Anda di halaman 1dari 10

BAB III

KESTABILAN BENDA APUNG

A. Maksud dan Tujuan


Adapun maksud dan tujuan dari percobaan ini adalah untuk
mengetahui kestabilan benda apung dan tinggi metasentrum.

B. Alat yang Digunakan


Berikut ini adalah alat dan bahan yang digunakan:
1. Baskom berisi air
2. Unit Metacentric Height Apparatus F1-14
3. Neraca digital
4. Jangka Sorong

C. Prosedur Percobaan
Berikut ini adalah prosedur pelaksanaan pada percobaan ini:
1. Siapkan semua peralatan yang diperlukan
2. Mencatat berat masing-masing komponen yang ada pada ponton.
3. Mengukur dimensi ponton.
4. Rakit semua alat
5. Meletakkan ponton di baskom berisi air
6. Tetapkan tinggi “sliding mass” (menurut petunjuk instruktur).
7. Terlebih dahulu mengatur unting-untingnya, dimana dalam keadaan
stabil sudut bacaannya nol derajat
8. Menghitung kedalaman bagian ponton yang terendam (d), untuk
kemudian menentukan titik pusat gaya apung dari dasar pontón dalam
keadaan stabil (B).
9. Geser Ajustable Mass (berdasarkan petunjuk instruktur) ke kiri dan ke
kanan secara bertahap, masing-masing tahap diamati secara berhati-
hati dan dicatat pengamatan pada skala sudut dengan pembacaan
sudut benang unting-unting.
10. Ulangi percobaan nomor 9, dengan tinggi “sliding mass” yang
berbeda pada langkah nomor 6.
D. Dasar Teori
a) Stabilitas Benda Apung
Suatu benda dikatakan stabil bila benda tersebut tidak terpengaruh
oleh ganguan kecil (gaya) yang mencoba membuatnya tidak seimbang.
Bila sebaliknya benda itu dikatakan dalam keadaan tidak stabil atau labil.
Suatu benda terapung dalam keseimbangan stabil apabila pusat beratnya
berada dibawah pusat apung. Benda terapung dengan kondisi tertentu
dapat pula dalam keseimbangan stabil meskipun pusat beratnya berada di
atas pusat apung.
Titik metasentrum adalah titik potong antara garis vertikal yang
melalui pusat apung Bo sesudah benda digoyang dengan garis vertikal
yang melalui titik pusat Bo sebelum digoyang. Jika Mo terletak dibawah
Wo maka benda akan terapung labil dan apabila Mo terletak diatas Wo,
benda akan terapung stabil.

Gambar a.1 Titik metasentrum

Letak Mo dipengaruhi oleh sudut penggoyangan (𝛼). Sudut


penggoyangan sudut penggoyangan dihitung sedemikian rupa sehingga
lim 𝛼 sebagai pusat koordinasi diambil Wo (pusat berat); dengan
𝛼→0

demikian “ukuran stabilitas” didasarkan pada jarak MoWo = m (tinggi


metasentrum).
Apabila :
m > o (= Mo diatas Wo) : terapung stabil
m < o (=Mo dibawah Wo) : terapunglabil
m = o (= Mo pada Wo) : terapung indifferent
Gambar a.2 Stabilitas benda terapung
Setelah benda digoyang, disebelah kanan sumbu simetris terjadi
tambahan gaya apung sebesar dFB dan disebelah dan disebelah kiri terjadi
pengurangan sebesar dFB. Apabila ditinjau suatu elemen dengan luas
tampang dA dan terletak pada jarak x dari sumbu semetris, maka
penambahan gaya apung adalah.
𝛾 𝑡𝑔 𝛼 I = 𝛾V(BM sin 𝛼)

Untuk nilai𝛼 sangat kecil, sin 𝛼 = tg𝛼 ≈ 𝛼, sehingga:

I = V BM
atau
𝐼
BM =𝑉

Tinggi metasentrum adalah :


GM = BM – BG
𝐼
GM = 𝑉 – BG

Apabila G dibawah B maka BG ditambahkan. Dalam keadaan ini


tinggi metasentrum selalu positif dan keseimbangan stabil.
E. Tabel Hasil Percobaan
Dari percobaan benda apung dilakukan sesuai prosedur diatas, dan
didapat data-data sebagai berikut.
Tinggi sliding mass (a) = 64,9 mm
Berat massa transveral (sliding mass) = 221gr
Berat adjustable mass (b) = 309 gr
Dimensi ponton (p = 350 mm, l = 200 mm, t = 75 mm)
Berat total alat = 1442 gr
m
g = 9.81
s2
gram
 =1
cm 3
DATA I

