Anda di halaman 1dari 17

Biaggi Prawira Nugraha

04011281621156
Beta 2016
Kelompok B 7

SKENARIO B BLOK 26

Dr desi yang bertugas 6 bulan sebagai Kepala puskesmas “Manggis”. Puskesmas


“Manggis” berada di kecamatan “Mangga” yang terdri dari 4 Desa, yang total
penduduknya 45.000 jiwa. Di tengah Desa tersebut mengalir sungai yang dipakai
sebagai sumber air rumah tangga dan sebagai tempat (MCK). Di desa tersebut
terdapat sampah dimana-mana dikarenakan masyarakatnya mempunyai kebiasaan
membuang sampah sembarangan. Mayoritas penduduknya adalah petani sawit

Puskesmas “Manggis” mempunyai SDM kesehatan yang belum lengkap sehingga


belum terakreditasi. Puskesmas ini belum mempunyai PWS yang lengkap yang
menggambarkan kerja program wilayah kerja puskesmas “Manggis” dalam 7 hari
ini ada 5 orang anak SD yang didiagnosa DBD yang dirujuk ke rumah sakit.
Bulan september tahun lalu terdiagnosa DBD 15 orang. Dari evaluasi program
terjadi peningkatan kasus DBD 2 kali dibandingkan bulan sama pada tahun lalu.

Dr Desi mengadakan pertemuan dengan seluruh staf puskesmas untuk melihat


jadwal kegiatan promosi kesehatan dan kesehatan lingkungan di wilayah
puskesmas dan PHBS di SD tersebut. Dari hasil pertemuan dengan staf puskesmas
dalam 3 bulan ini kegiatan promosi kesehatan yang berhubungan dengan
kesehatan lingkungan belum terlaksana, sampah menumpuk, dan banyak sampah
yang masuk selokan sehingga menghambat saluran air. Dan dari hasil
pemantauan, banyak jentik-jentik nyamuk di rumah penduduk.

Melihat permasalahan yang ada dokter desi berkoordinasi dengan pak camat,
segera mengadakan pertemuan dengan kepala desa, pak RT, kepala sekolah, tokoh
agama, kader kesehatan, mengadakan survey mawas dri dilanjutkan dengan
musyawarah masyarakat desa diharapkan menurunkan penyakit DBD di
kecamatan “Mangga”.

Minggu yang lalu, puskesmas “Manggis” dikunjungi oleh staf dinas kesehatan
kabupaten karena kegiatan surveilens DBD tidak jalan
Dr Desi ingin menurunkan kejadian DBD di wilayah puskesmas “Manggis”
dengan membuat program-program kegiatan prevensi terhadap penyakit DBD.

I. KLARIFIKASI ISTILAH

No Istilah Klarifikasi

1. Akreditasi Proses penilaian eksternal oleh komisi


akreditasi dan/atau perwakilan di Provinsi
terhadap puskesmas untuk menilai apakah
sistem manajemen mutu dan sistem
penyelenggaraan pelayanan dan upaya pokok
sesuai dengan standar yang diterapkan.
2. Saluran Air

3. Prevensi Upaya untuk mencegah timbulnya masalah


kesehatan.

