Anda di halaman 1dari 93

MODEL PENGEMBANGAN SISTEM PEMBELAJARAN DICK & CAREY

Dick Walter, Carey Lou dan Carey James. 2001.


The Systematic Design Of Instruction. Addison-Wesley Educational Publishers. New York.

Dick, Carey, dan Carey (2001) memandang desain pembelajaran sebagai


sebuah sistem dan menganggap pembelajaran adalah proses yang sitematis. Pada
kenyataannya cara kerja yang sistematis inilah dinyatakan sebagai model pendekatan
sistem. Dipertegas oleh Dick, Carey, dan Carey (2001) bahwa pendekatan sistem
selalu mengacu kepada tahapan umum sistem pengembangan pembelajaran
(Instructional Systems Development /ISD). Jika berbicara masalah desain maka masuk
ke dalam proses, dan jika menggunakan istilah instructional design (ID) mengacu
kepada instructional system development (ISD) yaitu tahapan analisis, desain,
pengembangan, implementasi, dan evaluasi. Instructional desain inilah payung bidang
(Dick, Carey, dan Carey, 2001).

Komponen model Dick, Carey, dan Carey meliputi; pembelajar, pebelajar,


materi, dan lingkungan. Demikian pula dilingkungan pendidikan non formal
meliputi; warga belajar (pebelajar), tutor (pembelajar), materi, dan lingkungan
pembelajaran (Ditjen PMPTK PNF, 2006). Semua berinteraksi dalam proses
pembelajaran untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Bila melihat komponen
bekerja dengan memuaskan atau tidak maka perlu mengembangkan format evaluasi
(Dick, Carey, dan Carey, 2001). Jika dari hasil evaluasi menunjukkan unjuk kerja
pebelajar tidak memuaskan maka komponen tersebut direvisi untuk mencapai kriteria
efektif dalam mencapai tujuan pembelajaran.

Komponen model Dick, Carey, dan Carey dipengaruhi oleh Condition of


Learning hasil penelitian Robert Gagne yang dipublikasikan pertama kali pada tahun
1965. Condition of learning ini berdasarkan asumsi psikologi behavioral, psikologi
cognitive, dan konstruktivisme yang diterapkan secara eklektic (Dick, Carey, dan Carey,
2001).Tiga proyek utama yang dihasilkan oleh Gagne (Bostock, 1996) yaitu
1) instructional events, 2) types of learning outcomes, 3) internal conditions and external
conditions.Ketiganya merupakan masukan yang penting dalam memulai kegiatan
desain pembelajaran.

Komponen dan tahapan model Dick, Carey, dan Carey lebih kompleks jika
dibandingkan dengan model pembelajaran yang lain seperti Morrison, Ross, & Kemp
(2001). Walaupun model Morrison, Ross, & Kemp juga memandang desain
pembelajaran sebagai sebuah sistem, tetapi sedikit berbeda. Mereka menyebutkan
desain pembelajaran sebagai metode yang sistematistetapi bukan pendekatan
sitematis.Tahapan yang diguanakan yaituperencanaan, pengembangan, evaluasi, dan
management proses. Sedangkan komponen dasar sistem meliputi learners, objectives,

BAHRUR ROSYIDI | MODEL PENGEMBANGAN DICK AND CARREY 1


methods,dan evaluation yang selanjutnya dikembangkan menjadi 9 (sembilan) rencana
desain pembelajaran.

Pada umumnya, tahap pertama dalam desain pembelajaran adalah analisis


untuk mengetahui kebutuhan dalam pembelajaran, dan mengidentifikasi masalah-
masalah apa yang akan dipecahkan. Model Dick, Carey, dan Carey menerapkan
tahapan ini, dengan demikian pengembangan yang dilakukan berbasis kebutuhan dan
pemecahan masalah. Produk yang direkomendasikan dalam model ini yaitu sebuah
produk yang dapat digunakan untuk belajar mandiri (Nasution, 1995; Dick, Carey, dan
Carey, 2001; Heinich, Molenda, Russel, & Smadino, 2002). Model ini juga
memungkinkan warga belajar menjadi aktif berinteraksi karena menetapkan strategi
dan tipe pembelajaran yang berbasis lingkungan. Dengan bentuk pembelajaran yang
berbasis lingkungan, yang disesuaikan dengan konteks dan setting lingkungan sekitar
atau disebut juga sebagai situational approach oleh Canale & Swain (1980)
memungkinkan pebelajar bahasa (sebagaimana dinyatkan oleh Sadtono, 1987) dapat
mengoptimalkan kompetensi komunikatif.

Seperti yang diuraikan sebelumnya, tahapan model pengembangan sistem


pembelajaran (Instructional Systems Develovment / ISD) Dick, Carey, dan Carey (2001)
terdiri dari 10 tahapan. Tahapan tersebut dapat dicermati sebagaimana dalam gambar
2.2. Khusus tahapan ke 10 tidak dimasukkan dalam gambar, karena itu landasan teori
penelitian ini dikembangkan berdasarkan 9 tahapan. Berikut dijelaskan tahapan
pengembangan sistem pembelajaran Dick, Carey, and Carey:

1. Analisis Kebutuhan Untuk Menentukan Tujuan

Analisis kebutuhan untuk menentukan tujuan pembelajaran adalah langkah pertama


yang dilakukan untuk menentukan apa yang anda inginkan setelah warga belajar
melaksanakan pembelajaran. Tujuan pembelajaran dapat diperoleh dari serangkaian
tujuan pembelajaran yang ditemukan dari analisis kebutuhan, dari kesulitan-kesulitan
warga belajar dalam praktek pembelajaran, dari analisis yang dilakukan oleh orang-
orang yang bekerja dalam bidang, atau beberapa keperluan untuk pembelajaran yang
aktual.

2. Melakukan Analisis Pembelajaran

Setelah mengidentifikasi tujuan-tujuan pembelajaran, langkah selanjutnya adalah


menentukan langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk mencapai tujuan
pembelajaran tersebut. Langkah terakhir dalam proses analisis tujuan pembelajaran
adalah menentukan keterampilan, pengetahuan, dan sikap yang disebut sebagai entry
behavior (perilaku awal/masukan) yang diperlukan oleh warga belajar untuk memulai
pembelajaran.

BAHRUR ROSYIDI | MODEL PENGEMBANGAN DICK AND CARREY 2


3. Menganalisis Warga Belajar Dan Lingkungannya

Analisis pararel terhadap warga belajar dan konteks dimana mereka belajar, dan
konteks apa tempat mereka menggunakan hasil pembelajaran. Keterampilan-
keterampilan warga belajar yang ada saat ini, yang lebih disukai, dan sikap-sikap
ditentukan berdasarkan karakteristik atau setting pembelajaran dan setting lingkungan
tempat keterampilan diterapkan.Langkah ini adalah langkah awal yang penting dalam
strategi pembelajaran.

4. Merumuskan Tujuan Khusus

Menuliskan tujuan unjuk kerja (tujuan pembelajaran). Berdasarkan analisis tujuan


pembelajaran dan pernyataan tentang perilaku awal, catatlah pernyataan khusus
tentang apa yang dapat dilakukan oleh warga belajar setelah mereka menerima
pembelajaran. Pernyataan-pernyataan tersebut diperoleh dari analisis pembelajaran.
Analisis pembelajaran dimaksudkan untuk mengidentifikasi keterampilan-keterampilan
yang dipelajari, kondisi pencapaian unjuk kerja, dan kriteria pencapaian unjuk kerja.

5. Mengembangkan instrumen penilaian,

Berdasarkan tujuan pembelajaran yang tertulis, kembangkan produk evaluasi untuk


mengukur kemampuan warga belajar melakukan tujuan pembelajaran. Penekanan
utama berada pada hubungan perilaku yang tergambar dalam tujuan pembelajaran
dengan untuk apa melakukan penilaian.

6. Mengembangkan Strategi Pembelajaran

Strategi pembelajaran meliputi; kegiatan prapembelajaran (pre-activity), penyajian


informasi, praktek dan umpan balik (practice and feedback, pengetesan (testing), dan
mengikuti kegiatan selanjutnya.Strategi pembelajaran berdasarkan teori dan hasil
penelitian, karakteristik media pembelajaran yang digunakan, bahan pembelajaran, dan
karakteristik warga belajar yang menerima pembelajaran.Prinsip-prinsip inilah yang
digunakan untuk memilih materi strategi pembelajaran yang interaktif.

7. Mengembangkan Materi Pembelajaran

Mengembangkan dan memilih materi pembelajaran, produk pengembangan ini meliputi


petunjuk untuk warga belajar, materi pembelajaran, dan soal-soal. Materi pembelajaran
meliputi : petunjuk untuk tutor, modul untuk warga belajar, transparansi OHP,
videotapes, format multimedia, dan web untuk pembelajaran jarak jauh. Pengembangan
materi pembelajaran tergantung kepada tipe pembelajaran, materi yang relevan, dan
sumber belajar yang ada disekitar perancang.

BAHRUR ROSYIDI | MODEL PENGEMBANGAN DICK AND CARREY 3


8. Merancang & Mengembangkan Evaluasi Formatif

Dalam merancang dan mengembangkan evaluasi formative yang dihasilkan adalah


instrumen atau angket penilaian yang digunakan untuk mengumpulkan data.Data-data
yang diperoleh tersebut sebagai pertimbangan dalam merevisi pengembangan
pembelajaran ataupun produk bahan ajar. Ada tiga tipe evaluasi formatif : uji
perorangan (one-to-one), uji kelompok kecil (small group) dan uji lapangan (field
evaluation).

9. Merevisi pembelajaran

Data yang diperoleh dari evaluasi formative dikumpulkan dan diinterpretasikan untuk
memecahkan kesulitan yang dihadapi warga belajar dalam mencapai tujuan.Bukan
hanya untuk ini, singkatnya hasil evaluasi ini digunakan untuk merevisi pembelajaran
agar lebih efektif.

10. Mengembangkan Evaluasi Sumatif

Di antara kesepuluh tahapan desain pembelajaran di atas, tahapan ke-10 (sepuluh)


tidak dijalankan. Evaluasi sumative ini berada diluar sistem pembelajaran model Dick &
Carey, (2001) sehingga dalam pengembangan ini tidak digunakan.

BAHRUR ROSYIDI | MODEL PENGEMBANGAN DICK AND CARREY 4


Langkah 1
ANALISIS KEBUTUHAN UNTUK MENGIDENTIFIKASI TUJUAN PEMBELAJARAN
(Assessing Need to Identify Instructional Goal(s))

A. Latar Belakang

Mungkin hal yang paling kritis dalam proses desain Pembelajaran adalah
mengidentifikasi tujuan Pembelajaran. Pada perancangan desain Pembelajaran yang
sistematika merekomendasikan untuk menggunakan pendekatan teknologi kinerja, di
mana tujuan Pembelajaran didasarkan pada analisis kinerja, penilaian kebutuhan dari
permasalahan yang ada. Tidak ada solusi yang mudah dan tunggal perlu ada proses
yang sistematis untuk memecahkan masalah secara efektif.

B. Konsep Pengembangan

Analisis kebutuhan untuk menentukan tujuan pembelajaran adalah langkah pertama


yang dilakukan untuk menentukan apa yang inginkan setelah warga belajar
melaksanakan pembelajaran.

Tujuan pembelajaran dapat diperoleh dari serangkaian tujuan pembelajaran yang


ditemukan dari analisis kebutuhan, dari kesulitan-kesulitan warga belajar dalam praktek
pembelajaran, dari analisis yang dilakukan oleh orang-orang yang bekerja dalam
bidang, atau beberapa keperluan untuk pembelajaran yang aktual.

Dick and Carrey menjelaskan bahwa tujuan pembelajaran adalah untuk menentukan
apa yang dapat dilakukan oleh anak didik setelah mengikuti kegiatan pembelajaran.

Komponen-komponen tujuan menurut Degeng (1989), Uno (1993) adalah audience,


behavioral, conditions, dan degree atau yang lebih mudah dikenal dengan sebutan
ABCD.

Secara garis besar proses untuk mendapatkan informasi tentang tujuan yang
diharapkan maka dilakukan Analisa awal dan akhir (Front-End Analysis) atau secara
spesifik terdiri dari: Performance Analysis, Need Assessment, Job Analysis, Practical
experience with learning difficulties of student dan Some other requirement for new
instruction.

BAHRUR ROSYIDI | MODEL PENGEMBANGAN DICK AND CARREY 5


1. Analisis Kinerja (Performance Analysis)

Maksud dari studi performance analysis adalah untuk mendapatkan informasi pada
masing masing komponen dalam model tersebut supaya menjawab persoalan-
persoalan dan mengidentifikasi kemungkinan solusi yang diambil. Jika solusi tersebut
diterapkapkan pada ketrampilan yang baru atau memperbaharui/membangkitkan
ketrampilan yang lama kemudian direncakan untuk mendesain pembelajaran yang akan
dibuat.

2. Penilaian Kebutuhan (Need Assessment)

Penilaian kebutuhan adalah sebuah pengamatan yang dilakukan untuk melihat atau
mengkaji antara harapan dan kenyataan.Ada tiga komponen dalam logika penilaian
kebutuhan, Komponen pertama menetapkan suatu standar atau tujuan yang disebut
sebagai status yang diinginkan.

3. Analisis Pekerjaan (Job Analysis)

Job Analysis (Analisa pekerjaan) adalah sebuah proses pengumpulan, menganalisis,


dan mensintesis deskripsi tentang apa yang dilakukan orang dalam pekerjaan mereka.
Proses analisis pekerjaan dimulai menginventarisir pekerjaan yang biasa dilakukan oleh
pekerjaan, kemudian digolongkan dalam kategori tugas-tugas yang memerlukan solusi
dengan menggunakan Pembelajaran.

4. Memperjelas Tujuan Pembelajaran (Clarifying Instructional Goals)

Pada proses mengumpulkan informasi tujuan terkadang terdapat beberapa pernyataan


tujuan yang samar atau tidak jelas tujuan. Sering muncul tujuan yang sulit diukur seperti
mengandung kata “menghargai”, “memiliki kesadaran dan seterusnya. Pada konteks ini
perancang harus melakukan beberapa prosedur untuk memperjelas tujuan yang samar
tadi.

5. Pembelajar, Lingkungan dan Alat (Learner, Context and Tools)

Sedangkan aspek yang paling penting dari sebuah tujuan Pembelajaran adalah
deskripsi dari apa yang pelajar akan dapat melakukannya, deskripsi yang tidak lengkap
tanpa indikasi (l) siapa pelajar, (2) di mana mereka akan menggunakan keterampilan ,
dan (3) alat-alat yang akan tersedia.

6. Kriteria dalam Menetapkan Tujuan Pembelajaran (Criteria for Establishing


Instructional Goals)

BAHRUR ROSYIDI | MODEL PENGEMBANGAN DICK AND CARREY 6


Kadang-kadang proses penetapan tujuan yang tidak sepenuhnya rasional, yaitu tidak
mengikuti proses penilaian kebutuhan sistematis. Faktor lain misalnya pertimbangan
politik dan ekonomi serta teknis atau yang akademis.

C. Hasil Pengembangan Mengenali Tujuan Pembelajaran (Identify Instructional


Goals)

Untuk mengenali tujuan Pembelajaran pendidikan seni budaya yang akan diberlakukan
di sekolah menengah pertama kelas VII dilakukan beberapa analisis, antara lain :

1. Daftar Tujuan hasil analisis tujuan.

Hasil Analisis dari Kepala Sekolah :

1. Anak mampu menyanyikan lagu wajib nasional


2. Anak mengenal lagu-lagu daerah NTT
3. Anak mampu menyanyikan lagu daerah NTT
4. Anak mampu menyanyikan lagu bebas
5. Anak mampu memainkan salah satu alat musik
6. Anak mampu menggambar
7. Anak mampu menari tarian daerah seperti likurai, tebe, ja‟i, gawi, dll
8. Anak mampu membuat seni kriya
9. Anak mengenal hasil karya seni NTT
10. Anak mencintai seni NTT
11. Pemerintah perlu membantu pengadaan sarana dan prasarana kesenian, antara
lain : Pakaian adat NTT, alat musik tradisional NTT, dan CD musik lagu-lagu
khas NTT

Guru Kesenian :

1. Anak mampu menyanyikan lagu wajib nasional


2. Anak mengenal lagu-lagu daerah
3. Anak mampu menyanyikan lagu daerah NTT
4. Anak mampu menyanyikan lagu bebas
5. Anak mampu memainkan salah satu alat musik
6. Anak mampu menggambar
7. Anak mampu menari tarian daerah
8. Anak mampu membuat seni kriya
9. Anak mengenal hasil karya seni NTT
10. Anak mencintai seni NTT
11. Sekolah perlu menyediakan sarana-prasarana kesenian

BAHRUR ROSYIDI | MODEL PENGEMBANGAN DICK AND CARREY 7


Pembelajar :

1. Anak menghendaki bisa menggambar


2. Anak menghendaki bisa menyanyi terutama lagu-lagu pop
3. Anak menghendaki bisa mengenal menari
4. Anak menghendaki bisa menggambar
5. Anak menghendaki bisa menggambar

2. Need Assessment

Langkah kedua adalah mengadakan penilaian kebutuhan untuk kegiatan


pembelajaran Pendidikan Seni dan Budaya di SMP Giovani Kupang dengan hasil
sebagai berikut :

1. Pendidikan Seni merupakan mata pelajaran untuk menyalurkan bakat dan


minat, mengembangkan kreatifitas dalam karya seni peserta didik SMP Giovani
Kupang.
2. Pendidikan Seni dan Budaya memberikan bekal pada seluruh peserta didik
dalam hal ketrampilan dalam berkarya yang akan berguna bagi dirinya sendiri
setelah peserta didik lulus dari lembaga.

Berkaitan dengan hal tersebut diatas , SMP Giovani Kupang sebagai lembaga
pendidikan perlu memasukkan pendidikan seni dalam kurikulum.

3. Job Analysis

Secara umum lulusan dari Lembaga pendidikan menengah pertama belum memiliki
ketrampilan yang cukup terutama ketrampilan kriya yang akan menjadi salah satu
bekal ketrampilan dalam hidupnya di masyarakat. Dari fakta tersebut di atas perlu
peningkatan kemampuan peserta didik, yaitu dengan menerapkan ketrampilan seni
kriya pada mata pelajaran pendidikan seni budaya.

4. Memperjelas Tujuan Pembelajaran

Tujuan pembelajaran harus (1) jelas, pernyataan umum hasil pelajar (2) berkaitan
dengan Identifikasi masalah dan penilaian kebutuhan, dan (3) dapat dicapai dengan
pembelajaran daripada beberapa cara yang lebih efisien seperti meningkatkan motivasi
karyawan.

Apa tujuan pembelajaran?

Tujuan pembelajaran yang dikehendaki adalah untuk memberikan ketrampilan seni


kriya agar bermanfaat ketika diterapkan di masyarakat.

BAHRUR ROSYIDI | MODEL PENGEMBANGAN DICK AND CARREY 8


Apa hubungan antara tujuan dan penilaian kebutuhan belajar?

Tujuan pembelajaran secara langsung terkait dengan penilaian kebutuhan ketrampilan


seni kriya. Hal ini juga berhubungan langsung dengan bukti bahwa ketrampilan seni
kriya sangat berkorelasi dengan mutu lulusan,

Apakah instruksi cara yang paling efektif untuk mencapai tujuan?

Mengembangkan keterampilan seni kriya dengan pembelajaran dan praktek praktek


secara langsung.

Siapa pembelajarnya?

Pebelajar adalah siswa kelas VII Sekolah Menengah Pertama Giovani Kupang yang
telah setuju untuk menerima pembelajaran ketrampilan seni kriya.

Dalam konteks apa keahlian akan dia gunakan?

Pebelajar akan menggunakan keterampilan seni kriya mereka dalam masyarakat, untuk
diaplikasikan sesuai dengan fungsinya.

5. Kriteria untuk menetapkan tujuan pembelajaran

Tujuan pembelajaran ketrampilan seni kriya dirancang dengan menggunakan kriteria


ini.

Apakah tujuan pembelajaran yang dapat diterima oleh administrator?

Dalam hal ini, tim desain mewawancarai lembaga pendidikan, dan personel yang ada
untuk menentukan persepsi mereka akan pentingnya dan kelayakan untuk penerapan
ketrampilan. Desainer juga mewawancarai beberapa personil siswa untuk
berpartisipasi dalam penerapan ketrampilan seni kriya. Tanggapan positif tentang
kemungkinan instruksi diterima dari semua diwawancarai.

Apakah ada sumber daya yang memadai (waktu, uang, dan personil) untuk
mengembangkan instruksi?

Sekolah menyediakan dana yang cukup untuk pengembangan Pembelajaran dan


untuk mengembangkan bahan-bahan yang diperlukan.

Apakah isi stabil?

Isi dan keterampilan yang mendasari kerja praktik kelompok sangat stabil.

BAHRUR ROSYIDI | MODEL PENGEMBANGAN DICK AND CARREY 9


Apakah pelajar tersedia?

Pebelajar tersedia, yaitu siswa kelas VII Sekolah Menengah Pertama untuk
berpartisipasi dalam pelaksanaan pembelajaran baik secara teori maupun praktik.

Ini menunjukkan bahwa penetapan tujuan pembelajaran dan perbaikan dapat menjadi
panjang, proses kompleks yang mencakup banyak aspek dalam identifikasi masalah,
analisis kinerja, penilaian kebutuhan, dan pernyataan dari tujuan pembelajaran yang
jelas.

BAHRUR ROSYIDI | MODEL PENGEMBANGAN DICK AND CARREY 10


Langkah ke-2
MELAKUKAN ANALISIS PEMBELAJARAN
(Conduct Instructional Analysis)

A. Latar Belakang

Analisis Pembelajaran merupakan langkah kedua dari desain Pembelajaran model Dick
and Carey. Tujuan utama dari analisis Pembelajaran adalah menentukan komponen
utama dari tujuan pembelajaran serta mengidentifikasi keterampilan bawahan dari
setiap langkah untuk mencapai tujuan Pembelajaran tersebut.Komponen utama dari
tujuan Pembelajaran berisi langkah-langkah yang pebelajar harus mampu lakukan
untuk mencapai tujuan Pembelajaran.Langkah kedua dari analisis Pembelajaran
analisis keterampilan bawahan sampai menemukan perilaku masukan.

B. Konsep Analisis Pembelajaran.

Secara umum analisis Pembelajaran ada dua langkah, yaitu analisis tujuan (goal
analysis) dan analisis keterampilan bawahan (subordinat skill analysis). Sebuah
Analisis Tujuan adalah suatu analisis untuk menghasilkan langkah-langkah utama
dalam mencapai tujuan pembelajaran dan Analisis Keterampilan Bawahan adalah
sebuah analisis keterampilan yang diperlukan pebelajar untuk mencapai tujuan sampai
pada keterampilan paling dasar (paling murni) serta ditentukannya sebuah garis entry
behaviors.

Langkah utama adalah langkah-langkah keterampilan yang diperlukan oleh pembelajar


untuk dapat menguasai tujuan pembelajaran.Keterampilan bawahan adalah
keterampilan yang secara sendiri mungkin tidak penting tetapi secara keseluruhan
sebagai merupakan keterampilan-keterampilan yang secara berurutan untuk mencapai
keterampilan yang lebih tinggi atau keterampilan super-ordinat. Garis perilaku masukan
(entry behavior) adalah garis yang menjadi batas antara keterampilan yang akan
diajarkan dengan keterampilan yang sudah dikuasai oleh pebelajar sebelum melakukan
pembelajaran.

1. Analisis Tujuan

Analisis Tujuan mencakup dua langkah mendasar.Yang pertama adalah


mengelompokkan tujuan menurut empat ranah belajar gagne (1979), yaitu sikap,
keterampilan intelek, informasi verbal dan keterampilan psikomotor. Langkah kedua
adalah memeriksa secara tepat apa yang akan dikerjakan oleh pebelajar apa apabila ia
berbuat untuk mencapai tujuan tersebut ini disebut dengan prosedur menganalisa
tujuan.

