Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN HASIL PRAKTIKUM

ANATOMI DAN FISIOLOGI MANUSIA


GOLONGAN DAN TEKANAN DARAH

DISUSUN OLEH :

NAMA : SITI LAELATUL AFIFAH


NIM : 224170022
KELAS : 6B
KELOMPOK : 2
KELOTER :2

JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
2020
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Pengamatan
1.1 Tabel Hasil Pengamatan Sistem A B O
Nama Anti a Anti b Anti Rh Keterangan
Siti Menggumpal Tidak Menggumpal O (Rhesus+)
Laelatul Menggumpal
Afifah
Retno Siti Tidak Tidak Menggumpal A (Rhesus+)
Tafriziah Menggumpal Menggumpal
Diana Tidak Tidak Menggumpal A (Rhesus+)
Mulyani Menggumpal Menggumpal
Risa Menggumpal Tidak Menggumpal O (Rhesus+)
Yusnita Menggumpal

1.2 Tabel Hasil Pengamatan Tekanan Darah

Nama Jenis kelamin Sistole 1 Diastole 1 Sistole 2 Diastole 2


Siti Laelatul Perempuan 130 88 108 86
Afifah
Retno Siti Perempuan 111 76 119 74
Tafriziah
Diana Mulyani Perempuan 133 85 129 74
Risa Yusnita Perempuan 122 78 130 83

