Anda di halaman 1dari 19

1.

BAB III
METODE PENELITIAN

6 Penelitian yang dilakukan menggunakan metode merancang, produksi alat,


dan uji eksperimental yaitu untuk memperoleh data sebab akibat melalui
eksperimen guna mendapatkan data empiris.
Metode penelitian dalam tugas akir kali ini akan dijelaskan pada sub bab
sebagai berikut :

3.1 Diagram Alir Metode Experiment


Pada penelitian ini langkah-langkah pengujian mengacu pada diagram alir
pada gambar 3.1.

3.2 Diagram Alir Optimasi Menggunakan Metode Taguchi


Pada penilitian ini langkah-langkah optimasi mengacu pada diagram alir
pada gambar 3.2.

3.3 Diagram Alir Uji Metalografi & Kekerasan


Pada penilitian ini langkah-langkah pengujian mengacu pada diagram alir
pada gambar 3.3.

3.4 Diagram Alir Pengujian Impact


Pada penilitian ini langkah-langkah pengujian mengacu pada diagram alir
pada gambar 3.4

3.5 Diagram Alir Penggunaan Software Minitab


Pada penilitian ini langkah-langkah pengujian mengacu pada diagram alir
pada gambar 3.5
3.6 Proses Heat Treatment quenching
Start

 Studi Literatur
 Gagasan / ide
 Pengumpulan spesimen
 Persiapan metode taguchi

Pembuatan Spesimen Heat Treatment

Pemanasan 9 spesimen berdasarkan


kombinasi variasi austenisasi dan
holding

Spc 1 Spc 2 Spc 3 Spc 4 Spc 5 Spc 6 Spc 7 Spc 8 Spc 9


870°C 870°C 870°C 885°C 885°C 885°C 900°C 900°C 900°C
H 15 min H 30 min H 45 min H 15 min H 30 min H 45 min H 15 min H 30 min H 45 min

Quenching Media Air

Pembuatan Spesimen Uji

Uji Metalorografi Uji Kekerasan

Struktur Mikro
Kekerasan Maksimum
Kekerasan Optimum

Pemanasan 9 spesimen berdasarkan


variasi tempering dengan holding
30 menit

Spc 1 Spc 2 Spc 3 Spc 4 Spc 5 Spc 6 Spc 7 Spc 8 Spc 9


T 125°C T 150°C T 175°C T 150°C T 175°C T 125°C T 175°C T 125°C T 150°C

Gambar 3.1 Diagram Metode Experiment

18
A

Pembuatan Spesimen Uji

Uji Kekerasan Uji Impact

Kekerasan Optimum
Ketangguhan Optimum

 Persiapan DQ&T
 Pengambilan data
kekerasan maksimum

Pembuatan Spesimen Heat Treatment

Pemanasan 9 spesimen berdasarkan


data kombinasi yang menghasilkan
kekerasan maksimum

Austenisasi
900°C
Holding 45 min
Quenching media air

Pemanasan 9 spesimen DQ
berdasarkan variasi austenisasi dan
holding

Spc 1 Spc 2 Spc 3 Spc 4 Spc 5 Spc 6 Spc 7 Spc 8 Spc 9


870°C 870°C 870°C 885°C 885°C 885°C 900°C 900°C 900°C
H 15 min H 30 min H 45 min H 15 min H 30 min H 45 min H 15 min H 30 min H 45 min

Quenching Media Air

Gambar 3.1 Lanjutan

19
B

Pemanasan 9 spesimen berdasarkan


variasi tempering dengan holding
30 menit

Spc 1 Spc 2 Spc 3 Spc 4 Spc 5 Spc 6 Spc 7 Spc 8 Spc 9


T 125°C T 150°C T 175°C T 150°C T 175°C T 125°C T 175°C T 125°C T 150°C

Pembuatan Spesimen Uji

Uji Kekerasan Uji Metalorografi Uji Impact

Struktur Mikro
Kekerasan Optimum
Ketangguhan Optimum

Dokumentasi

Kesimpulan

Saran

Selesai

Gambar 3.1 Lanjutan

20
Start

Studi Literstur
Pengamatan Spesimen

Pemilihan karakter kualitas

LTB (Larger The Better)

