Anhar
Jurusan Teknik Elektro Universitas Riau
ABSTRAK
Salah satu unjuk kerja dalam jaringan komunikasi data adalah delay time. Dalam jaringan
komunikasi data yang menggunakan VSAT, permasalahan delay time merupakan fenomena yang tidak dapat
dihindari karena menggunakan satelit sebagai repeater yang berjarak sangat jauh dari permukaan bumi.
Selain itu, throughput juga menentukan keberhasilan pengiriman paket data. Tulisan ini bertujuan untuk
menganalisa kinerja dari jaringan komunikasi data melalui VSAT dengan metode pengaksesan slotted aloha,
yaitu delay time dan throughputnya. Penganalisaan menggunakan simulasi bahasa pemograman Visual
Basic dengan data-data dari literatur. Hasil analisa menunjukkan delay time dengan memperhatikan
kesetimbangan jaringan adalah 0,893 detik dengan jumlah maksimum stasiun VSAT yang dapat ditampung
adalah 117 buah .
ABSTRACT
Delay time is one of the key factors in order to determine the performance in data
telecommunication network. The delay time (in data telecommunication network which uses VSAT) is
inevitable since the VSAT applies a satellite (as repeater) which is far away from earth surface. For data
packet to be sent successfully, throughput must be taken into consideration. This short paper is to analyze the
performance of data telecommunication network through VSAT using access technique slotted aloha to
determine delay time and throughput, respectively. Data from literature is simulated using Programmed
Visual Basic to obtain the delay time and throughput. The results indicate that the delay time is 0,893 second
and the maximum number of VSAT stations can be accommodated is 117.
1
Vol. 1, No. 1, Desember 2003 Jurnal Sains, Teknologi & Industri
2
Vol. 1, No. 1, Desember 2003 Jurnal Sains, Teknologi & Industri
N
nPn BAHAN DAN METODE
E{n} n 0 ………..….(8)
E{T } N
S Pada penganalisaan performansi jaringan
Pn S (n)
n 0
komunikasi VSAT, penulis mengambil
langka-langkah analisis dengan mengambil
Sehingga harga TS-aloha dapat ditulis : data-data dari literature, berupa :
N 1) Delay propagasi satelit (TR)
nPn 2) Waktu pelayanan paket atau panjang
3 paket ( )
TS aloha TR N
n 0
…..…..(9)
2 Sedangkan penulis mengasumsikan data-data
Pn S (n) berikut :
n 0
1) Lalu lintas kanal total (G)
Gambar.1, memperlihatkan throughput S(n)
2) Time slot untuk pengadaan transmisi
dan persamaan garis beban, S, pada keadaan
ulang (K)
n blocked station. Dalam gambar tersebut
3) Waktu pengiriman paket yang baru
diketahui bahwa =7,36 x 10-4, TR = 0,25
(ta)
detik, = 4 mikrodetik, dan N = 500 dengan Untuk menentukan waktu tunggu rata-
parameter K. Garis beban kanal, S=(N-n) , rata jaringan komunikasi VSAT dan
menyatakan kecepatan paket data yang perencanaan jumlah stasiun VSAT , penulis
masuk. Pada kondisi setimbang, throughput menggunakan simulasi pemograman dengan
S(n), sama dengan kesepatan paket yang bahasa Visual Basic.
masuk, S. Jadi perpotongan grafik S dan S(n)
dengan skala yang sama akan diperoleh titik
kesetimbangan. HASIL
3
Vol. 1, No. 1, Desember 2003 Jurnal Sains, Teknologi & Industri
0.35
Untuk K=50 0.3
input kanal S
0.4
0.3
Gambar 4. Grafik jumlah stasiun VSAT terhadap
kanal S
0
Pada kenyataannya nilai K biasanya sudah
0 20 40 60 80 100 120 140 160 180 200 tertentu, sedangkan besarnya akan
Jlh. Stasiun VSAT
menyebabkan perubahan kurva throughput
S(n) dan kecepatan input kanal S. Hal ini
dapat dilihat pada Gambar. 5 dengan K=75,
Gambar 2. Grafik jumlah stasiun VSAT terhadap
throughput S(n) dan kec. Input kanal untuk kurva S(n) dan S menggunakan = 0,003125
K=50 atau paket data baru dikirim setiap 5 detik.
