Anda di halaman 1dari 14

METODE AREP DI BAGIAN PRODUKSI

Tahun 2018/2019

Latar Belakang

Menurut Occupational Safety and Health Administration (OSHA) (1998), higene industri adalah ilmu
tentang antisipiasi, rekognisi/pengenalan, evaluasi dan pengendalian kondisi tempat kerja yang
dapat menyebabkan tenaga kerja mengalami kecelakaan kerja dan atau penyakit akibat kerja.
Higene industri menggunakan metode pemantauan dan analisis lingkungan untuk mendeteksi
luasnya tenaga kerja yang terpapar. Higene industri juga menggunakan pendekatan teknik,
pendekatan administratif dan metode lain seperti penggunaan alat pelindung diri, desain cara kerja
yang aman untuk mencegah paparan berbagai bahaya di tempat kerja.

Di Indonesia, Higene industri didefinisikan sebagai spesialisasi dalam ilmu higene beserta
prakteknya yang dengan mengadakan penilaian kepada faktor-faktor penyebab penyakit
kualitatif dan kuantitatif dalam lingkungan kerja dan perusahaan melalui pengukuran yang
hasilnya dipergunakan untuk dasar tindakan korektif kepada lingkungan tersebut serta bila
perlu pencegahan, agar pekerja dan masyarakat sekitar suatu perusahaan terhindar dari
bahaya akibat kerja (Suma’mur, 1999). Sedangkan menurut UU no. 14 tahun 1969 Higene
perusahaan adalah Lapangan kesehatan yang ditunjukan kepada pemeliharaan dan
mempertinggi derajat kesehatan tenaga kerja, dilakukan dengan mengatur pemberian
pengobatan, perawatan tenaga kerja yang sakit, mengatur persediaan tempat, cara dan syarat
ntuk pencegahan penyakit baik akibat kerja maupun umum serta menetapkan syarat-syarat
kesehatan perumahan tenaga kerja.
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan No. 70 tahun 2016 tentang Standard dan Persyaratan
Kesehatan Lingkungan Kerja Industri dalam pasal 9 ayat 2 Upaya pengendalian bahaya ialah:
(2) Upaya pengendalian bahaya sebagaimana pada ayat
(1) meliputi:
a. eliminasi;
b. substitusi;
c. pengendalian teknis;
d. pengendalian administrasi; dan/atau
e. pemakaian alat pelindung diri, sesuai dengan kebutuhan.Ruang Lingkup
Ruang lingkup hygiene industry merupakan sekuen atau urutan langkah atau metode dalam
implementasi HI,dimana urutan tidak bisa dibolak balik dan merupakan suatu siklus yang
tidak berakhir (selama aktivitas industry berjalan). Ruang lingkup hygiene industry terdiri
dari :
Antisipasi
Antisipasi merupakan kegiatan untuk memprediksi potensi bahaya dan risiko di tempat kerja.
Tahap awal dalam melakukan atau penerapan higiene industri di tempat kerja.

Rekognisi
Rekognisis merupakan serangkaian kegiatan untuk mengenali suatu bahaya lebih detil dan
lebih komprehensif dengan menggunakan suatu metode yang sistematis sehingga dihasilkan
suatu hasil yang objektif dan bias dipertanggung jawabkan. Di mana dalam rekognisi ini kita
melakukan pengenalan dan pengukuran untuk mendapatkan informasi tentang konsentrasi,
dosis, ukuran (partikel), jenis, kandungan atau struktur, sifat, dll .

Evaluasi
Pada tahap penilaian/evaluasi lingkungan, dilakukan pengukuran, pengambilan sampel dan
analisis di laboratorium. Melalui penilaian lingkungan dapat ditentukan kondisi lingkungan
kerja secara kuantitatif dan terinci, serta membandingkan hasil pengukuran dan standar yang
berlaku, sehingga dapat ditentukan perlu atau tidaknya teknologi pengendalian, ada atau
tidaknya korelasi kasus kecelakaan dan penyakit akibat kerja dengan lingkungannya , serta
sekaligus merupakan dokumen data di tempat kerja.