Pemilihan faktor kontrol dan faktor


bebas

Level
Faktor
1 2 3
Austenisasi 870 °C 885 °C 900 °C
Holding Time 45 min 30 min 15 min
Tempering 125 °C 150 °C 175 °C

Pemilihan orthogonal array

Matrix kombinasi 9
Pengujian

Pelaksaan pengujian Heat Treatment,


Kekerasan, dan Ketangguhan

Kekerasan (HV)
Ketangguhan (Joule/m)

Analisis hasil dan menentukan


kombinasi optimal faktor level

Gambar 3.2 Diagram Alir Optimasi dengan Metode Taguchi


21
A

Kombinnasi yang
Optimum

Prediksi performa optimal

Konfirmasi desain eksperimen

Kesimpulan

Finish

Gambar 3.2 Lanjutan

22
Start

 Studi Literstur
 Pembuatan Spesimen
 Pengukuran Spesimen 3x3x2 mm
 Persiapan Alat dan Bahan

Pemotongan Pipa Diameter 1.25 cm tinggi 1.5 cm

Memasukan Resin untuk Menempel Spesimen

Menempatkan Spesimen Hasil Pemotongan

Apakah Spesimen Terpasang


Dengan Baik?

Penghalusan Spesimen Mengunakan Amplas

Pemolesan Spesimen dengan Pasta Intan

Pengetsaan Mengunakan Larutan 3% HNO3 dan


97% Ethanol

Pengujian Metalografi

Apakah Struktur Mikro


Terlihat Jelas?

Gambar 3.3 Diagram Alir Observasi Struktur Mikro dan Kekerasan.


23
A

Struktur Mikro

Pengujian Kekerasan Mikro Vickers

Kekerasan (HV)

Dokumentasi

Finish

Gambar 3.3 Lanjutan

24
Start

 Studi Literstur
 Pengambilan Spesimen
 Persiapan Alat Pengujian
 Pengukuran Spesimen uji
sesuai standar ESTM E23

Pemasangan spesimen uji


pada mesin uji Impak

Mengencangkan

Batang uji tercekam dengan baik?

Pemasangan Bandul (setting nol)


