4. NIM : 2301141075
Paraf Dosen
NO Materi Sub Materi Keterangan
Pengampu
1 2 3 4 5
1 Bab 1 a. Latar belakang Tujuan
Data b. Data
c. Histogram, Polygon, Pie
Diagram (Persen Dan
Drajat)
d. Tabel Rangkuman Pie
Diagram
e. Tabel Rangkuman 1
1
dan Persentil
f. Tabel Rangkuman kurtil,
desil dan persentil
3 Bab 3 a. Range
Pengukuran b. Deviasi Kuartil
Dispersi c. Deviasi Rata-rata
d. Deviasi standar
e. Pengukuran disperse
relative
f. Koefisien variansi Kuarti
Paraf Dosen
NO Materi Sub Materi Keterangan
Pengampu
1 2 3 4 5
5 Bab 5 Pembahasan Dari masing-masing
Pembahasan Bab Tugas Mandiri
6 Bab 6
Kesimpulan Dan Saran sesuai
Kesimpulan
dengan studi Kasus.
Dan saran
7 Tugas mandiri dalam format power
point
8 Laporan Tugas Laporan mandiri telah di Acc
Mandiri Dosen Pengampu Dan dijilid
(Hardcopy)
2
Serang,
Dosen Pengampu
3
CONTOH LAPORAN TUGAS
STATISTIK INDUSTRI
BAB I
PENDAHULUAN
4
SMK N 5 Kota Serang adalah sebuah sekolah menengah kejuruan negeri Terbaik di
kota serang.dengan jumlah siswa sebanyak 990 siswa.secara resmi sekolah ini berdiri pada 7
September 2009 dengan Keputusan Bupati.
C. Batasan Masalah
1. Pengambilan data pada saat siswa yang sudah praktek
2. Pengambilan data persatu siswa yang berjumlah 100 anak/siswa
BAB II
PENYAJIAN DATA
A. Definisi Statistika
5
Statistika adalah ilmu yang mempelajari bagaimana merencanakan,
mengumpulkan, menganalisis, mengintrepretasi, dan mempresentasikan data. Istilah
‘statistika’ (bahasa inggris : statistics) berbeda dengan ‘statistik’ (statistic). Statistika
merupakan ilmu yang berkenaan dengan data, sedang statistik adalah data, informasi,
atau hasil penerapan alogoritma statistika pada suatu data.
C. Pengumpulan Data
100 data: yang di ambil dari nilai hasil praktek di bengkel sekolah
Data di atasputaran 100 data tetapi memiliki jenis yang sama tidak perlu
dikelompokkan tetapi hanya dibuat tabel frekuensi biasa
Nilai Frekuensi
30-37 5
38-45 12
46-53 18
54-61 13
6
62-69 4
70-77 20
78-85 18
86-93 10
Jumlah 100
30 30 30 30 30 40 40 40 40 40
40 40 40 40 40 40 40 50 50 50
50 50 50 50 50 50 50 50 50 50
50 50 50 50 50 60 60 60 60 60
60 60 60 60 60 60 60 60 60 65
65 65 70 70 70 70 70 70 70 70
70 70 70 70 70 70 70 70 70 70
70 70 80 80 80 80 80 80 80 80
80 80 80 80 80 80 80 80 80 80
90 90 90 90 90 90 90 90 90 90
N = Jumlah data
N= 1 + 3,22 ( 2 )
N= 1 + 6, 644
60
= = 7,5 Di Bulatkan Menjadi ( 8 )
8
7
TABEL DISTRIBUSI FREKUENSI
1.1 HISTOGRAM
Kata histogram berasal dari bahasa Yunanı: histos dan gramma. Pertama kali
digunakan oleh Karl Pearson pada tahun 1895 untuk memetakan distribusi frekuensi
dengan area luasan. Sementara definisi Histogram itu sendiri adalah persegi panjang
yang ditentukan oleh variabel data distribusi frekuensi pada sumbu horizontal dan
frekuensi pada sumbu vertikal.
