Anda di halaman 1dari 11

Defenisi

Vulvitis adalah suatu kondisi peradangan pada vulva yang dapat menyerang
wanita dalam rentang usia berapa pun. Vulva merupakan lipatan kulit yang
terletak di bagian paling luar dari organ intim wanita, namun sering kali
disalahartikan orang awam sebagai vagina. Padahal vagina merupakan liang atau
saluran yang terletak lebih dalam setelah melewati vulva. Vulva terdiri dari 2 labia
mayora, 2 labia minora, dan klitoris.
Kulit vulva rentan mengalami iritasi karena suhu di daerah vulva lembab
dan hangat. Anak-anak perempuan yang belum mengalami pubertas dan wanita
postmenopause berisiko tinggi mengalami kondisi ini. Dalam usia tersebut, wanita
cenderung memiliki kadar hormon estrogen yang rendah sehingga jaringan vulva
menjadi lebih kering dan lebih tipis.

Gejala Vulvitis

Vulvitis menimbulkan gejala yang bervariasi, tergantung dari penyebab


peradangan pada vulva, gejala-gejala vulvitis di antaranya adalah.
1. Rasa sangat gatal di alat kelamin, terutama pada malam hari.
2. Keputihan.
3. Rasa seperti terbakar dan kulit pecah-pecah di sekitar vulva.
4. Kulit bersisik dan area putih yang menebal di vulva.
5. Bengkak dan merah di labia dan vulva.
6. Benjolan berisi cairan (blister) pada vulva.
Etiologi.
Peradangan pada vulva bisa disebabkan oleh sejumlah kondisi, seperti:
1. Infeksi: Tidak hanya vagina, vulva juga dapat terinfeksi bakteri,
virus, atau jamur. Contoh-contoh penyebab infeksi pada vulva
adalah herpes genital, jamur candida, infeksi HPV, kutu kemaluan,
dan skabies.
2. Iritasi: Beberapa produk rumah tangga dapat menyebabkan iritasi,
seperti tisu toilet, sabun mandi, sampo, dan kondisioner yang
mengandung parfum, deodoran, bedak, semprotan organ intim,
spermisida, serta pakaian dalam yang bukan berbahan katun. Iritasi
juga dapat terjadi setelah berenang atau berendam di fasilitas umum,
bersepeda, serta menunggang kuda.
3. Penyakit kulit: Beberapa penyakit kulit yang dapat memengaruhi
kesehatan vulva, di antaranya adalah psoriasis, lichen planus, dan
lichen sclerosus.
4. Estrogen rendah: Vulvitis dapat terjadi akibat kadar estrogen yang
rendah, seperti saat menopause. Vulvitis yang terjadi dikaitkan
dengan peradangan vagina akibat vagina menjadi kering.
5. Vulvodynia: Seseorang yang menderita vulvodynia akan mengalami
rasa tidak nyaman atau nyeri, seperti tersengat atau terbakar, yang
bersifat kronis pada area vagina dan vulva, tanpa adanya penyebab
yang jelas.
6. Kanker vulva: Kanker vulva jarang terjadi, dan umumnya
menyerang wanita berusia di atas 60 tahun. Tandanya diawali
dengan benjolan atau luka pada vulva.
Distosia Kelainan Vulva.
Kelainan yang bisa menyebabkan distosia ialah oedema vulva, kelainan
bawaan, varises, hematoma, peradangan, kondiloma akuminata, fistula dan
vulvitis diabetika.
 Oedema Vulva.
Pengertian: Edema (oedema) vulva adalah meningkatnya volume cairan
ekstraseluler dan ekstravaskuler (cairan interstitium) yang disertai dengan
penimbunan cairan abnormal dalam sela-sela jaringan dan rongga serosa
(jaringan ikat longgar dan rongga-rongga badan) pada vulva.
Penyebab: Edema bisa timbul pada waktu kehamilan. Biasanya sebagai
gejala pre eklamsi akan tetapi dapat pula timbul karena sebab lain misalnya
gangguan gizi atau malnutrisi atau pada persalinan yang lama. Edema dapat
juga terjadi pada persalinan dengan dispoporsi sefalopelvik atau wanita
mengejan terlampau lama (terus menerus), sedangkan kepala belum cukup
turun. Hal itu mempersulit pemeriksaan dalam dan menghambat kemajuan
persalinan yang akhirnya dapat menimbulkan kerusakan luas pada jalan
lahir.
Diagnosis: Ibu mengatakan terjadi pembengkakan pada alat kelaminnya
(vulva),sehingga timbul ketidaknyamanan pada ibu,bengkak tidak hilang
setelah beristirahat, bengkak disertai dengan keluhan fisik lainnya, seperti:
sakit kepala yang hebat, pandangan mata kabur.
Diagnosa dapat ditegakkan dengan menginspeksi adanya pembengkakan
pada daerah vulva.
Penatalaksanaan:
a. Istirahat cukup
b. Mengatur diet, yaitu meningkatkan konsumsi makanan yang
mengandung protein dan mengurangi makanan yang mengandung
karbohidrat serta lemak.
c. Kalau keadaan memburuk, kemungkinan dokter akan
mempertimbangkan untuk segera melahirkan bayi demi keselamatan ibu
dan bayi.

