Anda di halaman 1dari 62

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Proses kehamilan dan persalinan merupakan proses yang sangat rumit dan panjang,
juga melibatkan banyak organ. hal ini dapat menimbukan banyak kesulitan yang akan
dihadapi jika salah satu komponen yang terlibat mengalami gangguan atau kelainan.
Gangguan atau kelainan tersebut bisa berasal dari anatomi maupun fungsional dari suatu
organ, bisa juga disebabkan infeksi, keganasan, dan kongenital. Terdapat beberapa kelainan
dan penyakit organ reproduksi yang dapat memengaruhi kehamilan dan persalinan. Kelainan
uterus terjadi pada 15% perempuan dengan lebih dari sama dengan 3 kali abortus spontan.
Kelainan anatomik ini diklasifikasikan sebagai kelainan kongenital dan kelainan yang didapat
(acquired). Di samping kemungkinan kehilangan kehamilan, malformasi uterus juga
merupakan faktor predisposisi terjadinya infertilitas, persalinan prematur, dan presentasi
abnormal janin.
Selain itu, gangguan pada kehamilan dan persalinan dapat terjadi dikarenakan
gangguan organ yang sekilas tidak memiliki hubungan langsung dengan reproduksi, misalnya
penyakit kardiovaskuler. Kehamilan dengan penyakit kardiovaskuler dapat menimbulkan
perubahan yang mempunyai akibat yang nyata. Kehamilan akan menimbulkan perubahan
pada system kardiovaskuler. Penyakit kardiovaskuler dapat dijumpai pada wanita hamil atau
tidak hamil. Dengan demikian bahwa wanita dengan penyakit kardiovaskuler dan menjadi
hamil, akan terjadi pengaruh timbal balik yang dapat mengurangi kesempatan hidup wanita
tersebut. Kehamilan dapat mengubah fungsi serta fisiologis kardiovaskuler sehingga dapat
mempengaruhi tindakan maupun prognosis terhadap jantungnya.
Oleh karena itu
kandungan

serta

kami akan membahas mengenai penyakit dan kelainan alat

penyakit

kardiovaskuler

penatalaksanaannya, sehingga diharapkan setelah

selama

kehamilan

beserta

bentuk

pembaca membaca materi yang kami

sajikan dalam bentuk makalah ini, pembaca dapat lebih mengerti dan memahami tentang hal
tersebut di atas.

Kelainan Kandungan & Penyakit Kardiovaskuler|

1.1.1

Manfaat
Bagi Penyusun
Manfaat yang dapat diperoleh penyusun melalui makalah ini dapat
dimanfaatkan sebagai salah satu acuan dalam karya tulis berikutnya, sehingga
dalam penyusunan karya tulis yang akan datang, hal-hal yang sudah baik
ditingkatkan dan yang salah diperbaiki.
Bagi Mahasiswa
Melalui makalah ini manfaat yang dapat diperoleh mahasiswa adalah
dapat mengetahui berbagai informasi tentang penyakit dan kelainan alat
kandungan serta penyakit kardiovaskuler selama kehamilan beserta bentuk
pelaksanaannya.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah dari makalah ini adalah :
1. Apa saja kelainan alat-alat kandungan ?
2. Apa saja kelainan organ reproduksi yang mempengaruhi kehamilan dan bagaimana
penanganannya?
3. Bagaimana pemeriksaan diagnostik penyakit kardiovaskuler pada kehamilan ?
4. Bagaimana klasifikasi klinis penyakit kardiovaskuler selama kehamilan ?
5. Bagaimana penatalaksanaan penyakit kardiovascular pada kehamilan ?

1.3 Tujuan Masalah


Adapun tujuan masalah dari makalah ini adalah :
1. Untuk mengetahui kelainan alat-alat kandungan.
2. Untuk mengetahui kelainan organ reproduksi yang mempengaruhi kehamilan
beserta penanganannya.
3. Untuk mengetahui bagaimana pemeriksaan diagnostic penyakit kardiovaskuler
pada kehamilan.
4. Untuk mengetahui bagaimana klasifikasi klinis penyakit kardiovaskuler selama
kehamilan.
5. Untuk mengetahui bagaimana penatalaksanaan penyakit kardiovascular pada
kehamilan.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 PENYAKIT DAN KELAINAN ALAT KANDUNGAN
2

Kelainan Kandungan & Penyakit Kardiovaskuler|

Terdapat beberapa kelainan dan penyakit organ reproduksi yang dapat memengaruhi
kehamilan dan persalinan. Kelainan uterus terjadi pada 15% perempuan dengan lebih dari
sama dengan 3 kali abortus spontan. Kelainan anatomik ini diklasifikasikan sebagai kelainan
kongenital dan kelainan yang didapat (acquired). Di samping kemungkinan kehilangan
kehamilan, malformasi uterus juga merupakan faktor predisposisi terjadinya infertilitas,
persalinan prematur, dan presentasi abnormal janin.
2.1.1 Kelainan Alat-Alat Kandungan
PERINEUM
Perineum adalah daerah yang terletak antara vulva dan anus yang juga berperan dalam
persalinan.
a) Perineum yang lunak dan elastis serta cukup lebar,umumnya tidak memberikan
kesukaran dalam kelahiran kepala janin. Jika terjadi robekan hanya sampai
rupture perinci tingkat 1 dan 2
b) Perineum yang kaku dan tidak elastis akan menghambat persalinan kala II dan
dapat meningkatkan resiko terhadap janin. Juga dapat menyebabkan robekan
perineum yang luas sampai tingkat III. Hal ini sering ditemui pada primitua yaitu
primigravida berumur diatas 35 tahun. Untuk mencegahnya dilakukan episiotomi
c) Perineum yang sempit akan mudah terjadi robekan-robekan jalan lahir. Untuk hal
ini dilakukan episiotomi primer.

VULVA DAN VAGINA


Kelainan-kelainan yang dapat mengganggu jalannya persalinan dan kehamilan adalah:
a. Kelainan bawaan
Penyempitan vulva atau vagina akibat perlengketan dan parut karena peradangan

atau perlukaan pada persalinan yang lalu


Septum vagina yang vertical-longitudinal, yang distal atau proximal yang
komplit atau tidak komplit. Keadaan ini tidak menghalangi koitus sehingga

kehamilan dapat terjadi.


Struktur vagina yaitu menyempitnya vagina biasa dari bawaan lahir dan tidak
begitu menghalangi persalinan.Struktur karena parut dapat menghalangi

persalinan, kadang-kadang persalinan harus diselesaikan dengan seksio sesarea.


Fistula, terjadi karena tekanan langsung jaringan lunak antara kepala janin yang
telah berada di dasar panggul dan tulang pada jalan lahir. Untuk menghindari
terjadinya fistula postpartum, selalu dipasang kateter menetap sehingga
vaskularisasi jaringan yang tertekan membaik dan terhindar dari nekrosis dan
fistula.

Kelainan Kandungan & Penyakit Kardiovaskuler|

Untuk mengurangi kejadian fistula maka persalinan harus telah dirujuk. Pada
kasus ibu hamil yang pernah menjalani operasi rekonstruksi fistula, persalinan
selalu dilakukan dengan tindakan operasi seksio sesaria.
Fistula Obstetrik
Fistula obstetrik dapat berupa: fistula vesiko-vaginalis, rekto-vaginalis, dan
uretro-vaginalis. Dapat terjadi karena persalinan yang lama dan karena operasi.
Pada persalinan tekanan antara kepala dan tulang panggul pada jaringan lunak
yang terlalu lama dapat menyebabkan jaringan tersebut oedematus, hematoma,
dan akhirnya nekrosis. Beberapa hari atau minggu kemudian terjadilah fistula.
Akibatnya

wanita

mengeluh

beser

kencing

(inkotinensia

urin)

atau

inkontinensia alvi (beser berak). Penanganannya adalah:


Wanita hamil dengan fistula: kehamilan dapat diteruskan dengan menjaga
kebersihan selama hamil. Operasi plastik untuk menutup fistel dilakukan 3-6

bulan setelah bayi lahir.


Wanita yang hamil setelah operasi fistel (yang besar) tidak boleh melahirkan
pervaginam karena akan menyebabkan bekas fistel terbuka lagi. Wanita ini
ditolong dengan seksio sesarea.
Vaginal abnormalities.
Several developmental abnormalities of the vagina are possible:
Single. the normal vagina
Longitudinally septae. More or less complete longitudinal septum
Doble. It is often difficult to distinguish the double from the completely
septate vagina. The true double vagina includes a double introitus and
resembles a double-barreled shotgun, with each passage terminating in a
distinct, separate cervix.
Transversely septate. These result from faulty canalization of the united
mullerian anlage rather than faulthy longitudinal fusion.

b. Varises
yaitu pelebaran pembuluh darah vena yang bias dijumpai pada tungkai,
vagina, vulva, dan rektum. Penyebab varises adalah faktor herediter dan
dirangsang oleh meningkatnya hormon estrogen dan progesteron.
Bahanya dalam kehamilan dan persalinan adalah:
Bila pecah akan terjadi perdarahan sedikit atau banyak.
Bila pecah dapat pula terjadi emboli udara dan ini bias berakibat fatal.
Penanganan:
Jangan berdiri atau duduk terlalu lama
Jangan memakai ikat pinggang terlampau kencang (ketat)
Jalan-jalan dan senam hamil untuk memperlancar peredaran darah
4

Kelainan Kandungan & Penyakit Kardiovaskuler|

Memakai kaos kaki atau pembalut tungkai elastic


Dapat diberikan obat-obatan: Venosan, Glyvenol, Venoruton, dan

Varemoid.
Dengan beberapa pertimbangan pada kasus dengan varises vagina dan
vulva yang besar dapat dianjurkan persalinan dengan seksio sesaria. Wanita
hamil dengan keluhan wasir dapat diatasi dengan pengobatan sampai
persalinan berlangsung.

c. Edema
adalah penumpukan cairan karena bendungan lokal atau sebagai edema umum.
Penyebabnya bias local atau umum misalnya karena malnutrisi, pre-eklamsi, dan
eklamsi. Penyebab lokal dapat disebabkan tekanan kepala terutama pada
persalinan yang lama dan panggul sempit.
In women with the nephritic syndrome and hypoproteinemia, troublesome
vulvar edema may be problematic even by midpregnancy. Sometimes in normal
women and especially those with severe preeclampsia, the vulva may become
edematous during labor. Venous thromboses and hematomas may also cause
edema and significant pain and make an episiotomy difficult to perform.
d. Hematoma
Dalam kehamilan, persalinan atau sesudah bersalin pembuluh darah ini dapat
pecah, menyebabkan perdarahan keluar atau tertutup (hematoma). Perdarahan dan
hematoma vulva dan vagina bias pula disebabkan trauma, baik trauma di luar
persalinan maupun trauma dalam persalinan.
e. Peradangan
Peradangan yang dijumpai dapat berupa vulvitis, vaginitis, kolpitis atau vulvovaginitis, vulvo-kolpitis, dan servitis. Bisa juga dijumpai Bartholinitis dan abses,
kuman-kuman penyebabnya antara lain adalah:
Infeksi spesifik: sifilis, gonorea, trikomoniasis, kandidiasis, dan amubiasis.
Infeksi nonspesifik: eksema, pruritus vulvae, skabies, pedikulus pubis,

Bartholinitis.
Pada infeksi tersebut di atas, wanita mengeluh adanya keputihan (fluor albus),
demam, dan pada sifilis stadium II dijumpai kondilomata lata. Pada kehamilan,
peradangan tersebut harus diobati.

Pada radang vulva (vulvitis) vulva membengkak, merah dan agak nyeri, kadangkadang disertai dengan gatal. Umumnya vulvitis dapat dibagi menjadi 3:
a) Yang bersifat lokal
b) Yang timbul bersama-sama atau sebagai akibat vaginitis
c) Yang merupakan permulaan atau manifestasi dari penyakit umum
5

Kelainan Kandungan & Penyakit Kardiovaskuler|

Yang termasuk ke dalam golongan vulvitis lokal ialah:


1) Infeksi pada kulit termasuk rambut, kelenjar sebasea dan kelenjar-kelenjar
keringat. Infeksi ini timbul karena trauma luka atau sebab lain, dan dapat
menimbulkan fulikulitis, furunkulosis, hidradenitis, dan sebagainya
2) Infeksi pada orifisium uretra eksternum, glandula paraurethralis. Infeksi ini
biasanya disebabkan oleh gonorea
3) Infeksi pada glandula bartholini.
Infeksi Glandula Bartholini seringkali timbul pada gonorea, akan tetapi
dapat pula mempunyai sebab lain, misalnya streptokokus atau basil koli. Pada
bartholinitis akut kelenjar membesar, merah, nyeri dan lebih panas daripada daerah
sekitarnya. Isinya cepat menjadi nanah yang dapat keluar melalui duktusnya atau
jika duktus tersumbat, mengumpul didalamnya dan menjadi abses yang kadangkadang dapat menjadi sebesar telur bebek, keadaan bias diatasi dengan antibiotika,
jika sudah bernanah mencari jalan sendiri atau harus dikeluarkan dengan sayatan.
Radang pada glandula bartholini dapat terjadi berulang-ulang dan akhirnya dapat
menjadi menahun dalam bentuk kista bartholini.
Dalam golongan vulvitis sebagai permulaan atau manifestasi panyakit umum,
terdapat antara lain:
1) Penyakit-penyakit kelamin. Yang dianggap penyakit kelamin klasik ialah
gonorea, sifilis, ulkus mulle, limfogranuloma venereum, dan granuloma
inguinale
2) Tuberculosis
3) Vulvitis disebabkan oleh infeksi karena virus. Termasuk disini limfogranuloma
vereneum, herpes genitalis, dan kondiloma akuminatum
4) Vulvitis pada diabetes mellitus
Bartholin abscess.
Drainage must be established whenever an abscess develops during pregnancy. In
some cases, local analgesia will suffice but with large abscesses with cellulitis,
drainage is best performed in the opening room.

