Anda di halaman 1dari 4

BIAGGI PRAWIRA NUGRAHA

04011281621156
Beta 2016
B4

SKENARIO B BLOK 28 TAHUN 2019

Tn. JS, 53 tahun, dibawa ke IGD RSU setempat dalam keadaan gelisah. Saat itu
sekitar pukul 09.30. Karena ia gelisah, keluarga turun lebih dahulu. Petugas kesehatan yang
pertama kali menyambutnya kemudian mengatakan kepada keluarga untuk segera membawa
pasien ke RSJ. Menurut petugas, keadaan gelisah tersebut menandakan adanya gangguan
jiwa, sedangkan di IGD RSU tidak ada tenaga kedokteran jiwa. Keluarga dianjurkan segera
membawa, tanpa mendaftar terlebih dahulu, agar tidak perlu melalui prosedur perujukan yang
bisa memakan waktu. Pasien kemudian segera diantar ke IGD RSJ.

Sesampai di IGD RSJ, waktu menunjukkan sekitar pukul 10.15. Tn. JS disambut
petugas untuk kemudian dibantu ke tempat periksa. Dari keterangan keluarga, petugas
mengetahui bahwa Tn. JS sudah sempat ke RSU, namun tidak menemukan rujukannya, baik
tertulis maupun secara daring, serta tidak ada petugas kesehatan pendamping yang bisa
ditanyakan. Dari wawancara diketahui bahwa Tn. JS mengalami kondisi gaduh gelisah sejak
kemarin sore. secara mendadak. Sebelumnya Tn. JS tidak pernah menunjukkan perubahan
perilaku. Menurut keluarga, penyakit yang dialami Tn. JS adalah gagal ginjal, sejak 3 tahun
terakhir rutin cuci darah dua kali per pekan, namun dalam satu pekan terakhir belum sempat
cuci darah.

Dokter kemudian melakukan pemeriksaan laboratoris terhadap Tn. JS. Setelah


menunggu sekitar 1,5 jam, didapatkan kadar Ureum berada pada nilai 25,6 dan Kreatinin 7,5.
Dokter jaga kemudian memutuskan Tn. JS membutuhkan cuci darah secepatnya, dan fasilitas
tersebut tidak ada di RSJ. Keluarga kemudian memutuskan untuk membawanya kembali ke
RSU.

Dalam rangka mempersiapkan Tn. JS, sekitar pukul 12.15 dokter memberikan injeksi
obat. Karena keadaan Tn. JS masih belum sadar penuh, diputuskan bahwa keputusan akan
diambil alih oleh keluarga. Keluarga menyetujui rencana yang diajukan dokter. Karena Tn.
JS tidak serta merta tenang setelah mendapat injeksi, dokter menjalankan prosedur observasi
di IGD, sembari memberikan penilaian ulang setiap 30 menit. Setelah tenang, Tn. JS
kemudian dirujuk ke kembali ke RSU. Sesampai di RSU. waktu menunjukkan sekitar pukul
13.30.
BIAGGI PRAWIRA NUGRAHA
04011281621156
Beta 2016
B4
ANALISIS MASALAH