Pengendalian
Merupakan suatu hierarki (dilakukan secara sampai dengan tingkat risiko/bahaya berkurang
menuju titik yang aman). Hierarki pengendalian tersebut ialah eliminasi , substitusi,
engineering control, administrasi dan alat pelindung diri (APD).
Standar dan Persyaratan pengukuran lingkungan Kebisingan dan Kimia
Standar dan persyaratan pengukuran lingkungan Kebisingan dan kimia menurut Peraturan
Menteri Kesehatan No. 70 tahun 2016 sebagai berikut:
A. Kebisingan
NAB kebisingan untuk 8 jam kerja per hari adalah sebesar 85 dBA. Sedangkan NAB
pajanan kebisingan untuk durasi pajanan tertentu dapat dilihat pada Tabel 4.
B. NAB Bahan Kimia
NAB bahan kimia dalam ppm atau mg/m3 sebagaimana tercantum pada Tabel 13
adalah konsentrasi rata-rata pajanan bahan kimia tertentu yang dapat diterima oleh
hampir semua pekerja tanpa mengakibatkan gangguan kesehatan atau penyakit dalam
pekerjaan sehari-hari untuk waktu tidak melebihi 8 jam perhari dan 40 jam
perminggu. NAB terdiri dari TWA, STEL dan Ceiling dengan pengertian sebagai
berikut:
1) TWA (Time Weighted Average) adalahkonsentrasi rata-rata tertimbang waktu di
tempat kerja yang dapat diterima oleh hampir semua pekerja tanpamengakibatkan
gangguan kesehatan atau penyakit, dalam pekerjaan sehari-hari untuk waktu tidak
melebihi 8 jam perhari dan 40 jam perminggu.
2) STEL (Short Term Exposure Limit) adalah konsentrasi rata-rata tertinggi dalam
waktu 15 menit yang diperkenankan dan tidak boleh terjadi lebih dari 4 kali, dengan
periode antar pajanan minimal 60 menit selama pekerja melakukan pekerjaannya
dalam 8 jam kerja perhari.
3) Ceiling adalah konsentrasi bahan kimia di tempat kerja yang tidak boleh dilampaui
selama jam kerja.
Referensi Peraturan Menteri Kesehatan No 70 tahun 2016
No. Bagian Antisipasi Rekognisi Evaluasi Pengendalain

