Anda di halaman 1dari 6

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No.

1, (2012) 1-6 1

Eksplorasi Parameter Fisik Cekungan Migas di Perairan


Blok Ambalat Dengan Metode Gravitasi
Lutfia P.I.A, Mahmud Musta’in, Mukhtashor, Syaiful Bachry
Teknik Kelautan, Fakultas Teknologi Kelautan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS)
Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111
E-mail: mmustain@its.ac.id

Abstrak - Penelitian ini bertujuan untuk memberikan meliputi metode gravitasi (gravity), metode magnetik, dan
pengetahuan dalam mengeksplorasi potensi sumber daya metode seismik [3].
mineral khususnya minyak dan gas bumi, dengan Eksplorasi sumber daya alam di bawah dasar laut dengan
menggunakan metode gravitasi di perairan Ambalat. metode geofisika dimaksudkan untuk menyelidiki atau
Metode eksplorasi gravitasi dilakukan untuk menyelidiki mendapatkan deposit hidrokarbon yang tersembunyi (minyak,
keadaan bawah permukaan. Lapisan struktur bawah gas, dan sumber mineral lainnya). Metode gravity adalah salah
permukaan tanah diteliti berdasarkan variasi pada medan satu metode geofisika, dimana prinsip utama dari metode ini
gravitasi bumi yang disebabkan oleh perbedaan densitas adalah mengukur variasi perbedaan gravitasi secara lateral dari
antara lapisan bawah permukaan batuan. Landasan satu daerah observasi di permukaan bumi dan mengoreksinya
konsep yang dipergunakan adalah sebuah benda penyebab dengan pengukuran atau harga gravitasi teoritis selanjutnya
anomaly (causative body), dimana sebuah unit batuan akan dibuat peta anomali gravitasi yang dapat dihubungkan
memiliki perbedaan medan gravitasi yang kemudian dengan keadaan struktur geologi di bawah permukaan. Harga
disebut sebagai anomali gravitasi. Pada daerah penelitian dari pengukuran gravitasi di daerah observasi sangat
diketahui memiliki banyak kandungan sedimen pasir, tergantung dari variasi lateral densitas material di permukaan
kerikil, lempung, gamping yang telah terkompaksi menjadi bumi, toprografi, elevasi, posisi lintang, dan pasang surut pada
batuan dengan densitas rata-rata 2.000 gram/cm3. Dari daerah observasi.Secara prinsip, metode gravity digunakan
data-data kandungan sedimen tersebut perairan ambalat karena kemampuannya dalam membedakan densitas dari suatu
memiliki potensi migas. Dari hasil perhitungan tugas akhir sumber anomali lingkungan di sekitarnya. Dari variasi
ini diketahui volume cekungan migas sebesar 615440×1012 densitas tersebut dapat diketahui bentuk struktur bawah
liter dengan nilai Validasi tingkat error rata-rata sebesar permukaan suatu daerah. Dalam suatu eksplorasi, baik dalam
-0,828255. mencari minyak bumi maupun mineral, metode gravitasi ini
banyak digunakan pada penelitian pendahuluan
Kata Kunci: anomali, densitas, metode gravitasi, sedimen
II. DASAR TEORI
I. LATAR BELAKANG
Pada bagian ini, akan dijelaskan beberapa dasar yang dijadikan
Minyak bumi dan gas alam merupakan sumber daya alam teori dalam pengerjaan tugas akhir ini.
tak terbarui (non renewable). Eksploitasi yang dilakukan
secara terus menerus terhadap sumber daya alam tak terbarui A. Sejarah Terbentuknya Hidrokarbon dan Petroleum System
di darat, menyebabkan cadangan tersebut kian menipis. Untuk Jutaan tahun yang lalu dalam lingkungan perairan bahan
mengatasi masalah ini, maka manusia mencari cadangan yang organik tertimbun di dasar laut, karena pengaruh tekanan dan
sama dari bawah dasar laut [12]. Maka pencarian sumber- perubahan suhu bahan-bahan tersebut terkonversi menjadi
sumber cadangan minyak baru terus gencar dilakukan, tidak hidrokarbon [14]. Minyak bumi terbentuk dari fosil-fosil
hanya didarat tetapi juga di laut. Teknologi eksplorasi dan hewan dan tumbuhan kecil yang hidup di laut dan tertimbun
eksploitasi minyak di laut juga terus dikembangkan untuk selama berjuta-juta tahun lampau. Ketika hewan dan
mempermudah pencarian, pengeboran, produksi dan tumbuhan laut mati, jasad mereka tertimbun oleh pasir
transportasinya. dan lumpur di dasar laut. Setelah ribuan tahun tertimbun,
Dewasa ini eksplorasi dan eksploitasi lepas pantai di akibat pengaruh tekanan dan suhu bumi yang tinggi,
Indonesia telah berkembang di perairan lepas pantai yang lapisan-lapisan lumpur dan pasir berubah menjadi batuan.
semakin dalam, yaitu di perairan lepas pantai untuk Akibat tekanan dan panas bumi, fosil hewan dan
dieksploitasi. Pengetahuan tentang geologi (termasuk tumbuhan yang terjebak di lapisan batuan secara perlahan
geofisika, geokimia, dan lain-lain) dari sea bed dan lapisan- berubah menjadi minyak mentah dan gas alam. Kedua bahan
lapisan di bawahnya adalah sangat penting sebagai dasar untuk tersebut terperangkap di antara lapisan-lapisan batuan dan
pengembangan tersebut. Pengetahuan tentang metode yang tidak dapat keluar. Batuan-batuan yang ada didalam
dipakai untuk mendapatkan pengetahuan tersebut adalah juga permukaan bumi memiliki jenis-jenis berbeda diantaranya
sangat penting. Metode yang penting peranannya adalah terdapat batuan metamorf, sedimen dan beku. Batuan
metode geofisika (geophhysics method). Metode geofisika ini metamorf adalah batuan yang merupakan batuan alihan dari
batuan sedimen ataupun beku akibat tekanan dan temperature.
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-6 2

