Anda di halaman 1dari 31

PENYAKIT DAN KELAINAN

DOSEN PEMBIMBING : SITI FATIMAH, SST.M.Bmd

MATA KULIAH : OBSTETRI

DI SUSUN OLEH :

BELA SABRINA (PO7124321019)

POLITEKNIK KESEHATAN PALEMBANG PRODI DIII KEBIDANAN MUARA ENIM


TAHUN AJARAN 2022-2023
A.PENYAKIT DAN KELAINAN ALAT KANDUNGAN

1. Perineum

Walaupun bukan alat kelamin namun selalu terlibat dalam proses persalinan. Apabila perineum
cukup lunak dan elastis maka mudah untuk lahir kepala. Biasanya perineum robek dan cukup
sering terjadi ruptur perinei tingkat dua, kadang-kadang tingkat tiga.
Perineum kaku menghambat persalian kala II yang meningkatkan risiko kematian janin,
menyebabkan kerusakan jalan lahir yang luas dapat diatasi dengan episiotomi. Lebar perineum
4 cm dari komisura post ke anus akan tetapi kadang ada yang sempit dan adapula yang lebar.

Vulva dan Vagina


Kelainan bawaan
Atresia vulva dalam bentuk atresia himenalis yang menyebabkan hematokolpos, hematometra
dan atresia vagina dapat menghalangi konsepsi. Kelainan vagina yang cukup sering dijumpai
dalam kehamilan dan persalinan adalah septum vagina terutama vertika longitudinal.
Septum yang lengkap sangat jarang menyebabkan distosia karena separoh vagina yang harus
dilewati oleh janin biasanya cukup melebar sewaktu kepala lahir. Akan tetapi septum yang
tidak lengkap kadang kadang menghambat turunnya kepala.
Striktur vagina yang kongenital biasanya tidak menghalngi turunnya kepala, akan tetapi yang
disebabkan oleh parut akibat perlukaan dapat menyebabkan distosia.

Varises
wanita hamil sering mengeluh melebarnya pembuluh darah di tungkai, vagina, vulva dan wasir
serta menghilang setelah anak lahir. Hal ini karena reaksi sistem vena terutama dinding
pembuluh darah seperti otot-otot ditempat lain melemah akibat pengaruh hormon steroid.
Bahaya varises dalam kehamilan dan persalinan adalah bila pecah dapat berakibat fatal dan
dapat pula terjadi emboli udara. Varises yang pecah harus dijahit baik dalam kehamilan
maupun setelah lahir.

Edema
Edema vulva sebagai bendungan lokal atau bagian dari edema umum pada malnutrisi atau
preeklamsia. Pengobatan harus pada penyakit primernya. Edema dapat juga terjadi pada
persalinan dengan dispoporsi sefalopelvik atau wanita mengejan terlampau lama.

Hematoma
Pembuluh darah pecah sehingga hematoma di jaringan ikat yang renggang di vulva, sekitar
vagina atau ligamentum latum. Hematoma vulva dapat juga terjadi karena trauma misalanya
jatuh terduduk pada tempat yang keras atau koitus yang kasar. Bila hematom kecil resorbsi
sendiri, bila besar harus insisi dan bekuan darah dikeluarkan.

Peradangan
Peradangan vulva sering bersamaan dengan peradangan vagina dan dapat terjadi akibat infeksi
spesifik.seperti sifilis, gonorea, trikomoniasis, kandidasis dan amebbiasis dan infeksi tidak
spesifik seperti eksema, diabetes melitus,bartolinitis, abses, dan kista bartolini.
Sifilis disebabkan oleh Troponema pallidum. Luka primer di vulva sering tidak disadari
penderita dalam stadium 2 dijumpai kondilomata lata yaitu tonjolan kulit lebar-lebar dengan
permukaan licin basah warna putih atau kelabu dan sangat infeksius wanita hamil fluor albus
harus diperiksa kemungkinan lues disamping pemeriksaan gonorea, trikomoniasis dan
kandiddiasis.
Gonorea dapat menyebabkan vulvovaginitis dalam kehamilan dengan keluhan fluor albus dan
disuria. Bayi yang lahir dari ibu penderita gonorea dapat mengalami blenorea neonatorum.
Trikomoniasis vaginalis disebabkan oleh parasit golongan protozoa menimbulkan gejala fluor
albus dan gatal. Pasangan pria dapat ditulari melalui persetubuhan dan sebaliknya ia dapat
menulari pasangan wanita. Penularan dapat juga terjadi melalui handuk.
Metronidazole sejak lama merupakan obat yang ampuh baik vaginal maupun peroral. Karena
trikhomonas vaginalis termasuk golongan protozoa seperti amoeba dan malaria maka dapat
juga diobati dengan derivat kinin.
Kandidiasis disebabkan oleh jamur kandida albicans dengan keluhan utama gatal di vulva dan
introitus vagina dengan atau tanpa disertai fluor albus. Diabetes dalam kehamilan merupakan
faktor predisposisi terjadinya kandidiasis. Sejak dulu diobati dengan larutan gentian violet 1-
2% sebaiknya setiap hari sekurang-kurangnya 2 kali seminggu. Sekarang dipakai fungisid
myconazole dalam bentuk salap.
Amoebiasis infeksi vagina dengan entamoeba histolytica dengan keluhan keputihan, nyeri
waktu coitus, pada pemeriksaan didapat ulkus-ulkus warna merah dan mudah bedarah. Terapi
dengan suntikan emetin 30-45 mg/hr selama 5-6 hari bersama dengan terapi lokal obat anti
amoeba
Eksema mengganggu penderia karena gatal kadang-kadang vulva jadi basah. Alergi kulit
menjadi lebih nyata dalam kehamilan dapat diobati anti histamin atau kortikosteroid.
Diabetes melitus dapat menyebabkan pruritus dalam kehamialn. Pruritus ini harus diobati
penyakit primernya. Peradangan mendadak kista bartolini biasanya oleh gonokokus. Ada
kalanya bartholinitis menjadi abses karena saluran kelenjar tertutup dan berlangsung proses
pernanahan di dalam kelenjar dan harus disembuhkan sebelum persalinan. Kista kecil dan tidak
menggangu dibiarkan saja dalam kehamilan dan baru diangkat kira-kira 3 bulan setelah
persalinan.

Kondilomata akuminata
Merupakan pertumbuhan pada kulit atau selaput lendir yang menyerupai jegger ayam jago.
Berlainan dengan kondiloma latum permukaan kasar papiler, tonjolan lebih tinggi, warnanya
lebih gelap. Sebaiknya diobati sebelum bersalin. Banyak penulis menganjurkan eksisi dengan
elektrocauter atau dengan tingtura podofillin. Kemungkinan residif selalu ada lebih lebih
penyebab rangsangan tidak diberantas lebih dahulu atau penyakit primernya kambuh

Fistula
Fistula vesikovaginal atau fistula rectovaginal biasanya terjadi waktu bersalin baik sebagai
tindakan operatif maupun akibat nekrosis tekanan. Tekanan lama antara kepala dan tulang
panggul gangguan sirkulasi sehingga terjadi kematian jaringan lokal dalam 5-10 hr lepas dan
terjadi lubang.
Akibatnya terjadi inkotinensia urin dan ikontinensia alvi. Fistula kecil yang tidak disertai
infeksi dapat sembuh dangan sendirinya. Fistula yang sudah tertutup merupakan kontraindikasi
pervaginam.

Kista vagina
Kista vagina berasal dari duktus Gartner atau duktus Muller. Letak lateral dalam vagina bagian
proksimal, ditengah, distal dibawah orifisium uretra eksternum. Bila kecil dan tidak ada
keluhan dibiarkan tapi bila besar dilakukan pembedahan. Marsupialisasi sebaiknya 3 bulan
setelah lahir.

Uterus
Kelainan bawaan uterus
Secara embriologis uterus , vagina, servik dibentuk dari kedua duktus muller yang dalam
pertumbuhan mudigah mengalami proses penyatuan. Kelaina bawaan dapat terjadi akibat
gangguan dalam penyatuan, dalam berkembangnya kedua saluaran muller dan dalam
kanalisasi.
Uterus didelfis atau uterus duplek terjadi apabila kedua saluaran muller berkembang sendiri-
sendiri tanpa penyatuan sedikitpun sehingga terdapat 2 saluran telur, 2 servik dan 2 vagina.
Uterus subseptus terdiri atas 1 korpus uteri dengan septum yang tidak lengkap, 1 servik, 1
vagina cavum uteri kanan dan kiri terpisah secara tidak lengkap. Uterus arkuatus hanya
mempunyai cekungan di fundus uteri, kelainan ini paling ringan dan sering dijumpai. Uterus
bikornis unilateral rudimentarius terdiri atas 1 uterus dan disampingnya terdapat tanduk lain.
Uterus unikornis terdiri atas 1 uterus, 1 servik yang berkembang dari satu saluran kanan dan
kiri. Kelainan ini dapat menyebabkan abortus, kehamilan ektopik dan kelainan letak janin.

Kelainan letak uterus


Anteversio uteri
Kelainan letak pada uterus ke depan dijumpai pada perut gantung. Perut gantung terdapat pada
multipara karena melemahnya dinding perut, terutama multipara gemuk, hal ini menghalangi
masuknya kepala ke dalam panggul, pembukaan tidak lancar. Dalam persalinan tidur telentang,
setiap ada his fundus dorong ke atas.

Retrofleksio uteri
Kadang kadang menyebabkan kemandulan karena kedua tuba tertekuk. Uterus gravidus yang
bertumbuh terus bisa terkurung dalam rongga panggul disebut retrofleksio uteri gravidi
inkarserata. Nasib kehamilan pada retrofleksio uteri dapat koreksi spontan, abortus, koreksi
tidak lengkap, inkrserasi

Prolap uteri
Turunya uterus dari tempat biasa disebut desensus uteri atau prolap uteri. Terbagi dalam 3
tingkat:
Tingkat 1 bila servik belum keluar dari vulva
Tingakt 2 bila servik sudah keluar vulva tapi corpus belum
Tingkat 3 bila korpus uteri sudah berada di luar vulva
Kehamilan dapat terjadi pada prolap tk 1 dan 2
Tumor uterus
Mioma uteri

Pengaruh mioma pada kehamilan dan persalinan


Mengurangi kemungkinan hamil
Kemungkinan abortus bertambah
Kelainan letak janin dalam rahim
Menghalangi jalan lahir
Inersia uteri dan atonia uteri
Sulit lepasnya plasenta

Pengaruh kehamilan dan persalinan pada mioma


Tumor tumbuh lebih cepat akibat hipertensi dan edema terutama dalam bulan-bulan
pertama, mungkin karena pengaruh hormonal.
Tumor menjadi lebih lunak, dapat berubah bentuk dan mudah terjadi gangguan sirkulasi
didalamnya. Tumor tampak merah disebut degenerasi merah atau tampak seperti daging
disebut degenerasi daging
Torsi pada mioma subserosum yang bertangkai. Torsi ini dapat menyebabkan nekrosis
dengan gambaran akut abdomen.

Diagnosis.
Diagnosis mioma uteri dalam kehamilan biasanya tidak sulit, walaupun kadang kadang terjadi
kesalahan. Kehamilan kembar, uterus didelfis, tumor ovarium dapat menyesatkan diagnosis.

