Anda di halaman 1dari 43

LEMBAR ASISTENSI TUGAS MANDIRI

UNIVERSITAS BANTEN JAYA

1. Mata Kuliah : Statistika Industri 1

2. Dosen Pengampu : Erni Krisnaningsih ST.,MT

3. Nama Mahasiswa : Ridwan lesmana

4. NIM : 2301141075

5. Prodi/KELAS : Teknik Industri 1 / Malam

Paraf Dosen
NO Materi Sub Materi Keterangan
Pengampu
1 2 3 4 5
1 Bab 1 a. Latar belakang Tujuan
Data b. Data
c. Histogram, Polygon, Pie
Diagram (Persen Dan
Drajat)
d. Tabel Rangkuman Pie
Diagram
e. Tabel Rangkuman 1

2 Bab 2 a. Mean (dengan koding dan


Pengukuran tanpa Koding), median dan
Nilai Sentral modus.
b. Tabel Rangkuman Mean,
median dan Modus
c. Grafik hubungan antara
mean, median dan modus
d. Kuartil, desil dan Persentil
serta tabel kuartil, desil dan
Persentil.
e. Garis Data Kuartil, desil

1
dan Persentil
f. Tabel Rangkuman kurtil,
desil dan persentil

3 Bab 3 a. Range
Pengukuran b. Deviasi Kuartil
Dispersi c. Deviasi Rata-rata
d. Deviasi standar
e. Pengukuran disperse
relative
f. Koefisien variansi Kuarti

4 Bab 4 a. SK karl Pearson


Pengukuran b. SK Bowley
Kemencengan c. Tabel Rangkuman SK

Paraf Dosen
NO Materi Sub Materi Keterangan
Pengampu
1 2 3 4 5
5 Bab 5 Pembahasan Dari masing-masing
Pembahasan Bab Tugas Mandiri
6 Bab 6
Kesimpulan Dan Saran sesuai
Kesimpulan
dengan studi Kasus.
Dan saran
7 Tugas mandiri dalam format power
point
8 Laporan Tugas Laporan mandiri telah di Acc
Mandiri Dosen Pengampu Dan dijilid
(Hardcopy)

9 Laporan Tugas Laporan Tugas Mandiri dalam File dalam


mandiri hentuk softcopy dikumpulkan Bentuk
(softcopy) perkelas dengan dikoordinir oleh Format Word
ketua kelas atau yang mewakili Dan Power
dalam media Flash disk Point. Media
Flashdisk

2
Serang,

Dosen Pengampu

( Erni Krisnaningsih ST.,MT )

3
CONTOH LAPORAN TUGAS

STATISTIK INDUSTRI

BAB I

PENDAHULUAN

A. Company Profile Sekolah SMK Negeri 5 Kota Serang

4
SMK N 5 Kota Serang adalah sebuah sekolah menengah kejuruan negeri Terbaik di
kota serang.dengan jumlah siswa sebanyak 990 siswa.secara resmi sekolah ini berdiri pada 7
September 2009 dengan Keputusan Bupati.

B. Tujuan Pengambilan Data dan Manfaat


Tujuan pengambilan data ini untuk menganalisa apakah proses dalam pencapaian
siswa pada saat proses belajar partek di bengkel sekolah yang dilakukan sesui target
pembelajaran atau tidak. Manfaat dari pengambilan data penilaian adalah untuk
mengevaluasi pada pembelajran berlangsung Data yang di ambil berdasarkan data hasil
penilaian yang sudah praktek di bengkel sekolah

C. Batasan Masalah
1. Pengambilan data pada saat siswa yang sudah praktek
2. Pengambilan data persatu siswa yang berjumlah 100 anak/siswa

BAB II
PENYAJIAN DATA

A. Definisi Statistika
5
Statistika adalah ilmu yang mempelajari bagaimana merencanakan,
mengumpulkan, menganalisis, mengintrepretasi, dan mempresentasikan data. Istilah
‘statistika’ (bahasa inggris : statistics) berbeda dengan ‘statistik’ (statistic). Statistika
merupakan ilmu yang berkenaan dengan data, sedang statistik adalah data, informasi,
atau hasil penerapan alogoritma statistika pada suatu data.

B. Definisi Distribusi Frekuensi


Distribusi frekuensi adalah metoda statistika untuk menyusun data dengan cara
membagi nilai-nilai observasi data ke dalam kelas-kelas dengan interval tertentu.
Distribusi frekuensi terdiri dari beberapa komponen, yaitu :
1. Interval kelas (Ci)
Interval kelas merupakan jarak nilai observasi dalam suatu kelas.
2. Jumlah Kelas (N)
Jumlah kelas merupakan jumlah dari kelas-kelas yang terdapat pada suatu distribusi
frekuensi.
3. Batas Bawah dan Batas Atas Kelas (B dan B’)
Batas bawah kelas adalah nilai terbawah pada kelas tersebut.
Batas atas kelas adalah nilai tertinggi pada kelas tersebut.
4. Tepi Kelas Bawah dan Tepi Kelas Atas (T dan T’)
5. Mid Point atau Titik Tengah Kelas (x)
6. Nilai Komulatif Kurang Dari dan Lebih Dari (fk< dan fk>)

C. Pengumpulan Data
100 data: yang di ambil dari nilai hasil praktek di bengkel sekolah
Data di atasputaran 100 data tetapi memiliki jenis yang sama tidak perlu
dikelompokkan tetapi hanya dibuat tabel frekuensi biasa

