Anda di halaman 1dari 8

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN MINAT HOME CARE

PADA LANSIA PENDERITA DIABETES MELITUS


DI PUSKESMAS SUDIANG RAYA

Faisal¹, Muzakkir², Wahyuni Maria P.H³

¹STIKES Nani Hasanuddin Makassar


²STIKES Nani Hasanuddin Makassar
³STIKES Nani Hasanuddin Makassar

Alamat korespondensi : faisalstikesnh@gmail.com/085342523179

ABSTRAK

Home care lanjut usia merupakan pelayanan pendampingan dan perawatan lanjut usia di lingkungan
keluarga atau di rumah. Lanjut usia merupakan individu yang berada dalam tahapan usia late adulthood
atau yang dimaksud dengan tahapan usia dewasa akhir, dengan kisaran usia dimulai dari 60 tahun
keatas. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor yang berhubungan dengan minat
home care pada lansia penderita diabetes melitus di Puskesmas Sudiang Raya. Penelitian ini
dilaksanakan pada tanggal 09 juni-09 juli tahun 2017. Jenis penelitian ini merupakan penelitian
Kuantitatif dengan metode yang digunakan adalah metode survei analitik dengan rancangan Cross
sectional. Pengambilan sampel menggunakan tekhnik purposive sampling, didapatkan sampel dalam
penelitian ini sebanyak 37 responden. Analisis yang di gunakan adalah analisis bivariat dengan
menggunakan uji chi-squeare test, dengan taraf kesalahan ρ = 0,05. Hasil penelitian ini didapatkan
faktor yang berhubungan dengan minat home care pada lansia penderita diabetes melitus di
Puskesmas Sudiang Raya yaitu pengetahuan dengan nilai ρ = 0,004, dukungan keluarga dengan nilai
ρ = 0,000, dan status ekonomi dengan nilai ρ = 0,000. Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa ada
hubungan antara pengetahuan dengan minat home care pada lansia penderita diabetes melitus, ada
hubungan antara dukungan keluarga dengan minat home care pada lansia penderita diabetes melitus,
dan ada hubungan antara status ekonomi dengan minat home care pada lansia penderita diabetes
melitus.

Kata Kunci : Home Care, pengetahuan, dukungan keluarga, status ekonomi.

PENDAHULUAN (PPOK), dan Diabetes melitus. Data untuk


Home care lanjut usia merupakan masalah kesehatan lanjut usia tentang penyakit
pelayanan pendampingan dan perawatan lanjut diabetes melitus untuk kategori umur 55-64
usia di lingkungan keluarga atau di rumah tahun terdapat 5,5%, untuk kategori umur 65-
(Triwibowo, 2012). Santrock (2006) Lanjut usia 74 tahun terdapat 4,4%, dan untuk kategori
merupakan individu yang berada dalam umur >75 tahun terdapat 3,5% (Kemenkes,
tahapan usia late adulthood atau yang 2016)
dimaksud dengan tahapan usia dewasa akhir, Dari permasalahan lansia, kesehatan
dengan kisaran usia dimulai dari 60 tahun lanjut usia perlu mendapatkan perhatian
keatas (Widyanto, 2014) khusus berperan aktif dalam pembangunan
Menurut laporan International Diabetes seperti keadaan kesehatan, perhatian terhadap
Federation (IDF) sebanyak 382 juta penduduk hidup, dan kehidupan tempat, atau kedudukan
diseluruh dunia menderita Diabetes Melitus di dalam masyarakat, dan keadaan sosial
(DM) dan akan terus bertambah setiap ekonomi. Pelayanan pendampingan dan
tahunnya. Kematian akibat diabetes perawatan sosial lanjut usia di rumah atau
angkanyapun cukup tinggi yaitu 5,1 juta jiwa dikenal dengan home care, merupakan salah
pada tahun 2013. Indonesia sendiri menempati satu pilihan dari sejumlah pelayanan sosial
posisi ke-7 dengan jumlah penderita diabetes yang dapat dilakukan untuk memenuhi
dalam rentang usia 20–79 tahun yang kebutuhan lanjut usia (Triwibowo, 2012)
berjumlah 8,5 juta jiwa (Kusyati, 2016) Kata Kepala Dinas Kesehatan Kota
Hasil riskesdas tahun 2013, penyakit Makassar dr. Naisyah, terkait dengan home
terbanyak pada lanjut usia adalah penyakit care sambutan warga Makassar sangat tinggi.
tidak menular (PTM) antara lain hipertensi, Terbukti dari sepanjang tahun 2016 jumlah
artritis, stroke, penyakit paru obstruktif kronik kunjungan home care menjangkau sekitar