BAHRUR ROSYIDI | MODEL PENGEMBANGAN DICK AND CARREY 11


Paragraf berikut akan menjelaskan empat rana belajar gagne dan menentukan langkah-
langkah umum dalam mencapai sebuah tujuan.

a. Informasi Verbal.

Informasi Verbal adalah kapabilitas seseorang untuk mengungkapkan informasi, fakta,


atau label yang tersimpan dalam bentuk bahasa baik secara lisan maupun
tertulis.Dalam informasi verbal tidak ada manipulasi simbolik, tidak ada penyelesaian
masalah atau juga tidak ada aturan penerapan.Informasi verbal hanya menyimpan
informasi itu dan menariknya kembali untuk dites. . Teknik analisa Pembelajaran yang
digunakan bagi informasi verbal disebut analisa rumpun (cluster analysis).

Contohnya : mengenal bahan-bahan yang digunakan untuk membuat kartu ucapan.

b. Keterampilan Intelektual.

Keterampilan intelektual adalah keterampilan yang memerlukan aktivitas kognitif yang


khas dalam arti bahwa pelajar harus dapat memecahkan masalah atau melakukan
suatu kegiatan dengan informasi atau contoh yang tidak dijumpai
sebelumnya.Keterampilan intelektual terdiri dari tiga macam, yaitu membentuk konsep,
menerapkan aturan, dan memecahkan masalah.Analisa yang digunakan untuk
mendapatkan keterampilan bawahan intelektual menggunakan pendekatan hierarki.

Contohnya : mampu menentukan letak titik yang menjadi perpotongan antara kedua titik
yang saling berpotongan dalam bidang gambar.

c. Keterampilan Psikomotor.

Keterampilan psikomotorik adalah keterampilan yang harus dikuasai pebelajar yang


memerlukan aktivitas motorik (tindakan otot atau fisik), dengan atau tanpa
perlengkapan, walaupun harus disertai dengan tindakan mental / kognitif untuk
mencapai tujuan tertentu.Analisa yang digunakan untuk mengenali keterampilan
psikomotor adalah analisa prosedural.

Contohnya : Mampu menempel accesoris pada media yang akan dijadikan kartu
ucapan.

d. Sikap.

Tujuan sikap adalah tujuan yang mengharuskan pebelajar memilih mengerjakan


sesuatu, atau keputusan tertentu untuk bertindak dalam keadaan tertentu.Misalnya, kita
ingin orang-orang memilih menjadi pegawai yang baik, memilih memelihara lingkungan,
BAHRUR ROSYIDI | MODEL PENGEMBANGAN DICK AND CARREY 12
memilih makanan yang bergizi, dan sebagainya. Ciri Tujuan sikap yang lain ialah
bahwa tujuan itu barangkali tidak akan tercapai pada akhir Pembelajaran. Itu kerap kali
merupakan tujuan jangka panjang yang sangat penting, tetapi sangat sulit menilainya
dalam jangka pendek.

Tujuan sikap terkadang menyertai tujuan kemampuan intelektual atau keterampilan


psikomotorik, atau informasi verbal.

e. Strategi Kognitif

Strategi kognitif adalah meta processes yang digunakan untuk mengatur cara kita
berpikir tentang hal-hal dan memastikan belajar kita sendiri, mengingat dan berpikir
serta belajar teknik berpikir, cara menganalisis masalah, ancangan untuk memecahkan
masalah. Cara mengingat nama, cara mengirit bensin. Keterampilan berada lebih tinggi
dibandingkan dengan keterampilan intelek. Karena pada strategi kognitif kita sudah
menggunakan keterampilan intelek untuk mencari cara dalam memecahkan masalah.

f. Prosedur Menganalisis Tujuan

Prosedur menganalisis tujuan adalah daftar langkah-langkah spesifik yang akan


dilakukan pebelajar saat mewujudkan tujuan Pembelajaran. Setiap langkah ini
dinyatakan dalam sebuah kotak seperti ditunjukkan pada diagram alur di bawah ini:

Seorang pebelajar yang ingin menguasai tujuan Pembelajaran harus mengerjakan


langkah-langkah tersebut. Setelah melakukan langkah 1, para pelajar akan kemudian
melakukan langkah 2, lalu 3, 4, dan 5. Setelah melakukan langkah 5, proses akan
lengkap, dan jika dilakukan dengan benar, akan dianggap sebagai demonstrasi kinerja
tujuan.

Jika dalam pencapaian tujuan itu ada keputusan yang harus diambil, misalnya pada
langkah 3, maka langkah 3 ditunjukkan dalam kotak wajik. Dengan adanya alternatif
maka prosedur sekarang menjadi dua jalur, yaitu : 1, 2, 3, 4 dan 5 atau mengambil jalur
alternatif sesuai keputusan yang diambil, yaitu : 1, 2, 3, 6 dan 7. Oleh karenanya pada
kontek ini tidak semua langkah harus dikerjakan.

BAHRUR ROSYIDI | MODEL PENGEMBANGAN DICK AND CARREY 13


Dalam rangka menganalisis tujuan Pembelajaran tidak semudah yang dibayangkan,
kadang kita sulit sekali mendefinisikan langkah-langkah pencapaian tujuan.Namun
secara umum langkah itu minimal 3 atau 5 dan paling banyak 15 langkah. Jika kurang
dari 3 maka perlu dianalisa ulang dan jika lebih dari 15 juga perlu dianalisa ulang
mungkin terlalu detil.

Pada kasus lain, jika ada langkah balikan maka perlu kita buat garis putus-putus
sebagai tanda arus balik/revisi. Dan jika dalam penulisan tidak cukup dalam satu baris
maka kita bisa memutus dan menyambung di bagian bawah.

a. Analisis Sub-Step

Dalam mengidentifikasi terkadang dalam satu langkah kita perlu membuat sub langkah
yang mewakili langkah tersebut. Misal pada langkah 2 kita membuat sub langkah 2.1,
2.2 dan 2.3 serta pada langkah 5 juga dibuat sub langkah 5.1 dan 5.2.

2. Analisis Keterampilan Bawahan

Hasil dari analisa tujuan berupa langkah-langkah yang ditulis dalam kotak-kotak yang
diberi nomor urut dan disusun secara horizontal dari kiri ke kanan.Nomor urut pada
kotak merupakan urutan langkah keterampilan dalam mencapai tujuan Pembelajaran.

BAHRUR ROSYIDI | MODEL PENGEMBANGAN DICK AND CARREY 14


Selanjutnya kita akan melakukan mengidentifikasi keterampilan bawahan. Keterampilan
bawahan adalah semua keterampilan yang mendukung tercapainya keterampilan-
keterampilan pada langkah-langkah hasil analisa tujuan.

Keterampilan bawahan seringkali melibatkan beberapa domain belajar, identifikasi


keterampilan bawahan sampai pada keterampilan paling bawah dan
murni.Keterampilan bawahan tersebut bisa berbentuk konsep, teori, aturan, pengertian,
definisi, hukum, atau fakta.Terkadang secara sendiri keterampilan bawahan tidak begitu
berarti tetapi dalam rangka mendukung tercapainya keterampilan diatas (super-ordinat)
sangatlah berfungsi. Tanpa keterampilan itu mungkin tujuan Pembelajaran tidak akan
tercapai. Keterampilan bawahan dalam peta analisis ditempat pada kotak-kotak di
bawah kotak-kotak langkah-langkah analisis tujuan.

Bagan diatas menggambar posisi keterampilan bawahan dalam peta


analisa.Keterampilan pada langkah 1, langkah 2, langkah 3, langkah 4 dan langkah 5
merupakan keterampilan super-ordinat.Keterampilan bawahan pada langkah 1
merupakan hasil analisis hierarki.Keterampilan bawahan pada langkah 2 merupakan
BAHRUR ROSYIDI | MODEL PENGEMBANGAN DICK AND CARREY 15
hasil analisis rumpun.Dan Keterampilan bawahan pada langkah 3 merupakan hasil
analisa prosedural. Analisa keterampilan bawahan ini akan dibahas berikut.

a. Analisis Hierarki

Analisa hierarkis digunakan untuk menganalisis langkah-langkah individu dalam analisis


tujuan intelektual atau psikomotorik. Setelah kita mengidentifikasi seluruh keterampilan-
keterampilan bawahan yang mendukung tercapainya tujuan.. Kemudian keterampilan-
keterampilan bawahan ditulis kotak-kotak untuk memudahkan dalam penyusunan
dalam peta konsep yang akan dibuat.

Pendekatan dengan analisa hierarki adalah sebuah analisa yang memperhatikan


bahwa keterampilan-keterampilan disusun dari keterampilan tertinggi sampai pada titik
keterampilan terendah.Ada satu hal yang harus dipertimbangkan bahwa keterampilan
bawahan merupakan syarat untuk keterampilan di atas.Hal ini yang merupakan ciri dari
analisa hierarki.

Setelah anda merasa puas sudah mengidentifikasikan semua sub-keterampilan yang


diperlukan pebelajar untuk dapat menguasai tujuan Pembelajaran anda, anda
kemudian memeriksa hasil analisa anda, dan membeberkannya dalam satu peta
analisa.

Dalam mendiagramkan analisa hierarki digunakan cara kebiasaan berikut:

1) Tujuan akhir Pembelajaran diletakkan di dalam kotak di puncak susunan hierarki.


2) Semua keterampilan intelek subordinat diperlihatkan di dalam kotak-kotak yang
dihubungkan dengan garis-garis yang berasal dari kotak-kotak atas dan
bawahnya.
3) Keterampilan-keterampilan informasi verbal dan sikap dihubungkan dengan garis-
garis mendatar, sebagaimana juga diperlihatkan dalam. bagian-bagian berikutnya.
4) Anak-anak panah harus menunjukkan bahwa alur keterampilan arahnya ke atas
menuju ke tujuan akhir.
5) Rumusan semua keterampilan subordinat harus menggunakan kata kerja yang
menunjukkan apa yang pebelajar harus mampu lakukan. Hindari rumusan yang
hanya menggunakan kata benda.
6) Dalam kenyataan sebenarnya, hierarki tidak perlu simetri. Bentuknya bisa segala
macam.Tidak ada “satu” wujud penampakan hierarki yang benar.

Adalah penting untuk memeriksa kembali analisa anda beberapa kali, untuk
memastikan bahwa anda telah mengenali semua keterampilan bawahan yang
diperlukan pebelajar bagi menguasai tujuan Pembelajaran.Pada tahap ini anda harus
kembali menempuh prosedur langkah mundur, dari keterampilan yang tertinggi, paling
kompleks dalam hierarki anda ke keterampilan yang terendah, paling sederhana yang

BAHRUR ROSYIDI | MODEL PENGEMBANGAN DICK AND CARREY 16


diperlukan oleh pebelajar-pebelajar anda. Ini akan memungkinkan anda menentukan
apakah anda sudah memasukkan semua keterampilan bawahan yang perlu.

b. Analisis Prosedural

Analisa prosedural ialah satu teknik yang digunakan untuk mengenali langkah-langkah
keterampilan bawahan dalam analisis untuk tujuan intelektual atau keterampilan
psikomotorik.Setelah keterampilan bawahan atau lebih pas mungkin rincian
keterampilan untuk mencapai keterampilan diatas.Keterampilan ini lebih merupakan
rincian langkah untuk mencapai tujuan diatasnya, setiap langkah ibawahnya bukan
merupakan syarat untuk langkah selanjutnya. Analisa prosedural merupakan jenis
analisis subskills seperti terlihat di bawah

Langkah 1 sampai 5 adalah langkah-langkah asli dalam analisis Pembelajaran.Langkah


2.1 adalah langkah bawahan dari langkah 2 seperti halnya dalam hubungan hierarki
khas. Langkah 4.1, 4.2, dan 4.3 adalah subskills dari langkah 4 dan merupakan
BAHRUR ROSYIDI | MODEL PENGEMBANGAN DICK AND CARREY 17
langkah prosedural dari langkah 4. Langkah 4.2.1 adalah langkah hierarkis dari langkah
4.2. Kotak-kotak keterampilan bawahan dalam analisa prosedural disusun sejajar
dimulai dari sebelah kanan sebagai keterampilan paling bawah atau prosedur pertama.

c. Analisis Rumpun

Analisa rumpun (cluster analysis) biasa digunakan pada tujuan informasi verbal. Analisa
rumpun lebih berfungsi mengidentifikasi kategori atau komponen-komponen utama dari
tujuan informasi verbal yang akan dicapai. Setiap kategori dalam informasi verbal
tersebut hampir tidak memiliki hubungan baik secara hierarki maupun prosedural, tetapi
mungkin hanya memiliki kemiripan atau memiliki fungsi sama dalam pencapaian tujuan
yang dianalisa. Contohnya : tujuan menuliskan nama-nama profinsi di pulau sumatra

Langkah yang harus dilakukan dalam analisa rumpun adalah menempatkan kotak-kotak
keterampilan bawahan hasil Identifikasi pada posisi yang sama seperti pada analisis
prosedural tetapi bukan, hubungannya dengan keterampilan super-ordinat seperti
dalam analisis hierarki tetapi bukan.

d. Perilaku Masukan

Proses analisis Pembelajaran juga berfungsi membantu perancang mengidentifikasi


Pembelajaran tentang apa yang sudah harus tahu atau mampu lakukan pembelajar
sebelum mereka mulai belajar, keahlian ini disebut sebagai perilaku masukan.

Prosedur yang digunakan untuk mengidentifikasi perilaku masukan secara langsung


berkaitan dengan proses analisis keterampilan bawahan. Anda tahu bahwa dengan
analisis hirarkis Anda bertanya, “Apa yang pembelajar perlu tahu dalam rangka untuk
BAHRUR ROSYIDI | MODEL PENGEMBANGAN DICK AND CARREY 18
mempelajari keterampilan ini?”Jawaban atas pertanyaan ini adalah satu atau lebih
keterampilan bawahan. Jika Anda melanjutkan proses ini dengan masing-masing
berturut-turut set keterampilan bawahan, bagian bawah hirarki akan berisi keterampilan
yang sangat dasar.

Asumsikan Anda memiliki peta analisis Pembelajaran yang begitu lengkap.Ini mewakili
berbagai keahlian yang dibutuhkan untuk mengambil pelajar dari tingkat yang paling
dasar pemahaman sampai tujuan Pembelajaran Anda.Jika mayoritas peserta didik
sudah menguasai beberapa keterampilan dasar yang ada pada peta analisis sebelum
memulai Pembelajaran maka, maka diatas keterampilan tersebut dibuat garis putus-
putus. Garis putus-putus tersebut adalah garis entry behaviors (perilaku masukan)

BAHRUR ROSYIDI | MODEL PENGEMBANGAN DICK AND CARREY 19


Semua keterampilan dalam peta analisis adalah bagian yang akan kita belajarkan
sedangkan yang dibawah garis disebut perilaku masukan tidak perlu di belajarkan,
karena sudah dikuasai oleh pembelajar.

e. Sifat Kesementaraan

Dalam perancangan sebuah material kurikulum terkadang hanya diperuntukkan bagi


pebelajar-pebelajar yang tercerdas dalam populasi sasaran. Keadaan ini tercermin
dalam analisa Pembelajaran garis entry behaviors terlalu tinggi, yang menunjukkan
bahwa pebelajar-pebelajar populasi sasaran sudah memiliki sebagian besar

BAHRUR ROSYIDI | MODEL PENGEMBANGAN DICK AND CARREY 20


keterampilan yang ada pada peta. Kalau tingkah laku masukan yang dianggap sudah
ada itu ternyata belum dikuasai oleh sebagian besar populasi sasaran, maka material
Pembelajaran itu kehilangan fungsinya bagi banyak pebelajar. Tanpa persiapan yang
memadai untuk menguasai keterampilan masukan, usaha-usaha para pebelajar
menjadi tidak berdaya guna dan materialnya tidak berhasil guna.

Kesalahan kedua terjadi apabila garis putus-putus itu ditarik terlalu rendah pada bagan
analisa Pembelajaran. Dalam keadaan ini praduganya ialah pebelajar-pebelajar sedikit
saja atau sama sekali tidak memiliki keterampilan-keterampilan yang diperlukan untuk
mencapai tujuan Pembelajaran. Kesalahan seperti ini bisa berakibat fatal dari sudut
pengembangan material Pembelajaran yang sebenarnya tidak diperlukan para
pebelajar, dan dari sudut waktu yang diperlukan bagi para pebelajar untuk mempelajari
hal-hal guna mencapai tujuan yang sebenarnya sudah mereka kuasai.

1. Simpulan

Proses tujuan analisis dimulai hanya setelah Anda memiliki pernyataan yang jelas dari
tujuan Pembelajaran. Langkah-langkah dalam proses analisis tujuan adalah :

1. Mengklasifikasikan tujuan menjadi salah satu dari empat wilayah belajar, yaitu
sikap, keterampilan intelektual, informasi verbal dan keterampilan psikomotorik.
2. Mengidentifikasi langkah-langkah utama yang harus dilakukan peserta didik
untuk mencapai tujuan. Produk awal Anda harus dipandang sebagai draft dan
harus tunduk pada evaluasi dan perbaikan.
3. Mengidentifikasi keterampilan bawahan dari semua langkah-langkah utama
dalam pencapaian tujuan. Langkah ini harus sampai kepada keterampilan yang
paling dasar dan murni.
4. Melakukan analisis keterampilan bawahan terhadap langkah-langkah utama.

1) Analisis klaster dilakukan pada langkah informasi verbal.


2) Analisis hirarkis dilakukan pada keterampilan intelektual dan psikomotorik.
3) Analisis prosedural dilakukan pada keterampilan intelektual dan
psikomotorik.

1. Proses analisis kadang perlu diulang – proses step-down digunakan sampai


Anda percaya bahwa tidak ada keterampilan bawahan lebih lanjut masih harus
diidentifikasi.
2. Mengidentifikasi perilaku masukan yang akan dituntut dari peserta didik dengan
menggambar sebuah garis titik-titik di bawah ini keterampilan-keterampilan yang
akan diajarkan dan di atas orang-orang yang tidak diajarkan. Keterampilan yang
diidentifikasi dalam analisis yang tidak akan diajarkan yang disebut sebagai
perilaku masukan.

BAHRUR ROSYIDI | MODEL PENGEMBANGAN DICK AND CARREY 21


Akhir dari analisis ini sampai dihasilkan sebuah peta analisis atau peta konsep seperti
pada gambar

BAHRUR ROSYIDI | MODEL PENGEMBANGAN DICK AND CARREY 22


BAHRUR ROSYIDI | MODEL PENGEMBANGAN DICK AND CARREY 23
BAHRUR ROSYIDI | MODEL PENGEMBANGAN DICK AND CARREY 24
Langkah ke – 3
MENGANALISIS PEMBELAJAR DAN LINGKUNGAN
(Analyze Learner and Context)

A. Latar Belakang

Kenyataan di lapangan banyak ditemui adanya ketidakcocokan antara Pembelajaran


dengan kemampuan pebelajar, dengan lingkungan tempat belajar dan dengan
lingkungan setelah pembelajar menggunakan keterampilan. Oleh karena itu perancang
tidak hanya menganalisis dan menentukan apa yang akan diajarkan, tetapi juga
menganalisis karakteristik dari peserta didik, konteks di mana belajar akan dilakukan,
dan konteks di mana keterampilan pada akhirnya akan digunakan. Untuk keperluan ini
kita melakukan analisis pembelajar dan analisis konteks.

Alasan lain bagi perancang untuk menganalisis pembelajar dan konteks adalah bahwa
analisis ini tidak dapat dilakukan dalam satu kantor. Desainer harus berbicara dengan
pembelajar, instruktur, dan manajer; mereka harus mengunjungi ruang kelas, fasilitas
pelatihan, dan peserta didik tempat kerja untuk menentukan keadaan di mana peserta
didik akan mendapatkan dan menggunakan keterampilan baru mereka. Seperti pada
langkah 2 analisa Pembelajaran dan analisa pebelajar dan konteks sering digunakan
secara simultan sebagai satu kesatuan, sehingga informasi dikumpulkan dari setiap
komponen

B. Konsep Pengembangan

Untuk melakukan analisis pembelajar dan konteks ada tiga analisis yang dilakukan,
yaitu analisis pembelajar, analisis konteks performansi dan analisis konteks learning.

1. Menganalisis Pembelajar (Analyze Learner)

Sebelum kita membahas analisis pembelajar, baik kita tahu dulu siapa pembelajar
dalam desain yang akan dibuat. Pembelajar disini kadang disebut sebagai populasi
target atau kelompok sasaran. Mari kita mulai dengan mempertimbangkan bahwa
pebelajar mendapatkan seperangkat Pembelajaran. Kita akan mengacu pada pebelajar
ini sebagai target population yaitu mereka adalah orang-orang yang akan dikenai
Pembelajaran secara tepat.

Informasi yang berguna yang akan didapat meliputi (1). Entry behaviour (Perilaku awal),
(2).Pengetahuan awal tentang topik tertentu, (3).Sikap terhadap isi dan sistem
penyampaian, (4).Motivasi belajar, (5).Tingkat pendidikan dan kemampuan,
(6).Pembelajaran yang disukai, (7).Sikap terhadap pengelolaan pemberian

BAHRUR ROSYIDI | MODEL PENGEMBANGAN DICK AND CARREY 25


Pembelajaran, dan (8).Karakteristik kelompok. Paragraf berikut akan membahas secara
lengkap informasi tersebut.

1) Perilaku Masukan.

Perilaku masukan maksudnya anggota populasi sasaran harus telah menguasai


keterampilan tertentu sebelum proses Pembelajaran dimulai. Pada peta konsep
perilaku masukan berada di bawah garis entry behaviors.

2) Pengetahuan Sebelumnya Tentang Topik.

Menekankan pentingnya menentukan apa yang peserta didik sudah tahu tentang topik
yang akan diajarkan secara parsial. Mereka membangun pengetahuan baru dengan
membangun pemahaman mereka sebelumnya, sehingga hal ini sangat penting bagi
desainer untuk menentukan jangkauan dan sifat pengetahuan sebelumnya.

3) Sikap Terhadap Isi dan Sistem Penyampaian.

Sikap atau kesan pebelajar terhadap isi materi dan bagaimana akan disajikan akan
mempengaruhi keberhasilan pembelajaran. Harapan populasi tentang cara
penyampaian materi akan menimbulkan motivasi.

4) Motivasi Akademik.

Tingkat motivasi pebelajar merupakan faktor yang sangat penting dalam mencapai
pembelajaran yang sukses. Ketika pebelajar mempunyai tingkat motivasi atau interest
yang rendah terhadap topik tertentu, pembelajaran hampir tidak terjadi.Keller (1987)
mengembangkan sebuah model motivasi ARCS (perhatian, relevansi, kepercayaan dan
kepuasan) yang diperlukan dalam kesuksesan belajar tersebut.

5) Pendidikan Dan Tingkat Kemampuan.

Menentukan tingkat prestasi dan kemampuan umum pebelajar. Informasi ini akan
membantu mendapatkan gambaran jenis pengalaman pembelajaran yang mereka
alami dan mungkin kemampuan mereka dalam mengatasi masalah terhadap
pendekatan baru dan berbeda dalam pembelajaran.

6) Pembelajaran yang disukai.

Temukan keterampilan belajar dan kesukaan serta minat pebelajar untuk mendapatkan
model pembelajaran yang sesuai. Dengan kata lain, apakah pebelajar menyukai
pendekatan ceramah atau diskusi dalam belajar atau apakah mereka mengalami
pendekatan belajar yang lain seperti studi kasus, pembelajaran berbasis masalah, kelas
seminar atau pembelajaran mandiri melalui web site.
BAHRUR ROSYIDI | MODEL PENGEMBANGAN DICK AND CARREY 26
7) Sikap Terhadap Organisasi Pelatihan / Pendidikan

Populasi sasaran yang mempunyai sikap positif dan konstruktif terhadap organisasi
yang menyediakan belajar.Beberapa penelitian telah mengindikasikan bahwa sikap-
sikap yang menunjang terhadap kesuksesan pembelajaran adalah berkaitan dengan
keterampilan baru yang dapat diterapkan di tempat kerja.

8) Karakteristik Kelompok.