Nilai Frekuensi
30-37 5
38-45 12
46-53 18
54-61 13

6
62-69 4
70-77 20
78-85 18
86-93 10
Jumlah 100

2.1. DATA YANG SUDAH DI URUTAN

30 30 30 30 30 40 40 40 40 40
40 40 40 40 40 40 40 50 50 50
50 50 50 50 50 50 50 50 50 50
50 50 50 50 50 60 60 60 60 60
60 60 60 60 60 60 60 60 60 65
65 65 70 70 70 70 70 70 70 70
70 70 70 70 70 70 70 70 70 70
70 70 80 80 80 80 80 80 80 80
80 80 80 80 80 80 80 80 80 80
90 90 90 90 90 90 90 90 90 90

3.1.2 JUMLAH KELAS

Rumus => N = 1 + 3,322 Log nlog n

Keteranga => N = Jumlah Kelas

N = Jumlah data

Pekerjaan => N= 1 + 3,22 log 100

N= 1 + 3,22 ( 2 )

N= 1 + 6, 644

= 7, 644 Di Bulatkan Menjadi ( 8 )

3.1.3 INTERVAL KELAS

Rumus => Range = Nilai Terbesar – Nilai Terkecil

60
= = 7,5 Di Bulatkan Menjadi ( 8 )
8

7
TABEL DISTRIBUSI FREKUENSI

Nilai Frekuensi Nilai Tengah Tepi Kelas


Bawah Atas
30-37 5 33,5 29,5 37,5
38-45 12 4,5 37,5 45,5
46-53 18 49,5 45,5 53,5
54-61 13 57,5 53,5 61,5
62-69 4 65,5 61,5 69,5
70-77 20 73,5 69,5 77,5
78-85 18 81,5 77,5 85,5
86-93 10 89,5 85,5 93,5

1.1 HISTOGRAM
Kata histogram berasal dari bahasa Yunanı: histos dan gramma. Pertama kali
digunakan oleh Karl Pearson pada tahun 1895 untuk memetakan distribusi frekuensi
dengan area luasan. Sementara definisi Histogram itu sendiri adalah persegi panjang
yang ditentukan oleh variabel data distribusi frekuensi pada sumbu horizontal dan
frekuensi pada sumbu vertikal.

Histrogram
25

20

15 Series 1

10

0
37,5 45,5 53,5 61,5 69,5 77,5 85,5 93,5

Tepi Kelas

Gambar 3.1 Histogram

8
1.2 POLIGON FREKUENSI
Poligon Frekuensi adalah penggambaran distribusi frekuensi dalam bentuk garis
yang menghubungkan titik-titik tengah kelasnya sebagai skala kelas. Jenis lain dari
poligon frekuensi adalah kurva frekuensi, yaitu penggambaran distribusi frekuensi dalam
beatuk garis, dimana luas daerah di bawah kurva kurang lebih sama dengan Buas
histogram frekuensinya Kurva frekuensi dapat diperbesar dengan menggunakan
histogram menghubungkan titik-titik tengah masing-masing balok.

Poligon
25

20

15 Series 1

10

0
29,5 37,5 45,5 53,5 61,5 69,5 77,5 85,5

1.3 FIE DIAGRAM


Pie Diagram adalah suatu lingkaran yang di bagi menjadi bagian-bagian atau irisan-irisan
dan frekuensi dalam setiap katagori dari suatu distribusi .

3.1.4 FIE DIAGRAM PERSEN

Pie diagram persen adalah suatu lingkaran yang di bagi menjadi bagian-bagian atau irisan
–irisan berdasarkan persentase dari frekuensi dalam setiap katagori dari suatu distribusi. Cara
perhitunganya yaitu frekuensi dibagi jumlah data dan di kali 100%

Perhitungan :
PIE DIAGRAM PERSEN
I. = 5/100 X 100% = 5%
II. = 12/100 X 100% = 12%
I
III. = 18/100 X 100% = 18% Vlll 5%
10%
IV. = 13/100 X 100% = 13% ll
12%
9
Vll
18%
V. = 4/100 X 100% = 4%
VI. = 20/100 X 100% = 20%
VII. = 18/100 X 100% = 18%
VIII. = 10/100 X 100% = 10%

Gambar 3.3 Pie Diagram Persen

3.1.5 FIE DIAGRAM DRAJAT

Pie diagram persen adalah suatu lingkaran yang di bagi menjadi bagian-bagian atau irisan
–irisan berdasarkan persentase dari frekuensi dalam setiap katagori dari suatu distribusi. Cara
perhitunganya yaitu frekuensi dibagi jumlah data dan di kali 360 Drajat Perhitungan :

I. = 5/100 X 360º = 18º


II. = 12/100 X 360º = 43.2º
III. = 18/100 X 360º = 64.80º
IV. = 13/100 X 360º = 46.8º
V. = 4/100 X 360º = 14.4º I; 18
VIII; 36
VI. = 20/100 X 360º = 72º II; 43.2
VII. = 18/100 X 360º = 64.80º
VII; 64.8
VIII. = 10/100 X 360º = 36º
III; 64.8