20
Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosis Volume 12 Nomor 1 Tahun 2018 ● eISSN : 2302-2531
4.546 pasien. Kunjungan home care sebanyak Berdasarkan penjelasan diatas maka
(86%) atau sekitar 3.955 orang dilayani di penulis tertarik untuk melakukan penelitian
rumah, dan hanya (10%) atau sekitar 591 orang yang berjudul ”Faktor yang berhubungan
dirujuk ke Puskesmas atau Rumah Sakit di dengan minat Home care pada lansia penderita
Kota Makassar. Artinya, home care efektif diabetes melitus di Puskesmas Sudiang Raya”
untuk mengurangi angka rujukan (Kemenkes,
2017) BAHAN DAN METODE
Pada kenyataannya di masyarakat masih Lokasi, Populasi dan Sampel
ada ditemukan keluarga yang belum Jenis penelitian ini merupakan penelitian
memahami kebutuhan lanjut usia, mengingat Kuantitatif dengan metode yang digunakan
bahwa kebutuhan dari lanjut usia bukan hanya adalah metode survei analitik dengan
sebatas tercukupi dengan makan, minum, dan rancangan Cross sectional yaitu dalam
menjaga kesehatan fisik saja, tetapi lebih dari penelitian seksional silang, variabel sebab atau
itu diperlukan juga kepedulian keluarga dalam risiko dan akibat atau kasus yang terjadi pada
memenuhi kebutuhan kesehariannya. Maka objek penelitian diukur atau dikumpulkan dalam
dari itu lanjut usia perlu mendapatkan perhatian waktu yang bersamaan.
khusus dari keluarga agar mereka tidak merasa Penelitian ini dilaksanakan di Puskesmas
kesepian dan hendaknya kebutuhan lanjut usia Sudiang Raya pada tanggal 09 juni-09 juli
tersebut dapat di penuhi, sehingga lanjut usia tahun 2017. Populasi dalam penelitian ini
dapat hidup dengan bahagia dan merasa masih adalah lansia penderita diabetes melitus yang
berguna bagi masyarakat (Widyakusuma, berkunjung di Puskesmas Sudiang Raya
2013) sebanyak 57 orang.
Namun masyarakat luas juga masih Pengambilan sampel menggunakan
beranggapan bahwa biaya program untuk purposive sampling yaitu suatu teknik
menggunakan pelayanan home care penetapan sampel dengan cara memilih
(perawatan di rumah) mahal karena seseorang sampel diantara populasi sesuai dengan yang
yang ingin melakukan pengobatan didatangi dikehendaki peneliti, sehingga sampel tersebut
langsung kerumahnya dan hal ini akan dapat mewakili karakteristik populasi yang telah
menelan biaya yang banyak, sehingga hanya dikenal sebelumnya. Jumlah sampel dalam
kelompok masyarakat tertentu saja yang dapat penelitian yaitu 37 responden. Adapun kriteria
menggunakan pelayanan home care yaitu inklusi dan eksklusi dalam penelitian ini sebagai
kelompok masyarakat dengan sosial ekonomi berikut :
menengah ke atas. (Perwitasari, 2012) 1. Kriteria inklusi
Berdasarkan data yang didapatkan dari a. Responden yang menderita diabetes
Puskesmas Sudiang Raya, Pada tahun 2016 melitus
jumlah kunjungan pasien lansia penderita b. Responden yang berumur > 60 tahun
diabetes melitus untuk kategori umur 60-69 2. Kriteria eksklusi
tahun sebanyak 172 orang, untuk kategori a. Responden yang membatalkan
umur >70 tahun sebanyak 47 orang. kesediaannya untuk dijadikan subjek
Data untuk tahun 2017 jumlah kunjungan b. Responden yang tidak lengkap
pasien lansia penderita diabetes melitus pengisian kuesionernya
dibulan januari-maret sebanyak 57 orang c. Responden yang mengalami gangguan
dimana untuk kategori umur 60-69 tahun pendengaran
sebanyak 45 orang, untuk kategori umur >70
tahun sebanyak 12 orang (Puskesmas Sudiang Pengolahan data
Raya, 2017) 1. Editing
Berdasarkan informasi yang didapatkan Hasil wawancara, angket, atau pengamatan
dari Puskesmas Sudiang Raya pelayanan dari lapangan harus dilakukan penyuntingan
home care mulai di terapkan pada tahun 2015, terlebih dahulu. Apabila ada jawaban-
namun pada tahun 2016 program ini baru jawaban yang belum lengkap, kalau
dioperasikan. Ditahun 2016 data yang memungkinkan perlu dilakukan
didapatkan pada pasien lansia penderita pengambilan data ulang, tetapi apabila tidak
diabetes melitus untuk melakukan home care memungkinkan, maka pertanyaan yang
masih sangat minim sekitar 7 orang, jawabannya tidak lengkap tersebut tidak
sedangkan ditahun 2017 untuk bulan januari- dimasukkan dalam pengolahan “data
maret tidak terdapat pasien lansia penderita missing”
Diabetes melitus yang menggunakan 2. Coding
pelayanan home care (Puskesmas Sudiang Setelah semua kuesioner diedit atau
Raya, 2017) disunting, selanjutnya dilakukan
peng”kodean” atau “coding”, yakni