II. ANALISIS MASALAH


1. Dr. Desi baru bertugas 6 bulan sebagai Kepala Puskesmas “Manggis”.
Puskesmas “Manggis” berada di kecamatan “ Mangga” yang terdiri
dari 4 desa yang total penduduk 45 ribu jiwa. Di tengah desa tersebut
mengalir sungai yang dipakai sebagai sumber air rumah tangga dan
sebagai tempat (MCK). Di desa tersebut terdapat sampah dimana-
mana dikarenakan masyarakat mempunyai kebiasaan membuang
sampah sembarangan. Mayoritas penduduknya adalah sebagai petani
Sawit.
a) Bagaimana kriteria sumber air rumah tangga dan MCK yang
baik?
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 32 Tahun 2017 Tentang Standar Baku Mutu Kesehatan
Lingkungan Dan Persyaratan Kesehatan Air Untuk Keperluan
Higiene Sanitasi, Kolam Renang, Solus Per Aqua, Dan
Pemandian Umum
2. Puskesmas “Manggis” mempunyai SDM Kesehatan yang belum
lengkap sehingga belum terakreditasi. Puskesmas ini belum
mempunyai PWS yang lengkap yang menggambarkan program
wilayah kerja Puskesmas “Manggis”. Dalam 7 hari ini ada 5 orang
anak SD yang di diagnosa DBD yang dirujuk ke Rumah Sakit. Bulan
September Tahun lalu terdiagnosa DBD 15 orang. Dari evaluasi
program terjadi peningkatan kasus DBD 2 kali dibandingkan bulan
sama pada tahun lalu.
a) Apa saja kriteria puskesmas yang temasuk puskesmas
terakreditasi? (alat + SDM)

a. Penyelenggara Pelayanan Puskesmas ( PPP )


b. Kepemimpinan dan Manajemen Puskesmas ( KMP )
c. Peningkatan Mutu Puskesmas ( PMP )
d. Upaya Kesehatan Masyarakat Yang Berorientasi Sasaran
( UPMBS )
e. Kepemimpinan Dan Manajemen Upaya Kesehatan Masyarakat
( KMUKM )
f. Sasaran Kinerja Upaya Kesehatan Masyarakat ( SKUKS )
g. Layanan Klinis Yang Berorientasi Pasien ( LKBP )
h. Manajemen Penunjang Layanan Klinis ( MPLK ) 
i. Peningkatan Mutu Klinis Dan Keselamatan Pasien ( PMKKP )

2. dr. Desi mengadakan mengadakan pertemuan dengan sleuruh staf


Puskesmas untuk melihat jadwal kegiatan Promosi Kesehatan dan
Kesehatan Lingkungan di wilayah Puskesmas PHBS di SD tersebut.
Dari hasil pertemuan dengan staf Puskesmas dalam 3 bulan ini
kegiatan promosi kesehatan lingkungan belum terlaksana, sampah
menumpuk, dan banyak sampah yang masuk sekolah sehingga
menghambat saluran air dan dari hasil pemantauan, banyak jentik-
jentik nyamuk di rumah-rumah penduduk.
c. Apa saja indikator pencemaran terhadap air? BIAGGI, KILA
Ada perubahan suhu air
 Pengukuran : thermometer air raksa
 Perbedaan antara suhu air dan suhu alam disekitarnya
yang diperbolehkan adalah sebesar ±3˚C
Adanya perubahan pH atau konsentrasi ion hydrogen
 Pengukuran pH : menggunakan pH meter atau kertas
lakmus
 PH Normal air : 6,5 – 7,5 (< PH Normal = Asam, > PH
Normal = Basa)
Adanya perubahan warna, bau, rasa air
Timbulnya endapan, koloidal, bahan terlarut
 Menghalangi matahari masuk, mikroorganisme tdk bisa
berfotosintesis
 Menurut PP No. 82 Tahun 2001, berdasarkan kelas air,
endapan yang diperbolehkan adalah 50mg/Liter.
Adanya mikroorganisme
 Mikroba pantogen
Meningkatnya radioaktif air lingkungan
 Aplikasi teknologi nuklir, pertambangan-
pertambangan, dll.

4. Melihat permasalahan yang ada dr. Desi berkoordinasi dengan Pak


Camat, segera mengadakan pertemuan dengan Kepala Desa, Pak RT,
Kepala Sekolah, Tokoh Agama, kader kesehatan, mengadakan Survei
Mawas Diri dan dilanjutkan dengan musyawarah masyarakat desa serta
diharapkan menurunkan penyakit DBD di kecamatan “Mangga”.
a. Bagaimana cara melakukan survei mawas diri? BIAGGI,
KILA