10
VI; 72
IV; 46.8
Gambar 3.3 Pie Diagram Drajat

BAB III
PENGUKURAN NILAI SENTRAL

A. Definisi Nilai Sentral


Nilai sentral atau nilai nilai tendensi pusat adalah suatu nilai yang mewakili
semua nilai observasi dalam suatu data. Nilai tersebut dianggap sebagai gambaran dari
kondisi suatu data.
B. Mean (Rata - Rata Hitung)
Mean adalah teknik penjelasan kelompok yang didasarkan atas nilai rata-rata dari
kelompok tersebut. Rata-rata ini menjumlahkan data seluruh individu dalam kelompok
itu, kelompok dibagi dengan jumlah individu yang ada pada kelompok tersebut.
Tabel 3.1 Mencari Mean
Nilai
Frekuen
Kelas Tenga f.X
si
h
30-37 5 33,5 167,5
11
38-45 12 41,5 498
46-53 18 49,5 891
54-61 13 57,5 747,5
62-59 4 65,5 262
70-77 20 73,5 1.470
78-85 18 81,5 1.467
86-93 10 89,5 895
1 6.
Jum
0 39
lah
0 8
(f .x)
Rumus rata-rata (X) = ∑
n
u.f
Rumus rata-rata dengan coding (X) = Xo + [∑ n
.Ci ]
(f .x)
X=∑
n
6398
=
100
= 63,98
Rata – rata dengan coding

∑ u . f .Ci
X = Xo + [ n ]
−38
= 397 + .45
100
= 379,9
C. Median
Median adalah nilai yang terletak di tengah suatu data yang telah diurutkan dari
nilai yang terkecil hingga terbesar. Jika jumlah item data genap nilai median adalah nilai
rata-rata dari 2 nilai yang terletak di tengah data.
Tabel 3.2 Letak Median

Kelas Frekuensi Frekuensi


Komulatif
30-37
5 5
38-45
6 11
46-53
20 31
54-61
28 59
12
62-59
10 69
70-77
9 78
78-85
7 85
86-93
15 100

Menentukan letak median


N
Letak median =
2
100
=
2
= 50
N
−fk
Median = Lmd + 2
[ × Ci]
fmd
N
−fk
Median = Lmd + 2
[ × Ci]
fmd
100
−48
= 61,5 + 2
[ ×8]
4
50
= 61,5 + [ × 48 ]
4
= 61,5 + 4
= 65,5

D. Modus
Modus adalah item yang memiliki frekuensi tertinggi pada suatu data. Dengan
kata lain, modus adalah nilai yang paling sering muncul pada suatu data.
Tabel 3.3 Letak Kelas Modus
Nilai Frekuensi Nilai Tengah Tepi Kelas
Bawah Atas
30-37 5 33,5 29,5 37,5
38-45 12 4,5 37,5 45,5
46-53 18 49,5 45,5 53,5
54-61 13 57,5 53,5 61,5
13
62-69 4 65,5 61,5 69,5
70-77 20 73,5 69,5 77,5
78-85 18 81,5 77,5 85,5
86-93 10 89,5 85,5 93,5

d1
Rumus Modus = Lmo + [ ×Ci ]
d 1+d 2
16
= 69,5 + [ 8]
16+ 2
16
= 69,5 + ¿8
18
128
= 69,5 + ¿8
18
= 69,5 + 7, 11
= 76,61

E. Kesimpulan Nilai Sentral


Tabel 3.4 Kesimpulan Nilai Sentral

Nilai Sentral Letak Kelas Nilai


Mean 5 63,98
Median 4 65,5
Modus 4 76,61

F. Hubungan antara Mean, Median dan Modus


Hubungan antara mean, median dan modus ini dapat dimanfaatkan untuk
menghitung kemencengan suatu kurva distribusi frekuensi. Berdasarkan perhitungan dari
data di atas diperoleh nilai mean 65,5 median 76,5 dan mo1dus 343,3, maka dari nilai
tersebut bahwa X>Mo>Md.

Gambar 3.1 Kurva Hubungan antara X, Md dan Mo


14
Kurva di atas menunjukkan bahwa kurva menceng ke kanan. Kurva di atas berari
bahwa rata-rata lebih besar dari median lebih besar dari modus (X > Mo > Md).

G. Nilai Kwartil
Nilai kwartil adalah nilai yang membagai nilai observasi suatu data yang lebih
diurutkan dari nilai terendah sampai nilai tertinggi menjadi empat bagian yang sama
besar.
1. Kwartil 1 (Q1)
Tabel 3.5 Letak Kelas Q1

Kelas Frekuensi Frekuensi


Komulatif
30-37 5 5

38-45 12 11

46-53 18 31

54-61 13 59

62-69 4 69

70-77 20 78

78-85 18 85

86-93 10 100

1 1
Letak Q1 = ( )n = ×100=25
4 4
Rumus Q1 = LQ1 + ¿
Q1 = 45,5 + ¿
= 45,5 + ¿
8
= 45,5 + ¿8
18
36
= 45,5 +
18
= 45,5 + 2 = 47,5
2. Kwartil 2 (Q2)
Tabel 3.6 Letak Kelas Q2

15
Kelas Frekuensi Frekuensi
Komulatif
30-37 5 5

38-45 12 11

46-53 18 31

54-61 13 59

62-69 4 69

70-77 20 78

78-85 18 85

86-93 10 100

Q2 = Median
= 65,5

3. Kwartl 3 (Q3)
Tabel 3.7 Letak Kelas Q3

Kelas Frekuensi Frekuensi


Komulatif
30-37 5 5

38-45 12 11

46-53 18 31

54-61 13 59

62-69 4 69

70-77 20 78

78-85 18 85

86-93 10 100

16
3 3
Letak Q3 = ( )n = ×100=75
4 4
Rumus Q3 = LQ3 + ¿
Q3 = LQ3 + ¿
= 77,5 + ¿
= 77,5 + 1, 33
= 78,83
Tabel 3.8 Nilai Kwartil
Letak Kelas
Kwartil Nilai Kwartil
Kwartil
1 47,5
2 65,5
3 78,83