21
Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosis Volume 12 Nomor 1 Tahun 2018 ● eISSN : 2302-2531
mengubah data berbentuk kalimat atau
huruf menjadi data angka atau bilangan. Berdasarkan tabel 2 dari total 37 responden
3. Memasukkan data (Data entry) atau (100%) yang kategori umur 60-69 tahun
processing terdiri dari 34 responden (91.9%) dan
Data, yakni jawaban-jawaban dari masing- kategori umur >70 tahun terdiri dari 3
masing responden yang dalam bentuk responden (8.1%)
“kode” (angka atau huruf) dimasukkan ke
dalam program atau “software” komputer. Tabel 3 Distribusi Frekuensi Responden
Data yang telah terkumpul dan memenuhi Berdasarkan Pendidikan Di Puskesmas
syarat dianalisa dan diolah dengan Sudiang Raya
menggunakan uji chi-square pada program Pendidikan n %
SPSS (Software Product and Service Tidak Sekolah 3 8.1
Solution) SD 6 16.2
4. Pembersihan data (cleaning) SMP 12 32.4
Apabila semua data dari setiap sumber data SMA 12 32.4
atau responden selesai dimasukkan, perlu Perguruan tinggi 4 10.8
dicek kembali untuk melihat kemungkinan- Total 37 100.0
kemungkinan adanya kesalahan -kesalahan
kode, ketidaklengkapan, dan sebagainya, Berdasarkan tabel 3 dari total 37
kemudian di lakukan pembetulan atau responden (100%) menunjukkan bahwa
koreksi. mayoritas tingkat pendidikan yang
cenderung banyak adalah SMP dan SMA
Analisa data dengan jumlah masing-masing 12
1. Analisa Univariat responden (32.4%)
Dilakukan terhadap setiap variabel
penelitian terutama untuk melihat tampilan Tabel 4 Distribusi Frekuensi Responden
distribusi frekuensi presentasi dari tiap-tiap Berdasarkan Pekerjaan Di Puskesmas
variabel Sudiang Raya
2. Analisis Bivariat Pekerjaan n %
Analisis bivariat dilakukan untuk melihat
Ibu Rumah Tangga 21 56.8
hubungan variabel independen terhadap
Buruh Harian 3 8.1
variabel dependen, dimana data yang telah
Wiraswasta 7 18.9
terkumpul kemudian dianalisa dan diolah
dengan menggunakan uji chi-square pada Pensiunan 6 16.2
program SPSS (Software Product and Total 37 100.0
Service Solution)
Berdasarkan tabel 4 dari total 37 responden
HASIL PENELITIAN (100%) menunjukkan bahwa mayoritas
1. Analisis Univariat pekerjaan yang cenderung banyak adalah
Tabel 1 Distribusi Frekuensi Responden ibu rumah tangga dengan jumlah 21
Berdasarkan jenis kelamin Di Puskesmas responden (56.8%)
Sudiang Raya
Jenis Kelamin n % Tabel 5 Distribusi Frekuensi Responden
Berdasarkan Penghasilan Di Puskesmas
Laki-laki 14 37.8
Sudiang Raya
Perempuan 23 62.2
Penghasilan n %
Total 37 100.0
Rp.>2.500.000/bulan 24 64.9
Rp.<2.500.000/bulan 13 35.1
Berdasarkan tabel 1 dari total 37 responden Total 37 100.0
(100%) yang jenis kelamin laki-laki terdiri
dari 14 responden (37.8%) dan yang jenis
Berdasarkan tabel 5 dari total 37 responden
kelamin perempuan terdiri dari 23
(100%) yang berpenghasilan Rp.
responden (62.2%)
>2.500.000/bulan terdiri dari 24 responden
(64.9%), dan yang berpenghasilan Rp.
Tabel 2 Distribusi Frekuensi Responden <2.500.000/bulan terdiri dari 13 responden
Berdasarkan Umur Di Puskesmas Sudiang
(35.1%)
Raya
Umur n %
60-69 Tahun 34 91.9
>70 Tahun 3 8.1
Total 37 100.0

