Anda di halaman 1dari 21

METODE PENELITIAN AKUNTANSI

RESEARCH DESIGN
(DESAIN RISET)

Oleh Kelompok 3:
1. Putu Candrastuti Putri (1981621001)
2. Ni Putu Noviyanti Kusuma (1981621004)
3. Komang Tri Utariyani (1981621005)
4. Ni Nyoman Kosi Syanuri (1981621011)

PROGRAM STUDI MAGISTER AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2020
DESAIN RISET

A. Makna dan Penjelasan Tentang Desain Riset


Desain riset meliputi rencana awal pengumpulan, pengukuran, dan
analisis data, kemudian desain riset dianggap mampu membantu periset dalam
mengalokasian sumber daya yang terbatas dengan membuat pilihan-pilihan
penting dalam metodologi. Desain riset merupakan suatu perencanaan dan
struktur dari investigasi yang disusun untuk mendapatkan jawaban atas
pertanyaan penelitian. Perencanaan merupakan skema menyeluruh atau
program dari suatu riset. Perencana mencakup garis besar dari yang akan
dilakukan periset mulai dari penulisan hipotesis serta implikasi operasionalnya
hingga ke analisis akhir data. Desain riset menunjukkan struktur masalah riset,
kerangka kerja, organisasi, atau konfigurasi hubungan antara variabel suatu
studi dan perencanaan investigasi yang digunakan untuk mendapatkan bukti-
bukti empiris dari hubungan tersebut. Berdasarkan definisi-definisi tersebut
memberikan inti dari makna desain riset yaitu perencanaan berdasarkan
aktivitas, waktu dan pertanyaan penelitian, petunjuk untuk memilih sumber dan
jenis informasi, kerangka kerja untuk menjelaskan hubungan di antara variabel-
variabel penelitian, garis besar prosedur untuk setiap aktivitas penelitian.

1
Klasifikasi dalam desain riset dibagi menjadi delapan kategori yaitu:
1. Sejauh mana pertanyaan riset telah diselesaikan dan dapat dilakukan
dengan pilihan studi eksplorasi atau studi formal,
2. Metode pengumpulan data dengan pilihan pengamatan atau studi
komunikasi,
3. Kemampuan periset untuk memberikan pengaruh dalam variabel yang
diteliti dalam studi dengan pilihan eksperimental atau sesudah fakta,
4. Tujuan penelitian dari studi dengan pilihan deskriptif atau sebab akibat,
5. Dimensi waktu dengan pilihan lintas bagian atau longitudinal,
6. Cakupan topik dengan pilihan kasus atau studi statistik,
7. Lingkungan riset dengan pilihan situasi lapangan atau riset laboratorium
atau simulasi, dan
8. Persepsi partisipan yang ikut telibat dalam riset dengan pilihan rutinitas
sehari-hari atau rutinitas yang dimodifikasi.

Contoh desain dalam proses penelitian “Desain Sistem Informasi Akuntansi


Persediaan dalam Rangka Akuntabilitas di Dinas Kominfotik Provinsi DKI
Jakarta”
1. Proposal disetujui
2. Strategi Desain Penelitian

2
a. Jenis
Sistem informasi akuntansi (akuntansi persediaan, akuntansi
pemerintahan, akuntabilitas)
b. Tujuan
Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi dan menganalisis
kebutuhan sistem informasi akuntansi persediaan dalam rangka
akuntabilitas di Dinas Kominfotik Provinsi DKI Jakarta, mulai dari
penyusunan Rencana Kebutuhan Barang Unit (RKBU), penganggaran,
penerimaan, distribusi dan pelaporannya.
c. Kerangka waktu
Periode data dalam penelitian yang digunakan tahun 2017-2018
d. Lingkup
Kebutuhan sistem informasi akuntansi persediaan dalam rangka
akuntabilitas
e. Lingkungan
Dinas Kominfotik Provinsi DKI Jakarta, mulai dari penyusunan Rencana
Kebutuhan Barang Unit (RKBU), penganggaran, penerimaan, distribusi
dan pelaporannya.
3. Desain Penelitian
a. Desain Pengumpulan Data
Data memiliki peran yang sangat penting dalam menentukan
keberhasilan menjawab pertanyaan penelitian dan ketepatannya dalam
merumuskan rekomendasi dari sebuah penelitian. Data adalah catatan
tentang fakta, dimana fakta sendiri merupakan sesuatu yang dapat
ditangkap oleh panca indra. Berdasarkan maknanya, tatacara
mendapatkannya serta fisiknya, data dapat didefinisikan sebagai
”kumpulan catatan tentang karakteristik atau fenomena dari objek
pengamatan, pada suatu kurun waktu tertentu, yang diperoleh atau diukur
dengan kaidah tertentu, dan dilambangkan dalam bentuk bilangan
(angka), atau simbol”. Berdasarkan definisi tersebut, data berbeda dengan
informasi, dimana informasi merupakan makna yang diperoleh dari data

