GANGGUAN SOMATISASI
Oleh:
Pembimbing:
pemeriksaan fisik yaitu pasien mengeluh badan kaku, mulut kaku dan sulit berbicara, nyeri
ulu hati dan sesak. Pasien menyangkal memiliki masalah yang dipendam, namun dari
keluarga diketahui bahwa pasien sedang ada masalah. Dari pemeriksaan fisik didapatkan
keadaan umum tampak kaku dan tegang, GCS E3M6V5, dan nyeri epigastrium (+). Dari
pemeriksaan penunjang didapatkan hiperglikmia (250 mg/dl) dan pemeriksaan EKG normo
sinus rythm.
2. Riwayat Pengobatan: pasien pernah menderita keluhan serupa dan terkadang kambuh,
pasien sering memeriksakan dirinya ke RSU Aminah Blitar
3. Riwayat Kesehatan/Penyakit:
- Riwayat sakit seperti ini (+) sejak setahun terakhir.
- Riwayat sakit mag (+).
- Riwayat sakit jantung disangkal.
- Riwayat sakit darah tinggi disangkal.
- Riwayat sakit gula disangkal.
4. Riwayat Keluarga:
- Riwayat anggota keluarga sakit serupa disangkal.
- Riwayat sakit darah tinggi di anggota keluarga disangkal.
- Riwayat sakit gula di anggota keluarga disangkal.
5. Riwayat Pekerjaan: pasien bekerja sebagai pedagang. Suami bekerja sebagai PNS,
Pengobatan pasien dibiayai oleh BPJS mandiri. Kesan : sosial ekonomi cukup.
6. Kondisi Lingkungan Sosial dan Fisik: Pasien tinggal bersama suami dan 3 orang anak di
rumah permanen.
7. Riwayat Imunisasi (disesuaikan dengan pasien dan kasus): lengkap.
Pasien mengeluh kurang lebih 4 jam SMRS, saat sedang makan tiba-tiba
badan dan tangan hingga jari kaku-kaku, mulut kaku dan sulit berbicara,
nyeri ulu hati dan sulit bernapas. Pasien masih mau makan minum,
perawatan diri baik, hubungan dengan orang sekitar baik. Pasien bekerja
sebagai pedagang di rumahnya.
Demam disangkal.
Kejang disangkal.
Mual disangkal.
Muntah disangkal.
Pasien terkadang merasa sakit seperti ini kurang lebih setahun terakhir dan
sering memeriksakan dirinya RS PKU Muhammadiyah Temanggung.
Riwayat kehamilan ibu: selama hamil ibu tidak pernah menderita penyakit
berat, kontrol secara teratur, hamil cukup bulan.
Kondisi lingkungan sosial dan fisik: Pasien tinggal bersama suami dan 3
sesuai dengan
umurnya. Kulit sawo matang. Rambut lurus berombak. BB dan TB ratarata. Pada saat pemeriksaan pasien tampak kebersihan cukup.
1. Perilaku dan aktivitas psikomotor :
Tingkah laku : normoaktif
2. Sikap tehadap pemeriksa : kooperatif
Kontak psikis : ada, wajar dan dapat dipertahankan.
3.
a.
b.
4.
5.
a.
b.
c.
6.
a.
b.
: baik
Personal
: baik
Situasional
: baik
c. Daya ingat
Segera
: baik
Jangka pendek
: baik
Jangka sedang
: baik
Jangka panjang
: baik
d. Konsentrasi
e. Perhatian
: baik
: normovigilitas
f.
g.
h.
7.
8.
c. Pemeriksaan Sistemik
Kulit:
Teraba hangat, tidak pucat, tidak ikterik, tidak sianosis.
Kepala:
Bentuk normal, rambut hitam, distribusi merata, tidak mudah dicabut.
Mata:
Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik, pupil isokor, diameter 3
mm, refleks cahaya +/+ normal.
THT:
Faring hiperemis (-), Tonsil T2-2 hiperemis (-/-).
Mulut:
Lidah: N.IX: lateralisasi (-)
Leher :
Tidak ada kelainan.
KGB:
Tidak teraba pembesaran KGB pada leher, axilla, dan inguinal.
Thoraks:
Cor : BJ I/ II normal, regular, bising (-), gallop (-)
Pulmo : SD vesikuler (+/+), ST : Rhonki basah halus (-/-)
Abdomen:
- Inspeksi
: Abdomen datar.
- Perkusi
Punggung:
Dalam batas normal, tidak tampak kelainan..
Ekstremitas:
Pitting edema pretibial -/-.
