Anda di halaman 1dari 4

Name: Kevi Shafira

Class: 33.3A.07
NIM: 33210007

Upacara Pernikahan Adat Sunda


Beberapa kebiasaan umum dari upara adat pernikahan Sunda (Jawa Barat):

Menyambut upacara mempelai laki-laki:


 Mempelai disambut dengan umbul-umbul, sebuah dekorasi yang
menunjukan bahwa upacara pernikahan sedang berlangsung, yang juga
menguntungkan bagi mempelai laki-laki.
 Penyambutan dilanjutkan dengan prosesi wanita memegang lilin. Mereka
berdoa kepada Yang Maha Kuasa memohon restu-Nya agar tidak ada
hambatan dalam upacara.
 Mandi bunga oleh para penari sebagai simbol masa depan yang harum
bagi kedua mempelai.
 Payung yang dipegang di atas kepala pasangan, selain berfungsi sebagai
simbol pelindung, juga menunjukkan harga diri dan rasa hormat.
 Ibu mempelai wanita memberikan karangan bunga kepada mempelai laki-
laki, yang menunjukan penerimaannya terhadap keluarga.
 Ibu mempelai wanita memberikan keris kepada mempelai pria, pesan
tersembunyi kepada menantu agar tidak berkecil hati saat bekerja keras
untuk keluarganya

*Umbul-umbul: bendera warna-warni direntangkan ke atas dan


meruncing di ujungnya

Upacara Pernikahan
Pengantin wanita dan pria duduk bersebelahan bersama-sama dengan
selendang atau tudung yang menutupi kepala mereka, yang menunjukan bahwa
terdapat dua orang tetapi hanya punya satu pikiran.
Pengantin wanita dan pria membungkuk kedepan dan mencium lutut orang tua
mereka. Prosesi ini dinamakan Sungkem, meminta pengampunan dan restu,
serta meyakinkan mereka bahwa mereka akan terus melayani orang tua mereka.

*Selendang: pakaian tradisional Indonesia yang berbentuk kain panjang.

Sawer
Upacara ini harus dilakukan di depan sawer atau sebuah patung berbentuk
tenggorokan yang berfungsi sebagai penyembur air. Air yang mengalir dari
patung tersebut menunjukkan aliran cinta orang tua yang tak ternilai harganya
untuk anak-anak mereka.
Pengantin wanita dan pria duduk dinaungi sebuah payung di depan rumah.
Terdapat dua penyanyi, laki-laki dan perempuan yang bernyanyi atas nama
kedua orang tua mempelai. Nyayiannya berjudul, kidung, menasehati kedua
pasangan agar sama-sama memperlakukan dengan baik, hidup rukun, dan
menjadi doa yang ditunjukan kepada Yang Maha Kuasa agar memberi berkat
kepada kedua mempelai.
Kemudian, sawer akan dihujani kepada kedua mempelai. Terdiri dari:
Nasi kuning, nasi memliki arti kemakmuran dan warna kuning sebagai arti cinta
abadi.
Koin sebagai pengingat kedua mempelai untuk berbagi kemakmuran dengan
orang-orang yang kurang beruntung.
Permen Menunjukkan rasa manis dan harum sepanjang pernikahan mereka.
Sebuah sirih yang diletakkan di dekat pasangan adalah pengingat bahwa
perbedaan yang dimiliki mereka tidak boleh merusak pernikahan harmonis
mereka.

*Kidung: suatu bentuk puisi lama, terutama yang berkembang sejak era
sastra Jawa periode Tengahan, yaitu dari masa Majapahit akhir.
Nincak Endog
Nincak Endog merupakan upacara pemecahan telur. Kedua mempelai diminta
untuk berdiri menghadapi satu sama lain di depan pintu masuk rumah.
Pengantin laki-laki berdiri di luar pintu masuk sedangkan pengantin wanita ada
di dalam pintu masuk.
Upacara ini diadakan oleh wanita yang bertanggung jawab atas tata rias
pengantin dan berfungsi sebagai nasihat bagi pasangan untuk kebahagiaan dan
umur panjang pernikahan mereka.
Berikut berbagai item yang digunakan:
A. Harupat, tujuh sapu lidi dibakar dan dibuang sebagai simbol
pembuangan kebiasan buruk yang membahayakan seseorang di dalam
pernikahan.
B. Sebuah telur yang pecah, menunjukan bahwa pengantin laki-laki akan
menjadi kepala keluarga yang selanjutnya dan pengantin wanita yang
akan melayaninya.
C. Ajug, tujuh lilin, yang mewakili arahan kedua mempelai yang harus
diikuti untuk memastikan adanya kehidupan pernikahan yang bahagia.
D. Elekom, bambu berongga, yang bersimbol kekosongan
E. Kendi, kendi air dari tanah yang diisi dengan air, yang mengartikan
perdamaian
F. Di masa lampau, wanita yang belum menikah tidak diizinkan
menyebrangi kayu gelondongan. Pengantin wanita dibuat untuk
menyebrangi kayu gelondongan sebagai tanda
bahwa dia akan selalu menaati suaminya.
Wanita yang bertanggung jawab terhadapa upacara akan memberikan harupat
untuk pengantin wanita. Pengantin pria menyalakan harupat dengan ajug.
Kemudian, apinya dipadamkan dan tongkatnya dipatahkan, serta dibuang.
Setelah pengantin laki-laki memecahkan telur dengan kaki kanannya, pengantin
wanita mencuci kaki pengantian laki-laki dengan air yang berasal dari kendi.
Kemudian, pengantin wanita memecahkan kendinya.
Lalu, kedua mempelai diantar ke rumah. Pengantin wanita menyebrangi kayu
gelondongan dan memasuki rumah sementara pengantin laki-laki tetap diluar
untuk menampilkan upacara bukapintu.
Buka Pintu
Buka pintu adalah percakapan diantara kedua mempelai di depan rumah.
Namun, mereka diwakili oleh pasangan yang juga bernyayi untuk mereka.
Pertama, kedua mempelai mengetuk pintu selama tiga kali, lalu mereka
memasuki sebuah percakapan dimana izin dibutuhkan oleh pengantin laki-laki
untuk memasuki rumah pengantin wanita. Pengantin wanita akan mengizinkan
apabila pengantin laki-laki mengucapkan syahadat (menegaskan keimanannya
sebagai muslim). Hal tersebut juga mengisahkan pentingnya upacara
pernikahan.

Huap Lingkung
Huap lingkung adalah simbol untuk terakhir kalinya orang tua dari pengantin
wanita, menyuapi anak perempuanya. Ini juga merupakan makanan pertama
yang disiapkan oleh anak perempuannya di rumah barunya. Hidangannya terdiri
dari nasi kuning dengan ayam bumbu kuning diatasnya.

Patarik-Tarik Bakakak
Kedua mempelai diberi ayam bakar berbumbu. Saat mendengar kata,“Pergi”,
dari wanita yang melakukan upacara, kedua mempelai harus memisahkan ayam.
Orang yang mendapat bagian yang lebih besar konon akan membawa bagian
yang lebih besar dari kekayaan keluarga. Upacara ini juga berfungsi untuk
mengingatkan pasangan untuk saling mendorong keinginan kerja keras agar
mendapatkan keberuntungan.

Anda mungkin juga menyukai