Anda di halaman 1dari 22

MENGIDENTIFIKASI SUATU PEKERJAAN

MAKALAH KESEHATAN KERJA

yang diampu oleh :

Ela Nurdiawati, SKM. M.Kes

Disusun Oleh :

KELOMPOK 12

1. Maharani Anggraena 2017031081


2. Rika Rahim 2017031116
3. Risma Mar’atush Shalihah 2017031119
4. Satwika Maheswari 2017031125
5. Shinta Anjar Rini 2017031128
6. Tarsoni 2017031138

PROGRGAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT


UNIVERSITAS FALETEHAN
SERANG – BANTEN
TAHUN AKADEMIK 2019/2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan kelimpahan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat
menyelesaikan penulisan makalah ini yang membahas tentang Identifikasi Suatu
Pekerjaan. Adapun maksud dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas mata kuliah Kesehatan Kerja.

Dalam kesempatan ini, kami mengucapkan terimakasih kepada semua pihak


yang memberikan dukungan dan bantuan secara moral maupun material dalam
proses penyelesaian penulisan makalah kami. Ucapan terimakasih tersebut kami
tunjukan kepada :

1. Ibu Hj. Nurce Arifiati, SKM. MKM., selaku Ketua Program Studi Kesehatan
Masyarakat di Universitas Faletehan Serang.
2. Ibu Ela Nurdiawati, SKM. M.Kes., selaku Koordinator mata kuliah
Kesehatan Kerja.
3. Orang tua kami yang selalu memberikan doa dan dukungannya.
4. Rekan-rekan yang selalu membantu dan memberikan motivasi selama
mengerjakan makalah ini.
Kami berharap makalah ini mampu memberikan pengetahuan dasar untuk
mempelajari pengertian hukum kesehatan. Oleh karena itu, kami mengharapkan
kritik dan saran yang sifatnya membangun. Khususnya dari dosen pembimbing
guna menjadi acuan dalam bekal pengalaman bagi penyusun untuk lebih baik
dimasa yang akan datang.

Serang, 15 April 2020

Penyusun

Universitas Faletehan | i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI...........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang..................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.............................................................................................2
1.3 Tujuan...............................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Deskripsi Pekerjaan.........................................................................3
2.2 Pengertian Bahaya.............................................................................................3
2.3 Jenis-jenis Bahaya.............................................................................................7
2.4 Pengertian Resiko..............................................................................................9
2.5 Potensi Bahaya................................................................................................10
2.6 Identifikasi Bahaya Pekerjaan di Lingkungan Tempat Tinggal......................11
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan.....................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA

Universitas Faletehan | ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perkembangan organisasi dan perubahan struktur dalam organisasi
menyebabkan kebutuhan akan pekerjaan baru semakin meningkat. Sebelum
organisasi melakukan seleksi terhadap karyawan yang akan menduduki
jabatan yang baru, maka manajer sumber daya manusia perlu mengetahui dan
mengidentifikasi pekerjaan-pekerjaan apa saja yang akan dilakukan dan
bagaimana pekerjaan dilakukan serta jenis personal yang bagaimana yang
layak menduduki pekerjaan tersebut. Dalam hal ini, organisasi perlu
menetapkan standar-standar pekerjaan dan kriteria keterampilan, pendidikan,
dan pengalaman yang diperlukan.
Dalam dewasa ini seiring perkembangan zaman yang semakin maju secara
pesat, sumber daya manusia ( SDM ) dituntut bukan hanya untuk sebatas
bekerja dan bekerja tanpa menghiraukan kualitas mutu yang
berkesinambungan sehingga menyebabkan terjadinya krisis kreatifitas, krisis
loyalitas, dan krisis intelektualitas dalam kurun waktu tidak ditentukan
kedepannya, yang penting mereka melaksanakan tugas dan kewajiban tanpa
ada upaya untuk mengembangkan.
Oleh sebab itu, informasi, tegnologi, dan komunikasi sebaiknya digunakan
semaksimal mungkin untuk melatih diri dan mengasah secara trampil baik
keterampilan intelektual maupun keterampilan motorik ( daya gerak ).
Sehingga lebih mudah untuk bisa berinovatif secara kreatif dan kritis dalam
menjawab tantangan serta rintangan sebagai lahan untuk terus berkembang
secara professional baik dari peran SDM maupun institusi yang dikelola.
Namun hal itu, institusi yang berkualitas serta dukungan SDM yang
profesisional adalah adanya “dalang” atau peran aktif seorang pemimpin yang
memiliki seni kepekaan terhadap beberapa persoalan baik eksternal maupun
internal, sehingga akan memberi nilai positif terhadap kepuasan bagi para
konsumen.