4.2 Pembahasan
1. Pengamatan Sistem A B O
Darah manusia dapat dikelompokkan (digolongkan) berdasarkan atas
ada tidaknya antigen yang terdapat pada permukaan luar membran sel darah
merah (eritrosit). Golongan darah merupakan salah satu komponen paling
penting yang ada dalam tujukkan adanya berbagai macam jenis golongan
darah mulai dari A, B dan AB dengan rhesus positif pada setiap golongan
darah. Menurut Budiyana dan Adler (2014:2) penggolongan darah
ditentukan berdasarkan keberadaan antigen, yang terdiri atas antigen A,
antigen B, antigen A dan B atau tidak memiliki antigen. Dalam proses
pengamatan sistem ABO menentukan golongan darah dan rhesus dilakukan
dengan menambahkan anti-A anti-B dan anti-Rh pada setiap sampel darah.
Hal yang menjadi indikator golongan darah dapat dilihat ada atau tidaknya
penggumpalan darah setelah ditambahkan anti-A anti-B dan anti-Rh, apabila
darah menggumpal sesuai dengan antigen yang ditambahkan maka
menunjukan golongan darah sesuai antigen yang ditambahkan sedangkan
untuk penggumpalan pada darah yang ditambahkan rhesus menunjukan
adanya rhesus positif dalam golongan darah, hal ini sesuai dengan penelitian
Nugraha (2014 : 146) bahwa seseorang yang memliki rhesus positif berarti
terjadi penggumpalan eritrosit pada waktu dilakukan tes dengan anti-Rh
begitu pula untuk penggolongan darah akan terjadi penggumpalan pada
sampel darah saat dilakukan tes. Selain itu menurut Andiani dan Akmaliah
(2013:2) Antisera atau antigen yang dipakai pada penentuan jenis golongan
darah ini adalah antisera A dengan warna biru dan antisera B dengan warna
kuning, dalam sel darah manusia terdapat aglutinogen yang jika di tetesi
dengan antisera akan menghasilkan penggumpalan.
Pada pengamatan ini, setelah sampel darah diambil dari Siti Laelatul
Afifah, Retno Siti Tafriziah, Diana Mulyani, Risa Yusnita, kemudian
masing-masing sampel darah ditetesi anti serum A yang berwarna biru dan
anti serum B berwarna kuning. Hasil yang didaptkan adalah untuk seseorang
yang bergolongan darah A adalah Risa Yusnita dan Retno Siti Tafriziah.
Dimana orang yang bergolongan darah A memiliki sel darah merah dengan
antigen A pada permukaan membrane selnya dan menghasilkan antibodi
terhadap antigen B yang terdapat dalam serum darahnya. Orang yang
bergolongan darah A negatif hanya dapat menerima darah dari orang yang
bergolongan darah A-negatif atau O-negatif. Untuk seseorang yang
bergolongan darah O adalah Siti Laelatul Afifah dan Diana Mulyani. Orang
yang bergolongan darah O memiliki sel darah tanpa antigen A dan B, tetapi
menghasilkan antibodi terhadap antigen A dan B. Oleh karena itu, orang
yang bergolongan darah O dapat mendonorkan darahnya kepada orang yang
bergolongan A, B, AB, dan O dan hanya dapat menerima darah dari orang
yang bergolongan darah O. (Nugraha .2014 : 146)
2. Pengamatan Tekanan Darah
Tekanan darah adalah gaya yang ditimbulkan oleh darah terhadap
satuan luas dinding pembuluh darah (arteri). Tekanan ini harus adekuat,
yaitu cukup tinggi untuk menghasilkan gaya dorong terhadap darah dan
tidak boleh terlalu tinggi yang dapat menimbulkan kerja tambahan bagi
jantung. Umumnya, dua harga tekanan darah diperoleh dalam pengukuran,
yakni tekanan sistole dan diastole.(Fitriani & Neffrety, 2017)
Berdasarkan hasil pengamatan pada tabel 1.2 menujukkan adanya
perbedaan tekanan darah sistole dan diastole pada setiap praktikan, adanya
perbedaan tekanan darah disebabkan dalam tekanan sistole dan diastole
pertama dilakukan sebelum melakukan pengamatan sistem ABO sedangkan
dalam tekanan sistole dan diastole kedua dilakukan setelah melakukan
pengamatan sistem ABO dengan berbagai perlakuan mulai dari lari-lari
ditempat, lari mengelilingi lapangan sampai dan tidak melakukan aktifitas.
Menurut Amirudin (2015:126) Tekanan darah sistolik terjadi ketika
ventrikel berkontraksi dan mengeluarkan darah ke arteri sedangkan tekanan
darah diastolik terjadi ketika ventrikel berelaksasi dan terisi dengan darah
dari atrium. Adanya perbedaan tekanan darah pada setiap praktikan
dipengaruhi oleh aktifitas yang dilakukan oleh praktikan seperti berlari
mengelilingi lapangan dan berlari-lari kecil yang dapat menghasilkan
