G DENGAN HIPERTENSI
DISUSUN OLEH :
1. ESTER AP (61447119021)
2. APRIANI YULIANCE (61447119006)
3. FRANSISKA NEONLENI
4. YUSAK MAMBRASAR
5. NURUL HIS RIYANTI (61447119062)
6. DERMINA SAYORI (61447119014)
7. LAURA K. AURI (61447119047)
8. MELVIANTI ( 61447119054)
9. TELEFINA WARIJO (61447119071)
10. CHELLSY E. SAPARI (61447119010)
11. YANA INDOUW ( 61447118079)
12. GMELINA WAMAER (61447119033)
13. DESTY FITRAH WAHYUNI 61447119016)
14. WA HANIFA ( 6144711075)
15. CHINDY A. APIEM
16. NOVELINA TOREMBI (6144711058)
17. JEKSON WONGGOR (61447119040)
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih dan Maha Penyanyang. Kami panjatkan puji
syukur kehadirat-Nya yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, serta inayah-NyA kepada kami sehingga
kami bisa menyelesaikan makalah tentang penyakit campak.
Tugas ini sudah kami susun dengan maksimal dan mendapat bantuan dari berbagai pihak sehingga bisa
memperlancar pembuatan tugas ini. Untuk itu kami menyampaikan terimakasih kepada semua pihak yang
telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari segala hal tersebut, Kami sadar sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi
susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karenanya kami dengan lapang dada menerima segala
saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki tugas ini.
Akhir kata kami berharap semoga tugas tentang laporan pendahuluan askep bisa memberikan manfaat
maupun inspirasi untuk pembaca.
A. Definisi Hipertensi
Hipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan darah persisten dimana tekanan sistoliknya di atas 140
mmHg dan diastolik di atas 90 mmHg. Pada populasi lansia, hipertensi didefinisikan sebagai tekanan
sistolik 160 mmHg dan tekanan diastolik 90 mmHg. (Smeltzer, 2001).Hipertensi didefinisikan oleh Joint
National Committee on Detection (JIVC) sebagai tekanan yang lebih tinggi dari 140/90 mmHg dan
diklasifikasikan sesuai derajat keparahannya, mempunyai rentang dari tekanan darah (TD) normal tinggi
sampai hipertensi maligna.Hipertensi dikategorikan ringan apabila tekanan diastoliknya antara 95 – 104
mmHg, hipertensi sedang jika tekanan diastoliknya antara 105 dan 114 mmHg, dan hipertensi berat bila
tekanan diastoliknya 115 mmHg atau lebih. Pembagian ini berdasarkan peningkatan tekanan diastolik
karena dianggap lebih serius dari peningkatan sistolik (Smith Tom, 1995).
B. Klasifikasi Hipertensi
Klasifikasi hipertensi menurut WHO, yaitu:1. Tekanan darah normal yaitu bila sistolik kurang atau sama
dengan 140 mmHg dandiastolik kurang atau sama dengan 90 mmHg2. Tekanan darah perbatasan (broder
line) yaitu bila sistolik 141-149 mmHg dan diastolik91-94 mmHg3. Tekanan darah tinggi (hipertensi)
yaitu bila sistolik lebih besar atau sama dengan 160mmHg dan diastolik lebih besar atau sama dengan
95mmHg.Klasifikasi menurut The Joint National Committee on the Detection and Treatmentof
Hipertension, yaitu:
1. . Diastolika. < 85 mmHgb. 85 – 99 mmHgc. 90 -104 mmHg: Tekanan darah normal: Tekanan
darah normal tinggi : Hipertensi ringan
2. Tekanan darah perbatasan (broder line) yaitu bila sistolik 141-149 mmHg dan diastolik91-94
mmHg3. Tekanan darah tinggi (hipertensi) yaitu bila sistolik lebih besar atau sama dengan
160mmHg dan diastolik lebih besar atau sama dengan 95mmHg.Klasifikasi menurut The Joint
National Committee on the Detection and Treatmentof Hipertension, yaitu: 1. Diastolika. < 85
mmHgb. 85 – 99 mmHgc. 90 -104 mmHg: Tekanan darah normal: Tekanan darah normal tinggi :
Hipertensi ringand. 105 – 114 mmHg : Hipertensi sedange. >115 mmHg : Hipertensi berat2.