TAHAP PERSIAPAN

1. Penurunan material dari  Safety Talk Bahaya Fisik  Pengukuran Eliminasi


truk  Menggunakan APD - Temperatur kebisingan - Menghilangkan debu-debu
 Menyiapkan forklift - Kebisingan  Pengukuran besi
 Menyiapkan crane temperatur Subsitusi
 Memastikan mesin Bahaya Ergonomi  Pengukuran - Menggantikan sebagian
atau alat produksi - Posisi berdiri ergonomi yang ditujukan tenaga sumber daya
berfungsi dengan baik - Posisi bungkuk pada pekerja dengan manusia dengan
Bahaya Kimia menggunakan metode menggunakan mesin
- Debu REBA Pengendalian Teknik
Hazard Psikologi  Melakukan - Merubah metode pekerjaan
- Stress kerja pengukuran indoor air manual menjadi mekanik
- Beban Kerja quality ( kualitas udara ) Administrasi
Hazard Biologi - Membuat shift kerja
- Jamur/Fungi - Memberi rambu-rambu K3
- Lumut - Melakukan inspeksi
- Mikroorganisme peralatan / mesin
- Hewan - Membuat work permit
APD
- Sarung tangan
- Masker
- Wearpak
- Safety shoes
- Safety glasses
- Safety helmet
2. Menyusun material sesuai  Safety Talk Bahaya Fisik  Pengukuran kebisingan Eliminasi
dengan bentuknya  Menggunakan APD - Temperatur  Pengukiuran temperatur - Menghilangkan debu-debu
 Menyiapkan crane - Kebisingan  Pengukuran ergonomi besi
 Menyiapkan forklift Bahaya Ergonomi yang ditujukan pada Subsitusi
 Memastikan mesin atau - Posisi berdiri pekerja dengan - Menggantikan sebagian
alat produksi berfungsi - Kegiatan berulang menggunakan metode tenaga sumber daya
dengan baik Bahaya Kimia REBA manusia dengan
- Debu  Melakukan pengukuran menggunakan mesin
Hazard Psikologi indoor air quality Pengendalian Teknik
- Stress kerja mengenai faktor biologi - Merubah metode pekerjaan
- Beban Kerja di udara manual menjadi mekanik
Hazard Biologi Administrasi
- Jamur/Fungi - Membuat shift kerja
- Lumut - Membuat Work permit
- Mikroorganisme - Melakukan MCU minimal
- Hewan setahun sekali
APD
- Sarung tangan
- Masker
- Wearpak
- Safety shoes
- Safety Glasses
- Safety helmet
3. Mengikat material yang  Safety Talk Bahaya Fisik  Pengukuran kebisingan Eliminasi
telah disusun menggunakan  Menggunakan APD - Temperatur  Pengukuran temperatur - Menghilangkan debu-debu
kawat  Melakukan housekeeping - Kebisingan  Pengukuran ergonomi besi
 Melakukan Pemeriksaan - Kawat yang ditujukan pada - Menghilangkan limbah
mesin dan material secara Bahaya Ergonomi pekerja dengan kawat yang berserakan
berkala - Posisi berdiri menggunakan metode Subsitusi
- Kegiatan berulang REBA - Menggantikan sebagian
Hazard Biologi  Melakukan pengukuran tenaga sumber daya
- Jamur/Fungi indoor air quality manusia dengan
- Lumut mengenai faktor biologi menggunakan mesin
- Mikroorganisme di udara Administrasi
- Hewan - Membuat shift kerja
Bahaya Kimia - Memberi rambu-rambu K3
- Debu - Melakukan inspeksi
- Serbuk dari besi peralatan / mesin
- Membuat work permit
- Melakukan MCU minimal
setahun sekali
APD
- Sarung tangan
- Masker
- Wearpak
- Safety shoes
- Safety helmet
- Safety glasses
4. Degreasing untuk  Safety Talk Bahaya Kimia  Pengukuran kebisingan Eliminasi
menghilangkan kotoran –  Menggunakan APD - Cairan NaOh dan  Pengukiuran temperatur - Menghilangkan debu-debu
kotoran yang berupa  Memeriksa mesin sebelum surfactan  Pengukuran ergonomi besi
minyak, cat, lemak, dan oekerjaan dimulai Bahaya Fisik yang ditujukan pada Administrasi
kotoran padat lainnya  Memasang LOTO pada - Temperatur pekerja dengan - Membuat shift kerja
dengan menggunakan NaOh mesin - Kebisingan menggunakan metode - Memberi rambu-rambu K3
dan Surfactan  Membuat workpermit Bahaya Ergonomi REBA - Melakukan inspeksi
 Membuat MSDS - Posisi berdiri  Pengukuran kadar bahan peralatan / mesin
 Melakukan Pemeriksaan - Kegiatan berulang kimia yang digunakan - Membuat work permit
mesin dan material secara Bahaya Mekanik  Mengadakan pengukuran - Mengadakan pelatihan K3
berkala - Mesin dan alat lingkungan - Mengadakan trainee
Hazard Psikologi APD
- Stress kerja - Sarung tangan
- Beban kerja - Masker
- Wearpak
- Safety Shoes
- Safety glasses
- Safety helmet
5. Rinsing degreasing untuk  Safety Talk Bahaya Fisik  Pengukuran kebisingan Eliminasi
membersihkan bahan yang  Menggunakan APD - Temperatur  Pengukiuran temperatur - Menghilangkan debu-debu
digunakan pada pencelupan  Memeriksa mesin sebelum - Kebisingan  Pengukuran ergonomi besi
yang masih menempel pada pekerjaan dimulai Bahaya Ergonomi yang ditujukan pada Administrasi
permukaan material dalam  Memasang LOTO pada - Posisi berdiri pekerja dengan - Membuat shift kerja
proses Degreasing tadi mesin - Kegiatan berulang menggunakan metode - Memberi rambu-rambu K3
 Melakukan Pemeriksaan Bahaya Mekanik REBA - Melakukan inspeksi
mesin dan material secara - Mesin dan alat peralatan / mesin
berkala Hazard Psikologi - Membuat work permit
- Stress kerja - Mengadakan pelatihan K3
- Beban kerja - Mengadakan trainee
APD
- Sarung tangan
- Masker
- Wearpak
- Safety Shoes
- Safety helmet
- Safety glasses
6. Proses Pickling dilakukan  Safety Talk Bahaya Kimia  Pengukuran kebisingan Administrasi
dengan mencelupkan  Menggunakan APD - Cairan asam klorida  Pengukuuran temperatur - Membuat shift kerja
material kedalam larutan  Memeriksa mesin sebelum Bahaya Fisik  Pengukuran ergonomi APD
asam klorida (HCl) dengan pekerjaan dimulai - Temperatur yang ditujukan pada - Sarung tangan
konsentrasi 5% - 15% dan  Memasang LOTO pada - Kebisingan pekerja dengan - Masker
waktu pencelupan 1 jam mesin Bahaya Ergonomi menggunakan metode - Wearpak
 Melakukan Pemeriksaan - Posisi berdiri REBA - Safety Shoes
mesin dan material secara - Kegiatan berulang  Melakukan pengukuran - Safety glasses
berkala Bahaya Mekanik kadar kimia yang - Safety helmet
- Mesin dan alat digunakan
Hazard Psikologi
- Stress kerja
- Beban kerja

