FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR 2020 Label Pangan merupakan keterangan mengenai pangan dapat berupa gambar, tulisan, atau kombinasi gambar dan tulisan. Pelabelan ini peletakannya bisa disertakan pada kemasan pangan bisa dengan cara ditempelkan pada bagian kemasan pangan atau sebagai kemasan pangan tersebut. Adapun fungsi dari pelabelan yakni sebagau identifikasi produk, membantu penjualan produk, pemenuhan peraturan perundang-undangan. Label berfungsi sebagai identitas karena label merupakan keterangan pertama yang akan dilihat oleh konsumen sehingga dengan melihat label saja konsumen dapat mengambil kesimpulan apakah produk tersebut memang terjamin atau tidak. Selain itu label berperan sebagai identitas yang artinya label berperan sebagai statement/ pernyataan awal yang diungkap kan ke konsumen sehingga label harus semenarik mungkin dan bisa menjelaskan produk apa yang dijual. Label pada era modern sekarang semakin penting karena dengan adanya label pencapaian target pasar akan semakin cepat. Contoh kasus yakni nugget iblis, nugget iblis bagi banyak orang pasti langsung berpikir bahwa nugget ini bukan yang masak adalah bangsa makhluk halus tetapi mereka pasti langsung berpikir bahwa makanan ini pasti pedas. Sehingga dengan pelabelan yang sangat jelas maka terget pasar yang direncanakan dapat tercapai, dan jika target pasar tercapai maka pelabelan dapat dikatakan sukses. Iklan Pangan secara definisi meruakan keterangan atau bisa juga pernyataan mengenai pangan dalam bentuk gambar, tulisan, atau bentuk lain yang dilakukan dengan berbagai cara untuk pemasaran dan atau perdagangan pangan. Iklan pangan ini sendiri dilakukan dengan tujuan sebagai media promosi untuk mencapai konsumen (agar konsumen tau), dan bisa juga sebagai media yang bertujuan menampilkan kelebihan produk sehingga konsumen atau target pasar tertarik membeli produk yang kita sediakan. Iklan ini merupakan wadah metode bagi pebisnis dalam memasarkan ke khalayak luas agar masyarakat tau apa yang dijual dan keunggulannya apa. Contoh yakni mie instan yang dibuat tanpa monosodiumglutamate (MSG). Dengan menggunakan iklan maka pembeli akan tau bahwa makanan ini aman dimakan jangka panjang dari pada produk pesaing dan pembeli bisa tau apa nama produk tadi. Adapun label dan iklan pangan diatur dalam Peraturan Pemerintah No. 69, 1999 yang meliputi dasar-dasar pelabelan, keterangan yang dicantumkan pada label, ketentuan tentang nama produk, daftar bahan, berat bersih, nama dan alamat, tanggal kadaluarsa, nomor pendaftaran, kode produksi, kandungan gizi dan pelabelan pangan olahan tertentu. Aturan ini mencakup banyak hal karena pelabelan sendiri tidak boleh sama satu sama lain. Sehingga ketika kita membuat produk dan ada yang mau klaim produk kita karena label yang sama maka dapat ditengahi siapa yang pelanggar hukum. Adapum ketentuan tentang nama produk, daftar bahan, berat bersih, nama dan alamat, tanggal expired (tanggal kadaluarsa), nomor pendaftaran, kode produksi, kandungan gizi ini bisa menjadi kriteria bagi pembeli dalam memilih produk yang akan dikonsumsi. Sehingga pembeli tidak rugi dan denga adanya spesifikasi yang harus dilengkapi tadi maka pembeli tidak perlu risau mengenai keamanan bagi kesahatan konsumen itu sendiri dan pelabelan olahan tertentu harus ada sebagai keterangan bahan tersebut bisa dikonsumsi oleh konsumen atau tidak karena setiap konsumen punya keperluan masing-masing dan tidak bisa disamakan. Ada konsumen yang mempunyai alergi yang mana mereka harus tau mengenai spesifikasi/ komposisi apa saja yang ada pada produk yang akan mereka beli sehingga mereka dapat puas. Contoh paling sering ditemui dan menjadi acuan pembeli di Indonesia adalah label halal. Label ini bisa menjamin kenyamanan konsumen muslim, sehingga konsumen bisa merasa tenang ketika membeli produk dan mengkonsumsi produk tersebut dan pada label yang paling sering dilihat oleh pembeli selain sertifikasi halal yakni tanggal kadaluarsa yang artinya produk tersebut aman dikonsumsi sampai kapan. Diharapkan dengan adanya peraturan ini perusahaan tidak menyesatkan/ curang pada pembeli serta dapat menjamin keamanan pembeli serta kualitas produk dapat terjaga. Perlu diketahui bahwa dalam iklan pangan menurut Peraturan Pemerintah No 69 tahun 1999 menyatakan bahwa iklan pangan tersebut harus memuat keterangan yang benar dan jelas sehingga dapat menarik pelanggan dan pelanggan tau produk tersebut apa, adapun yang lain yakni tidak menyesatkan pelanggan karena dengan peraturan seperti ini diharapkan tidak ada perusahaan yang nakal sehingga merugikan pelanggan, dan juga yang diatur dalam peraturan pemerintah antara lain tidak bertentangan dengan norma hukum dan kesusilaan, tidak menjelek-jelekan produk yang lain, serta tidak menyatakan pangan berfungsi sebagai obat. Adapun jika pengusaha tetap nakal tidak mentaati aturan maka mereka akan mendapat sanksi. Sanksi Pelanggaran menurut Peraturan Pemerintah No 69 Tahun 1999 a. Peringatan secara tertulis b. Larangan untuk mengedarkan untuk sementara waktu dan atau perintah untuk menarik produk pangan dari peredaran c. Pemusnahan pangan jika terbukti membahayakan kesehatan dan jiwa manusia d. Penghentian produksi untuk sementara waktu e. Pengenaan denda paling tinggi Rp 50.000.000,00 (limapuluh juta rupiah) f. Pencabutan izin produksi atau izin usaha.
Pendekatan sederhana untuk marketing: Panduan praktis untuk dasar-dasar marketing profesional dan strategi terbaik untuk menargetkan bisnis Anda ke pasar