Batuan sedimen adalah batuan yang merupakan produk pada massa m partikel tunggal tersebut pada jarak r dapat
sedimentasi hasil perombakan batuan yang telah ada (sedimen ditampilkan pada persamaan 2.3.
klastik), maupun batuan yang terbentuk akibat aktifitas g= G (2.3)
organisme atau proses kimiawi (sedimen non klastik), misal:
batugamping, batugaram (halite) dsb, dan batuan beku adalah D. Metode Gravitasi
batuan yang terbentuk akibat pembekuan magma dibawah Metode gravitasi merupakan salah satu metode geofisika
permukaan. yang didasarkan pada pencarian perbedaan kecil medan
gravitasi akibat adanya perbedaan nilai rapat massa material
B. Jenis-Jenis Jebakan Hidrokarbon
pada bawah permukaan. Karena metode gravitasi dapat
Sebuah jebakan kemungkinan terbentuk secara struktur mengetahui perbedaan rapat massa suatu material dengan
oleh proses dari deformasi batuan yang terjadi karena lingkungan sekitarnya, metode ini dapat memperkirakan
pergerakan dari kerak bumi. Oleh karena itu jebakan akan struktur bawah permukaan, sehingga sering digunakan dalam
menjadi poin tertinggi pada batuan reservoir, dimana gas dan eksplorasi, baik untuk eksplorasi minyak maupun eksplorasi
minyak terkonsentrasi pada lapisan batuan reservoir dan mineral lainnya. Dalam pengukuran metode gravitasi, nilai
mencegah dari kebocoran keluar. Pada batuan jebakan yang diperoleh bukan merupakan nilai gravitasi asli wilayah
reservoir, fluida tidak dapat bergerak lebih jauh dan akan tersebut, melainkan ada beberapa faktor lain yang
terpisahkan berdasarkan dari densitas masing-masing mineral. mempengaruhinya, antara lain ketinggian wilayah pengamatan,
Gas akan bergerak ke bagian paling atas, minyak berada di perbedaan lintang, pasang surut, topografi, kesalahan pada
tengah, dan air akan berada paling bawah. alat, dan lain-lain.
C. Konsep Dasar Gravity Metode gravitasi biasanya digunakan untuk survei awal
dalam eksplorasi, umumnya digunakan dalam eksplorasi
Teori mengenai gravitasi dikemukakan oleh Sir Issac
minyak, yakni digunakan untuk menemukan struktur yang
Newton pada tahun (1642-1722) yang menjelaskan bahwa
dianggap sebagai oil trap.
gaya tarik-menarik antara dua buah partikel sebanding dengan
perkalian massa kedua partikel tersebut dan berbanding
terbalik kuadrat jarak antara pusat keduanya.