7. Proses Rinsing Pickling  Safety Talk Bahaya Fisik  Pengukuran kebisingan Administrasi
merupakan proses  Menggunakan APD - Temperatur  Pengukuran temperatur - Membuat shift kerja
pembilasan dengan air  Memeriksa mesin sebelum - Kebisingan  Pengukuran ergonomi APD
untuk menghilangkan sisa – oekerjaan dimulai Bahaya Ergonomi yang ditujukan pada - Sarung tangan
sisa asam akibat dari proses  Memasang LOTO pada - Posisi berdiri pekerja dengan - Masker
pickling dan dilakukan pada mesin - Kegiatan berulang menggunakan metode - Wearpak
suhu kamar  Melakukan Pemeriksaan Bahaya Mekanik REBA - Safety Shoes
mesin dan material secara - Mesin dan alat  Pengukuran lingkungan - Safety glasses
berkala Hazard Psikologi - Safety helmet
- Stress kerja
- Beban kerja
8. Proses Fluxing merupakan  Safety Talk Bahaya Kimia  Pengukuran kebisingan Administrasi
proses pelapisan awal  Menggunakan APD - Larutan zinc  Pengukiuran temperatur - Membuat shift kerja
dengan memakai larutan  Memeriksa mesin sebelum amonium clorida  Pengukuran ergonomi APD
Zinc Amonium Clorida (ZAC) oekerjaan dimulai Bahaya Fisik yang ditujukan pada - Sarung tangan
dengan konsentrasi 30%  Memasang LOTO pada - Temperatur pekerja dengan - Masker
pada suhu ruangan (normal) mesin - Kebisingan menggunakan metode - Wearpak
 Membuat workpermit Bahaya Ergonomi REBA - Safety shoes
 Membuat MSDS - Posisi berdiri  Melakukan pengukuran - Safety helmet
 Melakukan Pemeriksaan Bahaya Mekanik kualitas udara maupun - Safety glasses
mesin dan material secara - Mesin dan alat kadar bahan kimia yang
berkala Hazard Psikologi digunakan
- Stress kerja
- Beban kerja
9. Setelah tahap fluxing selesai  Safety Talk Bahaya Biologi:  Melakukan Subsitusi
kemudian dipanaskan pada  Menggunakan APD - Mikroorganisme pengukuran - Menggantikan sebagian
suhu 700C  Memeriksa mesin - Fungi lingkungan seperti tenaga sumber daya
sebelum oekerjaan Bahaya Fisik : temperatur,pencah manusia dengan
dimulai - Temperatur ayaan, kebisingan menggunakan mesin
 Memasang LOTO pada - Pencahayaan dan kualitas udara Administrasi
mesin - Kebisingan di dalam ruangan - Membuat shift kerja
 Membuat workpermit Bahaya Ergonomi tersebut - Memberi rambu-rambu K3
 Membuat MSDS - Kegiatan berulang  Melakukan - Melakukan inspeksi
 Melakukan - Posisi janggal (berdiri) pengukuran untuk peralatan / mesin
Pemeriksaan mesin Bahaya Kimia bahay ergonomi - Membuat work permit
dan material secara - Udara di dalam dengan - Mengadakan pelatihan K3
berkala ruangan menggunakan - Mengadakan trainee
Bahaya Mekanik metode REBA APD
- Mesin dan alat - Sarung tangan
Hazard Psikologi - Masker
- Stress kerja - Wearpak
- Beban kerja - Safety shoes
- Safety helmet
- Face shield