Universitas Faletehan | 1
1.2 Rumusan Masalah
1. Menjelaskan tentang pengertian deskripsi pekerjaan.
2. Menjelaskan tentang pengertian bahaya.
3. Menjelaskan tentang jenis-jenis bahaya.
4. Menjelaskan tentang pengertian resiko.
5. Menjelaskan tentang potensi bahaya.
6. Menjelaskan identifikasi bahaya pekerjaan di lingkungan tempat tinggal.

1.3 Tujuan
1. Mahasiswa dapat mengetahui perngertian deskripsi pekerjaan.
2. Mahasiswa dapat mengetahui pengertian bahaya.
3. Mahasiswa dapat mengetahui tentang jenis-jenis bahaya.
4. Mahasiswa dapat mengetahui pengertian resiko.
5. Mahasiswa dapat mengetahui tentang potensi bahaya.
6. Mahasiswa dapat mengetahui identifikasi bahaya pekerjaan di lingkungan
tempat tinggal.

Universitas Faletehan | 2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Deskripsi Pekerjaan
Berikut ini adalah beberapa pengertian deskripsi pekerjaan dari beberapa
ahli yang menunjukan bahwa deskripsi pekerjaan merupakan uraian informasi
mengenai pekerjaan. Deskripsi pekerjaan adalah hasil analisis pekerjaan
sebagai rangkaian kegiatan atau proses menghimpun dan mengolah informasi
mengenai pekerjaan (Veithzal Rivai 2009). Uraian pekerjaan suatu uraian
pekerjaan menyebutkan tugas dan tanggung jawab dari suatu pekerjaan.
Disebutkan apa yang dikerjakan, mengapa dikerjakan, dan dimana
dikerjakannya, dan secara singkat bagaimana mengerjakannya (Robert L.
Mathis John H. Jackson 2001). Definisi yang hampir sama diajukan oleh
Gary Dessler (2004) bahwa Sebuah deskripsi pekerjaan adalah pernyataan
tertulis tentang apa yang harus dilakukan oleh pekerja, bagaimana orang itu
melakukannya, dan bagaimana kondisi kerjanya.
Dari definisi para ahli diatas, dapat disimpulkan bahwa deskripsi pekerjaan
adalah pernyataan tertulis tentang ruang lingkup pekerjaan, yang
menginformasikan tentang pekerjaan, bagaimana melakukannya, bagaimana
kondisinya. Definisi yang menyebutkan bahwa deskripsi pekerjaan
merupakan tugas, kewajiban, dan tanggung jawab, dikemukakan oleh
Raymond A.Noe (2004) bahwa “ Job description a list of the tasks, duties,
and responsibilities (TRDs) that a particular job entails.” Yang berarti
deskripsi pekerjaan adalah sebuah daftar tugas, kewajiban dan tanggung
jawab yang diperlukan oleh pekerjaan tertentu, dan satu definisi mengatakan
bahwa deskripsi pekerjaan adalah identifikasi tugas, kewajiban, dan tanggung
jawab dari sebuah pekerjaan yang dikemukakan oleh Stephen Robbins
(2005).