Histrogram
25
20
15 Series 1
10
0
37,5 45,5 53,5 61,5 69,5 77,5 85,5 93,5
Tepi Kelas
8
1.2 POLIGON FREKUENSI
Poligon Frekuensi adalah penggambaran distribusi frekuensi dalam bentuk garis
yang menghubungkan titik-titik tengah kelasnya sebagai skala kelas. Jenis lain dari
poligon frekuensi adalah kurva frekuensi, yaitu penggambaran distribusi frekuensi dalam
beatuk garis, dimana luas daerah di bawah kurva kurang lebih sama dengan Buas
histogram frekuensinya Kurva frekuensi dapat diperbesar dengan menggunakan
histogram menghubungkan titik-titik tengah masing-masing balok.
Poligon
25
20
15 Series 1
10
0
29,5 37,5 45,5 53,5 61,5 69,5 77,5 85,5
Pie diagram persen adalah suatu lingkaran yang di bagi menjadi bagian-bagian atau irisan
–irisan berdasarkan persentase dari frekuensi dalam setiap katagori dari suatu distribusi. Cara
perhitunganya yaitu frekuensi dibagi jumlah data dan di kali 100%
Perhitungan :
PIE DIAGRAM PERSEN
I. = 5/100 X 100% = 5%
II. = 12/100 X 100% = 12%
I
III. = 18/100 X 100% = 18% Vlll 5%
10%
IV. = 13/100 X 100% = 13% ll
12%
9
Vll
18%
V. = 4/100 X 100% = 4%
VI. = 20/100 X 100% = 20%
VII. = 18/100 X 100% = 18%
VIII. = 10/100 X 100% = 10%
Pie diagram persen adalah suatu lingkaran yang di bagi menjadi bagian-bagian atau irisan
–irisan berdasarkan persentase dari frekuensi dalam setiap katagori dari suatu distribusi. Cara
perhitunganya yaitu frekuensi dibagi jumlah data dan di kali 360 Drajat Perhitungan :
10
VI; 72
IV; 46.8
Gambar 3.3 Pie Diagram Drajat
BAB III
PENGUKURAN NILAI SENTRAL
∑ u . f .Ci
X = Xo + [ n ]
−38
= 397 + .45
100
= 379,9
C. Median
Median adalah nilai yang terletak di tengah suatu data yang telah diurutkan dari
nilai yang terkecil hingga terbesar. Jika jumlah item data genap nilai median adalah nilai
rata-rata dari 2 nilai yang terletak di tengah data.
Tabel 3.2 Letak Median
D. Modus
Modus adalah item yang memiliki frekuensi tertinggi pada suatu data. Dengan
kata lain, modus adalah nilai yang paling sering muncul pada suatu data.
Tabel 3.3 Letak Kelas Modus
Nilai Frekuensi Nilai Tengah Tepi Kelas
Bawah Atas
30-37 5 33,5 29,5 37,5
38-45 12 4,5 37,5 45,5
46-53 18 49,5 45,5 53,5
54-61 13 57,5 53,5 61,5
13
62-69 4 65,5 61,5 69,5
70-77 20 73,5 69,5 77,5
78-85 18 81,5 77,5 85,5
86-93 10 89,5 85,5 93,5
d1
Rumus Modus = Lmo + [ ×Ci ]
d 1+d 2
16
= 69,5 + [ 8]
16+ 2
16
= 69,5 + ¿8
18
128
= 69,5 + ¿8
18
= 69,5 + 7, 11
= 76,61
G. Nilai Kwartil
Nilai kwartil adalah nilai yang membagai nilai observasi suatu data yang lebih
diurutkan dari nilai terendah sampai nilai tertinggi menjadi empat bagian yang sama
besar.