Akral dingin -/ Kekuatan Motorik
5555 5555
5555 5555
d. Pemeriksaan Penunjang
1) Pemeriksaan darah lengkap:
- RBC 4,44x106/mm3 (3,50-5,50x106 mm3)
- WBC 8,5x103/mm3 (3,5-10,0x103/mm3)
- HGB 13,0 gr/dl (11,5-16,5 gr/dl)
- MCV 69,0 fl (75,0-100,0 fl) L
- MCH 29,4 pq (25,0-35,0 pq)
- MCHC 41,9 gr/dl (31,0-38,0 gr/dl)
- HCT 35,5% (35-55,0%)
- PLT 358x103/mm3 (100-400x103/mm3)
- Glucose 93 mg/dl (70-108 mg/dl)
- SGOT 21 U/L (6-31 U/L)
- SGPT 14 U/L (4-31 U/L)
- Natrium 140,1 mmol/L (135-155 mmol/L)
- Kalium 3,97 mmol/L (3,6-5,5 mmol/L)
- Chloride 106,4 mmol/L (98-110 mmol/L)
3. Assesment (penalaran klinis):
Penegakan diagnosis gangguan somatisasi dapat dilakukan
berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik. Dari anamnesis ditemukan
gejala klinis adalah keluhan kaku-kaku nyeri di beberapa tempat hampir
seluruh tubuh terutama ekstremitas dan mulut, nyeri ulu hati, dan sesak
nafas. Dari hasil pemeriksaan fisik medis hanya ditemukan nyeri tekan
pada regio epigastrium selebihnya tidak menunjukkan adanya kelainan.
Pemeriksaan fisik psikiatri tidak menunjukkan adanya kelainan (hari
GANGGUAN SOMATOFORM
A. GANGGUAN SOMATOFORM
Somatoform diambil dari bahasa Yunani soma, yang artinya tubuh.
Gangguan somatoform adalah suatu kelompok gangguan yang ditandai oleh
simtom fisik, yang tidak dapat dijelaskan oleh abnormalitas organik. Biasanya
simtom fisik itu merefleksikan faktor atau konflik psikologis, misalnya
kecemasan. Gangguan somatoform merupakan gejala-gejala fisik tanpa penjelasan
fisiologis yang jelas, tidak berada di bawah kendali volunteer, diasumsikan
berhubungan dengan faktor-faktor psikologis (berkaitan dengan gangguan emosi).
B. JENIS-JENIS GANGGUAN SOMATOFORM
1. PAIN DISORDER (GANGGUAN NYERI)
Seseorang
terpreokupasi
(terpaku)
pada
defek/kerusakan
10
yang
11
tersebut
mencerminkan
penyaluran/konversi,
dari
energi
Kelumpuhan parsial atau total pada tangan atau kaki, gangguan seizures
dan koordinasi, sensasi gatal, mati rasa, dll.
Pada fungsi penglihatan dapat terjadi buta total, tunnel vision (lapangan
penglihatan terbatas)
Pada fungsi suara dapat terjadi aphonia (kehilangan suara hanya berbisik)
Muncul
dalam
situasi
stress,
berhubungan
dengan
psikologis,
Paling
tidak
terdapat
satu
simtom/defisit
yang
melibatkan
12
fungsi
2.
3.
4.
Simtom tidak dapat dijelaskan sebagai suatu ritual budaya atau pola respon,
juga tidak dapat dijelaskan dengan gangguan fisik apapun melalui landasan
pengujian yang tepat.
5.
Simtom menyebabkan distres emosional yang berarti, hendaya dalam satu atau
lebih area fungsi, seperti fungsi sosial atau pekerjaan, atau cukup untuk
menjamin perhatian medis.
Simtom tidak terbatas pada keluhan nyeri atau masalah fungsi seksual, juga
tidak dapat disebabkan oleh gangguan mental lain.
5. SOMATIZATION
DISORDER
(GANGGUAN
SOMATISASI
BRIQUETS SYNDROME)
Gangguan somatisasi memiliki ciri keluhan somatik yang beragam dan
berulang. Keluhan yang muncul ini biasanya mencakup sistem organ yang
berbeda. Keluhan ini tidak dapat dijelaskan oleh penyebab fisik, karena
biasanya muncul dalam konteks gangguan psikologis, seperti kecemasan dan
gangguan depresi.
13
Keluhan dapat berupa sakit kepala, sakit punggung, sakit perut, kelelahan,
nyeri dada, masalah seksual, masalah pencernaan.
membantu
mengangkat
dorongan-dorongan
yang
terepresi.
14
15