Laporan Darah
Laporan Darah
DISUSUN OLEH :
4.2 Pembahasan
1. Pengamatan Sistem A B O
Darah manusia dapat dikelompokkan (digolongkan) berdasarkan atas
ada tidaknya antigen yang terdapat pada permukaan luar membran sel darah
merah (eritrosit). Golongan darah merupakan salah satu komponen paling
penting yang ada dalam tujukkan adanya berbagai macam jenis golongan
darah mulai dari A, B dan AB dengan rhesus positif pada setiap golongan
darah. Menurut Budiyana dan Adler (2014:2) penggolongan darah
ditentukan berdasarkan keberadaan antigen, yang terdiri atas antigen A,
antigen B, antigen A dan B atau tidak memiliki antigen. Dalam proses
pengamatan sistem ABO menentukan golongan darah dan rhesus dilakukan
dengan menambahkan anti-A anti-B dan anti-Rh pada setiap sampel darah.
Hal yang menjadi indikator golongan darah dapat dilihat ada atau tidaknya
penggumpalan darah setelah ditambahkan anti-A anti-B dan anti-Rh, apabila
darah menggumpal sesuai dengan antigen yang ditambahkan maka
menunjukan golongan darah sesuai antigen yang ditambahkan sedangkan
untuk penggumpalan pada darah yang ditambahkan rhesus menunjukan
adanya rhesus positif dalam golongan darah, hal ini sesuai dengan penelitian
Nugraha (2014 : 146) bahwa seseorang yang memliki rhesus positif berarti
terjadi penggumpalan eritrosit pada waktu dilakukan tes dengan anti-Rh
begitu pula untuk penggolongan darah akan terjadi penggumpalan pada
sampel darah saat dilakukan tes. Selain itu menurut Andiani dan Akmaliah
(2013:2) Antisera atau antigen yang dipakai pada penentuan jenis golongan
darah ini adalah antisera A dengan warna biru dan antisera B dengan warna
kuning, dalam sel darah manusia terdapat aglutinogen yang jika di tetesi
dengan antisera akan menghasilkan penggumpalan.
Pada pengamatan ini, setelah sampel darah diambil dari Siti Laelatul
Afifah, Retno Siti Tafriziah, Diana Mulyani, Risa Yusnita, kemudian
masing-masing sampel darah ditetesi anti serum A yang berwarna biru dan
anti serum B berwarna kuning. Hasil yang didaptkan adalah untuk seseorang
yang bergolongan darah A adalah Risa Yusnita dan Retno Siti Tafriziah.
Dimana orang yang bergolongan darah A memiliki sel darah merah dengan
antigen A pada permukaan membrane selnya dan menghasilkan antibodi
terhadap antigen B yang terdapat dalam serum darahnya. Orang yang
bergolongan darah A negatif hanya dapat menerima darah dari orang yang
bergolongan darah A-negatif atau O-negatif. Untuk seseorang yang
bergolongan darah O adalah Siti Laelatul Afifah dan Diana Mulyani. Orang
yang bergolongan darah O memiliki sel darah tanpa antigen A dan B, tetapi
menghasilkan antibodi terhadap antigen A dan B. Oleh karena itu, orang
yang bergolongan darah O dapat mendonorkan darahnya kepada orang yang
bergolongan A, B, AB, dan O dan hanya dapat menerima darah dari orang
yang bergolongan darah O. (Nugraha .2014 : 146)
2. Pengamatan Tekanan Darah
Tekanan darah adalah gaya yang ditimbulkan oleh darah terhadap
satuan luas dinding pembuluh darah (arteri). Tekanan ini harus adekuat,
yaitu cukup tinggi untuk menghasilkan gaya dorong terhadap darah dan
tidak boleh terlalu tinggi yang dapat menimbulkan kerja tambahan bagi
jantung. Umumnya, dua harga tekanan darah diperoleh dalam pengukuran,
yakni tekanan sistole dan diastole.(Fitriani & Neffrety, 2017)
Berdasarkan hasil pengamatan pada tabel 1.2 menujukkan adanya
perbedaan tekanan darah sistole dan diastole pada setiap praktikan, adanya
perbedaan tekanan darah disebabkan dalam tekanan sistole dan diastole
pertama dilakukan sebelum melakukan pengamatan sistem ABO sedangkan
dalam tekanan sistole dan diastole kedua dilakukan setelah melakukan
pengamatan sistem ABO dengan berbagai perlakuan mulai dari lari-lari
ditempat, lari mengelilingi lapangan sampai dan tidak melakukan aktifitas.
Menurut Amirudin (2015:126) Tekanan darah sistolik terjadi ketika
ventrikel berkontraksi dan mengeluarkan darah ke arteri sedangkan tekanan
darah diastolik terjadi ketika ventrikel berelaksasi dan terisi dengan darah
dari atrium. Adanya perbedaan tekanan darah pada setiap praktikan
dipengaruhi oleh aktifitas yang dilakukan oleh praktikan seperti berlari
mengelilingi lapangan dan berlari-lari kecil yang dapat menghasilkan
keringat dan debar jantung berdetak lebih cepat. Menurut Handayani et al.
(2016:4) pada saat beraktivitas sel tubuh memerlukan pasokan O2 yang
banyak akibat dari metabolisme sel yang bekerja semakin cepat pula dalam
menghasilkan energi. Sehingga peredaran darah di dalam pembuluh darah
akan semakin cepat dan curah darah yang dibutuhkan akan semakin besar.