22
Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosis Volume 12 Nomor 1 Tahun 2018 ● eISSN : 2302-2531
Tabel 6 Distribusi Frekuensi Responden 2. Analisis bivariat
Berdasarkan Pengetahuan Di Puskesmas Tabel 10 Hubungan Pengetahuan Dengan
Sudiang Raya Minat Home Care Pada Lansia Penderita
Pengetahuan n % Diabetes Melitus Di Puskesmas Sudiang
Baik 19 51.4 Raya
Cukup 13 35.1 Minat home care
Total
Kurang 5 13.5 Pengetahuan Tinggi Kurang
Total 37 100.0 n % n % n %
Baik 15 40.5 4 10.8 19 51.3
Berdasarkan tabel 6 dari total 37 responden Cukup 6 16.2 7 18.9 13 35.1
(100%) yang pengetahuan baik terdiri dari Kurang 0 0 5 13.5 5 13.5
19 responden (51.4%), yang pengetahuan Total 21 56.7 16 43.2 37 100.0
cukup terdiri dari 13 responden (35.1%), dan ρ = 0.004 α = 0.05
pengetahuan kurang terdiri dari 5
responden (13.5%) Berdasarkan tabel 10 dari total 37
responden (100%) didapatkan 19
Tabel 7 Distribusi Frekuensi Responden responden (51.3%) dengan kategori
Berdasarkan Dukungan Keluarga Di pengetahuan baik untuk melakukan home
Puskesmas Sudiang Raya care, diantaranya terdapat 15 responden
Dukungan keluarga n % (40.5%) yang minat home care tinggi dan
Mendukung 26 70.3 terdapat 4 responden (10.8%) yang minat
Tidak Mendukung 11 29.7 home care kurang. Sedangkan 13
Total 37 100.0 responden (35,1%) dengan kategori
pengetahuan cukup untuk melakukan home
Berdasarkan tabel 7 dari total 37 responden care, diantaranya terdapat 6 responden
(100%) dengan dukungan keluarga yang (16.2%) yang minat home care tinggi dan
mendukung terdiri dari 26 responden terdapat 7 responden (18.9%) yang minat
(70.3%) dan yang tidak mendukung terdiri home care kurang. Sedangkan 5 responden
dari 11 responden (29.7%) (13.5%) dengan kategori pengetahuan
kurang untuk melakukan home care,
Tabel 8 Distribusi Frekuensi Responden diantaranya 0 responden (0%) yang minat
Berdasarkan Status Ekonomi Di Puskesmas home care tinggi dan terdapat 5 responden
Sudiang Raya (13.5%) yang minat home care kurang.
Status ekonomi n %
Cukup 24 64.9 Tabel 11 Hubungan Dukungan Keluarga
Kurang 13 35.1 Dengan Minat Home Care Pada Lansia
Total 37 100.0 Penderita Diabetes Melitus Di Puskesmas
Sudiang Raya
Berdasarkan tabel 8 dari total 37 responden Minat home care
Dukungan Total
(100%) yang status ekonomi cukup terdiri Tinggi Kurang
keluarga
dari 24 responden (64.9%) dan yang status n % n % n %
ekonomi kurang terdiri dari 13 responden Mendukung 20 54.1 6 16.2 26 70.3
(35.1%) Tidak
1 2.7 10 27.0 11 29.7
mendukung
Tabel 9 Distribusi Frekuensi Responden Total 21 56.8 16 43.2 37 100.0
Berdasarkan Minat Home Care Di ρ = 0.000 α = 0.05
Puskesmas Sudiang Raya
Minat home care n % Berdasarkan Tabel 11 dari total 37
Tinggi 21 56.8 responden (100%) didapatkan 26
Kurang 16 43.2 responden (70.3%) dengan kategori
Total 37 100.0 mendapat dukungan dari keluarga untuk
melakukan home care, diantaranya terdapat
Berdasarkan tabel 9 dari total 37 responden 20 responden (54.1%) yang minat home
(100%) yang minat Home care tinggi terdiri care tinggi dan terdapat 6 responden
dari 21 responden (56.8%) dan minat home (16.2%) yang minat home care kurang.
care kurang terdiri dari 16 responden Sedangkan 11 responden (29.7%) dengan
(43.2%) kategori tidak mendapat dukungan dari
keluarga untuk melakukan home care,
diantaranya terdapat 1 responden (2.7%)

