Disusun oleh:
Hafizh Musyafa
(2313010090)
1
LEMBAR PENGESAHAN
NIM : 2313010090
Mengetahui,
dr. Oei Stefani Y. W., DTM&H, Ph.D dr. Hyang Iman Akbar Saputra
2
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN.............................................................................................................2
DAFTAR ISI......................................................................................................................................3
BAB I...................................................................................................................................................4
KASUS................................................................................................................................................4
BAB II.................................................................................................................................................7
HAMBATAN DAN SOLUSI..........................................................................................................17
BAB III..............................................................................................................................................19
KESIMPULAN DAN SARAN........................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................................20
LAMPIRAN.....................................................................................................................................21
3
BAB I
KASUS
Pengambilan data dilakukan pada tanggal 30 February 2023 di Puskesmas Purwokerto
Selatan
A. Identitas pasien
● Nama : Ny. P
● Umur : 58 tahun
● Pekerjaan : Guru SD
B. Keluhan utama
● Kesemutan
C. Sacred seven
● Kuantitas : 5/10
● Faktor pemberat : Setelah bangun tidur
● Faktor peringan : Ketika istirahat/ tidur
4
● Keluhan lain : Disangkal
5
D. Fundamental four
kesemutan
● Riwayat Penyakit dahulu
Disangkal
● Riwayat Penyakit Keluarga
Disangkal
• Pekerjaan guru SD
• Tinggal Bersama
• Istirahat teratur
• Sendi : Normal
6
(2) Tanda vital
o Nadi : 90 kali/menit
o RR : 19 kali/menit
o Suhu : 36,8 oC
F. Terapi/penatalaksanaan
⮚ Medikamentosa
o Methylprednisolone 3x1
o Vitamin B12
⮚ Non medikamentosa
istirahat.
G. CARA KERJA
1. Cara Kerja
a. Anamnesis
7
spesifik dan hemat biaya. Handoff dapat dilakukan secara lisan, dalam bentuk
tertulis analog atau digital.
➢ nama
➢ jenis kelamin
➢ usia
➢ alamat
➢ pekerjaan
➢ status perkawinan,
● Pemeriksa bertanya tentang keluhan utama pasien.
● Lalu, menggali informasi tentang “Sacred Seven” yang berisi :
➢ Lokasi
➢ Kualitas Keluhan
➢ Kuantitas Keluhan
➢ Keluhan tambahan
● Setelah itu dilanjutkan dengan menggali informasi pasien mengenai
“Fundamental Four”. Yang berisi :
8
b. Tanda Vital
Secara tradisional, tanda-tanda vital terdiri dari suhu, denyut nadi, tekanan
darah, dan laju pernapasan. Meskipun ada berbagai parameter yang mungkin berguna
bersama dengan empat parameter tanda vital tradisional, penelitian hanya menemukan
oksimetri nadi dan status merokok memiliki signifikansi pada hasil pasien. Oksimetri
nadi terkadang membantu mengklarifikasi fungsi fisiologis pasien, yang terkadang
tidak jelas hanya dengan memeriksa tanda vital biasa. Pencantuman status merokok
memiliki premis bahwa pasien akan diberikan konseling oleh provider untuk berhenti
merokok. Di masa lalu, beberapa sistem perawatan kesehatan di Amerika Serikat telah
menggunakan "nyeri sebagai tanda vital kelima". Pendekatan ini ditinggalkan karena
krisis opioid yang tidak disengaja yang sedang dihadapi negara tersebut.
9
3. menanyakan hasil pemeriksaan tekanan darah pasien sebelumnya
4. meraba arteri brachialis meletakkan diafragma stetoskop di atas
tempat denyut nadi tanpa menekan.
5. memompa sampai kira- kira 30 mmHg diatas hasil pemeriksaan
sebelumnya
● Pemeriksaan Nadi
1. Mengatur posisi pasien nyaman dan rileks.
2. menekan kulit dekat arteri radialis dengan 3 jari dan meraba denyut nadi.