 Kelainan Bawaan (Stenosis Vulva)


Pengertian: Stenosis vulva merupakan kelainan congenital pada vulva yang
menutup sama sekali, atau dapat pula terjadi hanya orifisium uretra
eksternum saja yang nampak/ penyempitan vulva/vagina atau akibat
perlengketan dan parut karena peradangan atau perlukaan pada persalinan
yang lalu.
Penyebab: Biasanya terjadi sebagai akibat perlukaan dan radang yang
menyebabkan ulkus-ulkus yang sembuh dengan parut-parut yang dapat
menimbulkan kesulitan.
Diagnosis:
Diagnosa Subjectif: Nyeri pada daerah vulva.
Diagnosa Objectif: Adanya penutupan pada daerah vulva,ataupun hanya
terlihat bagian orifisium uretra eksternum saja.
Penatalaksanaan: Walaupun umumnya dapat diatasi dengan mengadakan
episiotomi yang cukup luas namun penanganan dengan sayatan median
secukupnya untuk melahirkan kepala juga dapat dilakukan. Dan biasa
tindakan persalinan dengan operasi merupakan pilihan utama.

 Varises
Pengertian: Pelebaran pembuluh darah vena yang terjadi pada vulva. Selain
kelihatan kurang baik pelebaran pembuluh darah ini dapat merupakan
sumber perdarahan potensial pada waktu hamil maupun persalinan.
Kejadian varises ini makin meningkat pada kehamilan makin tinggi dan
segera akan menghilang atau berkurang setelah persalinan.
Penyebab:
• Hal ini karena reaksi system vena pembuluh darah, seperti otot-otot di
tempat lain melemah akibat hormone estrogen. Penyebab utama varises
adalah lemah/rusaknya katup pembuluh vena. Pada pembuluh vena terdapat
katup – katup yang berfungsi untuk menahan agar darah tidak
turun/bergerak mundur. Dengan adanya katup pada pembuluh vena
menyebabkan darah akan terus mengalir ke arah jantung. Katup yang rusak
atau lemah akan membuat darah bergerak mundur yang mengakibatkan
darah berkumpul di dalam dan menyebabkan gumpalan yang mengganggu
aliran darah yang disebut sebagai varises.
• Karena factor heriditer.
Bahaya dalam kehamilan dan persalinan adalah :
 Bila pecah akan terjadi perdarahan sedikit/banyak
 Bila pecah dapat pula terjadi emboli udara dan bisa berakibat fatal.
Diagnosis:
Diagnosa Subjectif
Wanita hamil sering mengeluh melebarnya pembuluh darah di tungkai,
vagina, vulva dan terjadi wasir.
Diagnosa Objectif
Inspeksi : Pembuluh darah vena akan menonjol di permukaan kulit yang
berwarna ungu atau biru gelap biasa tampak seperti tali sepatu, Jika varises
sudah kronik maka akan tampak pembuluh darah vena yang menyerupai
jaring laba – laba (spider navy).
Penatalaksanaan:
1. Kurangi konsumsi garam dan makan yang mengandung kolesterol
tinggi.
2. Perbanyak konsumsi sayuran dan buah berserat tinggi dan makanan
yang dapat merangsang sirkulasi darah, seperti bawang merah,
bawang putih, bawang bombay, jahe dan cabai merah. Juga makanan
yang kaya dengan vitamin B kompleks, vit C, vit E, vit B6,
magnesium, asam folat, kalsium dan zinc seperti gandum dan kacang
kedelai (susu kedelai).
3. Perbanyak makanan dan minuman yang mengandung antioksidan
tinggi seperti sayur – sayuran hijau, buah apel, wortel dan jeruk.
Dianjurkan minum susu kedelai karena mengandung tinggi
flavonoid yang mengandung antioksidan, vitamin B kompleks, vit C,