Penanganan
Pada umumnya tidak dilakukan operasi untuk mengangkat mioma. Bila degenerasi merah
maka diambil sikap koservatif dengan istirahat baring dan kontrol yang ketat. Bila mioma
menghalangi jalan lahir harus dilakukan SC. Pengangkatan secepat-cepatnya setelah 3 bulan
postpartum .

Karsinoma servisis uteri


Kangker leher rahim mempunyai pengaruh tidak baik terhadap kehamilan, persalinan dan nifas.
Selain kemandulan, abortus, perdarahan, hambatan pertumbuhan janin. Apabila penyakit ini
tidak diobati pada kira-kira 2/3 diantara penderita kehamilan dapat mencapai cukup bulan.
Kematian janin dapat juga terjadi.
Pada trisemester I penderita harus segera diobati baik dengan penyinaran maupun operasi
radikal. Pengaobatan dengan sinar rontgen sebanyak 2000 rad kepada pelvis menyebabkan
hasil konsepsi mati dengan akibat abortus.
Pada trisemester II harus segera dilakukan histerotomi untuk mengosongkan rahim disusul
dengan penyinaran dan operasi radikal. Trisemester III untuk kehamilan yang lebih 36 mg atau
lebih segera melakukan seksio sesarea, bila kurang 36 minggu sedapat dapatnya ditunda sampai
janin ditaksir 2500 gram. Penundaan 1 atau 2 minggu masih dianggap aman.
Karsinoma korporis uteri
Hampir tidak memungkinkan hamil. Oleh karena itu kombinasi tumor ini dengan kehamilan
jarang. Terapi dalam kehamilan sama seperti yang tidak hamil yaitu histerektomi dengan atau
tanpa penyinaran sebelum atau sesudahnya.

ADNEKSA
Tuba
Telah diketahui bersama bahwa patensi tuba mutlak untuk pembuahan. Kelainan pada tuba
seperti peradangan atau tumor hampir tidak memungkinkan hamil. Apabila terjadi kehamilan
juga akan menghasilkan kehamilan luar uterus, yang biasanya terganggu pada kehamilan muda.

Ovarium
Tumor ovarium baik kecil maupun besar, kistik atau padat, jinak atau ganas mempunyai arti
obstetrik yang lebih penting daripada tumor tumor lain. Dalam kehamilan tumor ovarium
jarang dijumpai, yang paling sering kista dermoid.
Komplikasi yang paling sering dan berbahaya adalah torsi yang menyebabkan nekrosis
jaringan dan infeksi dengan gejala gejala sakit perut mendadak. Kista dapat pecah karena
trauma dan pengakhiran persalinan. Pada masa nifas juga berbahaya karena pengecilan rahim
memperbesar kemungkinan torsi.

Diagnosis
Sering tumor kecil diketahui apabila diperiksa secara bimanual dalam kehamilan muda. Tumor
yang mengisi rongga panggul mudah dikenal dalam persalinan apabila dilakukan pemeriksaan
dalam.

Penanganan
Dalam kehamilan tumor ovarium yang lebih besar telor angsa harus dikeluarkan karena:
Kemungkinan keganasan
Kemungkinan torsi
Kemungkinan menimbulkan komplikasi obstetrik yang gawat
Triwulan pertama, pengangkatan tumor sebaiknya ditunda sampai 16 minggu. Operasi paling
baik antara 16-20 mg. Operasi pada kehamilan muda dapat disusul oleh abortus apabila korpus
luteum graviditatis yang menghasilkan prosgesteron ikut terangkat. Pada kehamilan lebih 16
minggu plasenta sudah terbentuk sehingga fungsi corpus luteum diambil alih plasenta dan
produksi progesteron berlangsung terus, pada kehamilan > 20 mg teknik lebih sulit sehingga
rangsangan mekanis pada uterus sulit dihindarkan sehingga dapat terjadi partus prematurus
Bila tumor diketahui pada kehamilan tua dan tidak menyebabkan penyulit obstetrik atau gejala
gejala akut , atau tidak mencurigakan akan mengganas dapat ditunggu partus spontan. Operasi
dapat dilakukan dalam masa nifas. Lain halnya dengan tumor yang dianggap ganas atau yang
disertai gejala-gejala akut. Dalam hal ini operasi harus segera dilakukan tanpa menghiraukan
usia kehamilan.

PROLAPSUS UTERI
Prolapsus uteri adalah : Keadaan dimana turunnya uterus melalui hiatus genitalis yang
disebabkan kelemahan ligamen-ligamen, fasia endopelvik danotot dasar panggul yang
menyokong uterus.
Uterus dan vagina dipertahankan posisinya oleh :
1. Tonus otot uterus
2. Ligamen-ligamen yang memfiksasi uterus

• Lig kardinale
• Lig rotundum
• Lig infundibulopelvikum
• Lig sakrouterina

3. Fasia endopelvik
4. Otot-otot dasar panggul m levator ani

ETIOLOGI PROLAPSUS UTERI :


Dasar panggul yang lemah, ok karena kerusakan dasar panggul pada persalinan yang
terlampau sering dengan penyulit seperti ruptura perineum atau ok usia lanjut.
Tarikan pada janin pada pembukaan yang belum lengkap.
Ekspresi Crede yang berlebihan pada saat mengeluarkan plasenta.
Asites, tumor-tumor di daerah pelvis, batuk yang kronis dan pengejan (obslipasi atau
striktura pada traktus urinarius).
Relinakulum uteri yang lemah (asteni atau kelainan congenital berupa kelemahan jaringan
penyokong uterus yang sering pada nullipara.

PATOLOGI PROLAPSUS GENITALIS

• Dengan adanya persalnan yang sulit, menyebabkan kelemahan pada ligamenium-


ligamenium, fasia endopelvik, otot-otot dan fasia dasar panggul ok peningkatan tekanan
intra abdominal dan faktor usia.
• Karena servis uteri terletak diluar vagina akan menggeser celana dalam dan menjadi
ulkus dekubiltus.
• Dapat menjadi SISTOKEL karena kendornya fasia dinding depan vagina (mis : trauma
obstetrik) sehingga vesika urinaria terdorong ke belakang dan dinding depan vagian
terdorong ke belakang.
• Dapat terjadi URETROKEL, karena uretra ikut dalam penurunan tersebut. Harus di
DD/dengan Difertikulum Uretra, pada Difertikulum Uretra, uretra dan vesika urinaria
normal saja, hanya di belakang uretra ada lobang yang menuju ke kantong antara uretra
dan vagina.
• Dapat terjadi REKTOKEL, karena kelemahan fasia di dinding belakang vagina, ok
trauma obstetric atau lainnya, sehingga rekrum turun ke depan dan menyebabkan
dinding vagina atas belakang menonjol ke depan.
• Dapat terjadi ENTEROKEL, karena suatu hemia dari kavum dauglasi yang isinya usus
halus atau sigmoid dan dinding vagina atas belakang menonjol ke depan.
• Sistokel, uretrokel, rektokel, enterokel dan kolpokel disebut prolaps vagina.
• Prolaps uteri sering diikuti prolaps vagina, tetapi prolaps vagina dapat berdiri sendiri.

KLASIFIKASI PROLAPSUS UTERI


Tingkat I : Uterus turun dengan serviks paling rendah dalam introitus vagina
Tingkat II : Uterus sebagian keluar dari vagina
Tingkat II :Uterus keluar seluruhnya dari vagina yang disertai dengan inversio
vagina (PROSIDENSIA UTERI)

GEJALA KLINIS PROLAPSUS UTERI


Sangat individual dan berbeda-beda, kadang-kadang prolapsus uterinya cukup berat tapi
keluhannya (-) dan sebaliknya. Prolapsus uteri dapat mendadak seperti nyeri, muntah, kolaps
dll (jarang). Keluhan-keluhannnya adalah :
Terasa ada yang mengganjal/menonjol digenitalia ekstema (vagina atau perasaan berat pada
perut bagian bawah).
Riwayat nyeri dipinggang dan panggul yang berkurang atau hilang dengan berbaring.
Timbulnya gejala-gejala dari :

• Sitokel : BAK sedikit-sedikit dan sering, tak puas dan stress inkontinensia (tak dapat
menahan BAK) karena dinding belakang uretra tertarik, sehingga fungsi sfincter
terganggu.
• Rektokel : terjadi gangguan defikasi seperti obstipasi, karena faeces berkumpul di
rongga rektokel.
• Koitus terganggu, juga berjalan dan bekerja.
• Leukorea, karena bendungan/kongesti daerah serviks.
• Luka lecet pada portio karena geseran celana dalam.
• Enterokel, menyebabkan rasa berat dan penuh pada daerah panggul.
• Servisitis dapat menyebabkan infertility.
• Menoragia karena bendungan.

KOMPLIKASI PROLAPSUS UTERI :


Keratinisasi mukosa vagina dan portio uteri
Dekubitus
Hipertropi serviks uteri dan elongasioa koli
Gangguan miksi dan stress inkontinensia
Infeksi saluran kencing
Infertilitas
Gangguan partus
Hemoroid
Inkarserasi usus

PENANGANAN PROLAPSUS UTERI

• Faktor-faktor yang harus diperhatikan


• Keadaan umum pasien umur,
• Masih bersuami atau tidak,
• Tingkat prolapsus, beratnya keluhan,
• Keinginan punya anak lagi dan ingin mempertahankan haid.
• Penanganan dibagi atas :

I. PENCEGAHAN
Faktor-faktor yang mempermudah prolapsus uteri dan dengan anjuran :
Istirahat yang cukup, hindari kerja yang berat dan melelahkan gizi cukup
Pimpin yang benar waktu persalinan, seperti :

• Tidak mengedan sebelum waktunya


• Kala II jangan terlalu lama
• Kandung kemih kosongkan)
• Episiotomi agar dijahit dengan baik
• Episiolomi jika ada indikasi
• Bantu kala II dengan FE atau VE

II. PENGOBATAN
A. Pengobatan Tanpa Operasi
Tidak memuaskan dan hanya bersifat sementara
Pada prolapsus uteri ringan
Ingin punya anak lagi
Menolak untuk dioperasi
Keadaan umum pasien tak mengizinkan untuk dioperasi
Caranya :

• Latihan otot dasar panggul


• Stimulasi otot dasar panggul dengan alat listrik
• Pemasangan pesarium

- Hanya bersifat paliatif,


- Pesarium dari cincin plastik
- Prinsipnya : alat ini mengadakan tekanan pada dinding atas vagina sehingga uterus tak dapat
turun melewati vagina bagian bawah.
- Biasanya dipakai pada keadaan :
• Prolapsus uteri dengan kehamilan
• Prolapsus uteri dalam masa nifas
• Prolapsus uteri dengan dekubitus/ulkus
• Prolapsus uteri yang tak mungkin dioperasi

Mis : keadaan umum yang jelek

B. Pengobatan dengan Operasi


Operasi Manchester/Manchester-Fothergill
Histeraktomi vaginal
Kolpoklelsis (operasi Neugebauer-La fort)
Operasi-operasi lainnya :
Ventrofiksasi/hlsteropeksi
Interposisi
Jika Prolaps uteri terjadi pada wanita muda yang masih ingin mempertahankan fungsi
reproduksinya cara yang terbaik adalah dengan :
Pemasangan pesarium
Ventrofiksasi (bila tak berhasil dengan pemasangan pesarium)