1. Kwartil 1 (Q1)
Tabel 3.5 Letak Kelas Q1
38-45 12 11
46-53 18 31
54-61 13 59
62-69 4 69
70-77 20 78
78-85 18 85
86-93 10 100
1 1
Letak Q1 = ( )n = ×100=25
4 4
Rumus Q1 = LQ1 + ¿
Q1 = 45,5 + ¿
= 45,5 + ¿
8
= 45,5 + ¿8
18
36
= 45,5 +
18
= 45,5 + 2 = 47,5
2. Kwartil 2 (Q2)
Tabel 3.6 Letak Kelas Q2
15
Kelas Frekuensi Frekuensi
Komulatif
30-37 5 5
38-45 12 11
46-53 18 31
54-61 13 59
62-69 4 69
70-77 20 78
78-85 18 85
86-93 10 100
Q2 = Median
= 65,5
3. Kwartl 3 (Q3)
Tabel 3.7 Letak Kelas Q3
38-45 12 11
46-53 18 31
54-61 13 59
62-69 4 69
70-77 20 78
78-85 18 85
86-93 10 100
16
3 3
Letak Q3 = ( )n = ×100=75
4 4
Rumus Q3 = LQ3 + ¿
Q3 = LQ3 + ¿
= 77,5 + ¿
= 77,5 + 1, 33
= 78,83
Tabel 3.8 Nilai Kwartil
Letak Kelas
Kwartil Nilai Kwartil
Kwartil
1 47,5
2 65,5
3 78,83
H. Nilai Desil
Nilai dasil adalah nilai-nilai yang membagi nilai observasi suatu data yang telah
diurutkan dari nilai tertinggi hingga nilai terendah menjadi 10 bagian yang sama besar.
1. Desil 1 (D 1)
Frekuensi
Kelas Frekuensi
Komulatif
30-37 5 5
38-45 12 11
46-53 18 31
54-61 13 59
62-69 4 69
70-77 20 78
78-85 18 85
86-93 10 100
17
Tabel 3.9 Letak Kelas D1
( 101 )× N−Fk × Ci
D1 = LD1 +
[ Fd ]
( 101 )−5 8
= 375,5 +
[ 12 ]
= 37,5 + 5\12 x 8
= 375,5 + 3,33 = 40,83
2. Desil 2 (D2)
Tabel 3.10 Letak Kelas D2 & D3
38-45 12 11
46-53 18 31
54-61 13 59
62-69 4 69
70-77 20 78
78-85 18 85
86-93 10 100
18
( 102 )× N−Fk × Ci
D2 = LD +
[ Fd ]
20−17
= 45,5 + [ ] 18
8
17
= 45,5 + [ ] 18
8
( 103 )× N−Fk × Ci
D3 = LD3 +
[ Fd ]
30−11
= 45,5 + [ ] 18
8
15
= 45,5 + [ ] 18
8
4. Desil 4 (D4)
Tabel 3.11 Letak Kelas D4 & D5
38-45 12 11
46-53 18 31
54-61 13 59
62-69 4 69
70-77 20 78
78-85 18 85
19
86-93 10 100
( 104 )× N−Fk × Ci
D4 = LD4 +
[ Fd ]
4−35
= 53,5 + [ ] 13
8
5
= 53,5 + [ ] 13
8
( 105 )× N−Fk × Ci
D5 = LD5 +
[ Fd ]
50−48
= 61,5 + [ ] 4
8
2
= 61,5 + [ ] 4
8
= 61,5 + 4 = 65,5
6. Desil 6 (D6)
Frekuensi
Kelas Frekuensi
Komulatif
30-37 5 5
38-45 12 11
46-53 18 31
54-61 13 59
62-69 4 69
20
70-77 20 78
78-85 18 85
86-93 10 100
( 106 )× N−Fk × Ci
D6 = LD6 +
[ Fd ]
60−52
= 69,5 + [ ] 20
8
8
= 69,5 + [ ] 20
8
7. Desil 7 (D7)
Tabel 3.13 Letak Kelas D7
Frekuensi
Kelas Frekuensi
Komulatif
30-37 5 5
38-45 12 11