a) Persiapan
· Menyusun daftar pertanyaan :
a. Berdasarkan prioritas masalah yang ditemui di
Puskesmas & Desa (data sekunder)
b. Dipergunakan untuk memandu pengumpulan
data
c. Pertanyaan harus jelas, singkat, padat & tidak
bersifat mempengaruhi responden
d. Kombinasi pertanyaan terbuka, tertutup dan
menjaring
e. Menampung juga harapan masyarakat
· Menyusun lembar observasi (pengamatan)
Untuk mengobservasi rumah, halaman rumah, lingkungan
sekitarnya.
· Menentukan Kriteria responden, termasuk cakupan
wilayah & jumlah KK
b) Pelaksanaan:
· Pelaksanaan interview/wawancara terhadap Responden
· Pengamatan terhadap rumah-tangga & lingkungan
c) Tindak lanjut
· Meninjau kembali pelaksanaan SMD,
· Merangkum, mengolah & menganalisis data yang telah
dikumpulkan
· Menyusun laporan SMD, sebagai bahan untuk MMD
d) Pengolahan data
Setelah data diolah, sebaiknya disepakati:
a. Masalah yang dirasakan oleh masyarakat.
b. Prioritas masalah
c. Kesediaan masyarakat untuk ikut berperan serta
aktif dalam pemecahan masalah

III. LEARNING ISSUE


A. SURVEI MAWAS DIRI

Pengertian Survei Mawas Diri (SMD)


Survei Mawas Diri adalah kegiatan pengenalan, pengumpulan dan
pengkajian masyarakat kesehatan yang dilakukan oleh kader dan tokok
masyarakat setempat dibawah bimbingan kepala Desa/Kelurahan dan
petugas kesehatan (petugas Puskesmas, Bidan di Desa).
Survei Mawas Diri adalah pengenalan, pengumpulan, pengkajian masalah
kesehatan pekerja untuk menumbuhkan kesadaran masyarakat pekerja
mengenai kesehatan kerja.

Tujuan Survei Mawas Diri (SMD)


a) Dilaksanakannya pengumpulan data, masalah kesehatan,
lingkungan dan perilaku.
b) Mengkaji dan menganalisis masalah kesehatan, lingkungan dan
perilaku yang paling menonjol di masyarakat.
c) Mengiventarisasi sumber daya masyarakat yang dapat mendukung
upaya mengatasi masalah kesehatan.
d) Diperolehnya dukungan kepala desa/kelurahan dan pemuka
masyarakat dalam pelaksanaan penggerakan dan pemberdayaan
masyarakat di Desa Siaga.

Pentingnya pelaksanaan Survei Mawas Diri (SMD)


a) Agar masyarakat menjadi sadar akan adanya masalah, karena
mereka sendiri yang melakukan pengumpulan fakta & data,
b) Untuk mengetahui besarnya masalah yang ada dilingkungannya
sendiri,
c) Untuk menggali sumber daya yang ada / dimiliki desa
d) Hasil SMD dapat digunakan sebagai dasar untuk menyusun
pemecahan masalah yang dihadapi

Sasaran Survei Mawas Diri (SMD)


Sasaran SMD adalah semua rumah yang ada di desa/kelurahan atau
menetapkan sampel rumah dilokasi tertentu (± 450 rumah) yang dapat
menggambarkan kondisi masalah kesehatan, lingkungan dan perilaku pada
umumnya di desa/kelurahan.

Pelaksana Survei Mawas Diri (SMD)


a) Kader yang telah dilatih tentang apa SMD, cara pengumpulan data
(menyusun daftar pertanyaan sederhana), cara pengamatan, cara
pengolahan/analisa data sederhana & cara penyajian
b) Tokoh masyarakat di desa