vit E, vit B6, magnesium, asam folat, kalsium dan zinc yang sangat
bermanfaat untuk mencegah dan membantu pemulihan pembuluh
darah vena.
4. Jangan berdiri atau duduk terlalu lama. Jika pekerjaan anda dituntut
untuk berdiri lama maka usahakan tidak diam namun sekali – sekali
anda berjalan agar otot anda tidak statis (diam) dan sekali – kali anda
duduk istirahat.
5. Pada saat tidur, tinggikan kaki anda, lebih tinggi dari posisi pinggul
atau jantung anda. Posisi kaki yang lebih tinggi dari jantung akan
memudahkan aliran darah vena kembali ke jantung.
6. Jangan memakai ikat pinggang terlampau kencang (ketat)
7. Jalan-jalan dan senam hamil untuk memperlancar peredaran darah
8. Dapat diberikan obat-obatan : Venosan,Glyvenol,Venoruton,dan
Varemoid.
9. Dengan beberapa pertimbangan pada kasus dengan varises vulva
maupun vagina yang besar dapat dianjurkan persalinan dengan
seksio sesarea.
10. Dan untuk wanita hamil dengan keluhan wasir untuk sementara
dapat diatasi dengan pengobatan sampai persalinan
berlangsung.Setelah persalinan berakhir,keluhan wasir berkurang
sampai menghilang dan tidak memerlukan tindakan lain.
 Hematoma.
Pengertian: Pecahnya pembuluh darah vena yang menyebabkan
perdarahan, yang dapat terjadi saat kehamilan berlangsung atau yang lebih
sering pada persalinan. Hematoma vulva dan vagina dapat besar, disertai
bekuan darah bahkan perdarahan yang masih aktif.
Penyebab:
• Hematoma vulva disebabkan oleh kebocoran pembuluh darah yang
mengalami nekrosis akibat tekanan yang lama.
• Kumpulan darah diluar pembuluh darah terjadi karena dinding pembuluh
darah, arteri, vena atau kapiler, telah dirusak dan darah telah bocor kedalam
jaringan-jaringan dimana tidak pada tempatnya.
Pembuluh darah yang pecah menyebabkan hematoma dijaringan ikat
menjadi renggang, di sekitar vulva atau ligamentum latum.
• Hematoma vulva dapat juga terjadi karena trauma(diluar persalinan)
misalnya jatuh terduduk pada tempat yang keras atau koitus kasar.
Diagnosis:
Diagnosa Subjectif:
• Hematoma vulva mudah didiagnosis dengan adanya rasa nyeri perineum
yang hebat dan tumbuh infeksi yang menyeluruh dengan ukuran yang
bervariasi
• Adanya keputihan yang berlangsung lama dan perdarahan uterus yang
tidak teratur atau berlebihan yang disebabkan oleh jaringan yang melapisi
gumpalan hematoma dapat menghilang karena mengalami nekrosis akibat
penekanan,sehingga terjadi perdarahan yang banyak.
Diagnosa Obyektif
Inspeksi : pada kehamilan uterus akan teraba lebih besar
Palpasi : pada kehamilan uterus lebih lunak daripada keadaan normalnya.
Penatalaksanaan:
• Hematoma yang besar harus dilakukan eksisi untuk mengeluarkan bekuan
darah dan mengikat pembuluh darah yang pecah
• Bila hematoma kecil resorbsi sendiri,
• Hematoma yang terjadi pada pertolongan persalinan saat ini sudah jarang
terjadi apalagi kehamilan grandemultipara sangat kurang.Bidan yang dalam
pertolongan persalinan menghadapi hematoma sebaiknya mengirimkan
penderita ke tempat yang dapat memberikan pertolongan yang adekuat.
 Peradangan.
Pengertian: Peradangan pada vulva biasa disebut dengan vulvitis.
Penyebab:
• Peradangan vulva sering bersamaan dengan peradangan vagina
