NIM: 207.17.031
RUANGAN : 1 PIAUD
SEMESTER: 6
INDIKATOR:
Anak mampu berkomunikasi secara lisan, memperkaya perbendaharaan kosa kata dan menulis
dengan symbol symbol.
METODE : BERCERITA
METODE BERCERITA
Sebuah cerita atau dongeng anak umumnya menyajikan alur dan tutur bahasa yang
ringan danmenyenangkan, sehingga mudah dipahami anak. Gaya bercerita, intonasi,
ekspresi dan pelafalan yang jelas merupakan bagian penting dalam bercerita yang
dapat memudahkan penyerapan dan pemahamananak akan nilai yang terkandung
dalam cerita atau dongeng tersebut, serta berkembangnya imajinasi anak.
yang terkandung dalam sebuah cerita atau dongeng merupakan energi,
gambarankekuatan sebuah cerita. Di samping itu, cara bercerita kita sebagai orang tua
tentu lebih mengentalkan efek tersebut agar lebih disukai anak-anak. Bagaimana kita
bercerita dan kekuatan apa yang terkandung dalam sebuah cerita hinga bisa
memberikan manfaat bagi kepribadian anak.
Metode bercerita adalah cara bertutur kata dan menyampaikan cerita atau memberikan
penerangankepada anak secara lisan adapun tujuan digunakannnya metode ini adalah
B.Teknik Bercerita
Berikut ini ada beberapa teknik atau cara bercerita yang bisa menjadi pengetahuan
dasar kitabercerita atau mendongeng kepada anak-anak kita.).banyak membaca dari
buku-buku cerita atau dongeng yang benar-benar sesuai untuk anak-anak, serta banyak
membaca dari pengalaman atau kejadian sehari-hari yang pantas diberikan kepada
anak-anak.banyak membaca akan memperkaya perbendaharaan kata.
1. cerita yang harus kita pilih bersifat menarik dan sesuai dengan dunia anak, sehingga
cerita yang kita bacakan lebih fariatif dan tidak membuat anak bosan.
2. basakan untuk ngobrol dengan anak karena dengan mengobrol kita bisa mengetahui
dan memahami gaya bahasa anak kita, istilah yang dia gunakan, serta sejauh mana
pemahamannyaakan sesuatu. Dengan menanggapai obrolannya, ceritanya,
pembicaraannya, kita jadi lebih paham apa yang ia sukai dan ia tidak sukai, sehingga
memudahkan kita bercerita kepadanya. Kemauan mendengar merupakan realisasi dari
cinta dan kasih sayang kita kepadanya.
3. berikan penekanan pada dialog atau kalimat tertentu dalam cerita yang kita bacakan
atau kita tuturkan,kemudian lihat reaksi anak. +ni untuk mengetahui apakah cerita kita
menarik hatinya atau tidak,sehingga kita bisa melanjutkannya atau menggantinya
dengan cerita yang lain.
5. Berceritalah pada waktu yang tepat, yaitu di waktu anak kita bisa mendengarkan
dengan baik, sehingganilai-nilai yang terkandung dalam cerita bisa diserap dengan baik.
6. Cara bercerita atau mendongeng erat kaitannya dengan kekuatan sebuah cerita
dalam membangun kepribadian anak. Ada beberapa unsur cerita yang menjadi
kekuatan cerita tersebut. '
Kekuatan ini berkaitan dengan isi pesan dan sifat cerita atau dongeng, serta dampak
yang ditimbulkannya, yaitu
7. Sarat nuansa hiburan yang mendidik dan keratif bagi anak-anak, sehingga anak
merasa senang dan terhibur.
8. Mengandung pesan moral yang dalam dan komprehensif, sehingga cerita bisa
dijadikan cara mendidikyang tanpa disadari anak.
10. Sebuah cerita biasanya membuat penasaran, sehingga merangsang rasa ingin tahu
anak akankelanjutannya dan akhir ceritanya.
11. Dongeng atau cerita merupakan aktivitas rileks yang memang memiliki potensi
konstruktif untukmendukung tumbuhkembangnya mental dan kepribadian anak, bahkan
memberikan efek menidurkananak.
12. Membentuk visualisasi anak dari cerita yang didengarkan. Anak dapat
membayangkan seperti apa tokoh-tokoh maupun situasi yang muncul dari dongeng
tersebut, sehingga dalam bisa melatih kreativitas anak.
13. Kekuatan cerita harus didukung dengan kemampuan dan cara kita bercerita, serta
jenis cerita yang kita pilih, sehingga bisa bermanfaat dalam membangun mental dan
kepribadian anak. Sejatinya,ada makna di balik setiap cerita.
C. Bentuk bentuk Bercerita
• Intonasi suara
• Posisi duduk anak, tiap anak dapat melihat guru 6kontak mata7
• jika ada anak yang tidak dapat diam, sebaiknya didudukan dekat guru, sehingga
mudah menegur dengan hanya menyentuhnya saja.2. &ercerita dengan alat peraga tak
langsung, yang terbagi antara lain(
• Stiry reading
• Sandiwara boneka
• Mula cerita
• Isi cerita mengandung beberapa unsur yang sudah disebut pada pendahuluan.
Hal-hal tersebut di atas perlu juga untuk cerita dengan alat peraga tiruan maupun
gambar lepas.
• Alat peraga berupa gambar dalam satu buku merupakan gambar seri
• Sambil bercerita guru memperlihatkan gambar satu persatu sesuai dengan bagian
yang sedang diceritakan.
• Tiap cerita guru, ditunda untuk menjelaskan gambar. Hal itu agar dilakukan selancar
mungkin, sehingga anak merasa ceritanya diputus-putus.
• Dimaksudkan untuk memberi kesempatan anak untuk berkespresi secara bebas tapi
tertib
• Guru mengatur posisi duduk anak kemudian menjelaskan apa yang akan dilakukan.
• Anak aktif mencari hubungan antara gambar-gambar dan membuat kesimpulan dan
sedikit mungkin dibantu oleh guru.