F
m1 m2
r
Gambar 2.1 Gaya tarik-menarik antara dua buah benda
Harga konstanta G (universal gravitational constant)
diperoleh dari hasil percobaan Hensry Cavendish dengan
menggunakan torsion balance pada tahun 1978. Perhitungan
tersebut menghasilkan harga G sebesar 7,54x104 (cgs unit).
Harga G yang dipakai merupakan hasil percobaan Heyl dan
Chrzannowski pada tahun 1942 [12], dihasilkan pada
persamaan (2.1).

G = 6,673 X 10-8 (gram/cm3)/s2 (2.1)


= 6,673 X 10-11 (kg/m3)/s2

Dengan menggunakan hukum newton II yaitu F = m.g ke


dalam persamaan (2.2a) dan persamaan maka kita akan
mendapatkan persamaan (2.2b).
F = m1( ) = m1.g2 (2.2a)
F = m2( )= m2.g1 (2.2b)
Dimana : = besar gaya tarik menarik (Newton)
m1 = massa benda 1 (kg)
m2 = massa benda 2 (kg)
r = jarak antara m1dan m2(meter)
g1 = gaya gravitasi akibat massa m1 yang dialami
oleh massa m2
g2 = gaya gravitasi akibat massa m1 yang dialami oleh
massa m1
Dari persamaan 2.2a dan 2.2b di atas, g1 dan g2 melambangkan
percepatan. Sehingga percepatan gravitasi yang bergantung
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-6 3

Gambar 2.2Ilustarsi pengukuran gravity


(www.wikipedia.com/geophisic)
Tabel 2.1Nilai densitas beberapa material
Gambar 2.2 dapat diketahui bahwa ada beberapa titik
pengukuran yang memiliki nilai gravityyang lebih besar
dibandingkan dengan titik pengukuran sekitarnya. Hal tersebut
mengindikasikan bahwa di bawah permukaan memiliki nilai
densitas yang berbeda, tergantung batuan atau material yang
terdapat di bawah permukaan tersebut. Semakin tinggi nilai
densitas suatu wilayah, maka nilai gravitasinya juga semakin
besar. Selain itu, nilai gravitasi suatu wilayah akan besar
apabila pengukuran dilakukan pada daerah yang tinggi.
Pengukuran nilai gravitasi dilakukan dengan menggunakan alat
gravimeter yang memiliki ketelitian tinggi sehingga mampu
mengetahui adanya perbedaan nilai gravity suatu material
dengan lingkungan sekitarnya.
Harga gravitasi yang terukur pada alat gravimeter bukan
nilai gravity asli pada titik pengukuran tersebut, melainkan
Dari nilai densitas suatu material tersebut dapat diketahui
total gaya percepatan yang dimiliki oleh suatu titik akibat
batuan apa yang terdapat di bawah permukaan sehingga kita
berbagai sumber. Beberapa sumber yang mempengaruhi
dapat mengetahui jenis reservoirnya.
pengukuran gravityantara lain:
 Posisi bumi dalam pergerakan tata surya, terutama
bulan dan matahari (pasang surut) III. METODOLOGI PENELITIAN
 Perbedaan lintang dipermukaan bumi
 Perbedaan ketinggian permukaan bumi (elevasi) A. Umum
 Efek topografi Penelitian ini adalah dengan menggunakan data sekunder
 Perubahan rapat massa disuatu tempat(densitas bawah Anomali Bouguer di daerah perairan Ambalat . Analisa
permukaan) dilakukan dengan menggunakan data sekunder dari lokasi
Untuk menghindari efek perubahan nilai gravitasi akibat observasi. Proses analisa ini dilakukan sampai diperoleh
adanya pengaruh yang tidak dikehendaki, maka dalam interpretasi yang akurat dari lokasi observasi. Proses analisa
perhitungan nilai gravitydiperlukan adanya koreksi. menggunakan bantuan software Grav2DC untuk proses
interpretasi data secara dua dimensi (2-D). Hasil analisa
E. Koreksi Dalam Metode Gravity tersebut selanjutnya dilakukan validasi terhadap perhitungan
Banyak faktor yang mempengaruhi pembacaan nilai secara manual. dengan perhitungan manual pengaruh
gravity pada suatu titik pengukuran, baik itu terdapat diatas gayaberat dome (kubah) dan silinder horisontal Metode
permukaan maupun bawah permukaan. Pengaruh di atas Talwani. Dari interpretasi ini akan diperoleh pemodelan (dua
permukaan diantaranya adanya perbedaan ketinggian, dimensi) dan spesifikasi-spesifikasi lain dari lokasi observasi,
perbedaan topografi, lintang, pasang surut (tide), dan sehingga dapat diambil beberapa catatan-catatan penting
kesalahan pembacaan pada alat (drift). Pengaruh-pengaruh khususnya berhubungan dengan eksplorasi hidrokarbon.
tersebut merupakan koreksi-koreksi yang digunakan dalam
metode gravitasi. Sedangkan perbedaan yang terjadi di bawah
B. Pengumpulan Data-Data Pendukung
permukaan biasanya diakibatkan oleh perbedaan nilai densitas
material bawah permukaan. Namun dalam hal ini yang Dalam pengumpulan data-data pendukung adalah mencari
menjadi target utama adalah perbedaan densitas bawah dan mengumpulkan data-data yang berhubungan dengan segala
permukaan, sehingga faktor lain yang terekam pada permasalahan interpretasi anomali gaya berat untuk keperluan
pembacaan dialat harus dihilangkan. eksplorasi di bawah dasar laut. Data yang digunakan dalam
pengerjaan tugas kahir ini adalah data sekunder, yaitu data
yang didapat dengan tanpa melakukan pengamatan langsung
atau mendatangi lokasi studi. Data sekunder ini diperoleh dari
Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan
(PPGL). Data sekunder yang diperoleh dan diperlukan dalam
pengerjaan tugas akhir ini adalah:
1. Peta anomali Bouger (Bouger anomali map) Indonesia
dengan skala 1:5.000.000 cm. Peta ini menyajikan bentuk-
bentuk anomali untuk seluruh wilayah laut Indonesia.
2. Peta sedimen permukaan dasar laut wilayah Indonesia
(surficial sediment map of the Indonesia seas) dengan
skala 1:5.000.000 cm. Peta ini memberikan informasi
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-6 4