Untuk K=100
Nilai K diasumsikan 100, maka
p=0,014925. Nilai S(n) dan S dapat
dilihat pada Gambar. 3.
4
Vol. 1, No. 1, Desember 2003 Jurnal Sains, Teknologi & Industri
0.35
0.3
KESIMPULAN
0.25
kanal S
0.2
1. Total delay dan throughput
0.15
mempengaruhi performansi dari jaringan
0.1
0.05
komunikasi VSAT, disamping link
0
budget.
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 2. Parameter-parameter yang menentukan
Jlh. Stasiun VSAT total delay dan throughput pada mode
pengaksesan slotted aloha adalah waktu
penjalaran sinyal, waktu retransmisi,
Gambar 5. Grafik jumlah stasiun VSAT terhadap packet time, dan beban lalu lintas data
throughput S(n) dan kec. Input kanal untuk
K=75 dan =0,00312
paket.
3. Dalam perencanaan jaringan komunikasi
VSAT, kita harus melihat kestabilan
PEMBAHASAN sistem dengan memperhatikan beban lalu
lintas data paket yang masuk ke sistem
Waktu Tunggu Rata-rata Jaringan jaringan komunikasi VSAT.
Komunikasi VSAT
Dari hasil perhitungan dapat dilihat UCAPAN TERIMA KASIH
bahwa waktu tunggu ini sebagian besar
diakibatkan adanya tabrakan. Makin tinggi Pada kesempatan ini penulis mengucapkan
dan padat lalu lintas data maka makin besar terima kasih kepada pihak penerbit jurnal
kemungkinan terjadinya tabrakan yang yang telah menerbitkan hasil penelitian
menyebabkan makin besar waktu tunggunya. penulis. Disamping itu juga kepada rekan-
Untuk menghindari waktu tunggu yang rekan staf pengajar di lingkungan program
terlalu besardapat dilakukan dengan cara : studi teknik elektro Universitas Riau, dan
1) Menggunakan metode pengaksesan pihak-pihak lain yang tidak dapat disebutkan
TDMA satu persatu.
2) Menurunkan intensitas lalu lintas data G
3) Menaikkan kecepatan pengiriman data DAFTAR PUSTAKA
4) Menaikkan kecepatan pemprosesan data.
Freeman, L., dan Roger. 1991.
Perencanaan Jumlah Stasiun VSAT Telecommunication Transmission Handbook.
Dari keempat grafik yang didapatkan New York : Jhon Wiley & Sons Inc.
dari hasil simulasi, Gambar. 3, 4 dan 5 yang
Ha, T., Tri. 1990. Digital Satellite
menunjukkan kesetimbangan global. Namun
Communication. Singapore : McGraw-Hill
harus dipilih waktu tunggu yang terkecil
Book Comp.
yaitu pada Gambar. 5 dengan waktu tunggu
0,893 detik. Jumlah stasiun VSAT yang Maral, G., 1995. VSAT Network. England :
dapat ditampung adalah : Jhon Wiley & Sons Inc.
N = Smax /
Schwartz, dan Mischa. 1987.
= 0,368 / 0,00312 = 117 Telecommunication Network : Modelling and
Dalam perencanaan jaringan Analysis. USA : Addison Wesley.
komunikasi VSAT, beban lalu lintas data
dibuat rendah 10% sampai 20% daripada Wattimena, A., dan Jeffry. 1991.
perhitungan matematika. Hal ini Pengantar Sistem Komunikasi Data Paket.
dimaksudkan untuk mengurangi Jakarta : Elex Media Komputindo.
kemungkinan beban lalu lintas data melebihi
5
Vol. 1, No. 1, Desember 2003 Jurnal Sains, Teknologi & Industri
Suwit no
Jurusan Teknik Elektro Universitas Riau
ABSTRAK
Tulisan ini menyajikan analisis unjuk kerja konverter yang dilengkapi kompensasi phase lag. Untuk
catu daya satu fasa harmonisa yang paling dominan 100 Hz dan diikuti kelipatannya, namun jika harmonisa
yang doniman dapat direduksi secara sempurna maka harmonisa kelipatanya otomatis akan tereduksi
dengan sendirinya.