3
setelah mengalami serangkaian proses analisis tertentu. Dimana proses
yang dilakukan dapat hanya berupa pembandingan dengan suatu nilai
standar tertentu saja, atau melalui serangkaian analisis yang melibatkan
perhitungan matematika yang sangat kompleks.
b. Desain Pengambilan Sampel
Beberapa Alasan Digunakannya Sampel:
1) Mengurangi kerepotan
2) Jika populasinya terlalu besar maka akan ada yang terlewati
3) Penggunaan sampel lebih efesien
4) Seringkali penelitian populasi dapat bersifat merusak
5) Adanya bias dalam pengumpulan data padapopulasi yang besar
6) Seringkali tidak mungkin dilakukan penelitian dengan populasi
Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan menggunakan
pendekatan studi kasus. Penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang
bersifat deskriptif yang cenderung mencari sebuah makna dari data yang
didapatkan dari hasil sebuah penelitian. studi kasus adalah salah metode
penelitian yang bertujuan dalam meneliti dan mengungkap keunikan serta
kekhasan karakteristik yang terdapat dalam kasus atau fenomena yang
diteliti, kasus atau fenomena tersebut menjadi alasan dan motivasi mengapa
penelitian dilakukan. Dalam penelitian studi kasus perlu dilakukan
penggalian informasi dan analisis secara mendalam, detail, dan rinci
mengenai segala hal yang berkaitan dengan kasus atau fenomena yang
diteliti. Studi kasus dapat diartikan juga sebagai proses eksplorasi dari
“suatu sistem yang terikat” atau “suatu kasus/beragam kasus” yang dari
masa ke masa melalui pengumpulan data dan informasi yang mendalam
serta melibatkan berbagai sumber informasi yang “kaya” dan bernilai tinggi.
Triangulation method digunakan pada pendekatan data penelitian dan teknik
pengumpulan data. Tipe data yang digunakan untuk mengidentifikasi dan
menganalisis kebutuhan perancangan sistem informasi akuntansi persediaan
di Dinas Kominfotik Provinsi DKI Jakarta adalah data kuantitatif dan
kualitatif berupa data primer dan sekunder. Data kuantitatif diantaranya

4
berupa jumlah persediaan dan nilai persediaan, sedangkan data kualitatif
berupa teori, dan konsep yang digunakan sebagai dasar untuk menganalisis
data. Sedangkan teknik pengumpulan datanya adalah dengan
menggabungkan observasi, wawancara dan studi dokumen. Wawancara
dilakukan untuk memperoleh data primer, observasi dan studi pustakan
dilakukan untuk memperoleh data sekunder. Data-data dalam penelitian ini
diolah dengan menggunakan metode analisis deskriptif dan konten analisis.
4. Pengembangan Instrument
Tiga kriteria pokok yang harus dipenuhi oleh suatu instrument penelitian
agar dapat dinyatakan memiliki kualitas yang baik.
a. Validitas
Suatu instrument dikatakan telah memiliki validitas
(kesahihan/ketepatan) yang baik, jika instrument tersebut benar–benar
mengukur apa yang seharusnya hendak diukur. Validitas mengacu pada
ketepatan interpretasi yang dibuat dari data yang dihasilkan oleh suatu
instrumen dalam hubungannya dengan suatu tujuan tertentu.
b. Reliabilitas
Suatu instrument dikatakan memiliki keterandalan sempurna, manakala
hasil pengukuran berkali-kali terhadap subjek yang sama selalu
menunjukkan hasil atau skor yang sama
c. Praktikabilitas
Syarat ketiga yang harus dipenuhi oleh instrument untuk dapat dikatakan
baik ialah kepraktisan atau keterpakaian (usability). Instrumen yang baik
pertama-tama harus ekonomis baik ditinjau dari sudut uang maupun
waktu. kedua, harus mudah dilaksanakan dan diberi skor, dan yang
terakhir, instrument itu harus mampu menyediakan hasil yang dapat
diinterpretasikan secara akurat serta dapat digunakan oleh pihak-pihak
yang memerlukan
5. Persiapan dan Pengumpulan Data
Suatu studi dapat dipandang sebagai eksplorasi atau formal. Studi
eksplorasi cenderung berstruktur longgar dengan tujuan untuk mengetahui

