Anda di halaman 1dari 16

Kelompok 4:

Wisnu Rahmad Hidayat (201710170311127)

Salsabilla Haidar Azmi (201710170311151)

Fatimah Az-Zahro (201710170311334)

Yudi Trianto (201710170311344)

Yenny Apriliana (201710170311372)

Ike Mei Muthmainnah (201710170311379)

1. Karakteristik akuntansi ijarah adalah sebagai berikut:

(1) Ijarah adalah akad sewa-menyewa antara pemilik ma’jur (objek sewa ) dan musta’jir
(penyewa) untuk mendapatkan imbalan atas objek sewa yang disewakannya.

(2) Perpindahan kepemilikan aset yang diijarahkan dari pemilik ke penyewa, dalam ijarah
muntahiyah bittamlik, dilakukan jika seluruh pembayaran sewa atas objek ijarah yang
dialihkan telah diselesaikan dan objek ijarah telah diserahkan kepada penyewa dengan
membuat akad terpisah secara: (a) hibah; (b) penjualan sebelum akad berakhir sebesar
sebanding dengan sisa cicilan sewa atau harga yang disepakati; (c) penjualan pada akhir
masa ijarah dengan pembayaran tertentu sebagai referensi yang disepakati dalam akad; atau
(d) penjualan secara bertahap sebesar harga tertentu yang disepakati dalam akad.

(3) Pemilik objek sewa dapat meminta penyewa untuk menyerahkan jaminan atas ijarah
untuk menghindari risiko kerugian.

(4) Jumlah, ukuran, dan jenis objek ijarah harus jelas diketahui dan tercantum dalam akad

1
2. JENIS JENIS IJARAH

1. Berdasarkan Objek yang Disewakan


Bedasarkan objek yang disewakan, ijarah dapat dibagi 2, yaitu:
1) Manfaat atas aset yang tidak bergerak seperti rumah atau aset bergerak seperti mobil,
motor, pakaian, dan sebagainya.
2) Manfaat atas jasa berasal dari hasil karya atau dari pekerjaan seseorang.

2. Berdasarkan PSAK 107


Berdasarkan PSAK Nomor 107, ijarah dibagi menjadi 4 jenis yaitu sebagai berikut:
1) Ijarah
Adalah kegiatan sewa menyewa objek ijarah tanpa adanya perpindahan dari hak
kepemilikan barang atau asset.

2) Ijarah Muntahiya Bit Tamlik


Adalah ijarah dengan janji atau wa’ad perpindahan kepemilikan barang yang diijarahkan
pada saat tertentu.

Perpindahan kepemilikan bisa dilaksanakan apabila semua pembayaran sewa terhadap


objek ijarah yang dialihkan sudah diselesaikan dan objek ijarah sudah diserahkan kembali
kepada pemberi sewa.

Selanjutnya, untuk perpindahan kepemilikan akan dibuatkan akad yang baru, dan terpisah
dari akad ijarah sebelumnya.

Perpindahan kepemilikan ini bisa dilakukan dengan melalui penjualan, hibah, atau
penjualan secara bertahap (angsuran) setiap penyewa melakukan pembayaran dari harga
total sampai dengan dia mempunyai asset atau barang tersebut secara penuh di akhir
akad.

3) Jual-dan-Ijarah
Adalah transaksi untuk menjual objek ijarah kepada pihak lain, dan selanjutnya disewa
kembali objek yang sudah dijual tersebut.

4) Ijarah-lanjut
Adalah menyewakan lebih lanjut kepada pihak lain terhadap asset atau barang yang
sebelumnya disewa dari pemilik.

SKEMA IJARAH
2
Keterangan :
1. Nasabah mengajukan permohonan kepada bank syariah
2. Bank syariah menyewa/membeli obyek
3. Kemudian nasabah melakukan kesepakatan sewa/beli obyek kepada bank syariah
4. Lalu bank syariah mengirim obyek sewa kepada nasabah (obyek sewa masih milik
bank syariah)
5. Kemudian nasabah membayar cicilan kepada bank syariah sesuai kesepakatan sampai
lunas, ketika telah lunas maka obyek sewa menjadi milik nasabah

Perpindahan kepemilikan suatu aset yang disewakan dari pemilik kepada penyewa,
dalam ijarah Muntahiya bit Tamlik dapat dilakukan jika seluruh pembayaran sewa atas
objek ijarah yang dialihkan telah diselesaikan dan objek ijarah telah diserahkan kembali
kepada pemberi sewa. Kemudian untuk pemindahan kepemilikan akan dibuat akad baru,
terpisah dari jenis akad sebelumnya.
Perpindahan kepemilikan dapat dilakukan melalui:
 Hibah