46-53 18 31
21
54-61 13 59
62-69 4 69
70-77 20 78
78-85 18 85
86-93 10 100
( 107 )× N−Fk × Ci
D7 = LD7 +
[ Fd ]
70−69
= 69,5 + [ ] 20
8
18
= 69,5 + [ ] 20
8
8. Desil 8 (D8)
Tabel 3.14 Letak Kelas D8
Frekuensi
Kelas Frekuensi
Komulatif
30-37 5 5
38-45 12 11
46-53 18 31
54-61 13 59
62-69 4 69
70-77 20 78
78-85 18 85
86-93 10 100
22
( 108 )× N−Fk × Ci
D8 = LD8 +
[ Fd ]
80−72
= 77,5 + [ ] 18
8
8
= 77,5 + [ ] 18
8
38-45 12 11
46-53 18 31
54-61 13 59
62-69 4 69
70-77 20 78
78-85 18 85
86-93 10 100
( 109 )× N−Fk × Ci
D9 = LD9 +
[ Fd ]
90−72
= 77,5 + [ ] 18
8
18
= 77,5 + [ ] 18
8
= 77,5 + 8 = 85,5
38-45 12 11
46-53 18 31
54-61 13 59
62-69 4 69
70-77 20 78
78-85 18 85
86-93 10 100
( 1010 )× N−Fk × Ci
D9 = LD9 +
[ Fd ]
100−90
= 85,5 + [ ] 10
8
18
= 85,5 + [ ] 18
8
= 85,5 + 8 = 93,5
24
Desil
1 30-37 40,83
2 38-45 46,83
3 46-53 51,28
4 54-61 56,577
5 62-69 65,5
6 70-77 72,7
7 78-85 76,7
8 86-93 81,06
9 30-37 85,5
10 38-45 93,5
D1 D2 D3 D4 D5 D6 D7 D8 D9 D10
40,83 46,83 51,28 56,577 65,5 72,7 76,7 81,06 85,5 93,5
Gambar 3.3 Garis Data Desil
I. Nilai Persentil
Persentil adalah nilai-nilai yang membagai nilai observasi suatu data yang telah
diurutkan dari nilai terkecil hingga terbesar menjadi 100 bagian yang sama besar.
Tabel 3.17 Letak Persentil
Frekuensi Letak Kelas
Kelas Frekuensi
Komulatif P(n)-
30-37 5 5 5–5
38-45 12 11 12– 11
46-53 18 31 18– 31
54-61 13 59 13 – 59
62-69 4 69 4 – 69
70-77 20 78 20 – 78
78-85 18 85 18 – 85
86-93 10 100 10– 100
25
1. Persentil 1 (P1)
Letak P1 = 1/100 −100=1
1
P1 = LP1 +
[ [( ) ]
100
×100 −fk
fP 1
×Ci ]
1−0
P1 = 29,5 + [ ] 5
8
1
= 29,5 + [ ] 5
8
5
P50 = Lp50 +
[ [( ) ]
100
−100 − fk
fP 2
−Ci ]
[ 50 ] −48
P0= 61,5 + [ 4
8 ]
2
= 61,5 + 18 [ ] 4
8
= 61,5 + 4 = 65,5
3. Persentil 99 (P99)
Letak P99 = 99/100 −100=99
99
P99 = LP99 +
[ [( ) ]
100
−100 − fk
fP 2
−Ci ]
99 ] −99
P99 = 85,5 + [[ 10
8 ]
9
= 85,5 + 18 [ ] 10
8
26
Tabel 3.18 Nilai Persentil
1 P1 31, 1
2 P2 32, 7
3 P3 34, 3
4 P4 35, 9
5 P5 39, 5
6 P6 38, 167
7 P7 38, 833
8 P8 39, 5
9 P9 40, 167
11 P11 41, 5
14 P14 45, 5
17 P17 45, 50
27
25 P25 49, 056
26 P26 49, 5
35 P35 53, 5
48 P48 61, 5
49 P49 63, 5
50 P50 65, 5
51 P51 67, 5
52 P52 69, 5
28
53 P53 69, 9
