Pengaruh Temperatur Terhadap Aktivitas e
Pengaruh Temperatur Terhadap Aktivitas e
BIOKIMIA
LABORATORIUM BIOKIMIA
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2011
BAB I
PENDAHULUAN
berbagai reaksi kimia dalam sistem biologis. Hampir tiap reaksi kimia dalam sistem
biologis dikatalisis oleh enzim. Sintesis enzim terjadi di dalam sel dan sebagian besar
Seluruh reaksi kimia yang berlangsung di dalam sel memerlukan jasa enzim,
enzim disintesis di dalam sel, namun aktivitasnya tidak selalu di dalam sel. Berbagai
reaksi kimia yang dikendalikan oleh enzim antara lain respiasi, pertumbuhan,
antara lain suhu Di samping itu, kecepatan reaksi enzimatik dipengaruhi pula oleh
Enzim bekerja pada kisaran suhu tertentu. Suhu rendah mendekati titik beku
tidak merusak enzim, namun enzim tidak dapat bekerja. Dengan kenaikan suhu
lingkungan, enzim mulai bekerja sebagian dan mencapai suhu maksimum pada suhu
tertentu. Bila suhu ditingkatkan terus, jumlah enzim yang aktif akan berkurang
pada suhu optimum. Berdasarkan teori tersebut, maka dilakukanlah percobaan ini
untuk mengaplikasikan, membuktikan dan menguji kebenaran dari teori tersebut agar
enzim amilase.
Adapun tujuan dari percobaan ini adalah menentukan suhu optimum dari
enzim amilase.
amilum menjadi glukosa pada berbagai temperatur dan diuji dengan iodin pada
interval waktu tertentu sampai warna biru yang terbentuk berubah menjadi bening.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
biokimia. Enzim ini berubah menjadi sangat khas, seperti misalnya terhadap jenis
reaksi yang dikatalisisnya dan bahkan tempat pada substrat khusus dimana enzim itu
tarikan van der Waals dan tarikan elektrostatik oleh ikatan hidrogen, atau yang
kurang umum oleh pembentukan ikatan kovalen. Kompleks terbentuk pada sisi aktif
dari enzim. Tempat ini juga merupakan daerah enzim yang memacu reaksi yang
khas. Sisi aktif itu harus memiliki atom dan konfigurasi yang tepat, baik untuk
Enzim, seperti protein lain, mempunyai berat molekul yang berkisar dari
kira-kira 12.000 sampai lebih dari 1 juta. Oleh karena itu, enzim berukuran amat
besar dibandingkan dengan substrat atau gugus fungsional targetnya. Beberapa enzim
hanya terdiri dari polipeptida dan tidak mengandung gugus kimiawi selain residu
asam amino. Akan tetapi enzim lain memerlukan tambahan komponen kimia bagi
anorganik seperti ion Fe2+, Mn2+ atau Zn2+ atau mungkin juga suatu molekul
koenzim maupun satu atau lebih ion logam bagi aktivitasnya. Pada beberapa enzim,
koenzim atau ion logam hanya terikat secara lemah atau dalam waktu sementara pada
protein, tetapi pada enzim lain senyawa ini terikat kuat, atau terikat secara permanen
yang dalam hal ini disebut gugus prostetik. Enzim yang strukturnya sempurna dan
holoenzim. Koenzim dan ion logam bersifat stabil sewaktu pemanasan, sedangkan
Enzim menyusun sebagian besar dari protein total dalam sel. Suatu sel dapat
memuat 3.000 jenis molekul enzim dan sejumlah besar molekul dari tiap jenis.
Enzim dapat mempercepat reaksi kimia, sedangkan protein lain tak dapat. Oleh
karena itu, enzim adalah katalis. Selain mampu meningkatkan reaksi, enzim memiliki
dua sifat lain sebagai katalis sejati. Pertama, enzim tak berubah oleh reaksi yang
dikatalisnya. Kedua (dan yang penting), walaupun dapat mempercepat reaksi, enzim
tidak mengubah kedudukan normal dari kesetimbangan kimia. Dengan kata lain,
produk tetap sama dengan produk yang diperoleh tanpa enzim (Lehninger, 1997).
prostetik atau kofaktor. Kofaktor ini merupakan bagian nonprotein dari enzim itu.