3. menekan arteri radialis dengan kuat, dengan jari-jari selama kurang lebih
60 detik, jika tidak teraba denyutan, jari-jari digeser ke kanan dan kiri
sampai ketemu.
Langkah-langkah pemeriksaan ini juga dilakukan pada tempat pemeriksaan
denyut nadi lainnya.Lokasi untuk merasakan denyut nadi adalah :
a. Karotid : di bagian medial leher, dibawah angulus mandibularis,
hindari pemeriksaan dua sisi sekaligus pada waktu bersamaan.
b. Brakial : Diatas siku dan medial dari tendo bisep.
c. Radial : Bagian distal dan ventral dari pergelangan tangan.
d. Femoral:Disebelah inferomedial ligamentum inguinalis
e. Popliteal : Di belakang lutut, sedikit ke lateral dari garis tengah.
f. Tibia posterior: Di belakang dan sedikit ke arah inferior dari
maleolus medialis.
10
g. Pedis dorsalis : Lateral dari tendo m. Extensor hallucis longus
1. Kecepatan
● Bradikardia : denyut jantung lambat (<60X/menit)
● Takikardia : denyut jantung cepat (>100x/menit)
2. Irama
● Reguler
● Regularly irregular : dijumpai pola dalam
iregularitasnya.
● Irregularly irregular : tidak dijumpai pola dalam iregularitasnya,
terdapat pada fibrilasi atrium
3. Volume
11
BAB II
HAMBATAN DAN SOLUSI
A . ANAMNESIS
Hambatan
1) Keterbatasan waktu
4) Pasien kurang mampu mendeskripsikan dan menjelaskan rasa sakit yang dirasakan.
Solusi
1) Mahasiswa perlu untuk terus melatih skill dan keterampilan dalam anamnesis dan
komunikasi efektif agar waktu yang digunakan lebih optimal.
2) Pengalihan penggunaan bahasa Indonesia dan berusaha belajar dan mencari tahu istilah
atau bahasa setempat yang kurang dimengerti.
3) Membuat pasien tetap nyaman dan memberi pertanyaan dengan kalimat yang pas untuk
digunakan.
4) Meminta pasien untuk menjelaskan dan menggunakan kalimat terbuka dan tertutup pada
tempatnya.
B. TANDA VITAL
Hambatan
1) Ada pasien yang merasa kurang nyaman dan kurang koordinatif atau kurang mau
mengikuti arahan yang diberikan.
Solusi
1) Mahasiswa perlu untuk terus melatih skill dan keterampilan agar waktu yang
digunakan lebih optimal.
2) Membuat pasien senyaman mungkin dan menjelaskan dengan baik arahan yang
diberikan.
D. PENJELASAN PENYAKIT
Parestesia adalah kondisi di mana tubuh, tepatnya di area tangan dan kaki, mengalami
sensasi panas, seperti tertusuk jarum, dan mati rasa atau kebas. Parestesia (kesemutan)
12
umumnya muncul secara tiba-tiba, dengan atau tanpa disertai rasa nyeri. Parestesia ada yang
sifatnya sementara (temporer), dan kronis. Parestesia sementara (temporer) adalah kondisi
kesemutan yang paling umum dialami oleh semua orang. Seperti namanya, parestesia ini
hanya terjadi selama beberapa saat dan akan hilang dengan sendirinya tanpa perlu dilakukan
penanganan khusus. Hal ini berbeda dengan parestesia kronis, di mana parestesia ini
merupakan pertanda dari suatu penyakit sehingga diperlukan penanganan medis guna
menyembuhkannya. (Latifah, 2013)
a. Gejala Parestesia
Gejala parestesia antara lain:
- Mati rasa
- Kelemahan anggota tubuh
- Seperti tertusuk jarum
- Seperti terbakar atau dingin
- Rasa kaku
Keluhan tersebut dapat terjadi sementara maupun berkepanjangan. Bila berkepanjangan,
bagian tubuh yang kesemutan bisa menjadi kaku, atau bila terjadi di kaki, dapat
mengakibatkan penderitanya sulit berjalan. Karakteristik gejala atau munculnya gejala lain
yang menyertai kesemutan akan berbeda-beda sesuai penyebabnya. Misalnya pada parestesia
yang disebabkan oleh komplikasi penyakit diabetes (neuropati diabetik), kesemutan dapat
menjalar naik dari telapak kaki ke tungkai atau dari tangan ke lengan. (Razmaria, 2015)
b. Faktor Penyebab
Bila terjadi lama atau kronis biasanya akan disebabkan oleh gangguan saraf seperti:
• Radikulopati. Biasanya hal ini disebabkan karena saraf terjepit, teriritasi ataupun
karena inflamasi pada saraf. Radikulopati bisa terjadi pada daerah pinggang (radikulopati
lumbar) ataupun leher (radikulopati servikal) yang akan menyebabkan keluhan keluhan
seperti nyeri pada daerah pinggang ataupun leher.
