Pasang tarub digunakan sebagai tanda resmi bahwa akan ada hajatan mantu dirumah yang
bersangkutan. Didahului dengan pemasangan Bleketepe, yaitu anyaman dari daun kelapa
(janur) yang merupakan simbolis sebagai peneduh, yang dulunya digunakan untuk para
tamu yang tidak bisa ditampung keseluruhan didalam rumah yang punya hajat yang
sekarang ini diganti dengan tenda yang berwarna warni.
PASANG TUWUHAN
Tuwuhan biasanya dipasang di pintu masuk dan biasanya berupa tumbuh-tumbuhan yang
masing-masing
mempunyai
makna.
Tuwuhan terdiri dari :
A.
Pohon
pisang
raja
yang
buahnya
sudah
masak
Diharapkan pasangan yang akan menikah telah mempunyai pemikiran dewasa dan matang.
Sedangkan pisang raja mempunyai makna, pengharapan agar pasangan yang akan
dinikahkan kelak mempunyai kemakmuran, kemuliaan dan kehormatan seperti raja.
B.
Tebu
wulung
Tebu wulung berwarna merah tua sebagai sumber manis. Hal ini melambangkan kehidupan
yang serba enak. Sedangkan makna wulung bagi orang Jawa berarti sepuh atau tua.
Setelah memasuki jenjang perkawinan, diharapkan kedua mempelai mempunyai jiwa sepuh
yang selalu bertindak dengan cara bijaksana.
C.
Cengkir
Gadhing
Merupakan symbol dari kandungan tempat si jabang bayi atau lambang keturunan.
D.
Daun
randu
dari
pari
sewuli
Randu melambangkan sandang, sedangkan pari melambangkan pangan. Sehingga hal itu
bermakna agar kedua mempelai selalu tercukupi sandang dan pangannya.
E.
Godhong
apa-apa
(daun
yang
bermacam-macam)
Seperti daun beringin yang melambangkan pengayoman, rumput alang-alang dengan
harapan agar terbebas dari segala halangan.
SIRAMAN
Acara siraman yang dilakukan sebelum upacara pernikahan ini bertujuan untuk
membersihkan jiwa dan raga. Persiapan siraman yaitu air yang merupakan campuran dari
bunga setaman yang disebut Banyu Perwitosari yang jika memungkinkan dapat dicampur
dengan 7 sumber mata air yang melambangkan sumber kehidupan. Sebelum siraman
dilakukan, Duto Saroyo, yaitu orang yang dikirim oleh pihak keluarga pengantin putri untuk
membawa sebagian Banyu Perwitosari ini ke rumah calon pengantin pria, untuk dipakai
siraman calon pengantin putra.
Rangkaian upacara siraman :
1.Siraman diawali dengan kedua orang tua beserta pinisepuh, yang diharapkan nantinya
bisa dijadikan panutan bagi calon mempelai dan diakhiri dengan Pemaes. Biasanya
berjumlah tujuh orang, kata tujuh sendiri berasal dari kata Pitu atau pitulungan dari bahasa
jawa yang artinya penolong.
2. Pecah Kendi, sebagai tanda sudah pecah pamor. Artinya putrinya sudah siap untuk
menikah. Pecahan kendi ini disebut juga dengan kreweng, yang digunakan sebagai alat jual
nantinya diacara dodol dawet.
3. Potong Rikmo, acara memotong sedikit rambut calon pengantin putri lalu ditanam
dihalaman rumah.
4. Gendhongan, kedua orang tua calon mempelai putri menggendong secara simbolis yang
melambangkan sudah mengentaskan putri mereka.
5. Dodol Dawet, kedua orang tua mempelai putri jualan dawet, yang mempunyai makna
memberi contoh bagaimana nantinya mencari nafkah sebagai suami istri. Uniknya, orang
yang membeli dawet ini menggunakan kreweng atau pecahan kendi tadi dan bukan
menggunakan uang.
6. Tumpengan, acara tumpengan disini menggunakan Tumpeng Robyong dimana kedua
orang tua mempelai putri melakukan Dulangan Pungkasan atau suapan yang terakhir
kepada putrinya. Lalu dilanjutkan dengan acara ramah tamah beserta tamu, yang
menandakan diakhirinya upacara siraman.
MIDODARENI
Acara midodaren dilakukan sesudah siraman, dalam acara ini ada acara nyantrik untuk
memastikan calon pengantin laki-laki akan hadir dalam akad nikah dan sebagai bukti bahwa
keluarga calon pengantin perempuan benar-benar siap melakukan prosesi pernikahan di
hari berikutnya.
Inti dari prosesi midodareni ini adalah, srah-srahan berupa hantaran dari keluarga pengantin
putra ke pengantin putri, perkenalan antara kedua keluarga besar dan nasehat dari orang
tua pengantin putri kepada calon menantu yang biasa disebut Sabdo Tomo. Dilanjutkan
dengan rangkaian penyerahan Kancing Gelung atau busana untuk pengantin putra yang
akan digunakan keesokan harinya dan angsul-angsul atau buah tangan dari keluarga
mempelai putri, kepada keluarga calon mempelai putra.
AKAD NIKAH
Peristiwa penting dalam hajatan mantu adalah ijab qobul dimana sepasang calon pengantin
bersumpah di hadapan naib yang disaksikan wali, pinisepuh dan orang tua kedua belah
pihak serta beberapa tamu undangan.
RESEPSI
Setelah semua upacara adat selesai dilakukan, saatnya acara Resepsi Pernikahan.