Q1 = 47,5 Q2 = 65,5 Q3 = 78,83


Gambar 3.2 Garis Data Kwartil

H. Nilai Desil
Nilai dasil adalah nilai-nilai yang membagi nilai observasi suatu data yang telah
diurutkan dari nilai tertinggi hingga nilai terendah menjadi 10 bagian yang sama besar.
1. Desil 1 (D 1)
Frekuensi
Kelas Frekuensi
Komulatif
30-37 5 5

38-45 12 11

46-53 18 31

54-61 13 59

62-69 4 69

70-77 20 78

78-85 18 85

86-93 10 100

17
Tabel 3.9 Letak Kelas D1

Letak D1 = (1/10) x 100 = 10

( 101 )× N−Fk × Ci
D1 = LD1 +
[ Fd ]
( 101 )−5 8
= 375,5 +
[ 12 ]
= 37,5 + 5\12 x 8
= 375,5 + 3,33 = 40,83

2. Desil 2 (D2)
Tabel 3.10 Letak Kelas D2 & D3

Kelas Frekuensi Frekuensi


Komulatif
30-37 5 5

38-45 12 11

46-53 18 31

54-61 13 59

62-69 4 69

70-77 20 78

78-85 18 85

86-93 10 100

Letak D2 = (2/10) x 100 = 20

18
( 102 )× N−Fk × Ci
D2 = LD +
[ Fd ]
20−17
= 45,5 + [ ] 18
8

17
= 45,5 + [ ] 18
8

= 454,5 + 1,33 = 46,83


3. Desil 3 (D3)
Letak D3 = (3/10) x 100 = 30

( 103 )× N−Fk × Ci
D3 = LD3 +
[ Fd ]
30−11
= 45,5 + [ ] 18
8

15
= 45,5 + [ ] 18
8

= 45,5 + 5,78 = 51,28

4. Desil 4 (D4)
Tabel 3.11 Letak Kelas D4 & D5

Kelas Frekuensi Frekuensi


Komulatif
30-37 5 5

38-45 12 11

46-53 18 31

54-61 13 59

62-69 4 69

70-77 20 78

78-85 18 85

19
86-93 10 100

Letak D4 = (4/10) x 100 = 40

( 104 )× N−Fk × Ci
D4 = LD4 +
[ Fd ]
4−35
= 53,5 + [ ] 13
8

5
= 53,5 + [ ] 13
8

= 53,5 + 3,077 – 56,577


5. Desil 5 (D5)
Letak D5 = (5/10) x 100 = 50

( 105 )× N−Fk × Ci
D5 = LD5 +
[ Fd ]
50−48
= 61,5 + [ ] 4
8

2
= 61,5 + [ ] 4
8

= 61,5 + 4 = 65,5

6. Desil 6 (D6)
Frekuensi
Kelas Frekuensi
Komulatif
30-37 5 5

38-45 12 11

46-53 18 31

54-61 13 59

62-69 4 69

20
70-77 20 78

78-85 18 85

86-93 10 100

Tabel 3.12 Letak Kelas D6

Letak D6 = (6/10) x 100 = 60

( 106 )× N−Fk × Ci
D6 = LD6 +
[ Fd ]
60−52
= 69,5 + [ ] 20
8

8
= 69,5 + [ ] 20
8

= 69,5 + 3,2 = 72,7

7. Desil 7 (D7)
Tabel 3.13 Letak Kelas D7
Frekuensi
Kelas Frekuensi
Komulatif
30-37 5 5

38-45 12 11

46-53 18 31

21
54-61 13 59

62-69 4 69

70-77 20 78

78-85 18 85

86-93 10 100

Letak D7 = (7/10) x 100 = 70

( 107 )× N−Fk × Ci
D7 = LD7 +
[ Fd ]
70−69
= 69,5 + [ ] 20
8

18
= 69,5 + [ ] 20
8

= 69,5 + 7,2 = 76,7

8. Desil 8 (D8)
Tabel 3.14 Letak Kelas D8
Frekuensi
Kelas Frekuensi
Komulatif
30-37 5 5

38-45 12 11

46-53 18 31

54-61 13 59

62-69 4 69

70-77 20 78

78-85 18 85

86-93 10 100

Letak D8 = (8/10) x 100 = 80

22
( 108 )× N−Fk × Ci
D8 = LD8 +
[ Fd ]
80−72
= 77,5 + [ ] 18
8

8
= 77,5 + [ ] 18
8

= 77,5 + 3,56 = 81,06


9. Desil 9 (D9)
Tabel 3.15 Letak Kelas D9

Kelas Frekuensi Frekuensi


Komulatif
30-37 5 5

38-45 12 11

46-53 18 31

54-61 13 59

62-69 4 69

70-77 20 78

78-85 18 85

86-93 10 100

Letak D9 = (9/10) x 100 = 90

( 109 )× N−Fk × Ci
D9 = LD9 +
[ Fd ]
90−72
= 77,5 + [ ] 18
8

18
= 77,5 + [ ] 18
8

= 77,5 + 8 = 85,5

10. Desil 10 (D10)


Tabel 3.15 Letak Kelas D9
23
Kelas Frekuensi Frekuensi
Komulatif
30-37 5 5

38-45 12 11

46-53 18 31

54-61 13 59

62-69 4 69

70-77 20 78

78-85 18 85

86-93 10 100

Letak D9 = (9/10) x 100 = 90