Vulvitis Diabetika
Pada vulvitis diabetika vulva merah dan sedikit membengkak. Keluhan
terutama rasa gatal, disertai rasa nyeri. Jaringan pada penderita diabetes
mengandung kadar glukosa yang lebih tinggi., dan air kencing yang mengandung
glukosuria menjadi penyebab peradangan. Oleh karena itu pada penderita dengan
vulvitis yang sebabnya tidak terang, perlu dipikirkan adanya diabetes. Vulvitis

Kelainan Kandungan & Penyakit Kardiovaskuler|

diabetika kadang-kadang dapat disertai dengan moniliasis. Terapi terdiri atas


penguasaan penyakit diabetes mellitus dan pengobatan lokal.

Trikomoniasis
Vulvovaginitis ini disebabkan oleh trikomonas vaginalis. Trikomonas dapat
ditemukan dalam jumlah kecil dalam vagina tanpa gejala apapun, akan tetapi
dalam beberapa hal yang ada hubungannya dengan perubahan kondisi lingkungan,
jumlah dapat bertambah dan dapat menimbulkan radang.
Penanganan : penanganannya adalah terapi dengan metronidazole atau lebih
dikenal dengan sebutan flagil.

Kandidiasis
Kandidiasis disebabkan oleh infeksi dengan candida albikans, suatu jenis
jamur gram positif yang mempunyai benang-benang pseudomiselia yang terbagibagi dalam kelompok blastospores. Dapat ditemukan dalam mulut, daerah perianal
dan vagina tanpa menimbulkan gejala. Dapat tumbuh dengan cepat dan
menyebabkan vaginitis pada wanita hamil, wanita yang menggunakan kontrasepsi
hormonal, wanita yang diberi antibiotika berspektrum luas, wanita dengan
diabetes, dan wanita dengan kesehatan yang mundur.
Gejala : terdapat leukore berwarna keputih-putihan dan perasaan sangat gatal,
pada dinding vulva dan vagina sering juga terdapat membrane-membran berwarna
putih, yang jika diangkat meninggalkan bekas yang agak berdarah.
Penanganannya: dengan memberikan salah satu macam antibiotic yaitu nystatin.

Hemofilus Vaginalis Vaginitis


Adalah suatu basil kecil negatif. Gejala: leukorea yang berwarna putih
bersemu kelabu, kadang kekuning-kuningan dengan bau yang kurang sedap, terasa
sangat gatal. Penanganan: dengan terapi yang diberikan kepada suami istri, berupa
ampisilin atau tetrasiklin. Di samping itu pada wanitanya diberikan Betadin
vaginal douche.

Kondilomata Akuminata

Kelainan Kandungan & Penyakit Kardiovaskuler|

Kondilomata akuminata adalah pertumbuhan kulit dan selaput lender


seperti bunga kola tau jengger ayam jago, dengan permukaan kasar, papiler
menonjol dengan warna agak gelap. Jika kondilomata besar, dapat menghalangi
kelangsungan persalinan. Oleh karena itu harus diobati:
Yang kecil: dieksisi atau dikikis dengan kuret
Yang besar: dieksisi lalu dikoterisasi
Genital infection with the human papillomavirus results in condyloma acuminata,
often called venereal warts. In some cases, genital condyloma may be so extensive
that vaginal delivery is undesirable.

Gambar 1. Kondiloma Akuminata

Herpes genitalis
Herpes genitalis disebabkan oleh tipe 2 herpes virus hominis, yang dekat
hubungannya dengan tipe 1 herpes virus simpleks, penyebab herpes labialis.
Herpes genitalis umumnya dianggap sebagai akibat hubungan seksual dan terjadi
dalam 3 sampai 7 hari sesudah koitus.

Gambar 2. Herpes Genitalis

SERVIKS UTERI
8

Kelainan Kandungan & Penyakit Kardiovaskuler|

Servisitis Akuta

Adalah infeksi yang diawali di endoserviks dan ditemukan pada gonorea, dan
pada infeksi postabortum atau postpartum, disebabkan oleh streptokokus,
stafilokokus, dan lain-lain. Dalam hal serviks merah dan bengkak dengan
mengeluarkan cairan mukopurulen. Pengobatan dilakukan dalam rangka
pengobatan infeksi tersebut.

Servisitis Kronika
Penyakit ini banyak ditemukan pada wanita yang pernah melahirkan, lukaluka kecil atau besar pada serviks karena partus dan abortus memudahkan
masuknya kuman-kuman ke dalam endoserviks dan kelenjar-kelenjarnya yang
menyebabkan infeksi menahun. Penanganannya adalah dengan krioterapi.

Erosio Servisis Uteri


Adalah adanya disekitar ostium uteri eksternum suatu daerah berwarna merah,
kurang lebih sirkular. Disebabkan epitel torak endoserviks dengan stroma vascular
di bawahnya tumbuh sampai di luar ostium uteri eksternum dengan mendesak
epitel tatah yang normal ditemukan dalam tempat itu.

Endometriosis
Endometriosis adalah radang pada endometrium. Macam endometriosis;

1) Endometriosis akuta: endometrium mengalami edema dan hiperemi, dan pada


pemeriksaan mikroskopik terdapat hiperemi, edema, dan infiltrasi leukosit
berinti polimorf yang banyak, serta perdarahan-perdarahan interstisial. Sebab
yang paling penting ialah infeksi gonorea dan infeksi pada abortus dan partus.
Pengobatan endometriosis akuta yang paling penting ialah berusaha mencegah,
agar infeksi tidak menjalar.
2) Endometriosis kronika: disebabkan oleh infeksi yang tidak dalam masuknya
pada myometrium, tidak dapat mempertahankan diri. Gejala-gejala klinis
endometriosis kronika ialah leukorea dan menoragia. Umumnya disebabkan
infeksi terus menerus karena adanya benda asing atau polip/tumor dengan

infeksi di dalam kavum uteri.


Piometra

Kelainan Kandungan & Penyakit Kardiovaskuler|

Ialah pengumpulan nanah di kavum uteri karena stenosis kanalis servikalis


oleh salah satu sebab, seperti karsinoma servisis uteri, amputasi serviks,akibat
radiasi, endometritis tuberkulosa, dan penutupan ostium uteri internum karena
involusi uterus sesudah menopause. Lebih banyak ditemukan pada wanita di
sekitar atau sesudah menopause. Karena kekurangan estrogen endometrium
menipis, dan resistensi yang berkurang terhadap kuman-kuman dari vagina
menyebabkan endometritis senilis menahun. Pengobatannya adalah dengan
histerektomi.

Metritis
Metritis atau miometritis adalah radang myometrium. Miometritis akut
biasanya terdapat pada abortus septik atau infeksi postpartum. Kerokan pada
wanita dengan endometrium yang meradang dapat menimbulkan metritis akut.
Pada penyakit ini myometrium menunjukkan reaksi radang berupa pembengkakan
dan infiltrasi sel-sel radang. Perluasan dapat terjadi lewat jalan limfe atau lewat
tromboflebitis, dan kadang-kadang dapat terjadi abses.

2.1.2

ADNEKSA DAN JARINGAN DI SEKITARNYA


SALPINGO OOFORITIS ATAU ADNEKSITI
Salpingo ooforitis atau adneksiti yaitu radang yang terjadi pada tuba falopi dan

ovarium yang terjadi secara bersamaan. Ini biasanya disebabkan oleh infeksi gonorea dan
infeksi puerperal dan postabortum. Selain itu juga bias disebabkan oleh akibat dari
tindakan seperti kerokan, laparotomy, pemasangan IUD.
Macam:
1) Salpingo ooforitis akuta
Disebabkan oleh gonorea sampai ke tuba dari uterus melalui mukosa. Pada
endosalping tampak edema serta hiperemi dan infiltrasi leukosit; pada infeksi ringan
epitel masih utuh, tetapi pada infeksi yang lebih berat kelihatan degenerasi epitel yang
kemudian menghilang pada daerah yang agak luas, dan ikut juga terlihat lapisan otot
dan serosa. Radang ini disebabkan infeksi akibat tindakan seperti kerokan dan
beberapa jenis kuman seperti streptokokus, stafilokokus, escheria koli, klostridium
welchii. Pengobatannya adalah dengan istirahat baring dan pemberian antibiotika.
2) Salpingo ooforitis kronika
Dapat dibedakan menjadi:

10

Kelainan Kandungan & Penyakit Kardiovaskuler|

a) Hidrosalping. Pada hidrosalpingterdapat penutupan ostium tuba abdominalis.


Berbentuk seperti pipa tembakau dan dapat menjadi sebesar jeruk keprok.
b) Piosalping. Dalam stadium menahun merupakan kantong dengan dinding tebal berisi
nanah. Pada piosalping biasanya terdapat perlekatan dengan jaringan disekitarnya.
c) Salpingitis interstisialis kronika. Dinding tuba menebal dan tampak fibrosis dan dapat
pula ditemukan pengumpulan nanah sedikit ditengah-tengah jaringan otot. Terdapat
pula perlekatan dengan jaringan-jaringan disekitarnya seperti ovarium, uterus, dan
usus.
d) Kista tubo ovarial, abses tubo ovarial. Hidrosalping bersatu dengan kista folikel
ovarium, sedang pada abses tubo ovarial piosalping bersatu dengan abses ovarium.
e) Abses ovarial
f) Salpingitis tuberkulosa
Penanganan adalah dengan pemberian antibiotika berspektrum luas.
PARAMETRIS AKUTA
Apabila kuman-kuman dengan jalan limfe atau darah melewati batas uterus dan
sampai ke jaringan ikat parametrium, maka terjadilah parametritis akuta. Infeksi paling
sering disebabkan oleh streptokokus dan stafilokokus, jarang oleh E. koli. Kekejadian ini
muncul karena infeksi puerperal, postabortum, atau tindakan intrauterine. Gejalanya
adalah penderita demam, menderita sakit perut di bagian bawahdan di sebelah kanan atau
kiri, dan disebelah uterus teraba tumor. Terapinya adalah menggunakan antibiotika, jika
ditemukan abses, ditempat itu perlu di adakan pembukaan tumor dan drainase.
PERITONITIS PELVIKA (PELVIOPERITONITIS)
Adalah radang pada peritoneum pelvik. Gejalanya adalah demam, nyeri perut bawah,
penderita merasa mual, terdapat defense musculaire, gerakan uterus menimbulkan
perasaan sangat nyeri. Jika ada abses di kavum douglasi, teraba tumor dengan batas-batas
tidak nyata di belakang uterus, dan yang menonjol ke forniks vagina posterior. Terapi
yang digunakan adalah antibiotika dan apabila terdapat abses di kavum douglasi, maka
terapi yang tepat adalah kolpotomia posterior dan drainase.

2.1.3

KELAINAN-KELAINAN LAIN
PRURITIS VULVA
Pruritis vulva atau gatal pada vulva adalah suatu gejala yang sangat mengganggu serta

mengesalkan penderita, dan sering susah disembuhkan. Ada 2 macam sebab yaitu sebab
11

Kelainan Kandungan & Penyakit Kardiovaskuler|

primer atau idiopatik dan sebab sekunder. Pada pruritis idiopatik tidak ditemukan sebab
organic namun gejala yang muncul merupakan manifestasi dari psikopatologik antara lain
pada wanita yang mengalami frustasi dalam kehidupan seksual, atau yang ingin
menghindarkan diri dari hubungan seksual yang tidak disukai. Pada pruritis sekunder
ditemukan 2 macam sebab yaitu sebab local dan sebab umum
Sebab lokal seperti:
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Tiap-tiap proses peradangan dan ulserasi pada kulit vulva


Distrofi
Leukorea karena trikomonas vaginalis, candida albikans
Parasite-parasit seperti scabies, pedikulus kapitis
Iritasi kulit karena sabun, kurang kebersihan, penggunaan cawet haid yang ketat
Karsinoma

Sebab umum seperti;


1. Keadaan umum yang tidak baik, misalnya kekurangan gizi, avitaminosis,anemia,
tuberculosis, karsinoma
2. Keadaan toksik pada uremia, icterus
3. Alergi karena makanan, obat-obatan
4. Diabetes mellitus
Penanganannya;
1. Pemeriksaan darah, lambung dan gula darah
2. Menjaga kebersihan dengan baik, dengan menghindarkan celana dalam yang ketat
3.
4.
5.
6.
7.

dan pemakaian sabun atau obat-obatan yang dapat menimbulkan iritasi


Jika ada dugaan terhadap alergi, diberi antihistamin
Pemberian salep-salep yang mengandung - 1 % hidrokortison
Mengusahakan agar penderita dapat tidur nyenyak saat malam
Menjauhkan penderita dari keadaan-keadaan yang merupakan tekanan jiwa
Terapi endokrin

Distrofi Epitel Menahun


Kraurosis Vulva
Pada penyakit ini terdapat atrofi dengan penipisan dan fibrosis kulit vulva
mengakibatkan mengkerutnya kulit dan stenosis introitus vagina. Labia minora, klitoris,
dan vestibulum terlibat, akan tetapi tidak sampai pada lipatan genitokrural dan perineum.
Gejala-gejala penyakit ini adalah dispareunia dan kadang-kadang disuria.
Diagnosis dapat dibuat dengan mengadakan biopsy. Terapi terdiri atas pemberian salep
yang mengandung estrogen.
Leukoplakia Vulva
12