keringat dan debar jantung berdetak lebih cepat. Menurut Handayani et al.
(2016:4) pada saat beraktivitas sel tubuh memerlukan pasokan O2 yang
banyak akibat dari metabolisme sel yang bekerja semakin cepat pula dalam
menghasilkan energi. Sehingga peredaran darah di dalam pembuluh darah
akan semakin cepat dan curah darah yang dibutuhkan akan semakin besar.
Pada pengamatan ini, hasil yang didapatkan sebelum beraktivitas adalah
Siti Laelatul Afifah yaitu 130/88 mmHg, Retno Siti Tafriziah 111/76
mmHg, Diana Mulyani yaitu 133/85 mmHg, Risa Yusnita yaitu 122/78
mmHg. Pada pengamatan ini dapat dilihat bahwa rendahnya tekanan darah
disebabkan oleh denyut jantung yang lambat dapat mengurangi darah yang
di pompa oleh jantung. Angka detak jantung untuk seorang dewasa sehat
adalah 600 sampai 100 detak per menit. Hal ini berkaitan dengan heart rate,
yaitu berapa kali denyut jantung dalam setiap menitnya. Semakin tinggi
heart rate maka semakin tinggi tekanan darahnya.Adapun hasil yang
didapatkan setelah melakukan aktivitas yang dalam hal ini dengan berlari-
lari selama 10 menit adalah Siti Laelatul Afifah yaitu 108/86 mmHg, Retno
Siti Tafriziah 119/74 mmHg, Diana Mulyani yaitu 129/74 mmHg, Risa
Yusnita yaitu 130/83 mmHg.. Pada pengamatan ini dapat dilihat bahwa
tekanan darah menjadi lebih tinggi setelah beraktivitas disebabkan karena
kurangnya oksigen dalam tubuh setelah beraktivitas sehingga jantung
memompa lebih kuat untuk mengalirkan darah kebagian anggota tubuh yang
membutuhkan yang menyebabkan tekanan darah menjadi meningkat.
Sedangkan pada Siti Laelatul Afifah menjadi lebih rendah dibanding
sebelum beraktivitas disebabkan oleh melemahnya otot jantung yang
berakibat darah yang dipompa jantung lebih sedikit, sehingga tekanan daran
menurun dan adanya beku darah dari pembuluh vena, dimana bekuan darah
ini dapat menghalangi aliran darah kedalam bilik kiri dari paru-paru, dan
akibatnya akan mengurangi darah di jantung untuk di pompa hal ini
disebabkan praktikan sedang sakit. Sementara pada Retno Siti
Tafriziah,Risa Yusnita dan Diana mulyani tekanan darahnya meningkat
sesudah beraktivitas maka mereka tergolong memiliki tekanan darah yang
normal, karena pada perempuan tekanan darah normal yaitu 110/70 mmHg.
Sedangkan setelah beraktifitas tekanan darahnya meningkat menjadi
130/100 mmHg.Sedangkan pada laki-laki tekanan pada saat sebelum
berolahraga yaitu 120/100 mmHg. Untuk laki-laki normal ukuran tekanan
darah yang normal yaitu 120/100 mmHg, sehingga memiliki tekanan darah
yang normal. Setelah berolahraga tekanan darah meningkat menjadi
140/100 mmHg. Sehingga dapat disimpulkan memiliki tekanan darah yang
normal. (Amiruddin,2015)
Jadi tekanan sistole dan diastole dapat berubah sesuai dengan keadaan
kesehatan seseorang.Sehingga pada data diatas dapat disimpulkan bahwa
frekuensi denyut nadi seseorang akan meningkat ketika beraktivitas dan
akan menurun ketika istirahat. (Fitriani & Neffrety, 2017)
4.1 Pertanyaan dan Jawaban
1. Pertanyaan
1. Buatlah diagram hubungan tranfusi antara golongan darah A B O, mana
yang dimaksud donor universal dan resefien universal? bagaimana
golongan darah berdasarkan rhesus?
2. Jelaskan apa yang dimaksud dengan antigen, antibody, aglutinogen dan
aglutinin, serta Rh. Jelaskan hubungannya dengan tranfusi darah!
3. Jelaskan apa yang dimaksud dengan erythroblastosis fetalis!
4. Hasil/gambaran (dari data yang diperoleh secara umum bagaimana
kondisi tekanan darahnya)
5. Mengapa dengan bertambahnya usia, tekanan darah juga naik?
6. Berbagai penyakit/kelainan yang diderita manusia erat kaitannya
dengan sistem peredaran darah. Penyakit/kelainan yang banyak diderita
antara lain: Anemia, Hipertensi, Hipotensi, Varises, Leukemia, Jantung
koroner, Gagal jantung, Hemofilia. Dari beberapa penyakit dan
kelainan yang disebutkan, adakah yang sedang diderita, atau menjadi
resiko bisa diderita olehmu ?
a. Manakah yang sedang/sering diderita?.. Mengapa bisa demikian?
b. Jika pertanyaan a, tidak. Maka manakah yang mungkin mejadi
resiko akan diderita? Mengapa demikian?
c. Jika pertanyaan a dan b tidak ada, berikan penjelasan mengapa
demikian?