Analisa pebelajar secara benar akan menghasilkan dua jenis informasi tambahan yang
dapat mempengaruhi dalam merancang pembelajaran. Pertama, tingkat keragaman
populasi pebelajar.Kedua, interaksi langsung yang terjadi pada populasi pebelajar. Hal
ini untuk mendapatkan dan mengembangkan kesan terhadap apa yang mereka ketahui
dan bagaimana perasaan mereka.

Semua Variabel pembelajar ini akan digunakan untuk memilih dan mengembangkan
tujuan Pembelajaran, dan mereka akan sangat mempengaruhi berbagai komponen dari
strategiPembelajaran. Mereka akan membantu para desainer mengembangkan strategi
motivasi untuk Pembelajaran dan akan menyarankan berbagai jenis contoh yang dapat
digunakan untuk mengilustrasikan poin, cara-cara di mana belajar dapat (atau tidak)
akan disajikan, dan cara untuk membuat praktek keterampilan yang relevan bagi
pembelajar.

Mengumpulkan Data untuk Analisis Learner

Pengumpulan data tentang pembelajar dilakukan dengan melakukan wawancara


terstruktur dengan manajer, instruktur, dan peserta didik dengan pola survei dan
kuesioner. Bisa juga dengan mengelola pretest untuk mengetahun perilaku masukan
pembelajar.

Keluaran Hasil dari analisis pebelajar termasuk deskripsi tentang peserta didik (1) entry
sebelumnya perilaku dan pengetahuan tentang topik, (2) sikap terhadap konten dan
potensi sistem pengiriman, (3) motivasi akademik, (4) sebelum pencapaian dan tingkat
kemampuan, (5) belajar preferensi, (6) umum sikap terhadap organisasi memberikan
pelatihan, dan (7) karakteristik kelompok.

1. 2. Analisis Konteks Performansi (Analysis of Performance Context)

Analisis Kontek Performasi adalah analisa untuk mengetahui lingkungan pebelajar


dimana akan menerapkan keterampilan tersebut. Berdasarkan perspektif konstruktif,
analisa konteks yang dilakukan secara benar dapat membantu para perancang dalam
menciptakan elemen-elemen yang tepat dalam lingkungan belajar dan membantu
pebelajar dalam mengembangkan konsep yang optimal untuk belajar dan mengingat.

BAHRUR ROSYIDI | MODEL PENGEMBANGAN DICK AND CARREY 27


1). Pengelolaan atau Dukungan Supervisor

Kita harus belajar tentang pengorganisasian yang mendukung terhadap pengharapan


pebelajar untuk menerima keterampilan-ketrampilan tersebut.Penelitian menegaskan
bahwa satu indikator kuat dalam penggunaan keterampilan baru tersebut adalah
pengaturan (disebut Transfer of training) yang harus diterima oleh pebelajar.

2). Aspek Fisik

Aspek fisik dimana keterampilan tersebut akan diterapkan adalah apakah mereka
menggunakannya berdasarkan perlengkapan, fasilitas, peralatan, waktu, atau sumber-
sumber yang lain ?Data-data ini dapat digunakan untuk merancang sebuah
pembelajaran sehingga keterampilan tersebut dapat diterapkan pada lingkungan atau
situasi yang mirip dengan tempat kerja.

3). Aspek Sosial

Pemahaman terhadap konteks sosial seperti bekerja sendiri atau merupakan anggota
tim? Apakah pebelajar bekerja secara mandiri atau apakah mereka bekerja
mempresentasikan konsep atau idenya dalam pertemuan staf atau supervisor ?

4). Keterampilan Yang Relevan Dengan Tempat Kerja.

Untuk memastikan bahwa keterampilan baru yang akan diterima oleh pebelajar sesuai
dengan kebutuhan yang sudah diidentifikasi, kita seharusnya memprediksikan
keterampilan-ketrampilan yang relevan yang akan dipelajari oleh pebelajar tersebut
dengan situasi tempat mereka bekerja.

Pengumpulan Data untuk Pelaksanaan Analisis Konteks

Pengumpulan data dilakukan dengan kunjungan langsung ke lokasi yang tujuannya


mengumpulkan data dari para pebelajar dan pengelola yang potensial dan mengamati
lingkungan kerja, dimana keahlian-keahlian baru akan digunakan. Rangkaian prosedur
pengumpulan data dasar ini mencakup wawancara dan observasi.

Hasil utama penelitian pada tahap ini adalah (1) suatu deskripsi lingkungan fisik dan
organisasi, dimana keahlian tersebut digunakan, dan (2) rangkaian faktor khusus yang
memudahkan atau bercampur dengan pemanfaatan keahlian baru oleh para pebelajar..

1. 3. Analisis Konteks Pembelajaran (Analysis of Learning Environment)

Terdapat dua aspek untuk analisis konteks pembelajaran, yaitu menentukan apa dan
bagaimana seharusnya. Apa di sini adalah suatu tinjauan kondisi yang mana instruksi
tersebut terjadi. Hal ini mungkin hanya terjadi di satu lokasi, seperti suatu pusat
BAHRUR ROSYIDI | MODEL PENGEMBANGAN DICK AND CARREY 28
pelatihan bersama, atau salah satu dari banyaknya lokasi yang dihadiri oleh seorang
klien.Bagaimana seharusnya di sini dapat berupa fasilitas, perlengkapan, dan sumber
yang cukup mendukung instruksi yang diinginkan.

Dalam analisis konteks pembelajaran, fokusnya meliputi unsur-unsur berikut ini:

1). Penyesuaian lokasi dengan Kebutuhan Pembelajaran

Dalam pernyataan sasaran pembelajaran yang dirancang pada tahap awal model ini,
peralatan dan item pendukung lainnya juga diperlukan untuk menunjukkan sasaran
yang disusun.Apakah lingkungan pembelajaran yang Anda kunjungi mencakup
sasaran-sasaran ini?Dapatkah lingkungan tersebut sesuai dengan sasaran yang ada?

2. Penyesuaian Lokasi untuk Mendorong Lokasi Kerja.

Persoalan lain adalah penyesuaian lingkungan pelatihan dengan lingkungan kerja.


Dalam lingkungan pelatihan, suatu upaya yang harus dilakukan untuk mendorong
faktor-faktor dari lingkungan kerja yang secara kritis memang untuk ditampilkan.Apakah
hal tersebut memungkinkan untuk dilakukan dalam konteks pelatihan yang telah
dirancang?Apakah yang harus diubah atau ditambahkan?

3). Penyesuaian untuk Pendekatan Penyampaian

Susunan kebutuhan peralatan dari pernyataan sasaran menunjukkan bagaimana


seharusnya berkaitan dengan konteks pembelajaran, dan juga, konteks pelaksanaan.

4). Batasan-batasan Lokasi Pembelajaran yang Mempengaruhi Rancangan dan


Penyampaian.

Seorang instruktur mengajar dua puluh hingga dua puluh empat pebelajar dalam suatu
ruang kelas yang masih menggunakan metode pelatihan bersama.Pendidikan umum
sendiri dipimpin oleh guru dengan dua puluh hingga dua puluh empat pebelajar.

Meskipun demikian, sejumlah pendekatan pembelajaran-mandiri dan fasilitas telah


tersedia, dan lebih banyak instruksi akan disampaikan pada suatu komputer kerja yang
mencakup sistem pendukung pelaksanaan elektronik. Ketika sistem-sistem ini menjadi
lebih mampu dan tersedia untuk penggunaan pelatihan, maka prinsip-prinsip rancangan
sistematis akan menjadi lebih diterapkan, bahkan untuk pengembangan instruksi yang
efisien dan efektif.

BAHRUR ROSYIDI | MODEL PENGEMBANGAN DICK AND CARREY 29


Pengumpulan Data untuk Analisis Konteks Pembelajaran

Dalam banyak cara, analisis konteks pembelajaran bersifat sama terhadap lokasi kerja.
Tujuan utama analisis ini adalah untuk mengenali fasilitas dan batasan yang ada dari
lokasi tersebut.

Prosedur yang diikuti dalam menganalisa konteks pembelajaran adalah untuk


merencanakan wawancara dengan instruktur, pengelola lokasi, dan pebelajar, jika
memungkinkan.Begitu juga dengan analisis konteks pelaksanaan, maka rangkaian
pertanyaan wawancara juga harus disiapkan.

Hasil-hasil pokok dari analisis konteks pembelajaran ini adalah sebagai berikut: (1)
sebuah deskripsi tentang sejauh mana tingkat lokasi yang digunakan untuk
menyampaikan pelatihan dengan keahlian yang diperlukan untuk beralih ke lokasi kerja,
dan (2) sebuah susunan batasan yang akan menjadi implikasi-implikasi penting untuk
proyek.

BAHRUR ROSYIDI | MODEL PENGEMBANGAN DICK AND CARREY 30


No Kategori informasi Sumber Data Diskripsi Karakteristik Pebelajar
1 Entry Behavior Pembelajaran langsung Pebelajar sudah mampu menggunakan jarum ,
Ujian menggunakan gunting , memotong kain, menjahit,
Rekaman Ujian mencari bahan kain strimin.
Pengalaman sendiri
2 Sikap terhadap Materi Pembelajaran langsung Pebelajar sudah mengetahui dan menyukai pembuatan
dan sistem penyajian Ujian sulaman dan praktik membuatnya.
Rekaman Ujian
Pengalaman sendiri
3 Motivasi Pembelajaran langsung Pebelajar memiliki motivasi yang tinggi terhadap materi
Ujian pembuatan sulaman.
Rekaman Ujian
Pengalaman sendiri
4 Pendidikan dan Tingkat Pembelajaran langsung Pembelajarnya adalah murid yang sudah duduk di
Kemampuan Ujian kelas VII SMP Negeri 2 Mojokerto.
Rekaman Ujian
Pengalaman sendiri Kemampuan pebelajar agak beragam mengenai materi
Interview pembuatan sulaman.
5 Gaya Belajar Pembelajaran langsung Pebelajar lebih suka diberikan demonstrasi pembuatan
Ujian sulaman.
Rekaman Ujian
Pengalaman sendiri
6 Sikap terhadap Lembaga Pembelajaran langsung Pebelajar pada umumnya bersikap positif terhadap
Ujian lembaga.
Rekaman Ujian
Pengalaman sendiri
7 Karakteristik Kelompok Pembelajaran langsung Heterogernitas: Pebelajar memiliki latar belakang yang
Umum Ujian berbeda.
BAHRUR ROSYIDI | MODEL PENGEMBANGAN DICK 31 usia peserta didik 11 tahun – 13
Rata-rata
AND CARREY
Rekaman Ujian tahun.
Pengalaman sendiri Ukuran : Jumlah pebelajar kelas VII berjumlah 32
orang.
Kesan Menyeluruh: Pebelajar memiliki kesan yang baik
untuk menyelesaikan tugas dan penilaian.
1. C. Hasil Pengembangan
1. Analisis pebelajar

2. Analisis Konteks Performansi

No Kategori informasi Sumber Data Karakteristik Pebelajar


1 Dukungan Kepala Sekolah Pembelajaran langsung Penghargaan: Kepala sekolah memberikan
reward pada pebelajar. Bentuknya berupa
reinforcement, set ifikat atau piagam.
2 Aspek fisik dari performansi Pengalaman pribadi pebelajar Sekolah menyiapkan fasilitas, sarana
tempat prasarana, waktu untuk pebelajar. Pebelajar
bertanggungjawab untuk menyiapkan
seluruhnya.
3 Aspek sosial Pengalaman pribadi pebelajar Interaksi: Pebelajar langsung belajar dilokasi
yang berbeda dan didukung oleh kelompok
kerja atau keluarga atau kawannya yang tahu
materi pembuatan sulaman.
4 Aspek relevansi skills to Pengalaman pribadi pebelajar Identifikasi Kebutuhan: Pebelajar
workplace. (.5) membutuhkan Identifikasi kebutuhan yang
diperlukan untuk pembuatan sulaman.

Aplikasi: Pebelajar mengidentifikasi bahan dan


alat yang dibutuhkan untuk membuat sulaman.

Aplikasi yang akan datang: Pebelajar dapat


membuat dan memprodusikan sulaman untuk
mengembangkan kreatifitas, produktifitas, dan
aspek ekonomis.

BAHRUR ROSYIDI | MODEL PENGEMBANGAN DICK AND CARREY 32


3. Analisis Konteks Pembelajaran

1.

No Kategori informasi Sumber Data Karakteristik Pebelajar


1 Lokasi/ tempat Belajar Pengalaman pribadi pebelajar Pebelajar melengkapi tugas belajar dari rumah
. Pebelajar mengerjakan tugasnya dari
pengalaman yang berbeda dalam pembuatan
sulaman.
2 Kesesuaian kebutuhan Pengalaman pribadi pebelajar Strategi pembelajaran: Pebelajar melengkapi
pembelajaran tugas belajar dari rumah . Pebelajar
mengerjakan tugasnya dari pengalaman yang
berbeda dalam pembuatan sulaman.
Waktu: Pertemuan 3 kali X 40 menit.
Peserta : 32 orang
Lokasi : SMP Negeri 2 Mojokerto
3 Kesesuaian kebutuhan Pengalaman pribadi pebelajar Lokasi: SMP Negeri 2 Mojokerto
pebelajar Kenyamanan: Pebelajar merasa nyaman/
senang belajar di sekolah
Ruang: Kelas VII
Pelengkapan: Gunting, jarum, benang, kain
strimin..
4 Kelayakan tempat belajar Pengalaman pribadi pebelajar Karakteristik Pengawas : Pebelajar mengatur
dirinya sendiri dalam proses belajar .
Karakteristik Fisik: Tempat belajarnya baik.
Karakteristik sosial: Hubungan / komunikasi
antar siswa dan guru baik

BAHRUR ROSYIDI | MODEL PENGEMBANGAN DICK AND CARREY 33


Langkah ke-4
MERUMUSKAN TUJUAN PEMBELAJARAN
( Write Instructional Goal )

A. Latar Belakang

Komponen yang paling terkenal dalam model desain pembelajaran adalah menulis
tujuan performansi, atau sering disebut dengan behavioral objectives (tujuan perilaku).
Robert Mager (1962). Tujuan penulisan tujuan performansi adalah untuk menjawab
pernyataan tentang kemampuan apa yang akan dilakukan pebelajar ketika mengikuti
dan menyelesaikan proses pembelajaran.

Ketika guru dilatih untuk merumuskan tujuan intruksional khusus, terhadap dua
kesulitan utama yang dihadapi ketika proses mendefinisikan tujuan tidak termasuk
dalam komponen yang integral pada model desain pembelajaran. Pertama, tanpa
sebuah model yang jelas para guru menemui kesulitan untuk menentukan bagaimana
memperoleh tujuan pembelajaran.Meskipun para pengajar dapat menguasai
mekanisme penulisan tujuan, tidak ada konsep dasar yang dapat mengarahkan dalam
mendapatkan tujuan. Sebagai hasilnya beberapa guru kembali kepada isi yang terdapat
dalam teks books untuk mengidentifikasi topik-topik yang akan mereka tulis sebagai
behavioral objectives. Kedua, mungkin lebih sebagai kritikan adalah apa yang dilakukan
dengan tujuan tersebut setelah ditulis oleh para guru. Tujuan ini hanya sebatas tulisan
yang hanya berfungsi sebagai dokumen administrasi bagi seorang guru.

B. Konsep Pengembangan

1. Tujuan Performansi (Performance Objective)

Tujuan Performansi adalah sebuah gambaran detail tentang apa yang akan dapat
dilakukan oleh pebelajar setelah menyelesaikan pembelajaran. Titik pertama mengacu
pada 3 istilah yang sering digunakan ketika mendeskripsikan performance pebelajar.
Robert Mager 1975 pertama kali mengunakan istilah behavioral objectives
,performance objectives dan instructional objectives. Anda seharusnya tidak memiliki
pengertian yang keliru mengenai instructional objectives.Instructional objectives
menggambarkan jenis pengetahuan, keterampilan, atau sikap yang akan dipelajari oleh
pebelajar.

Seperti yang telah di jelaskan sebelumnya tujuan pembelajaran mendeskripsikan


mengenai apa yang akan dapat dilakukan oleh pebelajar ketika mereka menyelesaikan
materi pembelajaran. Hal ini mendeskrpsikan situasi nyata, situasi belajar diluar,
dimana pebelajar akan menggunakan keterampilan dan pengetahuan tersebut. Ketika
tujuan intruksional umum di ubah dalam Tujuan Kinerja disebut sebagai terminal
objektif. Terminal objektif mendeskripsikan secara jelas apa yang akan dapat dilakukan
oleh pebelajar ketika pebelajar menyelesaikan satu unit pembelajaran.

BAHRUR ROSYIDI | MODEL PENGEMBANGAN DICK AND CARREY 34


Performance objective diperoleh dari keterampilan dalam analisis intruksional.Satu atau
lebih objective seharusnya ditulis dalam setiap skill yang di identifikasi dalam analisis
pembelajaran.Kadang-kadang penulisan objektif tersebut di indetifikasikan sebagai
entry behavior (sikap awal) karena objektif merupakan dasar pengembangan tes item
untuk menentukan apakah pelajar memilki entry behavior seperti yang telah kita
asumsikan.

2. Komponen Tujuan.

Bagaimana objektif ditulis sebagai goal statement, langkah-langkah dalam tujuan,


subordinat skill dan entry behavior ?karya Robert Mager selanjutnya dijadikan sebagai
standar dalam pengembangan objektif, model tersebut merupakan pernyataan yang
meliputi tiga komponen utama, yaitu : kemampuan yang diukur, kondisi yang menjadi
syarat, dan kriteria penilaian.

1). Derivations of Behaviors (Prilaku)

Dalam penyusunan tujuan diperlukan kata kerja operasional yang terukur dari masing
masing ranah ( Kognitif, psikomotor, dan afektif). Penulisan tujuan ini harus mampu
mengungkapkan jenis perilaku yang dirumuskan melalui proses identifikasi dalam
analisis pembelajaran.

Keterampilan intelektual dapat dijelaskan dengan kata kerja operasional seperti


mengidentifikasi, mengklasifikasi, menunjukkan, atau menghasilkan. Kata kerja ini
mengacu pada kegiatan khusus seperti sebagai pengelompokan objek serupa,
membedakan satu hal dari yang lain, atau memecahkan masalah.( Golas, dan Keller ,
2004) Gagne tidak menggunakan kata kerja seperti tahu, mengerti, atau menghargai
karena kata kerja itu sulit untuk diukur.

Tujuan performansi yang berhubungan dengan keterampilan psikomotorik dapat


dilakukan dengan memilih kata kerja yang dinyatakan dalam bentuk perilaku
(misalnya, berlari, melompat, menari , atau mengemudi).

Ketika tujuan melibatkan aspek sikap, pelajar biasanya diharapkan untuk memilih
alternatif tertentu. Di sisi lain, hal itu mungkin melibatkan pelajar membuat pilihan dari di
antara berbagai kegiatan.

2). Derivations of Conditions (Kondisi)

Komponen kedua dari tujuan menetapkan kondisi-kondisi tertentu yang menjadi bagian
dari tujuan tersebut.Kondisi mengacu pada lingkungan dan sumber-sumber yang
tersedia pada saat tujuan ditetapkan. Dalam pemilihan kondisi yang tepat
mempertimbangkan baik perilaku yang di capai maupun karakteristik populasi target
anda juga membedakan fungsi-fungsi dari kondisi tersebut, fungsi tersebut meliputi :

BAHRUR ROSYIDI | MODEL PENGEMBANGAN DICK AND CARREY 35


a. Syarat-syarat yang disediakan dimana siswa akan mengunakannya dalam
mendapatkan informasi (stimulus).
b. Karakteristik dari sumber-sumber materi yang di perlukan untuk mengerjakan
tugas. Beberapa sumber materi sebagai berikut;
 Ilustrasi seperti table, grafik,
 Materi tertulis seperti; artikel surat kabar, story,
 Objek secara fisik seperti batu, daun, mesin atau alat
 Materi referensi, kamus, teks book, data base, web
c. Cakupan dan kompleksitas tugas, menyesuaikan dengan kemampuan dan
pengalaman siswa.
d. Konteks yang relevan dengan dunia nyata adalah untuk membantu transfer
pengetahuan dan penampilan dari pengajaran kedalam kinerja.

3). Derivations of Criteria

Bagian akhir dari objektif adalah kriteria dalam memutuskan keterampilan performance
yang dapat diterima.dalam menetapkan kriteria yang logis, anda harus
mempertimbangkan tugas yang dilaksanakan. Beberapa tugas intelectual skill dan
verbal information hanya mempunyai satu respon yang dianggap benar.Beberapa tugas
intelectual skill dan verbal information tidak menghasilkan jawaban tunggal dan respon
siswa yang bervariasi.

3. Langkah Penulisan Tujuan.

Disamping menentukan tujuan dan seperangkat pembelajaran yang sesuai dengan


analisis konteks, para desainer seharusnya mereview pernyataan tujuan sebelum
menetapkan tujuan. Langkah-langkah dalam menulis tujuan adalah sebagai berikut :

1. Edit tujuan untuk merefleksikan performance konteks.

2. Tulis terminal objective yang mencerminkan konteks learning environment.

3. Tulis tujuan untuk setiap langkah dalam analisis tujuan jika tidak terdapat substep.

4. Tulis tujuan untuk setiap substep.

5. Tulis tujuan untuk seluruh subordinate skill.

6. Tulis tujuan untuk entry behaviour jika terdapat siswa yang tidak memiliki
kompetensi yang tercakup dalam entry behavior.

4. Evaluasi Tujuan.

Cara yang baik untuk mengevaluasi kelayakan kejelasan dan tujuan yang telah ditulis
adalah untuk membangun sebuah item tes yang akan digunakan untuk mengukur

BAHRUR ROSYIDI | MODEL PENGEMBANGAN DICK AND CARREY 36


peserta didik dalam pencapaian tugas. Jika tidak dapat menghasilkan barang logis
sendiri, maka tujuan harus dipertimbangkan kembali.

Cara lain untuk mengevaluasi kejelasan tujuan adalah dengan meminta seorang rekan
untuk membangun tes item yang sama dan sebangun dengan perilaku dan kondisi
yang ditentukan. Jika item tidak diproduksi sangat mirip dengan salah satu yang ada
dalam pikiran, maka tujuan tidak cukup jelas untuk berkomunikasi .

Di juga harus mengevaluasi kriteria yang telah ditetapkan dalam tujuan.Hal ini dapat
dilakukan dengan menggunakan kriteria untuk mengevaluasi contoh-contoh yang ada
kinerja yang diinginkan atau respons.

Sementara tujuan menulis, perancang harus sadar bahwa pernyataan-pernyataan ini


kriteria yang akan digunakan untuk mengembangkan penilaian untuk pengajaran.
Perancang mungkin lagi memeriksa kejelasan dan kelayakan tujuan dengan bertanya,
“Bisakah desain item atau tugas yang menunjukkan apakah seorang pelajar dapat
berhasil melakukan apa yang digambarkan dalam tujuan?”Jika sulit membayangkan
bagaimana hal ini dapat dilakukan dalam fasilitas yang ada dan lingkungan, maka
tujuan harus dipertimbangkan kembali.

Saran bermanfaat lainnya adalah sebaiknya tidak ia enggan untuk menggunakan dua
atau bahkan tiga kalimat untuk secara memadai menggambarkan tujuan Tidak ada
persyaratan untuk membatasi tujuan ke satu kalimat. Diasumsikan bahwa siswa akan
mempelajari bahan-bahan sebelum melakukan keterampilan.

C. Hasil Pengembangan

Tujuan Istructional : Mengapresiasi karya seni rupa

No Keterampilan Subordinat Tujuan Performansi


1.1 Siswa dapat 1. Dengan menyiapkan bahan dan alat siswa
mengekspresikan karya dapat mengumpulkan bahan yang sesuai untuk
seni rupa pembuatan kartu ucapan.
1.2 Siwa dapat membuat 2. Melalui diskusi siswa dapat menyebutkan
karya seni kriya berupa bebrapa alat untuk membuat seni kriya.
kartu ucapan dengan
memanfaatkan barang 3. Dengan menyiapkan alat dan bahan siswa
bekas dilingkungannya dapat memilih bahan dan alat yang sesuai untuk
pembuatan kartu ucapan.

