Anda di halaman 1dari 18

B.

TINGGI METASENTRIK

1. Tujuan Percobaan

a. Menentukan stabilitas suatu benda terapung (ponton).

b. Membandingkan hasil analitis stabilitas benda terapung dengan hasil

percobaan.

2. Alat-alat Percobaan

a. Alat peraga tinggi metasentrik

b. Mistar
c. Tangki volumetrik

d. Air

3. Prosedur Percobaan

a. Mempersiapkan semua peralatan yang diperlukan kemudian timbang

massa pengatur transversal.


Gambar 3.B.1. Mempersiapkan peralatan.

b. Merakit ponton dan menimbang beratnya kemudian mengukur

panjang, lebar dan tingginya.

Gambar 3.B.2. Mengukur dimensi ponton.

c. Mengatur letak beban geser (sliding mass) pada tiang sehingga pusat

gravitasi terjadi pada puncak ponton. Hal ini dapat ditentukan dengan

menggantungkan benang di seputar tiang vertikal, kemudian ukur

posisi pusat berat dari dasar ponton.


Gambar 3.B.3. Mengatur beban geser pada tiang.

d. Mengisi tangki volumetrik dengan air dan apungkan ponton di atasnya

serta memastikan bahwa massa pengatur tepat pada posisi tengahnya.

Gambar 3.B.4. Mengapungkan ponton di atas tangki volumetrik.

e. Memeriksa dan menetapkan garis acuan nol antara garis bandul dan

mistar skala.
Gambar 3.B.5. Memeriksa dan menetapkan garis acuan nol.

f. Menggeser massa pengatur ke sebelah kiri/kanan dari setengah tiang

(dengan pertambahan sejauh 10 mm) sampai ke ujung mistar skala,

mencatat perubahan sudut garis bandul untuk setiap kedudukan bandul

tersebut.

Gambar 3.B.6. Menggeser masa pengatur untuk setengah tiang.

g. Tanpa menimbang kembali massa pengatur kemudian mengulangi

langkah f untuk beban geser pada tiang penuh


Gambar 3.B.7. Menggeser masa pengatur untuk tiang penuh.
4. Data Hasil Pengamatan

a. Data ponton

Panjang (L) = 350 mm

Lebar (B) = 200 mm

Tinggi (H) = 75 mm

b. Berat massa pengatur (m) = 320 gr

c. Berat ponton rakitan (M) = 1500 gr

d. Letak pusat berat ponton dari dasar (Y tiang penuh) = 157,5 mm

e. Kedalaman bagian terendam (d) = 20 mm

1
f. Letak pusat apung dari dasar ponton ( d ¿ = 10 mm
2

Tabel 3.B.1. Hasil Pengamatan untuk Tiang Penuh (Y=110 mm)

Jarak massa Sudut Jarak massa Sudut


No pengatur bagian miring pengatur bagian miring
kanan X (mm) ponton (°) kiri X (mm) ponton (°)

1 10 2,5 10 3

2 20 5,4 20 5,6

3 30 8 30 8,25

4 40 10,4 40 10,6
Tabel 3.B.2. Hasil Pengamatan untuk Setengah Tiang (Y= 85 mm)

Jarak massa Sudut Jarak massa Sudut


No pengatur bagian miring pengatur bagian miring
kanan X (mm) ponton (°) kiri X (mm) ponton (°)

1 10 1,6 10 1,7

2 20 3,5 20 3,5

3 30 5 30 5

4 40 6,9 40 6,9

5 50 8,5 50 8,5

6 60 10,1 60 10,1

7 70 11,6 70 11,6

5. Perhitungan

Perhitungan dengan menggunakan rumus

Am . x
GN =
M . tan °

Keterangan :

GN = Tinggi metasentrik

Am = Selisih berat ponton dengan berat massa pengatur

M = Berat ponton

° = Sudut kemiringan

Maka :