3
 Penjualan, dimana harga harus disepakati kedua belah pihak sebelum akad penjualan,
namun pelaksanaan penjualan dapat dilakukan:
a. Sebelum akad berakhir
b. Setelah akad berakhir
c. Penjualan secara bertahap sesuai dengan wa’ad (janji) pemberi sewa. Untuk perpindahan
secara bertahap, harus ditentukan bagian penyewa setiap kali ia melakukan pembayaran
dari harga total sampai ia memiliki aset tersebut secara penuh diakhir kontrak.

3. AKUNTANSI UNTUK PEMILIK


I. BIAYA PEROLEHAN
a. Biaya perolehan objek ijarah
 Objek ijarah diakui ketika objek jarah diperoleh sebesar biaya
perolehan
 Biaya perolehan obyek yang berupa aset tetap mengacu ke PSAK
16 : Aset tetap dan aset tidak berwujud mengacu ke PSAK 19:
Aset Tidak Berwujud.
b. Biaya perolehan aktiva tetap
 Biaya perolehan (cost) adalah jumlah kas atau setara kas yang
dibayarkan atau nilai wajar dari imbalan lain yang diserahkan
untuk memperoleh suatu aset pada saat perolehan
c. Biaya perolehan Aset Tidak Berwujud
 Biaya perolehan adalah jumlah uang kas atau setara kas yang
dibayarkan atau nilai wajar sumber daya yang dikeluarkan untuk
mendapatkan aset pada saat perolehan atau saat diproduksi
 Nilai yang dapat didepresiasi adalah biaya perolehan suatu aset,
atau nilai lain yang fungsinya menggantikan biaya perolehan
dalam laporan keuangan dikurangi nilai sisa
II. PENYUSUTAN OBJEK IJARAH
a. Penyusutan Objek Ijarah
 Obyek ijarah disusutkan atau diamortisasi, jika berupa aset
yang dapat disusutkan atau diamortisasi, sesuai dengan
4
kebijakan penyusutan atau amortisasi untuk aset sejenis selama
umur manfaatnya
 Kebijakan penyusutan atau amortisasi yang dipilih harus
mencerminkan pola konsumsi yang diharapkan dari manfaat
ekonomi di masa depan dari obyek ijarah
 Pengaturan Penyusutan Obyek Ijarah yang Berupa
1. aset tetap sesuai dengan PSAK 16: Aset Tetap
2. amortisasi aset tidak berwujud sesuai dengan PSAK 19:
Aset Tidak Berwujud
b. Metode penyusutan Aktiva Tetap
 Berbagai metode penyusutan dapat digunakan untuk
mengalokasikan jumlah yang disusutkan secara sistematis dari
suatu aset selama umur manfaatnya. Metode tersebut antara
lain
1. metode garis lurus (straight line method)
2. metode saldo menurun (diminishing balance method)
3. metode jumlah unit (sum of the unit method).
c. Metode Amortisasi Aktiva Tidak berwujud
 Metode amortisasi harus mencerminkan pola konsumsi
manfaat ekonomis oleh perusahaan.Jika pola tersebut tidak
dapat ditentukan secara andal, maka harus digunakan metode
garis lurus
 Terdapat berbagai metode amortisasi untuk mengalokasi
jumlah yang dapat diamortisasi dari suatu aset atas dasar yang
sistematis sepanjang masa manfaatnya. Metode-metode itu
meliputi metode garis lurus, metode saldo menurun dan metode
jumlah unit produksi
III. PEMELIHARAAN OBJEK IJARAAH
a. Biaya perbaikan Objek Ijarah
 Merupakan tanggungjawab Pemilik

5
 Perbaikan dapat dilakukan oleh pemilik secara langsung
atau dilakukan oleh penyewa atas persetujuan pemilik

b. Biaya Pemeliharaan
 tidak rutin = diakui pada saat terjadinya
 jika dilakukan penyewa dengan persetujuan pemilik, maka
biaya tersebut dibebankan kepada pemilik dan diakui
sebagai beban pada saat terjadinya
 IMBT melalui penjualan secara bertahap, biaya perbaikan
dimaksud (a) dan (b) ditanggung pemilik maupun penyewa
sebanding dengan bagian kepemilikan masing-masing atas
obyek ijarah.

