Anda di halaman 1dari 9

RANCANG BANGUN PENDUKUNG KEPUTUSAN KEGIATAN USULAN

PADA MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH


(MUSRENBANG) DI KOTA TANGERANG BERBASIS WEB
(Studi Kasus : Kelurahan Kedaung Wetan)

Kristine Monita Sari


Teknik Informatika, Universitas Islam Syehk Yusuf tangerang,Jl. Maulana Yusuf
No.10, Babakan, Kec, Tangerang, Kota Tangerang, Banten 15118,Indonesia.
Kristinemonita123@gmail.com

Abstrak
Keputusan merupakan suatu hal yang sangat berpengaruh dalam proses menghadapi
alternatif yang dipilih. Terutama pada instansi pemerintah dalam perencanaan
pembangunan. Keberhasilan pembangunan dapat dicapai dengan mempersiapkan
perencanaan pembangunan yang matang dan terencana, Untuk itu, seperti dalam UU No.
25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, rencana
pembangunan dapat dilaksanakan melalui pendekatan partisipatif yaitu perencanaan yang
bertujuan melibatkan kepentingan rakyat dan dalam prosesnya melibatkan rakyat (baik
langsung maupun tidak langsung) guna mengumpulkan aspirasi masyarakat melalui
musyawarah perencanaan pembangunan (Musrenbang). Penelitian ini dibuat untuk
merancang sebuah sistem informasi pendukung keputusan dalam menentukan usulan
kegiatan yang akan digunakan sebagai masukan utama pada perencanan pembangunan
daerah pada saat musyawarah perencanaan pembangunan (musrenbang) dilakukan di
tingkat Kelurahan,. Perancangan sistem informasi ini menggunakan alat bantu seperti
Flowchart, UML, MockUp (berbasis web), dan relasi antar table. Sistem informasi ini
nantinya akan menghasilkan daftar peserta musrenbang, daftar kriteria usulan, usulan
kegiatan, skoring usulan kegiatan, peringkat usulan kegitan, usulan kegiatan prioritas dan
yang ditolak, laporan usulan kegiatan yag diterima dan yang ditolak.

Kata Kunci : Aplikasi, Sistem, pendukung keputusan,musrenbang

1. PENDAHULUAN No. 25 Tahun 2004 tentang Sistem


1.1.Latar Belakang Perencanaan Pembangunan Nasional,
rencana pembangunan dapat
Sistem pendukung merupakan sistem dilaksanakan melalui pendekatan
komputer yang mengolah data menjadi partisipatif yaitu perencanaan yang
informasi untuk mengambil keputusan bertujuan melibatkan kepentingan
dari masalah semi-terstruktur yang rakyat. Perencanaan pembangunan ini
spesifik. untuk menghindari kesalahan merupakan upaya yang dilakukan oleh
dalam pengambilan keputusan pada pemerintah daerah untuk mengatasi
suatu organisasi atau perusahaan, pada permasalahan yang terjadi di masyarakat
instansi pemerintah dalam perencanaan umum. Tapi tidak semua aspirasi rakyat
pembangunan. Keberhasilan yang diusulkan diterima sebagai
pembangunan dapat dicapai dengan kegiatan yang diusulkan dalam
mempersiapkan perencanaan perencanaan pembangunan. Hanya
pembangunan yang matang dan kegiatan prioritas yang diusulkan yang
terencana. Untuk itu, seperti dalam UU dapat digunakan sebagai masukan