2.2 Pengertian Bahaya


Hazard adalah segala sesuatu yang dapat berpotensi menjadi bahaya
bahkan accident atau incident.Di berbagai lingkungan kerja dipastikan kita

Universitas Faletehan | 3
dapat menemukan hazard tersebut dengan melakukan identifikasi HAZARD.
Ada beberapa metode yang dapat digunakan dalam mengidentifikasi hazard
disuatu lingkungan, tapi kita harus mengetahui dahulu ada berapa
pengelompokan hazard berdasarkan teori yang ada. DIS/ISO 45001
mendefinisikan bahaya sebagai “sumber atau situasi yang berpotensi untuk
menyebabkan cedera dan sakit” (klausul 3.19). Dengan kata lain, sifat / ciri /
karakteristik dari proses produksi yang memiliki kemampuan untuk
membahayakan individu Misalnya penggunaan bahan kimia berbahaya dalam
proses produksi, atau mesin yang memiliki titik pinch yang perlu dijaga untuk
melindungi orang-orang yang menggunakannya. Bisa juga berupa posisi
bekerja dalam kantor yang membutuhkan tindakan tertentu yang dari waktu
ke waktu dapat menyebabkan cedera regangan berulang. Definisi bahaya
pada DIS/ISO 45001 tidak berubah secara signifikan dibandingkan dengan
standar OHSAS 18001: 2007, sehingga bagi perusahaan yang sudah
menerapkan sistem manajemen K3 OHSAS 18001 tidak perlu ada perubahan
definisi bahaya (hazard).
Komponen Bahaya :
1. Karakteristik Material
2. Bentuk material
3. Hubungan pemajan dan efek
4. Jalannya pemajan dan proses individu
5. Kondisi dan frekuensi penggunaan
6. Tingkah laku pekerja
Hirarki Pengendalian Bahaya :
1. Eliminasi
Hirarki teratas yaitu eliminasi/menghilangkan bahaya dilakukan pada saat
desain, tujuannya adalah untuk menghilangkan kemungkinan kesalahan
manusia dalam menjalankan suatu sistem karena adanya kekurangan pada
desain. Penghilangan bahaya merupakan metode yang paling efektif
sehingga tidak hanya mengandalkan prilaku pekerja dalam menghindari
resiko, namun demikian, penghapusan benar-benar terhadap bahaya tidak

Universitas Faletehan | 4
selalu praktis dan ekonomis. Contoh-contoh eliminasi bahaya yang dapat
dilakukan misalnya: bahaya jatuh, bahaya ergonomi, bahaya ruang
terbatas, bahaya bising, bahaya kimia.
2. Substitusi
Metode pengendalian ini bertujuan untuk mengganti bahan, proses, operasi
ataupun peralatan dari yang berbahaya menjadi lebih tidak berbahaya.
Dengan pengendalian ini menurunkan bahaya dan resiko minimal melalui
disain sistem ataupun desain ulang. Beberapa contoh aplikasi substitusi
misalnya: Sistem otomatisasi pada mesin untuk mengurangi interaksi
mesin-mesin berbahaya dengan operator, menggunakan bahan pembersih
kimia yang kurang berbahaya, mengurangi kecepatan, kekuatan serta arus
listrik, mengganti bahan baku padat yang menimbulkan debu menjadi
bahan yang cair atau basah.
3. Pengendalian tehnik/engineering control
Pengendalian ini dilakukan bertujuan untuk memisahkan bahaya dengan
pekerja serta untuk mencegah terjadinya kesalahan manusia. Pengendalian
ini terpasang dalam suatu unit sistem mesin atau peralatan.Contoh-contoh
implementasi metode ini misal adalah adanya penutup mesin/machine
guard, circuit breaker, interlock system, startup alarm, ventilation system,
sensor, sound enclosure.Sistem peringatan/warning system Adalah
pengendian bahaya yang dilakukan dengan memberikan peringatan,
instruksi, tanda, label yang akan membuat orang waspada akan adanya
bahaya dilokasi tersebut. Sangatlah penting bagi semua orang mengetahui
dan memperhatikan tandatanda peringatan yang ada dilokasi kerja
sehingga mereka dapat mengantisipasi adanya bahaya yang akan
memberikan dampak kepadanya. Aplikasi di dunia industri untuk
pengendalian jenis ini antara lain berupa alarm system, detektor asap,
tanda peringatan (penggunaan APD spesifik, jalur evakuasi, area listrik
tegangan tinggi, dll).