( 1010 )× N−Fk × Ci
D9 = LD9 +
[ Fd ]
100−90
= 85,5 + [ ] 10
8

18
= 85,5 + [ ] 18
8

= 85,5 + 8 = 93,5

Tabel 3.16 Nilai Desil


Desil Letak Kelas Nilai Desil

24
Desil
1 30-37 40,83
2 38-45 46,83

3 46-53 51,28
4 54-61 56,577

5 62-69 65,5
6 70-77 72,7

7 78-85 76,7
8 86-93 81,06

9 30-37 85,5
10 38-45 93,5

D1 D2 D3 D4 D5 D6 D7 D8 D9 D10
40,83 46,83 51,28 56,577 65,5 72,7 76,7 81,06 85,5 93,5
Gambar 3.3 Garis Data Desil

I. Nilai Persentil
Persentil adalah nilai-nilai yang membagai nilai observasi suatu data yang telah
diurutkan dari nilai terkecil hingga terbesar menjadi 100 bagian yang sama besar.
Tabel 3.17 Letak Persentil
Frekuensi Letak Kelas
Kelas Frekuensi
Komulatif P(n)-
30-37 5 5 5–5
38-45 12 11 12– 11
46-53 18 31 18– 31
54-61 13 59 13 – 59
62-69 4 69 4 – 69
70-77 20 78 20 – 78
78-85 18 85 18 – 85
86-93 10 100 10– 100

25
1. Persentil 1 (P1)
Letak P1 = 1/100 −100=1

1
P1 = LP1 +
[ [( ) ]
100
×100 −fk

fP 1
×Ci ]
1−0
P1 = 29,5 + [ ] 5
8

1
= 29,5 + [ ] 5
8

= 29,5 + 1,6 = 31,1


2. Persentil 50 (P50)
Letak P50 = 50/100 −100=50

5
P50 = Lp50 +
[ [( ) ]
100
−100 − fk

fP 2
−Ci ]
[ 50 ] −48
P0= 61,5 + [ 4
8 ]
2
= 61,5 + 18 [ ] 4
8

= 61,5 + 4 = 65,5
3. Persentil 99 (P99)
Letak P99 = 99/100 −100=99

99
P99 = LP99 +
[ [( ) ]
100
−100 − fk

fP 2
−Ci ]
99 ] −99
P99 = 85,5 + [[ 10
8 ]
9
= 85,5 + 18 [ ] 10
8

= 85,5 + 7,2 = 92,7

26
Tabel 3.18 Nilai Persentil

Persentil Nilai Persentil Nilai

1 P1 31, 1

2 P2 32, 7

3 P3 34, 3

4 P4 35, 9

5 P5 39, 5

6 P6 38, 167

7 P7 38, 833

8 P8 39, 5

9 P9 40, 167

10 P10 40, 833

11 P11 41, 5

12 P12 42, 167

13 P13 44, 833

14 P14 45, 5

15 P15 44, 164

16 P16 44, 833

17 P17 45, 50

18 P18 45, 944

19 P19 46, 839

20 P20 46, 833

21 P21 47, 728

22 P22 47, 722

23 P23 48, 167

24 P24 48, 611

27
25 P25 49, 056

26 P26 49, 5

27 P27 49, 944

28 P28 50, 389

29 P29 50, 833

30 P30 51, 278

31 P31 51, 722

32 P32 52, 167

33 P33 52, 611

34 P34 53, 056

35 P35 53, 5

36 P36 54, 115

37 P37 54, 730

38 P38 55, 346

39 P39 55, 961

40 P40 56, 576

41 P41 57, 192

42 P42 57, 807

43 P43 58, 432

44 P44 59, 038

45 P45 59, 269

46 P46 60, 269

47 P47 60, 884

48 P48 61, 5

49 P49 63, 5

50 P50 65, 5

51 P51 67, 5

52 P52 69, 5

28
53 P53 69, 9

54 P54 70, 3

55 P55 70, 7

56 P56 71, 1

57 P57 71, 5

58 P58 71, 9

59 P59 72, 3

60 P60 72, 7

61 P61 73, 1

62 P62 73, 5

63 P63 73, 9

64 P64 74, 3

65 P65 74, 7

66 P66 75, 5

67 P67 75, 5

68 P68 75, 9

69 P69 76, 3

70 P70 76, 7

71 P71 77, 1

72 P72 77, 5

73 P73 77, 944

74 P74 78, 388

75 P75 78, 833

76 P76 79, 278

77 P77 79, 772

78 P78 80, 167

79 P79 80, 611

80 P80 81, 056

29
81 P81 81, 5

82 P82 81, 944

83 P83 83,389

84 P84 82, 833

85 P85 83, 278

86 P86 83,722

87 P87 84, 167

88 P88 84, 611

89 P89 85, 056

90 P90 85, 5

91 P91 86, 3

92 P92 87, 1

93 P93 87, 9

94 P94 88, 7

95 P95 89, 5

96 P96 90, 3

97 P97 91, 1

98 P98 91, 9

99 P99 92, 7

P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9
31, 1 32, 7 34, 3 35, 9 39, 5 38, 167 38, 833 39, 5 40, 167