Cara Pelaksanaan Survei Mawas Diri (SMD)


a) Petugas Puskesmas, Bidan di desa dan kader/kelompok warga yang
ditugaskan untuk melaksanakan SMD dengan kegiatan meliputi :
a. Pengenalan instrumen (daftar pertanyaan) yang akan
dipergunakan dalam pengumpulan data dan informasi
masalah kesehatan.
b. Penentuan sasaran baik jumlah KK ataupun lokasinya
c. Penentuan cara memperoleh informasi masalah kesehatan
dengan cara wawancara yang menggunakan daftar
pertanyaan.
b) Pelaksana SMD
Kader, tokoh masyarakat dan kelompok warga yang telah ditunjuk
melaksanakan SMD dengan bimbingan petugas Puskesmas dan
bidan di desa mengumpulkan informasi masalah kesehatan sesuai
dengan rencana yang telah ditetapkan.
c) Pengolahan Data
Kader, tokoh masyarakat dan kelompok warga yang telah ditunjuk
mengolah data SMD dengan bimbingan petugas Puskesmas dan
bidan di desa, sehingga dapat diperoleh perumusan masalah
kesehatan untuk selanjutnya merumuskan prioritas masalah
kesehatan, lingkungan dan perilaku di desa/kelurahan yang
bersangkutan.

Cara melaksanakan Survei Mawas Diri (SMD)


Pengamatan langsung dengan cara :
a) Observasi partisipatif : Melakukan koordinasi dengan
pengurus RW siaga tentang rencana survei mawas diri
terkait dengan tujuan, metode dan strategi pelaksanaannya.
b) Berjalan bersama masyarakat mengkaji lapangan
( Transection walk) :
c) Wawancara dengan kunjungan rumah , Bersama kader
dasar wisma melakukan pendataan dari rumah ke rumah
dengan metode tanya jawab, pengisian formulir, observasi
dan pemeriksaan fisik rumah dan anggotanya.
d) Wawancara mendalam ( DKT/FGD) secara kelompok

Langkah – langkah Survei Mawas Diri (SMD)


a) Persiapan
· Menyusun daftar pertanyaan :
f. Berdasarkan prioritas masalah yang ditemui di Puskesmas
& Desa (data sekunder)
g. Dipergunakan untuk memandu pengumpulan data
h. Pertanyaan harus jelas, singkat, padat & tidak bersifat
mempengaruhi responden
i. Kombinasi pertanyaan terbuka, tertutup dan menjaring
j. Menampung juga harapan masyarakat
· Menyusun lembar observasi (pengamatan)
Untuk mengobservasi rumah, halaman rumah, lingkungan sekitarnya.
· Menentukan Kriteria responden, termasuk cakupan wilayah &
jumlah KK
b) Pelaksanaan:
· Pelaksanaan interview/wawancara terhadap Responden
· Pengamatan terhadap rumah-tangga & lingkungan
c) Tindak lanjut
· Meninjau kembali pelaksanaan SMD,
· Merangkum, mengolah & menganalisis data yang telah
dikumpulkan
· Menyusun laporan SMD, sebagai bahan untuk MMD
d) Pengolahan data
Setelah data diolah, sebaiknya disepakati:
d. Masalah yang dirasakan oleh masyarakat.
e. Prioritas masalah
f. Kesediaan masyarakat untuk ikut berperan serta aktif dalam
pemecahan masalah

Cara penyajian data Survei Mawas Diri (SMD)


Ada 3 cara penyajian data yaitu :
a) Secara Tekstular (mempergunakan kalimat)
Adalah Penyajian data hasil penelitian menggunakan kalimat.
b) Secara Tabular (menggunakan tabel)
Merupakan Penyajian data dalam bentuk kumpulan angka yang
disusun menurut kategori-kategori tertentu, dalam suatu daftar.
Dalam tabel, disusun dengan cara alfabetis, geografis, menurut
besarnya angka, historis, atau menurut kelas-kelas yang lazim.
c) Secara Grafikal ( menggunakan grafik)
Adalah gambar – gambar yang menunjukkan secara visual data
berupa angka atau simbol – simbol yang biasanya dibuat
berdasarkan dari data tabel yng telah dibuat.