IV. HARGA SEWA DALAM IJARAH


a. Pendapatan Sewa
 Diakui pada saat manfaat atas aset telah diserahkan
kepada penyewa.
 Piutang pendapatan sewa = diukur sebesar nilai yang
dapat direalisasikan pada akhir periode pelaporan.

Contoh Perhitungan:

Jenis Akad : Ijarah

Nama Penyewa : Norman

Jenis Barang : Honda Brio

Harga Barang : Rp 120.000.000

Nilai sisa / residual value : Rp. 1

Total pembayaran sewa per thn : Rp. 28.800.000 (Rp. 2.400.000 / bln)

Uang muka sewa dari penyewa : Rp. 14.400.000 (6 bulan sewa)


6
Jangka waktu sewa : 1 tahun

Biaya administrasi : Rp 300.000

Perhitungan Penyusutan:

Perhitungan penyusutan obyek ijarah sebagai berikut:

Harga perolehan obyek ijarah : Rp. 120.000.000

Umur ekonomis (masa penyusutan) : 5 tahun (sesuai kebijakan)

Metode penyusutan : garis lurus (straight line method)

Harga Perolehan −¿ Nilai Residu


Penyusutan ¿
Masa Penyusutan

Contoh perhitungan IMBT:

Jenis Akad (kedua) : Ijarah Muntahia Bittamlik (IMBT)

Nama Penyewa : Amat

Jenis barang yang disewa : Kijang Inova

Harga barang perolehan : Rp 120.000.000

Nilai sisa / residual value : Rp 1

Total pembayaran sewa /thn : Rp 72.000.000 (Rp 6.000.000 / bln)

Uang muka sewa dari penyewa : Rp. 36.000.000 (6 bulan sewa)

Jangka waktu sewa : 2 tahun

Opsi pengalihan pemilikan : Akhir masa sewa

Biaya administrasi : Rp 300.000

Perhitungan Penyusutan IMBT :

Perhitungan penyusutan yang dilakukan oleh pemilik obyek ijarah sbb:


7
Harga perolehan obyek ijarah : Rp. 120.000.000

Umur ekonomis (masa penyusutan) : 2 tahun (sesuai masa sewa)

Metode penyusutan : garis lurus (straight line method)

Harga perolehan −¿ Nilai Residu


Penyusutan ¿
Masa Penyusutan

Perhitungan harga sewa :

A. Ijarah

Keuntungan yang diharapkan : 20%

Perhitungan harga sewa Ijarah sebagai berikut:

Harga Perolehan Obyek Ijarah per thn : Rp. 24.000.000

Keuntungan : 20% x Rp. 24.000.000 : Rp. 4.800.000

Harga sewa per tahun Rp. 28.800.000 (Rp. 2.400.000 / bln)

B. IMBT
Keuntungan yang diharapkan : 20%
Perhitungan harga sewa IMBT adalah sebagai berikut:
Harga perolehan obyek IMBT : Rp. 60.000.000
Keuntungan : 20% x Rp. 60.000.000 : Rp. 12.000.000
Harga sewa per tahun : Rp. 72.000.000 (Rp. 6.000.000 /bln)

b. Perpindahan Kepemilikan
 Hibah = jumlah tercatat objek ijarah diakui sebagai
beban
 penjualan sebelum berakhirnya masa, sebesar sisa
cicilan sewa atau jumlah yang disepakati, selisih antara

8
harga jual dan jumlah tercatat diakui keuntungan atau
kerugian
 penjualan setelah selesai masa akad, selisih antara harga
jual dan jumlah tercatat objek ijarah diakui sebagai
keuntungan atau kerugian
 penjualan objek ijarah secara bertahap
- selisih antara harga jual dan jumlah tercatat
sebagian objek ijarah yang telah dijual diakui
sebagai keuntungan atau kerugian
- bagian objek ijarah yang tidak dibeli penyewa
diakui sebagai aset tidak lancar atau aset lancar
sesuai dengan tujuan penggunaan aset tersebut.