Dan Pelepasan Bandul

Catat energi bandul untuk


mematahkan benda uji

Ambil specimen hasil


pengujian

Pengamatan permukaan
patahan di bawah stereoscan
makroscope

Gambar 3.4 Diagram Alir Pengujian Impak


25
A

Ketangguhan (Joule/m)
Fractografi

Dokumentasi

Kesimpulan

Finish

Gambar 3.4 Lanjutan

26
Start

 Studi Literstur
 Buka Software Minitabat

Klik DOE

Pilih Creat Taguchi Design

Masukan 3 Parameter dan 3 Level pada


Taguchi Design

9 Matriks Orthogonal

Masukan Hasil Pengujian dari Setiap


Kombinasi

Pengujian ANOVA

Kesimpulan

Save

Finish

Gambar 3.5 Diagram Alir Penggunaan Software Minitab

27
Dalam pengujian ini hanya dilakukan untuk menentukan kekerasan dari
material. Kekerasan sendiri adalah suatu sifat mekanis yang berkaitan dengan
kekuatan (strength) dan merupakan fungsi dari kandungan karbon dalam logam.
Proses laku-panas pada dasarnya terdiri dari beberapa tahapan, dimulai
dengan pemanasan sampai ke temperatur austenit, lalu diikuti dengan penahanan
selama beberapa saat, baru kemudian dilakukan pendinginan cepat menggunakan
media air.
Peralatan Percobaan menggunakan tungku pemanas furnace chamber Thermolyne
F6010 dengan Spesifikasi mesin sebagai berikut :
a. Temperatur maksimum alat 1200˚ C
b. Kapasitas 14L
c. Ukuran dimensi luar 51 x 48.5 x 53.3 cm
d. Voltage 240V
e. Temperature control digital single setpoint (A1)
f. Temperature stability ± 0.3 at 1000°C
g. Temperature uniformity ± 2.2 at 1000°C
Langkah Percobaan
Berikut ini adalah langkah-lagkah percobaan dalam praktikum proses
heat treatment :
1. Menyiapkan alat dan bahan yang akan dipakai
Memasukkan spesimen baja hot rolled plat steel ke dalam Furnace
Chamber sampai temperatur 9000 C dan ditahan selama 45 menit.
2. Material dimasukan ke dalam furnace chamber Thermolyne F6010.
Dilakukan pemanasan awal mencapai suhu austenit 900°C ditahan sampai 45
menit, dengan laju pemanasan ±5°C per menitnya.
3. Mengeluarkan spesimen pada tungku heat treatment
4. Melakukan quenching dengan media air hingga mencapai suhu
ruangan

28
Temperature (Cƒ)

Holding Time 45 min


900 Cƒ

V=5 C°/min

suhu ruangan
28 Cƒ suhu air 25 Cƒ
Time (min)
Gambar 3.6 Diagram Heat Treatment quenching pertama

3.7 Proses Heat Treatment Quenching kedua (Double quenching)


Setelah melakukan ketiga pengujian diatas, spesimen awal setelah hasil
quenching pertama akan dipotong menjadi 4 bagian mengunakan cutting wire,
guna untuk memvariasikan temperature pemanasan pada tungku heat treatment
yaitu 850°C, 800°C, 750°C sebelum melakukan double quenching.
Double quenching ini dilakukan untuk meningkatkan tingkat kekerasan pada
baja hot rolled plat steel agar bisa sesuai standar baja anti peluru serta
memaksimalkan perubahan fasa agar menjadi martensite secara keseluruhan.
Proses Heat Treatment memiliki variasi 3 parameter yaitu Temperatur
pemanasan, holding time, dan laju pemanasan dengan 3 level yang berbeda
yang akan dijelaskan pada tabel dibawah.
Tabel 3.1 variasi temperature pada Double Quenching
Temperature Holding Time Tempering
870°C 45 min 125 °C
885°C 30 min 150 °C
900°C 15 min 175 °C

29
Temperature (Cƒ)
Holding Time = 15 min
30 min
45 min
900 Cƒ
885 Cƒ
870 Cƒ
V= 5 C°/min

suhu ruangan
28 Cƒ
suhu air 25 Cƒ
Time (min)
Gambar 3.7 diagram heat treatment variasi temperature pada double quenching

Alat dan prosedur pengujian yang dilakukan sama seperti proses heat
treatment yang pertama dengan mengunakan pemanas furnace chamber
Thermolyne F6010 media quenching yang digunakan juga sama mengunakan
media air

3.8 Pengujian Metalografi


Sebelum dilakukan pengujian struktur mikro, spesimen yang telah
diquench dengan suhu pemanasan 9000 C dipotong terlebih dahulu. Setelah
Pemotongan spesimen dilakukan, maka akan dilanjutkan dengan pengujian
mikrografi guna untuk mengetahui struktur mikro pada baja hot rolled plate steel
setelah proses heat treatment.
Peralatan Pengujian
Dalam melakukan praktikum mikrografi maka kita tentunya membutuhkan
alat dan bahan sebagai berikut
Alat
Adapun peralatan yang digunakan dalam praktikum mikrografi adalah:
1. Mesin poles (Polishing machine)
Berfungsi untuk menghaluskan spesimen
2. Amplas