Pada pengamatan ini, hasil yang didapatkan sebelum beraktivitas adalah
Siti Laelatul Afifah yaitu 130/88 mmHg, Retno Siti Tafriziah 111/76
mmHg, Diana Mulyani yaitu 133/85 mmHg, Risa Yusnita yaitu 122/78
mmHg. Pada pengamatan ini dapat dilihat bahwa rendahnya tekanan darah
disebabkan oleh denyut jantung yang lambat dapat mengurangi darah yang
di pompa oleh jantung. Angka detak jantung untuk seorang dewasa sehat
adalah 600 sampai 100 detak per menit. Hal ini berkaitan dengan heart rate,
yaitu berapa kali denyut jantung dalam setiap menitnya. Semakin tinggi
heart rate maka semakin tinggi tekanan darahnya.Adapun hasil yang
didapatkan setelah melakukan aktivitas yang dalam hal ini dengan berlari-
lari selama 10 menit adalah Siti Laelatul Afifah yaitu 108/86 mmHg, Retno
Siti Tafriziah 119/74 mmHg, Diana Mulyani yaitu 129/74 mmHg, Risa
Yusnita yaitu 130/83 mmHg.. Pada pengamatan ini dapat dilihat bahwa
tekanan darah menjadi lebih tinggi setelah beraktivitas disebabkan karena
kurangnya oksigen dalam tubuh setelah beraktivitas sehingga jantung
memompa lebih kuat untuk mengalirkan darah kebagian anggota tubuh yang
membutuhkan yang menyebabkan tekanan darah menjadi meningkat.
Sedangkan pada Siti Laelatul Afifah menjadi lebih rendah dibanding
sebelum beraktivitas disebabkan oleh melemahnya otot jantung yang
berakibat darah yang dipompa jantung lebih sedikit, sehingga tekanan daran
menurun dan adanya beku darah dari pembuluh vena, dimana bekuan darah
ini dapat menghalangi aliran darah kedalam bilik kiri dari paru-paru, dan
akibatnya akan mengurangi darah di jantung untuk di pompa hal ini
disebabkan praktikan sedang sakit. Sementara pada Retno Siti
Tafriziah,Risa Yusnita dan Diana mulyani tekanan darahnya meningkat
sesudah beraktivitas maka mereka tergolong memiliki tekanan darah yang
normal, karena pada perempuan tekanan darah normal yaitu 110/70 mmHg.
Sedangkan setelah beraktifitas tekanan darahnya meningkat menjadi
130/100 mmHg.Sedangkan pada laki-laki tekanan pada saat sebelum
berolahraga yaitu 120/100 mmHg. Untuk laki-laki normal ukuran tekanan
darah yang normal yaitu 120/100 mmHg, sehingga memiliki tekanan darah
yang normal. Setelah berolahraga tekanan darah meningkat menjadi
140/100 mmHg. Sehingga dapat disimpulkan memiliki tekanan darah yang
normal. (Amiruddin,2015)
Jadi tekanan sistole dan diastole dapat berubah sesuai dengan keadaan
kesehatan seseorang.Sehingga pada data diatas dapat disimpulkan bahwa
frekuensi denyut nadi seseorang akan meningkat ketika beraktivitas dan
akan menurun ketika istirahat. (Fitriani & Neffrety, 2017)
4.1 Pertanyaan dan Jawaban
1. Pertanyaan
1. Buatlah diagram hubungan tranfusi antara golongan darah A B O, mana
yang dimaksud donor universal dan resefien universal? bagaimana
golongan darah berdasarkan rhesus?
2. Jelaskan apa yang dimaksud dengan antigen, antibody, aglutinogen dan
aglutinin, serta Rh. Jelaskan hubungannya dengan tranfusi darah!
3. Jelaskan apa yang dimaksud dengan erythroblastosis fetalis!
4. Hasil/gambaran (dari data yang diperoleh secara umum bagaimana
kondisi tekanan darahnya)
5. Mengapa dengan bertambahnya usia, tekanan darah juga naik?
6. Berbagai penyakit/kelainan yang diderita manusia erat kaitannya
dengan sistem peredaran darah. Penyakit/kelainan yang banyak diderita
antara lain: Anemia, Hipertensi, Hipotensi, Varises, Leukemia, Jantung
koroner, Gagal jantung, Hemofilia. Dari beberapa penyakit dan
kelainan yang disebutkan, adakah yang sedang diderita, atau menjadi
resiko bisa diderita olehmu ?
a. Manakah yang sedang/sering diderita?.. Mengapa bisa demikian?
b. Jika pertanyaan a, tidak. Maka manakah yang mungkin mejadi
resiko akan diderita? Mengapa demikian?
c. Jika pertanyaan a dan b tidak ada, berikan penjelasan mengapa
demikian?
2. Jawaban
1.
Donor universal adalah golongan darah O, sedangkan golongan
darah AB adalah resefien universal. Golongan darah berdasarkan
rhesus ditunjukkan pada tabel berikut:
6. a. Tidak
b. Hipertensi, karena salah satu faktor hipertensi adalah usia maka dari
itu suatu saat nanti saya mungkin akan mengalami hal tersebut.
Bab V. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
Tenriawaru, E.P. (2016). Analisis Korelasi Antara Golongan Darah Tipe ABO
Dengan Modalitas Dan Gaya Belajar Mahasiswa. Jurnal Dinamika 7 (1) :
40 - 52.
LAMPIRAN