B.Penyakit Kardiovaskular
Penyakit kardiovaskular atau penyakit jantung ialah sejenis penyakit yang berkait dengan system
peredaran darah : jantung dan pembuluh darah
Sakit jantung yang biasa adalah:

• Penyakit jantung koronari (coronary heart disease), terhasil akibat pengumpulan


mendapan ateromatus dalam dinding ateri yang membekalkan miokardium.
• Penyakit jantung hipertensif (hypertensive heart disease), penyakit yang berciri-cirikan
tekanan darah tinggi kepada jantung.
• Kegagalan jantung (heart failure), penyakit yang membabitkan jantung gagal
mengekalkan aliran darah.
• Kor pulmonale (pulmonary heart disease), kegagalan pada ventrikel kanan jantung.
• Penyakit serebrovaskular, penyakit yang terjadi pada salur darah ke serebrum atau otak.
Penyakit kardiovaskular (CVD) adalah kelas penyakit yang melibatkan jantung atau saluran darah.
CVD termasuk penyakit arteri koronari (CAD) seperti angina dan infark miokard (biasanya dikenali
sebagai serangan jantung). Lain-lain CVD termasuk strok, kegagalan jantung, penyakit jantung
hipertensi, penyakit jantung rematik, kardiomiopati, arrhythmia jantung, penyakit jantung kongenital,
penyakit jantung valvular, karditis, aneurisma aorta, penyakit arteri perifer, penyakit thromboembolic,
dan trombosis vena.
Mekanisme asas berbeza-beza bergantung kepada penyakit. Penyakit arteri koronari, strok, dan
penyakit arteri periferal melibatkan aterosklerosis.] Ini mungkin disebabkan oleh tekanan darah tinggi,
merokok, kencing manis, kurang senaman, obesiti, kolesterol darah tinggi, diet yang tidak baik, dan
penggunaan alkohol yang berlebihan, antara lain. Tekanan darah tinggi dianggarkan kira-kira 13%
daripada kematian CVD, manakala tembakau menyumbang 9%, diabetes 6%, kurang senaman 6%
dan obesiti 5%. Penyakit jantung rematik mungkin mengikuti tekak strep yang tidak dirawat.
Dianggarkan bahawa sehingga 90% CVD boleh dicegah. Pencegahan CVD melibatkan peningkatan
faktor risiko melalui: pemakanan sihat, latihan, menghindari asap tembakau dan mengehadkan
pengambilan alkohol. Mengubati faktor risiko, seperti tekanan darah tinggi, lipid darah dan diabetes
juga bermanfaat. Merawat orang yang mempunyai tekak strep dengan antibiotik boleh mengurangkan
risiko penyakit jantung rematik.
Kajian mengenai jantung, dan sakit jantung, adalah kardiologi.

C. PENYAKIT DARAH
Kelainan darah, juga dikenal sebagai gangguan hematologi, adalah gangguan yang memengaruhi
kuantitas serta fungsi darah Anda.
Darah Anda tersusun dari empat komponen utama, yaitu sel darah merah (eritrosit), sel darah putih
(leukosit), trombosit (keping darah), dan plasma darah.
Keempat komponen tersebut bisa bermasalah, sehingga tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya.
Akibatnya, Anda mungkin akan mengalami berbagai penyakit kelainan darah yang dapat bersifat akut
dan kronis.
1.Penyakit kelainan darah yang memengaruhi sel darah merah

Gangguan sel darah merah adalah kondisi yang menyerang sel yang bertugas membawa oksigen dari
paru-paru ke seluruh tubuh Anda.
Berbagai penyakit kelainan darah yang dapat memengaruhi sel darah merah meliputi:

1. Anemia
Anemia disebabkan karena jumlah sel darah merah dalam tubuh
rendah. Jika terkena anemia, tubuh Anda tidak mendapatkan suplai
darah yang kaya oksigen.
Akibatnya, Anda mungkin merasa lelah, lesu, dan tidak bertenaga.
Anda juga mungkin memiliki gejala lain, seperti sesak napas, pusing,
atau sakit kepala.
Anemia terbagi menjadi beberapa jenis yang dibedakan menurut
penyebabnya.
Beberapa jenis anemia yang paling umum adalah anemia defisiensi
besi, pernisosa (defisiensi vitamin B12), hingga anemia sel sabit.
2. Polisitemia vera
Dikutip dari Mayo Clinic, polisitemia vera adalah kondisi ketika sel darah merah yang diproduksi
pada sumsum tulang belakang terlalu banyak.
Meningkatnya produksi sel darah merah dalam tubuh dapat menyebabkan darah membeku dan
menghambat aliran darah. Kondisi ini meningkatkan risiko pembekuan darah.
Jika tidak segera diobati, gumpalan darah dapat melewati pembuluh darah, menyebabkan kondisi
serius seperti stroke (pembuluh darah otak) atau infark miokard (arteri jantung).
2.Penyakit kelainan darah yang memengaruhi sel darah putih
Gangguan sel darah putih merupakan kondisi yang menyerang sel yang
bertugas sebagai sistem kekebalan tubuh untuk melawan penyakit.
Adanya kelainan pada jumlah sel darah putih dapat membuat Anda rentan
mengalami infeksi.
Berbagai kelainan darah yang dapat memengaruhi sel darah putih
meliputi:
1. Limfoma
Limfoma adalah jenis kanker darah yang memengaruhi kelenjar getah bening, kelenjar timus, sumsum
tulang, dan bagian tubuh lainnya.
Kondisi ini terjadi akibat sel darah putih yang berkembang tidak normal dan di luar kendali.
Limfoma terdiri dari berbagai jenis, tetapi dua kategori utama dari limfoma adalah limfoma Hodgkin
dan limfoma non-Hodgkin.
2. Leukemia
Leukemia adalah jenis kanker darah yang terjadi ketika sel darah putih berubah menjadi tidak normal
dan berkembang biak secara tidak terkendali di dalam sumsum tulang.
Ini adalah jenis yang paling umum dari kanker darah.
Berdasarkan seberapa cepat perkembangannya serta jenis sel darah putih yang diserang, leukemia
dibedakan menjadi akut dan kronis.
Leukemia kronis jauh lebih berbahaya dan sulit untuk diobati dibanding leukemia akut.
3. Multiple myeloma
Multiple myeloma adalah jenis kanker darah yang terjadi karena sel plasma berubah menjadi ganas
dan berkembang biak tidak terkendali.
Padahal, sel plasma berperan untuk menghasilkan antibodi (atau immunoglobulin) yang membantu
tubuh menyerang dan membunuh kuman.
Multiple myeloma menyebabkan produksi antibodi menjadi tidak normal, yang mengakibatkan sistem
kekebalan tubuh Anda menjadi lemah dan rentan terhadap infeksi.
4. Sindrom mielodisplastik (praleukemia)
Sindrom mielodisplastik atau disebut juga dengan penyakit praleukemia adalah jenis kanker darah
yang menyerang sumsum tulang.
Kondisi ini disebabkan oleh sel darah yang terbentuk tidak sempurna, sehingga tidak dapat berfungsi
sebagaimana mestinya.
Meski sering kali muncul secara perlahan, sindrom ini juga dapat muncul secara mendadak dan
menjadi leukemia pada tingkatan yang parah.
3.Penyakit kelainan darah yang memengaruhi trombosit

Gangguan ini menyerang trombosit, yaitu sel dalam darah yang


bersirkulasi di aliran darah dan membantu darah membeku.
Beberapa penyakit kelainan darah yang dapat memengaruhi
trombosit adalah:

1. Trombositopenia
Penyakit trombositopenia terjadi karena trombosit dalam darah terlalu rendah. Trombosit adalah sel
darah yang berperan penting pada proses pembekuan darah.
Kondisi ini dapat disebabkan karena masalah kesehatan atau efek dari obat-obatan tertentu.
Pada kasus yang langka, jumlah trombosit dapat menjadi sangat rendah di mana perdarahan internal
yang berbahaya dapat terjadi.
2. Trombositemia esensial
Trombositemia esensial adalah peningkatan jumlah trombosit tanpa sebab yang jelas. Kondisi ini
menyebabkan pembekuan darah berlebihan dan perdarahan.
Trombositemia esensial bisa terjadi akibat gangguan proses pembentukan sel punca (stem cell)
pembentuk darah.
Sayangnya, sampai saat ini para ahli belum mengetahui apa penyebab pasti dari trombositosis
esensial.
3. Trombofilia
Pengentalan darah atau disebut juga dengan trombofilia adalah penyakit yang berhubungan dengan
pembekuan darah. Kondisi ini menyebabkan darah lebih mudah untuk menggumpal.
Beberapa orang yang didiagnosis penyakit pada darah ini harus minum obat pengencar darah setiap
hari untuk menghindari terjadinya penggumpalan darah.
4.Gangguan faktor pembekuan darah

Faktor pembekuan atau faktor koagulasi adalah protein dalam darah yang
bekerja dengan trombosit untuk membentuk gumpalan darah.
Masalah apa pun yang memengaruhi fungsi atau jumlah faktor pembekuan
dalam menyebabkan gangguan perdarahan.
Beberapa penyakit kelainan darah yang dapat memengaruhi faktor
pembekuan darah adalah:
1. Hemofilia
Hemofilia adalah penyakit genetik yang menyebabkan darah menjadi sulit membeku. Kondisi ini
disebabkan karena tubuh kekurangan protein pembekuan darah (faktor pembekuan).
Apabila orang dengan hemofilia mengalami perdarahan, perdarahannya akan sulit dihentikan.
Akibatnya, darah akan terus mengalir keluar. Jika tidak segera ditangani, penyakit ini dapat
menyebabkan komplikasi serius.
2. Trombosis vena dalam
Trombosis vena dalam atau deep vein thrombosis (DVT) adalah suatu penyakit yang terjadi ketika
terdapat gumpalan darah di pembuluh darah vena.
Biasanya pembuluh darah vena yang paling sering mengalami penggumpalan adalah bagian kaki.
Kondisi ini menyebabkan aliran darah melambat. Akibatnya, daerah yang tersumbat menjadi
bengkak, merah, dan nyeri.
Apabila gumpalan darah bergerak ke paru-paru, dapat menyebabkan emboli paru yang menimbulkan
masalah pernapasan serius.
3. Disseminated intravascular coagulation
Disseminated intravascular coagulation (DIC) adalah kondisi langka, tapi serius, yang menyebabkan
pembekuan darah abnormal di seluruh pembuluh darah tubuh.
Kondisi ini disebabkan oleh penyakit atau kondisi lain, seperti infeksi atau cedera, yang membuat
proses pembekuan darah menjadi terlalu aktif.
4. Von Willebrand disease
Von Willebrand disease (VWD) atau penyakit von Willebrand merupakan gangguan genetik yang
disebabkan oleh salah satu protein pembekuan, yaitu faktor von Willebrand (VWF).
VWF mengikat faktor VIII (protein pembekuan utama) dan trombosit di dinding pembuluh darah.
Faktor ini membantu membentuk sumbat trombosit selama pembekuan.
Apa saja tanda-tanda dan gejala kelainan darah?