2. Jawaban

1.
Donor universal adalah golongan darah O, sedangkan golongan
darah AB adalah resefien universal. Golongan darah berdasarkan
rhesus ditunjukkan pada tabel berikut:

               Macam                      Fenotip                       Genotip


Sehinggan Rhesus
berdasarkan
      Rhesus (+)         Rhesus Positif       Rh+Rh+ / Rh+Rh-
rhesus
      Rhesus (-)         Rhesus Negatif       Rh-Rh-
golongan
darah
terdiri atas: A-, A+, B-, B+, O-, O+, AB-, dan AB+.
2. Antigen adalah sebuah zat yang merangsang respon imun, terutama
dalam menghasilkan antibodi. Antigen biasanya berupa protein
atau polisakarida, tetapi dapat juga berupa molekul lainnya,
termasuk molekul kecil (hapten) yang bergabung dengan protein-
pembawa atau carrier. Antibodi (bahasa Inggris: antibody, gamma
globulin) adalah glikoprotein dengan struktur tertentu yang
disekresikan oleh sel B yang telah teraktivasi menjadi sel plasma,
sebagai respon dari antigen tertentu dan reaktif terhadap antigen
tersebut. Aglutinogen adalah protein darah yan terdapat dalam
eritrositdan berfungsi sebagai antigen, sedangkan
Aglutinin merupakan protein darah yang terdapat dalam plasma
darah sebagai antibodi. Ada dua macam aglutinin,
yaitu: aglutinin α (zat anti A) dan aglitinin β (zat anti B).
Aglutinogen adalah protein darah yan terdapat dalam eritrositdan
berfungsi sebagai antigen, sedangkan Aglutinin merupakan protein
darah yang terdapat dalam plasma darah sebagai anti bodi. Ada dua
macam aglutinin, yaitu: aglutinin α (zat anti A) , dan aglitinin β
(zat anti B). Rhesus adalah protein (antigen) yang terdapat pada
permukaan sel darah merah. Dalam transfusi darah berhubungan
dengan kebutuhan darah dan kecocokan darah baik dari segi
golongan darah atau rhesus yang membutuhkan transfusi darah.
3. Eritroblastosis fetalis adalah kelainan darah yang berpotensi
mengancam nyawa janin atau bayi yang baru lahir. Eritroblastosis
fetalis umumnya disebabkan terjadinya isoimunisasi, yaitu proses
apembentukan antibodi terhadap antigen individu lain yang
berbeda.
4. Berdasarakan hasil pengamatan tekanan darah pada tabel 1.2
kondisi tekanan darah setiap praktikan dipengaruhi oleh dua
keadaan yaitu sebelum pengecekan golongan darah dan sesudah
pengecekan golongan darah dengan berbagai macam perlakuan
mulai dari berlari-lari keci sampai berlari mengelilingi lapangan.
Dari dua keadaan tersebut menunjukkan adanya peningkatan
tekanan darah sistole dan diastole kedua yaitu tekanan darah yang
didapat setelah melakukan aktifitas. Hal ini disebabkan pada saat
beraktivitas sel tubuh memerlukan paskan O2 yang banyak akibat
dari metabolisme sel yang bekerja semakin cepat pula dalam
menghasilkan energi. Sehingga peredaran darah yang dibutukan
akan semakin besar.
5. Menurut Darmojo (2006:5), faktor yang mempengaruhi hipertensi
pada lanjut usia adalah :
a. Penurunanya kadar renin karena menurunya jumlah nefron akibat
proses yang menua. Hal ini menyebabkan suatu sirkulus vitiosus:
hipertensi glomerelo-sklerosis-hipertensi berlangsung terus
menerus.
b. Peningkatan sensitivitas terhadap asupan natrium. Dengan
bertambahnya usia  semakin sensitif terhadap peningkatan atau
penurunan kadar natrium.
c. Penurunan elastisitas pembuluh darah perifer akibat proses menua
akan meningkatakan resistensi pembuluh darah perifer yang
mengakibatkan hipertensi sistolik.
d. Perubahan ateromatous akibat proses menua menyebabkan
disfungsi endotel yang berlanjut pada pembentukan berbagai
sitokin dan subtansi kimiawi lain yang kemudian meyebabkan
resorbi natrium di tubulus ginjal, meningkatkan proses sklerosis
pembuluh darah perifer dan keadaan lain berhubungan dengan
kenaikan tekanan darah.

6. a. Tidak

b. Hipertensi, karena salah satu faktor hipertensi adalah usia maka dari
itu suatu saat nanti saya mungkin akan mengalami hal tersebut.