30
Berfungsi untuk menghaluskan permukaan spesimen.
3. Mikroskop
Berfungsi untuk mengamati spesimen secara mikro dengan perbesaran
yang bervariasi sekaligus sebagai alat untuk memotret permukaan mikro
dari spesimen.
4. Tisu
Berfungsi untuk membersihkan spesimen
5. Gelas Kimia
Berfungsi untuk menyatukan HNO3 dan alkohol yang di gunakan sebagai
reaktan
6. Gelas Ukur
Berfungsi untuk mengukur seberapa banyak HNO3 atau alkohol yang
akan di campur ke dalam gelas kimia.
7. Pipet
Berfungsi untuk mengambil HNO3 dan alkohol agar sesuai takaran yang
telah di tentukan.
8. Pinset
Berfungsi untik menjepit spesimen pada saat di celupkan ke dalam
reaktan.
9. Kamera
Berfungsi untuk mengambil gambar spesimen pada mikroskop.
Bahan
Adapun bahan yang digunakan dalam praktikum Mikrografi adalah:
1. Reaktan untuk etza
Berfungsi sebagai etza pada proses pengetzaan dengan menggunakan
larutan 3% HNO3 dan 97% Ethanol

Langkah Percobaan
1. Siapkan material yang akan dilihat struktur mikronya, dan peralatan yang
akan digunakan.

31
2. Pasang amplas pada mesin pemolis, dimulai dari polis yang paling kasar.
Pengamplasan dilakukan dalam keadaan basah untuk menghilangkan
panas dan pengotor pada benda uji.
3. Setelah cukup rata, mengganti amplas dengan amplas yang agak halus
yaitu amplas nomor 800, kemudian amplas nomor 1000, kemudian
amplas nomor 1200, kemudian amplas nomor 1500 dan yang terakhir
menggunakan amplas yang paling halus yaitu nomor 2000. Kemudian
polis menggunakan diamond.
4. Sebelum melakukan pengetzaan, permukaan benda uji harus sudah halus
dan datar. Pengetzaan dilakukan dengan mencelupkan material ke dalam
reaktan beberapa saat.
5. Cuci benda uji yang telah dietza dengan aquades kemudian keringkan
sebelum diamati pada mikroskop.
6. Potret gambar apabila gambar yang diperoleh tampak jelas sesuai
perbasaran pada mikroskop. (Job sheet praktikum struktur dan sifat
material, 2012)

3.9 Pengujian Kekerasan (Hardness Test)


Pengujian kekerasan dengan metode micro vickers bertujuan menentukan
kekerasan suatu material dalam bentuk daya tahan material terhadap indentor
berupa bola baja ataupun kerucut intan yang ditekankan pada permukaan
specimen, jenis indentor dan beban uji menentukan skala kekerasan
Peralatan Yang digunakan
Peralatan yang digunakan antara lain :
1. Vernier Caliper
Digunakan untuk mengukur spesimen dan juga mengetahui kerataan
permukaannya. Memiliki ketelitian 0,5 mm
2. Precision Hardness Tester Rockwell
Merupakan alat yang dipakai untuk mengukur kekasaran permukaan
dengan menggunakan Metode Rockwell

