Anda di halaman 1dari 4

A khir-akhir ini perkuliahan dilakukan lebih banyak di malam hari, semangat maba yang

dulu di pupuk, kini sirna layakna matahari yang terbenam, karena jarak kampusku ke asrama
tidak terlalu jauh aku lebih sering berangkat jalan kaki saat ke kampus, walaupun kadang ada
teman-teman yang membonceng, namun malam ini aku harus berjalan kaki sendiri karena
hampir semua teman-teman ku mengadakan pesta di café, apalah dayaku yang hanya hidup di
kost dengan makanan yang hampir serba instant, di tambah aku berasal dari desa, masih perlu
banyak beradaptasi di lingkungan yang baru, wess suara angina bertiup kencang, kilat mulai
terlihat di langit silih berganti, kilaunya sangat terang, aku baru menyadari ternyata malam ini
sangat mendung, aku mencoba mempercepat langkahku dengan harapan bisa sampai tempat
kost tanpa kehujanan, sekalipun mendung ternyata jalanan masih sangat ramai, itu
menjadikan penenang hati takut karena kilat dan gelapnya awan, tak peduli seberapa
cepatpun aku melangkah hujan lebih dulu turun, hujan yang turun saat ini langsung deras
tanpa diawali rintik rintik, padahal aku berharap hujan ritik rintik agar aku bisa
membayangkan drama Bollywood, jalanan yang tadi masih ramai kini sangat sepi bahkan
hanya terdapat 2 sampai 3 motor saja yang lewat, aku akhirnya berteduh di sebuah ruko yang
sudah tutup di depan resto makanan cepat saji, sambil berteduh akupun melamukan gambar
makanan yang ada di papan iklan itu, “ kayanya kalo makan itu perut ini bakal puas banget
ni. “, kataku dalam hati. Setelah sekitar 10 menit berteduh hujan mulai reda, kulihat tangan
kiriku dengan jam tangan g-hock kw yang melingkarinya tak terasa ternyata sudah pukul 10
malam, akhirnya aku putuskan untuk melanjutkan perjalanan menuju kostan ku, namun ada
tragedy tak terduga di tengah perjalan ku, aku melihat kucing hitam tertebrak motor dengan
sangat kuat hingga terpental jauh hingga ke tepi jalan, aku pun langsung berlari menuju
kucing yang tertabrak tadi, namun kejadian aneh terjadi, kucing yang tadi tertabrak sama
sekali tidak ada tepi jalan, aku coba telusuri sepanjang jalan namun tetap tidak ada, aku pun
mencoba untuk positif thinking, mungkin mata ini udah kelelahan kuliah tadi, aku pun
langsung melanjutkan perjalanan, mencoba untuk melupakan apa yang baru saja aku lihat,
namun semakin aku mencoba melupakan ternyata malah bertambah kuat di ingatan dan mulai
terbayang-bayang sepanjang perjalanan pulang, “ apa yang sebenarnya terjadi tadi, aku yakin
tadi itu aku ngeliat kucing yang di tabrak, tapi kok ngga ada yaa, aneh bener . “, tiba saatnya
untuk aku melewati gang kecil sebelum sampai tempat kostku, gang kecil itu sangat gelap,
aku hidupkan senter di hp ku untuk menerangi jalan dan agar kaki ini tidak masuk ke dalam
lubang yang sangat banyak di jalan, wajar saja walaupun tempat kostku ada di didekat jalan
raya namun tempat kost ini sebernarnya masih di dalam gang yang lebih mirip pedesaan, aku
masih 2 minggu di tempat kost ini jadi belum terlalu kenal dengan tetangga yang ada di dekat
tempat tempat kostku, walaupun di sini banyak tempat kost yang bagus tapi tidak banyak
teman teman yang mengekost di tempat ini, aku tau ini karena setiap aku melewati gang ini
saat pagi hanya orang orang tua yang terlihat, tinggg!!, muncul notif di hape ku saat itu, “
batrai hanphone anda 10% nonaktifkan senter .” , “ yahh, gelap gini malah hapenya lowbat.”,
baru lima langkah sejak senter handpne ku mati, ternyata ada pemadaman listrik, sekarang
semua gelap total, jalanku hanya bisa pelan pelan di terangi sinar rembulan. Srek-srek
terdengar suara aneh di dekatku karena sangat gelap total aku tak tau suara apa itu, namun
aku terus mencoba berfikir positif, “ mungkin Cuma daun yang kebawa angin “, namun suara
itu terdengar semakin keras dan semakin dekat, pikiranku mulai kacau saat itu, lalu kucoba
percepat langkahku tiba-tiba ada cahaya yang terang di belakangku, aku bingung haruskah
aku menegngok ke belakang ataukah mempercepat langkah, “ nak, dendi “, terdengar suara
dari arah cahaya tadi, aku pun memberanikan diri untuk menegok kebelakang, meskipun
masih takut, ternyata cahaya terang tadi adalah obor yang di bawa pak arif, “oh iya pak arif “,
pak arif merupakan ketua RT di tempat aku tinggal,
“ kok jalan malem malem gini, darimana ? “, tanya pak arif.
“anu, pak abis pulang kuliah ini”, jawabku.
“ kok bisa malem bener pulangnya ?”,
“ iya pak, soalnya ada kuliah malem ini. “
“ ya udah bapak anterin, kamu pasti ga bisa liat jalan gara gara mati lampu kan, “
“ iya pak, gelep bener hape saya juga lowbat jadi ngga bisa nyalain senter “