mengenai sedimen di permukaan dasar laut untuk seluruh adalah nilai kedalaman, Garis putus-putus pada kurva adalah
wilayah laut Indonesia. anomali observasi garis kontinu adalah anomali hasil
3. Peta sumber daya mineral dan energi lepas pantai perhitungan (respon dari pemodelan). Model struktur sebagai
Indonesia (mineral and energy resources map of cermin keberadaan benda anomali yang sebenarnya. Dan
Indonesian offshore) dengan skala 1:5.000.000 cm. Peta ini diketahui nilai rata-rata mineral 8 potongan pemodelan sebesar
memberikan informasi mengenai lokasi penyebaran 2 gram /cm3.
mineral (hidrokarbon) untuk seluruh wilayah laut Tabel 4.1 Posisi X dan Z pada setiap sudut benda untuk
Indonesia.
potongan 1

IV. ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN Jarak (X) Kedalaman (Z)


Titik Sudut
(km) (km)
A. Analisa Lokasi
Pada lokasi gambar 4.1 penelitian bisa dilihat bahwa lokasi 1 -451,281 2,722
ini memiliki kontur dengan bentuk dome (kubah).
2 -389,048 1,740
116 0 118 0 120 0 122 0 124 0 80
U 3 -253,914 0,832

B T
0
4 -138,820 0,564
6

S 5 16,624 0,450

4
0
6 112,056 0,681

7 234,801 2,112
20
8 275,817 2,955

Gambar 4.1 Garis potongan melintang kuntur anomali gravity


Bouger perairan Ambalat.