1
utama.[1] Akan tetapi dalam 3) Apakah Perhitungan dengan Metode
perjalanannya Musrenbang dianggap Analytical Hierarchy Process (AHP)
hanya sebagai formalitas saja karena dapat memberikan nilai akurat dalam
tidak semua hal yang disepakati pengambilan keputusan usulan
didalamnya dilaksanakan dan penentuan prioritas pada kelurahan Kedaung
skala prioritas yang kurang tepat sasaran Wetan ?
atau pun adanya pergeseran prioritas 1.3. Batasan Masalah
pembangunan yang dirasakan tidak
memenuhi asas urgensitas di Agar dalam perancangan ini dapat
masyarakat.[2] Penelitian ini bertujuan mencapai sasaran dan tujuan yang
untuk membangun sistem pendukung diharapkan, maka masalah akan dibatasi
keputusan yang berfungsi sebagai alat sebagai berikut
bantu Pemerintahan dalam menentukan 1. Objek melakukan penelitian di Kota
skala prioritas. Agar tujuan sistem Tangerang Khususnya Kelurahan
pendukung keputusan ini dapat berhasil Kedaung Wetan.
dengan baik,maka dibantu dengan 2. Sistem ini mengumpulkan data
menggunakan salah satu metode usulan kegiatan dari masyarakat
pengambilan keputusan yakni Analytical dengan mengisi form yang diberikan
Hierarchy Process (AHP) sebagai oleh petugas kelurahan untuk
solusi,sehingga efektif dan mengurangi masing-masing RW dan organisasi
terjadinya penilaian yang subyektif. masyarakat pada saat musrenbang di
Berdasarkan uraian tersebut penulis tingkat keluaran berlangsung.
membuat suatu aplikasi “ RANCANG 3. Sistem Pendukung keputusan ini
BANGUN PENDUKUNG menggunakan PHP dan MySQL.
KEPUTUSAN KEGIATAN USULAN
PADA MUSYAWARAH 1.4. Tujuan dan Manfaat
PERENCANAAN PEMBANGUNAN 1.4.1. Tujuan Penelitian
DAERAH (MUSRENBANG) DI Tujuan dalan penelitian ini
KOTA TANGERANG BERBASIS adalah membuat aplikasi Sistem
WEB(Studi Kasus : Kelurahan Kedaung Pendukung Keputusan Untuk kegiatan
Wetan)”. Usulan Pada Musyawarah Perencanaan
Pembangunan Daerah (Musrenbang) Di
1.2. Rumusan Masalah Kota Tangerang yang dapat membantu
instansi pemerintah khususnya
Dari latar belakang masalah diatas, maka Kelurahan Kedaung Wetan dalam
rumusan masalah yang akan dipecahkan menyeleksi usulan kegiatan dari
sebagai berikut : masyarakat pada Musyawarah
1) Bagaimana merancang Sistem Perencanaan Pembangunan Daerah
Pendukung Keputusan Untuk (Musrenbang).
Kegiatan Usulan Pada Musyawarah
1.4.2. Manfaat Penelitian
Perencanaan Pembangunan Daerah
(Musrenbang)? Manfaat penelitian ini untuk
2) Bagaimana mengimplementasi kan memudahkan instansi pemerintah
Sistem Pendukung Keputusan Untuk khususnya Kelurahan Kedaung Wetan
kegiatan Usulan Pada Musyawarah dalam menentukan skala Prioritas dalam
Perencanaan Pembangunan Daerah kegiatan Musyawarah Perencanaan
(Musrenbang)? Pembangunan Daerah (Musrenbang).

2
1.5. Metode Penelitian karena metode ini menggunakan desail
1.5.1. Metode Pengumpulan Data visual.
Dalam pengumpulan informasi untuk 2. LANDASAN TEORI
proses pengembangan studi kasus ini 2.1.Pengertian Sistem Pendukung
dilakukan dengan beberapa cara yaitu : Keputusan
1. Observasi Sistem pendukung keputusan ialah
Metode ini dilakukan langsung di proses pengambilan keputusan dibantu
Kelurahan Kedaung Wetan guna menggunakan komputer untuk
mendapatkan data mengenai Usulan membantu pengambil keputusan dengan
warga tentang Perencanaan menggunakan beberapa data dan model
Pembangunan Daerah tertentu untuk menyelesaikan beberapa
(Musrenbang). masalah yang tidak terstruktur. Dalam
implementasi SPK, hasil dari keputusan-
2. Wawancara keputusan dari sistem bukanlah hal yang
menjadi patokan, pengambilan
Wawancara dilakukan kepada
keputusan tetap berada pada pengambil
Kepala Seksi Ekonomi dan
keputusan. Sistem hanya menghasilkan
Pembangunan mengenai kebutuhan
keluaran yang mengkalkulasi data-data
yang diperlukan untuk Sistem
sebagaimana pertimbangan seorang
Pendukung Keputusan Untuk
pengambil keputusan. Sehingga kerja
kegiatan Usulan Pada Musyawarah
pengambil keputusan dalam
Perencanaan Pembangunan Daerah
mempertimbangkan keputusan dapat
(Musrenbang) Di Kota Tangerang.
dimudahkan (Wibowo, 2011) [3]
1.5.2. Metode Analisa 14. Berdiri sendiri,
terintegrasi, dan berbasis
1. Masalah-masalah semi 2. Mendukung manajer dari
terstruktur atau terstruktur seluruh tingkatan
web