Dari hasil pengamatan yang telah dilaksanakan dalam penelitian ini yaitu pengamatan harmonisa
pada sisi masukan konverter, pengamatan harmonisa keluaran konverter sebelum dipasang alat kompensasi
phase lag dan pengamatan harmonisa keluaran konverter setelah diberi kompensasi phase lag. Berdasarkan
ketiga pengamatan tersebut dapat diambil suatu hasil akhir, bahwa alat kompensasi phase lag yang
dipasang pada sisi feedback konverter telah mampu mereduksi harmonisa frekwensi rendah yang sangat
akurat, baik harmonisa frekwensi rendah 100Hz yang dominan maupun harmonisa kelipatannya dapat
sekaligus direduksi secara sempurna.
ABSTRACT
This writting presents analysis of converter performance which is completed with lag phase
compensation. The most dominan harmony phase one of power supply is 100 Hz and followed by its fold,
however if the dominan harmony can be reduced perfectly so its fold automatically will be reduced with it
self.
From the observation result that had done in this research that is harmony observation on converter
input side, converter output harmony observation before and after lag phase compensation tool put on.
Based on these three observations so, writer got the final result, that. lag phase compensation tool that was
put on converter feedback side, could reduce low frequency harmony accurately, whether as the dominan
100 Hz low frequency harmony eventhough as its fold could be reduced together perfectly
6
Vol. 1, No. 1, Desember 2003 Jurnal Sains, Teknologi & Industri
7
Vol. 1, No. 1, Desember 2003 Jurnal Sains, Teknologi & Industri
Dari Gambar 4, diatas dapat dituliskan fungsi Dari persamaan (3), terlihat bahwa pada saat
alih dari salah satu phase lag antara Vo(s)dan keadaan mantap tegangan keluaran akan
Vin(s) sebagai berikut : sama dengan tegangan referensi.
Dari Gambar 3, juga dapat diperoleh fungsi
.........(1) ~
Vo s sC1R 2 transfer dari tegangan keluaran terhadap E
Vin s
s2
C1R 2 C1R 1 C 2 R 2
s
1 sebagai disturban adalah :
C1C 2 R 1R 2 C1C 2 R 1R 2
Vo (s) sR
~
Fungsi transfer dari persamaan (1), Es 2 K.s
(s LCR sL R ) (sKp Ki).E 1
s2 2 s 2
secara umum dapat dituliskan sebagai berikut
:
~
Ks Karena E besaran yang mengandung riak
Phase Lag ..................(2) sehingga mempunyai frekuensi , maka
s2 2 s 2
.j 1
2 Pengaturan nilai penguat K dapat
dilakukan dengan merubah parameter
Karena Vref adalah referensi tegangan yang tahanan resistans R2 atau kapasitor C1, jika
merupakan besaran dc konstan yang tidak salah satu parameter tersebut diset ke nilai
mengandung frekwensi sehingga 1 = 0, yang lebih tinggi maka nilai penguat akan
Maka persamaan diatas menjadi : meningkat. Dengan kata lain pengaturan
penguatan dapat dilakukan dengan mudah
Vo ( j 1 ) Ki.E.R
yaitu menset nilai kapasitor pada sisi
Vref j 1 Ki.E.R masukan op amp dan tahanan pada sisi
Vo ( j 1 ) inverting op amp.
