Kelompok 3 (Terzaghi) PDF
Kelompok 3 (Terzaghi) PDF
“Analisis Terzaghi”
Dosen
Agyanata Tua Munthe, ST, MT
Nama Kelompok :
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MERCUBUANA
I
KATA PENGANTAR
Penulis
I
DAFTAR ISI
II
BAB 1
PENDAHULUAN
1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pondasi
Pondasi adalah bagian terendah dari bangunan yang meneruskan beban bangunan
ke tanah atau batuan yang ada di bawahnya. Terdapat dua klasifikasi pondasi ,
yaitu pondasi dangkal dan pondasi dalam .
Peck et al. (1953) membedakan pondasi sumuran (dalam) dengan pondasi
dangkal, yaitu dari nilai kedalaman (Df) dibagi lebarnya (B). (Gambar 2.1)
2
Pondasi tiang (pile foundation), digunakan bila tanah pondasi pada kedalaman
yang normal tidak mampu mendukung bebannya, sedangkan tanah keras terletak pada
kedalaman yang sangat dalam. Demikian pula, bila pondasi bangunan terletak pada tanah
timbunan yang cukup tinggi, sehingga bila bangunan diletakkan pada timbunan akan
dipengaruhi oleh penurunan yang besar. Beda antara pondasi sumuran dan tiang adalah
pondasi tiang umumnya berdiameter lebih kecil dan lebih panjang, walaupun pada waktu
sekarang terdapat tiang bor yang diameternya cukup besar pula.
Pada prinsipnya, pondasi dalam adalah pondasi yang di dalam mendukung beban
bangunan mengandalkan tahanan ujung dan tahanan gesek dindingnya, sedangkan pondasi
dangkal hanya mengandalkan tahanan ujungnya saja, karena tahanan gesek dindingnya
kecil.
3
bersifat plastis. Konsep ini pertama kali dikenalkan oleh Prandtl (1921), yang
kemudian dikembangkan oleh Terzaghi (1943), Mayerhof (1955) dan lain-lainnya.
Persamaan-persamaan kapasitas dukung tanah yang diusulkan, umumnya
didasarkan pada persamaan Mohr-Coulomb:
Dengan,
qu = (3.2)
Dengan,
4
A = Luas pondasi (m2)
Dalam analisis kapasitas dukung tanah, ditinjau suatu pondasi berbentuk memanjang
tak terhingga, dengan lebar B yang terletak diatas tanah yang homogen dan dibebani dengan
beban terbagi rata qu (Gambar 3.5a). Beban total pondasi per satuan panjang adalah =
quB. Karena pengaruh beban pu tersebut, pada tanah tepat di bawah pondasi akan terbentuk
sebuah baji memaksa tanah di sekitarnya bergerak, yang menghasilkan zona geser di kanan
dan kirinya dengan tiap-tiap zona terdiri dari 2 bagian, yaitu bagian geser radial yang
berdekatan dengan baji dan bagian geser linier yang merupakan kelanjutan dari bagian
geser radial.
5
Contoh soal:
Gambar A12
Penyelesaian:
,
= (30 57,8) 1 0,3 18 41,4 0,5 18 1,5 42,4
,
1 0,2
= 3355,8 kN/m2.
6
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kapasitas dukung teori Terzaghi telah banyak digunakan dalam menghitung
kapasitas dukung pada tanah granuler dan tanah-tanah yang mempunyai kohesi
dan sudut gesek dalam, karena persamaan kapasitas dukungnya memberikan
hasil yang sangat hati-hati.
3.2 Saran
Hitungan kapasitas dukung tanah harus selalu mempertimbangkan sifat-sifat
permeabilitas tanah. Untuk tanah yang berpeamibilitas rendah (tanah berbutir
halus: Lempung), analisis kapasitas dukung dalam keadaan kritis terjadi pada
kondisi jangka pendek atau segera setelah selesai pelaksanaan. Untuk itu,
analisis harus didasarkan pada kondisi tak terdrainase (undrained) dengan
menggunakan parameter tegangan total .
7
DAFTAR PUSTAKA