Tinggi geseran sliding mass (a) = 0 mm


t
Tinggi pusat berat dari dasar ponton ( a  ) = 32,45 mm
2
Kedalaman ponton yang terendam (d) = 21 mm
d
Posisi titik apung ( ) = 1,05 mm
2
Tabel E.1 Percobaan Benda Apung untuk Percobaan I

Kekiri Kekanan
NO 𝒃. 𝑿 𝒃. 𝑿
X Φ ( ) X Φ ( )
𝑾 𝐭𝐚𝐧 𝜽 𝑾 𝐭𝐚𝐧 𝜽
1 4 1 49,106 4 0,9 54,563

2 8 1,1 89,281 8 0,9 109,126

3 12 1,6 92,059 12 1,7 86,640

4 16 2,1 93,502 16 2,3 85,364

5 24 3,3 89,193 24 3,4 86,564

6 28 4,5 76,237 28 4,3 79,797


DATA II
Tinggi geseran sliding mass (a) = 70 mm
t
Tinggi pusat berat dari dasar ponton ( a  ) = 102,45 mm
2
Kedalaman ponton yang terendam (d) = 22 mm
d
Posisi titik apung ( ) = 1,1 mm
2
Tabel E.2 Percobaan Benda Apung untuk Percobaan II

Kekiri Kekanan
NO 𝒃. 𝑿 𝒃. 𝑿
X Φ ( ) X Φ ( )
𝑾 𝐭𝐚𝐧 𝜽 𝑾 𝐭𝐚𝐧 𝜽
1 4 0,4 122,775 4 0,6 81,848
2 8 1 98,211 8 1,2 81,839
3 12 2,4 61,352 12 2,2 66,936
4 16 2,5 78,527 16 2,6 75,503
5 24 3,6 81,743 24 3,4 86,564
6 28 4,7 72,979 28 4,9 69,987

DATA III
Tinggi geseran sliding mass (a) = 140 mm
t
Tinggi pusat berat dari dasar ponton ( a  ) = 172,45 mm
2
Kedalaman ponton yang terendam (d) = 23 mm
d
Posisi titik apung ( ) = 1,15 mm
2
Tabel 3.3 Percobaan Benda Apung untuk Percobaan III

Kekiri Kekanan
NO 𝒃. 𝑿 𝒃. 𝑿
X Φ ( ) X Φ ( )
𝑾 𝐭𝐚𝐧 𝜽 𝑾 𝐭𝐚𝐧 𝜽
1 4 1,1 44,641 4 0,9 54,563
2 8 1,9 51,676 8 2,1 46,751
3 12 2,4 61,352 12 2,2 66,936
4 16 3,4 57,709 16 3,6 54,496
5 24 4,6 63,920 24 4,4 66,837
6 28 4,9 69,987 28 4,7 72,979
DATA IV
Tinggi geseran sliding mass (a) = 210 mm
t
Tinggi pusat berat dari dasar ponton ( a  ) = 242,45 mm
2
Kedalaman ponton yang terendam (d) = 24 mm
d
Posisi titik apung ( ) = 1,2 mm
2
Tabel E.4 Percobaan Benda Apung untuk Percobaan IV

Kekiri Kekanan
NO 𝒃. 𝑿 𝒃. 𝑿
X Φ ( ) X Φ ( )
𝑾 𝐭𝐚𝐧 𝜽 𝑾 𝐭𝐚𝐧 𝜽
1 4 0,5 98,219 4 0,4 122,775
2 8 1,5 65,466 8 1,3 75,542
3 12 2,4 61,352 12 2,6 56,627
4 16 4,8 40,830 16 4,6 42,613
5 24 6,2 47,341 24 6,0 48,931
6 28 7 48,866 28 6,9 49,581

DATA V
Tinggi geseran sliding mass (a) = 280 mm
t
Tinggi pusat berat dari dasar ponton ( a  ) = 312,45 mm
2
Kedalaman ponton yang terendam (d) = 25 mm
d
Posisi titik apung ( ) = 1,25 mm
2
Tabel E.5 Percobaan Benda Apung untuk Percobaan V

Kekiri Kekanan
NO 𝒃. 𝑿 𝒃. 𝑿
X Φ ( ) X Φ ( )
𝑾 𝐭𝐚𝐧 𝜽 𝑾 𝐭𝐚𝐧 𝜽
1 4 1,9 25,838 4 2,1 23,376
2 8 2,5 39,264 8 2,4 40,902
3 12 3,7 39,764 12 3,8 38,715
4 16 4,9 39,993 16 5,0 39,189
5 24 6,1 48,123 24 6,0 48,931
6 28 8 42,692 28 7,8 43,801
F. Tabel Hasil Perhitungan dan Gambar Grafik

a) Tabel Hasil Perhitungan :