1 ..............................................( 3)
Vref j 1
8
Vol. 1, No. 1, Desember 2003 Jurnal Sains, Teknologi & Industri
9
Vol. 1, No. 1, Desember 2003 Jurnal Sains, Teknologi & Industri
1) M a th: 10 dB 50 H z
1) M a th: 10 dB 50 H z
Gambar 6. Hasil pengamatan laboratorium spektrum harmonisa pada sisi tegangan keluaran konverter dc ke dc sebelum
diterapkan teknik kompensasi phase lag
10
Vol. 1, No. 1, Desember 2003 Jurnal Sains, Teknologi & Industri
1) M a th: 10 dB 50 H z
Gambar 7. Hasil pengamatan laboratorium spektrum harmonisa pada sisi tegangan keluaran konverter dc ke dc setelah
dikompensasi phase lag
KESIMPULAN
Dari hasil pengamatan pada keluaran
konverter dc ke dc yang dilengkapi
kompensasi phase lag seperti yang diusulkan
dalam paper ini adalah cukup akurat. Akurat
yang dimaksud adalah mampu menekan atau
menghilangkan pengaruh harmonisa
frekwensi rendah 100 Hz dan kelipatannya
sampai mencapai 81% dari harmonisa sisi
keluaran sebelum dipergunakan teknik
11
Vol. 1, No. 1, Desember 2003 Jurnal Sains, Teknologi & Industri
Febrizal
Jurusan Teknik Elektro Universitas Riau
ABSTRAK
Salah satu teknik modulasi digital yang banyak digunakan adalah Binery Frequency Shift Keying
(BFSK). Pada teknik modulasi ini sinyal informasi digital ditumpangkan pada sinyal pembawa (carrier)
dengan dua kemungkinan perubahan frekuensi yaitu frekuensi mark (fm) dan frekuensi space (fs). Tiap bit
sinyal informasi diwakili oleh sebuah frekuensi pembawa tersebut.
Pada tulisan ini dirancang sebuah modulator BFSK dengan frekuensi mark sebesar 10,5 MHz dan
frekuensi space sebesar 9,5 MHz dengan laju bit (bit rate) maksimum 256 kbps. Modulator ini terdiri dari
Leveling Circuit dan Voltage Controlled Oscillator.
ABSTRACT
Binary Frequency Shift Keying is one of the digital modulation techniques which is most frequently
used. In this technique, an information signal is placed into carrier signal with two changed frequencies,
namely mark and space frequencies. Each bit information signal is represented by the carrier signal.
This paper presents a design and of preparation of a modulator with mark frequency of 10,5 MHz
and space frequency of 9,5 MHz. the bit rate maximum obtained is 256 kbps. The modulator consists of a
Leveling Circuit and Voltage Controlled Oscillator (VCO).
analog.
Pada system Binary FSK (BFSK), Gambar .1 Blok diagram Modulator BFSK
data biner diwakili oleh dua frekuensi yang
berbeda. Bit „1‟ diwakili oleh frekuensi mark
(mark frequency, fm) dan bit „0‟ oleh
12
Vol. 1, No. 1, Desember 2003 Jurnal Sains, Teknologi & Industri
Q CTR 2
CLR 1 14
10
3 Sinyal keluaran
100nF 2,3 H MC 1648
Gambar .2 Rangkaian Leveling Circuit 5
12
100nF
elektronik yang digunakan untuk
menswitching tegangan bias yang diperlukan
VCO. Disini U2 dikendalikan oleh sebuah D
flip-flop (U1) yang direalisasikan dengan IC
74LS74. Gambar. 3 Rangkaian Voltage Controlled Oscillator (VCO)
Dari Gambar.2 dapat dilihat bahwa
keluaran U1 yakni Q dan Q dihubungkan HASIL
pada masukan CTR1 dan CTR2. Hal ini akan Pengukuran VCO
menyebabkan kedua microswitch yang Pengukuran pada bagian ini
terdapat didalam U2 akan bekerja saling bertujuan untuk mengetahui unjuk kerja
berlawanan pada saat yang sama. Bila data VCO, yang meliputi frekuensi, level, bentuk
masukan berlogika „1‟, maka CTR1 akan sinyal keluaran dan tegangan bias dc
berlogika dan CTR2 akan berlogika „0‟. Ini masukannya. Pengukuran ini dilakukan
akan menyebabkan microswitch-1 bekerja dengan menggunakan frequency counter,
(ON) dan microswitch-2 OFF. Akibatnya osiloskop dan volt meter pada keluaran
13
Vol. 1, No. 1, Desember 2003 Jurnal Sains, Teknologi & Industri
Modulator
BFSK Osiloskop
Ch X Ch Y
Pembangkit
Data
14
Vol. 1, No. 1, Desember 2003 Jurnal Sains, Teknologi & Industri
PEMBAHASAN
Setelah dilakukan pengukuran pada
masing-masing bagian modulator dan
modulator sebagai satu sistem, dapat dilihat
bahwa VCO yang dirancang telah memenuhi
spesifikasi yang diinginkan yaitu dapat
menghasilkan frekuensi mark sebesar 10,5
MHz dan frekuensi space sebesar 9,5 MHz.