Kelainan Kandungan & Penyakit Kardiovaskuler|

Kulit vulva yang terkena kelainan ini menjadi tebal, keras, putih, dan rapuh,
sehingga dapat menimbulkan luka-luka kecil di tempat yang bersangkutan. Penyakit ini
ditemukan pada labia dan jarang melewati perineum, vestibulum, dan introitus vagina
tidak terlibat. Leukoplakia biasanya timbul pada wanita pascamenopause. Gejalagejalanya ialah rasa nyeri dan pruritis. Diagnosis dibuat dengan mengadakan biopsi.
Terapinya adalah vulvektomi.
Likben skelorosis et atrofikans
Pada tempat yang terlibat, kulit memutih dan berkilat dengan batas-batas yang
jelas. Kelainan terdapat pada Labia, perineum, dan daerah perianal serta dapat menjalar
ke lipatan genitokrural sampai ke paha dan pantat. Gejala-gejalanya adalah rasa nyeri,
dispareunia, disuria, dan pruritis. Diagnosis dapat dibuat dengan jalan biopsy. Tetapi
dengan salep yang mengandung estrogen lebih memuaskan.
KELAINAN UTERUS
1. Kelainan Kongenital
Uterus didelfis: terdapat 2 korpus, 2 serviks, dan 2 vagina.
Uterus septus: 1 korpus, 1 seprtum, 1 serviks, dan 1 vagina
Uterus bikornis unikolis
Uterus arkuatus
Kelainan ini dapat mengganggu kehamilan dan persalinan. Misalnya terjadi abortus,
partus prematurus, kelainan HIS, kelainan letak, dan posisi.
2. Kelainan Letak Rahim
Pada hamil tua, uterus membengkok dengan sumbunya ke kanan disebut latero-fleksi
dekstra. Hal ini tidak menimbulkan gejala, kecuali agak mendesak dan kadangkadang menekan pada ulu hati.
Perut gantung (abdomen pendulum)
o Perut gantung dijumpai pada multipara atau grandmultipara karena
melemahnya dinding perut. Makin tua kehamilan, uterus makin bertambah
ke depan sehingga fundus uteri lebih rendah dari simfisis. Akibatnya terjadi
kesalahan letak janin, kepala janin tidak masuk ke ruang panggul. Proses
persalinan akan terganggu, baik pada kala I atau kala II. Namun, bila kepala
telah memasuki pintu atas panggul serta his baik dan kuat; persalinan dapat
berlangsung secara biasa, sekurang-kurangnya dapat dibantu dengan
ekstraksi vakum atau forsipal.
o Selama kehamilan, wanita ini dianjurkan memakai gurita-korset bengkung
atau ikat parut yang agak ketat dan kencang, yang menyokong perut dari
bawah.
13

Kelainan Kandungan & Penyakit Kardiovaskuler|

Retrofleksia uteri gravida inkarserato (RUGI)


o RUGI adalah uterus hamil yang semakin lama semakin besar terkurung
dalam rongga panggul, tidak dapat keluar memasuki rongga perut.
Terkurungnya uterus, mungkin uterus retrofleksi, tertahan oleh adanya
perlekatan-perlakatan atau oleh adanya sebab lain yang tidak diketahui
(fiksata). Gejala-gejala: gangguan miksi, defekasi, rasa sakit dan penuh
didalam rongga panggul
o Keluhan muncul pada kehamilan diatas 16 minggu, dimana uterus hamil
mengisi rongga panggul. Terdapat 4 kemungkinan dari nasib kehamilan.
a. Koreksi spontan: dimana pada kehamilan 3 bulan korpus dan fundus
naik masuk kedalam rongga panggul
b. Abortus: hasil konsepsi berhenti berkembang dan keluar, sirkulasi
terganggu.
c. Koreksi tidak sempurna: dimana bagian yang melekat tetap tinggal,
sedangkan uterus yang hamil tidak masuk ke dalam rongga perut;
disebut retrofleksia uteri gravidi partialis. Nasib kehamilan selanjutnya
bisa: abortus, partus prematurus, terjadi kesalahan letak, dan bersalin
biasa.
d. RUGI
Penanganan: Bila tidak terjadi perlekatan dapat dilakukan:
(1) Reposisi digital jika perlu dalam narkosa
(2) Koreksi dengan posisi genupektoral selama 3x15 per hari atau
langsung dikoreksi melalui vagina dengan 2 jari mendorong korpus
uteri kea rah atas keluar rongga panggul
(3) Posisi trendelenberg dan istirahat
(4) Reposisi operatif

Prolapses uteri

Etiologi prolapsus uteri:


1. Dasar panggul yang lemah, karena kerusakan dasar panggul pada persalinan yang
terlampau sering dengan penyulit seperti ruptura perineum atau usia lanjut.
2. Tarikan pada janin pada pembukaan yang belum lengkap.
3. Ekspresi Crede yang berlebihan pada saat mengeluarkan plasenta.
4. Asites, tumor-tumor di daerah pelvis, batuk yang kronis dan pengejan (obslipasi
atau striktura pada traktus urinarius).
5. Relinakulum uteri yang lemah (asteni atau kelainan kongenital berupa kelemahan
jaringan penyokong uterus yang sering pada nullipara.
Patologi Prolapsus Genitalis:

14

Kelainan Kandungan & Penyakit Kardiovaskuler|

Dengan adanya persalnan yang sulit, menyebabkan kelemahan pada ligameniumligamenium, fasia endopelvik, otot-otot dan fasia dasar panggul ok peningkatan
tekanan intra abdominal dan faktor usia.
Karena servis uteri terletak diluar vagina akan menggeser celana dalam dan
menjadi ulkus dekubiltus.
Dapat menjadi SISTOKEL karena kendornya fasia dinding depan vagina (mis :
trauma obstetrik) sehingga vesika urinaria terdorong ke belakang dan dinding
depan vagian terdorong ke belakang.
Dapat terjadi URETROKEL, karena uretra ikut dalam penurunan tersebut. Harus
di DD/dengan Difertikulum Uretra, pada Difertikulum Uretra, uretra dan vesika
urinaria normal saja, hanya di belakang uretra ada lobang yang menuju ke
kantong antara uretra dan vagina.
Dapat terjadi REKTOKEL, karena kelemahan fasia di dinding belakang vagina,
ok trauma obstetric atau lainnya, sehingga rekrum turun ke depan dan
menyebabkan dinding vagina atas belakang menonjol ke depan.
Dapat terjadi ENTEROKEL, karena suatu hemia dari kavum dauglasi yang isinya
usus halus atau sigmoid dan dinding vagina atas belakang menonjol ke depan.
Sistokel, uretrokel, rektokel, enterokel dan kolpokel disebut prolaps vagina.
Prolaps uteri sering diikuti prolaps vagina, tetapi prolaps vagina dapat berdiri
sendiri.
Klasifikasi Prolapsus Uteri
Tingkat I : Uterus turun dengan serviks paling rendah dalam introitus vagina
Tingkat II : Uterus sebagian keluar dari vagina
Tingkat II :Uterus keluar seluruhnya dari vagina yang disertai dengan inversio
vagina (PROSIDENSIA UTERI)
Gejala Klinis Prolapsus Uteri
Sangat individual dan berbeda-beda, kadang-kadang prolapsus uterinya cukup berat
tapi keluhannya (-) dan sebaliknya. Prolapsus uteri dapat mendadak seperti nyeri,
muntah, kolaps dll (jarang). Keluhan-keluhannnya adalah :
1. Terasa ada yang mengganjal/menonjol digenitalia ekstema (vagina atau perasaan
berat pada perut bagian bawah).
2. Riwayat nyeri dipinggang dan panggul yang berkurang atau hilang dengan
berbaring.
3. Timbulnya gejala-gejala dari :
Sitokel : BAK sedikit-sedikit dan sering, tak puas dan stress inkontinensia
(tak dapat menahan BAK) karena dinding belakang uretra tertarik, sehingga

fungsi sfincter terganggu.


Rektokel : terjadi gangguan defikasi seperti obstipasi, karena faeces
berkumpul di rongga rektokel.

15

Kelainan Kandungan & Penyakit Kardiovaskuler|

Koitus terganggu, juga berjalan dan bekerja.


Leukorea, karena bendungan/kongesti daerah serviks.
Luka lecet pada portio karena geseran celana dalam.
Enterokel, menyebabkan rasa berat dan penuh pada daerah panggul.
Servisitis dapat menyebabkan infertility.
Menoragia karena bendungan.
Komplikasi Prolapsus Uteri :
1. Keratinisasi mukosa vagina dan portio uteri
2. Dekubitus
3. Hipertropi serviks uteri dan elongasioa koli
4. Gangguan miksi dan stress inkontinensia
5. Infeksi saluran kencing
6. Infertilitas
7. Gangguan partus
8. Hemoroid
9. Inkarserasi usus
Penanganan Prolapsus Uteri
Faktor-faktor yang harus diperhatikan,
Keadaan umum pasien umur,
Masih bersuami atau tidak,
Tingkat prolapsus, beratnya keluhan,
Keinginan punya anak lagi dan ingin mempertahankan haid.
Penanganan dibagi atas :
Pencegahan
Faktor-faktor yang mempermudah prolapsus uteri dan dengan anjuran :
1. Istirahat yang cukup, hindari kerja yang berat dan melelahkan gizi cukup
2. Pimpin yang benar waktu persalinan, seperti :
Tidak mengedan sebelum waktunya
Kala II jangan terlalu lama
Kandung kemih kosongkan)
Episiotomi agar dijahit dengan baik
Episiolomi jika ada indikasi
Bantu kala II dengan FE atau VE
Pengobatan
A. Pengobatan Tanpa Operasi
1. Tidak memuaskan dan hanya bersifat sementara
2. Pada prolapsus uteri ringan
3. Ingin punya anak lagi
4. Menolak untuk dioperasi
5. Keadaan umum pasien tak mengizinkan untuk dioperasi
6. Caranya :
Latihan otot dasar panggul
Stimulasi otot dasar panggul dengan alat listrik
Pemasangan pesarium
- Hanya bersifat paliatif,
- Pesarium dari cincin plastik
16

Kelainan Kandungan & Penyakit Kardiovaskuler|

- Prinsipnya : alat ini mengadakan tekanan pada dinding atas vagina sehingga
uterus tak dapat turun melewati vagina bagian bawah.
- Biasanya dipakai pada keadaan :
Prolapsus uteri dengan kehamilan
Prolapsus uteri dalam masa nifas
Prolapsus uteri dengan dekubitus/ulkus
Prolapsus uteri yang tak mungkin dioperasi
B. Pengobatan dengan Operasi
1. Operasi Manchester/Manchester-Fothergill
2. Histeraktomi vaginal
3. Kolpoklelsis (operasi Neugebauer-La fort)
4. Operasi-operasi lainnya :
Ventrofiksasi/hlsteropeksi
Interposisi
Jika Prolaps uteri terjadi pada wanita muda yang masih ingin mempertahankan fungsi
reproduksinya cara yang terbaik adalah dengan :
1. Pemasangan pesarium
2. Ventrofiksasi (bila tidak berhasil dengan pemasangan pesarium)

2.1.4

INFEKSI ALAT GENETALIA


Vulvitis
Infeksi pada vulva sering disebut vulvitis. Sebagian besar vulvitis dengan gejala
keputihan atau lrukorea dan tanda infeksi lokal. Infeksi vulva yang merupakan bagian
terluar genetalia wanita meliputi infeksi kulit (terjadi perubahan warna, membengkak,
terasa nyeri, kadang tampak bernanah, menimbulkan kesukaran bergerak), infeksi
kelenjar Bartholini (terletak di bagian bawah vulva, warna kulitnya berubah,
membengkak, terjadi timbunan nanah di dalam kelenjar, pasien sukar jalan dan duduk
karena sakit).
Penanganan yang dapat dilakukan oleh bidan adalah dengan melakukan tindakan
sebagai berikut:
Memberi pengobatan sementara dengan antibiotika
Member obat rendam untuk mengurangi rasa sakit dan mengeluarkan keputihan atau

leukorea
Melakukan konsultasi sehingga masyarakat mendapat pengayoman dan pelayanan

medis yang adekuat


Pada kasus abses Bartholini, kalau terpaksa bidan dapat melakukan insisi di daerah
yang paling tegang.