54 P54 70, 3
55 P55 70, 7
56 P56 71, 1
57 P57 71, 5
58 P58 71, 9
59 P59 72, 3
60 P60 72, 7
61 P61 73, 1
62 P62 73, 5
63 P63 73, 9
64 P64 74, 3
65 P65 74, 7
66 P66 75, 5
67 P67 75, 5
68 P68 75, 9
69 P69 76, 3
70 P70 76, 7
71 P71 77, 1
72 P72 77, 5
29
81 P81 81, 5
83 P83 83,389
86 P86 83,722
90 P90 85, 5
91 P91 86, 3
92 P92 87, 1
93 P93 87, 9
94 P94 88, 7
95 P95 89, 5
96 P96 90, 3
97 P97 91, 1
98 P98 91, 9
99 P99 92, 7
P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9
31, 1 32, 7 34, 3 35, 9 39, 5 38, 167 38, 833 39, 5 40, 167
30
P19 P20 P21 P22 P23 P24 P25 P26 P27
46, 839 46, 833 47, 728 47, 722 48, 167 48, 611 49, 056 49, 5 49, 944
B. Deviasi Kwartil
Deviasi Kwartil merupakan nilai-nilai Xi yang ordinatnya membagi seluruh distribusi
dalam 4 bagian yang sama dinamakan nilai-nilai kwartil.
Q3−Q1
Rumus : Dk =
2
Q3−Q1
Dk =
2
449.5−316
=
2
= 66,75
C. Deviasi Rata-Rata
Deviasi rata-rata merupakan jumlah absolut dari deviasi (penyimpangan nilai observasi
dari nilai sentralnya) dibagi dengan jumlah item atau nilai observasi pada data.
n
Rumus : Dx =
∑ fi .|xi−x|
i=1
n
Kelas fi xi f i. x i x i- x |xi−x|. f i
32
n
X=
∑ fi . xi 63,98
i=1
= =63,98
n 100
n
Dx =
∑ fi .|xi−x|
i=1
n
1534,08
=
100
= 1534,08
D. Deviasi Standar
Deviasi standar merupakan ukuran sebaran statistik yang paling lazim. Singkatnya, ia
mengukur bagimana nilai-nilai data tersebar. Bisa juga didefinisikan sebagai, rata-rata jarak
penyimpangan titik-titik data diukur dari nilai rata-rata data tersebut.
Tabel 4.2 Tabel Deviasi Standar
Kelas fi xi ( x i)2 f i . x i2 f i . x i❑
30-37 5 33,5 1122,25 5611,25 167,5
38-45 12 41,5 1722,25 20667 498
46-53 18 49,5 2450,25 44104,5 891
54-61 13 57,5 3306,25 42981,25 747,5
62-69 4 65,5 4290,25 17161 262
70-77 20 73,5 5402,25 108045 1470
78-85 18 81,5 6642,25 119560,5 1467
86-93 10 89,5 8010,25 80102,5 895
Jumlah 100 438233 6398
∑ fi .( xi−x )2
Rumus : S =
√ n−1
∑ fi . ( xi−x )2
=
√ n−1
33
1
=
√ 100−1
¿¿
1
=
√ 99
¿¿
= √ 291,8076=17,082377
E. Koefisien Variansi
Koefisien variansi yaitu membagi ukuran dispersi dengan nilai sentralnya. Koefisisen
variansi ukuran disepersi dan nilai sentral yang digunakan adalah deviasi standar dan rata-
rata.
