Di susun oleh:
Maharani Friska Marsanda
(217052869)
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-nya dan karunianya kami
dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Adapun tema dari makalah ini adalah “ Job
Safety Analysis tentang mesin bubut”. Pada kesempatan ini saya mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada dosen mata kuliah manajemen resiko yang telah memberikan tugas, saya
jauh dari sempurna dan ini merupakan langkah yang baik dari studi yang sesungguhnya. Oleh karena
itu keterbatasan waktu dan kemampuan saya, maka kritik dan saran yang membangun senantiasa saya
harapkan semoga makalah ini dapat berguna bagi saya pada khususnya dan pihak lain yang
berkepentingan pada umumnya.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR………………………………………………………………………………………………… i
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………………………………………….. ii
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………………………………………….. 1
1.1 Latar belakang………………………………………………………………………………………………………………………… 1
BAB IV PENUTUP…………………………………………………………………………………………………….. 9
4.1 Kesimpulan……………………………………………………………………………………………………………………………… 9
4.2 Saran……………………………………………………………………………………………………………………………………….. 9
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………………………………………… 10
BAB I
PENDAHULUAN
Jumlah usia produktif tersebut sebagian besar bekerja di sektor informal dan informal.
Kebanyakan pekerja usia produktif tersebut adalah mengah dan pendidikan dasar, dilihat dari kasus
kecelakaan kerja yang banyak terjadi mayoritas pekerja yang banyak mengalami kecelakaan kerja
adalah tenaga kerja yang tidak berpendidikan atau pendidikan menengah dan dasar.
Kondisi keselamatan dan kesehatan kerja (K3) perusahaan di Indonesia secara umum
diperkirakan termasuk rendah. Pada tahun 2005 indonesia menempati posisi yang buruk jauh di
bawah singapura, Malaysia, Filiphina, dan Thailand. Kondisi tersebut mencerminkan kesiapan daya
saing perusahaan Indonesia di dunia internasional masih sangat rendah. Indonesia akan sulit
menghadapi pasar global karena mengalami ketidakefisienan pemanfaatan tenaga kerja
(produktivitas kerja yang rendah). Padahal kemajuan perusahaan sangat di tentukan peranan mutu
tenaga kerjanya. Karena itu disamping perhatian perusahaa, pemerintah juga perlu memfasilitasi
dengan peraturan atau aturan perlindungan keselamatan dan kesehatan kerja.
Di era globalisasi dan pasar bebas WTO dan GATT yang akan berlaku tahun 2020 mendatang,
kesehatan dan keselamatan kerja merupakan salah satu persyarat yang ditetapkan dalam hubungan
ekonomi perdagangan barang dan jasa antar negara yang harus dipenuhi oleh seluruh Negara
anggota, termasuk bangsa Indonesia. Untuk mengantisipasi hal tersebut serta mewujudkan
perlindungan masyarakat pekerja Indonesia; telah ditetapkan visi Indonesia sehat 2010 yaitu
gambaran masyarakat Indonesia di masa depan, yang penduduknya hidup dalam lingkungan dan
perilaku sehat, memperoleh pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merat, serta
memiliki derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.
Kecelakaan kerja tidak saja menimbulkan korban jiwa maupun kerugian materi bagi para
pekerja dan pengusaha, tetapi juda dapat mengganggu proses produksi secara menyeluruh,
merusak lingkungan yang pada akhirnya akan berdampak paa masyarakat luas.
Untuk mengetahui proses dan indetifikasi kecelakaan kerja di tepat kerja di tempat kerja
maka penulis mengambil judul analisis penggunaan JSA proses pengulirsan pada mesin bubut.
Untuk penulis:
Makalah ini dapat menambah wawasan penulis dalam pembuatan JSA sehingga dapat
mengaplikasikannya dalam hal analisis resiko kecelakaan baik itu di tempat maupun
di tempat lain
Untuk Pembaca
Dapat menambah wawasan bagi pembaca tentang JSA, sebagai salah satu tools dalam
mengidentifikasi resiko kecelakaan kerja, sehingga dapat mengurangi potensi hazard
dalam bekerja.