Universitas Faletehan | 5
4. Pengendalian administratif/ administratif control
Kontrol administratif ditujukan pengandalian dari sisi orang yang akan
melakukan pekerjaan, dengan dikendalikan metode kerja diharapkan orang
akan mematuhi, memiliki kemampuan dan keahlian cukup untuk
menyelesaikan pekerjaan secara aman.Jenis pengendalian ini antara lain
seleksi karyawan, adanya standar operasi baku (SOP), pelatihan,
pengawasan, modifikasi prilaku, jadwal kerja, rotasi kerja, pemeliharaan,
manajemen perubahan, jadwal istirahat, investigasi dll.
5. Alat pelindung diri
Pemilihan dan penggunaan alat pelindung diri merupakan merupakan hal
yang paling tidak efektif dalam pengendalian bahaya,dan APD hanya
berfungsi untuk mengurangi seriko dari dampak bahaya. Karena sifatnya
hanya mengurangi, perlu dihindari ketergantungan hanya menggandalkan
alat pelindung diri dalam menyelesaikan setiap pekerjaan. Alat pelindung
diri Mandatory adalah antara lain: Topi keselamtan (Helmet), kacamata
keselamatan, Masker, Sarung tangan, earplug, Pakaian (Uniform) dan
Sepatu Keselamatan. Dan APD yang lain yang dibutuhkan untuk kondisi
khusus, yang membutuhkan perlindungan lebih misalnya: faceshield,
respirator, SCBA (Self Content Breathing Aparatus),dll. Pemeliharaan dan
pelatihan menggunakan alat pelindung diripun sangat dibutuhkan untuk
meningkatkan efektifitas manfaat dari alat tersebut.
Dalam aplikasi pengendalian bahaya, selain kita berfokus pada hirarkinya
tentunya dipikirkan pula kombinasi beberapa pengendalian lainnya agar
efektifitasnya tinggi sehingga bahaya dan resiko yang ada semakin kecil
untuk menimbulkan kecelakaan. Sebagi misal adanya adanya unit mesin baru
yang sebelumnya memiliki kebisingan 100 dBA dilberikan enclosure
(dengan metode engineering control) sehingga memiliki kebisingan 90 dBA,
selain itu ditambahkan pula safety sign dilokasi kerja, adanya preventive
maintenance untuk menjaga keandalaann mesin dan kebisingan terjaga,
pengukuran kebisingan secara berkala, diberikan pelatihan dan penggunaan
earplug yang sesuai.

Universitas Faletehan | 6
2.3 Jenis-jenis Bahaya
Terdapat jenis bahaya (hazard) sebagai konsep, yaitu :
1. Bahaya Mekanik (Biomechaical hazards)
Merupakan bahaya yang berasal dari benda-benda bergerak, benda-benda
tajam, benda yang berukuran lebih besar dan berat yang dapat
menimbulkan risiko pada pekerja seperti tersayat, tertusuk, terjepit,
terhimpit, terpotong, tertabrak dan sebagainya.
2. Bahaya Fisik (Physical hazards)
Merupakan hazard yang berasal dari segala energi yang jumlahnya lebih
besar dari kemampuan diri pekerja menerimanya. Energi berlebih ini
banyak berasal dari alatalat kerja yang ada disekitan tempat kita bekerja.
Contohnya bising yang dapat berasal dari penggunaan alat bersuara tinggi
(seperti speaker, mesin las, bahkan suara knalpot yang sudah dimodifikasi
juga termasuk dalam bahaya fisik), sehingga nantinya pekerja tersebut
berpotensi terjadi tuli; getaran yang dapat berasal dari benda bergetaran
tinggi seperti mesin pembolong jalan, truk-truk besar,dsb, dimana dapat
berpotensi kemandulan pada pria, rusaknya jaringan syaraf tepi, bahkan
hingga lumpuh; energi listrik, radiasi ion dan non-ion, suhu ekstrim, dan
sebagainya.
3. Bahaya Kimia (Chemical hazards)
Merupakan bahaya yang berasal dari bahan-bahan kimia, baik yang
berbentuk padat, cair, maupun gas. Contohnya merkuri, alkohol dan
turunannya, timbal, dll (intinya semua bahan kimia yang ada di tabel
periodik. Masih ingat kan?..). Potensi risiko gangguan yang dapat muncul
pada kesehatan dan keselamatan pekerja bervariasi sesuai dengan jenis
bahan kimia yang terpajan pada diri pekerja, seperti merkuri dapat berisiko
rusaknya syaraf bahkan hingga ke otak sehingga lama-kelamaan tubuh
menjadi selalu bergetar tanpa henti (seperti fenomena kasus itai-itai di
Jepang). Bahaya dan risiko dari semua bahan kimia ini dapat dilihat
penjelasannya di MSDS (material safety data sheet) yang selalu tercantum
disemua kemasan bahan kimia tsb. Risiko dari penggunaan bahan kimia