B. MUSYAWARAH MASYARAKAT

Musyawarah Desa/Kelurahan diselenggarakan sebagai tindak


lanjut Survai Mawas Diri, sehingga masih menjadi tugas fasilitator dan
petugas Puskesmas untuk mengawalnya. Musyawarah Desa/ Kelurahan
bertujuan: Menyosialisasikan tentang adanya masalah-masalah kesehatan
yang masih diderita/dihadapi masyarakat. Mencapai kesepakatan tentang
urutan prioritas masalahmasalah kesehatan yang hendak ditangani.
Mencapai kesepakatan tentang UKBM-UKBM yang hendak dibentuk baru
atau diaktifkan kembali. Memantapkan data/informasi potensi desa atau
potensi kelurahan serta bantuan/dukungan yang diperlukan dan alternatif
sumber bantuan/dukungan tersebut. Menggalang semangat dan partisipasi
warga desa atau kelurahan untuk mendukung pengembangan kesehatan
masyarakat desa/kelurahan. Musyawarah Desa/Kelurahan diakhiri dengan
dibentuknya Forum Desa, yaitu sebuah lembaga kemasyarakatan di mana
para pemuka masyarakat desa/kelurahan berkumpul secara rutin untuk
membahas perkembangan dan pengembangan kesehatan masyarakat
desa/kelurahan. Dari segi PHBS, Musyawarah Desa/Kelurahan bertujuan
untuk menjadikan masyarakat desa/kelurahan menyadari adanya sejumlah
perilaku yang menyebabkan terjadinya berbagai masalah kesehatan yang
saat ini dan yang mungkin (potensial) mereka hadapi.

PERENCANAAN PARTISIPATIF
Setelah diperolehnya kesepakatan dari warga desa atau kelurahan,
Forum Desa mengadakan pertemuan-pertemuan secara intensif guna
menyusun rencana pengembangan kesehatan masyarakat desa/kelurahan
untuk dimasukkan ke dalam Rencana Pembangunan Desa/Kelurahan.

PELAKSANAAN KEGIATAN

Sebagai langkah pertama dalam pelaksanaan kegiatan promosi


kesehatan, petugas Puskesmas dan fasilitator mengajak Forum Desa
merekrut atau memanggil kembali kader-kader kesehatan yang ada. Selain
itu, juga untuk mengupayakan sedikit dana (dana desa/kelurahan atau
swadaya masyarakat) guna keperluan pelatihan kader kesehatan.
Selanjutnya, pelatihan kader kesehatan oleh fasilitator dan petugas
Puskesmas dapat dilaksanakan. Segera setelah itu, kegiatan-kegiatan yang
tidak memerlukan biaya operasional seperti penyuluhan dan advokasi
dapat dilaksanakan. Sedangkan kegiatan-kegiatan lain yang memerlukan
dana dilakukan jika sudah tersedia dana, apakah itu dana dari swadaya
masyarakat, dari donatur (misalnya pengusaha), atau dari pemerintah,
termasuk dari desa /kelurahan.

PEMBERDAYAAN

Pemberdayaan individu dilaksanakan dalam berbagai kesempatan,


khususnya pada saat individuindividu anggota rumah tangga berkunjung
dan memanfaatkan upaya-upaya kesehatan bersumber masyarakat
(UKBM) seperti Posyandu, Poskesdes, dan lain-lain, melalui pemberian
informasi dan konsultasi. Dalam kesempatan ini, para kader (dan juga
petugas kesehatan) yang bekerja di UKBM harus berupaya meyakinkan
individu tersebut akan pentingnya mempraktikkan PHBS berkaitan dengan
masalah kesehatan yang sedang dan atau potensial dihadapinya.
C. PROMOSI KESEHATAN