Sistolik (dengan tekanan diastolik 90 mmHg)a. < 140 mmHgb. 140 – 159 mmHgc. > 160 mmHg:
Tekanan darah normal: Hipertensi sistolik perbatasan terisolasi : Hipertensi sistolik
teriisolasTingginya tekanan darah bervariasi, yang terpenting adalah cepat naiknya tekanan darah,
diantaranya yaitu:
Hipertensi Emergensi Situasi dimana diperlukan penurunan tekanan darah yang segera dengan
obatantihipertensi parenteral karena adanya kerusakan organ target akut atau progresif target akut atau
progresif. Kenaikan TD mendadak yg disertai kerusakan organ target yang progresif dan di perlukan
tindakan penurunan TD yg segera dalam kurun waktu menit/jam
Hipertensi UrgensiSituasi dimana terdapat peningkatan tekanan darah yang bermakna tanpa adanyagejala
yang berat atau kerusakan organ target progresif bermakna tanpa adanya gejala yang berat atau kerusakan
organ target progresif dan tekanan darah perlu diturunkan dalam beberapa jam. Penurunan TD harus
dilaksanakan dalam kurun waktu 24-48 jam (penurunan tekanan darah dapat dilaksanakan lebih lambat
(dalam hitungan jam sampai hariya)
C. Etiologi
1.Genetik: Respon neurologi terhadap stress atau kelainan eksresi atau transport Na
2.Obesitas: terkait dengan level insulin yang tinggi yang mengakibatkan tekanan darah meningkat
3.Stress Lingkungan.
4.Hilangnya Elastisitas jaringan dan arterosklerosis pada orang tua serta pelebaranpembuluh darah.
1.Hipertensi PrimerPenyebab tidak diketahui namun banyak factor yang mempengaruhi seperti genetika,
lingkungan, hiperaktivitas, susunan saraf simpatik, system rennin angiotensin, efek dari eksresi Na,
obesitas. Ciri lainnya yaitu: umur (jika umur bertambah maka TD meningkat), jenis kelamin (laki-laki
lebih tinggi dari perempuan), ras (ras kulit hitam lebih banyak dari kulit putih), kebiasaan hidup
(konsumsi garam yang tinggi melebihi dari 30 gr, kegemukan atau makan berlebihan, stres, merokok,
minum alcohol, dan minum obat-obatan (ephedrine, prednison, epineprin).
Penyebab hipertensi pada orang dengan lanjut usia adalah terjadinya perubahan-perubahan pada
D. Patofisiologi
Mekanisme yang mengontrol konstriksi dan relaksasi pembuluh darah terletak dipusat vasomotor, pada
medulla diotak. Dari pusat vasomotor ini bermula jaras saraf simpatis, yang berlanjut ke bawah ke korda
spinalis dan keluar dari kolumna medulla spinalis ganglia simpatis di toraks dan abdomen. Rangsangan
pusat vasomotor dihantarkan dalam bentuk impuls yang bergerak ke bawah melalui system saraf simpatis
ke ganglia simpatis. Pada titik ini, neuron preganglion melepaskan asetilkolin, yang akan merangsang
serabut saraf pasca ganglion ke pembuluh darah, dimana dengan dilepaskannya noreepineprin
mengakibatkan konstriksi pembuluh darah. Berbagai faktor seperti kecemasan dan ketakutan dapat
mempengaruhi respon pembuluh darah terhadap rangsang vasokonstriksi. Individu dengan hipertensi
sangat sensitiv terhadap norepinefrin, meskipun tidak diketahui dengan jelas mengapa hal tersebut bisa
terjadi
Menurut Rokhaeni (2001) manifestasi klinis beberapa pasien yang menderita hipertensi yaitu: mengeluh
sakit kepala, pusing lemas, kelelahan, sesak nafas, gelisah, mual muntah, epistaksis, kesadaran
menurun.Manifestasi klinis pada klien dengan hipertensi adalah
2. Sakit kepala
3. Pusing / migraine
6. Sukar tidur
7. Lemah dan lelah
8. Nokturia
9. Azotemia
a) Diastolika. < 85 mmHgb. 85 – 99 mmHgc. 90 -104 mmHg: Tekanan darah normal: Tekanan
darah normal tinggi : Hipertensi ringan
b) Blood Unit Nitrogen/kreatinin: memberikan informasi tentang perfusi / fungsi ginjal.
c) Glukosa: Hiperglikemi (Diabetes Melitus adalah pencetus hipertensi) dapat diakibatkan oleh
pengeluaran Kadar ketokolamin (meningkatkan hipertensi)
d) Kalium serum: Hipokalemia dapat megindikasikan adanya aldosteron utama (penyebab) atau
menjadi efek samping terapi diuretik.
e) Kalsium serum: Peningkatan kadar kalsium serum dapat menyebabkan hipertensi.
f) Kolesterol dan trigliserid serum: Peningkatan kadar dapat mengindikasikan pencetus untuk/
adanya pembentukan plak ateromatosa (efek kardiovaskuler).
g) Pemeriksaan tiroid: Hipertiroidisme dapat menimbulkan vasokonstriksi danhipertensi.
h) Kadar aldosteron urin/serum: untuk mengkaji aldosteronisme primer (penyebab).
i) Urinalisa: Darah, protein, glukosa, mengisaratkan disfungsi ginjal dan ada DM.
j) Asam urat: Hiperurisemia telah menjadi implikasi faktor resiko hipertensi
k) Steroid urin: Kenaiakn dapat mengindikasikan hiperadrenalisme
l) EKG: 12 Lead, melihat tanda iskemi, untuk melihat adanya hipertrofi ventrikelkiri ataupun
gangguan koroner dengan menunjukan pola regangan, dimana luas, peninggian gelombang P
adalah salah satu tanda dini penyakit jantung hipertensi.