Dalam analisa system yang 13. Akses data


3. Mendukung individu dan
kelompok

kompleks dan sesuai dengan kebutuhan


pengguna penulis menggunakan metode 12. Pemodelan dan analisis 4. Keputusan yang saling
bergantung atau beruntutan

Waterfall sehingga dapat mengurangin 11. Mudah dikembangkan


oleh pengguna
Sistem Pendukung
Keputusan 5. Mendukung rancangan
intelijen, pilhan, dan
implementasi

kesalahan yang mungkin akan terjadi.


10. Manusia yang mengatur

Metode ini dibagi menjadi 5 (lima) proses


6. mendukung variasi proses
dan tipe keputusan

tahapan, yaitu: Requirement Analysis, 9. Keefektifan dan efisiensi 8. Interaktif, mudah


digunakan
7. Dapat beradaptasi dan
fleksibel

System Design, Implementation,


Integration & Testing, Operation, & Gambar. 1 karakteristik SPK
Maintenance.
2.2.Analytic Hierarchy Process (AHP)
1.5.3. Metode Perancangan
Menurut Kazibudzki dan Tadeusz
Pada studi kasus ini penulis (2013) Analytic Hierarchy Process
menggunakan metode perancangan (AHP) adalah pengambilan keputusan
Unified Modeling Language (UML) multikriteria dengan dukungan
karena pada proses pengembangan metodologi yang telah diakui dan
aplikasi akan melibatkan pengguna diterima sebagai prioritas yang secara
untuk menganalisis fitur-fitur yang akan teori dapat memberikan jawaban yang
dikembangkan didalam aplikasi dan berbeda dalam masalah pengambilan
pengguna yang terlibat tidak akan terlalu keputusan serta memberikan peringkat
sulit dalam membantu menganalisis pada alternatif solusinya

3
AHP sering digunakan sebagai Nilai-nilai perbandingan relatif
metode pemecahan masalah dibanding kemudian diolah untuk menentukan
dengan metode yang lain karena alasan- peringkat alternatif dari seluruh
alasan sebagai berikut : alternatif. Baik kriteria kualitatif,
1) Struktur yang berhirarki, sebagai maupun kriteria kuantitatif, dapat
konsekuesi dari kriteria yang dipilih, dibandingkan sesuai dengan penilaian
sampai pada sub kriteria yang paling yang telah ditentukan untuk
dalam. menghasilkan bobot dan proritas.
2) Memperhitungkan validitas
sampai dengan batas toleransi 5. Sistesis dari prioritas
inkonsistensi berbagai kriteria dan Sistesis dari prioritas didapat dari hasil
alternatif yang dipilih oleh pengambil perkalian prioritas lokal dengan prioritas
keputusan. dari kriteria bersangkutan yang ada pada
3) Memperhitungkan daya tahan level atasnya dan menambahkannya ke
output analisis sensitivitas pengambilan masing-masing elemen dalam level yang
keputusan. dipengaruhi oleh kriteria.
6. Pengambilan/penetapan keputusan.
2.3.Prosedur AHP
Terdapat tiga prinsip utama dalam Pengambilan keputusan adalah suatu
pemecahan masalah dalam AHP proses dimana alternatif-alternatif yang
menurut Saaty, yaitu: Decomposition, dibuat dipilih yang terbaik berdasarkan
Comparative Judgement, dan Logical kriterianya[4]
Concistency. Secara garis besar prosedur
AHP meliputi tahapan sebagai berikut:
1. Dekomposisi masalah
Dekomposisi masalah adalah langkah
dimana suatu tujuan (Goal) yang telah
ditetapkan selanjutnya diuraikan secara
sistematis kedalam struktur yang
menyusun rangkaian sistem hingga
tujuan dapat dicapai secara rasional.
2. Penilaian/pembobotan untuk
membandingkan elemen-elemen.
Selanjutnya dilakukan penilaian
perbandingan berpasangan Tabel 1. Skala Penilaian Perbandingan
(pembobotan) pada tiap-tiap hirarki Berpasangan
berdasarkan tingkat kepentingan Salah satu utama model AHP
relatifnya. yang membedakannya dengan model –
model pengambilan keputusan yang
3. Penyusunan matriks dan Uji lainnya adalah tidak adanya syarat
Konsistensi konsistensi mutlak. Dengan model AHP
penyusunan matriks berpasangan untuk yang memakai persepsi decision maker
melakukan normalisasi bobot tingkat sebagai inputnya maka
kepentingan pada tiap-tiap elemen pada ketidakkonsistenan mungkin terjadi
hirarkinya masingmasing karena manusia memiliki keterbatasan
4. Penetapan prioritas pada masing- dalam menyatakan persepsinya secara
masing hirarki konsisten terutama kalau harus
membandingkan