5
tugas-tugas atau kesempatan riset di masa yang akan datang. Studi formal
dimulai pada saat eksplorasi selesai dan dimulai dengan suatu hipotesis atau
pertanyaan riset yang kemudian melibatkan prosedur dan spesifikasi sumber
data yang tepat. Tujuan dari desain riset formal adalah untuk menguji hipotesis
atau jawaban atas pertanyaan riset yang diajukan.
Metode pengumpulan data membedakan antara proses pengamatan dan
komunikasi. Studi komunikasi merupakan suatu studi yang mempelajari
tentang tata cara periset mengajukan pertanyaan kepada subjek dan
mengumpulkan tanggapan subjek tersebut secara pribadi atau non pribadi. Data
yang dikumpulkan dapat berupa hasil wawancara atau pembicaraan melalui
telepon, instrumen yang dikelola sendiri atau yang dikirim sendiri melalui pos,
instrumen yang disajikan sebelum atau setelah perlakuan atau kondisi yang
mendorong dalam suatu eksperimen.
Periset berupaya mengontrol atau memanipulasi variabel dalam studi
ketika melakukan eksperimen. Pengamat tidak memiliki kontrol atas variabel
dalam pengertian bahwa pengamat tersebut tidak memiliki kemampuan untuk
memanipulasi dengan adanya desain laporan sesudah fakta. Pengamat hanya
bisa melaporkan yang telah terjadi dan yang sedang terjadi. Perbedaan utama
antara studi deskriptif dan studi sebab akibat terletak pada tujuannya. Jika suatu
riset berkaitan dengan menemukan siapa, apa, dimana, kapan atau berapa
banyak, maka studinya adalah deskriptif. Jika berkenaan dengan mempelajari
mengapa yang menyatakan bagaimana satu variabel mengakibatkan perubahan
pada variabel lain, ini adalah studi sebab akibat.
Terdapat dimensi waktu dalam desain riset. Studi lintas bagian dilakukan
hanya sekali dan mewakili satu periode tertentu. Studi longitudinal dilakukan
berulang kali dalam jangka waktu tertentu. Keuntungan dari studi longitudinal
adalah kemampuan menelusuri perubahan sepanjang waktu. Adapun cakupan
topik pada masing-masing studi yaitu studi statistik didesain untuk memperluas
studi, memperoleh karakteristik populasi dengan membuat kesimpulan dari
karakteristik sampel. Studi kasus lebih menekankan analisis kontekstual penuh

6
terhadap kejadian atau kondisi yang lebih sedikit jumlahnya serta hubungan
yang terjadi diantara mereka.
Desain akan berbeda tergantung juga pada penggunaanya dalam kondisi
lingkungan aktual atau di bawah kondisi yang dimanipulasi. Kondisi
lingkungan aktual merupakan kondisi lingkungan yang sesungguhnya tanpa
adanya manipulasi. Kondisi lingkungan aktual dikenal juga dengan sebutan
kondisi lapangan. Kondisi lingkungan di bawah kondisi yang dimanipulasi
merupakan suatu kondisi yang telah berbeda dari yang sesungguhnya. Manfaat
suatu desain dapat berkurang pada saat orang-orang yang dilibatkan dalam
studi yang disamarkan merasa bahwa suatu riset telah dijalankan. Persepsi
peserta dapat mempengaruhi hasil riset secara tidak terlihat atau secara lebih
dramatis. Tiga tingkatan peserta yaitu peserta tidak merasakan adanya
penyimpangan dari rutinitas sehari-hari, peserta merasakan adanya
penyimpangan, tetapi tidak terkait dengan periset, dan peserta merasakan
adanya penyimpangan yang diakibatkan oleh periset.

B. Studi Eksplorasi
Eksplorasi berguna ketika peneliti tidak memiliki gambaran yang jelas
mengenai permasalahan yang akan mereka temukan selama studi berlangsung.
Melalui eksplorasi, peneliti membangun konsep dengan lebih jelas, membuat
prioritas, membangun definisi operasional, dan memperbaiki desain penelitian
akhir. Eksplorasi juga dapat menghemat waktu dan dana penelitian.
Eksplorasi juga membantu dalam mencapai tujuan penelitian yang lain.
Area investigasi bisa menjadi hal yang baru dan tidak jelas sehingga peneliti
harus melakukan eksplorasi untuk mempelajari dilema yang dihadapi oleh
manajer. Variabel-variabel utama mungkin saja tidak diketahui atau sulit
didefinisikan sehingga membutuhkan hipotesis penelitian. Selain itu, peneliti
harus melakukan eksplorasi untuk meyakinkan bahwa penelitian dalam area
tertentu dapat dilakukan. Misalnya, Perusahaan Sekuritas mengusulkan bahwa
penelitian akan dilakukan terkait bagaimana para investor membuat keputusan
mengenai pembelian saham. Rencananya, pertanyaan penelitian akan