1.3 Tujuan Penulisan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Menurut NOSA (1999), JSA merupakan salah satu usaha dalam menganalisa tugas dan
prosedur yang ada di suatu indutri.
JSA didefinisikan sebagai metode mempelajari suatu pekerjaan untuk mengidentifikasi
bahaya dan potensi insiden yang berhubungan dengan setiap langkah, mengembangkan
solusi yang dapat menghilangkan dan mengkontrol bahaya serta incident.
Memberikan pengertian yang sama terhadap setiap orang tentang apa yang dilakukan untuk
mengerjakan pekerjaan dengan selamat
Suatu alat pelatihan yang efektif untuk para pegawai baru
Elemen yang utama dapat dimasukkan dalam daftar keselamatan, pengarahan sebelum
memulai pekerjaan, observasi keselamatan, dan sebagai topik pada rapat keselamatan
Membantu dalam penulisan prosedur keselamatan untuk jenis pekerjaan yang baru maupun
yang dimodifikasi
Suatu alat yang efektif untuk mengendalikan kecelakaan pada pekerjaan yang dilakukan
tidak rutin.
Analisis keselamatan pekerjaan atau tugas-tugas harus dilakukan secara berurutan dan teliti
dari setiap tahapan proses kerja dalamsistem kerja secara keseluruhan. Secara garis besar, langkah-
langkah dasar analisis keselamatan pekerjaan dapat diuraikan sebagai berikut:
Langkah pertama yang harus dilakukan adalah membuat dan meninjau daftar pekerjaan
yang ada di setiap unit kerja. Mencatat semua pekerjaan/tugas yang dikerjakan pada setiap bagian
proses kerja pada masing-masing unit kerja. Buat daftar dan letakan pekerjaan/tugas yang paling
berbahaya pada urutan paling atas. Untuk menentukan pekerjaan/tugas yang akan dianalisis
terlebih dahulu, maka sebagai bahan pertimbangan dapat digunakan riwayat kecelakaan pada tugas
tersebut.
Setelah dibuat daftar jenis pekerjaan/tugas dan ditentukan jenis pekerjaan mana yang akan
dianalisis, langkah selanjutnya adalah menguraikan pekerjaan tersebut menjadi langkah-langkah
dasar. Setiap langkah dasar yang diuraikan harus dapat menggambarkan tentang apa yang akan
dikejakan. Dengan demikian, uraian pekerjaan tersebut harus dibuat secara berurutan sebagaimana
pada saat pekerjaan dilakukan. Untuk memudahkan dalam menguraikan pekerjaan dalam langkah-
langkah dasar, maka hal-hal yang perlu dilakukan adalah sebagai berikut : tulis setiap tahapan
pekerjaan yang dilakukan oleh pekerja dan selanjutnya dapat dibuat penyempurnaan bila
diperlukan.
Amati setiap perubahan proses kerja, arah atau perubahan tersebut untuk menentukan
dimana tahapan awal dan mana tahapan akhir pekerjaan. Untuk mengurai tahapan pekerjaan
gunakan kata kerja operasional yang sederhana dan mudah dimengerti seperti: memotong;
mengelas; mengelas; menggergaji, dll.
Konsultasikan dengan tenaga kerja untuk klarifikasi uraian pekerjaan, amati apa yang dilakukan
oleh pekerja dan bukan bagaimana pekerja melakukan pekerjaan, buat kesepakatan dengan tenaga
kerja hal-hal yang terkait dengan uraian pekerjaan tersebut.
