Anda di halaman 1dari 4

UPACARA BUKA PANTO.

Prosesi buka pintu merupakan salah satu ritual dalam serangkaian upacara pernikahan
adat Sunda. Prosesi ini memberikan pemahaman kepada kedua pengantin dalam hidup
bermasyarakat. Yaitu, agar dapat bergaul baik dengan tetangga dan diterima menjadi
bagian dari lingkungan sekitar, keduanya harus membuka pintu terlebih dahulu.

UPACARA SAWERAN.

Merupakan upacara memberi nasihat kepada kedua mempelai yang dilaksanakan setelah
acara akad nikah. Upacara ini melambangkan Mempelai beserta keluarga berbagi rejeki
dan kebahagiaan. Kata sawer berasal dari kata panyaweran, yang dalam bahasa Sunda
berarti tempat jatuhnya air dari atap rumah atau ujung genting bagian bawah. Bahan yang
digunakan dalam upacara saweran ini adalah Bokor yang diisi uang, beras, irisan kunyit
tipis, dan kembang gula. Bahan ini tidaklah lepas dari simbol dan maksud yang hendak
disampaikan kepada kedua mempelai, seperti :
1. Beras yang mengandung symbol kemakmuran. Maksudnya mudah-mudah setelah
berumah tangga pengantin bisa hidup makmur
2. Uang mengandung symbol kemakmuran maksudnya apabila kita mendapatkan
kemakmuran kita harus ikhlas berbagi dengan Fakir dan yatim
3. Kembang gula, artinya mudah-mudah dalam melaksanakan rumah tangga
mendapatkan manisnya hidup berumah tangga.
4. Kunyit, sebagai symbol kejayaan mudah-mudahan dalam hidup berumah tangga
bisa meraih kejayaan.

Kemudian semua bahan dan kelengkapan itu dilemparkan, artinya kita harus bersifat
dermawan.
Upacara Meuleum Harupat ( Membakar Harupat )

Meuleum yang artinya membakar, harupat adalah bagian dari tumbuhan aren.
Karakteristik harupat yang mudah terbakar dan mudah dipatahkan, menggambarkan di
dalam diri manusia ada sifat mudah marah (getas harupateun).
Sebelum membakar batang harupat kedua pengantin menyalakan 7 buah pelita, adalah
sebuah kosmologi Sunda akan jumlah hari yang diterangi matahari dan harapan akan
kejujuran dalam membina kehidupan rumah tangga. Kemuadian Mempelai pria
memegang batang harupat, pengantin wanita membakar dengan 7 pelita sampai menyala.
Harupat yang sudah menyala kemudian di masukan ke dalam kendi yang di pegang
mempelai wanita, diangkat kembali dan dipatahkan lalu di buang jauh jauh.
Melambangkan nasihat kepada kedua mempelai untuk senantiasa bersama dalam
memecahkan persoalan dalam rumah tangga. Fungsi istri dengan memegang kendi berisi
air adalah untuk mendinginkan setiap persoalan yang membuat pikiran dan hati suami
tidak nyaman.

Upacara Nincak Endog (Menginjak Telur)

Mempelai pria menginjak telur di baik papan dan elekan (Batang bambu muda), kemudian
mempelai wanita mencuci kaki mempelai pria dengan air di kendi, me ngelapnya sampai
kering lalu kendi dipecahkan berdua. Nincak endog ini melambangkan kemampuan
mempelai laki laki untuk memberikan keturunan bagi generasi keluarga. Prosesi ini
melambangkan bahwa mempelai perempuan akan menaati sang suami mulai dari detik
itu. Dan mempelai perempuan tidak akan melukai sang suami dengan pikiran pikiran
negatif. Moment ini memiliki arti dan makna mendalam yang artinya seorang istri harus
mampu melayani suaminya dan mengabdi padanya.
Ngaleupas Japati ( Melepas Merpati )

Orang tua kedua mempelai membawa burung merpati yang kemudian dilepaskan terbang
di halaman. Melambangkan bahwa peran orang tua sudah berakhir hari itu karena kedua
anak mereka telah mandiri dan memiliki keluarga sendiri.

Huap Lingkung (Suapan)

Suapan kedua orang tuamengandung makna bahwa sejak itu orang tua kedua belah
pihak tidak akan mengurusnya lagi, tidak memberi makan sebagaimana sebelumnya. Hal
ini dapat juga diartikan sebagai suapan, pemberian dan pengurusan terakhir orang tua
terhadap kedua mempelai, yang salanjutnya mereka sendiri yang mengurus keperluan
hidupnya.
Suapan keduamempelai mengandung makna dari kehidupan suami-istri yang harmonis,
selalu penuh kerinduan, saling cinta-mencintai, dan saling membutuhkan.
Pabetot Bakakak (Menarik Ayam Bakar)

Kedua mempelai duduk berhadapan sambil tangan kanan mereka memegang kedua paha
ayam bakakak di atas meja, kemudian pemandu acara memberi aba – aba , kedua
mempelai serentak menarik bakakak ayam tersebut hinggak terbelah. Yang mendapat
bagian terbesar, harus membagi dengan pasangannya dengan cara digigit bersama.
Melambangkan bahwa berapapun rejeki yang didapat, harus dibagi berdua dan dinikmati
bersama, serta dituntut untuk saling bekerja sama dalam membangun keluarga yang
sejahteradan tidak berat sebelah.

Gendong Pamungkas

Adalah gendongan terakhir dari orang tua untuk anknya, ini merupakan bentuk kasih
sayang dari orang tua yang telah mengasuh dn membearkanya. Karena setalah ini orang
tua tidak akan mengendong lagi karena tanggung jawabnya sudah ada pada suami.

Anda mungkin juga menyukai