BAB III (17-37) 2 Ag. 2017
BAB III (17-37) 2 Ag. 2017
BAB III
METODE PENELITIAN
Studi Literatur
Gagasan / ide
Pengumpulan spesimen
Persiapan metode taguchi
Struktur Mikro
Kekerasan Maksimum
Kekerasan Optimum
18
A
Kekerasan Optimum
Ketangguhan Optimum
Persiapan DQ&T
Pengambilan data
kekerasan maksimum
Austenisasi
900°C
Holding 45 min
Quenching media air
Pemanasan 9 spesimen DQ
berdasarkan variasi austenisasi dan
holding
19
B
Struktur Mikro
Kekerasan Optimum
Ketangguhan Optimum
Dokumentasi
Kesimpulan
Saran
Selesai
20
Start
Studi Literstur
Pengamatan Spesimen
Level
Faktor
1 2 3
Austenisasi 870 °C 885 °C 900 °C
Holding Time 45 min 30 min 15 min
Tempering 125 °C 150 °C 175 °C
Matrix kombinasi 9
Pengujian
Kekerasan (HV)
Ketangguhan (Joule/m)
Kombinnasi yang
Optimum
Kesimpulan
Finish
22
Start
Studi Literstur
Pembuatan Spesimen
Pengukuran Spesimen 3x3x2 mm
Persiapan Alat dan Bahan
Pengujian Metalografi
Struktur Mikro
Kekerasan (HV)
Dokumentasi
Finish
24
Start
Studi Literstur
Pengambilan Spesimen
Persiapan Alat Pengujian
Pengukuran Spesimen uji
sesuai standar ESTM E23
Mengencangkan
Pengamatan permukaan
patahan di bawah stereoscan
makroscope
Ketangguhan (Joule/m)
Fractografi
Dokumentasi
Kesimpulan
Finish
26
Start
Studi Literstur
Buka Software Minitabat
Klik DOE
9 Matriks Orthogonal
Pengujian ANOVA
Kesimpulan
Save
Finish
27
Dalam pengujian ini hanya dilakukan untuk menentukan kekerasan dari
material. Kekerasan sendiri adalah suatu sifat mekanis yang berkaitan dengan
kekuatan (strength) dan merupakan fungsi dari kandungan karbon dalam logam.
Proses laku-panas pada dasarnya terdiri dari beberapa tahapan, dimulai
dengan pemanasan sampai ke temperatur austenit, lalu diikuti dengan penahanan
selama beberapa saat, baru kemudian dilakukan pendinginan cepat menggunakan
media air.
Peralatan Percobaan menggunakan tungku pemanas furnace chamber Thermolyne
F6010 dengan Spesifikasi mesin sebagai berikut :
a. Temperatur maksimum alat 1200˚ C
b. Kapasitas 14L
c. Ukuran dimensi luar 51 x 48.5 x 53.3 cm
d. Voltage 240V
e. Temperature control digital single setpoint (A1)
f. Temperature stability ± 0.3 at 1000°C
g. Temperature uniformity ± 2.2 at 1000°C
Langkah Percobaan
Berikut ini adalah langkah-lagkah percobaan dalam praktikum proses
heat treatment :
1. Menyiapkan alat dan bahan yang akan dipakai
Memasukkan spesimen baja hot rolled plat steel ke dalam Furnace
Chamber sampai temperatur 9000 C dan ditahan selama 45 menit.
2. Material dimasukan ke dalam furnace chamber Thermolyne F6010.
Dilakukan pemanasan awal mencapai suhu austenit 900°C ditahan sampai 45
menit, dengan laju pemanasan ±5°C per menitnya.
3. Mengeluarkan spesimen pada tungku heat treatment
4. Melakukan quenching dengan media air hingga mencapai suhu
ruangan
28
Temperature (C)
V=5 C°/min
suhu ruangan
28 C suhu air 25 C
Time (min)
Gambar 3.6 Diagram Heat Treatment quenching pertama
29
Temperature (C)
Holding Time = 15 min
30 min
45 min
900 C
885 C
870 C
V= 5 C°/min
suhu ruangan
28 C
suhu air 25 C
Time (min)
Gambar 3.7 diagram heat treatment variasi temperature pada double quenching
Alat dan prosedur pengujian yang dilakukan sama seperti proses heat
treatment yang pertama dengan mengunakan pemanas furnace chamber
Thermolyne F6010 media quenching yang digunakan juga sama mengunakan
media air
30
Berfungsi untuk menghaluskan permukaan spesimen.
3. Mikroskop
Berfungsi untuk mengamati spesimen secara mikro dengan perbesaran
yang bervariasi sekaligus sebagai alat untuk memotret permukaan mikro
dari spesimen.
4. Tisu
Berfungsi untuk membersihkan spesimen
5. Gelas Kimia
Berfungsi untuk menyatukan HNO3 dan alkohol yang di gunakan sebagai
reaktan
6. Gelas Ukur
Berfungsi untuk mengukur seberapa banyak HNO3 atau alkohol yang
akan di campur ke dalam gelas kimia.
7. Pipet
Berfungsi untuk mengambil HNO3 dan alkohol agar sesuai takaran yang
telah di tentukan.
8. Pinset
Berfungsi untik menjepit spesimen pada saat di celupkan ke dalam
reaktan.
9. Kamera
Berfungsi untuk mengambil gambar spesimen pada mikroskop.