4. Melalui eksplorasi tentang bahan bahan


bekas siswa dapat menuliskan macam-macam
bahan bekas untuk membuat karya seni kriya.

5. Dengan mengamati beberapa contoh pola /


desain yang disiapkan guru siswa dapat

BAHRUR ROSYIDI | MODEL PENGEMBANGAN DICK AND CARREY 37


membuat desain kartu ucapan.

6. Dengan latihan menbuat pola kartu ucapan


siswa dapat membuat bagian-bagian kartu
ucapan.

7. Melalui kerja kelompok siswa dapat


mrenggabubgkan bagian-bagian pola kartu
ucapan.

8. Melalui kerja kelompok siswa dapat


menyelesaikan proses pembuatan kartu ucapan

BAHRUR ROSYIDI | MODEL PENGEMBANGAN DICK AND CARREY 38


Langkah ke-5
MENGEMBANGKAN INSTRUMENT PENILAIAN
( Develop Assessment Instruments )

A. Latar Belakang

Konsep baru dalam pengukuran proses pembelajaran yang berpusat pada pembelajar
(learned-centered) adalah penilaian yang berpusat pada pembelajar (learner-centered
assessment ). Definisi learner-centered assessment sejajar dengan definisi tradisional
test acuan patokan, sebagai element inti dari pembelajaran yang didesain secara
sistematis. Tipe test ini penting untuk mengevaluasi perkembangan pebelajar dan
kualitas pembelajaran. Hasil dari tes acuan patokan memberikan indikasi instuktur
seberapa baik pebelajar mampu mencapai setiap tujuan pembelajaran, dan
mengindikasikan komponen mana dari pembelajaran yang bisa berjalan dengan baik,
dan komponen mana yang perlu direvisi.Selain itu juga, tes acuan patokan
memungkinkan pebelajar untuk merefleksikan diri dengan mengaplikasikan kriteria
untuk menilai hasil kerja mereka sendiri.

Berhubungan dengan hal tersebut di atas perlu dibahas bagaimana menyusun dan
membangun aspek penilaian dalam pembelajaran yang mencakup semua jenis
kegiatan yang digunakan untuk mengukur kemampuan peserta didik setelah
menyelesaikan unit pembelajaran.

B. Konsep Pengembangan

Pengembangan tes muncul di point ini dan bukannya di setelah pembelajaran karena
tes harus sesuai dengan tujuan performance.Performance yang ingin dicapai dalam
tujuan harus sesuai dengan performance yang ingin dicapai dalam tes atau penugasan.
Penilaian acuan patokan terbentuk dari item-item atau tugas-tugas performance yang
langsung mengukur ketrampilan yang dideskripsikan dalam satu atau lebih tujuan
performance.

1. Empat Tipe Tes yang dapat digunakan.

a. Entry behaviors test

Tes ini diberikan kepada pebelajar sebelum memulai pembelajaran. Tes ini berguna
untuk mengukur ketrampilan syarat atau ketrampilan yang harus sudah dikuasai
sebelum pembelajaran dimulai. Keterampilan syarat akan muncul di bawah garis entry
behavior.

b. Pretest

Tes ini dilakukan pada awal pembelajaran untuk mengetahui apakah pebelajar sudah
menguasai beberapa atau semua ketrampilan yang akan diajarkan. Tujuannya adalah
BAHRUR ROSYIDI | MODEL PENGEMBANGAN DICK AND CARREY 39
untuk efisiensi.Jika semua ketrampilan sudah dikuasai maka tidak perlu ada
pembelajaran.Namun jika hanya sebagian materi yang sudah dikuasai maka data tes ini
memungkinkan desainer untuk lebih efisien. Mungkin hanya review atau pengingat
yang dibutuhkan.

Biasanya pretest dan entry behavior test dijadikan satu. Hasil dari tes entry behavior
dapat digunakan desainer untuk mengetahui apakah pebelajar siap memulai
pembelajaran, sedangkan dari hasil pretest desainer dapat memutuskan apakah
pembelajaran akan menjadi terlalu mudah untuk pebelajar.

c. Practice test

Tujuan tes ini adalah untuk membuat pebelajar lebih aktif berpartisipasi selama
pembelajaran. Tes ini memungkinkan pebelajar untuk menampilkan pengetahuan dan
ketrampilan baru dan untuk refleksi diri sampai level berapa ketrampilan dan
pengetahuan mereka. Tes ini berisi ketrampilan yang lebih sedikit dan lebih fokus pada
materi per pertemuan daripada per unit.Hasil tes ini digunakan instruktur untuk
memberikan feedback dan untuk memonitor pembelajaran.

d. Posttest

Tes ini paralel dengan pretes.Sama dengan pretes, posttest mengukur tujuan
pembelajaran.Postest harus menilai semua objektif dan terutama fokus pada objektif
terakhir.Namun jika waktu tidak memungkinkan, maka hanya tujuan akhir dan
ketrampilan penting saja yang diujikan.

Postest mungkin digunakan untuk menilai performance pebelajar dan untuk memberi
kredit karena telah menyelesaikan program.Tujuan yang terutama dari tes ini adalah
agar desainer dapat mengidentifikasi area pembelajaran yang tidak bisa dilakukan
dengan baik. Jika pebelajar gagal dalam tes, desainer harus dapat mengidentifikasi
dalam proses pembelajaran yang mana tidak dimengerti oleh siswa.

Test Type Designers decicion Objectives Typically


Tested
Tes entry  Apakah siswa siap
behavior mengikuti pembelajaran?
 Apakah siswa telah
memiliki ketrampilan
prasarat?
 Ketrampilan prasarat atau
keterampilan yang
ditandai dalam analisis
pembelajaran

Pretest  Apakah pembelajar


menguasai materi

BAHRUR ROSYIDI | MODEL PENGEMBANGAN DICK AND CARREY 40


sebelumnya ?
 Ketrampilan manakah
yang sebelumnya
dikuasai ?
 Bagaimana dapat efesian
mengembangkan
pembelajaran ?
 Objek akhir
 Langkah utama dari
analisis tujuan

Practice test  Apakah siswa memiliki


pengetahuan dan
ketrampilan?
 Apakah kesalahan dan
miskonsepsi mereka
bentuk?
 Apakah pembelajaran
cukup kluster?
 Apakah langkah
pembelajaran cukup bagi
pembelajar?
 Pengetahuan dan
ketrampilan sub objek
tanpa tujuan
 Tipe skop pada pelajaran

Posttest  Apakah pembelajar telah


mencapai tujuan?
 Apaka pembelajaran lebih
efektif pada setisp
lsngkah ketrampilan
subordinate?
 Apakah pembelajaran
perlu direvisi?
 Apakah pembelajar
menguasai ketrampilan
dan sikap ?
 Tujuan akhir
 Langkah utama dan
ketrampilan subordinate

2. Mendesain Tes

BAHRUR ROSYIDI | MODEL PENGEMBANGAN DICK AND CARREY 41


Pertimbangan pertama adalah menyesuaikan bidang pelajaran dengan item atau tipe
tugas penilaian.Verbal information biasanya di tes dengan objectif tes.Tes bentuk
objektif meliputi format seperti jawaban singkat, jawaban alternatif, mencocokkan, dan
pilihan ganda.

Objektif untuk intelektual skill lebih kompleks dan biasanya menggunakan model
objektif, kreasi produk atau pertunjukan langsung.

Penilaian untuk ranah afektif juga kompleks. Biasanya tidak ada cara langsung untuk
mengukur tingkah laku seseorang. Penilaian di ranah ini biadanya dilakukan dengan
observasi.

Penilaian ranah psikomotor biasanya dilakukan dengan mendemonstrasikan


tugas.Untuk melihat apakah setiap langkah telah dilakukan dengan baik oleh pebelajar,
guru membuat check-list atau rating-scale.

1. 3. Menentukan Level Penguasaan

Peneliti yang meneliti sistem penguasaan pelajaran menyarankan bahwa penguasaan


equivalent dengan level keberhasilan yang diharapkan dari pebelajar yang terbaik.
Metode untuk menentukan level penguasaan menggunakan acuan norma.

Pendekatan yang kedua, bisa digunakan cara statistik. Jika desainer ingin memastikan
bahwa pebelajar benar-benar mengerti ketrampilan sebelum mereka melanjutkan tahap
pembelajaran selanjutnya, maka kemungkinan-kemungkinan harus disediakan untuk
menampilkan ketrampilan sehingga hampir tidak mungkin keberhasilan menjadi hasil
utama.Jika menggunakan soal pilihan ganda sangat mudah untuk menghitung
probabilitas kesempatan keberhasilan. Dengan tipe soal yang lain, lebih sulit dilakukan
penghitungan tapi lebih mudah untuk meyakinkan orang lain bahwa keberhasilan bukan
sekedar kesempatan saja

4. Menulis Item Tes

Ada empat kategori tes yang berkualitas, yaitu:

a. Berpusat pada Tujuan (Goal-Centered Criteria)

Soal tes dan penugasan harus sesuai dengan tujuan utama pembelajaran.Soal dan
penugasan harus sesuai dengan perilaku termasuk konsep dan action.Untuk
menyesuaikan jawaban soal tes dengan perilaku yang diharapkan dalam tujuan,
desainer harus mempertimbangkan tugas belajar atau kata kerja yang ditunjukkan
dalam tujuan.Butir soal harus mengukur perilaku yang sesungguhnya yang
dideskripsikan dalam tujuan.

b. Berpusat pada Pebelajar (Learner-Centered Criteria)

BAHRUR ROSYIDI | MODEL PENGEMBANGAN DICK AND CARREY 42


Tes item dan penilaian tugas harus disesuaikan dengan kharakteristik dan kebutuhan
siswa, meliputi kosa kata, bahasa, tingkat kompleksitas tugas, motivasi siswa, dan
tingkat ketertarikan siswa, pengalaman siswa, dan latar belakang siswa serta
kebutuhan khusus siswa.

c. Berpusat pada Kontek (Context-Centered Criteria)

Dalam membuat tes item dan penilaian tugas, desainer harus mempertimbangkan
seting kinerja dan juga lingkungan belajar atau lingkungan kelas. Tes item dan tugas
harus realistis atau relevan dengan seting kinerja. Kriteria ini membantu untuk
memastikan transfer pengetahuan dan skill dari belajar ke dalam lingkungan kinerja.

d. Berpusat pada Penilaian (Assessment-Centered Criteria)

Siswa akan merasa cemas selama assessment, penyusunan tes item dan penilaian
tugas yang baik dapat menghilangkan rasa cemas siswa. Cetakan tes yang berkualitas
meliputi kebahasaan baik, pengucapan dan tanda baca tepat dan tulisan jelas, petunjuk
jelas, sumber materi dan pertanyaan jelas.Kriteria ini membantu siswa untuk melakukan
dengan tenang.

1. Seting Penguasaan Kriteria

Terdapat beberapa saran yang dapat membantu anda dalam menentukan berapa
banyak tes item pilihan yang diperlukan. Jika tes item memerlukan sebuah format
respon yang memungkinkan siswa dapat menebak jawaban dengan benar anda dapat
memasukkan beberapa tes item paralel untuk tujuan yang sama jika kemungkinan
menebak jawaban yang benar kecil kemungkinan, anda dapat memutuskan satu atau
dua item untuk menentukan kemampuan siswa

1. Jenis-jenis Item

Pertanyaan penting lainnya adalah jenis tes item atau penilaian tugas apa yang paling
baik dalam menilai kinerja siswa? Perilaku tertentu dalam objektif memberikan point-
point penting terhadap jenis item atau tugas yang dapat digunakan untuk menguji
perilaku.

Contoh, jika point penting yang ditanyakan kepada siswa adalah mengingat fakta, maka
tanyakan kepada siswa tersebut dengan jawaban siswa yang menyatakan fakta-fakta
daripada memberikan pertanyaan yang meminta reaksi siswa seperti pada pertanyaan
pilihan ganda.gunakan objektif sebagai guide, dalam menyeleksi jenis tes item yang
memberi kesempatan kepada siswa untuk mendemonstrasikan kinerja tertentu yang
terdapat dalam objektif. Setiap jenis test items mempunyai kelebihan dan
kekurangannya masing-masing. Untuk meyeleksi jenis tes items yang baik dari
beberapa format test item yang ada, pertimbangkan beberapa faktor seperti faktor
waktu yang diperlukan oleh siswa dalam memberikan respon, waktu penilaian yang

BAHRUR ROSYIDI | MODEL PENGEMBANGAN DICK AND CARREY 43


diperlukan untuk menganalisis dan memutuskan jawaban, suasana ujian, dan
kemungkinan dalam menebak jawaban yang benar.

1. Menulis Petunjuk

Test harus terdapat petunjuk yang jelas, singkat. Permulaan tes biasanya
menyebabkan kecemasan pada siswa yang akan dinilai. Oleh karena itu tes
seharusnya mengurangi keraguan pada pikiran siswa mengenai apa yang akan mereka
kerjakan dalam menyelesaikan test.

Dibawah ini informasi petunjuk test yang biasanya ditemukan dalam test :

a. Judul test seharusnya memberikan kesan kepada siswa mengenai content atau isi
daripada kata-kata sederhana seperti Pretest atau Test I

b. Pernyataan singkat yang menerangkan objective atau performance yang diujikan.

c. Siswa diberitahu untuk menebak jawaban jika mereka tidak yakin dengan jawaban
yang benar.

d. Petunjuk khusus seharusnya diucapkan dengan benar.

e. Siswa diberitahu agar menulis nama mereka atau identitas mereka.

f. Siswa seharusnya diberitahu mengenai penggunaan perlengkapan khusus dalam


menyelesaikan test seperti penggunan pensil, lembar jawaban mesin, teks-teks tertentu
atau perlengkapan khusus lainnya.

1. Mengevaluasi Test dan Item Test.

Arah dan uji test item untuk tes objektif harus diujicobakan terlebih dulu sebelum
digunakan untuk evaluasi formatif. Agar tidak terjadi kesalahan pada instrumen tes ,
perancang harus memastikan hal hal berikut:

1. arah tes jelas, sederhana, dan mudah diikuti;

2. masing-masing item tes jelas dan menyampaikan kepada peserta didik yang
dimaksud dipembentukan atau stimulus;

3. kondisi-kondisi dimana dibuat tanggapan yang realistis;

4. metode respon jelas bagi peserta didik; dan

5. ruang yang tepat, waktu, dan peralatan yang tersedia .

BAHRUR ROSYIDI | MODEL PENGEMBANGAN DICK AND CARREY 44


Test item yang tidak terjawab oleh sebagian besar pelajar harus dianalisis, direvisi,
atau bahkan diganti sebelum tes diberikan lagi. Ketika membangun item tes, dan tes
pada umumnya, perancang harus diingat bahwa tes mengukur kecukupan

(l) pengujian itu sendiri,

(2) bentuk tanggapan,

(3) bahan-bahan pengajaran,

(4) lingkungan pengajaran dan situasi, dan

(5) pencapaian pelajar.

C. Hasil Pengembangan

Tabel Desain Evaluasi Seni Rupa Kelas VII SMP Giovani Kupang

Sub Ketrampilan Intelektual

No Ketrampilan Tujuan Performance Test Item


1 Melalui eksplorasi tentang bahan Tuliskan macam-macam
bahan bekas siswa dapat bahan yang dapat
menuliskan macam-macam digunakan dalam
bahan bekas untuk membuat membuat karya seni
karya seni kriya. kriya !
2 Melalui diskusi siswa dapat Tuliskan 4 alat untuk
menyebutkan bebrapa alat untuk membuat karya seni
membuat seni kriya. kriya!

Tabel Desain Evaluasi Seni Rupa Kelas VII SMP Giovani Kupang

Sub Ketrampilan Psikomotor

No Ketrampilam Tujuan Performance Test Item


1 Dengan menyiapkan bahan dan Kumpulkan bebrapa
alat siswa dapat mengumpulkan bahan untuk membuat
bahan yang sesuai untuk kartu ucapan minimal 10
pembuatan kartu ucapan. macam !
2 Dengan menyiapkan alat dan Siapkan alat-alat yang
bahan siswa dapat memilih digunakan untuk
bahan dan alat yang sesuai pembvuatan kartu
untuk pembuatan kartu ucapan. ucapan minimal 4 buah!
3 Dengan mengamati beberapa Buatlah contoh pola/
contoh pola / desain yang desain kartu ucapan

BAHRUR ROSYIDI | MODEL PENGEMBANGAN DICK AND CARREY 45


disiapkan guru siswa dapat pada kertas gambar !
membuat desain kartu ucapan.
4 Dengan latihan mebuat pola Buatlah bagian-bagian
kartu ucapan siswa dapat pola sesuai dengan
membuat bagian-bagian kartu kartu ucapan .
ucapan.
5 Melalui kerja kelompok siswa Gabungkan bagian-
dapat mrenggabubgkan bagian- bagian pola untun
bagian pola kartu ucapan. membentuk kartu
ucapan!
6 Melalui kerja kelompok siswa Buatlah finishing
dapat menyelesaikan proses pembuatan kartu ucapan
pembuatan kartu ucapan !.

Tujuan Pembelajaran

1.Siswa dapat mengapresiasikan karya seni rupa daerah.

2. Siswa dapat mengekspresikan diri karya seni rupa, musik, seni tari, dan seni teater.

2.1 Siswa dapat membuat karya seni kriya

2.2 Siswa dapat membuat kartu ucapan dengan memanfaatkan barang bekas
dari lingkungan sekitar.

Tabel Keputusan Perancang

No Test Type Keputusan Perancang


1 Tes entry Apakah siswa siap mengikuti pembelajaran?
behavior
Apakah siswa telah memiliki ketrampilan prasyarat?
2 Pretest Apakah pembelajar menguasai materi sebelumnya ?

Ketrampilan manakah yang sebelumnya dikuasai ?

Bagaimana dapat efesien mengembangkan pembelajaran


?
3 Practice test Apakah siswa memiliki pengetahuan dan ketrampilan?

Apakah kesalahan dan miskonsepsi mereka bentuk?

Apakah pembelajaran cukup kluster?

Apakah langkah pembelajaran cukup bagi pembelajar?


4 Posttest Apakah pembelajar telah mencapai tujuan?

BAHRUR ROSYIDI | MODEL PENGEMBANGAN DICK AND CARREY 46


Apakah pembelajaran lebih efektif pada setiap langkah
ketrampilan subordinate?

Apakah pembelajaran perlu direvisi?

Apakah pembelajar menguasai ketrampilan dan sikap ?

Tabel Desain Evaluasi Seni Rupa Kelas VII SMP Giovani Kupang

Tes Entry Behavior, Pretes, Practise Tes, dan Post tes

No Test Type Jenis Soal/ Pertanyaan


1 Tes entry Apakah siswa telah memiliki ketrampilan prasyarat?
behavior
a. Apakah siswa sudah dapat memotong/ menggunting ?

b. Apakah siswa sudah dapat melipat ?

c. Apakah siswa sudah dapat menggulung kertas ?


2 Pretest Apakah pembelajar menguasai materi sebelumnya ?

a. Apakah siswa sudah dapat membuat kartu ucapan ?

b. Apakah siswa sudah pernah membuat kartu ucapan?

Ketrampilan manakah yang sebelumnya dikuasai

a. Bagian manakah yang sulit dalam pebuatan kartu


ucapan?

b. Apa kesulitan dalam pembuatan kerangka?

c. Apa kesulitan dalam pembuatan bagian tambahan /


Asesoris ?

d. Apa kesulitan dalam pewarnaan dan finishing?


3 Practice Apakah siswa memiliki pengetahuan dan
test ketrampilan?

a. Bahan bahan apa yang dibutuhkan dalam pembuatan


kartu ucapan?

b. Alat-alat apa yang dibutuhkan dalam pembuatan kartu

BAHRUR ROSYIDI | MODEL PENGEMBANGAN DICK AND CARREY 47


ucapan?

c.Bagaimana cara membuat kerangka kartu ucapan ?

d. Bagaimana cara menggabungkan kerangka dengan


aksesoris?

e. Bagaimana cara kartu ucapan mewarnai dengan


tepat?
4 Posttest Apakah pembelajar telah mencapai tujuan?

a. Tuliskan bahan-bahan yang diperlukan dalam


pembuatan kartu ucapan !

b.Tuliskan alat-alat yang diperlukan dalam pembuatan


kartu ucapan !

c.Buatlah kerangka pembuatan kartu ucapan!

d. Buatlah kartu ucapan yang sudah melalui proses


finishing!

Tabel Desain Evaluasi Seni Rupa Kelas VII SMP Giovani Kupang

Sub Ketrampilan Intelektual

No Ketrampilan Tujuan Performance Test Item


1 2.1 Melalui eksplorasi tentang Tuliskan macam-macam
bahan bahan bekas siswa bahan yang dapat
dapat menuliskan macam- digunakan dalam
macam bahan bekas untuk membuat karya seni
membuat karya seni kriya. kriya !
2 2.1 Melalui diskusi siswa dapat Tuliskan 4 alat untuk
menyebutkan bebrapa alat membuat karya seni
untuk membuat seni kriya. kriya!

Tabel Desain Evaluasi Seni Rupa Kelas VII SMP Giovani Kupang

Sub Ketrampilan Psikomotor

No Ketrampilam Tujuan Performance Test Item


1 2.1 Dengan menyiapkan bahan Kumpulkan bebrapa
dan alat siswa dapat bahan untuk membuat

BAHRUR ROSYIDI | MODEL PENGEMBANGAN DICK AND CARREY 48


mengumpulkan bahan yang kartu ucapan minimal
sesuai untuk pembuatan kartu 10 macam !
ucapan.
2 2.1 Dengan menyiapkan alat dan Siapkan alat-alat yang
bahan siswa dapat memilih digunakan untuk
bahan dan alat yang sesuai pembuatan kartu
untuk pembuatan kartu ucapan minimal 4
ucapan. buah!
3 2.2 Dengan mengamati beberapa Buatlah contoh pola/
contoh pola / desain yang desain kartu ucapan
disiapkan guru siswa dapat pada kertas gambar !
membuat desain kartu ucapan.
4 2.2 Dengan latihan membuat Buatlah bagian-
pola kartu ucapan siswa bagian pola sesuai
dapat membuat bagian- dengan kartu ucapan .
bagian kartu ucapan.
5 2.2 Melalui kerja kelompok siswa Gabungkan bagian-
dapat menggabungkan bagian pola untuk
bagian-bagian pola kartu membentuk kartu
ucapan. ucapan!
6 2.2 Melalui kerja kelompok siswa Buatlah finishing
dapat menyelesaikan proses pembuatan kartu
pembuatan kartu ucapan ucapan !.

Frekuensi Instrumen untuk Evaluasi Tingkah Laku / Sikap

Nama : Tanggal :

Jumlah yang diobservasi : Total :

ASPEK YES NO
A. Pendekatan Kustomer
1. Tersenyum
2. Inisiatif untuk menyapa
3. Komentar individu
4. Meminta izin
5. Pelayanan
6. Perhatian pada semua aspek
7. Lain-lain
B. Selama Kegiatan
1. Mendengarkan dengan penuh
perhatian
2. Meminta klarifikasi informasi
3. Menyiapkan bentuk permintaan

BAHRUR ROSYIDI | MODEL PENGEMBANGAN DICK AND CARREY 49


4. Melengkapi formar
5. Menjelaskan perubahan
6. Menjelaskan urutan material
7. Lain lain
C. Kesimpulan
1. Menemukan pelayanan keseluruhan
2. Ucapan terimakasih
3. Menanggapi komentar
4. Membuat kesimpulan
5. Lain-lain

BAHRUR ROSYIDI | MODEL PENGEMBANGAN DICK AND CARREY 50


Langkah ke-6
MENGEMBANGKAN STRATEGIPEMBELAJARAN
( Develop Instructional Strategy )

A. Latar Belakang

Kegiatan pembelajaran yang dilakukan para pengajar beraneka ragam. Ada pengajar
yang memulai kegiatannya dengan menunggu pertanyaan dari siswa, ada yang aktif
memulai dengan mengajukan pertanyaan kepada siswa, ada pula yang mulai dengan
memberikan penjelasan tentang materi yang akan diuraikan, dan ada yang memulai
mengulangi penjelasan tentang materi yang lalu. Selanjutnya ada yang melanjutkan
dengan kegiatan menjawab pertanyaan siswa, membentuk kelompok diskusi atau
menggunakan program lain. Istilah startegi pembelajaran menyatakan berbagai jenis
aktivitas belajar mengajar, seperti diskusi kelompok, membaca, studi kasus,
perkuliahan, simulasi computer, lembar kerja, proyek kelompok kerjasama, dll.