23
Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosis Volume 12 Nomor 1 Tahun 2018 ● eISSN : 2302-2531
yang minat home care tinggi dan terdapat 10 menggunakan pelayanan home care. Dan
responden (27.0%) yang minat home care terdapat 7 responden (18.9%) yang memiliki
kurang. minat home care kurang, hal ini karena
responden kurang tertarik serta masih
Tabel 12 Hubungan Status Ekonomi mempertimbangkan untuk menggunakan
Dengan Minat Home Care Pada Lansia pelayanan home care dan masih lebih
Penderita Diabetes Melitus Di Puskesmas memilih berobat di Puskesmas.
Sudiang Raya Sedangkan 5 responden (13.5%)
Minat home care dengan pengetahuan kurang untuk
Status Total melakukan home care, diantaranya 0
Tinggi Kurang
ekonomi responden (0%) yang memiliki minat home
n % n % n %
Cukup 19 51.4 5 13.5 24 64.9 care tinggi, hal ini karena kurangnya
Kurang 2 5.4 11 29.7 13 35.1 pengetahuan dan informasi yang
Total 21 56.8 16 43.2 37 100.0 didapatkan. Dan terdapat 5 responden
ρ = 0.000 α = 0.05 (13.5%) yang memilki minat home care
kurang, hal ini karena kurangnya
Berdasarkan Tabel 12 dari total 37 pemahaman dan informasi yang didapatkan
responden (100%) didapatkan 24 dari petugas kesehatan dan lingkungan
responden (64.9%) dengan kategori status sekitar.
ekonomi cukup untuk melakukan home Berdasarkan hasil uji statisik dengan
care, diantaranya terdapat 19 responden chi-squeare test di peroleh nilai ρ = 0,004.
(51.4%) yang minat home care tinggi dan Karena nilai α < 0,05, maka Hα diterima.
terdapat 5 responden (13.5%) yang minat Jadi ada hubungan antara pengetahuan
home care kurang. Sedangkan 13 dengan minat home care pada lansia
responden (35.1%) dengan kategori status penderita diabetes melitus di Puskesmas
ekonomi kurang untuk melakukan home Sudiang Raya.
care, diantaranya terdapat 2 responden Hasil penelitian yang dilakukan oleh
(5.4%) yang minat home care tinggi dan Abdurrahim senuk (2013) dengan judul
terdapat 11 responden (29.7%) yang minat penelitian “Hubungan Pengetahuan dan
home care kurang. Dukungan Keluarga dengan Kepatuhan
Menjalani Diet Diabetes Melitus di Poliklinik
PEMBAHASAN RSUD Kota Tidore Kepulauan Provinsi
1. Hubungan Pengetahuan Dengan Minat Maluku Utara”. Bahwa dari 20 responden
Home Care Pada Lansia dengan pengetahuan yang baik yang patuh
Berdasarkan hasil penelitian yang dalam menjalani diet diabetes melitus terdiri
dilakukan dari total 37 responden (100%) dari 15 orang (75%) sedangkan 5 orang
didapatkan 19 responden (51.3%) dengan lainnya (25%) tidak patuh dalam menjalani
pengetahuan baik untuk melakukan home diet diabetes melitus. Responden dengan
care, diantaranya terdapat 15 responden pengetahuan kurang baik dan patuh dalam
(40.5%) yang memiliki minat home care menjalani diet diabetes mellitus berjumlah
tinggi hal ini karena adanya informasi dan 22 orang (44,9%) dan yang tidak patuh
penjelasan yang didapatkan dari petugas dalam menjalani diet diabetes melitus
pelayanan kesehatan serta manfaat dan berjumlah 27 orang (55,1%) dari 49
kelebihan yang didapatkan menggunakan responden. Berdasarkan hasil uji statistik
jasa pelayanan home care. Dan terdapat 4 Chi Square (X2) pada tingkat kepercayaan
responden (10.8%) yang memiliki minat 95% menunjukkan nilai (ñ) = 0,023. Nilai ñ
home care kurang, hal ini karena jarak ini lebih kecil dari nilai á = 0,05,
tempuh dari rumah ke tempat pemeriksaan menunjukkan bahwa terdapat hubungan
kesehatan dekat sehingga responden lebih antara pengetahuan dengan kepatuhan
memilih untuk melakukan pemeriksaan menjalani diet diabetes melitus.
kesehatan di Puskesmas. Pengetahuan merupakan hasil dari
Sedangkan 13 responden (35,1%) tahu, dan ini terjadi setelah orang
dengan pengetahuan cukup untuk melakukan pengindraan terhadap objek
melakukan home care, diantaranya terdapat tertentu. Sebagian besar pengetahuan
6 responden (16.2%) yang memiliki minat manusia diperoleh melalui mata dan telinga.
home care tinggi, hal ini karena Pengetahuan atau kognitif merupakan
pengetahuan yang didapatkan dari dominan yang sangat penting untuk
lingkungan sekitarnya yang pernah tindakan seseorang (Priyoto, 2014)
menggunakan jasa pelayan home care Sehubung dengan hal itu peneliti
sehingga responden merasa tertarik untuk menyimpulkan bahwa ada hubungan antara