PENGERTIAN PROMOSI KESEHATAN

Sebagaimana disebutkan di atas, ujung tombak dari program


PDBK adalah Puskesmas dan salah satu dari upaya kesehatan wajib
Puskesmas yang harus ditingkatkan kinerjanya adalah promosi kesehatan.
Sebagaimana tercantum dalam Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1114
/MENKES/SK/VII/2005 tentang Pedoman Pelaksanaan Promosi
Kesehatan di Daerah, promosi kesehatan adalah upaya untuk
meningkatkan kemampuan masyarakat melalui pembelajaran dari, oleh,
untuk dan bersama masyarakat, agar mereka dapat menolong diri sendiri,
serta mengembangkan kegiatan yang bersumber daya masyarakat, sesuai
sosial budaya setempat dan didukung kebijakan publik yang berwawasan
kesehatan. Bila diterapkan untuk DBK, maka menolong diri sendiri artinya
masyarakat DBK mampu menghadapi masalahmasalah kesehatan
potensial (yang mengancam) dengan cara mencegahnya dan mengatasi
masalah-masalah kesehatan yang sudah terjadi dengan cara menanganinya
secara efektif serta efisien. Dengan kata lain, masyarakat DBK mampu
berperilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) dalam rangka memecahkan
masalah-masalah kesehatan yang dihadapinya (problem solving), baik
masalah-masalah kesehatan yang sudah diderita maupun yang potensial
(mengancam), secara mandiri (dalam batas-batas tertentu). Jika definisi itu
diterapkan di Puskesmas, maka dapat dibuat rumusan sebagai berikut:
Promosi Kesehatan oleh Puskesmas adalah upaya Puskesmas untuk
meningkatkan kemampuan pasien, individu sehat, keluarga (rumah
tangga) dan masyarakat di DBK, agar (1) pasien dapat mandiri dalam
mempercepat kesembuhan dan rehabilitasinya, (2) individu sehat, keluarga
dan masyarakat dapat mandiri dalam meningkatkan kesehatan, mencegah
masalah-masalah kesehatan dan mengembangkan upaya kesehatan
bersumber daya masyarakat, melalui (3) pembelajaran dari, oleh, untuk
dan bersama mereka, sesuai sosial budaya mereka, serta didukung
kebijakan publik yang berwawasan kesehatan.

SASARAN PROMOSI KESEHATAN

Dalam pelaksanaan promosi kesehatan dikenal adanya 3 (tiga)


jenis sasaran, yaitu

(1) Sasaran primer,

Sasaran Primer Sasaran primer (utama) upaya promosi


kesehatan sesungguhnya adalah pasien, individu sehat dan keluarga
(rumah tangga) sebagai komponen dari masyarakat. Mereka ini
diharapkan mengubah perilaku hidup mereka yang tidak bersih dan
tidak sehat menjadi perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS). Akan
tetapi disadari bahwa mengubah perilaku bukanlah sesuatu yang
mudah. Perubahan perilaku pasien, individu sehat dan keluarga (rumah
tangga) akan sulit dicapai jika tidak didukung oleh: Sistem nilai dan
norma-norma sosial serta norma-norma hukum yang dapat
diciptakan/dikembangkan oleh para pemuka masyarakat, baik pemuka
informal maupun pemuka formal. Keteladanan dari para pemuka
masyarakat, baik pemuka informal maupun pemuka formal, dalam
mempraktikkan PHBS. Suasana lingkungan sosial yang kondusif
(social pressure) dari kelompok-kelompok masyarakat dan pendapat
umum (public opinion). Sumber daya dan atau sarana yang diperlukan
bagi terciptanya PHBS, yang dapat diupayakan atau dibantu
penyediaannya oleh mereka yang bertanggung jawab dan
berkepentingan (stakeholders), khususnya perangkat pemerintahan dan
dunia usaha.

(2) Sasaran sekunder


Sasaran sekunder adalah para pemuka masyarakat, baik
pemuka informal (misalnya pemuka adat, pemuka agama dan lain-lain)
maupun pemuka formal (misalnya petugas kesehatan, pejabat
pemerintahan dan lain-lain), organisasi kemasyarakatan dan media
massa. Mereka diharapkan dapat turut serta dalam upaya
meningkatkan PHBS pasien, individu sehat dan keluarga (rumah
tangga) dengan cara: Berperan sebagai panutan dalam mempraktikkan
PHBS. Turut menyebarluaskan informasi tentang PHBS dan
menciptakan suasana yang kondusif bagi PHBS. Berperan sebagai
kelompok penekan (pressure group) guna mempercepat terbentuknya
PHBS.