B. Konsep Pengembangan

1. Menyeleksi Sistem Penyampaian

Sistem penyampaian merupakan bagian dari strategi pembelajaran, sistem


penyampaian juga merupakan asumsi bahwa desainer terlibat dalam pengembangan
strategi pembelajaran. Dalam kasus lain memilih system pembelajaran dapat juga
berupa level, level bidang studi, ataupun level kurikulum. Berikut ini beberapa contoh
system penyampaian yang umum dalam melaksanakan pembelajaran.

 Model tradisional
 Korespondensi
 Kuliah kelompok besar yang diikuti dengan Tanya jawab.
 Belajar jarak jauh dengan video tape atau siaran.
 Video conference interaktif dua arah
 Pembelajaran berbasis computer
 Pembelajaran berbasis web menggunakan internet atau intranet
 Program belajar mandiri dengan bantuan modul atau paket pembelajaran.
 Kombinasi system kebiasaan, kombinasi dan unik.

Dalam proses desain pembelajaran yang ideal, hal pertama yang dipertimbangkan
adalah tujuan, karakteristik pembelajar, konteks dan performa pembelajaran, tujuan
khusus, assessment (penilaian), dan memilih system penyampaian yang terbaik. Dan
untuk mencapai memilih sistem penyampaian yang terbaik, semua komponen di atas
harus dipertimbangkan:

1) Review analisis pembelajaran dan mengidentifikasi tujuan khusus

BAHRUR ROSYIDI | MODEL PENGEMBANGAN DICK AND CARREY 51


2) Merencanakan dan mempelajari komponen pembelajaran

3) Memilih kelompok siswa yang paling efektif

4) Menspesifikasi bahan dan media efektif

5) Menentukan tujuan dari materi pelajaran dan menggabungkan pemilihan media.

6) Menyeleksi atau mengembangkan system penyampaian terbaik.

2. Menyusun Isi Materi dan Mengelompokkan Pembelajaran

a. Merangkai Isi

Langkah pertama dalam mengembangkan strategi pembelajaran adalah


mengidentifikasi rangkaian pembelajaran dan pengaturan isi. Hal ini bisa mulai dari
level skill yang paling bawah yaitu skill yang tepat di atas garis entri behavior kemudian
naik terus mengikuti hierarki sampai ke yang paling tinggi. Rangkaian pembelajaran
cenderung merupakan kombinasi dari bawah ke atas atau dari kiri ke kanan.yaitu,
subordinat skill langkah 1 diajarkan pertama kali, kemudian langkah 1, lalu yang
berikutnya sub ordinat skill langkah 2,kemudian langkah ke 2 itu sendiri. Rangkaian ini
berlangsung terus sampai semua langkah di ajarkan.

b. Pengelompokkan Pembelajaran

Satu rangkaian yang besar adalah pendekatan program pembelajaran linear yang
cenderung merubah semua informasi ke dalam unit-unit kecil dan meminta respon terus
menerus dari pembelajar, aktivitas dasar, atau anda ingin menampilkan informasi
tersebut ke dalam bentuk beberapa tujuan terlebih dahulu pada berbagai aktivitas
pebelajar. Anda harus mempertimbangkan 5 faktor dalam menentukan jumlah informasi
yang akan ditampilkan (atau ukuran „kelompok‟), yaitu :

 Level usia pebelajar


 Kompleksitas materi
 Jenis-jenis pembelajaran
 Variasi aktivitas.
 Jumlah waktu tersedia.

3. Komponen Belajar dalam Strategi Pembelajaran

Konsep dasar dalam strategi pembelajaran adalah peristiwa pembelajaran yang


dideskripsikan dalam condition of learning Gagne (1970). Dalam pandangan psikologi
kognitif ada 9 event yang menghadirkan efektivitas mengajar eksternal yang
mendukung mental proses pembelajaran internal, yaitu : Memperoleh perhatian,
Menginformasikan tujuan pembelajaran, Menstimulasi ingatan dan prasyarat
pembelajaran, Menampilkan materi-materi, Menyediakan bimbingan pembelajaran,

BAHRUR ROSYIDI | MODEL PENGEMBANGAN DICK AND CARREY 52


Menimbulkan performa, Memberikan feed back, Menilai kinerja, Memperkaya ingatan
dan mentransfer.

Dalam strategi pengajaran ada lima komponen utama:

1. Kegiatan pra pembelajaran ( pendahuluan )


1. Perhatian dan Motivasi Pebelajar
2. Menjelaskan Tujuan
3. Menjelaskan dan Memastikan Pengetahuan PraSyarat

1. Isi presentasi / Penyajian Informasi


1. Uraian Materi
2. Contoh
3. Partisipasi pembelajar
4.
1. Praktek
2. Umpan Balikan
3. Penilaian
1. Tes Perilaku Masukan
2. PreTest
3. PosTest
4. Kegiatan Tindak lanjut
1. Remediasi (review)
2. Pengayaan

Adapun uraian dari kelima komponen tersebut sebagai berikut :

1. Kegiatan pra pembelajaran (pendahuluan) ; sebelum memulai pembelajaran


formal anda harus mempertimbangkan 3 faktor yaitu: motivasi pembelajar,
menginformasikan apa yang akan harus mereka pelajari, memastikan bahwa
mereka sudah mempunyai pengetahuan prasyarat sebelum memulai
pembelajaran
2. Isi presentasi/ penyajian materi; disini anda harus menentukan dengan tepat
informasi konsep aturan dan prinsip-prinsip apa yang perlu diberikan pada
pembelajar. Ini merupakan penjelasan dasar dari unit-unit yang ada di dalamnya.
Kesalahan utama yang sering terjadi dalam langkah ini adalah menyampaikan
terlalu banyak informasi, khsususnya informasi yang tidak ada hubungannya
dengan tujuan. Tidak hanya penting untuk mendefenisikan konsep-konsep baru,
tetapi juga menjelaskan hubungan antar konsep-konsep tersebut. Anda juga
perlu menentukan tipe dan jumlah contoh yang akan diberikan pada setiap
konsep.
3. Partisipasi pebelajar; merupakan pemberian aktivitas yang berhubungan
langsung dengan tujuan. Pebelajar harus diberi kesempatan untuk
mempraktekkan apa yang diinginkan, dan mampu dilakukan oleh mereka.
Pembelajar seharusnya tidak hanya mampu mempraktekkan tetapi mereka juga
harus memberi feed back.

BAHRUR ROSYIDI | MODEL PENGEMBANGAN DICK AND CARREY 53


4. Penilaian (assessment); empat kriteria dasar di dalam penilaian sudah
digambarkan didalam chapter 7, tes entry behavior, pre test, tes praktek, dan
post test. Fungsi utama dari tes tersebut sudah digambarkan, tetapi disini
sebagai seorang desainer anda harus memutuskan dengan tepat apa strategi
anda. Pertama anda harus tahu bagaimana menggunakan tes praktek, lalu anda
harus bisa memutuskan hal-hal berikut ini.
5. Kegiatan Tindak lanjut adalah kegiatan review keseluruhan dari strategi untuk
menentukan apakah memori/materi pembelajaran dan transfer perlu untuk
diberikan. Pertanyaan ini bisa dijawab dengan mengulang kembali analisis
konteks kinerja.

4. Komponen Belajar Untuk Pebelajar Dengan Level Kemampuan Dengan


Kedewasaan yang Berbeda.

Aspek pertama yang perlu diperhatikan adalah mengingat bahwa komponen belajar itu
ditujukan untuk memandu proses intelektual pembelajar melalui aktivitas dan mental
yang membantu pembelajaran. Idealnya adalah semua pembelajar harus mampu
mengatur proses intelektual mereka seperti menjadi pebelajar yang mandiri.

1) Komponen Belajar Untuk Berbagai macam Outcome (Hasil).

Komponen dasar belajar untuk berbagai hasil pembelajaran dalam strategi


pembelajaran adalah intelektual skill, informasi verbal, skill motorik dan perilaku.

 Intelektual skill;

Seorang desainer harus menyadari dua hal yaitu cara pebelajar mengorganisir
pengetahuan yang diterima dalam memori dan keterbatasan kemampuan mereka untuk
mengingat materi baru. Strategi yang digunakan harus mencakup cara-cara bagaimana
pebelajar dapat menghubungkan materi baru yang didapatkan dengan pengetahuan
yang sudah ada dalam memori.

 Informasi verbal;

Prosedur yang direkomendasikan oleh Gagne untuk membantu siswa mengatur


informasi baru adalah dengan memberikan outline atau tabel yang merangkum
informasi ini.

 Skill motorik;

Apa implikasi dari deskripsi pembelajaran skill motorik yang menampilkan isi, contoh,
praktek dan umpan balik (feed back) ?Implikasi yang sangat nyata adalah persyaratan
dari beberapa presentasi visual dari skill, sudah pasti video atau film bisa digunakan
untuk melihat gerak tetapi sering foto dan gambar juga bisa digunakan, Kategori isi dan
contoh dalam strategi biasanya dalam bentuk deskripsi verbal yang diikuti dengan
ilustrasi.

BAHRUR ROSYIDI | MODEL PENGEMBANGAN DICK AND CARREY 54


 Perilaku

Perilaku terdiri dari tiga komponen: perasaan, sikap, dan pemahaman kognitif.
Perasaan bisa dideskripsikan sebagai hal yang menyenagkan atau tidak
menyenangkan yang diekspresikan melalui kecenderungan kita untuk mendekati atau
menghindari sebuah situasi.Sikap, harus mendemonstrasikan kondisi yang
menggambarkan tujuan performa.

2) Komponen Belajar untuk Strategi Pembelajaran Konstruktivisme

Pendekatan belajar dalam presepektif konstrutivisme lebih menekankan pada,


pendekatan pembelajaran yang berorientasi pada pebelajar (siswa).Dalam strategi
konstruktivisme pembelajaran didesain dan dikelola sedemikian rupa, sehingga
pembelajaran dapat menggali secara optimal potensi yang dimiliki oleh pebelajar
(siswa). Komponen belajar untuk strategi pembelajaran konstruktivesme sama dengan
komponen terdahulu, tapi pada pendahuluan atau dalam deskripsi lebih menekankan
keterlibatan siswa dalam memberikan gambaran yang objektif yang disesuaikan
dengan kehidupan sehari-hari. Demikian juga dalam partisipasi siswa mempunyai porsi
yang lebih besar dan umpan balik dapat dilakukan pada proses tersebut..Berikut bagan
komponen belajar konstruktivisme.

C. Hasil Pengembangan

KOMPONEN-KOMPONEN PRAPENGAJARAN, PENGETESAN DAN TINDAK


LANJUT DARI STRATEGI PEMBELAJARAN
Aktivitas Kegiatan Prapembelajaran
Motivasi:

Menjelaskan kepada siswa tentang keindahan-keindahan dalam seni rupa dan


memberikan ilustrasi serta contoh-contoh hasil karya seni rupa yang memiliki nilai
estetika, ekonomis dan dapat menambah wawasan serta melatih siswa untuk
mencintai khasanah budaya nusantara melalui karya seni rupa.
Tujuan

1.1. Melalui eksplorasi tentang bahan bahan bekas siswa dapat menuliskan
macam-macam bahan bekas untuk membuat karya seni kriya.
1.2 Melalui diskusi siswa dapat menyebutkan bebrapa alat untuk membuat
seni kriya.

2.1 Dengan menyiapkan bahan dan alat siswa dapat mengumpulkan bahan
yang sesuai untuk pembuatan kartu ucapan.

2.2 Dengan menyiapkan alat dan bahan siswa dapat memilih bahan dan alat
yang sesuai untuk pembuatan kartu ucapan.

2.3 Dengan mengamati beberapa contoh pola / desain yang disiapkan guru
BAHRUR ROSYIDI | MODEL PENGEMBANGAN DICK AND CARREY 55
siswa dapat membuat desain kartu ucapan.

2.4 Dengan latihan membuat pola kartu ucapan siswa dapat membuat
bagian-bagian kartu ucapan.

2.5 Melalui kerja kelompok siswa dapat mrenggabungkan bagian-bagian


pola kartu ucapan.

2.6 Melalui kerja kelompok siswa dapat menyelesaikan proses pembuatan


kartu ucapan
PENGETESAN

Batas Kriteria Ketuntasan Minimal : 65

Yaitu, siswa yang memperoleh nilai di bawah 65 berarti dianggap belum


menguasai material pembelajaran.
1. Tingkah Laku Masukan

Untuk menetahui ketrampilan mana yang sudah dikuasai siswa, maka perlu
dilakukan Tes Tingkah Laku Masukan, dengan mengujikan beberapa soal, yang
berkaitan dengan sejumlah ketrampilan subordinat yang telah disusun.
Ketrampilan-ketrampilan yang sudah dikuasai akan diletakkan di bawah garis
entry behavior, sedangkan yang belum dikuasai di atas garis entry behavior dan
perlu disiapkan material pembelajarannya. Jika hanya beberapa siswa yang tidak
menguasai ketrampilan subordinat, maka siswa tersebut diberi tugas mandiri
untuk menguasai ketrampilan yang belum dikuasai tersebut. Namun jika semua
siswa belum menguasai semua ketrampilan subordinat, maka ditetapkan tidak
ada garis entry behavior.

2. Pra-Tes

Dilakukan sebelum memulai pembelajaran, yaitu menguji beberapa soal tentang


ketrampilan subordinat yang berada di atas garis entry behavior

Pasca Tes

Dilakukan setelah semua material pembelajaran disampaikan.


KEGIATAN TINDAK LANJUT
Remedial

Bagi siswa yang belum mencapai batas minimal yang telah ditetapkan, akan
diberikan remedial (dibimbing lagi tentang materi yang belum dikuasai atau
dengan tutor sebaya dan diahiri dengan tes ahir).

Bagi siswa yang telah mencapai batas minimal kelulusan, maka yang
bersangkutan akan diberi pengayaan materi, berkaitan dengan kreasi-kreasi seni
BAHRUR ROSYIDI | MODEL PENGEMBANGAN DICK AND CARREY 56
rupa yang lain (membuat pigura, kartu lebaran dan lain-lain).
Isi Presentasi dan Aktivitas Partisipasi Belajar
Tujuan 1.1.Melalui eksplorasi tentang bahan bahan bekas siswa dapat
menuliskan macam-macam bahan bekas untuk membuat karya seni kriya.
Isi Presentasi

Pebelajar menuliskan macam-macam bahan bekas untuk membuat karya seni


kriya.

Contoh

Kertas koran, kertas HVS, Kertas Folio, Kertas asturo, Kertas buffalo, Kertas
gambar, Kertas emas, lidi, daun kering, bunga kering ,bungkus makanan, klise,
bulu unggas, ranting, pelepah daun kelapa dll
Partisipasi siswa

1. Siswa mencari dan mengumpulkan bahan-bahan bekas untuk membuat karya


seni kriya di lingkungan tempat belajar.
Praktik

Siswa mengumpulkan bahasa bekas di lingkungan sekolah.


Umpan balik

1. Tunjukkan bahan bekas yang sudah dikumpulkan oleh pebelajar.

2. Sebutkan nama-nama bahan yang digunakan dalam pembuatan seni kriya.


Tujuan 1.2 Melalui diskusi siswa dapat menyebutkan bebrapa alat untuk
membuat seni kriya.
Isi Presentasi

1.Siswa membuat kelompok diskusi maksimal 5orang.

2. Siswa berdiskusi untuk membahas tentang alat-alat yang digunakan untuk


membuat seni kriya.

Contoh

Pisau, Cutter, gunting, lem, mistar, jangka, palu, paku, gergaji, paku payung dll
Partisipasi siswa

1. Siswa mengumpulkan alat-alat untuk membuat seni kriya.


Praktik

Siswa mengumpulkan alat-alat untuk membuat seni kriya


Umpan balik

BAHRUR ROSYIDI | MODEL PENGEMBANGAN DICK AND CARREY 57


1. Tunjukkan alat-alat untuk membuat seni kriya.

2. Menyebutkan nama- nama alat untuk membuat seni kriya


Tujuan 2.1 Dengan menyiapkan bahan dan alat siswa dapat mengumpulkan
bahan yang sesuai untuk pembuatan kartu ucapan
Isi Presentasi

Siswa dapat mengumpulkan, mengelompokkan, memilih bahan yang sesuai


untuk pembuatan kartu ucapan

Contoh

Siswa mengumpulkan, mengelompokkan, memilih bahan yang sesuai untuk


pembuatan kartu ucapan
Partisipasi siswa

1. Siswa mengumpulkan, bahan yang sesuai untuk pembuatan kartu ucapan

2. Siswa mengelompokkan bahan yang sesuai untuk pembuatan kartu ucapan

3. Siswa memilih bahan yang sesuai untuk pembuatan kartu ucapan


Praktik

Siswa mengumpulkan, mengelompokkan, memilih bahan yang sesuai untuk


pembuatan kartu ucapan
Umpan balik

1. Kumpulkan bahan-bahan untuk membuat seni kriya.

2. Pilihlah bahan-bahan untuk membuat seni kriya.

3. Kelompokkan bahan-bahan untuk membuat seni kriya.


Tujuan 2.2 Dengan menyiapkan alat dan bahan siswa dapat memilih bahan dan
alat yang sesuai untuk pembuatan kartu ucapan.
Isi Presentasi

Siswa dapat memilih bahan dan alat yang sesuai untuk pembuatan kartu
ucapan.

Contoh

Siswa memilih bahan dan alat yang sesuai untuk pembuatan kartu
ucapan.Seperti kertas, koran, kertas buffalo, kertas gambar, kertas emas, pisau,
gunting, lem, curter, penggaris, paku payung, palu dll.

BAHRUR ROSYIDI | MODEL PENGEMBANGAN DICK AND CARREY 58


Partisipasi siswa

1. Siswa memilih, bahan yang sesuai untuk pembuatan kartu ucapan

2. Siswa memilih alat yang sesuai untuk pembuatan kartu ucapan


Praktik

Siswa memilih bahan dan alat yang sesuai untuk pembuatan kartu
ucapan.Seperti kertas, koran, kertas buffalo, kertas gambar, kertas emas, pisau,
gunting, lem, curter, penggaris, paku payung, palu dll.
Umpan balik

1. Pilihlah bahan-bahan untuk membuat seni kriya.

2. Pilihlah alat-alat untuk membuat seni kriya.


Tujuan 2.3 Dengan mengamati beberapa contoh pola / desain yang disiapkan
guru siswa dapat membuat desain kartu ucapan.
Isi Presentasi

siswa dapat membuat desain kartu ucapan.

Contoh

siswa membuat desain kartu ucapan dengan berbagai variasi contoh yang
disiapkan oleh guru.
Partisipasi siswa

1. Siswa mengamati berbagai contoh desain kartu ucapan

2. Siswa membuat berbagai contoh desain kartu ucapan


Praktik

Siswa membuat berbagai contoh desain kartu ucapan


Umpan balik

1. Tunjukkan hasil pembuatan desain kartu ucapan yang dibuatnya


Tujuan 2.4 Dengan latihan membuat pola kartu ucapan siswa dapat membuat
bagian-bagian kartu ucapan.
Isi Presentasi

Siswa membuat bagian-bagian kartu ucapan, bagian frame/ kerangka, bagian


pelengkap/ assesoris.

Contoh

BAHRUR ROSYIDI | MODEL PENGEMBANGAN DICK AND CARREY 59


Bagian-bagian kartu ucapan:

a. bagian frame/ kerangka,

b. bagian pelengkap/ assesoris.


Partisipasi siswa

1. Siswa berlatih membuat bagian-bagian kartu ucapan:

a. bagian frame/ kerangka,

b. bagian pelengkap/ assesoris.


Praktik

Siswa membuat bagian-bagian kartu ucapan, bagian frame/ kerangka, bagian


pelengkap/ assesoris.
Umpan balik

1. Tunjukkan bagian-bagian kartu ucapan yang dibuatnya.

2. Tunjukkan kerangka kartu ucapan yang dibuatnya

Tunjukkan bagian pelengkap kartu ucapan yang dibuatnya


Tujuan 2.5 Melalui kerja kelompok siswa dapat mrenggabungkan bagian-
bagian pola kartu ucapan.
Isi Presentasi

Siswa menggabungkan bagian-bagian pola kartu ucapan.

Contoh

1.Siapkan kerangka utama pembuatan kartu ucapan!

2.Gabungkan kerangka utama dengan pelengkap/ assesoris.


Partisipasi siswa

Siswa menggabungkan bagian-bagian pola kartu ucapan . Bagian kerangka/


pokok dan pelengkap digabungkan satu sama lain.
Praktik

Siswa praktik menggabungkan bagian-bagian pola kartu ucapan . Bagian


kerangka/ pokok dan pelengkap digabungkan satu sama lain.
Umpan balik

BAHRUR ROSYIDI | MODEL PENGEMBANGAN DICK AND CARREY 60


1. Tunjukkan bagian-bagian kartu ucapan yang dibuatnya.

2. Gabungkan/ tempelkan bagian utama dengan bagian pelengkap


Tujuan 2.6 Melalui kerja kelompok siswa dapat menyelesaikan proses
pembuatan kartu ucapan
Isi Presentasi

Siswa menyelesaikan proses pembuatan kartu ucapan serta proses finishing.

Contoh

1. Siswa bekerja kelompok menyelesaikan proses pembuatan kartu ucapan ,


merapikan, memperbaiki dan finising.
Partisipasi siswa

Siswa berpartisipasi dalam menyelesaikan proses pembuatan kartu ucapan


serta proses finishing
Praktik

Siswa praktik menyelesaikan proses pembuatan kartu ucapan serta proses


finishing kartu ucapan.
Umpan balik

1. Tunjukkan hasil pembuatan kartu ucapan yang dibuat pebelajar.

2. Kumpulkan hasil kerja pembuatan kartu ucapan .

BAHRUR ROSYIDI | MODEL PENGEMBANGAN DICK AND CARREY 61


Langkah ke-7
MENGEMBANGKAN DAN MEMILIH MATERIAL PEMBELAJARAN
( Develop and Select Instructional Material )

A. Latar Belakang

Dalam menyusun desain pengembangan materi pembelajaran sangat penting, karena


pencapaian tujuan yang di tetapkan terinci pada materi pembelajaran.Meskipun begitu
tidak berarti mengesampingkan unsur-unsur lainnya termasuk siswa, metode, maupun
penilaian.Oleh karena itu pengembangan bahan pembelajaran sebaiknya melibatkan
pusat sumber belajar baik yang didesain maupun yang tidak didesain.Sehingga sebagai
desainer bahan pembelajaran jangan tergantung pada buku teks saja tetapi
memanfaatkan sumber bahan pembelajaran. Disadari atau tidak kondisi sekarang
kurang memperhatikan pengembangan bahan pembelajaran secara baik, kadang
seorang guru mengajar didepan kelas berbicara sesuai apa yang diingat saat itu tanpa
ada perencanaan dalam pembelajaran. Pengembangan materi pembelajaran perlu
dilakukan mulai penyusunan perencanaan pembelajaran sehingga diharapkan dapat
mencapai hasil belajar yang optimal.

B. Konsep Pengembangan

Sistem Penyampaian dan Pemilihan Material

Pada titik ini dalam proses desain pembelajaran, sebuah sistem pengiriman ditentukan
dan strategi pengajaran telah dikembangkan, termasuk pengelompokan dan
pengurutan, komponen pembelajaran, pengelompokan siswa, dan tentatif pilihan
media. ada 3 faktor cara pemilihan media yaitu: (1) ketersediaan bahan pembelajaran
yang ada, (2) dapat di implementasikan dan diproduksi, (3) memberi kemudahan pada
instruktur

1. Komponen Paket Pembelajaran

Dengan strategi pembelajaran selesai di tangan, Anda, pada akhirnya, siap untuk mulai
memilih bahan pengajaran yang ada, mengembangkan bahan sendiri, atau menulis
spesifikasi untuk orang lain yang akan mengembangkan bahan-bahan. Sebelum Anda
mulai Anda harus sadar akan beberapa komponen yang biasanya membentuk suatu
paket pembelajaran, dan perhatikan bahwa dalam istilah paket kami menyertakan
semua bentuk cetak dan bahan-bahan ditengahi.