Universitas Faletehan | 7
ini tidak hanya pada kesehatan saja tetapi juga kecelakaan seperti ledakan,
kebakaran, dll.
4. Bahaya Biologi (Biological hazards)
Merupakan bahaya yang berasal dari hewan-hewan atau mikroorganisme
tak kasat mata yang berada disekitaran tempat kerja dan dapat masuk
kedalam tubuh tanpa kita ketahui sehingga banyak penanganannya
dilakukan setelah pekerja terinfeksi. Contoh: bisa ular, berbagai macam
virus dan bakteri, dll.
5. Bahaya Psikososial (Psychosocial hazards)
Atau ada beberapa ahli menyebutnya sebagai bahaya dalam
pengorganisasian pekerjaan, merupakan bahaya yang berasal dari konflik
batin dengan lingkungan yang ada di tempat kerja, baik itu dengan rekan
kerja maupun dengan fasilitas yang ada dilingkungan kerja dimana
krmudian dapat membuat seseorang mengalami stress hingga efek-efek
buruk lainnya dari stress. Contohnya: aksi bullying, kata-kata kasar dari
rekan kerja, tekanan dan himpitan pekerjaan, deadline pekerjaan yang
tidak masuk akal, persaingan kerja tidak sehat, kerjaan yang monoton,
jenjang karir tidak bagus, alat bantu kerja yang tidak memadai, dll.
6. Bahaya Ergonomi (Ergonomic Hazards)
Merupakan bahaya yang berasal dari adanya ketidaksesuaian desain kerja
(job, task, environtment) dengan kapasitas tubuh pekerja sehingga
menimbulkan rasa tidak nyaman di tubuh, pegal-pegal, sakit pada otot,
tulang dan sendi, dll. Contohnya, gerakan repetitif (berulang-ulang) seperti
membungkuk-berdiri-membungkuk, durasi dan frekuensi bekerja melebihi
batas, bekerja dengan postur tubuh yang janggal seperti berputar di area
pinggang, menunduk, pekerjaan yang mebutuhkan menjangkau terlalu
tinggi, mengangkat beban berat, statis duduk dipan komputer dalam waktu
lama, dll.