(3) Sasaran tersier

Sasaran tersier adalah para pembuat kebijakan publik yang


berupa peraturan perundang-undangan di bidang kesehatan dan
bidang-bidang lain yang berkaitan serta mereka yang dapat
memfasilitasi atau menyediakan sumber daya. Mereka diharapkan
turut serta dalam upaya meningkatkan PHBS pasien, individu sehat
dan keluarga (rumah tangga) dengan cara: Memberlakukan
kebijakan/peraturan perundangundangan yang tidak merugikan
kesehatan masyarakat dan bahkan mendukung terciptanya PHBS dan
kesehatan masyarakat. Membantu menyediakan sumber daya (dana,
sarana dan lain-lain) yang dapat mempercepat terciptanya PHBS di
kalangan pasien, individu sehat dan keluarga (rumah tangga) pada
khususnya serta masyarakat luas pada umumnya.

STRATEGI PROMOSI KESEHATAN

Menyadari rumitnya hakikat dari perilaku, maka perlu


dilaksanakan strategi promosi kesehatan paripurna yang terdiri dari (1)
pemberdayaan, yang didukung oleh (2) bina suasana dan (3) advokasi,
serta dilandasi oleh semangat (4) kemitraan. Pemberdayaan adalah
pemberian informasi dan pendampingan dalam mencegah dan
menanggulangi masalah kesehatan, guna membantu individu, keluarga
atau kelompok-kelompok masyarakat menjalani tahap-tahap tahu, mau dan
mampu mempraktikkan PHBS. Bina suasana adalah pembentukan suasana
lingkungan sosial yang kondusif dan mendorong dipraktikkannya PHBS
serta penciptaan panutan-panutan dalam mengadopsi PHBS dan
melestarikannya. Sedangkan advokasi adalah pendekatan dan motivasi
terhadap pihak-pihak tertentu yang diperhitungkan dapat mendukung
keberhasilan pembinaan PHBS baik dari segi materi maupun non materi.