1. Memilih Material Yang Ada

Langkah selanjutnya mengikuti perkembangan strategi pengajaran adalah untuk


menentukan apakah ada bahan yang ada yang sesuai dengan tujuan Anda. Di
beberapa daerah konten anda akan menemukan materi yang berlimpah yang tersedia,
baik dangkal atau sangat rinci, yang tidak benar-benar diarahkan untuk target populasi
di mana Anda tertarik. Di sisi lain, kadang-kadang adalah mungkin untuk

BAHRUR ROSYIDI | MODEL PENGEMBANGAN DICK AND CARREY 62


mengidentifikasi bahan yang akan melayani setidaknya sebagian dari kebutuhan Anda.
Ketika Anda mempertimbangkan biaya pengembangan video atau presentasi
multimedia, itu jelas sepadan dengan upaya untuk menghabiskan beberapa jam
meneliti bahan-bahan yang ada untuk menentukan apakah mereka memenuhi
kebutuhan anda.

1. Bahan yang berpusat pada tujuan


2. Bahan yang berpusat pada pembelajar
3. Bahan yang berpusat pada konteks

1. Mengembangkan Material untuk Evaluasi Formatif

Draft kasar Bahan Kita semua tahu apa istilah konsep kasar berarti, karena kita semua
menulis draf kasar kertas yang kemudian telah direvisi menjadi bentuk akhir. Konsep
kasar berarti tentang hal yang sama ketika diterapkan pada bahan pengajaran, tetapi
membawa makna tambahan bahwa produk tersebut dikembangkan di alternatif,
sederhana, lebih murah format media.

Tujuan untuk melakukan konsep kasar bahan baku untuk membuat cepat, biaya rendah
versi desain Anda, sehingga Anda akan memiliki sesuatu untuk membimbing produksi
akhir dan sesuatu untuk memperhitungkan evaluasi formatif dan mencoba dengan
subjek-materi ahli, beberapa pelajar, atau sekelompok pelajar.

1. Langkah-langkah Pengembangan Pembelajaran


1. Meninjau strategi pengajaran untuk setiap tujuan dalam setiap pelajaran.
2. Survei literatur dan bertanya kepada ahli bidang study untuk menentukan
bahan pengajaran apa yang sudah tersedia.
3. Pertimbangkan bagaimana Anda dapat mengadopsi atau mengadaptasi
bahan-bahan yang tersedia.
4. Menentukan apakah bahan-bahan baru harus dirancang. Jika demikian,
lanjutkan ke langkah Jika tidak, mulai mengatur dan menyesuaikan
bahan-bahan yang tersedia, dengan menggunakan strategi pengajaran
sebagai panduan.
5. Periksa analisis peserta didik dan untuk setiap pelajaran,
mempertimbangkan peran instruktur dalam memfasilitasi instruksi dan
menentukan sejauh mana Anda ingin instruksi untuk diri sendiri atau
kelompok-berjalan mondar-mandir.
6. Periksa analisis konteks pembelajaran dan asumsi-asumsi Anda tentang
sumber daya yang tersedia untuk mengembangkan bahan.
Mempertimbangkan kembali sistem penyampaian dan media yang dipilih
untuk mempresentasikan bahan-bahan, untuk memantau praktik dan
umpan balik, untuk mengevaluasi, dan untuk meningkatkan memori
pelajar dan transfer.
7. Rencana dan menulis bahan-bahan pengajaran berdasarkan strategi
pengajaran dalam bentuk draf. Anda akan takjub melihat betapa tongkat
ilustrasi angka-angka dan kasar dapat membawa ide-ide Anda untuk

BAHRUR ROSYIDI | MODEL PENGEMBANGAN DICK AND CARREY 63


hidup untuk sidang pertama. Cetak, visual, atau materi auditori dalam
bentuk kasar ini akan memungkinkan Anda untuk memeriksa urutan,
aliran ide, ketepatan ilustrasi ide, kelengkapan, kecepatan, dan
seterusnya. Buatlah seperangkat bahan kasar selengkap mungkin cukup
untuk setiap aktivitas pembelajaran.
8. Periksa setiap selesai pelajaran atau sesi belajar untuk kejelasan dan
aliran ide.
9. Menggunakan satu unit pembelajaran yang lengkap, tulis instruksi yang
menyertainya untuk membimbing para siswa melalui kegiatan jika
diperlukan.
10. Menggunakan bahan-bahan yang dikembangkan di pertama ini tidak
mahal, konsep kasar, mulai kegiatan evaluasi. Bab 10 memperkenalkan
dan membahas prosedur dan kegiatan untuk mengevaluasi dan merevisi
bahan pengajaran.
11. Anda mungkin juga mengembangkan bahan-bahan untuk instruktur
manual saat Anda pergi bersama-sama atau Anda dapat membuat
catatan ketika Anda mengembangkan dan merevisi presentasi dan
kegiatan pembelajaran. Menggunakan catatan, Anda dapat menulis
panduan instruktur kemudian

C. Hasil Pengembangan

Tabel 7.2 Peran Guru Dalam Rancangan Dan Penyampaian Pengajaran

Peran guru dalam Cara penyajian pembelajaran untuk setiap tahap


merancang bahan pembelajaran
1. Guru merancang Kegiatan pra Penyajian Pengikut Kegiatan Tes
bahan pembelajaran pembelajaran Informasi sertaan Lanjutan
individual Siswa Guru/Bahan
Bahan Bahan Bahan
Bahan
2. Guru memilih dan Bahan dan Bahan dan Bahan dan Bahan Guru/Bahan
mengubah bahan atau guru atau guru atau guru dan atau
yang ada agar guru
sesuai dengan
strategi
pembelajaran
3. Guru tidak Guru Guru Guru Guru Guru/Bahan
memakai bahan,
tetapi
menyampaikan
pembelajaran
sesuai strategi
Peran guru dalam Cara penyajian pembelajaran untuk setiap tahap
merancang bahan pembelajaran
1. Guru Kegiatan pra Penyajian Pengikut Kegiatan Tes
BAHRUR ROSYIDI | MODEL PENGEMBANGAN DICK AND CARREY 64
merancang pembelajaran Informasi sertaan Lanjutan
bahan Siswa Guru/Bahan
pembelajaran Bahan Bahan Bahan
individual Bahan

2. Guru memilih dan Bahan dan Bahan dan Bahan dan Bahan Guru/Bahan
mengubah bahan atau guru atau guru atau guru dan atau
yang ada agar guru
sesuai dengan
strategi
pembelajaran
3. Guru tidak Guru Guru Guru Guru Guru/Bahan
memakai bahan,
tetapi
menyampaikan
pembelajaran
sesuai strategi

Tabel 7.3 Rencana Pemilihan Format Material Pembelajaran

Alat/Perantara Yang akan digunakan Garis Besar Draf yang akan dibuat
Ilustrasi Teks Teks dan beberapa contoh gambar
kartu
Ukuran Teks
Ukuran A-4
LCD
Bahan ajar dalam bentuk Power Point

MENGEMBANGKAN DAN MEMILIH MATERIAL PEMBELAJARAN

MATA PELAJARAN : SENI BUDAYA

KELAS/SEMESTER : VIII / GANJIL

TAHUN PELAJARAN : 2009/2010

PERTEMUAN KE-1

SUB
KOMPONEN TEKS
KETRAMPILAN
Pretes 2.2 Skor:………………..Nama:
………………………..
Isi Presentasi 2.2.1
Tanggal :

BAHRUR ROSYIDI | MODEL PENGEMBANGAN DICK AND CARREY 65


Contoh: 2.1.1 ………………………………………………

Isi Presentasi: 2.2.1 Soal:

Contoh: 2.2.1 1. Jelaskan manfaat barang-barang


bekas
2.2.1 2. Tuliskan minimal 10 jenis barang
bekas yang bisa dimanfaatkan untuk
membuat Kartu Ucapan!
3. Jelaskan urutan cara membuat Kartu
Ucapan dari barang bekas!

Menjelaskan kepada siswa tentang


keindahan-keindahan dalam seni rupa dan
memberikan ilustrasi serta contoh-contoh
hasil karya seni rupa yang memiliki nilai
estetika, ekonomis dan dapat menambah
wawasan serta melatih siswa untuk
mencintai khasanah budaya nusantara
melalui karya seni rupa.

Seni rupa terapan nusantara dapat


mencerminkan nilai-nilai budaya nusantara,
dari berbagai daerah yang memiliki ciri khas
masing-masing. Berbagai jenis karya seni
rupa antara lain:

1. Seni kerajinan Tapis NTT


2. Berbagai macam gambar ilustrasi dan
seni grafis lainnya

Membuat kreasi dari barang bekas dapat


berupa Kartu ucapan, Pigura foto, tempat
tissue, tempat pensil, tempat Koran,
hisasan didnding, assesoris, dan lain-lain.
Kreasi ini dapat dibuat dengan
memanfaatkan barang-barang bekas yang
ada di sekitar kita, antara lain; koran,
majalah, klise film, kardus, pita, kain, triplek,
papan, dan lain-lain. Selain barang bekas,
bahan lain yang dapat digunakan antara lain
dengan memanfaatkan tumbuh-tumbuhan
yang ada di sekitar kita.

Beberapa Contoh Kartu Ucapan:

BAHRUR ROSYIDI | MODEL PENGEMBANGAN DICK AND CARREY 66


1. Kartu Ulang Tahun

1. Kartu Bermotif Kucing

1. Kartu Bermotif Tumbuhan

1. Kartu Bermotif Klise Film

1. Kartu Bermotif Rumah

Mencari Bahan-Bahan Yang Diperlukan:

Bahan bekas yang bisa dimanfaatkan antara


lain:

Kertas majalah, koran, buku-buku, kertas


karton, kertas bufalo, kertas manila, bungkus
permen, bungkus ciki, klise film, sabut
kelapa, daun / bunga kering, pita, biji-bijian
kering, foto, kulit kayu, manik-manik, kain,
dan lain-lain, sesuai kreativitas/ide yang
muncul.

1. Kertas-kertas bekas

BAHRUR ROSYIDI | MODEL PENGEMBANGAN DICK AND CARREY 67


Langkah ke-8
MERANCANG DAN
MELAKUKAN EVALUASI FORMATIF PEMBELAJARAN
( Desigingn and Conducting Formative Evaluations )

A. Latar Belakang

Evaluasi formatif adalah pengumpulan data dan informasi selama pengembangan


instruksi yang dapat digunakan untuk meningkatkan efektivitas instruksi. Evaluasi
formatif awalnya digunakan sebagai proses untuk meningkatkan instruksi setelah draft
pertama pengajaran dikembangkan. Desainer berpengalaman, bagaimanapun,
menemukan bahwa lebih baik untuk mencoba komponen awal dari proses desain,
sehingga menghindari banyak masalah yang akan tidak dapat ditemukan sampai
setelah rancangan instruksi itu selesai.

B. Konsep Pengembangan

Evaluasi formatif adalah proses perancangan untuk memperoleh data yang dapat
digunakan untuk meninjau kembali instruksi agar lebih efisien dan efektif. Penekanan
dalam evaluasi formatif adalah pada pengumpulan dan analisis dan revisi dari instruksi.

Ada tiga fase dasar evaluasi formatif.Yang pertama adalah evaluasi perorangan,
evaluasi kelompok kecil dan uji lapangan.Sebelum ini dilaksanakan didahului oleh
tinjauan ulang dari ahli yang tidak terlibat tidak langsung tetapi mempunyai keahlian
yang relevan.

1. Merancang Evaluasi Formatif

Kerangka acuan apa yang dapat Anda gunakan untuk merancang evaluasi formatif?
Dengan mengingat bahwa tujuan evaluasi formatif adalah untuk menunjukkan
kesalahan-kesalahan tertentu dalam bahan-bahan untuk mengoreksi mereka, termasuk
desain evaluasi instrumen, prosedur, dan kebutuhan personil untuk menghasilkan
informasi tentang lokasi dan alasan untuk setiap masalah.

Ada lima bidang pertanyaan yang digunakan untuk mengevaluasi bahan.

1) Apakah bahan sudah sesuai untuk jenis hasil belajar yang diharapkan ?

2) Apakah bahan sudah memadai termasuk instruksi pada bawahan keterampilan?

3) Apakah bahan sudah jelas dan mudah dipahami ?

4) Berapakah nilai motivasi material untuk peserta didik ?

5) Bahan-bahan yang dapat dikelola secara efisien dengan cara mereka dimediasi?

BAHRUR ROSYIDI | MODEL PENGEMBANGAN DICK AND CARREY 68


2. Peranan Tenaga Ahli dalam Evaluasi Formatif

Selain adanya data evaluasi dari pembelajar perlu juga melihat analisi dari seorang ahli.
Ketika draf desain selesai terkadang desain tidak bisa melihat permasalahan yang
ada.Resensi atau pendapat dari tenaga ahli perlu dipertimbangkan untuk perbaikan dan
perubahan pada draf pertama desain. Terutama dalam strategi belajar, tipe belajar dan
ketetapatan bahan yang akan digunakan dalam desain pembelajaran.

3. Evaluasi Perorangan

Tujuan evaluasi formatif perorangan adalah untuk mengidentifikasi dan menghapus


kesalahan yang mencolok dalam pengajaran.Evaluasi ini melibatkan 3 atau lebih
peserta didik yang berinteraksi langsung dengan desainer. Ada tiga kriteria utama dan
dalam evaluasi perorangan ini yaitu : Kejelasan, Dampak dan Kelayakan .

Ada beberapa pertimbangan dalam melakukan evaluasi perorangan yaitu :

1) Memilih Pelajar

Penentuan pelajar yang dilibatkan dalam evaluasi perorangan harus mewakili populasi
target, baik segi kemampuan maupun karakteristik lainnya.Misal dari segi kemampuan,
dipilih yang diatas rata-rata, rata-rata dan di bawah rata-rata. Dilihat dari motivasi, dipilih
yang motivasi positif, netral dan negatif, Atau kalau itu bukan pelajar bisa dipilih
berdasarkan pengalaman, diatas sepuluh tahun, dua sampai lima tahun dan yang baru
setahun.

2) Pendataan

Data pendataan atau pengambilan informasi dati evaluasi perorangan seperti diatas,
yaitu : kejelasan, dampak dan kelayakan.

a. Kejelasan

Untuk kejelasan instruksi, ada tiga kategori utama dari informasi yaitu pesan, link, dan
prosedur. Kategori pertama, pesan, meliputi: kosakata, kalimat kompleksitas, dan
struktur pesan..Kategori kedua, link, bagaimana pesan dasar dirancang mencakup
konteks, contoh, analogi, ilustrasi, demonstrasi, dan sebagainya.Katagori ketiga,
prosedur, mengacu pada instruksi karakteristik seperti urutan, ukuran segmen yang
disajikan, transisi antara segmen, kecepatan, dan variasi yang dibangun ke dalam
presentasi. Ini akan berpengaruh kepada motivasi dan kecepatan dalam pembelajaran

b. Dampak

Berkaitan dengan sikap pelajar tentang instruksi pada pencapaian tujuan-tujuan


tertentu.Terkait dengan sikap, (1) secara pribadi relevan dengan dia atau dia, (2)

BAHRUR ROSYIDI | MODEL PENGEMBANGAN DICK AND CARREY 69


accomplishable dengan usaha yang wajar, dan (3) menarik dan memuaskan untuk
pengalaman.

c. Kelayakan

Berkaitan dengan pertimbangan orientasi manajemen yang dapat diperiksa selama


evaluasi sidang.Pertimbangan kelayakan termasuk kemampuan belajar, media
pengajaran, dan pengajaran lingkungan.

3) Prosedur

Prosedur yang khas dalam evaluasi perorangan adalah untuk menjelaskan kepada para
pelajar tentang bahan pembelajaran.Reaksi pembelajar terhadap materi, mengetahui
kekurangan materi, mengerjakan soal-soal, mencatat waktu yang diperlukan untuk
menyelesaikan materi. Pebelaajar akan menemukan kesalahan ketik, kelalaian konten,
halaman yang hilang, grafik yang berlabel tidak tepat, tidak sesuai link di halaman web
mereka, dan jenis lainnya. Kesulitan memahami urutan belajar, konsep belajar, dan
soal-soal yang diberikan.

4) Penilaian dan Kuesioner

Setelah siswa telah menyelesaikan instruksi dalam evaluasi perorangan, mereka


mengerjakan posttest dan kuesioner sikap dengan cara yang sama. Desainer akan
menemukan tidak hanya kesalahan, tetapi juga kenapa terjadi kesalahan. Informasi ini
dapat sangat membantu selama proses revisi. Proses untuk mengevaluasi kinerja,
produk, dan sikap dan pada akhirnya untuk merevisi pembelajaran termasuk butir-butir
soal yang ada.

5) Belajar Sisa

Salah satu kepentingan desainer selama evaluasi perorangan adalah untuk


menentukan jumlah waktu yang diperlukan bagi pelajar untuk menyelesaikan instruksi.

6) Interpretasi Data

Informasi tentang kejelasan instruksi, dampak pada pelajar, dan kelayakan instruksi
perlu diringkas dan terfokus.Aspek-aspek tertentu dari instruksi yang ditemukan untuk
menjadi lemah kemudian dapat dipertimbangkan dalam rangka rencana revisi yang
mungkin untuk meningkatkan instruksi untuk pelajar serupa.

7) Hasil

Hasil dari evaluasi satu-ke-satu adalah instruksi bahwa :

(l) berisi kosa kata yang sesuai, kompleksitas bahasa, contoh, dan ilustrasi untuk
peserta didik;

BAHRUR ROSYIDI | MODEL PENGEMBANGAN DICK AND CARREY 70


(2) baik menghasilkan sikap dan prestasi pelajar, atau direvisi dengan tujuan
meningkatkan pelajar sikap atau kinerja selama percobaan berikutnya, dan

(3) layak digunakan dengan pembelajar, sumber daya, dan pengaturan yang ada.
Instruksi lebih lanjut dapat disempurnakan dengan menggunakan kelompok kecil
cobaan.

4. Evaluasi Kelompok Kecil

Ada dua tujuan dalam evaluasi kelompok kecil.Pertama effektivitas perubahan dan
Identifikasi masalah yang masih tersisa setelah evaluasi perorangan.Kedua untuk
menentukan apakah pelajar dapat menggunakan instruksi tanpa berinteraksi dengan
instruktur.(Pada titik ini dalam diskusi kita, kita terus menganggap bahwa perancang
merancang beberapa bentuk bahan pengajaran diri.)

1) Kriteria dan Data

Langkah efektif untuk mengevaluasi pembelajaran dan kinerjanya dengan melihat skor
pretest dan posttest. Informasi yang dikumpulkan mengenai kelayakan dari instruksi
biasanya meliputi:

(l) waktu yang dibutuhkan bagi pelajar untuk menyelesaikan baik instruksi dan tolok
ukur kinerja yang dibutuhkan,

(2) biaya dan kelangsungan hidup menyampaikan instruksi dalam format dimaksudkan
dan lingkungan, dan

(3) sikap mereka yang melaksanakan atau mengelola instruksi.

2) Memilih Pebelajar

Evaluasi kelompok kecil terdiri dari 8 – 20 orang pembelajar. Dimungkin untuk memilih
secara acak dai populasi target. Atau mngkin desainer perlu mengikutkan pembelajar
yang telah ditetapkan untuk mewakili kelompok, misalnya pebelajar yang prestasinya
rendah, rata-rata, tinggi atau yang terbasa dengan prosedur tertentu misalnya berbasis
komputer, web dan yang tidak, atau yang muda, berpengalaman.

3) Prosedur

Prosedurnya guru memulai dengan menjelaskan kemudian pembelajar diberikan


pretest.Pada pelaksanaan peran guru sesedikit mungkin. Setiap pelajar yang kesulitan
dalam proses dan bagian dan solusi harus jelas dicatat sebagai bagian dari revisi data.

4) Penilaian dan Kuesioner

BAHRUR ROSYIDI | MODEL PENGEMBANGAN DICK AND CARREY 71


Langkah tambahan dari evaluasi adalah kuesioner sikap untuk mendapatkan
tanggapan pembelajar, kelemahan dan kelebihan dalam strategi pembelajaran. Oleh
karena itu pertanyaan dalam kuesioner minimal mencakup :

• Apakah instruksi menarik?

• Apakah Anda mengerti apa yang Anda harus dipelajari?

• Apakah bahan-bahan yang berkaitan langsung dengan tujuan?

• Apakah latihan-latihan praktek memadai?

• Apakah latihan-latihan praktek relevan?

• Apakah benar-benar tes mengukur pengetahuan tentang tujuan?

• Apakah anda menerima umpan balik yang memadai pada latihan-latihan praktis?

• Apakah Anda merasa percaya diri ketika menjawab pertanyaan di tes?

5) Ringkasan Data dan Analisa

Data kuantitatif dan informasi yang dikumpulkan selama evaluasi dirangkum dan
dianalisis.Data kuantitatif terdiri dari skor tes serta persyaratan waktu dan biaya
proyeksi. Informasi deskriptif terdiri dari komentar yang dikumpulkan dari sikap
kuesioner, wawancara, atau evaluator catatan tertulis selama proses evaluasi.

6) Hasil

Hasil dari evaluasi kelompok kecil mungkin perbaikan instruksi yang sederhana, seperti
mengubah contoh dan kosa kata dalam tes item atau meningkatkan jumlah waktu yang
dialokasikan untuk studi.Atau mungkin memerlukan perubahan besar dalam strategi
pengajaran (misalnya, strategi motivasi, urutan tujuan, pengiriman pembelajaran
format), atau dalam sifat informasi yang disajikan kepada peserta didik.

5. Evaluasi Uji Lapangan

Evaluasi uji lapangan menggunakan konteks belajar yang mirip dengan sasaran yang
akan digunakan. Tujuan uji lapangan untuk efektivitas perubahan pada evaluasi
kelompok kecil dan instruksi dapa digunakan pada kontek belajar yang sebenarnya.

1) Lokasi Evaluasi dan pemilihan pelajar

Uji lapangan dapat dicobakan pada kelompok besar yang terdiri dari 30 orang yang
dipilih secara acak yang berbeda. Atau pada kelas perorangan tetapi akan menemui
kesulitan karena pebelajar akan tersebar.

BAHRUR ROSYIDI | MODEL PENGEMBANGAN DICK AND CARREY 72


2) Kriteria dan Data

informasi yang dikumpulkan adalah prestasi pelajar dan sikap; instruktur prosedur dan
sikap; dan sumber daya seperti waktu, biaya, ruang, dan peralatan.

3) Prosedur Pelaksanaan Ujian Lapangan

Prosedur uji lapangan hampir sama dengan kelompok kecil. Perbedaan pada peran
desain yang harus dikurangi atau dihilangkan diganti dengan peran guru, oleh
karenanya guru harus dilatih dulu.Mungkin setelah evaluasi kelompok kecil pretest dan
posttest diubah atau dikurangi hanya menilai entry paling penting.Kuesioner difokuskan
pada faktor-faktor lingkungan yang mungkin mengganggu pembelajaran.

4) Ringkasan Data dan Interpretasi

Data prestasi dan informasi sikap pelajar dan guru diringkas untuk membantu
menemukan bagian-bagian pada instrusi yang tidak efektif. Hal ini akan digunakan
sebagai revisi akhir.

C. Hasil Pengembangan

Hasil Evaluasi Formatif

1. 1. Review Ahli

sesuai dengan komentar para ahli lain yang diundang di luar pengembang
pembelajaran, diperoleh informasi bahwa produk pembelajaran tersebut dapat
dikembangkan, karena hasilnya cukup baik berdasarkan hasil kuesioner.