24
Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosis Volume 12 Nomor 1 Tahun 2018 ● eISSN : 2302-2531
pengetahuan dengan minat home care, sebesar - 0.623, sehingga dibandingkan
sesuai dengan teori dan penelitian yang dengan r tabel : 0.392 ( r hitung > r tabel)
telah dijelaskan sebelumnya pengetahuan dan signifikansi yang dihasilkan sebesar
merupakan hasil dari tahu setelah 0.001, dimana signifikansi tersebut kurang
seseorang melakukan pengindraan dari 5% (sig. p 0.001 < 0.05). Kesimpulan
terhadap objek tertentu artinya apa semakin dari hasil tersebut ada hubungan yang
banyak informasi yang didapatkan terkait signifikan antara Dukungan Keluarga
dengan pelayanan home care maka dengan Tingkat Kecemasan Lansia Home
semakin banyak pula pengetahuan yang Care di Wilayah Kerja Rumah Sakit Rajawali
didapatkan tetapi sebaliknya kurangnya Citra Banguntapan Bantul dimana artinya
informasi yang didapatkan akan berdampak semakin tinggi dukungan keluarga maka
negatif pula terhadap individu itu sendiri. semakin berkurang tingkat kecemasan pada
2. Hubungan Dukungan Keluarga Dengan lansia home care.
Minat Home Care Pada Lansia Dukungan dari Keluarga merupakan
Berdasarkan hasil penelitian yang support system utama bagi lansia dalam
dilakukan dari total 37 responden (100%) mempertahankan kesehatannya. Peranan
didapatkan 26 responden (70.3%) dengan keluarga antara lain: menjaga atau merawat
mendapat dukungan dari keluarga untuk lansia, mempertahankan, dan
melakukan home care, diantaranya terdapat meningkatkan status mental, mengantipasi
20 responden (54.1%) yang memliki minat perubahan status sosial ekonomi serta
home care tinggi, hal ini karena individu memberikan motivasi dan memfasilitasi
mendapat dorongan, motivasi, serta kebutuhan spritual bagi lansia (Padila,
bantuan dari suami, istri, dan anak ataupun 2013)
keluarga dekat lainnya. Dan terdapat 6 Peneliti menyimpulkan bahwa
responden (16.2%) yang memiliki minat Dukungan dari keluarga sangat
home care kurang, hal ini karena kurangnya berpengaruh terhadap minat home care
pemahaman individu dan tidak tertarik pada lansia. Semakin besar dukungan yang
dengan program pelayanan home care diberikan oleh keluarga maka akan
sehingga responden lebih memilih berobat menimbulkan rasa senang dan bahagia
ke puskesmas. pada lansia. Namun sebaliknya kurangnya
Sedangkan 11 responden (29.7%) dukungan yang diberikan oleh keluarga
dengan tidak mendapat dukungan dari maka akan menimbulkan perasaan tidak
keluarga untuk melakukan home care, senang dan bahagia pada lansia. Maka dari
diantaranya terdapat 1 responden (2.7%) itu peran dan dukungan keluarga sangatlah
yang memiliki minat home care tinggi, hal ini penting dalam memenuhi kebutuhan
karena penjelasan yang didapatkan dari keseharian lansia baik dari menjaga dan
petugas kesehatan dan lingkungan sekitar merawat lansia, bantuan finansial,
sehingga responden tertarik dengan meningkatkan status mental, serta
program home care. Dan terdapat 10 memberikan motivasi dan memfasilitasi
responden (27.0%) yang memiliki minat kebutuhan spritual bagi lansia
home care kurang, hal ini karena kurangnya 3. Hubungan Status Ekonomi Dengan Minat
pengetahuan keluarga tentang program Home Care Pada Lansia
home care, sehingga keluarga Hasil penelitian yang dilakukan dari
menyarankan untuk berobat di Puskesmas total 37 responden (100%) didapatkan 24
saja selain itu keluarga responden responden (64.9%) dengan status ekonomi
berpendapat bahwa fasilitas yang cukup untuk melakukan home care,
disediakan di Puskesmas jauh lebih baik. diantaranya terdapat 19 responden (51.4%)
Berdasarkan hasil uji statisik dengan yang memiliki minat home care tinggi, hal ini
chi-squeare test di peroleh nilai ρ = 0,000. karena responden merasa kualitas
Karena nilai α < 0,05, maka Hα diterima. pelayanan yang diberikan sesuai dengan
Jadi ada hubungan antara dukungan harga dan tidak perlu jauh lagi untuk
keluarga dengan minat home care pada berobat, karena didatangi langsung dan
lansia penderita diabetes melitus di tetap berada dilingkungan keluarga. Dan
Puskesmas Sudiang Raya. terdapat 5 responden (13.5%) yang memiliki
Hasil penelitian yang dilakukan Ika minat home care kurang, hal ini karena
Ayuningtyas (2012) hubungan dukungan responden lebih memilih berobat
keluarga dengan tingkat kecemasan lansia dipuskesmas serta merasa fasilitas yang
home care. Berdasarkan hasil yang disediakan juga lengkap
didapatkan diketahui bahwa koefisien Sedangkan 13 responden (35.1%)
korelasi Spearman Rho yang dihasilkan dengan status ekonomi kurang untuk