7
menanyakan bagaimana (dan pada sebaran harga berapa) per lembar saham
yang akan dibeli. Eksplorasi dilakukan untuk mengetahui apakah para investor
akan memberitahukan informasi terkait kapan saat yang tepat dalam pembelian
saham.
Walaupun eksplorasi memiliki banyak manfaat, peneliti dan perusahaan
kurang tertarik untuk melakukan hal tersebut. Terdapat tekanan yang besar
untuk menemukan jawaban dengan cepat. Terlebih, terkadang eksplorasi
dihubungkan dengan anggapan mengenai penelitian kualitatif: subjektivitas,
tidak representatif, dan desain yang tidak sistematis. Akan tetapi, faktanya,
eksplorasi akan menghemat waktu serta dana penelitian, dan seharusnya tidak
diabaikan.
1. Teknik Kualitatif
Tujuan dari eksplorasi mungkin saja dapat dicapai dengan teknik yang
berbeda-beda. Baik teknik kualitatif maupun kuantitatif dapat diaplikasikan
walaupun eksplorasi lebih dibutuhkan dalam teknik kualitatif (qualitative
techniques). Salah seorang penulis menjelaskan bagaimana membedakan
keduanya: kualitas merupakan karakter penting atau sifat alami dari sesuatu;
kuantitas adalah jumlahnya. Kualitatif adalah apa; kuantitatif adalah berapa
banyak. Kualitatif merujuk pada pengertian, definisi, analogi, model, atau
metafora yang mengarakteristikkan sesuatu, sementara kuantitatif
mengasumsikan pengertian dan merujuk pada ukurannya.
Jika memahami cakupan riset kualitatif, kita dapat mengadaptasi
beberapa pendekatan untuk melakukan investigasi eksplorasi terhadap
pertanyaan perusahaan:
a. Wawancara mendalam atas individu (biasanya berupa tanya jawab
ketimbang terstruktur)
b. Observasi peserta (untuk merasakan langsung apa yang dialami peserta
dalam situasi yang sebenarnya)
c. Film, foto dan video tape (untuk mengetahui kehidupan suatu kelompok
dalam penelitian)

8
d. Teknik proyeksi dan uji psikologis (seperti Pengujian Apersepsi Tematik,
pengukuran proyektif, permainan atau permainan peran).
e. Studi kasus (untuk analisa konseptual secara mendalam dari suatu
kegiatan atau kondisi).
f. Etnografi jalanan (untuk menentukan bagaimana subkelompok budaya
menjelaskan dan membentuk dunianya ditingkat jalanan)
g. Wawancara para tokoh atau ahli (untuk mendapatkan informasi dari
orang yang berpengaruh atau berpengetahuan luas di dalam suatu
organisasi atau komunitas)
h. Analisis dokumen (untuk mengevaluasi catatan, laporan, dokumen
pemerintahan serta opini baik yang bernilai historis atau kontemporer dan
rahasia atau umum)
i. Proksemis dan kinesis (untuk mempelajari penggunaan komunikasi ruang
dan gerakan tubuh manusia secara berurutan).

Orientasi Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif


KUANTITATIF KUALITATIF
Orientasi: lebih berorientasi atau Orientasi: lebih berorientasi pada
berfokus pada variabel-variabel kasus dan konteks, misalnya sifat
tertentu. unik.
Pertanyaan yang diajukan bersifat Pertanyaan yang akan digali bersifat
“apakah” “bagaimana” dan “mengapa”.
Tujuan: atau lebih dimaksudkan Tujuan: lebih dimaksudkan untuk
menjelaskan, memprediksi, memberikan gambaran atau
mengontrol gejala terkait dengan pemahaman mengenai gejala (dari
gelaja lain, menguji teori. perspektif subjek atau aktor),
membuat teori.
Memerlukan hipotesis Hipotesis tidak harus ada

Pada saat pendekatan ini dikombinasikan, muncul 4 teknik eksplorasi


dengan tingkat penerapan yang luas bagi periset perusahaan:

9
a. Analisis Data Sekunder
Langkah awal dalam studi eksploratif adalah pencarian literatur
sekunder. Penelitian yang dilakukan oleh orang lain untuk tujuan mereka
sendiri mewakili data sekunder (secondary data). Dalam eksplorasi data
sekunder, peneliti perlu memulai dengan menyelidiki arsip data yang
dimiliki organisasi. Laporan penelitian sebelumnya sering kali
mengungkapkan data historis yang cukup banyak atau pola pengambilan
keputusan. Dengan memeriksa studi sebelumnya, peneliti dapat
mengidentifikasi metodologi yang membuktikan keberhasilan dan
kegagalan manajemen. Solusi yang tidak terlalu diperhatikan pada masa
lalu karena keadaan lingkungan yang berbeda dapat dijadikan subjek
untuk penelitian selanjutnya.
Sumber kedua dari data sekunder adalah dokumen yang
dipublikasikan dan telah disiapkan oleh penulis di luar organisasi
sponsor. Data dari sumber sekunder membantu peneliti dalam
memutuskan apa yang harus dilakukan dan dapat menjad sumber yang
kaya akan hipotesis. Katalog khusus panduan subjek, dan indeks
elektronik tersedia di banyak perpustakaanakan membantu pencarian data
ini. Dalam berbagai kasus, peneliti dapat menggunakan sumber kedua
dari rumah atau kantor peneliti melalui komputer, jasa online, atau
dengan koneksi internet.
Ketika seorang kreatif, pencarian sumber sekunder akan
memberikan informasi latar belakang yang tepat seperti halnya informasi
bagus lainnya. Begitu juga saat peneliti membatasi investigasi terhadap
subjek yang jelas dalam sumber bibliografi, peneliti akan sering kali
kehilangan banyak informasi terbaik. Misalkan, peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian tenteng kepatuhan wajib pajak kendaraan
bermotor. Peneliti dapat menelusuri melalui literature kata kunci
“kepatuhan wajib pajak kendaraan bermotor”. Ketika peneliti melakukan
penelusuran mengenai kepatuhan wajib pajak kendaraan bermotor,

10
peneliti bisa menemukan informasi yang berguna dimana informasi
tersebut berasal dari sumber kedua yaitu data dari Kantor Samsat untuk
jumlah Objek Kendaraan yang telah melakukan kewajiban
perpajakannya.
b. Survei Pengalaman
Bagian penting dari suatu topik mungkin merupakan hak milik
organisasi tertentu sehingga tulisan tersebut tidak tersedia untuk peneliti
dari luar organisasi. Selain itu, arsip data internal jarang dikelola dengan
baik. sehingga membuat sumber sekunder walaupun sudah diketahui sulit
untuk ditemukan. Oleh karena itu, akan menguntungkan bagi peneliti
untuk mencari informasi dari orang-orang yang berpengalaman dalam
area yang akan diteliti, dapatkan seluruh memori dan pengalaman yang
mereka miliki.
Saat peneliti mewawancarai seseorang dalam sebuah survei
pengalaman (experience survey), peneliti harus mencari tahu pemikiran
mereka mengenai masalah atau aspek penting dari subjek serta
menemukan apakah hal penting di dalam berbagai pengetahuan subjek
tersebut. Format penyelidikan yang digunakan harus cukup fleksibel
sehingga peneliti dapat mengeksplorasi berbagai kesempatan yang hadir
selama proses wawancara. Hasil dari pertanyaan wawancara tersebut
dapat menjadi hipotesis baru, penghapusan hipotesis yang lama, atau
informasi mengenai pelaksanaan penelitian secara praktis. Penyelidikan
mungkin dapat menunjukkan apakah terdapat fasilitas tertentu, faktor apa
yang harus dikontrol dan bagaimana cara mengontrolnya, dan siapakah
yang akan terlibat dalam penelitian.
Penemuan dapat dilakukan lebih mudah jika peneliti dapat
menganalisis permasalahan yang memberikan pemahaman khusus.
Seperti eksplorasi, peneliti tidak begitu tertarik untuk mendapatkan
perwakilan dari berbagai bidang dibandingkan mendapatkan informasi
dari sumber yang mungkin sudah jelas. Fokus utama peneliti tidak hanya
untuk menemukan apa yang telah dilakukan di masa lalu, namun juga