4. AKUNTANSI UNTUK PENYEWA


Beban:
a. Beban Sewa diakui selama masa akad pada saat manfaat atas asset telah diterima.
Dr. Beban Sewa xxx
Cr.Kas/Utang xxx
Untuk pengakuan sewa diukur sebesar jumlah yang harus dibayar atas manfaat yang
telah diterima.
b. Biaya pemeliharaan obyek Ijarah yang disepakati dalam akad menjadi tanggungan
penyewa diakui sebagai beban pada saat terjadinya.
c. Jika perbaikan tidak rutin atas obyek Ijarah yang dilakukan oleh penyewa diakui pada
saat terjadinya. Jurnal:
Dr. Beban Pemeliharaan Ijarah xxx
Cr. Kas/utang/perlengkapan xxx
d. Dalam Ijarah muntahiyah bittamlik melalui penjualan obyek Ijarah secara bertahap, biaya
pemeliharaan obyek Ijarah yang menjadi beban penyewa akan meningkat sejalan dengan
peningkatan kepemilikan obyek Ijarah.
Dr. Beban Pemeliharaan Ijarah xxx
Cr. Kas/utang/perlengkapan xxx
9
e. Jurnal atas biaya pemeliharaan yang menjadi tanggungan pemberi sewa tapi dibayarkan
terlebih dahulu oleh penyewa
Dr Piutang xxx
Cr kas/ utang/perlengkapan xxx

Perpindahan Kepemilikan:
a. Hibah, maka penyewa mengakui asset dan keuntungan sebesar nilai wajar objek Ijarah
yang diterima;
Dr. Asset Non Kas (Eks Ijarah) xxx
Cr. Keuntungan xxx
b. pembelian sebelum masa akad berakhir, maka penyewa mengakui asset sebesar
pembayaran sisa cicilan sewa atau jumlah yang disepakati;
Dr. Asset Non Kas (Eks Ijarah) xxx
Cr. Kas xxx
c. pembelian setelah masa akad berakhir, maka penyewa mengakui asset sebesar
pembayaran yang disepakati;
Dr. Asset Non Kas (Eks Ijarah) xxx
Cr. Kas xxx
d. pembelian objek Ijarah secara bertahap, maka penyewa mengakui asset sebesar biaya
perolehan objek Ijarah yang diterima.
Dr. Asset Non Kas (Eks Ijarah) xxx
Cr. Kas /Utang xxx
Pengungkapan:
Penyewa mengungkapkan dalam laporan keuangan terkait transaksi ijarah dan ijarah
muntahiyah bittamlik, tetapi tidak terbatas, pada:
a. Penjelasan umum isi akad yang signifikan yang meliputi tetapi tidak terbatas pada:
 total pembayaran
 keberadaan wa’ad pemilik untuk pengalihan kepemilikan dan mekanisme yang
digunakan (jika ada)
 pembatasan-pembatasan, misalnya ijarahlanjut
 agunan yang digunakan (jika ada)
10
b. Keberadaan transaksi jual-dan-ijarah dan keuntungan atau kerugian yang diakui (jika ada
transaksi jual dan ijarah).

5. KASUS

Pembelian Obyek Sewa


Pada tanggal 1 Maret 2008, Bank syariah membeli mobil Inova, dengan harga dan biaya-biaya lain (harga
perolehan) sebesar Rp.120.000.000,--
Atas pembelian mobil tersebut oleh Bank Syariah dilakukan jurnal sebagai berikut:
Dr. Assets Ijarah Rp. 120.000.000,--
Cr. Kas / Rekening pemilik Asset Rp. 120.000.000,--
Atas transaksi tersebut akan mengakibatkan perubahan buku besar dan neraca sebagai berikut:

BUKU BESAR

Persediaan Ijarah

Debet Kredit
T Keterangan Jumla T Keterangan Jumlah
g h g
l l
01 Kijang Inova 120.0
/0 00.00 120.000.
3 0 Saldo
000
120.0 120.000.
00.00 000
0

NERACA

Per 1 Maret 2008

Aktiva pasiva
Uraian Jumla Uraian Jumlah
h

11
Persediaan 120.0
00.00
0

Transaksi Ijarah
Pada tanggal 10 Maret 2008, Bank syariah melakukan transaksi Ijarah dengan data-data sebagai berikut:
Jenis barang yang disewa : Kijang Inova Harga barang perolehan :
Rp. 120.000.000,-- Uang muka sewa :
Rp. 12.000.000,-- Total pembayaran sewa :
Rp. 157.981.360,-- Nilai sisa / residual value :
Rp. 12.000.000,--
Harga sewa per bulan : Rp. 4.170.896,-- / bulan Jangka waktu sewa :
36 bulan (3 tahun)

Waktu pembelian barang : Bulan ke 36 Biaya administrasi:


Rp. 300.000,--
Pengikatan : Notariil
Atas transaksi Ijarah tersebut, bank syariah pada tanggal 10 Maret 2008 melakukan jurnal sebagai
berikut:
Dr. Aktiva Diperoleh untuk Ijarah Rp. 120.000.000,--
Cr. Persediaan Ijarah Rp. 120.000.000,- Atas transaksi tersebut akan
mengakibatkan perubahan posisi buku besar dan neraca sebagai berikut:
BUKU BESAR

Persediaan Ijarah

Debet Kredit
T Keterangan Jumlah T Keteranga Jumlah
gl gl n
01/03 Kijang Inova 120.000. 10/03 Akt 120.000.000
000 0
120.000. Ijarah 120.000.0
000 Saldo 00

BUKU BESAR

Aktiva Diperoleh Untuk Ijarah (Aktiva Ijarah)

Debet Kredit
Tgl Keteranga Jumlah Tgl Keterangan Jumlah
n
10/03/04 Kijang Inova 120.000.0
00 120.000.000
Saldo
120.000.0 120.000.000
00

NERACA

Per 10 Maret 2008

Aktiva pasiva
Urai Jumlah Uraian Jumlah
an

12
Persediaan 00
Aktiva Diperoleh unt 120.000.000
Ijarah
Dalam transaksi Ijarah penyewa dapatmembayar sewa lebih dahulu untuk beberapa bulan kedepan. Sewa
Diterima Dimuka oleh pemilik obyek ijarah (lessor) tidak dapat diperlakukan sebagai uang muka seperti
dalam murabahah. Sewa yang dibayar oleh penyewa lebih dahulu tidak berbeda dengan sewa diterima
dimuka pada umumnya.

Atas transaksi sewa kijang inova tersebut, pada tanggal 10 Maret 2008 bank syariah menerima uang muka
sewa (sewa dibayar dimuka oleh penyewa) sebesar Rp. 12.000.000,-- dari penyewa

Atas penerimaan uang sewa tersebut, pada tanggal 10 Maret 2008 melakukan jurnal sebagai berikut:
Dr. Kas/Rekening penyewa Rp. 12.000.000,--
Cr. Titipan uang muka sewa Ijarah Rp. 12.000.000,--

Uang muka sewa tidak dapat mengurangi harga perolehan aktiva Ijarah, karena aktiva Ijarah tersebut
milik bank sedangkan uang muka tersebut milik penyewa yang diserahkan lebih dahulu. Atas pembayaran
uang muka dari nasabah, akan mengakibatkan perubahan posisi buku besar dan neraca sebagai berikut:

BUKU BESAR

Sewa Diterima Dimuka (Titipan Sewa Ijarah)

Debet Kredit
Tgl Keterangan Jumlah Tg Keterangan Jumlah
l
10/03 Sewa Ijarah 12.000.0
12.000.000 00
Saldo
12.000.000 12.000.0
00

NERACA

Per 10 Maret 2008

Aktiva pasiva
Uraian Jumlah Uraian Jumlah

Persediaan 00 Titipan Sewa 12.000.000


Ijarah
Aktiva Diperoleh unt Ijarah 120.000.000
Pada umumnya dalam transaksi Ijarah penyewa (lessee) dibebankan biaya adminitrasi sehubungan dengan
transaksi ijarah tersebut. Biaya administrasi yang diterima dari nasabah diakui sebagai pendapatan fee ijarah

13
Biaya Administrasi

Pada tanggal 10 Maret 2008, nasabah membayar biaya administrasi atas transaksi Ijarah sebesar Rp.
300.000,--
Atas penerimaan biaya administrasi, bank syariah melakukan jurnal sebagai berikut:
Dr. Kas/Rekening penyewa Rp. 300.000,--
Cr. Pendapatan fee Ijarah Rp. 300.000,--
Obyek sewa (aktiva Ijarah) merupakan asset bank syariah, sehingga perlu dilakukan penyusutan sesuai dengan
metode yang berlaku. Besarnya penyusutan akan mempengaruhi pendapatan sewa dan pendapatan neto ijarah,
sehingga harus dipergunakan metode penyusutan tepat dan tidak merugikan satu dengan yang lain, seperti
mempergunakan metode garis lurus.

Dalam melakukan penyusutan, masa penyusutan Aktiva Ijarah ditentukan sebagai berikut:
(a) kebijakan penyusutan pemilik obyek sewa untuk aktiva sejenis jika merupakan transaksi
ijarah; dan
(b) masa sewa jika merupakan transaksi ijarah muntahiyah bittamlik.