“ oh iya nak dendi ini tinggal di no berapa ya, bapak lupa .”
“ no 19 pak, “
“ ooo, udah ngga jauh ini nak, dua rumah lagi udah nyampe.”
Aku saat itu sebenarnya ragu dan lupa no kost ku, no 19 atau bukan, karena masih kacau
pikiran ku saat itu.
“ nah nak. Udah sampe kita, bapak langsung lanjut ke rumah yaa”
“ baik pak terima kasih banyak “
“ iya nak, sama-sama. “
Pak arif pun langsung pulang ke rumah nya, kini tinggal aku sendiri di depan kost no 19, aku
masih sedikit takut, karena sangat gelap, tapi akhirnya aku putuskan untuk memberanikan diri
untuk masuk ke tempat kost itu, ada hal ganjil yang pertama aku sadari, saat aku ingin
membuka pintu kost, ternyata tidak terkunci, aku mulai berfikir aku lupa mengunci pintu, aku
pun mencoba membuat perasaan bodo amat, karena badan saat itu sangat cape.
Aku pun lagsung menutup pintu dan masuk kamar, saat itu petir kembali muncul, dan angina
mulai bertiup kencang, “ kayanya bakal ujan lagi ini, mending aku cepet-cepet tidurlah”, aku
pun mulai membaringkan tubuhku di Kasur dan mulai ku Tarik selimut yang ada di atas
Kasur itu. “ saat aku berbaring seperti biasa aku memperhatikan langit-langit kamarku,
Dengan mata sayup-sayup ini ku perhatikan detail langit-langit yang ada, aku merasa motif
langit langit ini berbeda dari biasanya, aku mulai berfikir positif lagi. Mungkin ini karena aku
terlalu Lelah, jadi motifnya beda. Lalu muncul kilat yang menerangi kamarku betapa
terkejutnya aku melihat tepat di atasku terdapat kepala dengan rambut Panjang yang
menatapku, “ waaaa, apa itu….! “ aku sangat ketakutan saat itu, aku lalu keluar kamar dan
berhenti di depan pintu yang terbuka, aku ingin memasstikan apa yang aku lihat tadi, lalu
kilauan kilat kembali muncul, dan ternyata benar aku tidak salah melihat, memang ada kepala
dan rambut Panjang serta terdapat sebuah tulisan aneh di balik kasurku tadi “ SIAPAPUN
YANG ADA DISNI HARUS MATI .” , itulah tulisan yang terdapat di tembok itu. “ waaaaa,
tolong-toloooong “, aku berteriak sangat keras saat itu dan langsung keluar rumah kost itu
saat ketakutan itu pula aku ingat bahwa no kost ku adalah 9 bukan 19, aku berlari sekencang-
kencangnya, hingga jatuh karena tersandung, “ waaaa, tolong-tolonooong. “ aku mencoba
berdiri namun ada seseorang yang menepuk pundak ku
“ nak-nak, kamu kenapa ? kok ketakutan “,
“ pergi-pergi, tolooong “
“ ini aku nak pak Adi, tetangga kamu”
Pak Adi adalah tetangga kost sebelahku, dia tidak punya anak maupun istri, dia hidup sendiri
di tempat kost.
“ tolong pak Adi, tadi ada kepala di kamar kost itu “ (aku menunjuk tempat kost no 19 )
“ kepala gimana, itu kan tempat kost yang udah lama ngga ada yang nempatin, ngga ada satu
orang pun yang tinggal disana . “
“ iya pak bukan orang, Cuma kepala aja yang kegantung di atas kasurku pak .”
“ ya udah ayok kita pulang nak, ngga baik lama-lama disini. “
“tolong temenin saya pak, anterin sampe kost-kost an pak . “
“ tenang nak dendi, oke bapak anterin. “
“ maksih banyak pak “
Lalu pak adi pun mengantarkan aku pulang ke tempat kost, namun ada hal yang mengganjal
kenapa tadi pak Adi mengatakan,” ngga baik lama-lama disini “. Namun aku tidak ingin
memikirkan hal-hal lain lagi, yang aku fikirkan saat itu hanya ingin tidur dan melupakan apa
yang telah aku lihat tadi.
“ nah, nak sekarang kita udah nyampe, bapak langsung pulang ya “
“ bentar pak saya cek dulu nomor rumahnya “
“ oooo, iya nak dendi bapak tunggu “
“oh bener ternyata pak, no 9, makasih pak “.
“ yaudah bapak lanjut pulang yaa. “
“ iya pak.” (jawabku)
Aku langsung membuka pintu kost ku , “ ceklek “, sekarang waktunya tidur fikirku
Namun sebelum mengunci pintu aku melihat sekilas cahaya, seperti cahaya obor, aku mulai
berfikir apa itu pak adi atau bukan, terus ku perhatikan orang tersebut dari balik jendela, dan
ternyata benar itu adalah pak Adi, aku sangat mengenalinya karena cara berjalannya yang
sedikit menyeret kakinya, hal itu pernah ku tanyakan kepadanya kakinya dulu normal, namun
semenjak tertabrak motor kakinya menjadi tidak normal lagi, tapi muncul kembali hal aneh
yang tak terduga saat mengatarku tadi pak adi tidak menghidupkan obor sama sekali, tapi
sekarang dia membawa obor, kejadian aneh tidak berhenti disitu, kosant pak adi sebenarnya
hanya berjarak 15m dari tempat kost ku, pak adi berjalan hingga sampai di jalan bercabang,
jalan bercabang itu yang megarah ke timur merupkan desa sebelah, namun yang mengarah ke
barat merupakan tempat pemakanan, namun anehnya pak adi mengarah ke pemakaman, yang
orang tak biasa ke tempat pemakaman di larut malam seperti ini.

Anda mungkin juga menyukai