S
Rumus : V = −100 %
x
S
V= −100 %
x
17,082377
= −100 %
63,98
= 26,69956 %
34
F. SK PEARSON
3(x−md) 3(63 , 98−65,5)
5 17,08
3(−1,52)
Diket = x = 63,98 =
17,08
Md = 65,5 = -0,267
S = 17,08
H. Pengukuran dispensi reatif
xË = 63,98
s = 17,08
35
BAB V
PENGUKURAN KEMENCENGAN
Kelas fi xi ( x i)2 f i . x i2 f i . x i❑
30-37 5 33,5 1122,25 5611,25 167,5
38-45 12 41,5 1722,25 20667 498
46-53 18 49,5 2450,25 44104,5 891
54-61 13 57,5 3306,25 42981,25 747,5
36
62-69 4 65,5 4290,25 17161 262
70-77 20 73,5 5402,25 108045 1470
78-85 18 81,5 6642,25 119560,5 1467
86-93 10 89,5 8010,25 80102,5 895
Jumlah 100 438233 6398
∑ fi .( xi−x )2
S=
√ n−1
809109
S=
√ 100−1
S = √ 8172,81
S = 90,4
37
Gambar 5.1 Kurva Hubungan Mean, Median dan Modus
Sesuai dengan hasil perhitungan diatas, bahwa hasil perhitungan dari koefisien
Karl Person adalah dengan hasil positif. Maka Sk positif artinya distribusi frekuensi
menceng ke kanan. Dengan X>Mo dan X>Md.
b. Bowley
Kemencengan suatu distribusi frekuensi dapat juga diukur dengan mengggunakan
rumus koefisien Bowley :
( Q3−Q 2 )−(Q 2−Q 1)
Rumus : Sk(Bowley) =
(Q 3−Q 1)
( Q3−Q 2 )−(Q 2−Q 1)
Sk(Bowley) =
(Q 3−Q 1)
( 78,83−65,5 ) −(65,5−47,5)
Sk(Bowley) =
(13,33−18)
Sk(Bowley) = 4,67 = 0,15
38
BAB VI
PEMBAHASAN
A. Data
100 Data yang diambil dari nilai hasil nilai siswa praktek Bengkel otomotif dari 4 kelas
di kelas XI Tbsm di sekolah SMK N 5 Kota Serang
B. Penyajian
a. Distribusi Frekuensi
Dari tabel distribusi frekuensi menunjukkan bahwa peniliayan dari 4 kelas
tersebut dengen nilai 64,4 bisa di sebut ( mins )
b. Histogram
Dari grafik histogram menunjukkan Rata-rata penilian siswa dengan nili 77,5 dari
hasil nilai rata-rata tersebut bahawa penilian tersebut kurang yang ( mins)
c. Polygon
Dari grafik polygon menunjukkan nilai tengah pada setiap range/kelas penililaian
siswa dimana untuk frekuensi tertinggi adalah 20 dan frekuensi terendah adalah 5.
Hal ini menunjukkan bahwa sejauh ini penilaian siswa siswa prakter di sekolah SMK
n 5 di bilng wajar atau standar.
d. Pie Diagram
1. Pie Diagram Derajat
Dari grafik pie diagram derajat menunjukkan frekuensi penilaian di
sekolah 72,⁰ pada range 72 - 64 dan frekuensi penjualan dengan penilain terkecil
sebesar 18⁰ pada range 14– 18.
2. Pie Diagram Presentase
Dari grafik pie diagram presentase menunjukkan frekuensi penilaian
100% dengan hasil penilaian terbesar 20- 18 dengan hasil penilaian yang terkecil
14- 18 dari hasil penilaian 4 klaas di sekolah siswa parketk .
39
C. Pengukuran Nilai Sentral
a. Mean
Nilai rata-rata data penjualan Yakult ini berada di kelas kelima antara dengan
nilai mean sebesar 63.98 Nilai mean ini menunjukkan rata-rata penilaian hasil
siswaswa tiak tercapai /buruk.
b. Median
Nilai median atau nilai tengah dari data penilian kelas keempat dengan range 62-
69 yaitu sebesar 65.5 Hal ini menunjukkan bahwa jika data dibagi menjadi 2 bagian
dengan kategori baik dan buruk maka untuk data diatas nilai median termasuk dalam
kategori buruk. Data dengan kategori buruk inilah yang tidak diinginkan oleh
perusahaan.