Tanda dan gejala penyakit kelainan darah mungkin dapat berbeda, tergantung dari penyebabnya dan
komponen darah apa yang abnormal.
Namun, ada beberapa gejala khas yang bisa muncul ketika seseorang mengalami gangguan darah, di
antaranya:
• Lemah, lesu, tidak bertenaga
• Demam
• Sakit kepala
• Pusing
• Kulit pucat pasi
• Kemerahan pada wajah
• Pembekuan darah yang berlebihan
• Muncul petekie atau bintik-bintik merah
• Luka yang tidak kunjung sembuh atau lambat sembuh
• Perdarahan tak terkendali setelah terluka
• Kulit mudah memar meski hanya terkena benturan kecil
Umumnya, gangguan darah menyebabkan perdarahan sangat berat dalam kasus:
• Mimisan
• Prosedur gigi
• Perdarahan menstruasi
• Melahirkan
• Tumbuh gigi pada bayi
Kemungkinan ada tanda-tanda dan gejala yang tidak disebutkan di atas.
Anda bisa memeriksakan gejala yang Anda curigai di sini. Namun, untuk hasil yang lebih pasti,
sebaiknya Anda berkonsultasi dengan dokter mengenai gejala tertentu.
Ada beberapa penyebab utama penyakit darah, di antaranya:
1. Keturunan
Penyakit darah dapat berasal dalam keluarga. Ini berarti jika orangtua atau saudara kandung memiliki
kelainan darah, Anda kemungkinan akan mengalami hal yang serupa.

2. Kondisi tertentu
Berbagai kondisi tertentu dapat meningkatkan risiko kelainan darah. Salah satunya adalah penyakit
autoimun.

Penyakit autoimun seperti lupus membuat sistem kekebalan tubuh Anda tidak bekerja dengan baik.
Sistem kekebalan tubuh Anda mungkin menghancurkan trombosit darah Anda sendiri, yang membuat
tubuh kesulitan untuk menghentikan perdarahan ketika terluka.

3. Infeksi
Beberapa infeksi dapat mengurangi jumlah sel darah putih dari darah Anda.

Meski begitu, terkadang infeksi juga bisa meningkatkan produksi sel darah putih dalam tubuh Anda.

4. Kekurangan gizi
Asupan nutrisi yang buruk juga bisa menyebabkan gangguan darah.

Contohnya, jika Anda kekurangan zat besi, tubuh tidak dapat memproduksi sel darah merah yang
cukup.
Akibatnya, Anda akan lebih rentan mengalami penyakit anemia.
D. PENYAKIT SALURAN PERNAPASAN

Penyakit saluran pernapasan adalah suatu gangguan atau infeksi yang terjadi pada bagian saluran
pernapasan yang diakibatkan karena adanya virus yang menyerang.
Normalnya, manusia dapat bernapas setidaknya 12-20 kali untuk setiap menitnya. Namun, adanya
Virus yang menyerang bagian pernapasan tersebut membuat sistem pernapasan atau respirasi kita
menjadi terganggu.

A. Penyakit saluran pernapasan bagian atas


Virus atau bakteri yang dapat menyebabkan penyakit saluran pernapasan atas adalah influenza dan
parainfluenza, thinoviruses, epstein-barr virus (EBV), respiratory syncytial Virus (RSV),
Streptococcus grup A, Pertussis, serta Diphteria.

Berikut beberapa penyakit saluran pernapasan bagian atas:

1. Flu (influenza) / Pilek


Penyakit ini mudah sekali hinggap pada diri seseorang saat ketebalan imun kita
terganggu. Flu termasuk kedalam penyakit saluran pernapasan yang disebabkan
oleh virus. Oleh sebab itu, virus ini mudah sekali menular. Penularannya bisa
melalui kontak langsung dengan cairan yang keluar langsung dari penderita saat
batuk atau bersin.

2. Faringitis
Penyakit ini terjadi pada salah satu organ di dalam tenggorokan yang
menghubungkan rongga belakang hidung dengan bagian belakang mulut. Ketika
seseorang terkena inflamasi atau peradangan pada faring, tenggorokan akan terasa
gatal dan sulit menelan.Faringhitis dapat menular melalui udara atau melalui
benda-benda yang terkontaminasi oleh virus dan bakteri. Misalnya, ketika
seseorang menghirup udara yang terdapat butiran air ludah atau sekresi penderita
faranghitis, maka orang tersebut akan turut terkena penyakit ini.

3. Laringitis
Gangguan pernapasan ini terjadi pada bagian laring atau pita suara. Peradangan pada laring pada
umumnya disebabkan akibat penggunaan pita suara yang berlebihan, iritasi atau infeksi. Gejala umum
yang dapat dirasakan oleh penderitanya adalah suara serak atau bahkan hilang sama sekali.

4. Sinusitis
Penyakit ini merupakan infeksi dan pembengkakan pada sinus akibar adanya penyumbatan di
dalamnya. Bila sudah sampai pada tahap kronis, penyakit ini dapat mengganggu saluran pernapasan
dan menyebabkan lendir. Penderita akan kesulitan bernapas dan area mata atau wajah dapat terasa
membengkak/nyeri.
5. Tonsillitis
Penyakit ini sering dikenal dengan nama radang amandel. Hal ini dapat
terjadi akibat infeksi dari virus. Radang amandel terjadi dengan ditandai oleh
rasa sakit kepala, suara serak, demam, bau mulut dan batuk. Segera tangani
amandel dengan cara yang tepat. Konsultasi dengan dokter merupakan jalan
terbaik untuk mengatasinya.

Apabila amandel tidak ditangani dengan tepat, maka akan muncul


komplikasi dari amandel. Penderita akan mengalami kesulitan bernafas atau menelan, apnea tidur dan
muncul nanah pada amandel.

B. Penyakit saluran pernapasan bagian bawah


Virus atau bakteri yang dapat menyebabkan penyakit saluran pernapasan atas adalah Influenza A,
Human metapneumovirus (hMPV), Respiratory syncytial virus (RSV), Varicella-zoster virus (VZV),
H. influenzae, Streptococcus pneumoniae, Klebsiella pneumoniae, Staphylococcus aureus,
Enterobacteria dan bakteri anaerob.

Berikut beberapa penyakit saluran pernapasan bagian bawah:

1. Bronkitis
Gangguan ini terjadi pada saluran udara keluar dan masuk dari paru-paru. Orang yang mengalami
peradangan pada bronkus memiliki gejala umum yaitu batuk berdahak. Terkadang dahak yang
dikeluarkan bisa berubah warna.

2. Bronkiolitis
ciri penyakit saluran pernapasan bronkiolitis adalah anak akan terlihat
seperti sedang pilek biasa dengan gejala batuk ringan dan hidung meler.
Jika gejala
Gangguan Bronkiolitis pada umumnya terjadi pada bayi sampai anak-
anak usia dua tahun ke bawah. Bronkiolitis merupakan infeksi yang
terjadi pada saluran pernapasan. Infeksi ini dapat menyebabkan radang
dan penyumbatan pada bronkiolus atau saluran pernapasan kecil di
dalam paru-paru.

Ciri- tersebut berkembang, maka anak akan mengalami batuk kering


yang disertai dengan mengi dan demam. Anak juga akan mengalami susah makan.

Penyebab dari bronkiolitis adalah virus. Jenis virus yang sering menyebabkannya adalah respiratory
syncytial virus (RSV). Penyakit ini dapat menular dari penderitanya melalui percikan air liur dari
batuk atau bersin. Selain itu, penyakit ini juga dapat menular melalui perantara dari sebuah barang
yang terkena paparan virus. Misalnya mainan atau barang-barang yang telah terkontaminasi virus
akibat dipegang dan menyentuh mulut penderita.

3. Pneumonia
Penyakit ini dikenal dengan radang paru-paru. Peradangan tersebut terjadi
diakibatkan infeksi. Pada umumnya, orang yang terkena penyakit pneumonia
memiliki gejala batuk berdahak, demam dan sesak napas. Tanda lain dari
penyakit ini adalah dahak yang kental dengan warna kunging, hijau atau bernoda
darah.

4. Kanker paru-paru
Penyakit kanker paru-paru merupakan salah satu jenis penyakit yang paling
berbahaya. Bahkan hingga saat ini angka kematian akibat penyakit ini
sangatlah tinggi. Gangguan ini dapat termasuk sebagai penyakit pernapasan
akibat pencemaran udara. Hal ini dikarenakan selain karena adanya riwayat
kanker pada keluarga, penyakit ini erat sekali berakaitan dengan polusi udara.
Seseorang yang menghirup udara berpolusi dalam jangka panjang dapat
terkena penyakit ini. Selain itu, riwayat paparan zat kimia dan gas beracun
seperti asbestos dan randon atau merokok dapat menjadi penyebab kanker
paru-paru.

5. Emfisema
Gangguan yang satu ini termasuk kedalam penyakit paru
obstruktif kronik (PPOK). Penyakit ini menyerang alveoli
(kantung udara). Tidak ada gejala yang khas dari penyakit ini.
Seiring bertambahnya waktu, biasanya orang yang terkena
emfisema akan merasakan sesak saat bernapas.

6. Asma
Gangguan Asma disebabkan karena adanya penyempitan saluran
pernapasan. Ciri-ciri penyakit saluran pernapasan asma adalah
sesak yang dibarengi dengan mengi (wheezing). Mengi tersebut
merupakan suara khas bernada tinggi saat penderita mengeluarkan
napas.

E. PENYAKIT DIGESTIVUS HEPAR DAN PANGKREAS


Ada tiga faktor yang menyebabkan perubahan fungsi alat
pencernaan tersebut dalam kehamilan, yaitu perubahan hormonal, anatomik dan fisiologik
kehamilan, dan ketiga faktor tersebut akan memberikan pengaruh pada fungsi alat
pencernaan. Selama kehamilan akan terjadi pula penurunan gerakan saluran alat cerna karena
tonus otot-otot alat pencernaan yang berkurang, di samping itu terdapat pula perubaltan Ietak
serta penekanan yang disebabkan oleh pembesaran rahim (uterus). Perasaan mual, muntah,
nafsu makan menurun, ketidaksukaan pada makanan tertentu atau bau-bauan yang dapat
diobati dengan menghindari makanan atau bau¬bauan tersebut atau dengan pemberian obat-
obat yang relatif ringan ternyata sudalt cukup.Akan tetapi kadang-kadang keluhan wanita
hamil tersebut sangat berlebihan sehingga dapat membahayakan kesehatan atau jiwanya,
maka perlu dipikirkan penyebab lain, yang ikut berperan sebagai penyebabnya seperti seot-
ang wanita hamil yang menginginkan makanan tertentu yang tidak lazimnya dimakan orang,
umpamanya tepung kanji, makanan mentah, garam, lempung, tanah dan sebagainya.Penyebab
kelainan ini sangat erat hubungannya dengan faktor sosial, tingkat kebudayaan dan
sebagainya, sehingga pengobatannya haruslah melalui pendekatan psikologik dan kelainan
seperti ini disebut pica (ngidam dalam bahasa Jawa).Begitu pula tak jarang disalahtafsirkan
gejala-gejala penyakit organ dalam rongga perut yang gawat dianggap sebagai gangguan
yang disebahkan oleh kchamilan biasa.

MULUT
1. Ptialismus (syalorea, hipersalivasi)
Pada kehamilan trimester pertama, kemungkinan dijumpai produk berlebihan dari biasa, sehingga
menyebabkan wanita hamil terseb~ membuang ludah.Produksi air ludah yang berlebihan ini disebut ptialis
karena ketidaksanggupan wanita tersebut menelan air ludahnya sebaga perasaan mual. Pengobatan khusus
t:idak ada, cukaap dengan pen penerangan secara psikologik.