Am = M – m

= 1500 – 320

= 1180 gr
1. Posisi sliding mass berada di puncak (Y = 110 mm)

a. Untuk posisi sliding mass tiang penuh dengan massa pengatur

disebelah kanan

1180 x 10
GN1 = = 180,1763 mm
1500 x tan 2,5

1180 x 20
GN2 = = 166,4413 mm
1500 x tan 5,4

1180 x 30
GN3 = = 167,9227 mm
1500 x tan 8

1180 x 40
GN4 = = 171,4484 mm
1500 x tan 10,4

GN 1+GN 2+GN 3+GN 4 685,9887


GN rata-rata = = = 171,4972
4 4

mm

b. Untuk posisi sliding mass tiang penuh dengan massa pengatur

disebelah kiri

1180 x 10
GN1 = = 150,1049 mm
1500 x tan 3

1180 x 20
GN2 = = 160,4609 mm
1500 x tan 5,6

1180 x 30
GN3 = = 162,7664 mm
1500 x tan 8,25

1180 x 40
GN4 = = 168,1406 mm
1500 x tan 10,6

GN 1+GN 2+GN 3+GN 4 641,4728


GN rata-rata = = = 160,3682
4 4

mm

2. Posisi sliding mass berada di tengah (Y = 85 mm)


a. Untuk posisi sliding mass setengah tiang dengan massa pengatur

disebelah kanan

1180 x 10
GN1 = = 281,6310 mm
1500 x tan 1,6

1180 x 20
GN2 = = 257,2377 mm
1500 x tan 3,5

1180 x 30
GN3 = = 269,7492 mm
1500 x tan 5

1180 x 40
GN4 = = 260,0265 mm
1500 x tan 6,9

1180 x 50
GN5 = = 263,1855 mm
1500 x tan 8,5

1180 x 60
GN6 = = 264,9793 mm
1500 x tan 10,1

1180 x 70
GN7 = = 268,2639 mm
1500 x tan 11,6

GN 1+GN 2+GN 3+GN 4+GN 5+ GN 6+GN 7


GN rata-rata =
7

1865,0731
=
7

= 266,4390 mm

b. Untuk posisi sliding mass setengah tiang dengan massa pengatur

disebelah kanan

1180 x 10
GN1 = =265,0556 mm
1500 x tan 1,7

1180 x 20
GN2 = =257,2377 mm
1500 x tan 3,5

1180 x 30
GN3 = = 269,7492 mm
1500 x tan 5
1180 x 40
GN4 = =260,0256 mm
1500 x tan 6,9

1180 x 50
GN5 = =263,1855 mm
1500 x tan 8,5

1180 x 60
GN6 = = 264,9793 mm
1500 x tan 10,1

1180 x 70
GN7 = =268,2639 mm
1500 x tan 11,6

GN 1+GN 2+GN 3+GN 4+GN 5+ GN 6+GN 7


GN rata-rata =
7

1848,4977
=
7

= 264,0711 mm

3. Rata-rata tinggi metasentrik

a. Untuk sliding mass di ujung tiang (Y = 110 mm)

GN kanan+GN kiri
GN rata-rata =
n

171,4972+160,3682
=
2

= 165,9327 mm

b. Untuk sliding mass setengah tiang (Y = 85 mm)

GN kanan+GN kiri
GN rata-rata =
n

266,4390+264,2551
=
2

= 265,2551 mm

4. Perhitungan secara analitis


1 1 L B3
BN = = x
V 12 V

1
BG = Y - d
2

GN = BN – BG

Maka :

V =LxBxd

= 320 x 200 x 20

= 1.280.000 mm

L B3 1
BN = x
12 V

320 x 20 03 1
= x
12 128 x 10 4

= 166,6667 mm

BG (untuk Y = 110 mm)

BG = 110 – 10

= 100 mm

Sehingga di dapat GN (Y = 110 mm)

GN = BN – BG

= 166,6667 – 100

= 66,6667 mm

BG (untuk Y = 85 mm)

BG = 85 – 10

= 75 mm

Sehingga di dapat GN (Y = 85 mm)

GN = BN – BG
= 166,6667 – 75

= 91, 6667 mm

5. Perhitungan koreksi

a. Untuk nilai Y = 110 mm

(266,2597−66,6667)
Koreksi = x100 % = 74,9618 %
266,2597
b. Untuk nilai Y = 85 mm
(168,6841−91,6667)
Koreksi = x100 % = 45,6578 %
168,6841
Grafik Tinggi Metasentrik Ponton Bagian Kanan
185

Tinggi Metasentrik (mm)


180

175

170

165

160

155
2.5 5.4 8 10.4

Gambar 3.B.8. Grafik Tinggi Metasentrik untuk Posisi Sliding Mass Penuh

(Y = 157,5 mm), Ponton Bagian Kanan.