Skala vertikal : 5 s/div Leveling circuit yang dibuat sebagai
Skala horizontal Ch X (atas) : 0,2 v/div pemberi tegangan bias VCO telah memenuhi
Skala horizontal Ch Y (bawah) : 5 v/div
spesifikasi yang diinginkan yaitu mempunyai
keluaran sebesar 6,2 volt dan 11,2 volt.
Secara umum modulator yang
dirancang sudah memenuhi spesifikasi yang
diinginkan. Perubahan antara frekuensi mark
dan frekuensi space tidak terlalu jelas, hal
dikarenakan jarak yang terlalu dekat antara
kedua frekuensi tersebut.
KESIMPULAN
Skala vertikal : 2 s/div Modulator BFSK ini secara umum
Skala horizontal Ch X (atas) : 0,2 v/div
Skala horizontal Ch Y (bawah) : 5 v/div sudah memenuhi spesifikasi yang diinginkan
yaitu bisa bekerja hingga laju bit sebesar 256
kbps dengan frekuensi mark sebesar 10,5
MHz dan frekuensi space sebesar 9,5 MHz.
Penggunaan IC MC1648 sebagai
VCO memberikan beberapa keuntungan
seperti jangkauan frekuensi yang cukup lebar
dan dapat bekerja hingga frekuensi 225 MHz.
DAFTAR PUSTAKA
Floyd dan Thomas.L. 1998. Electronic
Skala vertikal : 2 s/div Fundamentals, Circuit, Devices, Application:
Skala horizontal Ch X (atas) : 0,2 v/div Prentice Hall.
Skala horizontal Ch Y (bawah) : 5 v/div
Malvino dan Gunawan,H. 1992. Prinsip-
prinsip Elektronika, Edisi kedua: Erlangga.
(a) bit rate 64 kbps, (b) bit rate 128 kbps, (c) bit rate 256
kbps, (d) bit rate 256 kbps dan data 1101110001001.
Roddy,D dan Coolen, J. 1984. Komunikasi
Gambar .8 Sinyal keluaran Modulator BFSK
Elektronika, Edisi ketiga : Erlangga.
15
Vol. 1, No. 1, Desember 2003 Jurnal Sains, Teknologi & Industri
16
Vol. 1, No. 1, Desember 2003 Jurnal Sains, Teknologi & Industri
Jasril
Jurusan Teknik Informatika
Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau
ABSTRAK
Sistem Pendukung Keputusan Kelompok merupakai suatu sistem yang diharapkan dapat membantu para
pembuat keputusan untuk berinteraksi antara satu dengan yang lainnya. Sistem ini digunakan untuk mendukung
berbagai aktifitas yang terlibat dalam proses pembuatan keputusan. Makalah ini membahas proses pemodelan
Sistem Pendukung Keputusan Kelompok dengan menggunakan Unified Modelig Language (UML) yang
merupakan standar pemodelan sistem berorientasi objek. Pembahasan menitikberatkan pada Use Case Diagram,
sequence Diagram dan Class Diagram yang merupakan bagian yang sangat penting dalam UML
ABSTRACT
Group decision support system (GDSS) is computer-based system that facilitates communication among team
member of group decision-makers. This system has been used to support the various activities involved in the
decision-making processes. This paper present detail development of the GDSS by using Unified Modeling
Language (UML). The Unified Modeling Language is standard of an object oriented modeling language. Some of
its modeling diagrams such as: Use Case Diagram, Sequence Diagram and Class Diagram are presented in this
paper.