2.Gingivitis dan epulis


Dalam kehamilan sering gusi menjadi bengkak dan lemah serta mud terutama pada waktu
gosok gig' atau sentuhan yang ringan lainnya.H pengaruh dari hormon estrogen yang
meningkat. Seringkali tirnbul stomatitis dan gingivitis dalam kehamilan, dan un perawatan
mulut agar selalu bersih selama kehamilan. Kadang-kadan pula pembengkakan gusi setempat
dan banyak mengandung pembuh darah, sehingga mudah berdaralt. Kelainan ini disebut
epulis gravidarum khusus tidak ada, dan setelah lahir epulis tersebut akan hilang sendiri
3. Karies dentis
Dalam kehamilan sering dijumpai gingivitis dan karies dentis, akan beralasan kehamilan
sebagai penyebab meningkatnya kejadian karies dentis sebelum hamil sudah ada, dan
kekurangan kalsium akan kerusakan giginya seperti juga terjadi sebelum ltamil. Pengobatan
yaitu dengan merawat gigi, mulut, serta mencukupi kebutuhan kalsium dalam kehamilan.

ESOFAGUS
1. Pirosis (heartburn, nyeri dada)
Pirosis ialah perasaan nyeri di dada, karena masuknya isi lambung ke d bagian bawah.Keluhan
sering ditemukan dalam kehamilan, terutama tengkurap, atau menelan sesuatu makanan
tertentu atau obat.Pada kehamilan tua mungkin kelainan ini agak sering dijumpai karena
pengaruh tekanan rahim yang membesar. Pada esofagus terjadi esofagitis, akan tetapi pada en(
kelihatan ada tanda-tanda radang, hanya secara histologik dapat diliha tersebut berisi aa:uo
klurida, pepsin serta makanan. pirosis biasan; mcnitnbulkan komplikasi srprrti strikmra,
perdar-ahan, karena waktu sebentar saja. Pengobatan cukup dengan memberikan obat antasid,
mengubah posisi tubuh dan menegakkan kepala serta mencegah tengkurap setelah
makan.Keadaan yang lebih berat, kadang-kadang menyebabkan penderita sulit menelan, ada
perdarahan (hematemesis), sebagai akibat terjadi esofagitis erosif.Pengobatannya tetap seperti
diuraikan di atas, yaitu konservatif.

2. Esofagftis erosiva
Esofagitis erosiva merupakan akibat yang gawat dari kembalinya isi lambung ke dalam
esofagus, dan agaknya tidak mempunyai hubungan dengan hiperemesis gravidarum.Gejala
yang paling sering dijumpai ialah nyeri waktu menelan (disfagia) disertai pirosis.Hematemesis
dapat terjadi, dan esofagoskopi menunjukkan erosio berdarah pada selaput lendir satu pertiga
bawah esofagus. Penanggulangan sama dengan pada pirosis biasa. Apabila terjadi
hematemesis, penderita disuruh minum air es atau menelan es batu kecil-kecil. Biasanya
kelainan ini sembuh sama sekali dengan sendirinya setelah kelahiran. Striktura esofagei yang
sampai memerlukan dilatasi jarang terjadi.

3. Varises esofagei
Varises esofagei akibat sirosis hepatis menjadi lebih besar dan lebih mudah pecah dalam
kehamilan, karena hipervolemia kehamilan dan hipertensi portal.

LAMBUNG
1. Hernia hiatus diafragmatika
Hernia hiatus driafragmatika ialah masuknya bagian atas lambung ke dalam lubang diafragma.
Kelainan ini sering dijumpai dalam kehamilan, kira-kira 17%, terutama dalam kehamilan
trimester III, dan lebih sering pada multipara dalam usia lanjut. Kelainan ini akan sembuh
sendiri, setelah anak lahir. Penderita mungkin mengeluh tentang gangguan pencernaan berupa
pirosis, muntah, kadang-kadang hematesis, berat badan menurun, atau kadang-kadang tak ada
keluhan sama sekali. Kalau keluhan meningkat, mungkin ada hubungan dengan dua faktor,
yaitu wanita tersebut telah rnenderita hernia hiatus dan isi lambung yang bertambah
besar.Sering dokter mengira gejala-gejala tersebut disebabkan oleh karena hamil biasa,
sedangkan kalau diperiksa dengan foto rontgen mungkin dijumpai adanya hernia.Hernia hiatus
jarang mengalami strangulasi hernia dalam kehamilan, dan kalau ada biasanya penderita
mengeluh sesak napas, sianotik, kadang-kadang dapat jatuh dalam syok.
Penanganannya adalah simptomatik, penderita ditidurkan setengah duduk, makanan
diberikan dalam porsi kecil-kecil.Kalau hernia tersebut telah diketahui sebelum hamil,
sebaiknya penderita tidak hamil, atau dilakukan operasi lebih dulu.

2. Ulkus peptikum
Ulkus peptikum jarang dijumpai dalam kehamilan, perjalanan penyakitnya bervaria¬si. Pada
wanita yang mempunyai ulkus peptikum sebelum hamil, biasanya setelah hamil, penyakit akan
menjadi lebih baik, bahkan dapat sembuh. Terus trimester pertama dan kedua, karena
rendahnya sekresi asam lamek, meningkatnya produksi getah lambung, walaupun kadang-
kadang ulkus lebih hebat gejalanya dan yang sering dijumpai adalah rasa kejang dan peril
bagian atas (yang dapat hilang dengan memakan makanan atau obat alk; panas, rasa tak enak
di daerah epigastrium. Gejala lebih sering terjadi atau di atau 3 jam sesudah makan. Perforas
jarang terjadi.Oleh karena itu penanga peptikum dalam kehamilan umumnya konservatif,
jarang atau hampir dengan tindakan operatif.

3. Gastritis
Diagnosis gastritis sering dibuat dalam kehamilan muda, hanya atas dasaj penderita, seperti
mual, muntah-muntah, tidak ada nafsu makan, nyeri epigastrium dan sebagainya. Dan setelah
diperiksa dengan teliti ternyata tidak menderita gastritis akan tetapi. mungkin emesis
(hiperemesis), esofagitis. Sering dilakukan pemeriksaan radiologik oleh dokter untuk
diagnosis.Hal ini tentu tidak baik, karena sinar X, mempunyai pengaruh t pada janin.Oleh
karena itu haruslah hati-hati untuk membuat diagnosis Perhatikanlah dan lakukanlah anamnesis
dan pemeriksaan dengan telit penderita sedang hamil muda atau tidak.Bila hamil muda sedapat
mungki pembuatan foto riintgen.Penderita diobservasi, dan ditentukan terapi kc seperti gastritis
di luar kehamilan. Biasanya keluhan akan hilang setelah tri bila disebabkan oleh kehamilan.

USUS HALUS
1. Ileus
Baik ileus obstruktif maupun ileus paralitik dapat dijumpai dalam keham kadang-kadang tidak
diketahui, karena gejala-gejalanya sering disalal sebagai gejala-gejala kehamilan biasa, seperti
mual, muntah, konstipas kontraksi, kejang otot dan sebagainya.Ileus obstruksif ini dapat
disebal; volvulus, lrernia inkarserata, intususepsi, tumor kolon, dan perlekai merupakan
penyebab yang sering dijumpai.Oleh karena itu perlu diperha ditanyakan tentang; operasi perut
yang terdahulu.Diagnosis dibuat atas dasar gejala muntah-muntah, konstipasi, bising usus
meningkat seperti bunyi logam. Foto abdomen walaupun pemeriksaan X ray secara umum
dilarang dalam kehamilam, namun keadaan tertentu perlu dilakukan. Seperti pada sangkaan
ileus obstruktil pada gambaran foto rontgen, usus di bagian proksimal obstruksi melebar,
bayangan permukaan cairan (fluid Ievel).
Begitu juga bila diagnosis ragu-ragu, maka tindakan laparotomi eksplorasi lebih baik dilakukan
daripada bersikap menunggu, yang kemudian menimbulkari keadaan fatal.Dalam kehamilan
biasa, tonus dan peristaltik usus berkurang, sehingga tak jarang menyebabkan konstipasi atau
sulit buang air besar.Kadang-kadang dapat timbul gejala-gejala ileus paralitik dalam kehamilan
dan nifas, dan hal ini haruslah dibedakan dari ileus obstruktif dan peritonitis.
Pada ileus paralitik tanpa komplikasi lain sepeni di atas, terapi untuk ini adalah konservatif,
yaitu dengan memberikan infus dan makanan parenteral, pemasangan pipa hidung-lambung,
dan cairan lambung diisap terus menerus, sena pemberian antibiotika, vitamin aneurin 25-50
mg intra muskular, dan biasanya dalam waktu 3-5 hari akan sembuh.

2. Volvulus
Dengan makin tuanya kehamilan dan makin membesarnya uterus, usus-usus halus dapat
terputar pada pangkalnya, sehingga terjadi penjiratan (strangulas:) seluruh ileum. Akibatnya
sangat gawat dan menyebabkan kematian apabila tidak segera dikenal dan dioperasi. Keadaan
lain yang dapat pula menyebabkan volvulus ialah perpanjangan mesokolon, hernia
diafragmatika, perlekatan usus, dan terdapatnya pita kongenital di dalam rongga perut.
Gambaran klinik berupa perut yang menunjukkan tanda-tanda gawat mendadak (acute
abdomen) terdiri atas gejala-gejala obstruksi usus disertai muntah-muntah yang hebat.Keadaan
umum cepat memburuk akibat gangguan elektrolit dan keracunan; nadi sangat cepat dan suhu
meningkat.Penderita harus segera dioperasi.

3. Hernia
Pelbagai macam hernia dapat dijumpai dalam kehamilan, sepeni hernia inguinalis, femoralis,
umbilikalis, dan sikatrisea, yang biasanya tidak menimbulkan keluhan.Hernia diafragma telah
dibicarakan di atas.
Membesarnya uterus mendorong usus-usus lebih jauh dari cincin hernia, sehingga inkarserasi
jarang terjadi dalam kehamilan, juga dalam persalinan kala II, walaupun wanita meneran-
neran.
Sebaliknya, dalam nifas cincin dapat menjadi lebih besar dan usus dapat masuk ke dalam
kantong hernia.Walaupun demikian, inkarserasi juga jarang terjadi dalam nifas.Gejala-gejala
ileus pada hernia dapat timbul pada setiap saat dalam kehamilan dan nifas apabila ada
perlekatan usus yang terjepit, terputar, atau tenarik.
Penanganan hernia dalam kehamilan sama dengan di luar kehamilan apabila timbul gejala-
gejala gawat. Dalam persalinan sebaiknya wanita tidak meneran terlarqpau kuat apabila
kantong hernia menjadi lebih besar; dan jikalau syarat-syarat sudah dipenuhi, persalinan
diakhiri dengan ekstraktor vakum atau cunam.
Hernia umbilikalis dan hernia sikatrisea tetap membesar oleh kehamilan.Apabila ada
perlekatan usus dengan omentum, tarikan pada omentum scring menyebabkan rasa nyeri.