17

Kelainan Kandungan & Penyakit Kardiovaskuler|

Gambar 3. Vulvitis

Vaginitis
Vaginitis merupakan infeksi pada vagina yang disebabkan oleh berbagai bakteri,
parasit, atau jamur. Infeksi ini sebagian besar terjadi karena hubungan seksual. Gejala
umum vaginitis adalah pengeluaran keputihan berlebihan dapat berupa nanah, terasa
panas dan gatal, suhu tubuh dapat meningkat, bagian luar terjadi pembengkakan, pada
vagina terdapat bintik merah dan mudah berdarah, terasa nyeri saat hubungan seksual
(dispareunia).
Vaginitis khusus yang perlu diketahui bidan adalah vaginitis trikomonas vaginalis.
Infeksi ini disebabkan oleh trikomonas vaginalis yang mempunyai bentuk kecil,
berambut getar, dan lincah bergerak. Gejala utamanya adalah terdapat keputihan encer
sampai kental berwarna kekuning-kuningan, gatal, terasa terbakar, berbau, dan akan
terdapat bintik pada dinding vagina.
Vaginitis kandidialis (kandidiasis) disebabkan oleh jamur kandida albicans. Vaginitis
kandidiasis sering dijumpai pada wanita hamil karena terdapat perubahan asam-basa.
Gejala vaginitis kandidiasis adalah terdapat keputihan kental bergumpal, tersa sangat
gatal, dan pada dinding vagina sering dijumpai membran putih yang bila dihapuskan
dapat menimbulkan perdarahan. Bidan selanjutnya melakukan konsultasi atau segera
merujuk pasien ke dokter atau puskesmas.
Servisitis
18

Kelainan Kandungan & Penyakit Kardiovaskuler|

Servisitis adalah infeksi pada serviks uteri. Infeksi serviks sering terjadi karena luka
kecil bekas persalinan yang tidak dirawat dan infeksi karena hubungan seksual. Gejala
klinis servisitis adalah terdapat keputihan (leukorea), mungkin terjadi kontak berdarah
(saat hubungan seksual terjadi perdarahan, pada pemerisaan terdapat perlukaan serviks
yang berwarna merah.
Endometritis
Endometritis adalah infeksi pada endometriumn. Infeksi ini dapat terjadi sebagai
kelanjutan infeksi pada serviks atau infeksi tersendiri dan terdapat benda asing dalam
rahim. Terjadi infeksi endometrium pada saat persalinan ketika bekas implantasi
plasenta masih terbuka. Endometritis juga dapat terjadi pada saat terjadi keguguran atau
saat pemasangan alat rahim yang kurang tepat.
Gejala klinis endometritis akut adalah:

Nyeri abdomen bagian bawah


Mengeluarkan keputihan (leukorea)
Kadang-kadang terdapat perdarahan
Dapat terjadi penyebaran:
Miometriris (infeksi otot rahim)
Parametritis (infeksi sekitar rahim)
Salpingitis (infeksi saluran otot)
Ooforitis (infeksi indung telur)
Dapat terjadi sepsis (infeksi menyebar)
Pembentukan pernanahan sehingga terjadi abses pada tuba atau indung telur
(ovarium)
Penangannya adalah bidan dapat mengambil tindakan agar infeksi endometritis

tidak makin menjadi sepsis atau pelveoperitonitis dengan melakukan konsultasi dan
merujuk untuk mendapatkan pelayanan medis yang lebih lanjut.
Penyakit Radang Panggul
Penyakit radang panggul atau pelvic inflammatory disease meruapakan infeksi
genetalia bagian atas wanita yang sebagian besar disebabkan hubungan seksual.
Penyakit radang panggul dapat bersifat akut atau menahun yang dapat berakhir dengan
perlekatan dan pasangan yang telah menikah dapat mengalami kemandulan. Gejala
klinis pemyajit radabg panggul adalah:
Nyeri menusuk-nusuk di bagian bawah abdomen
Mengeluarkan keputihan yang dapat bercampur nanah
19

Kelainan Kandungan & Penyakit Kardiovaskuler|

Suhu tubuh dapat meningkat


Nadi meningkat dan pernapasan bertambah
Dalam bentuk menahun dapat teraba tumor
Penanganan yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah infeksi genetalia adalah
pemberian obat antibiotika yang adekuat untuk menghindari infeksi menahun yang
diakhiri dengan perlekatan dan infertilitas. Sikap bidan mengkonsultasikan pasien
dengan merujuk untuk mendapat pengobatan.yang lebih sempurna. Tujuan pengobatan
adalah sedapat mungkin menyembuhkan penyakit sehingga tidak dijumpai penyulit
lanjutan dalam bentuk perlekatan atau penyakit menjadi menahun. Pengobatan
diharapkan tidak akan menimbulkan perlekatan, sehingga tidak akan menjadi pasangan
infertil.

2.1.5

INFEKSI-INFEKSI KHUSUS
Gonorea
Gonorea terutama tergantung pada banyaknya prostitusi dan kebebasan hubungan

seksual di luar perkawinan. Gonokokus menyerang selaput mukosa. Gejala klinik infeksi
gonorea yang akut adalah sakit sewaktu kencing dan sering kencing, gatal pada vulva,
secret yang purulen dari urethra, kelenjar para-urethralis, dan kelenjar Bartholini, dan
sekresi yang mukopurulen dari serviks.
Diagnosis: Hampir semua kasus gonorea akut sekarang dapat disembuhkan dengan obatobatan antibiotika dan sulfonamid.
Untuk menghindarkan diri dari infeksi gonorea adalah menghidari hubungan seksual
di luar perkawinan. Terapi pada gonorea akut terdiri atas pemberian penicillin, ampisillin,
tetrasiklin, dan spektinomisin.

Gambar 4. Gonorea

Sifilis

20

Kelainan Kandungan & Penyakit Kardiovaskuler|

Penyebab sifilis adalah Treponema pallidum, yang ditularkan ketika hubungan


seksual dengan cara kontak langsung dari luka yang mengandung treponema. Treponema
dapat melewati selaput lendir yang normal atau luka pada kulit. Sepuluh sampai 90 hari
sesudah treponema memasuki tubuh, terjadilah luka primer (chancre atau ulkus uteri).
Pada daerah anogenital ditemukan condilomata lata. Penyakit sifilis dapat dibagi
menjadi:
1.
2.
3.
4.

Sifilis primer
Sifilis sekunder
Sifilis laten
Sifilis tertier

Penanganan sifilis primer dan sekunder adalah:


a. Benzathin penisilin pada masing-masing bokong kiri dan kanan
b. Penisilin dengan monostearat aluminium dalam minyak berturut-turut selang 3
hari
c. Prokain penisislin G dalam akua setiap hari selama 8 hari.
Penderita sifilis laten diberikan benzathin penisilin G. Kepada penderita yang sensitive
penisilin diberikan Eritromisin.

Gambar 5. Silis

Kankroid (ulkus molle)


Ulkus molle adalah penyakit kelamin dengan ulkus genital yang nyeri sekali. Kuman
penyebabnya adalah Hemofilus ducreyi, suatu basil gram negative yang berbentuk batang.
Penularan biasanya berlangsung lewat koitus, tetapi dapat juga melalui tangan. Masa
inkubasinya pendek, biasanya luka sudah kelihatan dalam waktu 3-5 hari atau lebih dini
lagi, sesudah terkena infeksi.
Penanganan lokal yang terdiri atas kebersihan sangat penting, luka dini harus
dibersihkan dengan larutan sabun yang encer. Pengobatan terdiri atas pemberian salah satu
jenis sulfonamide.
21

Kelainan Kandungan & Penyakit Kardiovaskuler|

Granuloma inguinale
Garnuloma inguinale adalah suatu penyakit granulomatik ulseratif yang menahun
dan biasanya terdapat pada vulva, perineum, dan daerah inguinal. Penularan terjadi
melalui koitus. Masa inkubasinya ialah 8-12 minggu. Gejala yang timbul adalah pada
mulanya penyakit ini kelihatan sebagai papula yang kemudian mengalami ulserasi dan
berubah menajdi suatu daerah granuler yang berwarna merah daging, dibatasi pinggir
yang tajam dengan eksudat yang baunya menusuk hidung.
Penanganan yang dapat dilakuakan adalah dengan penggunaan obat tetrasiklin,
eritromisin atau Khloramfenikol. Pada kasus-kasus resisten tindakan bedah kadangkadang diperlukan. Radiasi bersama-sama dengan antibiotika juga efektif.
Limfogranuloma venereum
Penyebabnya adalah klamidia trakhomonas. Penyakit ini dipindahkan melalui koitus
setelah inkubasi beberapa hari. Dari tempat masuknya, kuman menyebar melalui saluran
dan kelenjar limfe ke daerah genital, inguinal, dan perianal, penyebaran juga dapat melalui
peredaran darah.
Gejala yang timbul terdapat erupsi berupa vesikopustula yang dapat hilang dengan
cepat, tetapi kemudian timbul limfadenitis inguinalis, yang menjadi abses dan kemudian
menyebabkan ulserasi dan fibrosis. Penyakit ini menyebabkan nyeri keras, sehingga
menimbulkan kesulitan untuk duduk dan berjalan. Biasanya terjadi 10-30 hari sesudah
terkena infeksi.
Penanganan yang dapat dilakukan adalah dengan pemberian tetrasiklin. Pengobatan
ini tidak mempercepat penyembuhan, tetapi mencegah infeksi sekunder, ulserasi, dan
striker.
Tuberkulosis Pelvik
Biasanya tuberkulosis pelvic terjadi sebagai akibat penyebaran infeksi paru-paru lewat
jalan darah. Gejalanya adalah adanya endometritis tuberkulosa atau salpingitis tuberkulosa
dengan suhu yang tidak seberapa tinggi, perasaan lemah, perut bagian bawah nyeri,
disemenorea.
Beberapa cara dapat dipergunakan dalam pengobatan, seperti Isoniazid (INH), Asam
aminosalisil (PAS), Streptomisin, Etambutol, Sikloserine, dan Rifampin.

2.1.6

KELAINAN

ORGAN

REPRODUKSI

KEHAMILAN
VAGINA
22

Kelainan Kandungan & Penyakit Kardiovaskuler|

YANG

MEMPENGARUHI

Septum Vagina
Septum dapat dalam bentuk septum yang longitudinal atau vertical. Septum
longitudinal dapat terjadi sepanjang vagina (vagina dupleks) sehingga dapat
menghalangi jalannya persalinan. Dalam keadaan demikian tindakan persalinan dengan
opersai merupakan pilihan utama. Septum vagina dapat pula terjadi parsial yang tidak
menghalangi jalannya persalinan dan pada saatnya septum tersebut dapat digunting
sehingga persalinan sehingga persalinan berjalan normal. Septum vagina yang vertical
dapat menghalangi penurunan kepala dan sulit untuk menilai pembukaan. Bila kepala
sudah turun mencapai Hodge III, septum vertikal dapat digun ting sehingga persalinan
berlangsung dengan aman.
Septae and strictures.
A complete longitudinal septum usually does not cause dystocia because the half of the
vagina through which the fetus descendsgradually dilates satisfactorily. An incomplete
septum, however, occasionally interferes with descent. In these cases, the septum may
become stretched around the presenting part as a band of varying thickness.
Occasionally such septae are sufficiently resistant that either they must be devided or
cesarean delivery must be performed.

Gambar 6. Septum vagina

Kista Vagina
Kista vagina berasal dari sisa duktus Gartner atau duktus Muller. Pada kista
vagina tidak terlalu besar tidak memerlukan pengobatan dan dapat dibiarkan serta tidak
akan mengganggu hubungan rumah tangga.
UTERUS
Kelainan Pertumbuhan Uterus

23

Kelainan Kandungan & Penyakit Kardiovaskuler|

Kelainan pertumbuhan uterus yang dapat mempengaruhi kehamilan adalah kelainan


pada uterus (uterus arkuatus, uterus septus, uterus dupleks) dan kelainan pada serviks
(serviks ganda).
Kelainan Posisi Uterus
Anteversio uteri adalah kedudukan uterus secara menyeluruh jatuh ke depan dari
sumbu badan sedangkan antefleksio uteri adalah sudut ke arah dengan rahim dalam
hubungannya dengan serviks uteri.
Anteversio uteri gravidi dijumpai pada kehamilan grandemultipara karena lemahnya
dinding otot perut atau pada primigravida karena kemungkinan sempitnya pintu atas
pinggul. Pada anteversio uteri gravidi dapat dijumpai kelambatan pembukaan karena
arah kekuatan His tidak tertuju pada kanalis servikalis. Untuk dapat mengatasi keadaan
tersebut, ibu hamil in partu diminta untuk tidur telentang selama persalinan sehingga
kekuatan His dan mengejan dapat diarahkan menuju jalan lahir. Pada grandemultipura
sering dijumpai perut gantung atau pendular abdomen sehingga pasien mengalami
kesulitan saat in partu.
Gejalanya adalah mengeluh tentang rasa nyeri di perut bawah dan pinggang bawah,
menderita intertigo di lipatan kulit, dan kadang varises dan edema di vulva. Selain itu
perut gantung menghalangi masuknya kepala ke dalam panggul, sehingga sering terjadi
kelainan latak anak seperti letak sungsang, dan letak lintang.
Penanganan yang dapat dilakukan adalah menjelang persalinan, wanita diminta tidur
telentang terus-menerus untuk memperbesar kemungkinan masuknya kepala ke dalam
panggul dan mencegah terjadinya kelainan letak janin pada saat akhir kehamilan.
Retrofleksi uteri gravidi merupakan kelainan pada uterus yang dapat menimbulkan
bahaya yaitu dapat terjadi uterus gravidus inkarserata, sehingga tertinggal di pelvis
minor yang menyebabkan abortus kematian hasil konsepsi dalam rahim.
Salah satu penanganan yang masih dianjurkan adalah melakukan tidur dengan
kedudukan dada-kaki beberapa waktu dengan harapan agar retrofleksio uteri gravidi
dapat lepas dari ruangan pelvis minor

2.1.7

ENDOMETRIOSIS
Adalah suatu keadaan di mana jaringan endometrium yang masih berfungsi terdapat
di luar kavum uteri, jaringan ini terdiri atas kelenjar-kelenjar dan stroma, terdapat di
dalam myometrium atau pun diluar uterus. Bila jaringan endometrium terdapat di dalam
myometrium disebut adenomiosis dan bila di luar uterus disebut endometriosis.

24

Kelainan Kandungan & Penyakit Kardiovaskuler|

ADENOMIOSIS: sebab sebenarnya dari adenomisis belum diketahui, ada dugaan


bahwa tersebarnya endometrium dalam myometrium adalah akibat perubahanperubahan yang terjadi di dalam uterus karena kehamilan dan persalinan yang berulang
dan mungkin juga karena kerokan yang berlebihan. Gejala yang paling sering ditemukan
adalah menoragia, dismenorea sekunder, dan uterus yang makin membesar. Kadangkadang juga terdapat dyspareunia dan rasa berat di perut bagian bawah terutama dalam
masa prahaid. Pengobatannya adalah dengan histerektomi, terapi penyinaran dengan
sinar roentgen.
ENDOMETRIOSIS : teori Sampson mengatakan bahwa endometriosis terjadi
karena darah haid mengalir kembali (regurgitasi) melalui tuba ke dalam rongga pelvis.
Sedangkan menurut teori Robert Meyer mengatakan bahwa endometriosis terjadi karena
rangsangan pada sel-sel epitel berasal dari selom yang dapat mempertahankan hidupnya
di daerah pelvis. Rangsangan ini menyebabkan metaplasia dari sel-sel epitel itu sehingga
terbentuk jeringan endometrium. Gejala-gejala yang sering timbul adalah nyeri perut
bawah yang progresif dan dekat paha yang terjadi pada dan selama masa haid,
dyspareunia, nyeri waktu defekasi khususnya pada waktu haid, poli- dan hipermenorea,
infertilitas. Penanganan berupa pencegahan yaitu jangan menunda memiliki anak setelah
pernikahan, pengawasan, terapi hormone, pembedahan, dan radiasi.