Kata kunci: Sistem pendukung keputusan kelompok, UML, Use Case Diagram, Sequence Diagram, Class
Diagram
17
Vol. 1, No. 1, Desember 2003 Jurnal Sains, Teknologi & Industri
18
Vol. 1, No. 1, Desember 2003 Jurnal Sains, Teknologi & Industri
Class Diagram
Class adalah sebuah spesifikasi yang jika
diinstansiasi akan menghasilkan sebuah objek
dan merupakan inti dari pengembangan dan
Gambar 1. Sistem arsitektur GDSS
desain berorientasi objek. Class
menggambarkan keadaan (atribut/properti)
suatu sistem, sekaligus menawarkan layanan
untuk memanipulasi keadaan tersebut Information Classification and Retrieved
(metoda/fungsi). Module
Class diagram menggambarkan struktur dan
Pada modul ini user dapat mempelajari
deskripsi class, package dan objek beserta
hubungan satu sama lain seperti containment, informasi terkini, saling berbagi informasi
pewarisan, asosiasi, dan lain-lain. (share information), dan mengevaluasi factor-
Class memiliki tiga area pokok : factor strategis dari hasil diskusi diantara
1. Nama (dan stereotype) sesama anggota. Informasi yang berasal dari
2. Atribut dalam (internal) maupun luar (eksternal)
dikelola dan disimpan dalam
3. Metoda
database/knowledgebase. Selanjutnya dapat
Atribut dan metoda dapat memiliki salah satu
sifat berikut : digunakan secara efisien dengan menggunakan
• Private, tidak dapat dipanggil dari dua fungsi.
luar class yang bersangkutan Fungsi pertama adalah classifying
• Protected, hanya dapat dipanggil oleh information (informasi klasifikasi) yang
class yang bersangkutan dan anak- berguna untuk mengklasifikasikan informasi
anak yang mewarisinya yang diperoleh. Kedua adalah searching and
retrieving information( mencari dan
• Public, dapat dipanggil oleh siapa
saja menampilkan informasi) berguna bagi user
untuk mencari dan menampilkan informasi
yang diperlukan.
19
Vol. 1, No. 1, Desember 2003 Jurnal Sains, Teknologi & Industri
Decision Maker
Search (User) Propel inference
information engine
Specify decision
nodes Connects relationship
between node
Inputs probabilities associated
with nodes
Sequence diagram
20
Vol. 1, No. 1, Desember 2003 Jurnal Sains, Teknologi & Industri
Domain Decision Know ledge Know ledge Inference Information classification Know ldege Database
know ledge expert maker/User explanation interface acquisition interface engine and retrieval base
5. Display
3. Determine
21
Vol. 1, No. 1, Desember 2003 Jurnal Sains, Teknologi & Industri
Domain Decision Know ledge Know ledge Inference Information classification Know ldege Database
know ledge expert maker/User explanation interface acquisition interface engine and retrieval base
1. Maintain data
Maintain data
Inference engine
22
Vol. 1, No. 1, Desember 2003 Jurnal Sains, Teknologi & Industri
23
Vol. 1, No. 1, Desember 2003 Jurnal Sains, Teknologi & Industri
Iswadi HR
Jurusan Teknik Elektro
Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau
ABSTRAK
Penggunaan motor listrik pada industri sangat luas, misalnya pada industri tekstil, perusahaan air
minum, perusahaan perminyakan dan sebagainya.
Salah satu penggunaan motor listrik yaitu sebagai penggerak pompa di Instalasi Pengapon
PERTAMINA UPPDN IV Semarang. Pompa yang digunakan adalah pompa dengan putaran yang tinggi, maka
sangat tepat apabila digerakkan langsung oleh motor listrik yang juga mempunyai kecepatan tinggi.
Motor listrik yang digunakan di Instalasi Pengapon Semarang adalah motor induksi tiga fasa belitan
sangkar. Kelebihan motor induksi ini antara lain pengoperasian dan pengaturannya yang mudah, serta
mempunyai daya tahan yang tinggi.
