Anda di halaman 1dari 18

A.

TINGGI METASENTRIK

1. Tujuan

a. Menentukan stabilitas suatu benda terapung (ponton).

b. Membandingkan hasil analitis stabilitas benda terapung dengan hasil

percobaan.

2. Alat dan Bahan

a. Seperangkat alat tinggi metasentrik

b. Tangki volumetrik
a. Penggaris

b. Air
35

3. Prosedur Percobaan

a. Mempersiapkan seluruh peralatan yang diperlukan kemudian


timbang massa pengatur transversal.

Gambar 15. Mempersiapkan peralatan.

b. Mengukur panjang, lebar, dan tinggi ponton.

Gambar 16. Mengukur ponton.


36

c. Mengatur beban vertikal

Gambar 17. Mengatur beban vertikal.

d. Mengapungkan ponton di atas tangki volumetrik yang telahberisi air

serta pastikan bahwa massa pengatur tepat pada posisi tengahnya

Gambar 18. Mengapungkan ponton.

e. Memeriksa dan menetapkan garis acuan nol antara garis bandul atau

unting-unting.

Gambar 19. Menetapkan garis acuan nol.


37

f. Menggeser massa pengatur ke sebelah kiri/kanan dari pusat (dengan

pertambahan sejauh 10 mm) sampai ke ujung mistar skala, mencatat

perubahan sudut garis bandul untuk setiap kedudukan bandul tersebut.

Gambar 20. Menggeser massa pengatur.

g. Mengulangi kembali semua prosedur di atas untuk beban geser pada

ketinggian berbeda, tanpa menimbang kembali massa serta mengisi dan

mengosongkan tangki volumetri.


38

4. Data Hasil Percobaan

a. Data ponton

Panjang (L) = 350 mm

Lebar (B) = 200 mm

Tinggi (H) = 75 mm

b. Berat massa pengatur (m) = 0,32 kg = 320 gr

c. Berat ponton rakitan (M) = 1,5 kg = 1500 gr

d. Letak pusat berat ponton rakitan

dasar Y puncak = 110 mm

Y tengah = 85 mm

e. Kedalaman bagian yang terendam (d) = 22 mm

f. Letak pusat apung dari dasar ponton (1/2 d) = 11 mm

Tabel 3. Hasil pengamatan untuk tiang penuh (Y= 110 mm)

No Jarak massa Sudut Jarak massa Sudut


pengatur miring pengatur miring
bagian kanan ponton  bagian kiri X ponton 
X (mm) (mm)
1 10 3,2 10 2

2 20 5,8 20 5

3 30 8,4 30 8

4 40 10,8 40 10
Tabel 4. Hasil pengamatan untuk setengah tiang (Y= 85 mm)

No Jarak massa Sudut Jarak massa Sudut


pengatur bagian miring pengatur miring
kanan X (mm) ponton  bagian kiri X ponton 
(mm)
1 10 1,6 10 1,9

2 20 3,3 20 3,1

3 30 5 30 5,4

4 40 6,5 40 6,3

5 50 8 50 9

6 60 9,5 60 9,5

7 70 11 70 10,7

5. Perhitungan

Perhitungan dengan mengunakan rumus :


∆m . X
GN =
M tan θ

Keterangan :

GN = Tinggi Metasentrik (mm)

∆m = Selisih berat ponton dengan berat massa pengatur

(gram) M = Berat ponton(gram)

x = Jarak massa pengatur (mm)

Maka :

∆m =M–m

= 1500 – 320

= 1180 gram
a. Bacaan sliding mass pada tiang penuh dengan massa pengatur ke

kanan (Y= 110mm)

1180 x 10
Gn1 = = 140,7057 mm
1500 x tan 3,2
1180 x 20
Gn2 = = 154,8917 mm
1500 x tan 5,8
1180 x 30
Gn3 = = 159,8189 mm
1500 x tan 8,4
1180 x 40
Gn4 = = 164,9540 mm
1500 x tan 10,8

Gn1+Gn2+Gn3+Gn4
Gnrata-rata =
4

140,7057+154,8917+159,8189+164,9540
=
4

620,3707
=
4
= 155,0925 mm

b. Bacaan sliding mass pada tiang penuh dengan massa pengatur ke kiri

(Y=110 mm)

