Bab 3
Bab 3
Mikroorganisme
Karies
Host Substrat
Tidak Karies
Waktu
26
27
Usia
Pedesaan Frekuensi
Karies
Letak Geografis
Perkotaan Frekuensi
Karies
Jenis Kelamin
Perilaku
Karies tidak hanya disebabkan oleh faktor yang ada di dalam mulut
atau yang langsung berhubungan dengan karies, tetapi juga ada faktor luar yang
tersebut antara lain adalah lingkungan dan sosial budaya (Pratiwi 2013).
Lingkungan yang salah satunya berupa tempat tinggal dan sosial budaya yaitu
28
mata pencaharian dapat mempengaruhi status kesehatan gigi dan mulut seseorang
atau masyarakat ( Setyohadi dkk. 2012). Faktor kultur sosial yang berkembang
juga dapat menyebabkan banyaknya kejadian karies gigi. Budaya yang ada pada
biasa terjadi pada anak-anak, dapat sembuh seiring dengan bertambahnya usia
pada anak-anak dipengaruhi oleh faktor perilaku anak. Perilaku anak-anak erat
kaitannya dengan tingkat pengetahuan anak mengenai kesehatan gigi dan mulut.
penyakit gigi dan mulut yang disebabkan oleh rendahnya tingkat pendidikan,
dini, karena usia dini anak mulai mengerti akan pentingnya kesehatan serta
larangan yang harus dijauhi atau kebiasaan yang dapat mempengaruhi keadaan
lokasi kedua SD tersebut, pelayanan kesehatan, sikap orang tua, media cetak,
penelitian, terbentuknya perilaku yang didasari oleh pengetahuan yang akan lebih
awet daripada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan. Pengetahuan anak
tidaknya kebersihan gigi dan mulut anak. Tingkat pengetahuan kesehatan pada
anak dipengaruhi oleh tingkat pendidikan dari orang tua, karena peran orang tua
sangat mempengaruhi keadaan kesehatan gigi dan mulut anak (Pradita dkk. 2013).
Kesehatan gigi anak sangat bergantung pada orang tua atau orang yang
mengasuhnya. Oleh karena itu orang tua serta anak-anak perlu mendapatkan
informasi dan pengetahuan tentang karies gigi agar memperoleh kesehatan gigi
oleh lingkungan tempat mereka tinggal. Lingkungan adalah segala sesuatu yang
ada disekitar individu, baik lingkungan fisik, biologis, maupun sosial. Lingkungan
mengenai kesehatan gigi. Daerah pedesaan dan perkotaan yang berbeda situasi
dan kondisi akan sangat berpengaruh terhadap kesadaran tentang kesehatan gigi
khusunya gula banyak terkandung dalam jajanan yang dikonsumsi anak sekolah.
Kebiasaan anak makan cokelat, permen terlalu sering dan tidak diakhiri dengan
30
Kesadaran anak-anak, tingkat pengetahuan kesehatan gigi dan mulut masih sangat
frekuensi karies pada anak-anak (Prasetya dkk. 2016). Anak Taman Kanak-Kanak
(TK) yang terletak di daerah pinggiran, dengan asumsi letaknya yang cenderung
jauh dari perkotaan dan perawatan kesehatan gigi cenderung kurang mendapat
gigi dan mulut pada murid kelas VI SD di Kota Jambi, menunjukkan bahwa
terdapat perbedaan prevalensi karies daerah kota dan desa. Hal ini dimungkinkan
sehingga tiap pelosok lebih dapat terjangkau program usaha kesehatan umum dan
gigi. Orang tua di kota lebih mengetahui bagaimana menjaga kebersihan gigi dan
mulut anaknya serta lebih cepat mendapatkan pelayanan kesehatan gigi bila
memerlukan.
sedini mungkin pada anak agar mereka dapat mengetahui cara memelihara
kesehatan gigi dan mulut secara baik dan benar (Haryani 2003). Berdasarkan dari
uraian data diatas, dapat diambil suatu hipotesis bahwa terdapat perbedaan
frekuensi karies gigi anak Taman Kanak-Kanak (TK) di daerah pedesaan dan
31
perkotaan dan frekuensi karies gigi anak Taman Kanak-Kanak (TK) di daerah