Untuk mengurangi arus asut yang besar, metoda pengasutan motor yang digunakan adalah pengasutan
bintang (Y)-segitiga ( ). Pada saat di asut, stator motor terhubung secara bintang dan setelah mencapai arus
nominalnya dengan otomatis dipindah ke hubung segitiga, yaitu dengan menggunakan bintang (Y)-segitiga ( )
timer untuk mengatur lamanya suatu kontaktor bekerja ( kontaktor yang harus aktif ).
ABSTRACT
The electric motors have been playing a wide area of industrial applications, i.e. in textile, water,
petroleum industries, etc.
Electric motors is used as the pump mover in Instalation Pengapon Pertamina UPPDN IV Semarang.
Since the pump is operated in high speed, it is suitable to use high speed electric motors directly.
Instalasi Pengapon Semarang uses three phase cage induction motors. The advantage of these motors
are easy to operated and controlled, as well as have highly in reliable.
To decrease the large starting current, motor is started by star (Y)-delta (∆) methods. When it is started,
motor wound is connected as star connection and when it reach nominal current automatically is switched to
delta connection by means of star-delta timer to control the duration of contactor work (an active contactor).
24
Vol. 1, No. 1, Desember 2003 Jurnal Sains, Teknologi & Industri
1. Arus mula yang besar (5 – 6 kali arus dengan arus saluran I2 pada saat dihubung
beban penuh). segitiga adalah :
2. Momen mula kecil 3E
Ada berbagai macam sistem pengasutan I2 3I I LD ........……….(3)
pada motor sangkar diantaranya adalah: Z
1. Pengasutan dengan tegangan penuh Perbandingan antara persamaan (1) dan (3)
(Accros the line starter or Direct Online). menghasilkan bahwa arus asut hubung bintang
2. Pengasutan dengan penurunan tegangan adalah 1/3 dari arus asut hubung segitiga.
(reduce voltage starting) yang meliputi: Jika arus pengasutan dari motor adalah 6 x
a. Pengasutan dengan tahanan (primary In (In = arus beban penuh motor), arus asut
resistor starter). dalam hal ini adalah:
b. Pengasutan dengan autotrafo (auto 1
transformer starter). .6.I n 2 I n ,...…..........................……(4)
c. Pengasutan dengan hubungan Y- 3
(Wye-Delta Starter) dari rumus diatas terlihat bahwa arus asut tidak
melebihi 200% arus nominal ( masih dalam
batas toleransi ). Jadi metoda pengasutan
Pengasutan Bintang (Y) – Segitiga ( ) dengan metoda Y-D adalah cukup aman.
25
Vol. 1, No. 1, Desember 2003 Jurnal Sains, Teknologi & Industri
S2 C1 t t
HASIL
26
Vol. 1, No. 1, Desember 2003 Jurnal Sains, Teknologi & Industri
27
Vol. 1, No. 1, Desember 2003 Jurnal Sains, Teknologi & Industri
1. Untuk memutar pompa yang berkecepatan Sen S.K., Rotating Electrical Machinery,
tinggi, di Instalasi Pengapon banyak Khanna Pubhlishers. India
digunakan motor induksi yang juga Theraja, BL, 1997, A Text Book of Electrical
memiliki kecepatan tinggi serta memiliki Thecnology in S.I. System of Unit Volume II
konstruksinya yang kuat dan AC & DC Machines, S.Chand & Company Ltd,
karakteristiknya yang baik Ram Nagar, New Delhi.
2. Untuk mengurangi arus asut yang besar,
pengasutan (starting ) untuk motor Zuhal, 1990, Dasar Teknik Tenaga Listrik dan
menggunakan metoda bintang – segitiga. Elektronika Daya, PT. Gramedia, Jakarta.
Arus asut pada saat motor terhubung
bintang adalah 2 kali arus nominal In,
dengan demikian batas arus beban penuh
200 % tidak terlampaui
3. Penggunaan peralatan catu daya dan
peralatan pengasutan pada motor induksi di
Instalasi Pengapon sudah benar karena
penentuan spesifikasi peralatan
berdasarkan perhitungan mendekati hasil
dari data peralatan yang ada di lapangan.
28