32
3. Amplas
Memiliki fungsi untuk meratakan dan menghaluskan, meratakan dan
mensejajarkan permukaan spesimen sebelum dilakukan pengujian
kekerasan.Amplas dengan kekasaran 1000, 1500, 2000.
4. Mesin poles (Polishing machine)
Merupakan tempat dipasangkanya amplas untuk kemudian dapat bergerak
berputar sehingga terjadilah suatu proses pengamplasan
Langkah Pengujian
1. Membersihkan permukaan benda uji
2. Mengamplas benda uji sehingga kedua permukaan tersebut menjadi rata
dan sejajar.
3. Memasang penetrator diamond atau steel ball sesuai dengan jenis
material yang akan diuji.
4. Memasang benda uji pada kedudukannya (anvil) lalu kencangkan
dengan memutar handwell searah jarum jam hingga spesimen
menyentuh penetrator dan jarum kecil pada dial indikator menuju titik
merah
5. Mengatur dial indicator sehingga jarum besar tepat pada garis indicator
C atau B
6. Menekan handle pembebanan ke depan untuk pengetesan pembebanan
utama. Pada saat itu jarum panjang akan berputar anticlockwise dan
handle pelepas beban kedepan secara perlahan.
7. Setelah 60 detik dan jarum panjang berhenti tekan handle pelepas beban
untu menghilangkan pengetesan pembebanan utama,
8. Melakukan pembacaan pada indicator. Untuk pengujian dengan
diamond penetrator baca pada garis bagian luar indicator (garis warna
hitam). Untuk pengujian dengan steel ball penetrator baca pada bagian
dalam indicator (garis warna merah)
9. Memutar handwell berlawanan jarum jam untuk menurunkan spesimen.

33
3.10 Proses Heat Treatment Tempering
Tempering merupakan langkah yang dilakukan untuk melunakkan baja
agar mendapatkan sifat yang ulet pada baja Hot rolled plate steel. Tempering juga
bertujuan untuk mereduksi tegangan sisa dari fasa martensit. [Khumar R. 2015]
Alat pengujjian sama dengan pemanas furnace chamber Thermolyne
F6010
Langkah tempering
1. Pertama nyalakan tungku hoffman kemudian masukkan spesimen benda
ke dalam tungku dan setting suhunya dengan variasi 1250C, 1500C, 1750C
2. Tahan hingga 30 menit dengan kecepatan kenaikan temperatur
50C/menit.
3. Kemudian keluarkan spesimen dan dinginkan hingga mencapai suhu
ruangan

Temperature (Cƒ)

Holding Time = 30 min


175 Cƒ
150 Cƒ
125 Cƒ

V= 5 C°/min

suhu ruangan
28 Cƒ
suhu ruangan 28 Cƒ
Time (min)
Gambar 3.8 diagram heat treatment variasi temperature pada tempering

3.11 Pengujian Mikrografi dan kekerasan (Hardness Test)


Setelah melakukan double quenching maka sifat baja akan mengalami
perubahan lagi apakah akan meningkatkan nilai kekerasan dan ketangguhan atau
tidak, maka perlu dilakukan pengujian mikrografi dan kekerasan untuk
mengetahui perbedaan pada perubahan struktur mikro yang terjadi pada baja hot
rolled plat steel setelah quenching pertama dan setelah double quenching.

34
Alat pengujiam, dan metode pengujian sama seperti penjelasan diatas.
3.12 Pengujian Impak (Impact Test)
Pada pengujian impak berikut, metode yang dilakukan adalah charpy
method. Metode Charpy merupakan pengujian tumbuk dengan meletakkan posisi
spesimen uji pada tumpuan dengan posisi horizontal/ mendatar, dan arah
pembebanan berlawanan dengan arah takikan.
Langkah Uji Impak
1. Menyiapkan spesimen uji impak sesuai dengan standar
2. Mengangkat batang pendulum pada posisi yang diinginkan dengan
menggunakan batang dari baja pada arm level dan meletakkan socket
screw pada holder
3. Mengatur dial indikator jarum penunjuk energi joule ke posisi 150/300 J
4. Meletakkan spesimen pada landasan uji dengan menggunakan penjepit,
semua ini dilakukan dengan cepat dan teliti dan dengan bantuan senter
sebagai penerang agar takikan pas ditengah
5. Menarik lengan holder ke atas unntuk melepaskan socket screw sehingga
batang pendulum jatuh dan menabrak spesimen.
6. Setelah spesimen patah, menggunakan handbrake untuk menyetop laju
pendulum.
7. kemudian mencatat besar beban impak yang terbaca dari dial indicator

35

Anda mungkin juga menyukai