Tujuan analisis pada langkah ini adalah untuk mengenali atau mengidentifikasi dan sumber-
sumber bahaya yang ada pada setiap tahapan proses kerja. Dari identifikasi potensi bahaya ini, akan
dapat diketahui berbagai jenis potensi bahaya yang mungkin timbul dan beresiko terjadinya
kecelakaan atau penyakit akibat kerja. Di dalam mengidentifikasi potensi bahasa pada setiap
tahapan proses kerja pergunakan daftar periksa potensi bahaya.
BAB III
PEMBAHASAN
Kecelakaan yang terjadi pada mesin bubut pada proses ulir, hampir semuanya terjadi karena
kelalaian atau ketidak tahuan operator dalam melakukan prinsip dasar kerja mesin bubut, terutama
operator dari mesin bubut itu sendiri yang kurang menguasai teknik-teknik dari pekerjaan
pembubutan yang baik.
JSA adalah salah satu bagian penting dalam penyusunan SOP khususnya keselamatan berikut
fungsi dari SOP mesin bubut.
Standard operational prosedur SOP dalam menggunakan mesin bubut merupakan salah satu
ketentuan yang paling penting di dalam operasional penggunaan mesin dan perlalatan. SOP
juga bertujuan agar hasil dari setiap proses pengerjaan sesuai dengan spesifikasi benda kerja
yang diulir.
Setiap SOP mesin bubut selalu berbeda satu dengan yang lain tergantung jenis pembubutan
yang di gunakan ,serta tergantung dari jenis mesin kerja yang digunakan. Setiap operator
harus memahami mentaati dan menguasai SOP ini. Apabila ada kesulitan atau kekeliruan
dalam memahami SOP maka operator harus segera mengkonsultasikan dengan pengawas
sebelum memulai pekerjaan.
Jadi JSA sangat membantu identifikasi dan resiko dalam setiap langkah kerja dalam proses
membubut khususnya mengulir.
Bila prosedur kerja ditetapkan, maka harus ditinjau secara periodik untuk menentukan
prosedur tersebut adalah yang terbaru. Peninjauan tersebut adalah berdasarkan prosedur yang
telah ada, dengan maksud untuk mengembangkan cara yang lebih baik untuk melaksanakan
pekerjaan yang mengalami perubahan tersebut :
Sewaktu ada perubahan tata ruang atau lay out pabrik, gedung penempatan mesin,
peralatan dan kegiatan kerja.
Karena adanya bahaya baru sewaktu diadakan kegiatan
Adanya bahaya akibat perubahin proses kerja/peralatan/mesin
Penggantian personil
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Dengan adanya Job Safety Analysis JSA maka strategi perencanaan resiko kecelakaan
kerja dan potensial hazard dapat dengan mudah dikurangi, ini juga dapat menjadi SOP
standard operational pekerjaan sehingga setiap pengawas keselamatan dan pekerja
dapat bersinergi menjadikan JSA sebagai landasan pokok dalam bekerja sesuai kaidah
keselamatan dan kesehatan kerja khususnya di tempat kerja.
4.2 Saran
Dengan adanya JSA maka penulis memberikan saran khusunya untuk pekerja
sebelum memulai oprasi mesin bubut sebagai berikut :
1. Pastikan pekerja adalah yang mengetahui proses kerja (SOP) mesin bubut
termasuk resiko dan bahaya ketika melakukan pekerjaan.
2. Pastikan lingkungan kerja dalam keadaan aman
3. Pastikan sebelum bekerja diadakan safety talk
4. Pastikan pekerja sudah menggunakan APD baik dan benar
5. Pastikan bahwa kondisi fisik pekerja siap untuk bekerja.
DAFTAR PUSTAKA
Cahyana Asrina 6 februari 2011, artikel analisis keselamatan kerja, Balikpapan.
https://www.google.com/search?
q=job+safety+analysis+mesin+bubut&sxsrf=AOaemvK3Ij08SMICKdaKhamEPMyDdifeyg:
1638526972192&source=lnms&tbm=isch&sa=X&ved=2ahUKEwi5g4fRtMf0Ah