1180 x 10
Gn1 = = 225,2718 mm
1500 x tan 2
1180 x20
Gn2 = = 179,8328mm
1500 x tan 5
1180 x 30
Gn3 = = 167,9227 mm
1500 x tan 8
1180 x 40
Gn4 = = 178,4563 mm
1500 x tan 10

Gnrata-rata = Gn1+Gn2+Gn3+Gn4
4
225,2718+179,8328+167,9227+178,4563
=
4
751,4836
=
4

= 187,8709 mm

c. Bacaan sliding mass pada setengah tiang dengan massa pengatur ke

kanan (Y= 85 mm)

1180 x 10
Gn1 = = 281,6310 mm
1500 x tan 1,6
1180 x 20
Gn2 = = 272,8656 mm
1500 x tan 3,3
1180 x 30
Gn3 = = 269,7492 mm
1500 x tan 5
1180 x 40
Gn4 = = 276,1793 mm
1500 x tan 6,5
1180 x 50
Gn5 = = 279,8712 mm
1500 x tan 8
1180 x 60
Gn6 = = 282,0560 mm
1500 x tan 9,5
1180 x 70
Gn7 = = 283,2934 mm
1500 x tan 11

Gn rata-rata = Gn1+Gn2+Gn3+Gn4+Gn5+Gn6+Gn7
7

281,6310+272,8656+269,7492+276,1793+279,8
712+282,0560+283,2934
7

= 1972,6457

7
= 281,8065 mm
d. Bacaan sliding mass pada setengah tiang dengan massa pengatur ke

kiri (Y=85 mm)

1180 x 10
Gn1 = = 321,8836 mm
1500 x tan 1,4
1180 x 20
Gn2 = = 300,2098 mm
1500 x tan 3

1180 x 30
Gn3 = = 299,8664 mm
1500 x tan 4,5
1180 x 40
Gn4 = = 299,3853mm
1500 x tan 6
1180 x 50
Gn5 = = 298,7663 mm
1500 x tan 7,5
1180 x 60
Gn6 = = 298,0090 mm
1500 x tan 9
1180 x 70
Gn7 = = 291,4321 mm
1500 x tan 10,7

Gn1+Gn2+Gn3+Gn4+Gn5+Gn6+Gn7
Gnrata-rata
7
=

321,8836+300,2098+299,8664+299,3853

+298,0090+291,4321
=
7
2109,9335
=
7

= 301,4190 mm

Gn kanan + Gn kiri
Gn rata-rata tiang (Y= 110 mm) =
2

155,0925+187,8709
=
2

= 171,4817 mm
Gn kanan + Gn kiri
Gn rata-rata tiang (Y= 85 mm) =
2

281,8065+301,4290
=
2

= 291,6127mm

e. Perhitungan secara analitis


3
1 LB
BN = =
V 12V

BG = Y - 1 d
2

GN = BN – BG

Maka,

V =LxBxd

= 350 x 200 x
22

= 1540000 mm3
= 151,5151 mm
1 350 x 2003
BN = =
V 12 x 1540000

BG pada tiang penuh Y=110 =Y-1d = 110 – 11


2

= 99 mm

BG pada setengah tiang Y=85 = Y - 1 d = 85 – 11


2

= 74 mm

GN pada tiang penuh = BN – BG = 151,5151 - 99

= 55,5151 mm

GN pada setengah tiang = BN – BG = 151,5151 – 74

= 77,5151 mm
f. Perhitungan koreksi

171,4817−55,5151
Untuk (Y=110 mm) x 100%
171,4812
=

= 67,6264 %

291,6127 −77,5151
Untuk (Y=85mm) x 100%
291,6127
=

= 73,4175 %
Grafik Tinggi Metasentrik ponton bagian kanan
(y=110mm)
170 164.954
165 159.8189
Tinggi Metasentik (mm)

160 154.8917
155
150
145 140.7057
140
135
130
125
2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

SUDUT PUTARAN PONTON

Gambar 3.B.7. Grafik tinggi metasentrik ponton bagian kanan


(Y= 110 mm).