4. Ileitis regionalis
Ileitis regionalis, sepeni dilaporkan oleh Crohn dan Yarnis, merupakan suatu proses
granulomatus ileum bagian akhir yang tidak khas yang meliputi peradangan nekrosis, ulserasi,
dan perparutan. Penyakit ini biasanya dijumpai pada orang dewasa muda dan jarang pada
wanita hamil.Gejala-gejala sangat bervariasi, tergantung lamanya penyakit, bersifat aktif dan
luasnya ileum yang terkena proses; diantaranya nyeri perut, diarea, demam ringan, terabanya
tumor di perut, perda perforasi usus.Anamnesis yang teliti dan pemeriksaan roentgen dapat r
diagnosis.
Diagnosis pasti hanya dapat dibuat setelah perut dibuka kehamilan pada ileitis
regionalis tidak pasti dan sangat bervariasi; ada ya lebih baik dalam kehamilan, ada yang sama,
ada pula yang menjadi lebih buruk
Apabila penderita menunjukkan gejala-gejala yang berat dan rea terhadap
kehamilannya, maka bekerja sama dengan psikiater dapat dipertimbagkan abortus buatan,
walaupun ini jarang diperlukan.

USUS BESAR
1. Appendisitis akuta
Kejadian appendisitis akuta dalam kehamilan dan di luar kehamilan tidakl: Kejadiannya satu
di antara 1000 sampai 2000 wanita hamil. Akan teta perforasi, lebih sering pada kehamilan,
yaitu 1,5 sampai 3,5 kali dari a hamil. Hal ini karena diagnosis dini appendisitis akuta kadang-
kadang sering meragukan, atau dikacaukan oleh keadaan-keadaan lain seperti:
a. Gejala dan tanda rasa mual, muntah, anoreksia, perut gembung, dan nyeri sering dijumpai
pula pada kelainan lain dari appendisitis.
b. Adanya leukositosis fisiologik dalam kehamilan yang mungkin jumlah leukosit pada
appendisitis akuta.
c. Berpindahnya letak soekum akibat dorongan rahim yang makin menyebabkan letak
appendiks juga berpindah. Pada akhir penen kelramilan, appendiks terletak di bagian kanan
atas, sehingga gambaran yang diberikan oleh appendisitis yang biasa tidak menunjukkan ga
seperti di luar kehamilan.
d. Adanya relaksasi otot-otot dinding perut pada kehamilan lanjut, menyebabkan tanda-tanda
nyeri, kekakuan dinding perut, menjadi tak jelas.
e. Tanda-tanda appendisitis akuta, kadang-kadang diperlihatkan pula oleh kelainan, seperti
pada kehamilan muda dengan adanya kista yang membatu ureter, pielonefritis akuta, salpingitis
akuta; rasa nyeri dari rotundum pada kehamilan lebih lanjut, solusio plasenta tingkat permulaan
saluran kemilan, perslinan prematur, obstruksi usus Italus. Pada masa nifas adanya
andometritis atau adneksitis
Mengambil tindakan konsetvatif adalah salah, sebab bila appendisitis tersebut mengalami
perforasi karena tindakan terlambat dapat menimbulkan kematian ibu DAN janin.Insisi perlu
dibuat lebih tinggi dari biasa yaitu paramedial kanan kira-kira setinggi fundus uteri.Manipulasi
pada uterus gravidus ini sedapat mungkin dihindari, dan drain hanya dipasang apabila ada
abses. Biasanya kehamilan akan berlangsung terus sampai saat persalinan. Bila appendisitis
akuta dibuat pada kehamilan lebih dari 34-35 minggu, dilakukan seksio sesarea dan
appendektomia.
Uterus yang membesar tersebut akan menyulitkan mencari appendiks di samping itu bila
penderita masuk dalam persalinan pasca laparotomi, luka dapat terbuka kembali karena luka
belum sembuh sempurna dan belum kuat. Kalau terjadi perforasi atau abses dipertimbangkan
untuk melalkukan appendektomia dan seksio histerektomia. Prognosis appendisitis dalam
kehamilan lebih buruk dari di luar kehamilan, dan diagnosis dini serta tindakan yang segera
diambil berupa laparatomi dan pemberian antibiotika, akan dapat menolong penderita serta
akan memperbaiki prognosis. Komplikasi yang sering atan mungkin dijumpai pada kehamilan
adalah abortus atau partus prematuros.

2. Kolitis ulserosa
Kolitis ulserosa yang biasanya menahun merupakan suatu penyakit peradangan disertai
ulkus-ulkus pada mulanya di rektum, kemudian menjalar ke atas dan dapat sampai lie usas
halus. Perjalanan penyakit dalam kehamilan tak dapat diramalkan sebelumnya, sangat
bervariasi.Biasanya bagian usus yang terserang adalah mukosa dan submukosa, jarang lapisan
otot DAN serosa.Gejala-gejala klinik tersering adalah diarea dengan darah, nanah atau lendir,
badan panas, leukositosis, takikardia, perut terasa tidak enak, malas makan dan berat badan
menurun.Komplikasi penyakit ini mungkin dapat terjadi perforasi, perdarahan sehingga
penderita jadi anemia, defisiensi protein dan vitamin.
Pengarah penyakit ini terutama terhadap kesehatan ibu, pada janin atau kehamilan tidak
begita banyak. Sedangkan pengaruh kehamilan pada penyakit ini, dapat menimbulkan
)keadaan lebih berat, yaitu penyakit yang tadinya kurang aktif dapat jadi aktif, terutama pada
trimester pertama dapat terjadi perforasi. Etiologi penyakit ini secara pa.sti belum diketahui,
akan tetapi faktor psikogenik dianggap mempunyai pengaruh penting pada kolitis ulserasi ini,
seperti perubahan-perubahan emosionil, kecemasan, ketakutan dan lain-lain selama kehamilan.
Penerangan segera diberikan pada penderita kolitis ulserosa ini, baik : hamil maupun
dalam kehamilan. Perhatikan dan terangkan faktor p penderita, diet yang cukup mudah diserap,
kalau perlu diberi antidi, antibiotika.Mereka yang telah hamil, kehamilan dapat diteruskan, dan
pe dapat per vaginam. Pada keadaan di mana anak sudah cukup, penderita m( kolitis ulserosa,
sebaiknya tidak hamil lagi, DAN ikut keluarga berencana dilakukan sterilisasi.
3. Tumor Ganas Usus Besar
Tumor ganas usus besar, biasanya karsinoma, jarang dijumpai dalam kehamilan tidak
terdapat bukti-bukti bahwa kehamilan mempengaruhi jalannya karsino et rekti. Karena itu,
abortus buatan tidak dilakukan.Walaupun demikian peny dapat mempersulit persalinan.
Penanggulangan tumor ganas usus besar dalam kehamilan ialah dengai operasi, sama
seperti di luar kehamilan. Apabila operasi dilakukan dalam triw dan III, maka mungkin uterus
serta isinya perlu diangkat untuk memudahkan, rektum.Pada penderita karsinoma kolon,
apabila kehamilannya sudah cukup dapat ditunggu partus per vaginam.Apabila terdapat gejala-
gejala obstruks mungkin diperlukan kolostomia sebelum persalinan atau operasi.Dalam keh
trimester III sebelum 38 minggu, pada penderita dengan karsinoma rekti dih seksio
histerektomia. Setelah anak lahir, selekasnya dilakukan operasi rektum

4. Megakolon
Megakolon sangat jarang dijumpai dalam kehamilan.Usus besar yang sangat dan terisi penuh
dengan skibala menyebabkan konstipasi yang kadang-kadang sulit untuk diatasi. Dalam
persalinan megakolon yang terisi penuh, menghalang-halangi turunnya kepala, sehingga dapat
terjadi ruptura uteri

DAERAH ANUS
1. Pruritus ani
Pruritus ani kadang-kadang dijumpai dalam kehamilan dan dapat sangat mengganggu
penderita.Biasanya pengobatan juga sulit.Rasa gatal dapat terbatas di daerah perianal atau
menjalar lebih luas sampai di daerah kelamin, bagian dalam paha, dan pantat.Karena rasa gatal,
daerah itu digaruk, yang menimbulkan/menambah iritasi kulit; dan seterusnya ini menambah
rasa gatal.
Pruritus ani dapat dibagi dalam 2 golongan: 1) yang mempunyai sebab organik, dan 2)
yang disebabkan faktor psikogenik. Dalam golongan pertama termasuk pruritus yang
disebabkan faktor psikogenik. Dalam golongan pertama termasuk pruritus yang disebabkan
oleh fissura et fistula ani, proktitis, wasir, jamur, diabetes mellitus, alergi terhadap benang
sintetik pakaian dalam, atau ukuran pakaian yang tidak sesuai. Golongan kedua biasanya
disebabkan oleh konflik emosional dalam kehamilan yang berdasarkan ketidakmatangan
psiko-seksual.
Penanggulangan harus dimulai dengan menghilangkan/menghindarkan faktor
penyebabnya.Iritasi kulit akibat garukan diobati dengan salep kortison.Apabila pengobatan
tidak berhasil dan tidak diaemukan sebab organik, maka sebaiknya dimintakan konsultasi pada
psikiater.

2. Wasir (hemoroid)
Dalam kehamilan dapat terjadi pelebaran vena hemoroidalis interna dan pleksus
hemoroidalis eksterna, karena terdapatnya konstipasi dan pembesaran uterus.Hemoroid ini
lebih nyata dan dapat menonjol keluar anus.Wasir yang kecil kadang¬kadang tidak
menimbulkan keluhan, sedang yang besar sering menimbulkan keluhan bahkan dapat
menimbulkan komplikasi hebat yaitu rasa nyeri serta perdarahan pada saat buang air besar,
serta ada sesuatu yang keluar dari anus.
Wasir dapat didiagnosis dengan mudah, yaitu adanya keluhan rasa perih di daerah ,
perdarahan, serta pada pengamatan diternukan vena yang membengkak di anus atau dl rektum.
Pada hemoroid interna dan eksterna yang tidak menimbulkan keluhan, tidak perlu diberi
pengobatan, dan setelah melahirkan hemoroid tersebut akan mengecil sendirinya.
Pada hemoroid yang besar, yang menjadi keluar baik dalam kehamilan atau masa nifas, yang
menimbulkan keluhan, perlu dilakukan antara lain reposisi oleh dokter maupun oleh penderita
sendiri, dengan menggunakan salep antihemoroid. Usahakan penderita agar memakan
makanan yang lunak dan tidak meneran.Pada keadaan yang sudah berdarah, diberi anti-salep
atau suppositoria.Tindakan sklerosing atau hemoroidektomia jarang diperlukan.

3. Fissura ani
Fisura ani merupakan kelainan yang sering dirasakan sangat nyeri dan terdiri atas luka-
luka memanjang pada dinding belakang anus.Asalnya tidak diketahui dengan pasti; mungkin
karena trauma pada mukosa dengan kriptitis, atau sebal pecahnya abses kista.
Mula-mula rasa nyeri dialami pada waktu penderita buang air besar, penderita segan untuk ke
belakang; kemudian rasa nyeri berlangsun beberapa jam setelah defekasi.Fissura yang baru
terjadi dapat diharap sembuh spontan.Akan tetapi, fissura menahun yang disertai peradangan
dengan banyak keluhan memerlukan eksisi lebar semua jaringan yang saki insisi muskulus
sfingter ani eksternus, juga pada wanita hamil.