Dari hasil interview dan kuesioner terdapat 3 orang ahli diperoleh informasi sebagai
berikut:

Pernyataan
Kebenaran Isi atau materi menurut bidang
iomunya dan relevansinya dengan tujuan
No. Nama Responden
pembelajaran
Baik
Kurang Cukup Baik
Sekali
Andriani, S.Pd
1 v
(Ahli bidang study)
Sentot Hardiyono, S.Pd
2 v
(Ahli Produk Media)
Darma Cahyono, S.Pd
3 v
(Ahli Pengembang Instruksional)
Jumlah 1 2

BAHRUR ROSYIDI | MODEL PENGEMBANGAN DICK AND CARREY 73


Langkah ke-9
MEREVISI PEMBELAJARAN
( Revisi Instructional )

A. Latar Belakang

Pada hampir semua model desain pembelajaran, akan ditemukan penekanan utama
pada konsep evaluasi formatif, yaitu pada pengumpulan data untuk mengidentifikasi
masalah dan merevisi bahan pengajaran. Model desainpembelajaran sering
menunjukkan bahwa setelah data yang telah dikumpulkan dan diringkas, harus direvisi
material pembelajarannya agar lebih “tepat.”

Ada dua jenis dasar revisi yang dapat digunakan untuk mempertimbangkan material
pembelajaran.Yang pertama adalah perubahan yang dibuat dengan isi atau substansi
bahan untuk membuat mereka lebih akurat atau lebih efektif sebagai sarana belajar.
Tipe kedua perubahan berkaitan dengan prosedur yang digunakan dalam
menggunakan bahan

B. Konsep Pengembangan

Ada banyak cara yang berbeda di mana data yang dikumpulkan dalam suatu evaluasi
formatif dapat dirangkum untuk menunjukkan daerah kesulitan belajar dan
kemungkinan revisi. Metode-metode yang kita gambarkan di sini adalah hanya saran.
Ketika Anda mulai bekerja dengan data Anda sendiri, Anda mungkin menemukan teknik
lain yang akan membantu Anda memperoleh lebih banyak wawasan dari mereka. Kita
akan melihat dulu apa yang dapat Anda lakukan dengan data dan informasi dari
evaluasi formatif satu-ke-satu, dan kemudian mempertimbangkan kelompok kecil dan
fase uji-lapangan.

1. Menganalisis Data Dari Uji Coba Satu-satu

Dari uji satu-satu masih dirasakan sangat sedikit data yang diperoleh, karena informasi
yang biasanya tersedia hanya dari tiga sampai lima pelajar. Karena pelajar ini dipilih
berdasarkan keragaman, informasi yang mereka berikan akan bervariasi, dalam bentuk
berbagai kemungkinan, akan sangat berbeda, bukan menyatu dengan beberapa jenis
kelompok rata-rata. Dengan kata lain, perancang harus melihat persamaan dan
perbedaan antara tanggapan para peserta didik, dan menentukan perubahan yang
terbaik.

Perancang memiliki lima jenis informasi dasar yang tersedia: Perancang memiliki lima
jenis informasi dasar yang tersedia:

1. Perilaku masukan dan karakteristik pebelajar,


2. tanggapan langsung terhadap instruksi,

BAHRUR ROSYIDI | MODEL PENGEMBANGAN DICK AND CARREY 74


3. waktu belajar,
4. posttest kinerja, dan
5. tanggapan terhadap sikap kuesioner.

Langkah pertama adalah untuk menggambarkan para pembelajar yang berpartisipasi


dalam uji satu-satu dan untuk menunjukkan kinerja mereka pada setiap entri-perilaku
tindakan.Selanjutnya, perancang harus membawa bersama semua komentar dan saran
tentang pembelajaran.Hal ini juga memungkinkan untuk menyertakan komentar dari ahli
materi, dan setiap alternatif pendekatan pembelajaran yang digunakan dengan pelajar
selama uji satu-satu.

Selanjutnya data yang akan diringkas adalah yang terkait dengan posttest. Dimulai
dengan mendapatkan item kinerja individu dan kemudian menggabungkan nilai item
untuk masing-masing tujuan sampai pada total skor. Dengan mengembangkan sebuah
tabel yang menunjukkan setiap siswa skor pretest, posttest skor, dan total waktu
belajar.

Dengan semua informasi ini di tangan, perancang siap untuk merevisi


Pembelajaran.Tentu saja, jelas revisi tertentu mungkin telah dibuat sebelum
menyelesaikan uji satu-satu.

Revisi dimulai dengan melihat kinerja pembelajar dalam melaksanakan evaluasi satu-
satu. Yaitu dengan melihat item tes apakah berfungsi baik atau tidak, Jika tidak maka
item tes kita revisi. Jika berfungsi baik maka kita revisi struktur pembelajarannya.

1. Menganalisis Data dari Kelompok Kecil dan Uji Lapangan

Kelompok kecil evaluasi formatif menyediakan perancang dengan ringkasan data yang
agak berbeda situasi. Data dari 8 – 20 siswa memungkinkan adanya data yang lebih
lengkap. Data yang tersedia biasanya adalah sebagai berikut:

1. item performa di pretest,


2. posttest, dan
3. tanggapan terhadap kuesioner sikap;
4. pembelajaran dan
5. pengujian waktu, dan
6. komentar yang dibuat secara langsung dalam bahan.

Unit dasar analisis untuk semua penilaian adalah penilaian masing-masing item.Kinerja
pada setiap item harus dinilai sebagai benar atau salah.Jika salah satu item memiliki
beberapa bagian, maka setiap bagian harus dinilai dan dilaporkan secara terpisah
sehingga informasi tidak hilang. Informasi item individu ini diperlukan untuk tiga alasan:

1. Berguna dalam memutuskan apakah ada masalah tertentu dengan item atau
apakah itu secara efektif mengukur kinerja sesuai yang dijelaskan dalam objektif.

BAHRUR ROSYIDI | MODEL PENGEMBANGAN DICK AND CARREY 75


2. Digunakan untuk mengidentifikasi sifat pembelajar mengalami kesulitan dengan
instruksi.
3. Dapat digabungkan untuk menunjukkan kinerja pelajar yang objektif, dan
akhirnya, pada seluruh tes.

Setelah item data yang telah dikumpulkan dan disusun menjadi sebuah item dasar-oleh
tujuan-tabel tersebut kemudian dimungkinkan untuk membangun tabel data yang lebih
komprehensif.

Group‟s Item-by-Objektif Kinerja tabel ringkasan data yang pertama yang harus
dibangun adalah item-oleh-meja objektif.Contoh digambarkan dalam Tabel
11.1.Asumsikan bahwa kita memiliki sepuluh-item tes yang mengukur empat
tujuan.Dua puluh pelajar berada di kelompok kecil evaluasi formatif.

Tujuan yang tercantum di bagian atas meja, dan item yang dimasukkan di baris kedua
dalam tujuan mereka mengukur.Peserta didik data dicatat dalam baris-baris di bawah
item dan tujuan. X dalam kolom di bawah item menunjukkan respon yang benar, dan
kosong menunjukkan respons yang tidak tepat untuk setiap pelajar.

Dengan data mentah yang ditampilkan dengan cara ini, kita dapat menggunakan tabel
untuk membuat dua ringkasan untuk analisis: item kualitas dan kinerja peserta didik.
Anda harus menganalisis kualitas item pertama, karena item yang rusak tidak boleh
dianggap ketika menganalisis kinerja pelajar. Bawah baris berisi ringkasan data yang
diperlukan untuk analisis item.Baris pertama berisi jumlah dua puluh siswa yang
menjawab setiap item dengan benar.Baris berikutnya berisi persentase peserta didik
yang menjawab setiap item dengan benar. Angka-angka ini diperoleh dengan membagi
jumlah siswa dalam evaluasi ke jumlah siswa yang menjawab dengan benar-yaitu,
untuk item 1,18 / 20 = .90 atau 90 persen. Baris terakhir berisi persentase dari
kelompok yang menguasai masing-masing tujuan. Nilai ini dihitung dengan membagi
jumlah siswa yang menguasai masing-masing tujuan dengan total jumlah siswa dalam
analisis. Dalam contoh ini, pelajar harus benar menjawab semua pertanyaan untuk
tujuan untuk menguasai tujuan.

Tujuan untuk item-oleh-analisis objektif tiga: untuk menentukan kesulitan dari setiap
item untuk kelompok, untuk menentukan kesulitan masing-masing tujuan untuk
kelompok, dan untuk menentukan konsistensi yang himpunan item dalam langkah-
langkah objektif peserta didik kinerja objektif.

Kesulitan item nilai-nilai di atas 80 persen mencerminkan item relatif mudah untuk
kelompok, sedangkan mencerminkan nilai-nilai yang lebih rendah yang lebih
sulit.Demikian pula, secara konsisten nilai-nilai tinggi atau rendah untuk item-item
dalam suatu tujuan mencerminkan kesulitan objektif untuk grup tersebut.Sebagai
contoh, nilai kesulitan untuk item 1 dan 2 dalam Tabel 11.1 (90 dan 95) menunjukkan
bahwa hampir semua pelajar menguasai item sebagai.

BAHRUR ROSYIDI | MODEL PENGEMBANGAN DICK AND CARREY 76


sociated dengan tujuan 1. Jika data ini berasal dari sebuah posttest, maka kita dapat
menyimpulkan bahwa instruksi yang berkaitan dengan tujuan 1 adalah
efektif.Sebaliknya, jika mereka rendah, maka mereka menunjuk kepada instruksi yang
harus dipertimbangkan untuk revisi.

Konsistensi dari indeks kesulitan item dalam suatu tujuan biasanya mencerminkan
kualitas dari item. Jika item mengukur keterampilan yang sama, dan jika tidak ada
sengaja kompleksitas atau petunjuk dalam item, kemudian peserta didik performa di set
item harus relatif konsisten. Kelompok-kelompok kecil, perbedaan dari 10 atau 20
persen tidak dianggap besar, tetapi perbedaan-perbedaan dari 40 persen atau lebih
harus menimbulkan kekhawatiran. Perhatikan dalam Tabel 11.1 data item yang
konsisten dalam tujuan 1 dan 2. Sebaliknya, data yang tidak konsisten di dalam tujuan
3 dan 4.Untuk tujuan 3, dua item ini cukup konsisten (85 dan 90), sementara satu item,
6, menghasilkan kesulitan yang jauh lebih rendah indeks (30).Seperti pola baik sengaja
mencerminkan kompleksitas dalam item atau keterampilan yang berbeda yang sedang
diukur. Pola yang objektif 4 mengilustrasikan dua konsisten item (50 dan 45) dan satu
outlier (90). Jenis ini mencerminkan pola baik petunjuk dalam butir 8 atau keterampilan
yang berbeda yang sedang diukur.Ketika kesulitan indeks tidak konsisten diamati dalam
suatu tujuan, hal ini menandakan bahwa item dalam himpunan harus ditinjau ulang dan
direvisi sebelum menggunakan kembali mereka untuk mengukur kinerja pelajar.Jika
item dinilai suara, maka mencerminkan aspek instruksi yang harus dipertimbangkan
kembali.

Pembelajar „Item-by-Objektif Kinerja Tipe kedua analisis yang dapat dilakukan dengan
menggunakan item-by-meja objektif kinerja pelajar perorangan.Sebelum melakukan
analisis ini, Anda harus menghapus item apapun dinilai cacat selama analisis
item.Terakhir empat kolom dalam tabel berisi data kinerja individu.Pertama dua kolom
ini berisi nomor dan per ¬ sen item yang dijawab dengan benar oleh setiap pelajar.Dua
kolom terakhir berisi jumlah dan persen tujuan dikuasai oleh setiap pelajar.Menjawab
semua item dalam satu tujuan ditetapkan sebagai kriteria untuk penguasaan.

Data hipotetis bagi pelajar dalam Tabel 11.1 menggambarkan bahwa individu-individu
di dalam kelompok dilakukan cukup berbeda pada tes.Dua individu menguasai semua
empat tujuan, dan nilai tertinggi untuk tiga lainnya berkisar pembelajar tidak tujuan
menguasai hingga 75 persen. Jika data ini diwakili kinerja pada perilaku masuk atau
keterampilan untuk dimasukkan dalam instruksi, maka mereka akan menyarankan yang
sudah siap untuk instruksi instruksi dan apakah benar-benar dibutuhkan oleh beberapa
anggota sampel. Sebaliknya, jika mereka tercermin posttest kinerja, maka desainer bisa
membuat kesimpulan tentang perlunya merevisi instruksi.Data tentang peserta didik
kinerja pada item dan tujuan memberikan informasi yang berbeda, dan untuk formatif
evaluator, data tujuan menguasai lebih informatif daripada skor mentah.

Peserta didik di seluruh Tes Kinerja item-oleh-tabel tujuan menyediakan data untuk
menciptakan tabel untuk meringkas peserta didik kinerja di tes.Tabel 11.2
menggambarkan bagaimana pembelajar-by-tujuan penguasaan dapat digambarkan di
tes diberikan. Data yang disajikan untuk hanya lima dari dua puluh mahasiswa dalam

BAHRUR ROSYIDI | MODEL PENGEMBANGAN DICK AND CARREY 77


analisis, dan ringkasan untuk dua puluh mahasiswa tersebut disajikan di bagian bawah
meja. Baris pertama mengidentifikasi tujuan, baris kedua menunjukkan tes, dan baris
berikutnya digunakan untuk merekam mahasiswa „penguasaan tujuan pada setiap
tes.Ringkasan baris kedua di bagian bawah tabel berisi persentase dari dua puluh
peserta didik yang menguasai masing-masing tujuan pada setiap pengujian dan
peningkatan atau penurunan persentase dari pretest ke posttest untuk setiap tujuan.
Idealnya, persentase

Tabel 11.2

peserta didik yang menguasai masing-masing tujuan harus meningkat dari pretests ke
posttests. Pola seperti digambarkan untuk semua empat tujuan dalam Tabel 11.2.

Anda mungkin juga ingin meringkas pembelajar „kinerja di tes dengan menggunakan
persentase menguasai tujuan pada setiap tes.Ringkasan seperti digambarkan dalam
Tabel 11.3.Baris teratas mengidentifikasi tes dan jumlah tujuan diukur oleh masing-
masing.Baris berikutnya berisi tujuan persentase dikuasai oleh setiap siswa pada setiap
tes.Baris bawah rata-rata persentase berisi tujuan dikuasai oleh kelompok pada setiap
tes. Dari data ini perancang dapat menyimpulkan bahwa: (l) kelompok sesuai untuk
dipilih adalah evaluasi, (2) keterampilan meliputi instruksi sebelumnya tidak dikuasai
oleh kelompok, dan (3) instruksi itu efektif dalam meningkatkan peserta didik
keterampilan.

Graphing Learners „Performances Cara lain untuk menampilkan data adalah melalui
berbagai teknik pembuatan grafik. Grafik dapat menunjukkan kinerja pretest dan
posttest untuk setiap tujuan dalam studi evaluasi formatif.Anda mungkin juga ingin
membuat grafik jumlah waktu yang diperlukan untuk melengkapi bahan pengajaran
serta jumlah waktu yang diperlukan untuk pretest dan posttest.Sebuah contoh pretest /
grafik performa posttest muncul pada Gambar 11.1.

Tabel 11.3

9
9 Posttest
Student 3 Behavior Pretest Instructional
Number Objectives Objectives Objectives
1 100 100 100 11 89 89 89
100 100
2 22 22 11

4 II
20 67 92 0 67 88

Mean 14

BAHRUR ROSYIDI | MODEL PENGEMBANGAN DICK AND CARREY 78


Figura 11.1

Teknik grafis lain untuk meringkas data evaluasi formatif melibatkan bagan analisis
pembelajaran. Prosedur ini memerlukan penentuan rata-rata pretest dan posttest
kinerja peserta didik berpartisipasi dalam evaluasi formatif pada keterampilan masing-
masing ditunjukkan pada bagan analisis pembelajaran.Perancang menggunakan
salinan bagan analisis pembelajaran, tanpa pernyataan keterampilan.Lihat Gambar
11.2 untuk contoh dari teknik ini.The pretest dan posttest skor untuk masing-masing
tujuan yang dimasukkan dalam kotak yang sesuai. Hal ini memberikan tampilan yang
menarik dari hubungan dari nilai pada

berbagai keterampilan dalam bahan pengajaran. Ini akan menjadi jelas jika peserta
didik kinerja menurun ketika mereka mendekati bagian atas hirarki. Anda mungkin juga
menemukan suatu keterampilan dikuasai oleh hanya beberapa peserta didik yang
tampaknya memiliki sedikit efek pada berikutnya superordinate penguasaan
keterampilan.

Jenis Data lain Ada jenis data lain untuk meringkas dan menganalisis di samping
peserta didik pada tujuan kinerja. Telah ditemukan bahwa cara yang baik untuk
meringkas data dari suatu sikap kuesioner ini adalah untuk menunjukkan pada salinan
kosong kuesioner persentase peserta didik yang memilih tiap alternatif untuk berbagai
pertanyaan. Jika Anda juga meminta terbuka, umum tanggapan dari pembelajar, maka
Anda dapat merangkum mereka untuk setiap pertanyaan.

Penting lain jenis data adalah komentar yang diperoleh dari pembelajar, dari instruktur
lain yang terlibat dalam evaluasi formatif, dan subjek-materi dari para ahli yang bereaksi
terhadap bahan-bahan. Data dan informasi yang dikumpulkan dalam konteks kinerja
evaluasi formatif mungkin harus diringkas dalam mode deskriptif.Karena hampir
mustahil untuk merangkum komentar ini dalam bentuk tabel atau grafik, lebih baik untuk
mencoba untuk menghubungkan masing-masing komentar ini ke bahan pengajaran
sendiri, atau untuk tujuan dalam bahan-bahan yang mereka rujuk.Komentar-komentar
ini dapat ditulis langsung pada salinan dari bahan.

Jenis akhir data ringkasan Anda mungkin ingin mempersiapkan berkaitan dengan
pendekatan alternatif apapun Anda mungkin telah digunakan selama baik kelompok
kecil evaluasi atau uji coba lapangan. Data ini mungkin kinerja pada item tes spesifik,
respon pada kuesioner sikap, atau bahkan sebuah indikasi dari total waktu belajar.

Urutan untuk Meneliti Data Ketika anda ingin menyiapkan ringkasan data Anda, Anda
akan segera mulai mendapatkan gambaran menyeluruh mengenai efektivitas umum
bahan pengajaran Anda dan sejauh mana revisi Anda mungkin diminta untuk membuat.
Setelah memeriksa data umum, kami sarankan agar Anda menggunakan data dalam
urutan berikut.

Perilaku entry Pertama, setelah menghapus data untuk semua item yang rusak, Anda
harus memeriksa data yang tersisa berkenaan dengan masuknya perilaku peserta

BAHRUR ROSYIDI | MODEL PENGEMBANGAN DICK AND CARREY 79


didik.Apakah pelajar dalam evaluasi formatif memiliki perilaku entri Anda
diantisipasi?Jika demikian, apakah mereka berhasil dengan bahan pengajaran?Jika
mereka tidak berhasil, tetapi tidak memiliki entri yang diperlukan perilaku, maka anda
harus mempertanyakan apakah Anda telah mengidentifikasi perilaku entri kritis.

Pretests dan Posttests Langkah kedua adalah untuk meninjau pretest dan posttest data
ditampilkan pada bagan analisis pembelajaran. Jika Anda sequencing bahan-bahan
yang tepat dan jika Anda mengidentifikasi keterampilan yang hierarkis bergantung pada
satu sama lain, maka kinerja pelajar harus menurun saat Anda bergerak ke atas melalui
hierarki-yaitu, harus ada pelajar miskin performa di terminal tujuan daripada
keterampilan sebelumnya . Ketika instruksi bekerja dengan baik, akan ada, tentu saja,
akan ada penurunan kinerja peserta didik sebagai pembelajar menyelesaikan
keterampilan di bagian atas analisis. Data ini akan membantu Anda mengidentifikasi
dengan tepat di mana masalah yang ada dan bahkan mungkin menyarankan
perubahan dalam urutan pengajaran keterampilan tertentu.

Ketiga, Anda dapat memeriksa skor pretest untuk menentukan sejauh mana individu
pembelajar, dan kelompok secara keseluruhan, telah memperoleh keterampilan yang
Anda mengajar. Jika mereka sudah memiliki sebagian besar keterampilan, maka anda
akan menerima relatif sedikit informasi tentang efektivitas instruksi atau bagaimana hal
itu bisa diperbaiki. Jika mereka tidak memiliki keterampilan ini, maka Anda akan
memiliki lebih percaya diri dalam analisis yang mengikutinya.

Dengan membandingkan nilai pretest dengan posttest objektif dengan objektif, yang
biasanya apa yang dilakukan ketika Anda memeriksa bagan analisis pembelajaran,
Anda dapat menilai peserta didik kinerja pada setiap tujuan tertentu dan mulai terfokus
pada tujuan tertentu dan instruksi yang terkait dengan kebutuhan yang muncul revisi .

Saat Anda mengidentifikasi tujuan-tujuan yang dilakukan pembelajar buruk, memeriksa


kata-kata yang tepat tujuan dan tes terkait item, dan tepat jawaban siswa item.Sebelum
merevisi bahan pengajaran, lihat tabel analisis konten anda untuk melihat apakah item
tes yang buruk, bukan bahan, menunjukkan kinerja pelajar miskin.Semua yang mungkin
diperlukan adalah tes direvisi item daripada revisi besar dari bahan pengajaran.

Strategi pembelajaran Langkah selanjutnya adalah untuk memeriksa strategi


pembelajaran yang terkait dengan berbagai tujuan dengan pelajar yang mengalami
kesulitan.Apakah strategi yang direncanakan benar-benar digunakan dalam bahan
pengajaran?Apakah ada strategi alternatif yang mungkin digunakan?Langkah terakhir
adalah untuk memeriksa bahan-bahan untuk mengevaluasi diri mereka komentar
tentang area masalah yang dibuat oleh peserta didik, instruktur, dan subjek-materi ahli.

Belajar Sisa Sebuah perhatian penting dalam evaluasi formatif adalah jumlah waktu
yang diperlukan oleh mahasiswa untuk melengkapi bahan pengajaran.Mungkin perlu
bagi Anda untuk merevisi bahan-bahan untuk membuat mereka dapat tampil dalam
periode waktu tertentu.Ini adalah tugas yang sangat sulit, dan itu harus dilakukan
dengan sangat hati-hati.Dengan bahan individual tidak lazim bagi pelajar yang paling

BAHRUR ROSYIDI | MODEL PENGEMBANGAN DICK AND CARREY 80


lambat untuk mengambil dua atau tiga kali lebih lama daripada pelajar tercepat.
Mengetahui apa yang harus hapus dari materi atau berubah tanpa mengganggu belajar
sangat sulit untuk ditentukan. Sering kali keputusan dapat dibuat hanya setelah
pengadilan / merevisi / persidangan / proses merevisi dengan target pelajar.

Prosedur pembelajaran Data yang berhubungan dengan pelaksanaan bahan


pengajaran juga harus diperiksa.Kami menyarankan sebelumnya bahwa Anda mungkin
mengumpulkan data menyesatkan karena salah operasi peralatan media.Mungkin juga
telah gangguan di dalam kelas, perpanjangan istirahat makan siang, atau salah satu
dari berbagai jenis kegiatan lainnya yang umum untuk berbagai instruksi ¬ pengaturan
nasional.Karena gangguan ini tidak dapat dikendalikan, mereka hanya harus dicatat
dan dijelaskan.

Di sisi lain, ada kekhawatiran prosedural yang dapat dikendalikan. Apakah pembelajar
terhambat oleh logistik yang diperlukan untuk menggunakan bahan-bahan? Apakah
ada pertanyaan tentang bagaimana untuk melanjutkan dari satu langkah ke depan?
Apakah ada penundaan panjang dalam mendapatkan nilai tes? Ini adalah jenis
masalah prosedural pelaksanaan yang sering diidentifikasi dalam kuesioner dan diskusi
tanya jawab. Solusi untuk masalah-masalah seperti itu harus ditemukan dan
dimasukkan ke dalam baik instruksi atau instruktur „manual untuk membuat kegiatan
pengajaran berjalan lebih lancar.