11
untuk menemukan parameter perubahan yang dapat dicapai. Peneliti
memperluas wawancara dengan melibatkan auditor, karena pandangan
mereka akan berbeda. Misalkan peneliti berencana untuk mewawancarai
dua auditor yakni: (1) auditor senior dan (2) auditor junior. Fokus utama
peneliti tidak hanya untuk menemukan opini auditor namun juga untuk
mengetahui apakah kualitas audit yang dilakukan oleh auditor sudah
sesuai dengan kode etik profesi auditor. Peneliti juga melakukan
wawancara kepada auditor mengenai lamanya masa kerja auditor
terhadap kualitas auditor.
c. Kelompok Fokus
Kelompok fokus (focus group) adalah sekelompok orang (biasanya
terdiri dari 6-10 partisipan) yang dipimpin oleh moderator
berpengalaman, dimana mereka akan bertemu selama 90 menit hingga 2
jam. Fasilitator atau moderator menggunakan prinsip kelompok dinamis
untuk berdiskusi atau memandu kelompok yang saling bertukar ide,
perasaan, dan pengalaman mengenai topik tertentu.
Satu tujuan berdasarkan topik dari kelompok fokus bisa jadi adalah
produk atau konsep baru, program baru motivasi pegawai, atau organisasi
dengan peningkatan produksi. Hasil yang paling mendasar dari sesi
pertemuan tersebut adalah daftar ide dan observasi perilaku, dengan
rekomendasi dari moderator. Ide dan observasi perilaku ini sering
digunakan untuk pengujian kuantitatif selanjutnya. Dalam penelitian
eksploratif, data kualitatif yang dihasilkan pada kelompok fokus dapat
digunakan untuk memperkaya tingkat pertanyaan penelitian dan
hipotesis, serta membandingkan efektivitas pilihan desain. Aplikasi
penelitian kelompok fokus yang paling umum tetap berada pada aktivitas
pelanggan. Bagaimanapun, perusahaan menggunakan hasil kelompok
fokus untuk aplikasi eksploratif yang berbeda-beda.
Perusahaan dapat menggunakan kelompok fokus yang melibatkan
para pegawai untuk menentukan perubahan dan memberikan suatu
analisis terhadap perubahan ide. Perusahaan mungkin menginginkan

12
kelompok fokus untuk mengungkapkan pengalaman para pelanggan yang
berbeda-beda.
d. Desain Dua Tahap
Cara yang baik untuk mendesain studi penelitian adalah dengan
desain dua tahap (two stage design). Dengan pendekatan ini, eksplorasi
akan menjadi tahap awal yang terpisah dengan tujuan yang terbatas: (1)
mendefinisikan pertanyaan penelitian dengan jelas dan (2)
mengembangkan desain penelitian. Berdasarkan perdebatan dalam
pendekatan dua tahap, kita menyadari bahwa terdapat banyak hal tentang
permasalahan yang tidak diketahui, namun harus diketahui sebelum
usaha dan sumber ditentukan. Dalam keadaan ini, seseorang bekerja di
area yang tidak diketahui, dimana sulit untuk memprediksi masalah dan
biaya penelitian. Proposal yang menerima kepraktisan pendekatan ini
biasanya berguna ketika anggaran penelitian tidak fleksibel. Misalnya,
eksplorasi terbatas untuk biaya tertentu yang rendah akan memiliki risiko
kecil baik untuk sponsor maupun penelitian, dan sering kali mengungkap
informasi yang mengurangi total biaya pebelitian.
Studi eksploratif selesai ketika penelitian telah mencapai hal-hal berikut:
1) Membuat dimensi utama dari tugas penelitian.
2) Menentukan serangkaian pertanyaan penyelidik tambahan yang dapat
digunakan sebagai pedoman untuk desain penelitian yang lebih detail.
3) Mengembangkan beberapa hipotesis tentang kemungkinan penyebab
dilema perusahaan.
4) Mengetahui bahwa hipotesis tetentu merupakan kemungkinan lain
yang aman untuk dapat mereka abaikan dalam studi selanjutnya.
5) Menyimpulkan penelitian tambahan tidak dibutuhkan atau tidak
memungkinkan lagi.

C. Studi Deskriptif

13
Berbeda dengan studi eksplorasi, studi yang lebih formal biasanya
dibangun dengan hipotesis atau pertanyaan penyelidikan yang dinyatakan
dengan jelas. Penelitian formal menyediakan berbagai tujuan penelitian:
1. Deskripsi fenomena atau karakteristik yang berhubungan dengan populasi
subjek (siapa, apa, kapan, dimana, dan bagaimana topik).
2. Estimasi proporsi dari populasi yang memiliki karaktristik tersebut.
3. Menemukan hubungan di antara variable-variabel yang berbeda.
Tujuan penelitian yang ketiga terkadang disebut studi korelasional,
bagian dari studi deskriptif. Studi deskriptif bisa menjadi sederhana atau
kompleks; hal ini dapat dilakukan dalam berbagai kondisi. Apapun bentuknya,
studi deskriptif hanya membutuhkan keahlian penelitian seperti studi kausal,
dan kita harus menuntut standar tinggi yang sama untuk desain dan
pelaksanaan penelitian.
Studi deskriptif yang paling sederhana fokus pada pernyataan atau
hipotesis univariat terkait sesuatu yang kita tanyakan atau yang kita nyatakan
terkait ukuran, bentuk, distribusi, atau keberadaan variabel.