4
banyak kriteria. Berdasarkan Fitur-fitur PHP diantaranya
kondisi ini maka decision maker dapat adalah:
menyatakan persepsinya tersebut akan
konsisten nantinya atau tidak. 1) Open Source - Open source berarti
tidak perlu membayar untuk
Pengukuran konsistensi dari penggunaannya. Kita dapat bebas
suatu matriks itu sendiri didasarkan atas menggunakannya secara gratis.
eigen value maksimum. Thomas L. Saaty
telah membuktikan bahwa indeks 2) Sederhana - PHP sederhana dan
konsistensi dari matriks berordo n dapat mudah digunakan, dibandingkan
diperoleh dengan rumus sebagai berikut dengan bahasa pemrograman
: lainnya. Karena alasan inilah PHP
(𝜆𝑚𝑎𝑥 − 𝑛) banyak digunakan di seluruh dunia.
𝐶𝐼
(𝑛 − 1) 3) Interpreted - PHP adalah bahasa
yang bersifat interpreted, sehingga
CI =Rasio Penyimpangan (deviasi)
tidak membutuhkan proses compile.
konsistensi (consistency indeks)
𝜆 = Nilai eigen terbesar dari matriks 4) Cepat - PHP lebih cepat dari bahasa
berordo n pemrograman lainnya, misal ASP.
𝑛 = Orde matriks
5) Platform Independent - PHP dapat
Apabila CI bernilai nol, maka
berjalan di semua platform seperti
matriks pair wise comparison tersebut
Linux, Unix, Mac OS X, dan
konsisten. Batas ketidakkonsistenan
Windows.
(inconsistency) yang telah ditetapkan
oleh Thomas L. Saaty ditentukan
2.5. My Structure Query Language
dengan menggunakan Rasio
(MySQL)
Konsistensi (CR), yaitu perbandingan
MySQL Menurut Adi Nugroho
indeks konsistensi dengan nilai
(2011) MySQL (My Structured Query
Random Indeks (RI) yang didapatkan
Language) adalah: “ Suatu sistem basis
dari suatu eksperimen oleh Oak Ridge
data relation atau Relational Database
National Laboratory kemudian
managemnt System (RDBMS) yang
dikembangkan oleh Wharton School
mampu bekerja secara cepat dan mudah
dan diperlihatkan seperti tabel 2.1.
digunakan MySQL juga merupakan
Nilai ini bergantung pada ordo matriks
program pengakses database yang
n. Dengan demikian, Rasio Konsitensi
bersifat jaringan, sehingga sapat
dapat dirumuskan sebagai berikut[5] :
digunakan untuk aplikasi multi user
𝐶𝐼 (banyak pengguna). Structure Query
𝐶𝑅 Language (SQL) adalah bahasa yang
𝑅𝐼 digunakan untuk mengakses basis
𝐶𝑅 =Rasio Kosistensi
data/database.[6]
𝑅𝐼 =Indeks Random
3. PEMBAHASAN
2.4.Konsep Dasar PHP 3.1.Rancangan Prosedur Sistem
Pada perancangan sistem yaitu
Menurut Arief (2011) PHP adalah
menggambarkan bagaimana sistem
Bahasa server-side –scripting yang
berjalan dan bagaimana sebuah sistem
menyatu dengan HTML untuk membuat
dibentuk agar dapat memberikan
halaman web yang dinamis.
gambaran yang jelas kepada user, dan

5
dapat digambarkan dengan alat bantu
perancangan yaitu menggunakan Use
Case Diagram, Activity Diagram, Class
Diagram dan Sequence Diagram
1. Usecase Diagram