m) Foto dada: apakah ada oedema paru (dapat ditunggu setelah pengobatan terlaksana) untuk
menunjukan destruksi kalsifikasi pada area katup, pembesaran jantung
Pemeriksaan lanjutan (tergantung dari keadaan klinis dan hasil pemeriksaan yang pertama):a. IVP :Dapat
mengidentifikasi penyebab hipertensi seperti penyakit parenkim ginjal, batu ginjal / ureter.b. CT Scan:
Mengkaji adanya tumor cerebral, encelopati.c. IUP: mengidentifikasikan penyebab hipertensi seperti:
Batu ginjal,perbaikan ginjal.d. Menyingkirkan kemungkinan tindakan bedah neurologi: Spinal tab, CAT
scan.e. USG untuk melihat struktur gunjal dilaksanakan sesuai kondisi klinis pasien
G. Komplikasi
Efek pada organ, otak (pemekaran pembuluh darah, perdarahan, kematian sel otak: stroke), ginjal (malam
banyak kencing, kerusakan sel ginjal, gagal ginjal), jantung (membesar, sesak nafas, cepat lelah, gagal
jantung).
H. Penatalaksaan
Pemberian edukasi psikologis untuk penderita hipertensi meliputi Terapi tanpa Obat
Menghentikan merokok
Latihan Fisik
Edukasi psikologis
1. Teknik Biofeedback adalah suatu tehnik yang dipakai untuk menunjukkan pada subyek tanda-
tanda mengenai keadaan tubuh yang secara sadar oleh subyek dianggap tidak normal.Penerapan
biofeedback terutama dipakai untuk mengatasi gangguan somatik seperti nyeri kepala dan
migrain, juga untuk gangguan psikologis seperti kecemasan dan ketegangan
2. Tehnik relaksasi adalah suatu prosedur atau tehnik yang bertujuan untuk mengurangi ketegangan
atau kecemasan, dengan cara melatih penderita untuk dapat belajar membuat otot-otot dalam
tubuh menjadi rileks Pendidikan Kesehatan (Penyuluhan).
3. Terapi dengan Obat tujuan pengobatan hipertensi tidak hanya menurunkan tekanan darah saja
tetapijuga mengurangi dan mencegah komplikasi akibat hipertensi agar penderita dapat
bertambah kuat. Pengobatan hipertensi umumnya perlu dilakukan seumur hidup penderita.
I. Cara pencegahan
1. Pencegahan primer
Faktor resiko hipertensi antara lain: tekanan darah diatas rata-rata, adanyahipertensi pada anamnesis
keluarga, ras (negro), tachycardi, obesitas dan konsumsi garam yang berlebihan dianjurkan untuk
a) Mengatur diet agar berat badan tetap ideal juga untuk menjaga agar tidak
terjadihiperkolesterolemia, Diabetes Mellitus, dsb
b) Dilarang merokok atau menghentikan merokok.
c) Merubah kebiasaan makan sehari-hari dengan konsumsi rendah garam.
d) Melakukan exercise untuk mengendalikan berat badan.
2. Pencegahan sekunder
a. Pengelolaan secara menyeluruh bagi penderita baik dengan obat maupun dengantindakan-tindakan
seperti pada pencegahan primer.
a) b. Harus dijaga supaya tekanan darahnya tetap dapat terkontrol secara normal danstabil mungkin.
b) c. Faktor-faktor resiko penyakit jantung ischemik yang lain harus dikontrol.
c) d. Batasi aktivitas.
J. Diet Hipertensi
DISUSUN OLEH :
1. ESTER AP (61447119021)
2. APRIANI YULIANCE (61447119006)
3. FRANSISKA NEONLENI
4. YUSAK MAMBRASAR
5. NURUL HIS RIYANTI (61447119062)
6. DERMINA SAYORI (61447119014)
7. LAURA K. AURI (61447119047)
8. MELVIANTI ( 61447119054)
9. TELEFINA WARIJO (61447119071)
10. CHELLSY E. SAPARI (61447119010)
11. YANA INDOUW ( 61447118079)
12. GMELINA WAMAER (61447119033)
13. DESTY FITRAH WAHYUNI 61447119016)
14. WA HANIFA ( 6144711075)
15. CHINDY A. APIEM
16. NOVELINA TOREMBI (6144711058)
17. JEKSON WONGGOR (61447119040)
1 BIODATA
A. Identitas
Nama : Ny. Y
Umur :67 Tahun
Jenis Kelamin :Perempuan
Alamat :jl. Pasir putih
Suku/Bangsa :Biak/Indonesia
Status pernikahan :Menikah
Agama :Kristen Protestan
Pekerjaan :Ibu Rumah Tangga
Diagnosa Medik :Hipertensi
No Medical Record :10-05-95
Tanggal Masuk Ruang Perawatan :02-05-2021
Tanggal Penggkajian :06-05-2021