Suatu kofaktor dapat berupa ion logam sederhana, ion tembaga misalnya merupakan
kofaktor bagi enzim asam askorbat oksidase. Enzim lain mengandung molekul
Suatu enzim bekerja secara khas terhadap suatu substrat tertentu. Kekhasan
inilah ciri suatu enzim. Ini sangat berbeda dengan katalis lain (bukan enzim) yang
dapat bekerja terhadap berbagai macam reaksi. Enzim urase hanya bekerja terhadap
Misalnya enzim esterase dapat menghidrolisis beberapa ester asam lemak, tetapi
tidak dapat menghidrolisis substral lain yang bukan ester. Kekhasan enzim terhadap
Untuk dapat bekerja terhadap suatu zat atau substrat harus ada hubungannya
atau kontak antara enzim dengan substratnya suatu enzim mempunyai ukuran lebih
besar daripada substratnya. Oleh karena itu tidak seluruh bagian enzim dapat
berhubungan dengan substrat. Hubungan antara substrat dengan enzim hanya terjadi
pada bagian tertentu saja. Tempat atau bagian enzim yang mengadakan hubungan
atau kontak dengan substrat dinamai bagian aktif (active site). Hubungan hanya
mungkin terjadi apabila bagian aktif mempunyai ruang yang tepat dapat menampung
yang bersifat sementara dan akan terurai lagi apabila reaksi yang diinginkan telah
Konsentrasi Enzim
Seperti pada katalis lain, kecepatan suatu reaksi yang menggunakan enzim
tergantung pada konsentrasi enzim tersebut. Pada suatu konsentrasi substrat tertentu,
Konsentrasi Substrat
Akan tetapi pada batas konsentrasi tertentu, tidak terjadi kenaikan kecepatan reaksi
substrat.
Suhu
Pada suhu rendah reaksi kimia berlangsung lambat, sedangkan pada suhu
yang lebih tinggi reaksi berlangsung lebih cepat. Disamping itu, karena enzim adalah
suatu protein, maka kenaikan suhu dapat menyebabkan terjadinya proses denaturasi.
Apabila terjadi proses denaturasi, maka bagian aktif enzim akan terganggu dan
reaksinya pun akan menurun. Kenaikan suhu sebelum terjadinya proses denaturasi
Pengaruh pH
Enzim dapat berbentuk ion positif, ion negatif atau ion bermuatan ganda
Disamping pengaruh terhadap struktur ion pada enzim, pH rendah atau pH tinggi
dapat pula menyebabkan terjadinya proses denaturasi dan ini akan mengakibatkan
Pengaruh Inhibitor
proses destruksi atau modifikasi sebuah gugus fungsi atau lebih yang terdapat pada
molekul enzim. Hambatan reversibel dapat berupa hambatan bersaing atau hambatan
tidak bersaing.
Pati tersusun dari unit-unit glukosa yang bergabung terutama lewat ikatan
melewati ikatan 1,6 α-glikosidik. Hidrolisis parsial dari pati menghasilkan maltosa,
dengan berbagai teknik menjadi dua fraksi, yaitu amilosa dan amilopeptida. Amilosa
adalah polimer linear dari α–D–glukosa, sekitar 50 sampai 300 unit-unit glukosa
yang dihubungkan antara satu dengan yang lainnya melalui ikatan 1,4–α–glikosida.
Dalam larutan rantai amilosa berbentuk heliks menyerupai kumparan, karena adanya
ikatan dengan konfigurasi s pada setiap unit glukosa. Kumparan berbentuk tabung ini
molekul-molekul kecil yang dapat masuk ke dalam kumparannya. Warna biru tua
yang ditimbulkan pada penambahan yodium pada pati adalah contoh pembentukan
METODE PERCOBAAN
3. 1 Bahan
(amilum) 1%, saliva (enzim amilase), iodine 0,01 M, aquadest, tissue roll dan es
batu.
3. 2 Alat
tabung reaksi, rak tabung reaksi, gelas ukur 10 mL, waterbath, oven, pipet tetes, pipet
3. 3 Metode Kerja
2,5 mL larutan pati (amilum) 1%. Kemudian disiapkan pula 4 tabung reaksi lain dan
masing-masing diisi dengan 1 mL saliva encer. Tabung pertama yang berisi larutan
pati dan tabung yang berisi saliva encer dimasukkan dalam air es (0 oC). Tabung
kedua yang berisi larutan pati dan tabung yang berisi saliva encer ditempatkan pada
suhu kamar (25 oC). Tabung ketiga yang berisi larutan pati dan tabung yang berisi
saliva encer dimasukkan dalam oven (38 oC). Tabung keempat yang berisi larutan
pati dan tabung yang berisi saliva encer dimasukkan dalam penangas air (100 oC).