Gambar 2. Usecase Diagram

2. Activity Diagram
a. Activity Login

Gambar 4 Activity Menginput data


Usulan

c. Activity Usulan Masuk

Gambar 3. Activity Login

b. Activity Menginput data Usulan

Gambar 5. Activity Usulan Masuk

6
d. Activity Perhitungan c. Sequence Perhitungan

Gambar 9. Sequence Perhitungan

4. Class diagram

Gambar. 6. Activity Perhitungan

3. Sequence Diagram
a. Sequence Login
Gambar 10. Class Diagram

3.2.Desain Antarmuka
1. Tampilan Menu Login

Gambar 7. Sequence Login

b. Sequence Input Data

Gambar 11 Tampilan Menu Login


2. Tampilan Dashboard pada User

Gambar 8. Sequence Input Data

7
Gambar 12. Tampilan Dashboard pada Gambar 15. Tampilan Data User
User 6. Tampilan Usulan Masuk
3. Tampilan Dashboard pada Admin

Gambar 16 Tampilan Usulan Masuk


Gambar 13. Tampilan Dashboard pada Halaman ini berfungsi untuk untuk
Admin menambah user baru untuk dapat
4. Tampilan Input Usulan mengakses aplikasi.
7. Tampilan Bobot

Gambar 14. Tampilan Input Usulan


Gambar 17. Tampilan Bobot
Halaman ini berfungsi untuk menginput
Halaman ini digunakan untuk informasi
data usulan yang ada di beberapa lokasi.
mengenai nilai bobot
5. Tampilan Data User 8. Tampilan Proses Perhitungan

8
Cimahi ),” J. Teknol. iIformasi
dan Multimed., vol. 3.5, no.
Seminar Nasional, pp. 133–138,
2017.
[2]
“FENOMENA_MUSRENBAN
G_HANYA_SEBAGAI_RETOR
I.” .
[3] Hibbert, “No Title ‫اللغة تدريس طرق‬
Gambar 18 Tampilan Proses ‫العربية‬,” Экономика Региона, no.
Perhitungan August, p. 32, 2012.
Halaman ini digunakan untuk [4] J. Oliver, “済無No Title No
menghitung skor usulan kegitan ke Title,” J. Chem. Inf. Model., vol.
dalam kelompok kegiatan yang sudah 53, no. 9, pp. 1689–1699, 2013.
diinputkan sebelumnya. Hal ini
dilakukukan pada saat musrenbang [5] USU, “Analitycal Hierarchy
kelurahahan dilakukan. Process,” pp. 19–39, 2011.
[6] L. Bruno, “済無No Title No
4. PENUTUP
Title,” J. Chem. Inf. Model., vol.
4.1.Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian maka dapat 53, no. 9, pp. 1689–1699, 2019.
ditarik kesimpulan sebagai berikut: [7] http://amiliacahya-
1. Sistem yang digunakan mampu politala.blogspot.com/2016/12/normal-
melakukan seleksi usulan berdasarkan
0-false-false-false-en-us-x-none.html
skala prioritas dari hasil perangkingan
2. Penerapan Metode AHP untuk sistem [8] http://www.sarjanaku.com/2012/
pendukung keputusan dapat
memberikan hasil yang maksimal dalam 11/pengertian-sistem-menurut-para-
hal pengambilan keputusan penentuan ahli.html
Usulan Prioritas.
3. proses pendataan, perhitungan, [9] https://bangpahmi.com/
pembuatan laporan dan penyajian pengertian-bahasa-pemrograman-php-
informasi yang dibutuhkan dalam menurut-para-pakar/
kegiatan pengambilan keputusan
dapat diproses dengan cepat serta [10] https://www.webhostingterbaik
dapat mengurangi tingkat kesalahan .id/tutorial/belajar-php/
(human error).
DAFTAR PUSTAKA
[1] A. Sinaga and Murnawan,
“RANCANG BANGUN
SISTEM PENDUKUNG
KEPUTUSAN UNTUK
KEGIATAN USULAN PADA
MUSYAWARAH
PERENCANAAN DI TINGKAT
KOTA / KABUPATEN ( Studi
Kasus : Pemerintahan Kota

Anda mungkin juga menyukai