Gambar 7. Endimitriosis

Severe, active endometriosis is an uncommon complication of pregnancy. Bizarre and


vexing clinical symptoms may be caused by rupture of an endometrial cyst. There may
be clinical features suggestive of pyelonephritis, acute appendicitis, or tubal pregnancy.
Rarely, an enlarging pelvic endometrioma may cause dystocia, but most women with
endometriosis go through pregnancy and labor without complications.

25

Kelainan Kandungan & Penyakit Kardiovaskuler|

2.1.8

TUMOR JINAK YANG MEMENGARUHI KEHAMILAN


Kista Ovarii pada Kehamilan
Pada kehamilan yang disertai kistoma ovarii seolah-olah terjadi perebutan ruangan,

ketika kehamilan makin membesar. Oleh Karen itu, kehamilan dengan kista memerlukan
operasi untuk mengangkat kista tersebut pada usia kehamilan 16 minggu. Bahaya
melangsungkian kehamilan bersamaan dengan kista ovarii adalah dapat terjadi gangguan
pertumbuhan janin yang akhirnya mengakibatkan abortus, kematian dalam rahim.
Penanganan yang dapat dilakukan adalah pada kedudukan kista di pelvis minor,
persalinan dapat terganggu dan memerlukan penyelesaian dengan jalan operasi seksio
sesaria. Pada kedudukan kista ovarii di daerah fundus uteri, persalinan dapat berlangsung
normal tetapi bahaya postpartum mungkin terjadi torsi kista, ifrksi sampai abses. Oleh
karena itu, segera setelah persalinan normal bila diketahui terdapat kista ovarii,
laparotomi dapat dilakukan untuk mengangkat kista tersebut.

Mioma Uteri pada Kehamilan


Kehamilan dapat terjadi bersamaan dengan mioma uteri bila mioma tidak mengganggu
perjalanan spermatozoa atau ovum khususnya hasil konsepsi setelah melalu tuba pars
interstisisal yang berada di otot uterus. Gangguan dalam perjalanan implantasi dapat
berupa implan yang tersangkut pada pars interstisialnya atau pada tuba istmus sehingga
menimbulkan kehamilan ektopik.
Pengaruh mioma uteri pada kehamilan adalah:

Infertilitas bila menutup lumen tuba fallopi


Mengganggu tumbuh kembang hasil konsepsi yang telah berimplantasi (terjadi
abortus, persalinan prematur) karena terjadi gangguan vaskularisasi sehingga

26

plasenta tidak mampu member nutrisi yang cukup.


Saat in partu dapat terjadi insersia uteri primer atau sekunder. Persalinan

memerlukan intervensi medis.


Saat postpartum dapat terjadi atonia disertai perdarahan yang banyak. Retensio

plasenta memerlukan tindakan tambahan.


Karena perdarahan postpartum, secara tidak langsung mioma uteri memudahkan

terjadinya infeksi.
Involusi uterus mungkin terlambat

Kelainan Kandungan & Penyakit Kardiovaskuler|

Segera setelah postpartum, akumulasi darah yang tidak dapat keluar dapat

menyebabkan terjadi red degeneration pada mioma


Red degeneration menimbulkan akut abdomen dan memerlukan operasi dan bila

perlu Histerektomi.
Pengaruh kehamilan pada mioma uteri adalah:
Karena vaskularisasi saat hamil bertambah, mioma uterinya sering kali cepat

membesar.
Ukuran mioma yang cepat membesar dapat memberikan pengaruh pada
kehamilannya.

Gambar 8. Mioma Uteri

2.1.9

TUMOR JINAK PADA ALAT-ALAT GENITAL


VULVA
A. Tumor Kistik Vulva
1. Kista inklusi epidermis: Kista yang terjadi akibat perlukaan, terutama pada
persalinan karena episiotomy atau robekan, dimana suatu segmen epitel terpendam
dan kemudian menjadi kista. Kista ini terdapat di bawah epitel vulva/ perineum
maupun vagina berwarna kekuning-kuningan atau abu-abu biasanya bergaris tengah
kurang dari 1 cm dan berisi cairan kental. Umumnya kista ini tidak menimbulkan
keluhan.
2. Kista sisa jaringan embrio:
27

Kelainan Kandungan & Penyakit Kardiovaskuler|

a. Kista Gartner: dianggap berasal dari saluran mesonefridikus wolffi. Terdapat


pada dinding lateral-anterolateral vagina sampai pada vulva dekat urethra dan
klitoris. Dindingnya terdiri dari epitel torak atau kubus berisi cairan jernih atau
musin. Biasanya berukuran kecil dan multiple namun dapat mencapai ukuran
kepala janin, dengan konsistensi yang lunak.
b. Kista/hidrokele saluran nuck: berasal dari sisa prosesus vaginalis peritoneum
yang terletak dalam saluran inguinal, kadang-kadang melanjutkan diri sampai
labium mayor. Terletak mulai saluran inguinal sampai dinding labium mayor,
kadang-kadang terdiri dari beberapa kista. Kista saluran nuck berisi cairan jernih
dengan dinding selaput peritoneum.

3. Kista kelenjar:
a. Kista bartholini: terjadi akibat radang
b. Kista sebasea: berasal dari kelenjar sebasea kulit yang terdapat pada labium
mayor. Labium minor dan mons veneris, terjadi karena penyumbatan saluran
kelenjar sehingga terjadilah penimbunan sebum. Kelenjar ini biasanya terletak
dekat dibawah permukaan kulit berwarna kuning ke abu-abuan, dengan batas
yang jelas dan konsistensi keras, ukuran kecil sering multiple. Dindingnya
berlapis epitel kelenjar dengan isi sebum yang mengandung Kristal kolesterol.
Kristal ini sering mengalami infeksi.
c. Hidradenoma: berasal dari kelenjar keringat, ada yang mengatakan berasal dari
sisa jaringan wolffi
d. Penyakit fox-forduce : disebut juga apokrin miliaria terjadi akibat sumbatan
saluran kelenjar keringat sehingga membentuk banyak Kristal kecil dengan
diameter 1-3 mm, multiple, terasa gatal. Kelainan ini dapat juga terjadidi ketiak
dan gelanggang susu. Dapat mengalami kekambuhan apabila terjadi gangguan
emosi antara lain rangsang seksual.
B. Tumor Solid Vulva
1. Tumor apitel
2. Tumor jaringan mesoderm:
a. Lipoma :berasal dari jaringan lemak di sekitar labium mayus dengan konsistensi
lunak, dapat bertangkai dan mencapai ukuran besar
b. Leiomyoma: berasal dari otot polos ligamentum rotumdum dekat pada labium
mayus tersusun seperti pusaran air/konde
28

Kelainan Kandungan & Penyakit Kardiovaskuler|

c. Neurofibroma: berasal dari serabut saraf, biasanya kecil saja, lunak, berbentuk
polipoid dan berwarna seperti daging
d. Hemangioma: berasal dari kongenital

akan

menghilang

sendiri

pada

pertumbuhan anak. Pada wanita pasca menopause biasanya terjadi karena adanya
varises yang kecil-kecil dan dapat menyebabkan perdarahan pascamenopause.
Angiokeratoma adalah jenis hemangioma dengan kapiler membesar pada korium
dan

dengan

hyperkeratosis

pada

epidermis.

Hemangioma

kavernosum

mempunyai ruangan yang luas dengan permukaan yang tidak rata, berisi darah
dengan dinding sel endotel, tumor ini kadang-kadang masuk ke jaringan di
bawahnya
e. Limfangioma: berasal dari jaringan pembuluh limfe, jarang sekali dijumpai.
Mikroskopik tampak seperti limfangioma namun tidak berwarna
Penanganan dari tumor kistik dan solid adalah dengan pengangkatan apabila dirasa
mengganggu.

VAGINA
A. Tumor Kistik
Tumor-tumor di vagina pada umumnya memiliki sifat yang sama dengan tumor pada
vulva. Kinta saluran muller terjadi di dekay serviks biasanya soliter akan tetapi dapat
multiple. Kista ini dilapisi epitel seperti endoserviks, berisi cairan musin.
B. Tumor Solid
a. Granuloma : bukan neoplasma yang sebenarnya. Jaringan merupakan granulasi
yang berbatas-batas., seringkali berbentuk polip terutama pada bekas operasi
kolporafi dan histerektomi total dan dapat bertahan sampai bertahun-tahun.
b. Tumor miksoid vagina : konsistensi lunak seperti kista berisi jaringan
miksomatosa, jaringan pengikat dan jaringan lemak seperti yang biasa terdapat
pada daerah glutea, fossa iskhiarektales, serta apabila terdapat di vagina berada
pada daerah parakolpos. Kadang-kadang dapat kambuh kembali dan dapat juga
menjadi ganas.
c. Adenosis vagina : berasal dari sisa saluran paramesonefridikus muller berupa
tumor jinak vagina, terutama dekat servik ureti, terdiri dari epitel toraks yang
mengeluarkan mucus. Di tempat itu mukosa vagina tampak merah dan
granular/berbintik. Adenosis vagina ini dapat terjadi karena pemberian
dietilstilbestrol atau hormone estrogen sintesis lain.
C. Kista Vagina

29

Kelainan Kandungan & Penyakit Kardiovaskuler|

Biasanya berasal dari duktus Gartner atau duktus Muller, bias berukuran kecil dan
dapat menjadi besar sehingga bukan saja mengganggu persutubuhan namun dapat pula
menyukarkan persalinan. Bila dijumpai dalam kehamilan, penanganannya adalah:
Kehamilan muda: dieksurpasi setelah kehamilan 3-4 bulan
Dalam persalinan: jika kecil maka tidak menghalangi turunnya kepala, tidak
mengganggu persalinan. Setelah 3 bulan pasca persalinan dilakukan ekstirpasi
tumor. Bila besar dan menghalangi turunnya kepala, untuk mengecilkannya
dilakukan aspirasi cairan tumor.
UTERUS
Miometrium
Neoplasma jina ini berasal dari otot uterus dan jaringan ikat yang menumpangnya
sehingga lebih dikenal dengan istilah fibromioma, leiomyoma, atau pun fibroid. Menurut
meyer asal mioma adalah sel imatur bukan dari selaput otot yang matur. Gejala nya adalah
perdarahan abnormal, rasa nyeri, gejala dan tanda penekanan. Penanganan: pemberian
GnRHa (buseriline acetate)selama 16 minggu, miomektomi (pengambilan sarang mioma
tanpa pengankatan uterus), radiotarapi.

Gambar 9. Miometrium

Mioma Uteri dan Kehamilan


Frekuensi mioma uteri sekitar 1%, biasanya dijumpai mioma yang kecil, namun bias
juga dengan mioma yang besar.
(a) Pengaruh kehamilan dan persalinan pada mioma uteri:
(1) Cepat bertambah besar, mungkin karena pengaruh hormone esterogen yang
meningkat dalam kehamilan.
(2) Degenerasi merah dan degenerasi karnosa: tumor menjadi lebih lunak, berubah
bentuk, dan berwarna merah. Bias terjadi gangguan sirkulasi sehingga terjadi
perdarahan
(3) Mioma subserosum yang bertangkai oleh desakan uterus yang membesar atau
setelah bayi lahir., terjadi torsi (terpelintir) pada tangkainya, yang menyebabkan
30

Kelainan Kandungan & Penyakit Kardiovaskuler|

gangguan sirkulasi dan nekrosis pada tumor. Wanita hamil merasakan nyeri
yang hebat pada perut (abdomen akut).
(4) Mioma yang lokasinya dibelakang, dapat terdesak kedaalam kavum douglasi
dan terjadi inkerasi.
(b) Pengaruh mioma pada kehamilan dan persalinan:
(1) Subfertil (agak mandul) sampai infertile (mandul), dan kadang-kadang hanya
punya anak satu;
(2) Sering terjadi abortus
(3) Terjadi kelainan letak janin dalam Rahim
(4) Distosia tumor yang menghalangi jalan lahir
(5) Inersia uteri pada kala I dan kala II
(6) Atonia uteri setelah pasca persalinan; perdarahan banyak
(7) Kelainan letak plasenta
(8) Plasenta sukar lepas(retensio plasentae)
Penanganan :
- Pada umumnya bersifat konservatif, kecuali bila ada indikasi yang mendesak;
-

seperti terjadinya abdomen akut karena torsi pada tangkai tumor


Pada distosia karena mioma dilakukan seksio sesarea
Bila partus berjalan biasa, mioma didiamkkan selama masa nifas kecuali ada

indikasi akut abdomen


Operasi pengangkatan tumor dilakukan 3 bulan pasca persalinan
Mioma yang tidak begitu besar, kadang-kadang dalam masa nifas akan mengecil
sendiri, sehingga tidak memerlukan tindakan operatif.

2.1.10 TUMOR GANAS ALAT GENITAL


VULVA
Karsinoma Vulva
Iritasi menahun seperti pada limfogranuloma inguinale, kondilomata akuminata,
kondiloma lata, kondisi distrophia kulit vulva seperti pada lichen sclerosus et atrophicus,
leukoplakia, dan kraurosis diduga sebagai pemicu timbulnya karsinoma vulva (lesi praneoplastik). Gejala yang timbul adalah keluar darah dari vulva berbau tidak sedap,
adanya benjolan, ulkus atau lesi yang berdarah, terasa gatal dan sakit.
Penanganannya pada tingkat klinik 0 adalah dilakukan vulvekromi dengan
mengangkat kedua labia mayora, labia minora, sebagian mons veneris, dan himen.