TAHAP FINISHING

Hazard Kimia  Mengukur kebisingan 1) Eliminasi


1 Proses finishing atau  Memastikan tempat pada mesin  Menghilangkan sisa-sisa
pembalut bertujuan untuk kerja bersih dan rapih Debu  Mengukur getaran pada bahan (kawat) yang
memaksimalkan kinerja (tidak ada bahan- Pewarna / cat untuk kulit mesin berserakkan di tempat
benda-benda galvanis baik bahan yang  Mengukur temperature kerja agar pekerja dapat
secara visual maupun dalam berserakan di lantai. Terhirup Zat-zat kimia : ruangan bekerja dengan aman
istilah utama perlindungan  Memfasilitasi pekerja Zinc + Oxygen = Zinc Oxide  Mengukur posisi tubuh  Menghilangkan gas dan
korosi. Menyentuh cat kaya dengan Alat Pelindung pekerja dengan asap yang berbahaya
seng mencegah bagian jadi Diri (ZnO) menggunakan RULA /  Menghilangkan bahaya
terkorosi. Inspeksi kontrol  Menyampaikan Zinc + Hydroxide (moisture) = REBA dengan memperkenalkan
kualitas memastikan bahaya dan risiko yang  Mengevaluasi perangkat mengangkat
Zn(OH)² (White Rust)
ketebalan lapisan pada akan dihadapi di kesehatan para pekerja mekanik untuk
material galvanis memenuhi tempat kerja Zinc + Carbon dioxide =  Mengevaluasi Sistem menghilangkan
standar persyaratan.  Melarang orang lain Manajemen penanganan bahaya
yang bukan pekerja ZnCO3 Perusahaan manual.
untuk tidak memasuki (Protective Barrier) HCL
area kerja
 Melatih para pekerja dan Timah
sebelum di turunkan Hazard Fisika 2) Subsitusi
ke lapangan  Menggantikan zat-zat
 Memastikan mesin / Alat dan Mesin kimia yang berbahaya
alat produksi berfungsi dengan yang lebih aman.
dengan baik
Bising dari alat  Menggantikan sebagian
 Penataan bahan dan Suhu ruangan yang panas tenaga sumber daya
alat dengan aman dan manusia dengan
tersusun rapih karena proses produksi menggunakan mesin.
Getaran dari mesin  Mengganti APD yang
lebih layak dipakai.
Hazard Ergonomi
Kegiatan berulang-ulang 3) Rekayasa teknik
 Membuat sitem ventilasi
dengan posisi yang tidak yang baik pada ruangan
benar (membungkuk, yang tertutup
 Merubah metode bekerja
setengah membungkuk,). dengan memperbanyak
alat / mesin agar para
pekerja tidak terus
menerus terpapar
bahaya
 Penerapan cleaner
production dan
pemisahan sisa-sisa
bahan yang tidak
terpakai.

4) Administrasi
 Pengaturan shift kerja
secara teratur kepada para
pekerja (rolling)
 Memasang tanda-tanda
keselamatan di sekitar
area kerja
 Memasang peringatan
sirine dan alarm
 Melakukan inspeksi
peralatan
 Membuat jalur evakuasi
dan titik kumpul evakuasi
 Membuat work permit
 Memperbaiki SOP
(Strandar Operasional
Prosedur)

5. Alat Pelindung Diri


 Menggunakan pakaian
yang layak saat bekerja
 Menggunakan masker
respirator
 Menggunakan safety
googles
 Menggunakan safety
helmet
 Menggunakan apron
 Semuan pekerja harus
menggunakan boots /
safety shoes
 

Anda mungkin juga menyukai