• Dapat terjadi akibat infeksi spesifik, seperti sifilis, gonorea, trikomoniasis.
• Dapat terjadi akibat infeksi non spesifik seperti : eksema, pruritus vulvae,
skabie, pedikulus pubis, bartholinitis.
Diagnosis:
Diagnosa subjectif.
• Mengeluh adanya keputihan (four albus)
• Demam
• Pada sifilis stadium II di jumpai kondiloma lata
Diagnosa Objectif
Inpeksi : adanya keputihan dan infeksi pada vulva
Penatalaksanaan:
• Pada kehamilan, peradangan tersebut harus diobati. Obat yang diberikan
harus dipikirkan apakah mempunyai efek buruk terhadap anak terutama
dalam proses pertumbuhan organogenensis.
• Dalam pertolongan persalinan menghadapi peradangan sebaiknya
mengirimkan penderita ke tempat yang dapat memberikan pertolongan yang
adekuat.
 Kandiloma Akuminata.
Pengertian: Merupakan pertumbuhan pada kulit selaput lendir yang
menyerupai jengger ayam jago. Berlainan dengan kondiloma latum:
permukaan kasar papiler, tonjolan lebih tinggi, warnaya lebih gelap.
Kondiloma akuminata berbentuk seperti kembang kumis atau cauliflower
dengan ditengahnya jaringan ikat dan ditutup terutama bagian atas oleh
epitel dengan hyperkeratosis. Penyakit terdapat dalam bentuk kecil dan
besar, sendirian atau dalam suatu kelompok. Lokasinya ialah pada berbagai
bagian vulva, pada perineum, pada daerah perianal, pada vagina dan serviks
uteri. Dalam hal-hal yang terakhir ini terdapat leukorea.
Penyebab: Kondiloma Akuminata disebabkan oleh suatu jenis virus yang
banyak persamaanya dengan penyebab veruka vulgaris. Adanya leukorea
oleh sebab lain mempermudah tumbuhnya virus dan kondiloma akuminata.
Kelainan ini juga lebih sering ditemukan pada kehamilan karena lebih
banyak vaskularisasi dan cairan pada jaringan
Diagnosis:
Diagnosa Subjectif: Mengeluh mengalami keputihan
Diagnose Objectif: Umumnya diagnosis Kondiloma Akuminata tidak sukar
dibuat dan dapat dibedakan dari kondilomata lata, satu manifestasi dari
sifilis. terlihat bagian orifisium uretra eksternum saja.
Penatalaksanaan:
• Kondiloma Akuminata yang kecil dapat disembuhkan dengan larutan 10%
podofili dalam gliseril atau dalam alcohol. Pada waktu pengobatan daerah
sekitarnya harus dilindungi dengan vaselin, dan setelah beberapa jam tempat
pengobatan harus dicuci dengan air dan sabun.
• Pada Kondiloma Akuminata yang luas, terapinya terdiri atas pengangkatan
dengan pembedahan atau kauterisasi. Untuk mencegah timbulnya residif,
harus diusahakan kebersihan pada tempat bekas Kondiloma Akuminata, dan
leukoria harus diobati. Sebaiknya diobati sebelum bersalin, banyak penulis
menganjurkan insisi dengan elektrocavter atau dengan tingtura podofilin.
Daftar pustaka
1. Prawirohardjo, Sarwono. Ilmu Kebidanan. Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo. Jakarta: 2008.
2. Errol Norwitz, John Schorge. At a Glance Obstetri dan Ginekologi edisi
kedua. Erlangga Medical series. Jakarta: 2007.
3. Cunningham, Leveno, Hauth B, Rouse, Spong. Obstetri Williams Vol 1 Ed
23. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta: 2014.
4. Diane M. Fraser, Margaret A. Cooper. Buku ajar Bidan Edisi 14. EGC.
Jakarta : 2011.

Anda mungkin juga menyukai