31

Kelainan Kandungan & Penyakit Kardiovaskuler|

Gambar 10. Karsinoma Vulva

Melanoma vulva
Melanoma vulva adalah keganasan nomor dua pada vulva sesudah karsinoma. Tempt
predileksi di labia minora dan klitoris, sering meluas ke vagina dan urethra berupa
benjolan (nodul) yang berwarna hitam kebiruan. Dapat menyebar hingga paru-paru
(tersering), otak, hati, dan jantung. Penanganannya seperti pada karsinoma vulva. Pada
tingkat yang sudah lanjut dapat dipertimbangkan pemberian DTIC (Dacarbazin) atau
MeCCNU (Semustine). Baik juga digunakan dengan kombinasi imunoterapi BCG.
VAGINA
Karsinoma Vagina
Terbanyak (hampir 99%) adalah squamous call carcinoma (epidermoid karsinoma),
sisanya adenokarsinoma, dan embrional rhabdomiosarkoma (sarcoma botrioides).
Penyebaran tumor menuju ke kelenjar getah bening tergantung pada lokasi tumor. Bila
ganas terdapat pada sepertiga bagian atas vagina, penyebarannya akan terjadi sperti pada
karsinoma serviks, bila berlokasi pada sepertiga bagian distal vagina, penyebarannya
akan menyerupai karsinoma vulva. Gejalanya antara lain adalah merasa sakit saat
bersetubuh (dispareunia) dan berdarah, pada tingkat lanjut disertai fluor albus dan foetor
(berbau busuk). Pada pemeriksaan in spekulo dapat ditemukan ulkus dengan tepi yang
induratif atau pertumbuhan tumor eksofitik seperti bunga kol (cauliflower) yang mudah
berdarah akibat sentuhan.
Penanganan untuk tingkat klinik 0 dapat dilakukan vaginektomi, elektrokoterisasi,
bedahkrio (cryo-surgery), penggunaan sitostika topical atau sinar lasr. Untuk tingkat
klinik I dan II dapat dilakukan opersai atau penyinaran.
UTERUS
Serviks Uteri (Leher Rahim)
Sebab langsung dari kanker serviks belum diketahui. Ada bukti kuat kejadiannya
mempunyai hubungan erat dengan sejumlah faktor ekstrinsik, di antaranya yang penting
seperti insidensi lebih tinggi pada wanita yang telah kawin, terutama pada gadis yang
koitus pertama (coitarche) dialami pada usia amat muda (<16 tahun), jarak persalinan
terlampau dekat, mereka dari golongan social ekonomi rendah (hygiene seksual yang
jelak, aktivitas seksual yang sering berganti-ganti pasangan (promiskuitas), sering
ditemukan pada wanita yang mengalami infeksi virus HPV tipe 16 atau 18, dan yang
mempunyai kebiasaan merokok.
32

Kelainan Kandungan & Penyakit Kardiovaskuler|

Penyebaran pada umumnya secara limfogen melalui pembuluh getah bening menuju 3
arah: kea rah fornises dan dinding vagina, kea rah korpus uterus, dan ke arah
parametrium dan dalam tingkatan yang lanjut menginfiltrasi septum rektovaginal dan
kandung kemih. Gejala yang sering ditemukan adalah keputihan, makin lama akan
berbau busuk, perdarahan segera setelah melakukan sanggama, dan perdarahan yang
timbul akibat terbukanya pembuluh darah makin lama akan lebih sering terjadi, serta rasa
nyeri akibat infiltrasi sel tumor ke serabut saraf.
Penanganan yang dapat dilakukan adalah terapi karsinoma serviks. Pada yingkat lanjut
tidak dibenarkan dilakukan elektrokoagulasi atau elektrofulgerasi, bedah krio
(cryosurgery) atau dengan sinar laser, kecuali bila yang menangani seorang ahli.
Karsinoma Uterus dalam Kehamilan
Kanker Rahim
Kanker Rahim yang sering di jumpai:
(a) Kanker leher Rahim (karsioma servisis uteri)
(b) Kanker korpus uteri (karsioma korpus uteri)
Pengaruh kanker Rahim pada reproduksi:
3
Kemandulan
4
Abortus
5
Menghambat pertumbuhan janin
6
Kelainan pada persalinan
7
Perdarahan dan infeksi

Penanganan:
(a) Wanita yang relatif muda dan hamil tua dengan kanker stadium tinggi dapat
melahirkan janin secara spontan.
(b) Dalam trimester I dijumpai kanker leher Rahim, dilakukan abortus buatan
kemudian diberikan pengobatan radiasi
(c) Dalam trimester II kehamilan segera dilakukan histerotomi untuk mengeluarkan
hasil konsepsi kemudian diberikan dosis penyinaran.
(d) Wanita relatif muda yang masih menginginkan tambahan anak dengan kanker
leher Rahim, dilakukan konisasi atau amputasi porsio kemudian dikontrol
dengan baik
Tumor ganas di serviks tidak menghalangi untuk adanya kehamilan. Tidak
ada perbedaan antara karsinoma serviks dalam dan luar kehamilan, mengenai
perjalanan penyakitnya, dalam rasio kesembuhan pada tingkat klinik yang sama.
Untuk penanganan primer dipilih pembedahan. Penanganan sirurgik didasarkan atas
tingkat klinik penyakit dan umur kehamilan. Pada tingkat 0 kehamilan diteruskan
33

Kelainan Kandungan & Penyakit Kardiovaskuler|

sampai partus berlangsung spontan, dan bila 3 bulan pasca persalinan masih tetap
ada, maka ditangani seperti kondisi tidak hamil dengan memperhatikan tingkatan
klinik yang ada.
KORPUS UTERUS
Adenokarsinoma Endometrium
Secara histologik dibagi dalam 3 derajat (grading) sehubungan dengan
prognosisnya: G1) diferensiasi sel-sel masih baik, G2) sudah terdapat bagian-bagian
yang solid/padat, G3) sebagian terbesar sel adalah padat/solid, atau diferensiasi sel-sel
sudah tidak baik lagi (undifferentiened). Tumor dengan diferensiasi sel-sel yang tidak
baikcenderung menyebar ke permukaan kavum uterus dan endoserviks.
Untuk penanganan kanker endometrium dalam garis besar adalah: TAH (Total
Abdominal Hysterectomy) + BSO (Bilateral Salpingo Oophorectomy).

ADNEKSA
TUBA
Telah diketahui bersama bahwa patensi tuba mutlak untuk pembuahan. Kelainan pada
tuba seperti peradangan atau tumor hampir tidak memungkinkan hamil. Apabila terjadi
kehamilan juga akan menghasilkan kehamilan luar uterus, yang biasanya terganggu pada
kehamilan muda.
OVARIUM
Tumor ovarium baik kecil maupun besar, kistik atau padat, jinak atau ganas
mempunyai arti obstetrik yang lebih penting daripada tumor tumor lain. Dalam kehamilan
tumor ovarium jarang dijumpai, yang paling sering kista dermoid.
Komplikasi yang paling sering dan berbahaya adalah torsi yang menyebabkan nekrosis
jaringan dan infeksi dengan gejala gejala sakit perut mendadak. Kista dapat pecah karena
trauma dan pengakhiran persalinan. Pada masa nifas juga berbahaya karena pengecilan
rahim memperbesar kemungkinan torsi.
Diagnosis
Sering tumor kecil diketahui apabila diperiksa secara bimanual dalam kehamilan
muda. Tumor yang mengisi rongga panggul mudah dikenal dalam persalinan apabila
dilakukan pemeriksaan dalam.
Penanganan
34

Kelainan Kandungan & Penyakit Kardiovaskuler|

Dalam kehamilan tumor ovarium yang lebih besar telor angsa harus dikeluarkan
karena:
1. Kemungkinan keganasan
2. Kemungkinan torsi
3. Kemungkinan menimbulkan komplikasi obstetrik yang gawat
Triwulan pertama, pengangkatan tumor sebaiknya ditunda sampai 16 minggu. Operasi
paling baik antara 16-20 mg. Operasi pada kehamilan muda dapat disusul oleh abortus
apabila korpus luteum graviditatis yang menghasilkan prosgesteron ikut terangkat. Pada
kehamilan lebih 16 minggu plasenta sudah terbentuk sehingga fungsi corpus luteum
diambil alih plasenta dan produksi progesteron berlangsung terus, pada kehamilan > 20
mg teknik lebih sulit sehingga rangsangan mekanis pada uterus sulit dihindarkan sehingga
dapat terjadi partus prematurus.
Bila tumor diketahui pada kehamilan tua dan tidak menyebabkan penyulit obstetrik
atau gejala gejala akut , atau tidak mencurigakan akan mengganas dapat ditunggu partus
spontan. Operasi dapat dilakukan dalam masa nifas. Lain halnya dengan tumor yang
dianggap ganas atau yang disertai gejala-gejala akut. Dalam hal ini operasi harus segera
dilakukan tanpa menghiraukan usia kehamilan.
Ovarium merupakan tempat yang paling banyak ditumbuhi tumor. Tumor ini dapat
berupa kistik bisa jinak dan ganas. Yang sering dijumpai adalah kista ovarii dan kista
dermoid. Kista ovarii dapat menjadi besar sekali yang disebut kista ovarii permagna.
Pengaruh terhadap kehamilan dan persalinan:
Tumor yang besar dapat menghambat pertumbuhan janin sehingga menyebabkan

abortus dan partus prematurus


Tumor yang bertangkai karena pembesaran atau pengecilan uterus setelah persalinan,
terjadi torsi dan menyebabkan rasa nyeri, nekrosis, dan infeksi yang disebut abdomen

akut.
Dapat menyebabkan kelainan-kelainan letak janin.
Tumor kistik dapat pecah karena trauma luar dan trauma persalinan
Tumor besar dan berlokasi di bawah dapat menghalangi persalinan
Penanganan berdasarkan pada kemungkinan adanya keganasan, kemungkinan torsi
dan abdomen akut, dan kemungkinan menimbulkan komplikasi obstetrik, maka:
o Tumor ovarium dalam kehamilan yang lebih besar dari telur angsa harus
dikeluarkan.
o Waktu yang tepat untuk operasi adalah antara kehamilan 16 sampai 20 minggu
o Operasi yang dilakukan pada umur kehamilan di bawah 20 minggu harus
diberikan substitusi progesteron:
1. Beberapa hari sebelum operasi
2. Beberapa hari setelah operasi, sebab ditakutkan korpus luteum terangkat
bersama tumor yang dapat menyebabkan abortus

35

Kelainan Kandungan & Penyakit Kardiovaskuler|

o Operasi darurat apabila terjadi torsi dan abdomen akut


o Bila tumor agak besar dan lokasinya dibagian bawah akan menghalangi
persalinan, penanganan yang dilakukan adalah:
a. Reposisi, jika perlu dalam narkosa
b. Bila tidak bias, persalinan diselesaikan dengan seksio sesarea dan tumor
sekaligus diangkat.

36

Kelainan Kandungan & Penyakit Kardiovaskuler|

2.2 Penyakit Kardiovaskular Pada Kehamilan


Penyakit jantung adalah penyebab utama ketiga kematian wanita berusia 25 sampai 44
tahun. Karena relatif sering terjadi pada wanita usia subur, penyakit jantung mempersulit
pada sekitar 1% kehamilan. Penyakit jantung terjadi pada 1-4 % dari kehamilan pada
perempuan-perempuan yang tanpa gejala kelainan jantung sebelumnya. Keadaan
keadaan tersebut membuat dokter harus waspada akan kesulitan kesulitan yang dapat
timbul ketika mereka hamil.
Kehamilan akan menimbulkan perubahan pada sistem kardiovaskuler. Penyakit
kardiovaskuler dapat dijumpai pada wanita hamil atau tidak hamil. Jelaslah bahwa wanita
dengan penyakit kardiovaskuler dan menjadi hamil, akan terjadi pengaruh timbal balik
yang dapat mengurangi kesempatan hidup tertentu.
2.2.1

Pertimbangan Fisiologi
Perubahan hemodinamik mencolok yang ditimbulkan oleh kehemilan. Pertimbangan

paling penting adalah bahwa selama kehamilan curah jantung meningkat hingga 30
sampai 50 persen. Hampir separuh dari peningkatan total tersebut terjadi pada 8 minggu,
dan maksimal pada pertengahan kehamilan.
Peningkatan dini curah jantung terjadi akibat meningkatnya isi sekuncup disertai
berkurangnya resistensi vaskular dan penurunan tekanan darah. Pada tahap kehamilan
selanjutnya juga jantung dan diagfragma terdorong ke atas oleh karena pembesaran
rahim.
Dalam kehamilan :

Denyut jantung dan nadi meningkat


Pukulan jantung meningkat
Volume darah meningkat
Tekanan darah menurun sedikit
Karena pada awal kehamilan terjadi perubahan hemodinamik yang signifikan,

wanita dengan disfungsi jantung yang berat dapat mengalami perburukan gagal jantung
sebelum pertengahan kehamilan. Pada wanita yang lain, gagal jantung terjadi pada
trimester ketiga saat hipervolemia normal pada kehamilan mencapai puncaknya. Akan
tetapi, pada sebagian besar kasus, gagal jantung terjadi peripartum saat timul tambahan
beban hemodinamik.
37

Kelainan Kandungan & Penyakit Kardiovaskuler|

2.2.2 Diagnosis Penyakit Jantung


Banyak perubahan fisiologis pada kehamilan normal cenderung menyebabkan
diagnosis penyakit jantung menjadi lebih sulit. Sebagai contoh, pada kehamilan normal
dan kehamilan dengan penyakit jantung dapat terjadi murmur jantung sistolik,
peningkatan upaya bernapas, dan edema.
2.2.3

Pemeriksaan Diagnostik
Sebagian besar pemeriksaan kardiovaskular diagnostik bersifat noninvasif dan
dapat dilakukan dengan aman pada wanita hamil. Pemeriksaan konvensional adalah
elektrokardiografi, ekokardiografi, dan radiografi toraks. Jika diindikasikan, dapat
dilakukan katerisasi jantung dengan fluoroskopi sinar-X terbatas.
Pemeriksaan ekokardiografi
Pemeriksaan ekokardiografi, termasuk Doppler sangat aman dan tanpa resiko
terhadap ibu dan janin. Pemeriksaan tranesofageal ekokardiografi pada wanita hamil
tidak dianjurkan karena resiko anestesi selama prosedur Pemeriksaan radiografi.
Semua pemeriksaan radiografi mesti dihindarkan terutama pada awal kehamilan.
Pemeriksaan radiografi mempunyai resiko terhadap organogenesis abnormal
pada janin, atau malignancy pada masa kanak-kanak terutama leukemia. Jika
pemeriksaan sangat diperlukan sebaiknya dilakukan pada kehamilan lanjut, dosis
radiasi seminimal mungkin dan perlindungan terhadap janin seoptimal mungkin.
Pemeriksaan elektrokardiografi
Pemeriksaan EKG sangat aman dan dapat membantu menjawab pertanyaan
rang spesifik. Kehamilan dapat menyebabkan interpretasi dari variasi gelombang ST-T
lebih sulit dari yang biasa, Depresi segmen ST inferior sering didapati pada wanita
hamil normal. Pergeseran aksis QRS kekiri sering didapati, tetapi deviasi aksis kekiri
yang nyata (-30) menyatakan adanya kelainan jantung.
Pemeriksaan radionuklide.
Beberapa pemeriksaan radionuklide akan mengikat albumin dan tidak akan
mencapai fetus, pemisahan akan terjadidan eksposure terhadap janin mungkin terjadi.
Sebaiknya

pemeriksaan

ini

dihindarkan.