Universitas Faletehan | 8
2.4 Pengertian Resiko
Resiko merupakan kata yang sudah kita dengar hampir setiap hari,
biasanya kata tersebut mempunyai konotasi yang negatif, sesuatu yang tidak
kita sukai, sesuatu yang ingin kita hindari.
Dengan demikian resiko dapat diartikan sebagai suatu keadaan yang tidak
pasti yang dihadapi oleh seseorang atau perusahaan yang dapat memberikan
dampak yang merugikan. Bagaimana jika kemungkinan yang dihadapi dapat
memberikan keuntungan yang sangat besar, dan walaupun mengalami
kerugian sangat kecil sekali. Misalnya saat kita membeli lotere. Jika
beruntung maka akan mendapat hadiah yang sangat besar, tetapi jika tidak
beruntung uang yang digunakan membeli lotere yang relative kecil, apakah
ini termasuk tergolong resiko? Maka jawabanya adalah hal ini juga tergolong
resiko, selama mengalami kerugian walaupun sekecil apapun itu di anggap
sebagai resiko.
Resiko berhubungan dengan ketidakpastian. Ketidakpastian ini terjadi oleh
karena kurangnya atau tidak tersedianya informasi yang menyangkut apa
yang akan terjadi. Ketidakpastian yang dihadapi perusahaan bisa berdampak
merugikan atau mungkin saja menguntungkan. Apabila ketidakpastian yang
dihadapi berdampak menguntungkan maka ini yang dikenal dengan istilah
kesempatan (opportunity). Sedangkan ketidakpastian yang berdampak
merugikan dikenal dengan resiko (risk).
Ketidakpastian itu sendiri melekat pada hidup dan kehidupan kita di
dunia,tidak ada yang tahu apa yang akan terjadi hari esok, bukan hanya
masalah untung atau rugi di dunia, bahkan kepastian akan masuk surga
sebagai puncak keberuntungan manusia atau masuk neraka sebagai puncak
kerugian pun juga tidak ada yang tahu, tidak ada jaminan bahwa suatu usaha
pasti selalu mendatangkan keuntungan, pasti selalu ada kerugian setelah
terjadi. Hanya Allah SWT yang mengetahui apa yang akan terjadi besok,
setiap manusia harus menyadari bahwa resiko dan ketidakpastian adalah
bagian dari rahasia Allah SWT.

Universitas Faletehan | 9
Sedangkan manajemen risiko dapat didefinisikan sebagai suatu metode
logis dan sistematik dalam identifikasi, menentukan sikap, menetapkan solusi,
serta melakukan monitor dan pelaporan risiko yang berlangsung pada setiap
aktivitas atau proses.

2.5 Potensi Bahaya


Potensi Bahaya adalah sesuatu yang berpotensi untuk terjadinya insiden
yang berakibat pada kerugian. Potensi bahaya terdapat hampir di setiap
tempat dimana dilakukan suatu aktivitas baik di rumah, di jalan maupun di
tempat kerja. Apabila potensi bahaya tersebut tidak dikendalikan dengan tepat
akan menyebabkan kelelahan, kesakitan, cedera, dan bahkan kecelakaan yang
serius. Dalam Undang-Undang (UU) No.1 Tahun 1970 tentang Keselamatan
dan Kesehatan Kerja (K3), pengurus perusahaan mempunyai kewajiban untuk
menyediakan tempat kerja yang memenuhi syarat keselamatan dan kesehatan
yang ditetapkan baginya. Hal ini dimaksudkan untuk mengurangi biaya-biaya
perawatan dan rehabilitasi akibat kecelakaan dan sakit, meningkatkan
produktivitas kerja, meningkatkan moral dan hubungan atau relasi
perusahaan/industri yang lebih baik (Tarwaka, 2008).

Universitas Faletehan | 10
2.6 Identifikasi Bahaya Pekerjaan di Lingkungan Tempat Tinggal
1. Identifikasi Pekerjaan Menggerinda

Tahapan
No. Potensi bahaya Resiko Pengendalian
pekerjaan
Fisik : Alat gerinda Pemeriksaan/validasi
1. Persiapan alat Terbakar
tidak aman alat
Berjalan ke Fisik : Lalu lintas Berjalan di area
2. Tertabrak
area kerja kendaraan/orang pejalan kaki
safety guard/ cover
Fisik : Gerakan
Menggores untuk gerinda,
gerinda, percikan
tangan, terkena faceshield
3. Penggerindaan api hasil
muka atau alat pemadam api
penggerindaan, api
mata, terbakar ringan & fire
terbuka
blanket
Fire watch,
Fisik : bunga api Membakar memastikan tidak
4. Finishing terbawa angin atau tempat kerja ada bunga api
aliran air lain setelah pengelasan
selama 1 jam

2. Identifikasi Pekerjaan Mengebor

Tahapan
No. Potensi Bahaya Resiko Pengendalian
Pekerjaan
Pemeriksaan/validasi
Persiapan alat -Fisik: alat bor Terbakar
1. alat
tidak aman