HEPAR
Penyakit Hati Bukan Karena Komplikasi Kehamilan
1. Hepatitis infeksiosa
Hepatitis infeksiosa disebabkan oleh virus dan merupakan penyakit hati ya sering
dijumpai dalam kehamilan.Pada wanita hamil penyebab hepatitis i terutama oleh Virus
hepatitis B, walaupun kemungkinan juga dapat Virus h atau hepatitis C. Hepatitis virus dapat
terjadi pada setiap saat kehan mempunyai pengaruh buruk pada janin maupun ibu. Pada
trimester perta terjadi keguguran, akan tetapi jarang dijumpai kelainan kongenital (anoi janin),
sedangkan pada kehamilan trimester kedua dan ketiga, serin persalinan prematur. Tidak
dianjurkan untuk melakukan terminasi pada k dengan induksi atau seksio sesarea, karena akan
mempertinggi risiko pada hepatitis B, janin kemungkinan dapat penularan melalui plasenta,
waktu ahir atau masa neonatus; walaupun masih kontroversi tentang penularan melalui air susu
Penatalaksanaan yaitu:
a) istirahat, diberi nutrisi dan cairan yang cukup, kalau perlu intravenus;
b) isolasi cairan lambung, darah atau cairan badan lainnya, dan diingatkan ibunya tentang
pentingnya janin dipisahkan;
c) periksa HBsAg trol kadar bilirubin, Serum Glutamik Oksaloasetik Transaminase (SG07
Glutamik-Piruvik Transaminase (SGPT), faktor pembekuan darah, karena kinan telah ada
Disseminated Intravascular Coagulopathy (DIC);
d) cegal naan obat-obat yang bersifat hepatotoksik;
e) pada ibu yang HBsAg po; diperiksa HBsAg anak karena kemungkinan terjadi penularan
melalui I pusat;
f) tindakan operasi seperti seksio sesarea akan memperburuk program
g) pada bayi yang baru dilahirkan dalam 2 x 24 jam diberi suntikan anti serum.

2. Penyakit hati karena obat


Obat-obat tertentu dapat menimbulkan gangguan faal hati, bahkan dapat menyebabkan
kerusakan fatal seperi fenotiazin, tetrasiklin, klorpeomazin, klorform, arsenamin, fosfor,
karbon tetraklorida, isoniazid, asetaminofen.Fenotiazin dan klorpromazin yang digunakan
unruk mengurangi rasa mual, muntah-muntah dalam kehamilan dapat menyebabkan ikterus,
bila diberikan terlalu lama atau dalam dosis yang besar.Tetrasiklin yang merupakan obat yang
dilarang digunakan dalam kehamilan karena dapat menyebabkan kelainan kongenital
(teratogenik) pada janin, juga dapat menimbulkan kerusakan pada hati.Begitu pula obat-obat
isoniasid, yang selalu diikutkan sebagai obat untuk penyakit TBC, dapat menimbulkan
kelainan hati, sehingga perlu dilakukan pemeriksaan faal hati setelah pengobatan beberapa
bulan.

3. Ruptura hepatis
Ruprura hepatis, baik yang traumatik maupun yang spontan, dapat terjadi dalam
kehamilan, biasanya yang robek lobus kanan.Mortalitas sangat tinggi, kemungkinan 75%
penderita meninggal.Hampir semua penderita yang mengalami ruptura hepatis pernah
menderita pre-eklampsia atau eklampsia.Gambaran klinik mencakup nyeri epigastrium,
abdomen akut, pekak sisi, pekak beranjak (shifting dullness) dan syok.Penderita dapat
diselamatkan apabila ruprura hepatis lekas diketahui dan segera dioperasi.

4. Sirosis bepatis
Kehamilan agaknya tidak mempengaruhi jalannya sirosis hepatis.Sebaliknya, sirosis
dapat mempunyai pengaruh tidak baik terhadap kehamilan, tergantung dari beratnya penyakit.
Penderita dengan fungsi hepar yang masih baik dan menjadi hamil, dapat melahirkan biasa
tanpa penyakitnya menjadi lebih buruk akibat kehamilannya, asal ia mendapat pengobatan dan
perawatan yang baik. Akan tetapi, apabila fungsi hepar sudah terganggu atau ada varises
esofagus karena sirosis, sebaiknya penderita tidak hamil.Terutama dalam trimester III dapat
terjadi krisis gawat hati (liver failure) dan perdarahan dari varises esofagus.Apabila penderita
demikian hamil juga, maka abortus buatan dapat dipertimbangkan, walaupun pada umumnya
sirosis saja tidak merupakan indikasi bagi pengakhiran kehamilan.

5. Koklitiasis dan kolesistitis


Kolelitiasis dijumpai 2-3 kali lebih sering pada wanita dari pria, dan kehamilan
dianggap sebagai salah satu faktor pencetus dalam terjadinya batu empedu dan penyakit
kandung empedu.Kombinasi hiperkolesterolemia dan perlambatan pengosongan kandung
empedu dalam kehamilan memudahkan terbentuknya batu empedu.Sebaliknya wanita hamil
jarang mengeluh tentang serangan kolik empedu.Hal ini terjadi adanya anggapan bahwa
kurangnya tonus otot polos yang memudahkan keluarnya batu-batu kecil saluran empedu ke
dalam duodenum. Gejala-gejala kolelitiasis berupa nyeri perut sebela}i kanan atas atau di
dacrah epigastrium yang mungkin gradual atau mendadak (tiba-tiba) yang menjalar ke dada
bagian kanan atas atau ke bahu belakang kanan. Bila penyumbatan total, n kolik empedu tetap,
penderita enek-enek, muntah, demam dan menggigil (k, tis), dan ikterus.Pada penderita
mungkin sebelumnya telah ada sakit k empedu, atau makan yang telah diatur, di mana la tak
tahan lemak.Pada pemc didapatkan penderita panas, kuning dan nyeri di perut kanan atas, leukc
sedangkan urin normal.
Penanggulangan kolelitiasis atau kolesistitis dalam kehamilan, pada un konservatif yaitu
istirahat, diet dan antibiotika. Tindakan operasi jarang dil; kecuali disangka atau didapatkan
komplikasi berupa infeksi makin berat, n gangren atau perforasi.

Penyakit Hati Akibat Komplikasi Kehamilan


Beberapa komplikasi kehamilan dapat menyebabkan kelainan/penyakit h;
1. Ikterus rekurrens gravidarum
Dalam kehamilan, terutama dalam triwulan terakhir, dapat timbul ikterus ya: diketahui
etiologinya, sering dimulai dan disertai dengan rasa gatal di selurul Kelainan ini sembuh
dengan sendirinya dalam 2 minggu pertama nifas, untul lagi dalam kehamilan-kehamilan
berikutnya. Nama-nama lain yang ser-ing di} untuk kelainan ini ialah ikterus idiopatik
kehamilan, kolestatis idiopatik/ini tik, hepatotoksemi endogen, atau hepatosis obstetrik.
Kelainan utamanya ialah kolestasis intrahepatik dengan pewarnaan em tengah lobulus hepatis
tanpa peradangan atau proliferasi mesenkim.Sel-sel h mengalami kerusakan.Secara klinis
jalannya penyakit ringan. Selain ikte pruritus, gejala-gejala lain dapat pula dijumpai, seperti
meningkatnya 1 (ringan), fosfatase alkalis (tidak selalu), dan glutamin oksaloasetik transmina:
serum. Anoreksia, mual, muntah, nyeri epigastrium, dan diare serii merupakan keluhan
penderita. Dalam diagnosis diferensial perlu disic kemungkinan penyakit hati lain, seperti
hepatitis virus, keracunan obat, c empedu. Hilangnya gejala-gejala dalam masa nifas
menyokong diagnosis. Pc an terutama simptomatik. Karena jalannya penyakit ringan dan tidak
terdap; bukti yang menunjukkan pengaruh tidak baik terhadap janin, maka pen; kehamilan
tidak diperlukan.Fenothiazide dengan tujuan untuk mengura gatal tidak boleh diberikan karena
obat ini dapat menyebabkan ikterus.kadar protrombin rendah, penderita diberi suntikan vitamin
K.Atrofi kuning mendadak hati (acute yellow liver atropby) Atrofi kuning mendadak hati
sangat jarang dijumpai dalam kehamilan, dan dapat dibagi dalam 2 jenis, yakni
a)atrofi kuning, mendadak akibat hepatitis virus dankeracunan obat; dan
b) atrofi kuning mendadak obstetrik semata-mata akibat kehamilan.
a. Atrofi kuning mendadak akibat hepatitis dan obat ditandai dengan nekrosis luas jaringan hati
tanpa infiltrasi lemak, dan dapat disertai gawat ginjal mendadak. Keadaan penderita sangat
cepat memburuk, disertai ikterus yang berat dan koma; tidak lama kemudian biasanya penderita
meninggal.Penyakit ini dapat dijumpai baik pada wanita hamil maupun pada wanita tidak
hamil, dan pria.
b. Atrofi kuning mendadak obstetrik, yang khas bagi kehamilan, dilaporkan oleh Sheehan Ober
dan Le Compte, dan Kahil dkk. Gejala-gejalanya biasanya timbul tiba-tiba dalam bulan terakhir
kehamilan dengan muntah-muntah hebat dan nyeri epigastrium, disusul oleh ikterus yang
progresif, koma, dan biasanya kematian.Penderita dapat melahirkan anak mati 7-12 hari setelah
timbulnya gejala-gejala.
Etiologinya tidak diketahui dengan pasti.Mungkin sekali penyakit ini disebabkan oleh
reaksi peka yang berlebihan terhadap suatu zat yang dihasilkan oleh kesatuan fetoplasenta, atau
terhadap zat-zat eksogen.
Secara histologik kelainan yang sangat menonjol ialah infiltrasi lemak sel-sel hati tanpa
peradangan dan nekrosis; selebihnya arsitektur jaringan hati tetap baik.Gambaran ini lazim
disebut metamorfosis lemak hati. Atrofi hati tetrasiklin pada dasarnya sama; hanya sel-sel
periportal ikut pula mengalami infiltrasi lemak. Sebaliknya, atrofi akibat hepatitis infeksiosa
menunjukkan gambaran yang lain: tidak terdapat infiltrasi lemak, melainkan nekrosis sel-sel
hati dan sel-sel periportal. Seperti pada atrofi hati mendadak lain-lain, tidak banyak dapat
dilakukan untuk menyela¬matkan ibu dan janin.Pengobatan semata-mata simptomatik.Tidak
terdapat bukti¬bukti yang meyakinkan bahwa pengakhiran kehamilan mernperbaiki
prognosis.Apabila janin masih hidup, induksi persalinan dapat dipertimbangkan.Seksio sesarea
merupakan kontraindikasi, kecuali atas tindakan obstetrik.