Perhitungan  rata-rata
Pada X = 4 mm, diambil rata-rata dari  kiri dan  kanan
𝜃𝑘𝑖𝑟𝑖 + 𝜃𝑘𝑎𝑛𝑎𝑛
𝜃 rata-rata =
2
1 + 0,9
𝜃 rata-rata = = 0,95
2
b.X
Kemudian untuk perhitungan ( ) rata  rata diambil rata-rata dari data
W tan 
kiri dan kanannya.
𝑏. 𝑋 𝑏. 𝑋
𝑏. 𝑋 (𝑊 tan 𝜃 )𝑘𝑎𝑛𝑎𝑛 + (𝑊 tan 𝜃)𝑘𝑖𝑟𝑖
( ) =
𝑊 tan 𝜃 𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 2
49,11 + 54,56
=
2
𝑏. 𝑋
( ) = 51,835
𝑊 tan 𝜃 𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎

Untuk perhitungan data-data selanjutnya dapat dilihat pada tabel-tabel di


bawah.

Tabel F.1 Perhitungan Benda Apung untuk Percobaan I, a = 0 cm

Hasil Rerata
No
𝑏. 𝑋
X 𝜃 rata-rata ( )
𝑊 tan 𝜃 𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎
1 4 0,95 51,8343
2 8 1 99,2035
3 12 1,65 89,3495
4 16 2,2 89,4331
5 24 3,35 87,8787
6 28 4,4 78,0173
Tabel F.2 Perhitungan Benda Apung untuk Percobaan II, a = 7 cm

Hasil Rerata
No
𝑏. 𝑋
X 𝜃 rata-rata ( )
𝑊 tan 𝜃 𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎
1 4 0,5 102,311
2 8 1,1 90,0253
3 12 2,3 64,1443
4 16 2,55 77,0151
5 24 3,5 84,1538
6 28 4,8 71,4832

Tabel F.3 Perhitungan Benda Apung untukPercobaan III, a = 14 cm

Hasil Rerata
No
𝑏. 𝑋
X 𝜃 rata-rata ( )
𝑊 tan 𝜃 𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎
1 4 1 49,6017
2 8 2 49,2138
3 12 2,3 64,1443
4 16 3,5 56,1025
5 24 4,5 65,3785
6 28 4,8 71,4832

Tabel F.4 Perhitungan Benda Apung untuk Percobaan IV, a = 21 cm

Hasil Rerata
No
𝑏. 𝑋
X 𝜃 rata-rata ( )
𝑊 tan 𝜃 𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎
1 4 0,45 110,497
2 8 1,4 70,5039
3 12 2,5 58,9898
4 16 4,7 41,7215
5 24 6,1 48,1359
6 28 6,95 49,2237
Tabel F.5 Perhitungan Benda Apung untuk Percobaan V, a = 28 cm

Hasil Rerata
No
𝑏. 𝑋
X 𝜃 rata-rata ( )
𝑊 tan 𝜃 𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎
1 4 2 24,6069
2 8 2,45 40,0826
3 12 3,75 39,2394
4 16 4,95 39,5907
5 24 6,05 48,527
6 28 7,9 43,2466

b) Grafik Analisa Perhitungan


Berikut adalah grafik-grafik yang menunjukkan hubungan tinggi
metasentrum (GN) dengan titik berat.

Grafik hubungan antara GN dengan besarnya geseran


Adjustable Mass arah Kekiri pada X = 16
30
25
Titik Berat (a)

20
15
10
5
0
0 20 40 60 80 100
Tinggi Metasentrum (GN)

Grafik hubungan antara GN dengan besarnya geseran


Adjustable Mass arah Kekanan pada X = 16
30
25
Titik Berat (a)

20
15
10
5
0
0 20 40 60 80 100
Tinggi Metasentrum (GN)
3.8 Kesimpulan
Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Ponton dapat dikatakan stabil atau tidak, dinyatakan dari letak titik
berat terhadap garis kerja gaya apung.
2. Jika titik berat (sliding mass) diubah kedudukannya semakin tinggi dan
adjustable mass digeser kedudukannya menjauhi titik berat ponton,
maka semakin besar sudut yang terjadi.
3. Tinggi Metasentrum (GM) sangat dipengaruhi oleh jarak geseran.
4. Ketinggian Metasentrum berubah-ubah bersamaan dengan perubahan
tinggi Sliding Mass.

Anda mungkin juga menyukai