1. Tn. JS. 53 tahun, dibawa ke IGD RSU setempat dalam keadaan gelisah. Saat itu sekitar
pukul 09.30. Karena ia gelisah, keluarga turun lebih dahulu. Petugas kesehatan yang
pertama kali menyambutnya kemudian mengatakan kepada keluarga untuk segera
membawa pasien ke RSJ. Menurut petugas, keadaan gelisah tersebut menandakan
adanya gangguan jiwa, sedangkan di IGD RSU tidak ada tenaga kedokteran jiwa.
Keluarga dianjurkan segera membawa, tanpa mendaftar terlebih dahulu, agar tidak
perlu melalui prosedur perujukan yang bisa memakan waktu. Pasien kemudian segera
diantar ke IGD RSJ.
a. Apa saja hak pasien yang datang ke IGD?
Jawab :
Hak pasien (Sesuai Undang -Undang No 44tahun 2009 mengenai Rumah
Sakit bagian keempat pasal 32).
1. Memperoleh informasi mengenai tata tertib dan peraturan yang berlaku
di
Rumah Sakit
2. Memperoleh informasi tentang hak dan kewajiban pasien
3. Memperoleh layanan yang manusiawi, adil, jujur, dan tanpa diskriminasi
4. Memperoleh layanan kesehatan yang bermutu sesuai dengan
standarprofesi dan standar prosedur operasional
5. Memperoleh layanan yang efektif dan efisien sehingga pasien terhindar
dari kerugian fisik dan materi
6. Mengajukan pengaduan atas kualitas pelayanan yang didapatkan
7. Memilih dokter dan kelas perawatan sesuai dengan keinginannya
danperaturan yang berlaku di Rumah Sakit
8. Meminta konsultasi tentang penyakit yang dideritanya kepada dokter lain
yang mempunyai Surat Izin Praktik (SIP) baik di dalam maupun di luar
Rumah Sakit
9. Mendapatkan privasi dan kerahasiaan penyakit yang diderita termasuk
data-data medisnya
10. Mendapat informasi yang meliputi diagnosis dan tata cara tindakan
medis, tujuan tindakan medis, alternatif tindakan, risiko dan komplikasi
BIAGGI PRAWIRA NUGRAHA
04011281621156
Beta 2016
B4
yang mungkin terjadi, dan prognosis terhadap tindakan yang dilakukan
serta perkiraan biaya pengobatan
11. Memberikan persetujuan atau menolak atas tindakan yang akan dilakukan
oleh tenaga kesehatan terhadap penyakit yang dideritanya
12. Didampingi keluarganya dalam keadaan kritis
13. Menjalankan ibadah sesuai agama atau kepercayaan yang dianutnya
selama hal itu tidak mengganggu pasien lainnya
14. Memperoleh keamanan dan keselamatan dirinya selama dalam perawatan
di Rumah Sakit
g. Apa saja persiapan perujukan fisik? Eva, Biaggi

3. Sebelumnya Tn. JS tidak pernah menunjukkan perubahan perilaku. Menurut keluarga,


penyakit yang dialami Tn. JS adalah gagal ginjal, sejak 3 tahun terakhir rutin cuci darah
dua kali per pekan, namun dalam satu pekan terakhir belum sempat cuci darah.
a. Bagaimana tatalaksana gagal ginjal yang tepat?
Jawab :
Pengobatan yang banyak dilakukan pada pasien dengan ensefalopati uremik
adalah perawatan suportif, identifikasi dan pengobatan terhadap faktor yang
mempercepat, mereduksi produk ureum dan identifikasi pasien yang membutuhkan
terapi jangka panjang. Identifikasi dan menghilangkan faktor presipitasi yaitu
infeksi. Setelah dilakukan resusitasi, maka yang perlu dilakukan selanjutnya adalah
keseimbangan cairan. Tujuan penting yang ingin dicapai adalah normovolumik,
karena adanya hidrasi yang kurang 16 maupun lebih akan mengganggu.
Pemberian cairan yang sering dilakukan pertama kali adalah pemberian cairan
kira kira 70% dari maintenance. Status hidrasi sebaiknya dimonitor dengan
menggunakan tekanan vena sentral, dengan target 6-8 cm H2O. Monitoring urin
juga diperlukan untuk memonitoring hidrasi, dan indikator fungsi renal. Pemberian
cairan secara intra vena sebagai media pemberian elektrolit dan glukosa dimana
pada keadaan ensefalopati terganggu.

5. Dalam rangka mempersiapkan Tn. JS, sekitar pukul 12.15 dokter memberikan injeksi
obat. Karena keadaan Tn. JS masih belum sadar penuh, diputuskan bahwa keputusan
akan diambil alih oleh keluarga. Keluarga menyetujui rencana yang diajukan dokter.
Karena Tn. JS tidak serta merta tenang setelah mendapat injeksi, dokter menjalankan
BIAGGI PRAWIRA NUGRAHA
04011281621156
Beta 2016
B4
prosedur observasi di IGD, sembari memberikan penilaian ulang setiap 30 menit.
Setelah tenang, Tn. JS kemudian dirujuk ke kembali ke RSU. Sesampai di RSU, waktu
menunjukkan sekitar pukul 13.30.
b. Bagaimana indikasi pengalihan pengambilan keputusan?
Jawab :
Pasien tidak kompeten dalam mengambil keputusan untuk mereka sendiri.
Contohnya adalah anak-anak, orang dengan kondisi neurologi atau psikiatri
tertentu, atau pasien yang tidak sadar sementara atau kondisi koma. Wakil pasien
dalam mengambil keputusan, yaitu: suami atau istri, orang tua pasien, anak
dewasa, kakak atau adik. Dalam hal ini dokter membuat keputusan untuk pasien
jika pengganti yang sudah ditentukan tidak dapat ditemukan, yang sering terjadi
dalam keadaan darurat.

Anda mungkin juga menyukai