25
Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosis Volume 12 Nomor 1 Tahun 2018 ● eISSN : 2302-2531
melakukan home care, diantaranya terdapat masalah kesehatan, orang dengan tingkat
2 responden (5.4%) yang memiliki minat ekonomi kurang akan lebih berkonsentrasi
home care tinggi, hal ini karena responden terhadap pemenuhan kebutuhan dasar
merasa bahwa jika diberi pengobatan yang menunjang kehidupannya dan
dirumah seseorang tidak perlu jauh lagi kehidupan keluarganya. Sebaliknya
untuk berobat dan kita bisa berada seseorang dengan tingkat ekonomi cukup
ditengah-tengah keluarga. Dan terdapat 11 akan mempunyai kesempatan lebih besar
responden (29.7%) yang memiliki minat dalam menempuh pendidikan, dimana
home care kurang, hal ini karena responden orang dengan tingkat ekonomi cukup akan
beranggapan dan berfikiran bahwa dengan lebih mudah menerima informasi dan hal ini
menggunakan program pelayanan home makin banyak pula pengetahuan yang
care akan menelan biaya yang banyak dimiliki sehingga akan memperhatikan
karena didatangi langsung dirumahnya kesehatan diri dan keluarga
sehingga responden lebih memilih ke Peneliti menyimpulkan bahwa status
Puskesmas karena sebagian pengobatan ekonomi berpengaruh terhadap minat
dibantu oleh pemerintah home care. Seseorang yang status sosial
Berdasarkan hasil uji statisik dengan ekonomi yang cukup baik, maka akan
chi-squeare test di peroleh nilai ρ = 0,000. mengurangi beban dalam memenuhi
Karena nilai α < 0,05, maka Hα diterima. kebutuhan kesehariannya sedangkan
Jadi ada hubungan antara status ekonomi seseorang yang memiliki status sosial
dengan minat home care pada lansia ekonomi yang kurang juga akan berdampak
penderita diabetes melitus di Puskesmas dalam memenuhi kebutuhan
Sudiang Raya. kesehariannya, maksudnya dalam
Hasil penelitian yang dilakukan oleh memenuhi kebutuhan keseharian
Mohamad judha (2016) diketahui sebagian seseorang dibutuhkan biaya, termasuk
besar responden yang mempunyai status untuk penggunaan jasa pelayanan home
ekonomi kategori tinggi taat melakukan care pasti dibutuhkan juga finansial
kontrol gula darah sebesar 24,0%.
Sebagian responden yang mempunyai KESIMPULAN
status ekonomi kategori sedang dan taat 1. Ada hubungan antara Pengetahuan dengan
melakukan kontrol gula darah sebesar minat home care pada lansia penderita
48,0%. Hasil uji Chi Square diperoleh nilai ρ diabetes melitus
Value sebesar 0,013 (α<0,05). Hasil analisis 2. Ada hubungan antara Dukungan keluarga
membuktikan bahwa ada hubungan yang dengan minat home care pada lansia
signifikan antara status ekonomi dengan penderita diabetes melitus
ketaatan kontrol gula darah pada penderita 3. Ada hubungan antara Status ekonomi
diabetes melitus Di RSUP Dr. Soeradji dengan minat home care pada lansia
Tirtonegoro Klaten. Dalam melakukan penderita diabetes melitus
pemantauan atau kontrol gula darah
memerlukan kemampuan finansial untuk SARAN
membiayai pemeriksaan gula darah 1. Bagi petugas pelayanan kesehatan agar
Keadaan sosial ekonomi meningkatkan lagi promosi dan penyuluhan
mempengaruhi faktor fisik, kesehatan dan kepada pasien dan masyarakat terkait
pendidikan. Apabila faktor-faktor tersebut dengan program pelayanan home care
cukup baik, maka akan mengurangi beban 2. Bagi peneliti selanjutnya yang berminat
fisiologis, dan psikologi kesehatan (Priyoto, meneliti dengan judul yang sama agar dapat
2014) meneliti variabel lain terkait dengan faktor
Notoatmodjo (2007), tingkat ekonomi yang berhubungan dengan minat home care
seseorang berhubungan erat dengan pada lansia penderita diabetes melitus