Berjalan ke -Fisik: Lalu lintas Berjalan di area


Tertabrak
2. area kerja kendaraan/orang pejalan kaki

Universitas Faletehan | 11
-Fisik : Gerakan -
bor, Pemeriksaan/validasi
Menggores
Percikan hasil bor, alat
tangan, terkena
Kabel bor -Handle (pegangan)
mata,
3. Pengeboran -Kimia : Debu hasil bor
terpeleset,
bor -Sarung tangan
tersandung,
-Ergonomi : -Kaca mata
terjatuh
berdiri/ duduk -Memberikan
terlalu lama barikade

3. Identifikasi Pekerjaan Mengelas

Tahapan
No. Potensi Bahaya Resiko Pengendalian
Pekerjaan
Pemeriksaan/validasi
Persiapan alat -Fisik: percikan api Tersandung
1. alat
las tidak aman

-Percikan hasil las


akan tembus ke
-Memakai APD yang
2. Memakai APD tangan jika apd Terluka
masih layak
yang digunakan
sudah tak layak
-
-Fisik: Suara mesin Pemeriksaan/validasi
las yang alat
Terkena
menimbulkan -Pengecekan tata
percikan hasil
3. Pengelasan bising, kabel
las, terkena
Percikan api las. -Sarung tangan
mata, kesetrum
-Ergonomi: berdiri/ -Kaca mata
duduk terlalu lama -Tutup muka khusus
pengelas

4. Identifikasi Perkerjaan Laboratorium Kimia Fisika

Universitas Faletehan | 12
Tahapan
No. Potensi Bahaya Resiko Pengendalian
Pekerjaan
Administrasi :
pelatihan mengenai
tata cara penggunaan
oven yang baik dan
Fisika : terkena
pelatihan mengenai
panas
penangana
1. Persiapan alat Penggunaan oven -kebakaran
kebakaran
-ledakan
APD : selalu
menggunakan
masker, sarung
tangan dan jas lab

Eliminasi :
merendam sumber
bunyi dengan
Penggunaan mesin peredam suara atau
Fisika :
Penggunaan mesin yang disekat
2. kebisingan
alat alat menimbulkan Substitusi :
bunyi mengganti mesin
dengan yang minim
bunyi

Fisika: APD : menggunakan


-terciprat atau masker, sarung
terkena tangan dan jas
Pekerjaan di Pengambilan cairan
3. tumpahan laboratorium
Laboratorium kimia
cairan kimia Administrasi :
-terkena luka memberikan tanda
bakar bahaya diruangan

Universitas Faletehan | 13
5. Identifikasi Pekerjaan Mengaduk Semen

Tahapa
No. Potensi Bahaya Resiko Pengendalian
Pekerjaan

1. Mengangkat  Ergonomi :  Ergonomi :  Ergonomi :


dan membuka membungkuk badan pegal, istirahat secara
kantong semen dan menahan kelelahan berkala, gunakan
beban karena alat bantu saat
 Kimia : aktivitas mengangkat semen
menghirup debu yang  Kimia : gunakan
semen berulang, masker
 Biologi : bakteri otot  Biologi : gunakan
dan kuman pada punggung sarung tangan, cuci
semen pegal tangan setelah
 Fisik : panas  Kimia : sesak beraktivitas
matahari nafas dan  Fisik : gunakan
batuk helm proyek
 Biologi :
gatal karena
terpapar agen
 Fisik :
berkeringat
dan
menimbulkan
gatal-gatal,
kanker kulit
karena
terpapar
matahari
2. Mengaduk  Ergonomi :  Ergonomi :  Ergonomi :

Universitas Faletehan | 14
adonan semen membungkuk badan pegal, istirahat secara
terlalu lama otot perkala, saat
punggung mengaduk
pegal usahakan satu kaki
berada di depan
satu kaki lainnya
3. Menyusun  Ergonomi :  Ergonomi :  Ergonomi :
batu bata atau mengangkat batu pegal pada istirahat secara
batako bata berulang- otot bahu dan berkala, letakan
ulang, terjatuh lengan, sakit batu/batako sejajar
 Kimia : terkena pinggang, dengan bahu,
debu dari batu patah tulang safety belt saat
batako atau gagar berada di atas
 Biologi : jamur otak saat  Kimia :
akibat keringat terjatuh menggunakan
yang tercampur  Kimia : sesak kacamata dan
debu nafas dan masker
 Fisik : panas batuk, iritasi  Biologi :
matahari mata menggunakan
 Biologi : sarung tangan,
gatal-gatal kaos kaki, dan
pada tangan sepatu, cuci tangan
dan kaki setelah beraktivitas
 Fisik : gatal-  Fisik :
gatal karena menggunakan
keringat, helm proyek
kenker kulit
karena
terpapar sinar
matahari
4. Menempelkan  Ergonomi :  Ergonomi :  Ergonomi :