Adakalanya

pemeriksaan

ventilasi

pulmonal/perfusi scan atau scan perfusi miokard thallium diperlukan saat kehamilan.
Diperkirakan eksposur terhadap fetua rendah.
38

Kelainan Kandungan & Penyakit Kardiovaskuler|

Magnetic resonance imaging


Meskipun tidak tersedia informasi mengenai keamanan prosedur MRI pada
evaluasi wanita hamil dengan kehamilan, dilaporkan tidak didapati efek fetal yang
merugikan bila digunakan pada tujuan yang lain. Pemeriksaan ini mesti dihindarkan
pada wanita dengan implantasi pacu jantung atau defibrillator.
2.2.4

Klasifikasi klinis
Skema klasifikasi klinis sering digunakan untuk mengevaluasi wanita hamil dengan

riwayat penyakit jantung.


Skema klasifikasi New York Heart Assosiation
Kelas I

Tidak terganggu-tidak ada hambatan aktivitas fisik


Para wanita ini tidak memperlihatkan gejala insufisiensi jantung dan tidak

Kelas II

mengalami nyeri angina.


Hambatan ringan aktifitas fisik
Para wanita ini merasa nyaman saat istirahat, tetapi jika melakukan aktivitas fisik

Kelas III

biasanya mereka mengalami ketidaknyamanan dalam bentuklebih berlebihan.


Hambatan nyata aktivitas fisik
Para wanita ini merasa nyaman saat istirahat, tetapi aktivitas fisik yang lebih
ringan daripada biasa sudah menyebabkan ketidaknyamanan karena lelah

berlebihan, palpitasi, dispnea atau nyeri angina.


Kelas IV Sangat terganggu-tidak mampu melakukan aktivitas fisik yanpa menimbulkan
ketidaknyamanan
Gejala insufisiensi jantung atau angina dapat timbul bahkan saat istrahat, dan
jika meraka melakukan aktivitas fisik, ketidaknyamanan meningkat.

Klasifikasi fungsional dari New York Heart Association/NYHA sering digunakan


sebagai prediksi untuk keberhasilan kehamilan. Pada umumnya pasien sebelum hamil
dengan kelas I dan II dapat melalui kehamilannya dengan aman. Akan tetapi, khusus
pasien pasien dengan obstruksi ventrikel kiri, hipertensi pulmonal dan penyakit aorta
yang fragile tidak hanya memperhatikan kelas fungsional. Perempuan dengan kelas II
dan IV sebelum hamil mempunyai resiko tinggi dalam kehamilan. Namun, ada
pengecualian yang juga termasuk risiko tinggi, yaitu hipertensi pulmonal , mitral
stenosis, beberapa kardiomiopati, penyakit aorta, atrial septal defect/ASD dan juga
39

Kelainan Kandungan & Penyakit Kardiovaskuler|

penyakit jantung koroner. Risiko maternal dan neonatal dari perempuan hamil dengan
penyakit jantung yang mendapat perawatan antenatal komprehensif adalah 13% dan
18%.
Indeks risiko yang terbaru terdiri atas empat factor risiko yang memprediksi
kemungkinan terjadinya perburukan kardiovaskular dan komplikasi neonatus, meliputi :
(1) Riwayat kejadian kardiak (Cardiac event) sebelumnya
(2) Sianosis atau kelas fungsi buruk
(3) Obstruksi jantung kiri
(4) Disfungsi ventrikel.
2.2.5

Penatalaksanaan
Penanganan wanita hamil dengan penyakit jantung, yang sebaiknya dilakukan dalam

kerjasama dengan ahli penyakit dalam atau kardilogi, banyak ditentukan oleh
kemampuan fungsionil jantungnya.
Kelas I dan II
Dengan sedikit pengecualian, wanita di kelas I dan sebagian besar di kelas II
menjali kehamilan mereka tanpa morbiditas, dan mortalitas jarang terjadi. Akan tetapi,
sepanjang kehamilan dan masa nifas perlu diberikan perhatian khusus terhadap
pencegahan dan deteksi dini gagal jantung. Dengan kata lain penderita pada kelas I dan
II biasanya dapat meneruskan kehamilan bersalin pervaginam, namun dengan
pengawasan yang baik serta bekerjasama dengan ahli penyakit dalam.
Tanda peringatan pertama kemungkinan adalah ronki kering basilar yang menetap,
sering disertai batuk pada malam hari. Penurunan mendadak kemampuan melakukan
kegiatan sehari-hari, meningkatnya dispnea saat olah raga, dan serangan sesak nafas
disertai batuk adalah gejala penyakit jantung yang serius. Temuan klinis dapat berupa
hemoptisis, edema prosesif, dan takikardia.
Infeksi terbukti merupakan faktor penting yang memicu gagal jantung. Setiap pasien
harus dianjurkan untuk menghindari kontak dengan mereka yang mengidap infeksi
saluran nafas, termasuk demam salesma, dam melaporkan setiap tanda-tanda infeksi.

40

Kelainan Kandungan & Penyakit Kardiovaskuler|

Merokok sangat dilarang karena efeknya pada jantung maupun karena mempermudah
infeksi saluran nafas atas. Pemakaian obat terlarang, terutama perintravena, dapat sangat
membahayakan karena efek lngsung pada sistem kardiovaskular dan resiko endokarditis.
Persalinan dan Pelahiran
Umumnya persalinan harus dilakukan pervaginam kecuali jika terdapat indikasi
obstetri untuk sesar. Pada sebagian wanita dengan penyakit parah jantung yang parah,
mungkin diindikasikan kateterisasi arteri pulmonalis untuk pemantauan hemodinamik
secara kontinu. Hal ini dapat dilakukan secara elaktif saat persalinan dimulai atau saat
sesar terencana.
Dekompensasi kardiovaskular selama persalinan dapat bermanufestasi sebagaiedema
paru dan hipoksia, hipotensi, atau keduanya. Pendekatan terapeutik yang sesuai akan
bergantung pada status hemodinamik spesifik dan kelainan jantung yang mendasari.
Selama persalinan, ibu dengan penyakit jantung signifikan harus berada dalam posisi
seni rekumbent dengan miring ke lateral. Tanda-tanda vital harus sering diperiksa di
antara his. Meningkatnya kecepatan nadi lebih dari 100 per menit atau frekuensi
pernapasan lebih dari 24 per menit,terutama jika disertai dispnea,dapat menunjukkan
ancaman gagal ventrikel. Jika terdapat bukti dekompensasi jantung, pasien harus
segera ditangani secara intensif.
Anestesia
Penurunan rasa nyeri dan ketakutan jelas merupakan hal yang penting.
Meskipun analgesik intravena dapat menghilangkan nyeri pada sebagian wanita,
namun untuk sebagian besar keadaan dianjurkan pemberian analgesia epidural
kontinu. Bahaya analgesia regional adalah hipotensi ibu. Hal in terutama berbahaya
pada wanita dengan pirau intrajantung, yaitu darah dapat mengalir dari kanan ke kiri di
dalam jantung dan melewati paru. Hipotensi juga dapat sangat berbahaya pada
hipertensi pulmonalis atau stenosis aorta karena curah ventrikel bergantung pada
preload yang adekuat. Pada wanita dengan keadaan ini, mungkin lebih dianjurkan
analgesia regional narkotik atau anestesia umum.
Untuk pelahiran per vaginam pada wanita dengan gangguan kardiovaskular
ringan, pemberian analgesia epidural dan sedasi intravena biasanya sudah memadai.

41

Kelainan Kandungan & Penyakit Kardiovaskuler|

Untuk sesar, anestesia epidural lebih dianjurkan oleh sebagian besar dokter kecuali
pada pasien dengan hipertensi pulmonalis.
Nifas
Wanita yang tidak atau sedikit memperlihatkan tanda distres jantung selama
kehamilan,

persalinan,

atau

pelahiran

masih

tetap

dan

mengalami

dekomnpensasisetelah melahirkan. Oleh karena itu, perawatan yang cermat perlu


dianjurkan pada masa nifas. Perdarahan pascapartum, anemia, infeksi dan
tromboembolismemenjadi komplikasi yang jauh lebih serius pada pasien penyakit
jantung. Faktor-faktor ini sering sering timbul bersama-sama untuk memicu gagal
jantung pascapartum pada wanita yang sudah menderita penyakit jantung.
Kelas III dan IV
Pertanyaan penting pada para wanita ini adalah apabila mereka harus hamil.
Mereka yang memilih untuk hamil harus mengetahui resiko dan bekerja sama secara
penuh. Jika kehamilan diketahui sejak dini, wanita dengan penyakit jantung harus
mempertimbangkan terminasi kehamilan mereka. Jika kehamilan dilanjutkan, rawat
inap ayau tirah baring lama diperlukan.
Untuk penyakit yang kurang parah, biasanya dianjurkan analgesia epidural
untuk persalinan. Persalinan pervaginam lebih dianjurkn pada sebagian besar kasus dan
sesar dibatasi untuk indikasi obstetris. Keputusan untuk melakukan sesar perlu
pertimbangan kelainan jantung spesifik, ibu keseluruhan, serta ketersediaan dan
pengalaman anestesia. Wanita ini sering tidak dapat menoleransi tindakan bedah mayor
dan harus dirujuk ke fasilitas yang berpengalaman mengenai kehamilan dengan
komplikasi.
2.2.6

Kelainan pada jantung

Kelainan jantung bawaan


Kelainan jantung bisa berupa kelainan dalam pembentukan dinding maupun
katup jantung atau kelainan pada pembuluh darah yang menuju dan meninggalkan
jantung.

Penyakit jantung koroner

42

Kelainan Kandungan & Penyakit Kardiovaskuler|

Penyakit jantung koroner/ penyakit arteri koroner (penyakit jantung


artherostrofik) merupakan suatu manifestasi khusus dan arterosclerosis pada arteri
koroner. Plaque terbentuk pada percabangan arteri yang ke arah aterion kiri, arteri
koronaria kanan dan agak jarang pada arteri sirromflex. Aliran darah ke distal dapat
mengalami obstruksi secara permanen maupun sementara yang di sebabkan oleh
akumulasi plaque atau penggumpalan.
Penyakit jantung reumatik
Penyakit jantung reumatik (PJR) adalah salah satu komplikasi yang
membahayakan dari demam reumatik. Penyakit jantung reumatik adalah sebuah
kondisi dimana terjadi kerusakan permanen dari katup-katup jantung yang
disebabkan oleh demam reumatik.
Kelainan jantung pada kehamilan
Sebuah survei yang dilakukan Elkayam, dari sebuah universitas di Los
Angeles, menyebutkan wanita hamil empat kali lebih besar kemungkinan terjadinya
serangan jantung, dibanding perempuan yang tidak sedang hamil. Serangan jantung
dapat terjadi kapan saja selama kehamilan. Usia wanita hamil yang terkena serangan
jantung berkisar 19 sampai 44 tahun, yang tersering pada usia 30 tahun.
2.2.7

Penyakit-Penyakit Jantung Yang Mempengaruhi Kehamilan


Di Negara yang sedang berkembang, penyakit jantung rematik masih endemic,

sehingga kejadian penyakit jantung katup masih banyak dijumpai dan merupakan
masalah. Penyakit jantung rematik merupakan penyebab utama dari penyakit jantung
katup selain penyebab bawaan. Bila memugkinkan, perempuan dengan kelainan jantung
sebelum merencanakan kehamilan perlu melakukan konsultasi tentang risiko dalam
kehamilan.

Penyakit Jantung Bawaan Pada Wanita Dengan Kehamilan


Dengan kemajuan dalam diagnostik, terapi medik, dan terapi surgikal pada
penyakit jantung bawaan, saat ini penderita tersebut dapat hidup sampai dewasa.
Sebagian dari penderita ini dapat mengalami kehamilan. Tiap kelainan pada penderita
penyakit jantung bawaan mempunyai keunikan tersendiri, dan keunikan tersebut
menjadi pertimbangan dalam menangani penderita penyakit jantung bawaan.
Pertimbangan tersebut berupa:

43

Kelainan Kandungan & Penyakit Kardiovaskuler|

1.