D. Studi Kausal/Sebab Akibat


Elemen penting dalam hubungan penyebab (causation) adalah bahwa A
“menghasilkan” B atau A “memaksa” terjadinya B. Seaca empiris, kita tidak
menunjukkan hubungan kausalitas A-B dengan pasti. Alasannya adalah kita
tidak “menunjukkan” hubungan kausal secara deduktif. Berbeda dengan
kesimpulan deduktif, kesimpulan empiris merupakan penarikan kesimpulan-
kesimpulan induktif. Dengan demikian, kesimpulan adalah pernyataan
probabilitas bahwa A “menghasilkan” B berdasarkan apa yang kita observasi
dan ukur.

14
Untuk memenuhi standar penyebab yang ideal, perlu ada suatu variabel
yang selalu menyebabkan variabel lain, dan tidak ada variabel lain yang
memiliki pengaruh kausal yang sama. Metode persetujuan yang diajukan oleh
John Stuart Mill pada abad ke-19, menyatakan, “Ketika dua kasus atau lebih
dari fenomena tertentu memiliki satu dan hanya satu kondisi yang sama,
barulah kondisi tersebut dapat dipandang sebagai penyebab (atau akibat) dari
fenomena tersebut”. Oleh karena itu, jika kita dapat menemukan Z dan hanya
di dalam setiap kasus Z kita menemukan C, dan yang lain (A, B, C, D, atau E)
tidak ditemukan pada Z, maka dapat disimpulkan bahwa C dan Z memiliki
hubungan sebab akibat.

Metode persetujuan membantu menentukan beberapa variabel yang tidak


relevan. Aturan negatif dari persetujuan menyatakan bahwa ketika C
berhubungan dengan Z, terdapat bukti hubungan kausal antara C dan Z. Sama
dengan metode persetujuan, bentuk ini merupakan dasar metode perbedaan:
“Jika terdapat dua atau lebih kasus dan di salah satunya dapat dilakukan
observasi Z sementara yang lain tidak; dan jika variabel C terjadi ketika

15
observasi Z dilakukan dan tidak terjadi ketika observasi Z tidak dilakukan;
maka dapat dinyatakan bahwa terdapat hubungan kasual antara C dan Z.”
Meskipun tidak ada yang yakin bahwa variabel A menyebabkan
terjadinya variabel B, seseorang dapat mengumpulkan beberapa bukti yang
meningkatkan keyakinan bahwa A menyebabkan B. Dalam menguji hipotesis
kausal, kita membutuhkan tiga jenis bukti berikut:

1. Kovarians antara A dan B


a. Apakah kita menemukan bahwa A dan B muncul bersamaan dalam hal
yang dihipotesiskan (hubungan simetris)?
b. Ketika A tidak terjadi, apakah B juga tidak ada?
c. Ketika A lebih banyak atau sedikit, apakah kita juga menemukan B lebih
banyak atau sedikit?
2. Urutan waktu perubahan kejadian sesuai dengan arahan hipotesis
a. Apakah A terjadi sebelum B?
3. Tidak ada penyebab B lain yang memungkinkan
a. Dapatkah kita menentukan bahwa C, D, E berkovarian dengan B dalam
hal yang menunjukkan hubungan kausal yang memungkinkan?
Sebagai tambahan untuk tiga kondisi tersebut, kesimpulan tepat yang
dibuat dari desain percobaan harus memenuhi dua syarat lainnya. Pertama,
adalah dianggap sebagai control (control). Semua faktor, kecuali untuk
variabel bebas, harus konstan dan tidak terpengaruh oleh variable lain yang
bukan menjadi bagian dari penelitian. Kedua, setiap individu dalam penelitian
harus memiliki kesepakan yang sama untuk menyelesaikan setiap tahap
variabel bebas. Hal ini merupakan penugasan acak (random assignment) subjek
dalam kelompok.
Jika kita mempertimbangkan hubungan yang mungkin terjadi antara dua
variabel, kita dapat menyimpulkan adanya tiga kemungkinan, yaitu:
1. Simetris
2. Resiprokal