Penyusutan Aktiva Ijarah dng akad Ijarah biasa


Dari contoh tersebut diatas, Inova dengan harga perolehan Rp. 120.000.000 disewakan dengan
akad Ijarah (tanpa opsi pemindahan kepemilikan) dan Bank menetapkan kebijakan penyusutan Aktiva
(Kijang) selama 5 tahun dan tidak ada nilai residu

1. Perhitungan penyusutan dengan metode garis lurus (straight line method)


Rumus = (Harga perolehan – nilai residu ) : jangka waktu penyusutan / sewa
Besar penyusutan per bln : (120.000.000 – 00) : 60 = Rp.2.000.000
2. Atas penyusutan aktiva ijarah, bank syariah melakukan jurnal sebagai berikut:
Dr. Biaya penyusutan Rp. 2.000.000,--
Cr. Akum penyusutan Aktiva Ijarah Rp. 2.000.000,--

Perhitungan penyusutan dengan masa penyusutan berbeda jika aset tersebut disewakan dengan akad Ijarah
Muntahia Bittamlik (dengan opsi pemindahan kepemilikan). Jika disewakan dengan akad Ijarah Muntahia
Bittamlik (IMBT) maka masa penyusutan sama dengan masa sewa.
Penyusutan Aktiva Ijarah dengan akad IMBT

Dari contoh diatas, jika Inova tersebut oleh bank syariah disewakan dengan akad Ijarah Muntahia Bittamlik
(opsi pemindahan kepemilikan) untuk masa sewa selama 3 (tiga) tahun dengan nilai residu Rp. 12.000.000,--
1. Perhitungan penyusutan dengan metode garis lurus (straight line method)
Rumus = (Harga perolehan – nilai residu ) : jangka waktu penyusutan / sewa
Besar penyusutan per bln : (120.000.000 – 12.000.000) : 36 = 3.000.000
2. Atas penyusutan aktiva ijarah, bank syariah melakukan jurnal sebagai berikut:
Dr. Biaya penyusutan Rp. 3.000.000,--
Cr. Akum penyusutan Aktiva Ijarah Rp. 3.000.000,--
3. Atas penyusutan Aktiva Ijarah yang disewakan dengan akas Ijarah Muntahiya Bitamllik, maka posisi
neraca bank syariah adalah sebagai berikut:
NERACA

Per 30 Maret 2008

Aktiva pasiva
Urai Jumlah Urai Juml
an an ah
14
Aktiva Diperoleh Unt 120.000.0
Ijatah Penyusutan 00
(3.000.00
Aktiva Ijarah (cr)
0)
4. Jurnal pembebanan penyusutan sampai dengan bulan 36 sampai, sehingga posisi neraca pada bulan
ke 36 adalah sebagai berikut:
NERACA

Per 30 Maret 2008

Aktiva pasiva
Urai Jumlah Urai Juml
an an ah
Aktiva Diperoleh Unt 120.000.0
Ijatah Penyusutan 00
(108.000.0
Aktiva Ijarah (cr)
00)
nilai buku asset Ijarah pada bulan ke 36 sama dengan nilai residu yaitu sebesar Rp.12.000.000,--

15
6. KESIMPULAN
Ijarah adalah akad sewa-menyewa antara pemilik ma’jur (objek sewa ) dan musta’jir (penyewa)
untuk mendapatkan imbalan atas objek sewa yang disewakannya. Jumlah, ukuran, dan jenis
objek ijarah harus jelas diketahui dan tercantum dalam akad. Ijarah memiliki 2 jenis antara lain
berdasarkan objek yang disewakan dan berdasarkan PSAK 107. Ijarah Muntahiya Bit Tamlik
adalah ijarah dengan janji atau wa’ad perpindahan kepemilikan barang yang diijarahkan
pada saat tertentu. Perpindahan kepemilikan bisa dilaksanakan apabila semua
pembayaran sewa terhadap objek ijarah yang dialihkan sudah diselesaikan dan objek
ijarah sudah diserahkan kembali kepada pemberi sewa.
Akuntansi untuk pemilik ada empat bagian biaya perolehan, penyusutan objek ijarah,
pemeliharaan objek ijarah dan harga sewa dalam ijarah. Akuntansi untuk penyewa ada 3 bagian
yaitu beban, perpindahan kepemilikan dan pengungkapan.

16

Anda mungkin juga menyukai