• Neuropati. Gangguan saraf kronis ini biasanya paling sering disebabkan oleh penyakit
diabetes mellitus. Keadaan gula darah tinggi bisa menyebabkan kesemutan di ujung ujung
jari tangan ataupun kaki. Neuropati juga bisa disebabkan oleh trauma fisik, cedera,
stroke, carpal tunnel syndrome, penyakit autoimun, gangguan ginjal dan hati, tumor otak
atau saraf, dll. (Simbolon, 2017)
13
- Terkena infeksi seperti HIV/AIDS, herpes zoster, hepatitis B, hepatitis C, dan
penyakit Lyme.
- Efek samping dari obat obatan kemoterapi, obat anti-kejang, dan obat HIV/AIDS.
Penyebab parestesia sangat tergantung dari penyakit yang mendasarinya dan tidak
bisa selalu ditentukan begitu saja. Biasanya penyebab dikarenakan terjadinya penekanan
saraf atau terhambatnya sirkulasi peredaran darah pada daerah kesemutan tersebut.
(Simbolon, 2017)
c. Penanganan Parestesia
Pengobatan parestesia tergantung pada penyebabnya. Jika parestesia yang dialami
pasien merupakan gejala dari suatu penyakit, maka dokter akan mengobati penyakit
tersebut, misalnya dengan :
Selain beberapa langkah di atas, dokter akan meresepkan obat guna meredakan
gejala.
· Bangun atau berjalan dulu selama beberapa saat setelah duduk dalam waktu
yang lama.
14
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Berdasarkan dari anamnesis yang telah dilakukan pasien datang ke puskesmas
Purwokerto Selatan dengan keluhan kesemutan di tiga jari tangan kiri sejak 1 bulan yang lalu,
pasien bekerja sebagai guru SD. Penyakitnya mengganggu aktivitas mengajar sehari-hari.
Rasa kesemutan semakin terasa ketika bangun tidur, rasa kesemutan biasanya pasien merasa
berkurang Ketika ber-istirahat. Sebelumnya pasien belum pernah mengalami penyakit serupa,
dan tidak mempunyai riwayat penyakit keluarga. Setelah dilakukan pemeriksaan oleh dokter,
pasien terdiagnosis penyakit Paristesia.
Paristesia atau kesemutan kaki adalah perasaan aneh yang digambarkan seperti
tertusuk benda tajam atau jarum atau mati rasa pada bagian tubuh tertentu. Parestesia bisa
terjadi di bagian tubuh mana pun, tetapi paling sering terjadi di tangan, kaki, dan
kepala. Parestesia dapat bersifat sementara atau terjadi secara
berkepanjangan. Parestesia yang sementara terjadi akibat tekanan pada saraf tertentu,
misalnya saat tidur dengan menindih lengan atau duduk bersila. Kesemutan yang bersifat
sementara ini akan hilang ketika sudah tidak ada tekanan pada saraf.
B. SARAN
o Mahasiswa mempelajari lebih lanjut bentuk abnormalitas pada kondisi tubuh
secara nyata
o Belajar memahami Bahasa pasien agar mudah mengerti apa yang dimaksud
pasien
diderita pasien.
15
DAFTAR PUSTAKA
16
LAMPIRAN
17