P10 P11 P12 P13 P14 P15 P16 P17 P18


40, 833 41, 5 42, 167 44, 833 45, 5 44, 164 44, 833 45, 50 45, 944

30
P19 P20 P21 P22 P23 P24 P25 P26 P27
46, 839 46, 833 47, 728 47, 722 48, 167 48, 611 49, 056 49, 5 49, 944

P28 P29 P30 P31 P32 P33 P34 P35 P36


50, 389 50, 833 51, 278 51, 722 52, 167 52, 611 53, 056 53, 5 54, 115

P37 P38 P39 P40 P41 P42 P43 P44 P45


54, 730 55, 346 55, 961 56, 576 57, 192 57, 807 58, 432 59, 038 59, 269

P46 P47 P48 P49 P50 P51 P52 P53 P54


60, 269 60, 884 61, 5 63, 5 65, 5 67, 5 69, 5 69, 9 70, 3

P55 P56 P57 P58 P59 P60 P61 P62 P63


70, 7 71, 1 71, 5 71, 9 72, 3 72, 7 73, 1 73, 5 73, 9

P64 P65 P66 P67 P68 P69 P70 P71 P72


74, 3 74, 7 75, 1 75, 5 75, 9 76, 3 76, 7 77, 1 77, 944

P73 P74 P75 P76 P77 P78 P79 P80 P81


77, 944 78, 388 78, 833 79, 278 79, 772 80, 167 80, 611 81, 056 81, 5

P82 P83 P84 P85 P86 P87 P88 P89 P90


81, 944 83,389 82, 833 83, 278 83,722 84, 167 84, 611 85, 056 85, 5

P91 P92 P93 P94 P95 P96 P97 P98 P99


86, 3 87, 1 87, 9 88, 7 89, 5 90, 3 91, 1 91, 9 92, 7

Gambar 3.4 Garis Data Persentil


BAB IV
PENGUKURAN DISPERSI

A. Pengertian Pengukuran Dispersi


Pengukuran dispresi digunakan untuk melengkapi perhitungan nilai sentral. Dispersi
adalah besarnya nilai penyimpangan suatu nilai dari nilai sentralnya. Pengukuran dispersi
yang merupakan salah satu aspek yang sangat penting dalam studi deskriptif suatu data,
31
pengukuran variabilitas nilai-nilai observasi dari nilai sentralnya. Dua kelompok data
mungkin memiliki rata-rata yang sama, tetapi berbeda dalam hal variabilitas nilai-nilai
observasinya.

B. Deviasi Kwartil
Deviasi Kwartil merupakan nilai-nilai Xi yang ordinatnya membagi seluruh distribusi
dalam 4 bagian yang sama dinamakan nilai-nilai kwartil.
Q3−Q1
Rumus : Dk =
2
Q3−Q1
Dk =
2
449.5−316
=
2
= 66,75

C. Deviasi Rata-Rata
Deviasi rata-rata merupakan jumlah absolut dari deviasi (penyimpangan nilai observasi
dari nilai sentralnya) dibagi dengan jumlah item atau nilai observasi pada data.
n

Rumus : Dx =
∑ fi .|xi−x|
i=1
n

Tabel 4.1 Tabel Deviasi Rata-Rata

Kelas fi xi f i. x i x i- x  |xi−x|. f i

30-37 5 33,5 167,5 -30,48 152,4


38-45 12 41,5 498 -22,48 269,76
46-53 18 49,5 891 -14,48 260,64
54-61 13 57,5 747,5 -6,48 84,24
62-69 4 65,5 262 1,48 6,08
70-77 20 73,5 1470 9.52 190,4
78-85 18 81,5 1467 17,52 315,36
86-93 10 89,5 895 25.52 255,2
 Jumlah 100 6398 1534,80

Mulai mencari dengan nilai rata-rata dengan menggunakan rumus :

32
n

X=
∑ fi . xi 63,98
i=1
= =63,98
n 100
n

Dx =
∑ fi .|xi−x|
i=1
n
1534,08
=
100
= 1534,08

D. Deviasi Standar
Deviasi standar merupakan ukuran sebaran statistik yang paling lazim. Singkatnya, ia
mengukur bagimana nilai-nilai data tersebar. Bisa juga didefinisikan sebagai, rata-rata jarak
penyimpangan titik-titik data diukur dari nilai rata-rata data tersebut.
Tabel 4.2 Tabel Deviasi Standar

Kelas fi xi ( x i)2 f i . x i2 f i . x i❑
30-37 5 33,5 1122,25 5611,25 167,5
38-45 12 41,5 1722,25 20667 498
46-53 18 49,5 2450,25 44104,5 891
54-61 13 57,5 3306,25 42981,25 747,5
62-69 4 65,5 4290,25 17161 262
70-77 20 73,5 5402,25 108045 1470
78-85 18 81,5 6642,25 119560,5 1467
86-93 10 89,5 8010,25 80102,5 895
Jumlah 100 438233 6398

∑ fi .( xi−x )2
Rumus : S =
√ n−1

∑ fi . ( xi−x )2
=
√ n−1

33
1
=
√ 100−1
¿¿

1
=
√ 99
¿¿

= √ 291,8076=17,082377

E. Koefisien Variansi
Koefisien variansi yaitu membagi ukuran dispersi dengan nilai sentralnya. Koefisisen
variansi ukuran disepersi dan nilai sentral yang digunakan adalah deviasi standar dan rata-
rata.
S
Rumus : V = −100 %
x
S
V= −100 %
x
17,082377
= −100 %
63,98
= 26,69956 %