Universitas Faletehan | 15
semen ke perubahan posisi kekakuan/pe istirahat secara
susunan batu yang terlalu gal pada otot berkala
bata/batako sering ( bungkuk bahu dan  Kimia : gunakan
dan tegak) lengan, sakit masker
 Kimia : terkena pinggang  Biologi : gunakan
debu dari adonan  Kimia : sesak sarung tangan,
semen nafas dan kaos kaki dan
 Biologi : jamur batuk sepatu, cuci tangan
keringat  Biologi : setelah beraktivitas
tercampur debu gatal pada  Fisik : gunakan
batu/batako bagian helm proyek
 Fisik : panas tangan dan
matahari kaki karena
terpapar
kuman,
bakteri,
jamur
 Fisik :
berkeringat,
badan
terpapar sinar
matahari
6. Identifikasi Pekerjaan Pengaspalan Jalan Raya

Tahapan
No. Potnsi bahaya Reiko Pengendalian
Pekerjaan
Bahaya ergonomi
Pernukaan Pemeriksaan
1. Persiapan Alat Tersandung
tanah/lahan yang alat/validasi
tidakrata
2. Memakai APD Bahaya fisik Terluka Memakai/menyediak
Percikan/tetesan an APD yang layak

Universitas Faletehan | 16
aspal panas
menimbulkan luka
pada pekerja jika
di gunakan
APD yang di
gunakan sudah
tidak layak
- Bahaya fisik
Terpapar
suara bising yang
Kebisinan
di hasilkan dari alat Pemeriksaan/validasi
yang
berat menibulkan alat, Pengecekan
berasumber
kebisingan lahan, Substitusi
3. Pengaspalan dari alat berat,
- Fisik terkena mengganti mesin
Terkena
debu jalanan dengan yang minim
aspal panas
- Ergonomi bunyi
berdiri/duduk
terlalu lama

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pekerjaan adalah suatu kegiatan atau aktivitas yang dilakukan oleh manusia
yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Pekerjaan itu sendiri
terbagi menjadi dua macam yaitu :
1. Pekerjaan yang menghasilkan barang : adalah pekerjaan yang
menghasilkan suatu barang yang bisa digunakan oleh manusia.
2. Pekerjaan yang menghasilkan jasa : adalah suatu pekerjaan yang tidak
menghasilkan barang tetapi hasil kerjanya bisa dinikmati atau dirasakan
oleh orang lain.

Universitas Faletehan | 17
Pekerjaan apapun memilki potensi dan resiko bahayanya masing-masing yang
dapat merugikan perkerja itu sendiri, tetapi setiap pekerjaan juga memiliki
cara pengendalian agar dapat terhindar dari bahaya, salah satunya mengikuti
prosedur kerja yang sesuai dengan aturan yang ada dan menggunakan APD
(Alat Pelindung Diri) saat bekerja.

Universitas Faletehan | 18
DAFTAR PUSTAKA

https://pengertianartidefinisidari.blogspot.com/2018/06/definisi-pekerjaan-jenis-
serta-macam-contohnya.html
https://riaade45.wordpress.com/2013/05/23/deskripsi-pekerjaan/
https://katigaku.top/2018/07/24/9-contoh-jsa-atau-job-safety-analysis-untuk-
berbagai-pekerjaan/

http://wurihandayani151996.blogspot.com/2016/12/makalah-k3-hazard.html

https://prashetyaquality.com/2016/11/potensi-bahaya-dan-risiko-di-tempat-kerja/

Anda mungkin juga menyukai