Gambar 4.1 dengan bentuk kontur yang tertutup, diambil


delapan potongan atau sayatan agar mempermudah dalam
melakukan interpertasi model. Dari delapan potongan tersebut 4 5 6
3
memiliki nilai jarak dan ketinggian yang berbeda sesuai
2
dengan arah yang ditafsirkan. Misalnya pada potongan 1 7
diketahui dengan arah (40LU-1190BT), dengan position 1
8
minimal -460 km dan maksimum 285 km sebagai sumbu X
dan anomali diambil 200-400 km sebagai sumbu Z, sumbu X Gambar 4.2 Bentuk perkiraan struktur dua dimensi, potongan
menunjukkan geometris bidang horizontal dan sumbu Z 1 dengan arah 0⁰
menunjukkan geometri bidang vertikal. Dari satu potongan
tersebut maka akan dapat dilihat bentuk potongan kontur yang C. Interpertasi 3 Dimensi
berupa antiklin hampir menyerupai bentuk setengah bola. Dari hasil interpertasi bentuk penampang kurva dua
dimensi pada tiap-tiap body untuk setiap lokasi kemudian
B. Pemodelan Grav2DC
digabungkan
Pemodelan dengan menggunakan software Grav2DC Hasil dari pegabungan ini akan menampilkan bentuk tiga
mengintepretasikan dari gambar anomali Bouger, sehingga dimensi struktur rangka dan struktur solid. Hasil dari
akan menghasilkan nilai kedalaman dari permukaan bawah pemodelan lokasi pemotongan 1,2,3,4,5,6,7,8 adalah berupa
yang diteliti. Pada contoh pemodelan tabel dan pemotongan 1 kubah anomali positif.
dibawah ini menunjukan nilai jarak dan kedalaman masing-
masing titik sudut poligon.dan pada gambar-gambar hasil dari
pemodelan Grav2DC dari permukaan bawah perairan Ambalat
dibagi delapan sayatan dengan bentuk setengah dome (kubah)
diketahui berbagai pengertian sumbu dan pemodelan Grav2DC
seperti sumbu X merupakan nilai jarak lintasan mencapai
maksimum sumbu Y pada area kurva adalah nilai anomali
pengamatan, sedangkan sumbu Z negatif pada area pemodelan
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-6 5

Tabel 4.2 Nilai rata-rata diameter cekungan tiap


potongan

Gambar 4.3 Hasil pengggabungan struktur rangka untuk


perairan Ambalat
Pada Tabel 4.10 rata–rata nilai diameter dari
D. Memperkirakan Volume Cekungan seluruh potongan sebesar 560,381 km, sedangkan
Untuk memperkirakan volume cekungan pada hasil rumus, tabung, dan dome (kubah) menghendaki nilai
Grav2dc kami menggunakan rumus V(isi) = Luas Alas x jari–jari, sehingga nilai diameter rata–rata tersebut
tinggi. Pertama mencari luas alas, dan untuk itu kami dibagi menjadi 2 yaitu = 280,191 km dan
asumsikan terlebih dahulu bentuk bagian bawah atau alas
cekungannya. Bentuk bagian bawah atau alas pada cekungan diasumsikan jari–jari sebesar 280 arah sumbu x positif
seperti pada Gambar 4.16 berbentuk dome (kubah), sehingga dan -280 arah sumbu x negatif.
perlu mencari dimeter atau jari–jari terlebih dahulu.
Perhitungan asumsi rata–rata diameter cekungan dihitung
berdasarkan langkah–langkah sebagai berikut:
1. Cari pada semua potongan (1~8) nilai tertinggi dan terendah
pada jarak yang dihasilkan oleh software gravity.
Kemudian kurangkan nilai tertinggi dan terendah
tersebut.
Contoh: untuk potongan 1
Tabel 4.9 Ukuran diameter cekungan potongan 1
Potongan 1

Tabel 4.11 Dimensi cekungan asumsi berupa bangun setengah


dome (kubah)

Dimensi Dome (kubah)