F. Koefisien Variansi Kwartil


Koefisien variansi kwartil menggunakan konsep yang sama dengan koefisien variansi
yaitu dengan membagi ukuran dispersi dengan nilai sentralnya. Koefisien variansi kwartil
ukuran dispersi dan nilai sentral yang digunakan adalah deviasi kwartil median.
(Q3−Q1)
2 (Q3−Q 1)
Rumus : V t = =
(Q3+ Q1) (Q 3+Q1)
2
( Q 3−Q 1 )
2 ( Q 3 – Q1 )
V t= =
( Q 3+Q 1 ) ( Q 3+Q1 )
2
(78.83−47.5) ( 31.33 )
= =
(78,83+ 47.5) ( 126,33 )
= 0,248

34
F. SK PEARSON
3(x−md) 3(63 , 98−65,5)
5 17,08
3(−1,52)
Diket = x = 63,98 =
17,08
Md = 65,5 = -0,267
S = 17,08
H. Pengukuran dispensi reatif
xË = 63,98
s = 17,08

35
BAB V
PENGUKURAN KEMENCENGAN

A. Pengertian Pengukuran Kemencengan


Kemencengan atau kemiringan (skewness) adalah tingkat ketidaksimetrisan atau
kejuhan simetris dari sebuah distribusi. Sebuah distribusi yang tidak simetris akan
memiliki rata-rata, median, dan modus yang tidak sama besarnya sehingga distribusi akan
terkonsentrasi pada salah satu sisi dan kurvanya akan menceng.

B. Kemencengan Suatu Distribusi Frekuensi


a. Distribusi dapat berbentuk simetris yang berarti luas kurva sebelah kiri sama dengan
luas kurva sebelah kanan nilai rata-rata.
b. Distribusi frekuensi dikatakan menceng ke kiri jika nilai-nilai observasinya yang
berfrekuensi rendah lebih banyak berada di sebelah kiri rata-rata atau ekornya
menjulur ke kiri.
c. Distribusi dikatakan menceng ke kanan apabila sebagian besar nilai yang memiliki
frekuensi rendah kebanyakan berada disebelah kanan dari nilai rata-rata atau
dikatakan “ekor” nya menjulur ke kanan.

C. Metode Pengukuran Kemencengan


a. Karl Pearson
Untuk mengukur kemencengan suatu distribusi frekuensi, dapat digunakan rumus
Koefisien Karl Pearson.
(x−Mo)
Rumus : Sk =
s
Tabel 5.1 Mencari Nilai Karl Pearson

Kelas fi xi ( x i)2 f i . x i2 f i . x i❑
30-37 5 33,5 1122,25 5611,25 167,5
38-45 12 41,5 1722,25 20667 498
46-53 18 49,5 2450,25 44104,5 891
54-61 13 57,5 3306,25 42981,25 747,5
36
62-69 4 65,5 4290,25 17161 262
70-77 20 73,5 5402,25 108045 1470
78-85 18 81,5 6642,25 119560,5 1467
86-93 10 89,5 8010,25 80102,5 895
Jumlah 100 438233 6398

∑ fi .( xi−x )2
S=
√ n−1
809109
S=
√ 100−1
S = √ 8172,81
S = 90,4

Menghitung koefisien Karl Pearson :


(x−mo)
Sk =
s
3(63,98−65,5)
=
17,08
Atau
3(x−md)
Sk =
S
3(−1,52)
=
17,08
== 0,267

37
Gambar 5.1 Kurva Hubungan Mean, Median dan Modus
Sesuai dengan hasil perhitungan diatas, bahwa hasil perhitungan dari koefisien
Karl Person adalah dengan hasil positif. Maka Sk positif artinya distribusi frekuensi
menceng ke kanan. Dengan X>Mo dan X>Md.
b. Bowley
Kemencengan suatu distribusi frekuensi dapat juga diukur dengan mengggunakan
rumus koefisien Bowley :
( Q3−Q 2 )−(Q 2−Q 1)
Rumus : Sk(Bowley) =
(Q 3−Q 1)
( Q3−Q 2 )−(Q 2−Q 1)
Sk(Bowley) =
(Q 3−Q 1)
( 78,83−65,5 ) −(65,5−47,5)
Sk(Bowley) =
(13,33−18)
Sk(Bowley) = 4,67 = 0,15

Gambar 5.2 Kurva hubungan antara nilai kwartil


dengan distribusi frekuensi

Sesuai dengan hasil perhitungan diatas, bahwa hasil perhitungan koefisien


Bowley menghasilkan nilai positif, maka distribusi frekuensinya menceng ke
kanan. Dengan (Q3-Q2)<(Q2-Q1),x<y.

38
BAB VI
PEMBAHASAN

A. Data
100 Data yang diambil dari nilai hasil nilai siswa praktek Bengkel otomotif dari 4 kelas
di kelas XI Tbsm di sekolah SMK N 5 Kota Serang
B. Penyajian
a. Distribusi Frekuensi
Dari tabel distribusi frekuensi menunjukkan bahwa peniliayan dari 4 kelas
tersebut dengen nilai 64,4 bisa di sebut ( mins )
b. Histogram
Dari grafik histogram menunjukkan Rata-rata penilian siswa dengan nili 77,5 dari
hasil nilai rata-rata tersebut bahawa penilian tersebut kurang yang ( mins)
c. Polygon
Dari grafik polygon menunjukkan nilai tengah pada setiap range/kelas penililaian
siswa dimana untuk frekuensi tertinggi adalah 20 dan frekuensi terendah adalah 5.
Hal ini menunjukkan bahwa sejauh ini penilaian siswa siswa prakter di sekolah SMK
n 5 di bilng wajar atau standar.
d. Pie Diagram
1. Pie Diagram Derajat
Dari grafik pie diagram derajat menunjukkan frekuensi penilaian di
sekolah 72,⁰ pada range 72 - 64 dan frekuensi penjualan dengan penilain terkecil
sebesar 18⁰ pada range 14– 18.
2. Pie Diagram Presentase
Dari grafik pie diagram presentase menunjukkan frekuensi penilaian
100% dengan hasil penilaian terbesar 20- 18 dengan hasil penilaian yang terkecil
14- 18 dari hasil penilaian 4 klaas di sekolah siswa parketk .