Grafik Tinggi Metasentrik Ponton Bagian Kiri


170

165
Tinggi Metasentrik (mm)

160

155

150

145

140
3 5.6 8.25 10.6

Gambar 3.B.9. Grafik Tinggi Metasentrik untuk Posisi Sliding Mass Penuh

(Y = 157,5 mm),PontonBagian Kiri.


Grafik Tinggi Metasentrik Ponton Bagian Kanan
285
280

Tinggi Metasentrik (mm) 275


270
265
260
255
250
245
1.6 3.5 5 6.9 8.5 10.1 11.6

Gambar 3.B.10. Grafik Tinggi Metasentrik untuk Posisi Sliding Mass Setengah

Tiang (Y = 78,75 mm), Ponton Bagian Kanan.

Grafik Tinggi Metasentrik Ponton Bagian Kanan


275
Tinggi Metasentrik (mm)

270

265

260

255

250
1.7 3.5 5 6.9 8.5 10.1 11.6

Gambar 3.B.11. Grafik Tinggi Metasentrik untuk Posisi Sliding Mass Setengah

Tiang (Y = 78,75 mm), Ponton Bagian Kiri.


6. Kesimpulan dan Saran

a. Kesimpulan

Dari perhitungan di atas di dapat data sebagai berikut :

1. Untuk tiang penuh (Y = 157,5 mm)

a. GN bagian kanan = 171,4972 mm

b. GN bagian kiri = 160,3682 mm

1
c. GN rata-rata = (171,4972 + 160,3682)
2

= 165,9327 mm

2. Untuk tengah tiang (Y = 78,75 mm)

a. GN bagian kanan = 266,4390 mm

b. GN bagian kiri = 264,0711 mm

1
c. Gn rata-rata = (257,1318 + 275,3876)
2

= 265,2551 mm

Dari hasil perhitungan maka dapat dilihat adanya hubungan letak

pusat gravitasi dengan titik letak metasentrik, dan adanya nilai yang

berbeda-beda atau tetap bervariasi tapi sejalan dengan perubahan

sudut miring ponton, dari percobaan dan perhitungan diperoleh

perbedaan hasil perhitungan analitis dengan hasil percobaan. Hal

ini terjadi karena kurangnya ketelitian praktikan dalam melakukan

percobaan (pembacaan hasil percobaan atau kurang tepatnya alat

percobaan dikalibrsikan).
b. Saran

1. Usahakan saat mengukur keadaan ponton tidak goyang.

2. Pada saat melakukan kegiatan praktikum agar memeriksa

terlebih dahulu keadaan alat dan bahan yang digunakan, agar

tidak terjadi kesalahan teknis saat melakukan kegiatan

praktikum.

3. Membaca skala harus teliti untuk mendapat hasil yang tepat.

4. Sebelum membaca skala, pastikan tali ukur tepat berada di nol.

7. Aplikasi di Lapangan

Salah satu contoh aplikasi pada tinggi metasentrik yaitu stabilitas kapal

layar. Stabilitas adalah keseimbangan dari kapal pada saat diapungkan,

tidak miring ke kiri atau ke kanan,demikian pula pada saat berlayar

pada saat kapal diolengkan oleh ombak atau angin, kapal dapat tegak

kembali. Stabilitas merupakan sifat atau kecendrungan dari sebuah

kapal untuk kembali kepada kedudukan semula setelah mendapat

senget (kemiringan) yang disebabkan oleh gaya-gaya dari luar

(Rubianto, 1996). Sama dengan pendapat Wakidjo (1972), bahwa

stabilitas merupakan kemampuan sebuah kapal untuk menegak

kembali sewaktu kapal menyeget oleh karena kapal mendapatkan

pengaruh luar, misalnya angin, ombak dan sebagainya.

Secara umum, hal-hal yang mempengaruhi keseimbangan kapal dapat

dikelompokkan ke dalam dua kelompok besar yaitu :


a. Faktor internal yaitu tata letak barang/cargo, bentuk ukuran kapal,

kebocoran karena kandas atau tubrukan.

b. Faktor eksternal yaitu berupa angin, ombak, arus, dan badai.

Gambar 3.B.12 Kapal laut.

Anda mungkin juga menyukai