Grafik Tinggi Metasentrik Ponton bagian kiri


(y= 110 mm)
300
Tinggi Metasentrik (mm)

250 225.2718

200 179.8328 178.4563


167.9227
150

100

50

0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

SUDUT PUTARAN PONTON

Gambar 3.B.8. Grafik tinggi metasentrik ponton bagian kiri

(Y= 110 mm).


Grafik Tinggi Metasentrik ponton bagian kanan
(y = 85 mm )
300
295
Tinggi Metasentrik (mm)

290
285 281.631 282.056 283.2934
279.8712
280 276.1793
275 272.8656
269.7492
270
265
260
255
250
0 2 4 6 8 10 12

SUDUT PUTARAN PONTON

Gambar 3.B.9.Grafik tinggi metasentrik ponton


bagiankanan (Y= 85 mm).

Grafik Tinggi Metasentrik ponton bagian kiri


(y = 85 mm)
330
321.8836
Tinggi Metasentrik (mm)

320

310
300.2098 299.8664 299.3853 298.7663 298.009
300
291.4321
290

280

270
0 2 4 6 8 10 12

SUDUT PUTARAN PONTON

Gambar 3.B.10. Grafik tinggi metasentrik ponton


bagian kiri (Y= 85 mm).
Tabel 5. Data Hasil Perhitungan Tinggi Metasentrik (Y= 110 mm)

No Sudut Ponton Tinggi Metasentik Kanan Sudut Ponton Tinggi Metasentik Kiri
(°) (mm) (°) (mm)
1. 3,2 140,7057 2 225,2718

2. 5,8 154,8917 5 179,8328

3. 8,4 159,8189 8 167,9227

4. 10,8 164,9540 10 178,4563

Gn Rata-rata 155,0925 Gn Rata-rata 187,8709

Tabel 6. Data Hasil Perhitungan Tinggi Metasentrik (Y= 85 mm)

No Sudut Ponton Tinggi Metasentik Kanan Sudut Ponton Tinggi Metasentik Kiri
(°) (mm) (°) (mm)
1. 1,6 281,6310 1,9 321,8836

2. 3,3 272,8656 3,1 300,2098

3. 5 269,7492 5,4 299,8664

4. 6,5 276,1793 6,3 299,3853

5. 8 279,8712 9 298,7663

6. 9,5 282,0560 9,5 298,0090

7. 11 283,2934 10,7 291,4321

Gn Rata -rata 281,8065 Gn Rata-rata 301,4190


6. Kesimpulan dan Saran

a. Kesimpulan

Dari perhitungan di atas didapat data sebagai berikut:

1) Untuk tiang penuh (Y = 110 mm)

a. GN bagian kanan = 155,0925 mm

b. GN bagian kiri = 187,8709 mm


1
c. GN rata-rata total = x (155,0925 + 187,8709)
2

= 171, 4817 mm

2) Untuk setengah tiang (Y = 85 mm)

a. GN bagian kanan = 281,8065 mm

b. GN bagian kiri = 301,4190 mm


1
c. GN rata-rata total = x (281,8065 + 301,4190)
2

= 291,6127 mm

Dari hasil perhitungan maka dapat dilihat adanya hubungan letak

pusat gravitasi dengan titik letak metasentrik, dan adanya nilai yang

berbeda-beda atau bervariasi tapi sejalan dengan perubahan sudut

miring ponton.

b. Saran

1) Agar mendapat data yang tepat perlu adanya ketelitian dalam

praktikum.

2) Perlu adanya kerjasama dalam melakukan praktikum.


7. Aplikasi di Lapangan

Gambar 3.B.11. Tiang kapal merupakan penerapan praktikum tinggi


metasentrik.
(Sumber : www.binaswadaya.org)

Stabilitas adalah keseimbangan dari kapal yang merupakan sifat atau

kecendrungan dari sebuah kapal untuk kembali kepada kedudukan

semula setelah mendapat senget (kemiringan) yang disebabkan oleh gaya

–gaya dari luar (Rubianto, 1996).Secara umum hal-hal yang

mempengaruhi keseimbangan kapal dapat dikelompokan kedalam dua

kelompok besar yaitu :

a. Faktor internal yaitu tata letak barang/cargo, bentuk ukuran kapal,

kebocoran karena kandas atau tubrukan.

b. Faktor eksternal yaitu berupa angin, ombak, arus dan badai


B.

Anda mungkin juga menyukai