c. Modus
Nilai modus menunjukkan data yang sering muncul dengan frekuensi sebanyak
20 berada pada kelas keempat yaitu antara 62 – 69 dengan nilai 77.5 Hal ini
menunjukkan bahwa penilainan siwa kurang baik pada saat siswa praktek.
d. Kwartil
Dari data kwartil, data dapat dikelompokkan menjadi 4 kategori dengan
presentase masing-masing kategori data adalah 25% . Data tertinggi dari 25%
peniliaian siswa yang memiliki nilai terendah adalah sama dengan Q1. Dengan
demikian 50% data penilaian sisw praktek masih memenuhi target penjualan dan
sisanya sebesar 50% kurang memenuhi target penilaian..
e. Desil
Dari data desil, data dapat dikelompokkan menjadi 10 kategori dengan presentase
masing-masing kategori data adalah 10%. Data terendah dari 10% penilaian adalah
sama dengan Q1. Dengan demikian 50% data penilian siswa praktek di sekolah masih
dalam batas wajar karena dapat memenuhi dalam peniliaian siswa praktek dan
sisanya 50% kurang memenuhi dalam peniaian.
f. Persentil
Dari data persentil, data dapat dikelompokkan menjadi 100 kategori dengan
presentase masing-masing kategori data adalah 1%. Data tertinggi dari 1% penjualan
Yakult yang memiliki nilai terendah adalah P1 dapat memenuhi target sama dengan
P50 dengan presentase 50%. Dengan demikian 50% dilakukan oleh dan sisanya
sebesar 50% kurang
40
g. Hubungan antara Mean, Median dan Modus
Dari hasil pengukuran nilai sentral didapat kurva yang menunjukkan hubungan
antara mean, median dan modus dengan kurva menceng ke kanan. Kurva tersebut
menunjukkan bahwa distribusi penilian di atas rata-rata dengan nilai frekuensi
rendah. Kemudian nilai modus juga dapat direpresentasikan sebagai penilaian yang
kuarang memenuhi target dalampenilian . Kurva tersebut menunjukkan bahwa hasil
penilin siswa praktek sejauh ini kurang memenuhi target karena sejauh ini terlihat
dari frekuensi tertinggi dengan nilai modus adalah 76.61
D. Pengukuran Kemencengan
a. Karl Person
Dari hasil perhitungan koefisisen Karl Pearson didapat koefisien sebesar 40,48%.
Semakin tinggi tingkat kemencengan menunjukkan bahwa distribusi frekuensi
menceng cukup berarti ke kanan.
b. Bowley
Dari hasil perhitungan koefisien SK Bowley di dapat koefisien sebesar 0,269
Menurut Bowley jika SK Bowley > + 30% atau < - 30% maka distribusinys
menunjukkan tingkat kemencengan yang sangat tinggi.
41
BAB VII
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Hasil penilaian untuk hasil praktek ternyta. Hanya bisa memenuhi 50% yang lulus
Untuk itu ada beberapa faktor yang menyebabkan kurangnya siswa untuk lebih giat
dalam menambah sumber pengetahuan baik dari buku dan internet upaya untuk
mencerdaskan bisa sesuai target.
B. Saran
Siswa harus lebih serius dalam setiap menerima transfer pembelajaran untuk bisa
di terima anak ketika pada saat proses pemebelajaran dalam hal ini pihak guru yang
terkait harus mampu dan mengerti kondisi dari siswa tersebut baik dari kekurangan dan
kampuan.
42
DAFTAR PUSTAKA
Krisnaningsih, Erni. 2017. Bahan Ajar Statistika Industri. Universitas Banten Jaya.
Serang.
www.yakult.co.id
http://belajar-pintar.blogspot.co.id/2012/08/presentil-dari-data-tunggal-dan-data.html
http://www.astamediagroup.com/blog/5-strategi-pemasaran-untuk-meningkatkan-penjualan.html
https://smartstat.wordpress.com/2010/03/29/distribusi-frekuensi/
43