Semua tabung dibiarkan selama 5 menit dan kemudian pada masing-masing tabung
yang berisi larutan pati ditambahkan 5 tetes saliva encer. Pada interval 5 menit,
diambil contoh masing-masing larutan dan diteteskan pada plat tetes yang telah berisi
IV.1 Hasil
Keterangan :
++++++ : biru pekat
+++++ : biru
++++ : biru keunguan
+++ : biru muda
++ : ungu
+ : ungu muda
- : tidak memberikan warna (bening)
Tabel 2. 1/t untuk tiap Temperatur
25 15 0,066
38 10 0,1
100 30 0,066
IV.2 Reaksi
CH2O CH2O
O H O H
H H
H H
OH H OH H + nI2
O O O
H OH H OH
n
CH2O CH2O
H O H I H O H
H H amilase
OH H OH H
O O O
H OH H OH
I n
biru
CH2O
H O H
H + nI2
OH H
OH OH
H OH
bening
IV.3 Pembahasan
Pada percobaan ini akan ditentukan suhu optimum dari enzim amilase.
Masing-masing tabung diisi dengan larutan pati 1% dan saliva encer. Tabung
pertama yang berisi larutan pati dan saliva dicelupkan ke dalam air es (0°C) dan
tabung kedua ditempatkan pada suhu kamar (25°C). Tabung ketiga yang berisi
larutan pati dan saliva encer dimasukkan dalam oven (38°C). Tabung keempat yang
berisi larutan pati dan saliva encer dimasukkan dalam penangas air (100°C).
Perlakuan ini dilakukan pada berbagai suhu yang telah ditentukan masing-masing
agar dapat diketahui pada suhu berapa (suhu optimum) enzim amilase bekerja dengan
baik. Setelah 5 menit, larutan tersebut diuji pada plat tetes yang telah diisi iodium
Dari tabel pengamatan, terlihat bahwa tidak ada yang mengalami perubahan
warna menjadi bening. Kalaupun berubah, hanya menjadi bening kebiruan yaitu pada
temperatur 100°C pada menit ke-40. Untuk larutan pada tabung reaksi yang
dipanaskan terlihat perubahan warna tapi tidak menjadi bening. Seharusnya pada
suhu 100°C tidak terjadi perubahan warna karena struktur konformasi dari enzim
sudah rusak disebabkan karena pemanasan pada suhu yang tinggi akan
Berdasarkan grafik, diperoleh suhu optimum yaitu pada suhu 38 °C. Hal ini
tentu sesuai dengan teori yakni enzim amilase bekerja efektif pada suhu 38 °C.
oleh kurang telitinya praktikan saat mengamati perubahan warna yang terjadi atau
BAB V
5. 2 Saran
Menurut saya praktikum ini sudah berjalan dengan baik. Sebaiknya alat-alat
yang digunakan diperiksa terlebih dahulu oleh analis yang bertugas agar diketahui
adanya kerusakan dan bahan yang digunakan diganti kalau sudah rusak agar tidak
DAFTAR PUSTAKA
Ciornea, E., Vasile, G., Cojocaru, D., 2008, On The Influence Of The Temperature
And pH Of The Incubation Medium On The Activity Of Total Amylase In
Some Spontaneous And Cultivated poaceae,
http://www.bio.uaic.ro/publicatii/anale_biochimie/2008_IX_F1/2008_Anale_
GBM_IX_F1_l14.pdf, diakses 8 Mei 2009.
Pine, S.H., Hendrickson, J.B., Cram, D.J., dan Hammond, G.S., 1988, Kimia
Organik II, Penerbit ITB, Bandung.
Tim Dosen Kimia, 2007, Kimia Dasar II, Universitas Hasanuddin, Makassar.
LEMBAR PENGESAHAN
Asisten Praktikan
saliva pati
- dimasukkan dala 4 buah - dimasukkan dalam 4 buah
tabung reaksi masing-masing tabung reaksi masing-masing
sebanyak 1 mL sebanyak 5 mL
Foto