Bahan
Adapun bahan yang digunakan dalam praktikum Mikrografi adalah:
1. Reaktan untuk etza
Berfungsi sebagai etza pada proses pengetzaan dengan menggunakan
larutan 3% HNO3 dan 97% Ethanol
Langkah Percobaan
1. Siapkan material yang akan dilihat struktur mikronya, dan peralatan yang
akan digunakan.
31
2. Pasang amplas pada mesin pemolis, dimulai dari polis yang paling kasar.
Pengamplasan dilakukan dalam keadaan basah untuk menghilangkan
panas dan pengotor pada benda uji.
3. Setelah cukup rata, mengganti amplas dengan amplas yang agak halus
yaitu amplas nomor 800, kemudian amplas nomor 1000, kemudian
amplas nomor 1200, kemudian amplas nomor 1500 dan yang terakhir
menggunakan amplas yang paling halus yaitu nomor 2000. Kemudian
polis menggunakan diamond.
4. Sebelum melakukan pengetzaan, permukaan benda uji harus sudah halus
dan datar. Pengetzaan dilakukan dengan mencelupkan material ke dalam
reaktan beberapa saat.
5. Cuci benda uji yang telah dietza dengan aquades kemudian keringkan
sebelum diamati pada mikroskop.
6. Potret gambar apabila gambar yang diperoleh tampak jelas sesuai
perbasaran pada mikroskop. (Job sheet praktikum struktur dan sifat
material, 2012)
32
3. Amplas
Memiliki fungsi untuk meratakan dan menghaluskan, meratakan dan
mensejajarkan permukaan spesimen sebelum dilakukan pengujian
kekerasan.Amplas dengan kekasaran 1000, 1500, 2000.
4. Mesin poles (Polishing machine)
Merupakan tempat dipasangkanya amplas untuk kemudian dapat bergerak
berputar sehingga terjadilah suatu proses pengamplasan
Langkah Pengujian
1. Membersihkan permukaan benda uji
2. Mengamplas benda uji sehingga kedua permukaan tersebut menjadi rata
dan sejajar.
3. Memasang penetrator diamond atau steel ball sesuai dengan jenis
material yang akan diuji.
4. Memasang benda uji pada kedudukannya (anvil) lalu kencangkan
dengan memutar handwell searah jarum jam hingga spesimen
menyentuh penetrator dan jarum kecil pada dial indikator menuju titik
merah
5. Mengatur dial indicator sehingga jarum besar tepat pada garis indicator
C atau B
6. Menekan handle pembebanan ke depan untuk pengetesan pembebanan
utama. Pada saat itu jarum panjang akan berputar anticlockwise dan
handle pelepas beban kedepan secara perlahan.
7. Setelah 60 detik dan jarum panjang berhenti tekan handle pelepas beban
untu menghilangkan pengetesan pembebanan utama,
8. Melakukan pembacaan pada indicator. Untuk pengujian dengan
diamond penetrator baca pada garis bagian luar indicator (garis warna
hitam). Untuk pengujian dengan steel ball penetrator baca pada bagian
dalam indicator (garis warna merah)
9. Memutar handwell berlawanan jarum jam untuk menurunkan spesimen.
33
3.10 Proses Heat Treatment Tempering
Tempering merupakan langkah yang dilakukan untuk melunakkan baja
agar mendapatkan sifat yang ulet pada baja Hot rolled plate steel. Tempering juga
bertujuan untuk mereduksi tegangan sisa dari fasa martensit. [Khumar R. 2015]
Alat pengujjian sama dengan pemanas furnace chamber Thermolyne
F6010
Langkah tempering
1. Pertama nyalakan tungku hoffman kemudian masukkan spesimen benda
ke dalam tungku dan setting suhunya dengan variasi 1250C, 1500C, 1750C
2. Tahan hingga 30 menit dengan kecepatan kenaikan temperatur
50C/menit.
3. Kemudian keluarkan spesimen dan dinginkan hingga mencapai suhu
ruangan
Temperature (C)
V= 5 C°/min
suhu ruangan
28 C
suhu ruangan 28 C
Time (min)
Gambar 3.8 diagram heat treatment variasi temperature pada tempering
34
Alat pengujiam, dan metode pengujian sama seperti penjelasan diatas.
3.12 Pengujian Impak (Impact Test)
Pada pengujian impak berikut, metode yang dilakukan adalah charpy
method. Metode Charpy merupakan pengujian tumbuk dengan meletakkan posisi
spesimen uji pada tumpuan dengan posisi horizontal/ mendatar, dan arah
pembebanan berlawanan dengan arah takikan.
Langkah Uji Impak
1. Menyiapkan spesimen uji impak sesuai dengan standar
2. Mengangkat batang pendulum pada posisi yang diinginkan dengan
menggunakan batang dari baja pada arm level dan meletakkan socket
screw pada holder
3. Mengatur dial indikator jarum penunjuk energi joule ke posisi 150/300 J
4. Meletakkan spesimen pada landasan uji dengan menggunakan penjepit,
semua ini dilakukan dengan cepat dan teliti dan dengan bantuan senter
sebagai penerang agar takikan pas ditengah
5. Menarik lengan holder ke atas unntuk melepaskan socket screw sehingga
batang pendulum jatuh dan menabrak spesimen.
6. Setelah spesimen patah, menggunakan handbrake untuk menyetop laju
pendulum.
7. kemudian mencatat besar beban impak yang terbaca dari dial indicator
35