PANKREAS
Pankreatitis jarang dijumpai dalam kehamilan akan tetapi dapat diderita wanita hamil.
Etiologinya belum diketahui, akan tetapi faktor predisposisi adalah adanya penyakit saluran
empedu, peminum alkohol, pemberian obat diuretika thiazide dan antibiotika tetrasiklin. Gejala
sering dikeluhkan penderita biasanya nyeri hebat di daerah epigastrium yang menjalar ke
belakang, mual dan muntah-muntah, perut gembung, demam, bising usus menurun.Kadang-
kadang menggigil dan ikterus ringan.Kira-kira 20% penderita dalam keadaan syok, koma.
Laboratorium yang sangat membantu dalam mendiagnosis pankreatitis ini adalah
meningkatnya kadar amilase serum dalam waktu 8 jam. Amilase urin juga meningkat di atas
300 unit/jam. Klearens amilase, mungkin lebih .spesifik untuk diagnosis pankreatitis. Bila
digunakan hasil konsentrasi amilase dan kreatinin urin yang dikumpulkan bersama¬-sama
danan amilase serum, maka akan didapat klearen amilase yaitu :
amilase urin x kreatin urin x 100
amilase serum x kreatinin urin
Bila angka hasil klearens amilase ini lebih besar dari 4.5, maka dapat dii diagnosis
pankreatitis. Pengaruh pankreatitis ini pada ibu maupun pada jan tinggi, dilaporkan dapat
terjadi kematian ibu 37% dan janin 38%. Oleh k diagnosis dan pengobatan haruslah cepat
dibuat dan diberikan. Cara penan~ hampir sama dengan di luar kehamilan yaitu:
1. Ganti kekurangan cairan dalam pembuluh darah dengan darah, albur cairan, dan ini dimonitor
dengan CVP (central venous pressure).
2. Monitor elektrolit, glukosa, dan kalsium darah, dan segera dikon menunjukkan kelainan.
3. Pasang slang lambung dan isap untuk mengurangi cairan yang d pankreas.
4. Diberi obat analgetika seperti meperidine 75-100 mg im, tiap 3-4 ja menghilangkan rasa sakit.
5. Pemberian antibiotika untuk mencegah infeksi sekunder.
6. Pengakhiran kehamilan tidak dianjurkan dan tidak diperlukan.
7. Operasi hanya dilakukan pada keadaan tertentu, seperti abses yaj membesar, penyumbatan
saluran empedu, perforasi.
F. PENYAKIT GINJAL

Penyakit ginjal adalah istilah yang menggambarkan setiap gangguan pada ginjal. Penyakit ginjal dapat
menyebabkan fungsi ginjal dalam membersihkan dan menyaring limbah atau racun dari darah menjadi
terganggu.

Jenis-Jenis Penyakit Ginjal


Sebelum mengenal beragam faktor penyebab penyakit ginjal, ada beberapa jenis penyakit ginjal yang
umum terjadi, yaitu:

Penyakit ginjal kronis atau gagal ginjal kronis


agal ginjal kronis adalah kondisi ketika fungsi ginjal menurun secara bertahap selama lebih dari 3 bulan.
Gagal ginjal kronis dapat disebabkan oleh hipertensi, diabetes tipe 1 dan 2, penyakit autoimun, atau
penyakit infeksi pada ginjal.

Gagal ginjal akut


Pada jenis penyakit ginjal ini, penurunan fungsi ginjal terjadi secara tiba-tiba. Gagal ginjal akut sering
disebabkan oleh kekurangan cairan dan darah, cedera pada ginjal, atau sumbatan yang menyebabkan
kembalinya cairan ke ginjal.

Batu ginjal
Penyakit batu ginjal disebabkan oleh penumpukan zat dan mineral yang kemudian membentuk batu di
ginjal. Kondisi ini sering dipicu oleh penyakit asam urat atau infeksi saluran kemih.

Penyakit ginjal polikistik


Penyakit ginjal polikistik ditandai dengan terbentuknya kista-kista (kantong-kantong berisi cairan) di
ginjal. Kondisi ini disebabkan oleh kelainan genetik.

Infeksi ginjal
Infeksi ginjal bisa disebabkan oleh bakteri, virus, atau jamur. Penyakit ginjal ini juga dapat terjadi akibat
infeksi di saluran kemih yang menyebar ke ginjal.

Penyebab Penyakit Ginjal


Penyebab penyakit ginjal bisa beragam, tergantung pada jenisnya. Namun, risiko seseorang terkena
penyakit ginjal akan makin besar bila memiliki faktor berikut:

• Menderita diabetes, hipertensi, penyakit jantung, atau penyakit hati


• Memiliki keluarga dengan riwayat penyakit ginjal
• Mengalami infeksi saluran kemih atau infeksi ginjal yang berulang
• Menderita obesitas
• Memiliki pola makan yang tinggi garam atau gula
• Memiliki kebiasaan jarang minum air putih sehingga meningkatkan risiko kekurangan cairan
• Berusia lanjut
• Memiliki daya tahan tubuh yang lemah atau menderita penyakit autoimun
• Memiliki kelainan bentuk ginjal

Gejala Penyakit Ginjal


Ginjal merupakan sepasang organ yang memiliki beragam fungsi. Beberapa di antaranya adalah untuk
menyaring dan membuang racun dalam darah, mengatur keseimbangan cairan, elektrolit, dan asam basa di
dalam tubuh, serta membantu metabolisme vitamin D.

Ketika ginjal mengalami gangguan, maka fungsi-fungsi di atas juga akan terganggu. Tanda dan gejala
yang umumnya muncul akibat gangguan pada ginjal antara lain:

• Jumlah urine yang keluar saat buang air kecil berkurang


• Perubahan warna pada urine, termasuk urine keruh atau bercampur darah
• Pembengkakan pada tungkai
• Nyeri di punggung bagian bawah yang menjalar ke perut bawah atau selangkangan
• Nyeri saat buang air kecil
• Kram atau kedutan di otot
• Mual, muntah, dan hilang nafsu makan
• Mudah lelah
• Sesak napas
• Kulit terasa gatal tanpa sebab
• Tekanan darah meningkat
• Anemia

Gejala-gejala penyakit ginjal di atas bisa muncul secara tiba-tiba atau secara bertahap, sesuai dengan jenis
penyakit ginjal yang diderita.

Kapan harus ke dokter


Lakukan pemeriksaan ke dokter jika Anda mengalami keluhan di atas. Pemeriksaan sejak dini diperlukan
agar penyebabnya diketahui dan ditangani. Penanganan lebih awal dapat mencegah komplikasi akibat
penyakit ginjal.

Pemeriksaan juga dianjurkan jika Anda menderita kondisi yang dapat meningkatkan risiko terjadinya
gangguan ginjal. Hal ini penting dilakukan untuk mengontrol kondisi Anda dan mencegah terjadinya
penyakit ginjal.

Diagnosis Penyakit Ginjal


Dokter akan melakukan tanya jawab seputar gejala dan riwayat kesehatan pasien, serta riwayat penyakit
dalam keluarga pasien. Setelah itu, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dengan menekan dan
mengetuk area pinggang pasien, melihat tanda-tanda pembengkakan di tungkai, atau mendeteksi tanda
infeksi.

Selanjutnya, untuk memastikan diagnosis, dokter dapat melakukan pemeriksaan penunjang yang meliputi:
• Tes darah, untuk mengetahui fungsi ginjal melalui pemeriksaan kadar ureum kreatinin, melihat
kadar elektrolit, dan jumlah sel-sel darah
• USG ginjal, untuk melihat struktur dan kondisi ginjal, serta mendeteksi adanya pembengkakan,
kista, atau tumor
• Tes urine, untuk mengetahui ada tidaknya albumin atau protein, bakteri, dan darah di dalam urine
• Biopsi ginjal, untuk mengetahui ada tidaknya kerusakan atau perubahan sel dan jaringan ginjal

Pengobatan Penyakit Ginjal


Pengobatan penyakit ginjal bertujuan untuk meredakan gejala, mengatasi penyebab, memperlambat
perkembangan penyakit, dan mencegah terjadinya komplikasi. Dokter akan memberikan pengobatan yang
sesuai dengan penyebab penyakit ginjal itu sendiri.

Beberapa metode pengobatan yang dapat dilakukan oleh dokter adalah:

Obat-obatan
Beberapa pilihan obat yang dapat diberikan oleh dokter adalah:

• Obat pengontrol darah tinggi, seperti ACE inhibitor dan angiostensin II receptor blockers (ARB),
untuk menurunkan tekanan darah, menjaga fungsi ginjal, dan memperlambat kerusakan ginjal
• Obat untuk mengontrol kadar kalium di dalam darah, guna mencegah komplikasi seperti jantung
berdebar dan otot lemas
• Antibiotik oral atau suntikan, untuk mengatasi infeksi bakteri pada ginjal
• Obat diuretik, untuk menyeimbangkan kadar cairan tubuh dan mengurangi pembengkakan di
tungkai
• Obat pereda nyeri, seperti paracetamol, untuk meringankan nyeri hebat di area punggung dan
perut
• Obat penghambat alfa, untuk mengatasi penyakit ginjal akibat batu ginjal

Perubahan pola hidup


Selain mengonsumsi obat-obatan, pasien juga diminta untuk menjalani pola hidup sehat guna meringankan
kinerja ginjal. Beberapa hal yang bisa dilakukan adalah:

• Mengurangi asupan makanan tinggi garam, gula, dan kolesterol


• Menjalani kontrol rutin untuk penyakit yang diderita, seperti diabetes, hipertensi, dan penyakit
autoimun
• Memperbanyak minum air putih
• Membatasi konsumsi minuman beralkohol dan berhenti merokok
• Memperbanyak konsumsi buah, sayur, dan biji-bijian
• Berolahraga secara rutin

Penghancuran batu ginjal


Jika pasien menderita batu ginjal dengan ukuran yang cukup besar, dokter akan melakukan
prosedur extracorporeal shock wave lithotripsy, atau dengan teknik ureteroscopic lithotripsy. Kedua
prosedur tersebut bertujuan untuk menghancurkan batu ginjal.
Prosedur cuci darah
Pada pasien yang ginjalnya sudah tidak bisa berfungsi dengan normal, dokter akan menyarankan
tindakan cuci darah (dialisis). Cuci darah merupakan prosedur medis untuk menggantikan fungsi ginjal
dalam menyaring darah, serta membuang limbah dan racun dari dalam tubuh.

Cuci darah bisa berlangsung selama 3–5 jam dan dapat dilakukan sekitar 3 kali per minggu.

Operasi
Operasi umumnya dipilih bila metode lain tidak efektif. Berikut ini adalah sejumlah operasi yang dapat
dilakukan dalam menangani penyakit ginjal:

• Operasi pengangkatan kista dari ginjal, pada pasien penyakit ginjal polikistik dengan kista yang
berukuran besar dan menimbulkan nyeri hebat
• Operasi pengangkatan batu ginjal, pada pasien yang menderita batu ginjal dengan ukuran yang
cukup besar
• Transplantasi ginjal, yaitu operasi penggantian ginjal pasien dengan ginjal sehat dan cocok dari
pendonor

Komplikasi Penyakit Ginjal


Jika tidak segera ditangani, penyakit ginjal dapat menimbulkan beragam komplikasi, seperti:

• Hipertensi
• Edema paru
• Hiperkalemia
• Penyakit jantung
• Kerusakan saraf
• Sepsis
• Kerusakan ginjal permanen

Pencegahan Penyakit Ginjal


Cara terbaik untuk mencegah penyakit ginjal adalah dengan menjaga kesehatan ginjal. Beberapa cara yang
dapat dilakukan adalah:

• Memperbanyak minum air putih


• Menerapkan pola makan yang sehat dan bergizi seimbang
• Menjalani kontrol kesehatan berkala, terlebih jika memiliki penyakit diabetes, hipertensi, atau
penyakit autoimun
• Menghentikan kebiasaan merokok
• Membatasi konsumsi minuman beralkohol
• Menjaga berat badan ideal, salah satunya dengan rutin berolahraga
• Menghindari konsumsi obat tanpa saran dokter

Anda mungkin juga menyukai