39
C. Pengukuran Nilai Sentral
a. Mean
Nilai rata-rata data penjualan Yakult ini berada di kelas kelima antara dengan
nilai mean sebesar 63.98 Nilai mean ini menunjukkan rata-rata penilaian hasil
siswaswa tiak tercapai /buruk.
b. Median
Nilai median atau nilai tengah dari data penilian kelas keempat dengan range 62-
69 yaitu sebesar 65.5 Hal ini menunjukkan bahwa jika data dibagi menjadi 2 bagian
dengan kategori baik dan buruk maka untuk data diatas nilai median termasuk dalam
kategori buruk. Data dengan kategori buruk inilah yang tidak diinginkan oleh
perusahaan.
c. Modus
Nilai modus menunjukkan data yang sering muncul dengan frekuensi sebanyak
20 berada pada kelas keempat yaitu antara 62 – 69 dengan nilai 77.5 Hal ini
menunjukkan bahwa penilainan siwa kurang baik pada saat siswa praktek.
d. Kwartil
Dari data kwartil, data dapat dikelompokkan menjadi 4 kategori dengan
presentase masing-masing kategori data adalah 25% . Data tertinggi dari 25%
peniliaian siswa yang memiliki nilai terendah adalah sama dengan Q1. Dengan
demikian 50% data penilaian sisw praktek masih memenuhi target penjualan dan
sisanya sebesar 50% kurang memenuhi target penilaian..
e. Desil
Dari data desil, data dapat dikelompokkan menjadi 10 kategori dengan presentase
masing-masing kategori data adalah 10%. Data terendah dari 10% penilaian adalah
sama dengan Q1. Dengan demikian 50% data penilian siswa praktek di sekolah masih
dalam batas wajar karena dapat memenuhi dalam peniliaian siswa praktek dan
sisanya 50% kurang memenuhi dalam peniaian.
f. Persentil
Dari data persentil, data dapat dikelompokkan menjadi 100 kategori dengan
presentase masing-masing kategori data adalah 1%. Data tertinggi dari 1% penjualan
Yakult yang memiliki nilai terendah adalah P1 dapat memenuhi target sama dengan
P50 dengan presentase 50%. Dengan demikian 50% dilakukan oleh dan sisanya
sebesar 50% kurang

40
g. Hubungan antara Mean, Median dan Modus
Dari hasil pengukuran nilai sentral didapat kurva yang menunjukkan hubungan
antara mean, median dan modus dengan kurva menceng ke kanan. Kurva tersebut
menunjukkan bahwa distribusi penilian di atas rata-rata dengan nilai frekuensi
rendah. Kemudian nilai modus juga dapat direpresentasikan sebagai penilaian yang
kuarang memenuhi target dalampenilian . Kurva tersebut menunjukkan bahwa hasil
penilin siswa praktek sejauh ini kurang memenuhi target karena sejauh ini terlihat
dari frekuensi tertinggi dengan nilai modus adalah 76.61
D. Pengukuran Kemencengan
a. Karl Person
Dari hasil perhitungan koefisisen Karl Pearson didapat koefisien sebesar 40,48%.
Semakin tinggi tingkat kemencengan menunjukkan bahwa distribusi frekuensi
menceng cukup berarti ke kanan.
b. Bowley
Dari hasil perhitungan koefisien SK Bowley di dapat koefisien sebesar 0,269
Menurut Bowley jika SK Bowley > + 30% atau < - 30% maka distribusinys
menunjukkan tingkat kemencengan yang sangat tinggi.

41
BAB VII
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Hasil penilaian untuk hasil praktek ternyta. Hanya bisa memenuhi 50% yang lulus
Untuk itu ada beberapa faktor yang menyebabkan kurangnya siswa untuk lebih giat
dalam menambah sumber pengetahuan baik dari buku dan internet upaya untuk
mencerdaskan bisa sesuai target.

B. Saran
Siswa harus lebih serius dalam setiap menerima transfer pembelajaran untuk bisa
di terima anak ketika pada saat proses pemebelajaran dalam hal ini pihak guru yang
terkait harus mampu dan mengerti kondisi dari siswa tersebut baik dari kekurangan dan
kampuan.

42
DAFTAR PUSTAKA

Krisnaningsih, Erni. 2017. Bahan Ajar Statistika Industri. Universitas Banten Jaya.
Serang.
www.yakult.co.id
http://belajar-pintar.blogspot.co.id/2012/08/presentil-dari-data-tunggal-dan-data.html
http://www.astamediagroup.com/blog/5-strategi-pemasaran-untuk-meningkatkan-penjualan.html
https://smartstat.wordpress.com/2010/03/29/distribusi-frekuensi/

43

Anda mungkin juga menyukai