DAFTAR PUSTAKA

Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat, Kemenkes RI 2017. Berkat home care, puskesmas kassi-kassi
dekat di hati (online), (http://www.depkes.go.id/article/ view/ 17012000003/ berkat-home-care-puskesmas-
kassi-kassi-dekat-di-hati.html sitasi 08 April 2017)

Kusyati, E. 2016. Home care dalam perawatan ulkus diabetikum di kota semarang (online), (https:// injec. aipni-
ainec.com/index.php/INJEC/ article/view/109 sitasi 08 April 2017)

Padila. 2013. Keperawatan Gerontik. Yogyakarta : Nuha Medika.

26
Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosis Volume 12 Nomor 1 Tahun 2018 ● eISSN : 2302-2531
Perwitasari, D,A. 2012. Potensi peran farmasis dalam Meningkatkan kualitas hidup pasien Lanjut usia: perspektif
rawat rumah (online), (http://journal.uad.ac.id/index.php/ PHARMACIANA/ article/view/657 sitasi 10 april
2017)

Pusat Data dan Informasi. 2016. Situasi Lanjut Usia (Lansia) di Indonesia. Jakarta Selatan : Kementerian
Kesehatan RI

Priyoto. 2014. Teori Sikap dan Perilaku dalam Kesehatan. Yogyakarta : Nuha Medika.

Triwibowo, C. 2012. Home Care Konsep Kesehatan Masa Kini. Yogyakarta : Nuha Medika

Widyanto, C,F. 2014. Keperawatan Komunitas dengan Pendekatan Prkatis. Yogyakarta : Nuha Medika.

Widyakusuma, N. 2013. Peran pendamping dalam program pendampingan dan perawatan Sosial lanjut usia di
lingkungan keluarga (home care): studi Tentang pendamping di yayasan pitrah sejahtera,
kelurahan Cilincing, kecamatan cilincing jakarta utara (online),
(http://puslit.kemsos.go.id/upload/post/files/3f6eec039702e6b91ec1fa1058 bbcbca.pdf sitasi 10
april 2017)

27
Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosis Volume 12 Nomor 1 Tahun 2018 ● eISSN : 2302-2531

Anda mungkin juga menyukai