16
3. Asimetris
Hubungan simetris (symmetrical relationship) adalah hubungan di
mana dua variabel bergerak bersama, namun kita mengasumsikan bahwa tidak
ada perubahan variabel yang disebabkan oleh perubahan variabel yang lain.
Kondisi simetris sering ditemukan ketika dua variabel merupakan indikator
alternatif dari penyebab atau variabel bebas lainnya.
Hubungan resiprokal (reciprocal relationship) hadir ketika dua variabel
saling memengaruhi atau saling menguatkan satu sama lain. Misalnya, hal
tersebut dapat terjadi jika bacaan iklan kepatuhan membayar pajak
menyebabkan peningkatan kepatuhan wajib pajak dalam membayar pajak.
Kepatuhan ini, disisi lain, menyebabkan orang untuk menyadari atau membaca
lebih banyak iklan mengenai manfaat wajib pajak dalam membayar pajak.
Kebanyakan penelitian mencari hubungan asimetris (asymmetrical
relationships). Dengan hubungan ini, kita menyimpulkan bahwa perubahan
dalam suatu variabel (variabel bebas, atau IV-independen variable)
bertanggung jawab atas perubahan dalam variabel lainnya (variabel terikat,
atau DV-dependent variable). Identifikasi IV dan DV sering kali sangat jelas
tetapi terkadang pilihannya tidak jelas. Selanjutnya, kita akan mengevaluasi
kebebasan dan keterkaitan berdasarkan pada:
1. Tingkat dimana setiap variabel dapat diubah. Pada umumnya, variabel yang
tidak berubah adalah variabel bebas (IV) (misalnya: usia, status social dan
yang lainnya)
2. Urutan waktu antarvariabel. Varaibel bebas (IV) mendahului variabel terikat
(DV).
Empat Jenis Hubungan Kasual Asimetris
Jenis Hubungan Sifat Hubungan Contoh
Stimulus-Respons Hasil kejadian atau  Perubahan aturan
perubahan pada respons kerja menyebabkan
dari beberapa objek tingkat hasil kerja
yang lebih tinggi pada
kantor pelayanan

17
pajak
 Perubahan dalam
kebijakan ekonomi
pemerintah membatasi
keputuan keuangan
perusahaaan
 Peningkatan harga
menyebakan
menurunnya penjualan
unit suatu perusahan
Kepemilikan-Disposisi Kepemilikan yang ada  Usia dan perilaku
menyebabkan disposisi terhadap aktivitas
menabung
 Jenis kelamin dan
perilaku terhadap
permasalahan sosial
 Kelas sosial dan opini
terhadap pajak
Disposisi-Perilaku Disposisi menyebabkan  Opini mengenai suatu
perilaku tertentu merek dan pembelian
 Kepuasan kerja auditor
dan hasil kerja auditor
 Nilai moral dan
penyimpangan pajak
Kepemilikan-Perilaku Kepemilikan yang ada  Tingkat siklus hidup
menyebabkan perilaku keluarga dan
tertentu pembelian peralatan
rumah tangga
 Kelas sosial dan pola
menabung keluarga
 Usia dan keikutsertaan

18
dalam investasi

Definisi:
1. Stimulus merupakan suatu kejadian atau kekuatan (misalnya, suhu yang
menurun, kacaunya bursa saham, produk yang dikembalikan, pabrik yang
terbakar)
2. Respons merupakan suatu keputusan atau reaksi
3. Kepemilikan merupakan karakteristik alami subjek yang tidak terpengaruh
pada keadaan penggeraknya (misalnya, usia, jenis kelamin, status keluarga,
agama, etnis atau kondisi fisik).
4. Disposisi merupakan kecenderungan untuk merespons dengan suatu cara
tertentu dalam keadaan tertentu (misalnya, sikap, opini, kebiasaan, nilai atau
pemicu).
5. Perilaku merupakan suatu aksi (misalnya, praktik konsumsi, kinerja profesi
seseorang, tindakan interpersonal, dan jenis performa lainnya).
Kesimpulan kausal akan dibuat. Meskipun kesimpulan tersebut mungkin
saja tidak permanen maupu universal, kesimpulan kausal membuat kita dapat
membangun pengetahuan penyebab yang disasumsikan dari waktu ke waktu.
Seperti halnya kesimpulan empiris memberikan kita perkiraan yang mendekati
kebenaran.

19
DAFTAR PUSTAKA

Cooper R. Donald; Schindler. 2017. Business Research Methods. 12th Edition.


McGraw-Hill: Irwin.
Ketut Rahyuda. 2017. Metode Penelitian Bisnis. Denpasar: Udayana University
Press
Pujiyanti, Wijanto. 2018. Desain Sistem Informasi Akuntasi Persediaan dalam
Rangka Akuntabilitas di Dinas Kominfotik Provinsi DKI Jakarta. Jakarta:
Program Magister Akuntasi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Indonesia

Anda mungkin juga menyukai