1. Proses Revisi

Kami menyarankan bahwa ketika Anda memulai proses revisi, Anda meringkas data
Anda seperti yang disarankan dalam bab ini. Kami menyadari bahwa kebutuhan
desainer pembelajaran akan berbeda menurut jenis bahan yang mereka bekerja,
namun strategi yang disarankan di sini harus diterapkan pada hampir semua usaha
desain pembelajaran. Sebagai contoh, jika Anda telah mengajarkan keterampilan
psikomotorik, maka kinerja posttest Anda akan dicatat pada rubrik dari beberapa
macam, dan diringkas pada bagan analisis pembelajaran. Mungkin juga ada kertas dan
pensil bawahan ujian keterampilan dan pengetahuan.Skor ini harus diperiksa
sehubungan dengan keterampilan motorik yang terkait. Penggunaan sikap tanggapan
dan waktu belajar akan sama untuk semua jenis instruksi.

Mengingat semua data dari evaluasi kelompok kecil atau uji lapangan, perancang harus
membuat keputusan tentang bagaimana membuat revisi. Hal ini hampir selalu terlihat di
mana masalahnya, tetapi tidak selalu jelas apa yang sebaiknya dilakukan perubahan.
Jika perbandingan beberapa pendekatan telah tertanam dalam evaluasi formatif, maka
hasilnya harus menunjukkan jenis perubahan yang akan dibuat. Jika tidak,
mengusulkan untuk merevisi strategi mengikuti instruksi satu-ke-satu evaluasi juga
berlaku pada saat ini, yaitu menggunakan data, pengalaman Anda, dan suara prinsip-
prinsip pembelajaran sebagai dasar untuk revisi Anda.

BAHRUR ROSYIDI | MODEL PENGEMBANGAN DICK AND CARREY 81


Satu peringatan: Hindari menanggapi terlalu cepat untuk setiap satu bagian dari data,
apakah itu adalah peserta didik kinerja pada tujuan tertentu, komentar dari seorang
individu pembelajar, atau pengamatan oleh ahli-materi subjek. Mereka semua informasi
berharga, namun Anda harus berusaha untuk menguatkan data ini dengan data
lainnya. Lihat kinerja serta data pengamatan yang akan membantu Anda berfokus pada
kekurangan tertentu dalam bahan pengajaran.

Saran tambahan: Ketika meringkas data dari evaluasi lapangan, Anda harus berhati-
hati untuk meringkas dalam yang akurat dan jelas mode. Anda akan menemukan
bahwa data-data ini menarik tidak hanya untuk Anda sebagai perancang pembelajaran,
tetapi juga akan berfungsi sebagai kendaraan yang efektif untuk menunjukkan kepada
orang lain bagaimana peserta didik dilakukan dengan instruksi Anda. Tabel dan grafik
dapat menyediakan baik umum dan penjelasan rinci tentang kinerja keseluruhan dari
peserta didik.

C. Hasil Pengembangan

Revisi terhadap semua langkah pada desain Dick and Carey adalah sebagai berikut :

1. Langkah Analisis Pembelajaran


Sesuai dengan hasil angket yang disebarkan pada responden menyatakan
langkah analisis pembelajaran yang dirancang sudah cukup baik dan tidak ada
revisi.
2. Langkah Analisis Pembelajaran dan Kontek
Sesuai dengan hasil angket yang disebarkan pada responden menyatakan
langkah analisis pembelajaran dan konteks yang dirancang sudah cukup baik
dan tidak ada revisi.
3. Langkah Menulis Tujuan Performansi
Sesuai dengan hasil angket yang disebarkan pada responden menyatakan
langkah Menulis tujuan performansi yang dirancang sudah cukup baik dan tidak
ada revisi.
4. Langkah Pengembangan Instrumen Penilaian
Sesuai dengan hasil angket yang disebarkan pada responden menyatakan
langkah Pengembangan Instrumen Penilaian yang dirancang sudah cukup baik
dan tidak ada revisi.
5. Langkah Pengembangan Strategi Pembelajaran
Pada langkah pengembangan strategi pembelajaran bagian yang di revisi
adalah:Media pembelajaran baru menggunakan laptop dan LCD. Dalam
pengembangan penggunaan media perlu digunakan media internet untuk
mencari materi dan contoh yang lebih bervariasi dan terbaru.
6. Langkah Pengembangan dan Pemilihan Material Pembelajaran
Pada langkah Pengembangan dan Pemilihan Material pembelajaran bagian
yang di revisi adalah:
a. Isi Material direvisi dengan mencari dan menambahkan materi dari berbagai
sumber belajar.

BAHRUR ROSYIDI | MODEL PENGEMBANGAN DICK AND CARREY 82


b. Penulisan Media pembelajaran pada presentasi powerpoin terlalu kecil
sehingga perlu diperbesar ukuran fontnya.
7. Langkah Mendesain tes Evaluasi Formatif
Pada langkah Mendesain tes Evaluasi Formatif bagian yang di revisi adalah:
a. Instrumen penilaian perlu ditambah soal soal yang menyangkut aspek kognitif.
b. Instrumen untuk penilaian untuk tes unjuk kerja/ tes praktik.

BAHRUR ROSYIDI | MODEL PENGEMBANGAN DICK AND CARREY 83


Langkah 10
Merancang dan Melakukan Evaluasi Sumatif
( Design and Conduct Summative Evaluations )

A. Latar Belakang

Evaluasi formatif merupakan proses pengumpulan data dan informasi dalam rangka
untuk meningkatkan efektivitas pengajaran. Sedangkan Evaluasi Sumatif adalah
proses pengumpulan data dan informasi dalam rangka untuk membuat keputusan
tentang perolehan tujuan pembelajar yang telah dirancang .

Penilaian formatif dilaksanakan sebagai suatu proses yang bersifat membangun tanpa
mengandung keputusan. Namun, pada suatu titik tertentu, perlu diketahui apakah
pengajaran kita sudah efektif. Agar kita dapat mencapai keputusan itu, penilaian
sumatif perlu dilaksanakan.

Ada dua tahap evaluasi sumatif.Yang pertama berfokus pada hubungan antara
instruksi, minat, dan kebutuhan organisasi. Tahap kedua adalah uji coba lapangan dari
instruksi yang mirip dengan fase ketiga evaluasi formatif, kecuali sekarang dilakukan
untuk tujuan yang berbeda yaitu, untuk menentukan apakah menghasilkan hasil yang
diinginkan untuk pengambil keputusan

B. Konsep Pengembangan

Evaluasi sumatif didefinisikan sebagai desain studi evaluasi dan pengumpulan data
untuk memverifikasi efektivitas bahan pengajaran dengan target pelajar. Tujuan
utamanya adalah untuk menentukan digunakan atau tidak bahan pengajaran di
lingkungan sekitar dan mengadopsi bahan yang berpotensi untuk kebutuhan
pembelajaran

Evaluasi sumatif memiliki dua fase utama: penilaian ahli dan uji coba lapangan. Tujuan
dari tahap penilaian ahli untuk menentukan apakah digunakan instruksi atau instruksi
lainnya yang memiliki potensi untuk kebutuhan pembelajaran.Tujuan dari tahap uji coba
lapangan untuk mendokumentasikan efektivitas pengajaran yang menjanjikan dengan
anggota kelompok sasaran dalam pengaturan dimaksud.Analisis dan keputusan yang
harus dibuat selama setiap tahap.

Kegiatan yang dilakukan dalam tahap penilaian ahli adalah (l) mengevaluasi
kesesuaian antara kebutuhan pembelajaran pengajaran, (2) mengevaluasi kelengkapan
dan ketepatan pengajaran, (3) mengevaluasi strategi pembelajaran yang terkandung
dalam pengajaran, (4) mengevaluasi utilitas dari instruksi, dan (5) menentukan
kepuasaan pembelajaran.

BAHRUR ROSYIDI | MODEL PENGEMBANGAN DICK AND CARREY 84


Tahap uji coba lapangan memiliki dua komponen.Pertama adalah hasil analisis, yang
melibatkan dan menentukan efek instruksi pada peserta didik.Kedua, analisis
manajemen, meliputi penilaian sikap instruktur dan supervisor yang terkait dengan
kinerja pelajar, pelaksanaan kelayakan, dan biaya.Tujuan utama dari percobaan
lapangan adalah untuk menemukan baik kekuatan dan kelemahan dari instruksi, untuk
menentukan penyebabnya, dan untuk mendokumentasikan kekuatan dan masalah.

Keputusan ahli dari Evaluasi Sumatif

1. Analisis kesesuaian
2. Analisis konten
3. Analisis Desain
4. Analisis Kelayakan

Pada sumatif soalnya bisa berbeda dengan formatif tergantung dengan h asil analisis
dan revisi.

Yang melakukan diluar perancang ; seorang evaluator

Target uji lapangan di Formatif dan Sumatif bisa berbeda yang penting satu level.

Data tes dan non tes.

Kebutuhan organisasi.Seorang penilai harus menentukan kesesuaian antara kebutuhan


organisasi, karakteristik pembelajar sasaran mereka, dan kebutuhan dan karakteristik
bahan kandidat yang dirancang.Untuk melakukan analisis kesesuaian, perancang harus
terlebih dahulu memperoleh gambaran yang jelas dari kebutuhan organisasi, yang
mencakup gambaran yang akurat catatan perilaku dan karakteristik sasaran peserta
didik.

Sumber daya. Perancang harus menganalisis kesesuaian antara sumber daya


organisasi dengan pembelian dan pelaksanaan bahan pengajaran dan biaya untuk
memperoleh dan menggunakanl bahan pembelajaran. Setelah diperoleh deskripsi yang
memadai, perancang harus membandingkan:

(1) kebutuhan organisasi kebutuhan versus dibahas dalam materi,

(2) organisasi kelompok-kelompok sasaran versus kelompok sasaran untuk bahan-


bahan, dan

(3) sumber daya organisasi versus persyaratan untuk mendapatkan dan


melaksanakan instruksi.

Pertanyaan-pertanyaan ini harus dijawab sebelum melakukan uji coba lapangan semua
bahan-bahan dengan peserta didik.

BAHRUR ROSYIDI | MODEL PENGEMBANGAN DICK AND CARREY 85


Analisis konten.

Salah satu strategi dalam menyediakan para ahli dengan menyiapkan salinan semua
bahan dan meminta mereka untuk menilai keakuratan dan kelengkapan bahan-bahan
untuk tujuan yang dinyatakan. Yang lebih baik, lebih hemat biaya-strategi yang efektif
akan bekerja dengan para ahli untuk menghasilkan sebuah analisis pembelajaran
dinyatakan. Hasil analisis ahli harus mencakup tujuan analisis dan analisis keterampilan
bawahan.

Analisis Desain,

Dalam menganalisis desain diperlukan daftar periksa yang dapat digunakan untuk
meninjau dan membandingkan bahan-bahan yang akan menjadi kandidat yang paling
menyeluruh dan menghemat waktu pendekatan.

Analisis Kelayakan kegunaan

Untuk setiap set evaluasi , harus dipertimbangkan faktor-faktor seperti ketersediaan


panduan atau silabus pelajar dan instruktur manual. Faktor-faktor yang terkait dengan
ketahanan bahan pertimbangan lain. Bahan pertimbangan lain adalah sumber daya
khusus, seperti kemampuan instruktur, peralatan, atau lingkungan yang diperlukan.
Untuk desain bagian evaluasi sumatif, diperlukan wawancara terhadap orang-orang
dalam organisasi yang meminta evaluasi. Melalui diskusi dengan mereka dapat
dipastikan bahwa telah ditentukan kebutuhan mereka, sumber daya, dan kendala.

Current User Analisis / Pemakai Analisa . Ada analisis lain yang perlu di sertakan dalam
desain. Gunanya untuk mencari informasi tambahan tentang bahan calon dari
organisasi yang berpengalaman dalam menggunakan mereka. Jenis informasi apa
yang harus dicari:

Apa perilaku dan motivasi untuk mempelajari bahan?

Apa yang mereka pretest dan posttest tingkat kinerja menggunakan instruksi?

Fase Uji lapangan dari Evaluasi sumatif

Uji lapangan mencakup bagian-bagian berikut: perencanaan untuk evaluasi,


mempersiapkan untuk pelaksanaan, pelaksanaan pengajaran dan pengumpulan data,
meringkas dan menganalisis data, dan pelaporan hasil.

Perencanaan. Kegiatan perencanaan pertama adalah desain bidang uji.Sifat dari


desain tergantung pada beberapa faktor, termasuk penilaian kebutuhan, sifat bahan,
dan apakah bahan-bahan yang lain disertakan. Perlu dievaluasi hanya satu set bahan
menggunakan satu kelompok, satu set materi menggunakan beberapa kelompok
dengan karakteristik yang berbeda atau dalam situasi yang berbeda, atau set bersaing

BAHRUR ROSYIDI | MODEL PENGEMBANGAN DICK AND CARREY 86


bahan-bahan dengan menggunakan kelompok-kelompok yang sebanding dan
pengaturan.

Aktivitas desain lain adalah untuk menggambarkan dengan jelas pertanyaan-


pertanyaan harus dijawab selama penelitian. Pada dasarnya, pertanyaan Anda harus
menghasilkan informasi untuk kedua hasil analisis (dampak pada pelajar, pekerjaan,
dan organisasi) dan analisis manajemen. Pertanyaan pasti akan berhubungan dengan
peserta didik perilaku entry-level, pretest dan posttest mereka performa di tujuan, dan
sikap mereka.

Di samping pertanyaan-pertanyaan terkait dengan kinerja dalam konteks pembelajaran,


ada seluruh rangkaian pertanyaan tentang kinerja dalam konteks transfer. Rencana
harus dibuat untuk melakukan tindak lanjut kegiatan dengan beberapa atau semua
peserta dalam instruksi.Wawancara, kuesioner, dan pengamatan dapat digunakan
dengan baik pelajar dan manajer, rekan kerja, dan bawahan dalam rangka untuk
menentukan dampak dalam konteks kinerja.

Akhir kegiatan perencanaan adalah untuk mengembangkan orientasi dan pelatihan bagi
instruktur. Evaluasi sumatif yang baik akan memerlukan kerja sama dari orang-orang
yang melaksanakan instruksi. Mereka harus merasa bahwa mereka adalah bagian
penting dari studi ini, bahwa mereka akan diberitahu, dan bahwa pendapat mereka
menghitung. Mengembangkan hubungan awal dengan kelompok ini dan
mempertahankan hubungan kerja sama di seluruh studi akan meningkatkan kualitas uji
lapangan dan data dapat diperoleh.

Mempersiapkan. Kegiatan dalam tahap persiapan mengalir dari keputusan yang dibuat
selama tahap perencanaan.Mereka melibatkan memperoleh semua bahan, instrumen,
sumber daya, dan orang-orang yang ditentukan.

Pelaksana / Mengumpulkan data.Selama pelaksanaan instruksi harus dikumpulkan


semua jenis data yang ditentukan. Pengumpulan data melalui tolok ukur kinerja,
pengamatan, wawancara, dan kuesioner.

Meringkas dan menganalisis data. Ringkasan data teknik yang telah dijelaskan untuk
uji coba lapangan evaluasi formatif sesuai untuk sumatif percobaan lapangan. Perlu
dibuat tabel untuk membandingkan kemajuan individu dan kelompok dari pretests untuk
menggambarkan posttests dan penggunaannya dalam konteks kinerja.

Pelaporan Hasil Sifat laporan evaluasi sumatif tergantung pada desain. Jika baik dalam
penilaian ahli dan tahap uji coba lapangan, maka keduanya harus didokumentasikan
dalam laporan.Pada bagian ini dijelaskan tujuan umum, pertanyaan-pertanyaan khusus,
rancangan dan prosedur, hasil, dan rekomendasi dan dasar pemikiran.Alasan untuk
rekomendasi harus berdasarkan data yang ada dalam bagian hasil.

Perbandingan evaluasi formative dengan sumatif

BAHRUR ROSYIDI | MODEL PENGEMBANGAN DICK AND CARREY 87


Perbandingan antara Evaluasi formatif dan sumatif adalah sebagai berikut:

Aspek Evaluasi formatif Evaliuasi Sumative


Tujuan Mencari kelemahan dalam Mencari kekuatan serta
instruksi untuk merevisinya kelemahan dokumen dalam
pengajaran supaya dapat
memutuskan apakah akan
mempertahankan atau
mengadopsi itu
Fase Uji satu satu Keputusan Ahli

Kelompok Terbatas Uji lapangan

Uji lapangan
Sejarah Bahan pengajaran Satu set bahan diproduksi di
pengembangan sistematis dirancang di rumah atau di tempat lain
pembelajaran rumah dan disesuaikan tidak perlu mengikuti
dengan kebutuhan pendekatan system uraian
organisasi
Bahan Satu set bahan Satu set bahan atau
beberapa set bersaing
Posisi evaluator Anggota hasil desain dan Tipe penilai dari luar
tim pengembangan
Hasil Suatu resep untuk merevisi Sebuah laporan
instruksi Biasanya mendokumentasikan desain,
evaluator eksternal prosedur, hasil, rekomendasi,
dan dasar pemikiran

C. Hasil Pengembangan

CHECKLIST UNTUK ISI ANALISIS

MENGEVALUASI KELENGKAPAN DAN KETEPATAN BAHAN

Ketrampilan Candidate Candidate Candidate


Subordinate MAT PRE POST MAT PRE POST MAT PRE POST
1 X X X X x x x x X
1.1 X X X X x x x X X
1.2 x X X X x x x X X
2 X X X X x x x X X
2.1 X X X X x x x X X
2.2 X X X X x x x X X
2.3 X X X X x x x X X
2.4 X X X X x x x x

BAHRUR ROSYIDI | MODEL PENGEMBANGAN DICK AND CARREY 88


Total

Catatan: MAT : Isi Materi Pembelajaran; PRE dan POST tes; X: Ketrampilan dalam
material/ tes.

DAFTAR PEMBANDING UNTUK ANALISIS DESAIN MENGEVALUASI STRATEGI


BELAJAR DAN PEMBELAJARAN DALAM BAHAN

ARCH Pertanyaan evaluasi Sumatif Pembelajaran Pembelajaran Pembelajaran


Motivation 1 2 3
Model
YES NO YES NO YES NO
Perhatian 1. Apakah strategi yang v v v
digunakan untuk
memperoleh dan menjaga
perhatian?
Relevansi 2. Apakah pembelajaran v v v
relevan dengan target ?
Percaya 3.Apakah pembelajar v v v
diri percaya diri untuk dapat
sukses ?
Kepuasan 4. Apakah pembelajar puas v v v
dengan pengalaman belajar
?

CHECK LIST KARAKTERISTIK PEMBELAJARAN BERDASAR PRINSIP


PEMBELAJARAN PADA KEMAPUAN INTELEKTUAL, INFORMASI VERBAL, SIKAP
DAN KETERAMPILAN

I. Pertanyaan evaluasi Pembelajaran Pembelajaran Pembelajaran


Intelektual Sumatif 1 2 3
Skill
YES NO YES NO YES NO
1. Apakah pembelajar V V V
mengingat pengetahuan
prasyarat dalam V V V
ingatannya?
V V V
2. Adakah ling
menyiapkan V V V
pembelajaran antara
kemapuan prasyarat v v V
dengan pengetahuan
baru dalam memori?

BAHRUR ROSYIDI | MODEL PENGEMBANGAN DICK AND CARREY 89


3. Adakah kemampuan
organisasi baru
menampilkan sehingga
dapat siap membangkitkan
ingatan?

4. Adakah prosedur
aplikasi menggambarkan
peran dan prinsip?

5. Apakah kualitas kriteria


langsung
menggambarkan cukup
atau tak cukup hasil
produk, atau performansi?
II. Informasi YES NO YES NO YES NO
Verbal
1. Adakah informasi baru V V V
ditampilkan pada kontek
yang relevan? V V V

2.Apakah strategi V V V
menyiapkan link informasi
baru dalam memorinya? V V V

3.Apakah informasi baru V V V


dikelola
V V V
4. Adakah tabel, ceklis,
outline yang memuat
ringkasan informasi ?

5Adakan logika
mnemonok yang
menyiapkan ketikan
informasi baru tidak dapat
terhubungkan di dalam
memori?

6. Apakah praktik
teramasuk sikap yang
diperkuat isyarat
elaborasi?
III.Sikap YES NO YES NO YES NO
1Adakah perasaan V V V
keinginan digambarkan?
BAHRUR ROSYIDI | MODEL PENGEMBANGAN DICK AND CARREY 90
2. Apakah keinginan V V V
tingkah laku
tergambarkan? V V V

3.Adakah link antara V V V


perasaan keinginan dan
tingkah laku positif V V V
dibangun?

4 Adakah sisi positif dan


negatif yang ditampilkan
dan dipercaya dari
pembelajar ?

5. Dalam umpan balik


adakah konsekwensi
positif dan negatif
dijanjikan untuk
pengalaman langsung
pembelajar?
IV. YES NO YES NO YES NO
Ketrampilan
Motorik
1. Apakah tujuan V V V
pembelajaran mirip
dengan ketrampilan V V V
pembelajar dapat
dilakukan? V V V

2.Apakah pembelajaran V V V
termasuk presentasi
visual menggambarkan
urutan waktu?

3.Apakah ketrampilan
yamng komplek merusak
bagian logika pembelajar,
analisis, eksperoimen, dan
latihan.

4. Apakah latihan yang


berulang –ulang pada
pembelajar akan
memperlancar
ketrampikan?

BAHRUR ROSYIDI | MODEL PENGEMBANGAN DICK AND CARREY 91


CEKLIS UNTUK EVALUASI

KOMPONEN PEMBELAJARAN DARI STRATEGI MATERIAL PEMBELAJARAN

Ketrampilan Subordinate Candidate Candidate Candidate


MAT POST MAT POST MAT POST
I.Pra Pembelajaran x X x x x x
Motivasi x X x x x x
Tujuan x X x x x x
Entry behavior X X X X X X
1. Penjelasan X X X X X X
2. Contoh item X X X X X X
II.Informasi presentasi X X X X X X
Struktur organisasi X X X X X X
-Heading X X X X X X
-Ilustrasi X X X X X X
Elaborasi X X X X X X
Analaogi X X X X X X
Pertimbangan promosi X X X X X X
Karakteristik contoh yg X X X X X X
relevan
Ringkasan X X X X X X
III Partisipasi Pembelajar X X X X X X
Praktek yang relevan X X X X X X
Umpan balik X X X X X X
1. Jawaban X X X X X X
2. Contoh solusi X X X X X X
3. Kesalahan Umum X X X X X X
IV. Aktivitas Tindak Lanjut X X X X X X
1Tujuan ingatan X X X X X X
Strategi tramsfer X X X X X X
Total

FORMAT UNTUK DOKUMENTASI DAN PERBANDINGAN KEGUNAAN MATERIAL

Kandidat 1 Kandidat 2
User
Kelayakan Pertanyaan Material Material User satisf
satisf
Yes No Yes No Yes No Yes No
I Karakteristik Pembelajaran
A. Apakah material terdiri dari
1. Petunjuk / Siulabus?

BAHRUR ROSYIDI | MODEL PENGEMBANGAN DICK AND CARREY 92


2. Pembelajajaran manual? V V V V
3. Item tes? V V V V
B. Dapatkah materal…. V V V V
4. dilalui individu? V V V V
5. dilalui kelompok? V V V V
6. untuk kelas tradisional? V V V V
7. digunakan pembelajaran terpusat? V V V V
8. digunakan di rumah/ perpustakaan? V V V V
C. Apakah material memerlukan
9. Instruktur khusus? V V V V
10. Alat khusus? V V V V
11. Limgkungan khusus? V V V V
D.Berapa lama dapat diambil V V V V

12.lengkap pada satu sesen?


13. Lengkap 1 unit? V V V V
14. lengkap 1 pembelajaran? V V V V
15.lengkap sampai tes? V V V V
E. Apakah material mengarahkan pada:
16. tingkat perolehan? V V V V
17. perubahab sikap dan motivasi? V V V V
18. Melengkapi pekerjaan setiap unit? V V V V
19. Melengkapi tujuan dan missi ? V V V V

BAHRUR ROSYIDI | MODEL PENGEMBANGAN DICK AND CARREY 93

Anda mungkin juga menyukai