Anda mungkin juga menyukai

  • Cmwe 8 CWH
    Cmwe 8 CWH
    Dokumen3 halaman
    Cmwe 8 CWH
    Biaggi Nugrahaa
    Belum ada peringkat
  • Plewwwwwqqqqq
    Plewwwwwqqqqq
    Dokumen2 halaman
    Plewwwwwqqqqq
    Biaggi Nugrahaa
    Belum ada peringkat
  • 9 Ewmdimc
    9 Ewmdimc
    Dokumen4 halaman
    9 Ewmdimc
    Biaggi Nugrahaa
    Belum ada peringkat
  • MCQ Mutu
    MCQ Mutu
    Dokumen9 halaman
    MCQ Mutu
    Biaggi Nugrahaa
    Belum ada peringkat
  • Xuwxbuwsxew
    Xuwxbuwsxew
    Dokumen3 halaman
    Xuwxbuwsxew
    Biaggi Nugrahaa
    Belum ada peringkat
  • Ceuwrfbi
    Ceuwrfbi
    Dokumen9 halaman
    Ceuwrfbi
    Biaggi Nugrahaa
    Belum ada peringkat
  • Laporan Tutorial Blok 28 Skenario A
    Laporan Tutorial Blok 28 Skenario A
    Dokumen45 halaman
    Laporan Tutorial Blok 28 Skenario A
    Biaggi Nugrahaa
    Belum ada peringkat
  • Dsmcvdoew
    Dsmcvdoew
    Dokumen8 halaman
    Dsmcvdoew
    Biaggi Nugrahaa
    Belum ada peringkat
  • Bxsuyvxuwe
    Bxsuyvxuwe
    Dokumen4 halaman
    Bxsuyvxuwe
    Biaggi Nugrahaa
    Belum ada peringkat
  • Nicedawq
    Nicedawq
    Dokumen2 halaman
    Nicedawq
    Biaggi Nugrahaa
    Belum ada peringkat
  • Xvyasvcyw
    Xvyasvcyw
    Dokumen3 halaman
    Xvyasvcyw
    Biaggi Nugrahaa
    Belum ada peringkat
  • Dncjcu
    Dncjcu
    Dokumen16 halaman
    Dncjcu
    Biaggi Nugrahaa
    Belum ada peringkat
  • CC SDJKC
    CC SDJKC
    Dokumen5 halaman
    CC SDJKC
    Biaggi Nugrahaa
    Belum ada peringkat
  • DELIRIUM
    DELIRIUM
    Dokumen26 halaman
    DELIRIUM
    muhammad reza
    100% (1)
  • Ciwnec
    Ciwnec
    Dokumen3 halaman
    Ciwnec
    Biaggi Nugrahaa
    Belum ada peringkat
  • Dixi
    Dixi
    Dokumen6 halaman
    Dixi
    Biaggi Nugrahaa
    Belum ada peringkat
  • Laporan Tutorial Skenario A Blok 28 Fix
    Laporan Tutorial Skenario A Blok 28 Fix
    Dokumen66 halaman
    Laporan Tutorial Skenario A Blok 28 Fix
    RifqiUlwanHamidin
    Belum ada peringkat
  • Coxsackie Virus
    Coxsackie Virus
    Dokumen3 halaman
    Coxsackie Virus
    Biaggi Nugrahaa
    Belum ada peringkat
  • Laporan Tutorial Skenario A Blok 28 Fix
    Laporan Tutorial Skenario A Blok 28 Fix
    Dokumen66 halaman
    Laporan Tutorial Skenario A Blok 28 Fix
    RifqiUlwanHamidin
    Belum ada peringkat
  • 8609 20035 1 SM PDF
    8609 20035 1 SM PDF
    Dokumen5 halaman
    8609 20035 1 SM PDF
    Indah Nevhita L
    Belum ada peringkat
  • DNDHDJ
    DNDHDJ
    Dokumen11 halaman
    DNDHDJ
    Biaggi Nugrahaa
    Belum ada peringkat
  • Hal Yang Harus Diperbaiki Untuk Skripsi
    Hal Yang Harus Diperbaiki Untuk Skripsi
    Dokumen1 halaman
    Hal Yang Harus Diperbaiki Untuk Skripsi
    Biaggi Nugrahaa
    Belum ada peringkat
  • SKENARIO A Blok 25 Tahun 2019 I. Skenario
    SKENARIO A Blok 25 Tahun 2019 I. Skenario
    Dokumen5 halaman
    SKENARIO A Blok 25 Tahun 2019 I. Skenario
    Biaggi Nugrahaa
    Belum ada peringkat
  • Laporan Blok 25 Debb
    Laporan Blok 25 Debb
    Dokumen13 halaman
    Laporan Blok 25 Debb
    Dibyo Wiranto
    Belum ada peringkat
  • MSLACKM
    MSLACKM
    Dokumen5 halaman
    MSLACKM
    Biaggi Nugrahaa
    Belum ada peringkat
  • Anmal Sken B Blok 26
    Anmal Sken B Blok 26
    Dokumen18 halaman
    Anmal Sken B Blok 26
    Biaggi Nugrahaa
    Belum ada peringkat
  • Jcjfncnzsu
    Jcjfncnzsu
    Dokumen28 halaman
    Jcjfncnzsu
    Biaggi Nugrahaa
    Belum ada peringkat
  • CC SDJKC
    CC SDJKC
    Dokumen5 halaman
    CC SDJKC
    Biaggi Nugrahaa
    Belum ada peringkat
  • Lpelfitjf
    Lpelfitjf
    Dokumen4 halaman
    Lpelfitjf
    Biaggi Nugrahaa
    Belum ada peringkat