Bab V. PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa


cara menentukan golongan darah dengan menambahkan anti-A anti-B anti-Rh.
Antisera atau antigen yang dipakai pada penentuan jenis golongan darah ini
adalah antisera A dengan warna biru dan antisera B dengan warna kuning, dalam
sel darah manusia terdapat aglutinogen yang jika di tetesi dengan antisera akan
menghasilkan penggumpalan, penggumpalan ini menunjukkan adanya reaksi
positif.

Sedangkan untuk menghitung tekanan darah sistole dan diastole dilakukan


dalam dua keadaan yaitu sebelum melakukan pengecekan golongan darah dan
sesudah dilakukan pengecekan golongan darah menggunakan alat pengukur
tekanan darah yaitu stetoskop digital, dengan beberapa perlakuan mulai dari
berlari-lari kecil sampai berlari mengelilingi lapangan. Adanya perlakuan
menyebabkan perbedaan tekanan sistole dan diastole pertama dan kedua, hal ini
disebabkan karena aktifitas dapat mempengaruhi tekanan darah sistole dan
diastole semakin meningkat.

5.2 Saran

Dalam pelaksanaan praktikum sebaiknya praktikan lebih teliti untuk


mendapatkan hasil yang maksimal.Untuk praktikum selanjutnya harus lebih hati-
hati dalam proses berjalannya praktikum karena praktikum kali ini berhubungan
langsung dengan manusia .
DAFTAR PUSTAKA

Amiruddin, M. Vennetia, R. & Fransiska, L. (2015). Analisis Hasil Pengukuran


Teknan Darah antara Posisi Duduk dan Posisi berdirri pada Mahasiswa
Semester VII TA. 2014/2015 Fakultas Kedokteran Universitas Sam
Ratulangi. Jurnal e-Biomedik, 3 (1), 125-129

Andiani, N. & F.I. Akmaliah. 2013. ALAT PENDETEKSI GOLONGAN


DARAH MANUSIA BERBASIS MIKROKONTROLER. 6 hlm.
http://www.Dosen.univpancasila.ac.id, 21 Februari 2020, pk. 23.00.

Budiyan. & J. Adler. 2014. IDENTIFIKASI GOLONGAN DARAH MANUSIA


SISTEM ABO MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN. 8
hlm. http://www.elib.unikom.ac.id, 20 Februari 2020, pk. 20.00.

Fitriani, N & Neffrety, N. (2017). Faktor-Faktor yang berhubungan dengan


Tekanan Darah pada Pekerja Shift dan Pekerja Non-Shift di PT.X Gresik.
Jurnal of Industrial Hygiene and Occupational Health, 2 (1), 57-75

Fitryadi, K dan Sutikno. (2016). Pengenalan Jenis Golongan Darah Menggunakan


Jaringan Syaraf Tiruan Perceptron. Jurnal Masyarakat Informatika, 7 (1),
1-10

Ferdian, Nugraha.2014.Alat Pembaca Golongan Darah dan Rhesus. Jurnal Teknik


Elektro dan Komputer 2 (2) : 145--152.

Oktari, A dan Nida, D. (2016). Pemeriksaan Golongan Darah Sistem ABO


Metode Slide dengan Reagen Serum Golongan Darah A, B, O. Jurnal
Teknologi Laboratorium,5 (2). 49-54

Rahman, I. Sri, D. dan Aprilia, I, K. (2019). Penentuan Golongan Darah Sistem


ABO dengan Seru dan Reagen Anti-Sera Metode Slide. Jurnal Gaster, 17
(1), 77-85
Suyasa, I, G. Nadya, T. & Ni, P. (2017). Pemeriksaan Golongan Darah dan
Rhesus pada Anak Kelas 4,5, dan 6 Sekolah Dasar di Desa Tribuana
Kecamatan Abang Kabupaten Karangasem. Jurnal Paradharma, 1 (2), 115-
119

Tenriawaru, E.P. (2016). Analisis Korelasi Antara Golongan Darah Tipe ABO
Dengan Modalitas Dan Gaya Belajar Mahasiswa. Jurnal Dinamika 7 (1) :
40 - 52.

LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai