Geosoft menghasilkan
resistivitas dan gambar chargebility.

Berikut gambar GPR berupa radargram

Gambar 1 Gambar Radar untuk Profil L1, L2, L3, L4, L5 dan L6
Gambar 2 Gambar radar untuk profil L7, L9, L11, L13, L15 and L17
Berdasarkan gambar maka:
Gambar 1 dan 2 menunjukkan hasil radar dari 12 profil yang diperoleh
dari lokasi penelitian. Dalam penelitian kali ini hanya menghasilkan 12 lintasan
yaiti L1, L2. L3, L4, L5, L6 , L7, L9, L11,L13, L15 DAN L17. Hal tersebut
terjadi karena kesalahan antena yang tidak dapat menembus akar pepohonan
sehingga tidak memperoleh data. Lintasan L2 dan L4 pada gambar 5.1, lintasan
L13 dan L17 pada gambar 6 menunjukkan kedalaman rata-rata 8 m dan 12 m.
Artinya pola difraksi hiperbolik antar interval pada kedalaman tersebut. D
merupakan transisi Duricrust-saprolite. S1 dan S2 merupakan sub horizontal dan
vertikal sub reflektor. S1 dan S2 merupakan zona retak dan zona lapuk pada
kedalaman 33 m dan 48 m. Pada zona ini terdapat struktur mineralisasi emas.
Karena adanya antena yang menggema dan kesalahan lain yang dihadapi di
lapangan, beberapa gambara ,mencatat beberapa refleksi. Dalam geologi refleksi
tidak berarti.
Gambar 3 Hasil Intrespetasi dari S2 dan S1
Interpretasi S2 yang tereka dan struktur dalam S1 digambarkan pada
gambar 3. Pada gambar 3 menunjukkan struktur S2 digambarkan antara
kedalaman 37 m dan 44.5 m. Struktur yang tereka menggambarkan deformasi
strktural ke arah NW-SE. Rentang kedalaman Z1 antara 38.5 dan 44.5 m menjadi
zona potensial mineralisasi. Pola struktural Z2 menujukkan ciri horizontal dekat
berada pada profil rentang 600 m dan 800 m. Rentang kedalaman antara 42.0 m
sampai 44.5 m dan memiliki panjang 300 m. Gambar 5.3 kanan menunjukkan
struktur kedalaman antara 15 m dan 36 m kemungkinan ada deformasi struktural
di arah NU-SE yang berada pada jarak 300 m dan 700 m. Dalam rentanng ini Z1
dan Z2 merupaka struktur dipping semu yang representasinya nyata dan
mineralisasi yang dipetakan denga resistivitas dan survei chargebility.
G

Gambar 5.4 gambar kiri pengukuran chargebility, kanan pengukuran


resistivity
Hasil chargebility dan resistivitas tidak memberikan kedalaman yang tepat
dimana mineralisasi terjadi. Sedangkan GPR mampu menunjukkan struktur
mineralisasi emas. Nilai chargebility berkisar antara 14 mv/v dan 17 mv/v yang
ditunjukkan dengan warna merah. Zona anomalia berada ke arah barat
laut-tenggara. Daerah ini berada pada profil dari 200 m dan 700 m, yang
membentang di sekitar jarak total (M). Zona dengan chargebility tinggi
menunjukkan zona lemah (zona konduktif) dalam saprolit zona konduktif adalah
zona potensi mineralisasi emas. Nilai resistivitas ditunjukkan warna merah dengan
nilali 2545

Anda mungkin juga menyukai