Diameter 560 km
Jari - jari 280 km
tinggi 3 km

Pada tabel 4.9 nilai tertinggi jarak titik sudut yaitu Jadi volume setengah dome (kubah) = Untuk jari – jari (R) =
275,817 dan nilai terendah yaitu -451,821, sehingga 280 dan t = 3
diameter yang dihasilkan yaitu 275,817 – (-1 lokasi Volume cekungan = ½  4/3  3,14  (280)2  3
3
merupakan tabel hasil perhitungan diameter cekungan = 615440 km
untuk potongan 1 . Menggunakan cara yang sama, hasil Setelah didapatkan volume cekungan atau kubah, maka
perhitungan untuk potongan 2-8 terlampir dalam lampiran dapat diketahui berat dari batuan sedimen penyusun cekungan
c. atau kubah (mass of deposit) yaitu : ρ volume cekungan,
2. Kemudian cari rata – rata dari semua nilai jarak pada semua dimana ρ adalah densitas batuan [6]. Harga densitas batuan
potongan. diambil 2 gr/cm3 yang merupakan harga rata-rata yang dipilih
untuk jenis sedimen.
 Untuk volume perhitungan dengan bangun dome (kubah)
Mk= (2000 kg/m3) 615.440.000.000.000 m3 =123088 X
1013kg
= 123,088 X 1013 ton
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-6 6

E. Respon Interpertasi Validasi Anomali Gravitasi pada E. King (ed), “Stratigraphic Oil & Gas Fields”, Journal
Bentuk Bola American Assoc.Petrol.Geol.Mem.16
Dalam melakukan interpertasi pemodelan gravity dapat andsoc.Explor.Geophys.
dilakukan dengan menggunakan dua metode yaitu forward [8] Hadipandoyo.2004. “Pengamatan Survey Gravitasi”.
modeling dan inverse modeling. Pengukuran anomali [9] Hanafi,M.&Lubis, S.2000. “Pembuatan Peta Anomali
cekungan dengan menggunakan pendekatan dimensi panjang Gaya Berat Bebas Udara di Laut”. Pusat
dari sumber anomali yang lebih kecil kedalamannya dari Pengembangan Geologi Kelautan.
permukaan. Interpretasi antara GRAV2DC dengan perhitungan [10] Koesoemadinata. 1990. “Geologi Minyak dan Gas Bumi”.
manual gaya berat bola. Bandung: Penerbit ITB.
[11] Nyland, E.2000. “Course Outline and Overheads”.
Rochani, I. dan Wahyudi. 1998. “Teknologi Reservoir”.
Surabaya: FTK-ITS.
[12] Reynolds,J.M. 1997. “An Introduction to Applied and
Environmental Geophysics”. Wiley.
[13]Santoso, Djoko. (2002).”Pengantar Teknik Geofisika”.
Departemen Geofisika Fakultas Kebumian dan
Teknologi Mineral Teknologi Bandung. Penerbit
ITB:Bandung.
[14] Telford, W.M., Geldart,L.P., and Sheriff, R.E. “Applied
Geophysics, 2nd ed.,
[15] Wahr, J. “Lecture Notes in Geodesy and Gravity”.

Gambar 4.27 Profil kurva validasi data antara hasil


perhitungan manual terhadap software Grav2DC

V. KESIMPULAN/RINGKASAN
Kesimpulan yang didapat dari tugas akhir ini adalah :
1. Bentuk cekungan dari hasil interpetasi adalah berbentuk
Antiklin, volume cekungan berbentuk antiklin dapat
dihitung dengan menggunakan pendekatan dome
(kubah) dengan volume cekungan sebesar 615440 km3.
2. Berdasarkan validasi potongan 1 menunjukkan bahwa
model yang dihasilkan oleh software GRAV2DC cukup
valid, dengan ditunjukkan oleh grafik perhitungan
manual yang hampir mirip dengan grafik perhitungan
oleh software GRAV2DC.

DAFTAR PUSTAKA

[1] Antara.2009. “ Sengketa Blok Ambalat”. Indonesia-


Malaysia.
[2] Al Rifaiy. 1990. “Metode Gaya Berat-Mikro”.
[3] Burger, H. R.1992. “Exploration Geophysics of the
Shallow Subsurface”. Prentice Hall P T R.
[4] Bachry, S. 2012.“Survey Metode Gaya Berat”.
[5] Billing, M, P. 1960. “Structural Geology”.Tokyo:Charles
E.Tutle Company.
[6] Brown, Hart. 1949. “A Precesion Detail Gravity
Survey,Jameson Area, Coke Countr “.Texas
Geophysics, vol.14,pp.535-542.
[7] Ferris & Nettlon. L. 1972. “Use Of Gravity Meter in
Search for Stratigraphic Traps”, pp.252-267,in Robert

Anda mungkin juga menyukai