Beberapa tipe kelainan pada penyakit jantung bawaan akan menambah resiko

2.
3.

morbiditas dan mortalitas maternal secara signifikan.


Meningkatnya derajat lesi pada ibu, akan meningkatkan angka kematian janin.
Terdapatnya penyakit jantung bawaan pada orang tua atau saudaranya akan
meningkatkan resiko kelainan bawaan pada jantung dan kelainan kongenital
lainnya. Penyakit jantung bawaan didapati pada 0,8 - 1 persen dari seluruh
kelahiran hidup, dan didapatnya penyakit jantung bawaan pada orang tua akan
menambah resiko 2 - 15 persen. Resiko tersebut akan meningkat 2 - 3 kali
lebih besar jika didapati pada ibu dibanding pada ayah, tetapi keadaan ini tidak
bersifat universal. Resiko pada anak ini akan mencapai 50 persen bila kelainan
tersebut diturunkan secara autosomal dominant pada kasus sindroma Marfan,
sindroma Long - QT congenital, atau hipertropik kardiomiopati. Bila diketahui,
penyakit jantung bawaan pada ibu mesti dikoreksi sebelum pembedahan. Pada
beberapa kasus hal tersebut akan membuat keadaan intra uterin sangat baik

4.

untuk perkembangan janin.


Implikasi lesi residual atau lesi yang tidak dapat dioperasi mesti dimengerti

5.

sebelum kehamilan dan mesti dilakukan tindakan terhadapnya.


Pemberian antibiotika profilaksis untuk mencegah infektif endokarditis semasa
kehamilan mesti diberikan terhadap lesi yang peka terhadap komplikasi,
sebagaimana yang diperlukan pada kelainan katup.
Dalam penatalaksanaan terhadap wanita hamil dengan penyakit jantung bawaan
perlu diperhatikan perlu dijelaskan kemungkinan resiko yang dialami janin yang
dikandungnya. Pada tabel dibawah ini disampaikan resiko penyakit jantung bawaan
pada bayi yang orang tuanya menderita penyakit jantung bawaan.

Penyakit Jantung Koroner


Nyeri dada sering terjadi semasa kehamilan normal dan sebagian besar
disebabkan distensi abdomen atau retluks gastroesofageal. Penyakit jantung koroner
jarang sebagai penyebab, tetapi mungkin terjadi. Angina dan infark miokard
dilaporkan telah terjadi semasa kehamilan. Penyakit jantung koroner dalam
kehamilan dapat sebagai akibat aterosklerosis, terutama dengan hiperlipidemia
familial, diabetes mellitus, hipertensi atau riwayat merokok. Penyebab lain adalah
diseksi arteri koroner, spasme, emboli atau vaskulitis. Vaskulitis dapat sebagai akibat
penyakit Kawasaki atau Takayasu yang sering terjadi pada wanita dari pada pria dan
sebagai penyebab stenosis arteri yang proksimal dan dapat mempengaruhi arteri

44

Kelainan Kandungan & Penyakit Kardiovaskuler|

koroner. Jika penyakit jantung koroner dipertimbangkan sebagai penyebab


pemeriksaan elektrokardiogram dan test stress exercise dapat membantu diagnosis.
Jika diperlukan pemeriksaan image talium dan angiografi dapat dilakukan. Jika
penyakit jantung koroner terbukti atau dipertimbangkan sebagai penyebab maka
pengobatan terapi standard medik mesti diberikan. Jika gejala tidak berkurang maka
agioplasti atau tindakan bedah by pass dapat dilakukan.

Penyakit Jantung Katup Obstruksi


Penyakit jantung katup merupakan penyakit jantung yang paling sering
ditemukan pada perempuan hamil. Toleransi terhadap perubahan hemodinamik
kehamilan bergantung pada jenis penyakit jantung katup. Tata laksana pasien pasien
tersebut memerlukan analisis yang cermat pada derajat penyakit katupnya masingmasing. Juga toleransinya terhadap maturitas kehamilan, risiko kehamilan, dan
terhadap prosedur intervensi. Seluruhnya harus mempertimbangkan keselamatan ibu
hamil dan janinnya.
Di Negara maju, kehamilan dengan penyakit jantung katup merupakan
penyakit urutan kedua tersering setelah penyakit jantung bawaan. Sementara itu, di
Negara Negara sedang berkembang, penyakit jantung katup merupakan penyakit
jantung yang terbanyak dijumpai dan terbanyak disebabkan oleh penyakit jantung
rematik.
Patofisiologi
Konsekuensi utama dari peningkatan curah jantung melalui obstruksi
ventrikel kiri dengan adanya penyempitan katup adalah

terjadinya peningkatan

gradient/perbedaan tekanan yang mengakibatkan peningkatan tekanan atau


overloaded pressure dalam ruang jantung yang berada sebelum katup yang
menyempit. Hal ini menerangkan mengapa penyakit jantung obstruktif sangat buruk
dlam toleransi kehamilan, terutama toleransi terhadap peningkatan 30-50%
peningkatan curah jantung pada awal trimester kedua. Perburukan hemodinamik
terutama terjadi pada awal trimester kedua. Periode pasca persalinan masih
merupakan periode berisiko untuk komplikasi hemodinamik karena curah jantung
dan beban loading yang terjadi setelah 3 sampai 5 hari, dan tambahan pula, kompresi
vena kava inferior dan autotransfusi dari perpindahan darah ke plasenta (blood shift
ke plasenta) dan kontraksi uterus akan meningkatkan beban awal jantung (preload).
45

Kelainan Kandungan & Penyakit Kardiovaskuler|

1. Mitral stenosis
Kelainan penyempitan katup mitral ini merupakan penyakit jantung katup
rematik yang paling sering ditemukan pada perempuan usia produktif. Disfungsi
katup akan terjadi seumur hidup. Kerusakan katup ini dipicu oleh episode demam
rheuma yang berulang. Demam rheumatik sendiri merupakan respon imunologik
terhadap infeksi streptococcus hemolitik grup-A. Induksi perubahan hemodinamik
dalam kehamilan sangat buruk ditoleransi oleh mitral stenosis karena dengan
peningkatan curah jantung dan takikardia akan memperpendek waktu diastolic,
sehingga meningkatkan mean mitral gradient/perbedaan tekanan lintas katup mitral
Stenosis katup mitral menghalangi aliran darah dari atrium kiri ke ventrikel
kiri pada saat diastol. Luas permukaan katup mitral yang normal sekitrar 4 5 cm 2.
Gejala pada saat aktifitas akan nampak bila luas permukaan ini < 2,5 cm2. Gejala
pada saat istirahat dipastikan akan timbul bila luas permukaan < 1,5 cm 2. Diagnosis
mitral stenosis mungkin baru ditegakkan pertama kali ketika timbul keluhan dan
gejala sewaktu hamil pada pasien-pasien

tanpa keluhan sebelumnya. Toleransi

hemodinamik biasanya baik pada trimester pertama karena takikardia dan


peningkatan curah jantung masih moderat. Mitral stenosis ringan pada umumnya
dapat ditatalaksana hati hati selama kehamilan , sedangkan pasien dengan mitral
stenosis moderat dan berat kerap mengalami perburukan hemodinamik pada trimester
ketiga dan ketika persalinan. Perubahan fisiologik terjadinya peningkatan volume
darah dan peningkatan frekuensi denyut jantung menyebabkan peningkatan tekanan
serambi kiri jantung yang mengakibatkan edema paru. Kerap edema paru merupakan
gejala pertama dari mitral stenosis, terutama terjadi pada pasien yang telah
mengalami atrial fibrilasi. Bagaimanapun peningkatan keluhan napas pendek yang
progresif adalah yang tersering. Penambahan volume darah ke dalam sirkulasi
sitemik / autotransfusi sewaktu his/ kontraksi uterus menyebabkan berbahaya saat
melahirkan. Pasien pasien tersebut dapat memerlukan koreksi dengan cara operasi
katup atau percutaneous mitral ballon valvotomy (BMV) sebelum atau sewaktu
hamil.

46

Kelainan Kandungan & Penyakit Kardiovaskuler|

Gambar 11. Mitral Stenosis

Secara teori diagnosis mitral stenosis lebih mudah ditegakkan selama


kehamilan, karena intensitas murmur yang cenderung meningkat karena adanya
peningkatan curah jantung. Namun, takikardia menyebabkan persepsi murmur kerap
sulit.
Pemeriksaan ekokardiografi perlu dilakukan untuk menentukan derajat mitral
stenosis, pengukuraan area katup mitral (Mitral Valve Area/MVA), fungsi pompa
ventrikel kiri, thrombus, dan derajat hipertensi pulmonal dengan mengukur tekanan
arteri pulmonal. MVA merupakan determinan kuat untuk terjadinya edema paru akut.
Pada umumnya MVA 1,5 atau 1 cm2 / luas permukaan tubuh m2 merupakan batasan
mitral stenosis berat. Namun, peningkatan gradient tekanan antara serambi kiri dan
bilik kiri yang juga ditentukan compliance serambi kiri merupakan marker dari
toleransi mitral stenosis, bukan derajat mitral stenosis atau luas MVA. Pengukuran
tekanan arteri pulmonal dan pemeriksaan regurgitasi tricuspid dengan ekokardiografi
Doppler merupakan marker ekokardiografi untuk penentuan toleransi dari mitral
stenosis.
Penatalaksanaan
Atrial fibrilasi pada pasien mitral stenosis dapat mengakibatkan gagal
jantung. Pemberian digitalis dan penyekat beta dapat menurunkan frekuensi denyut
jantung dan diuretic dapat digunakan untuk mengurangi volume darah dan
menurunkan tekanan ruang serambi kiri. Kardioversi elektrik dapat dilakukan
dengan aman dan segera bila gangguan atrial fibrilasi menimbulkan perburukan
hemodinamik.

Pasien

dengan

meningkatkan

risiko

terjadinya

permanen
stroke

atau

paroksismal

sehingga

atrial

memerlukan

fibrilasi

pemberian

antikoagulan. Persalinan pervaginam dapat berjalan dengan aman pada mitral


stenosis yang dapat menoleransi kehamilan dengan baik pada kelas 1 dan 2 dan bila
tekanan arteri pulmonal kurang dari 50mmHG. Namun, pasien dengan gagal jantung
47

Kelainan Kandungan & Penyakit Kardiovaskuler|

kongestif atau mitral stenosis berat dan moderat dan tekanan arteri pulmonal > 50
mmHg, harus dilakukan monitor hemodinamik sentra dengan kateter arteri
pulmonalis atau Swan Ganz selama persalinan. Mempertahankan tekanan baji
(Wedge arterisl pressure) = 14-20 mmHg. Terjadi peningkatan 8-10 mmHg tekanan
atrium kiri dan tekanan baji saat persalinan. Anestesi epidural dapat dilaksanakan
selama persalinan. Antibiotic profilaksis direkomendasi diberikan saat persalinan.
Fluktuasi hemodinamik saat persalinan akibat rasa nyeri dan autotransfusi perlu
diawasi dan dihindari.
2. Aorta stenosis
Stenosis katup aorta merupakan penyakit penuaan, dan pada wanita yang
berusia kurang dari 30 tahun, kelainan ini kemungkinan besar disebabkan oleh lesi
congenital. Lesi stenosisi congenital yang paling sering terjadi adalah katup
bicuspid. Stenosis mmeperkecil orifisium aorta normal yang memiliki luas 2
sampai 3 cm dan menimbulkan resistensi terhadap semburan (ejeksi). Terbentuk
gradient tekanan sistolik antara ventrikel kiri dan ajlur aliran ke luar arteri sistemik.
Kemudian terjadi hipertrofi konsetrik ventrikel kiri, dan jika parah terjadi
peningkatan tekanan diastolic akhir, penurunann fraksi, ejeksi, dan penurunan
curah jantung. Aorta stenosis berat karena penyakit jantung rematik jarang
ditemukan pada pasien usia muda, yang tersering disebabkan oleh kelainan bawaan
yaitu katup bicuspid. Aorta stenosis ringan dan moderat dengan fungsi ventrikel kiri
yang masih baik biasanya dapat menoleransi kehamilan dengan baik. Sebaliknya,
pasien dengan aorta stenosis berat, (aortic valve area / area katup aorta : < 0,7 cm 2
dan gradient tekanan > 50 mmHg ) dan yang dengan gejala merupakan risiko tinggi
bagi perempuan hamil dan juga janinnya. Gejala yang timbul dapat sesak napas,
sinkop, yang timbul pada trimester 2 akhir atau trimester 3 akhir.

48

Kelainan Kandungan & Penyakit Kardiovaskuler|

Gambar 12. Aorta Stenosis

Penatalaksanaan
Idealnya harus dilakukan koreksi katup sebelum pasien hamil. Bagi wanita
hamil tanpa gejala, tidak diperlukan pengobatan kecuali pengawasan ketat.
Penatalaksanaan wanita dengan gejala mencakup pembatasan ketat aktivitas dan
terapi injeksi yang dini. Jika gejala menetap, meskipun pasien sudah tirah baring,
mungkin perlu dipertimbangkan penggantian katup atau valvotomi dengan
menggunakan bedah pintas kardiopulmoner.
Bagi wanita dengan stenosis aorta yang berat, harus dilakukan pemantauan
intensif selama persalinan. Kateterisasi pulmonalis dapat bermanfaat karena tipisnya
batas yang membedakan kelebihan cairan dari hipovolemia. Pasien dengan stenosis
aorta bergantung pada tekanan pengisian ventrikel diastolic-akhir yang adekuat
untuk memelihara curah jantung dan perfusi sistemik. Penurunan mendadak volumediastolik-akhir dapat menyebabakan hipotensi, sinkop, infark miokardium, dan
kematian mendadak. Oleh karena itu kunci dalam penatalaksanaan para wanita ini
adalah menghindari penurunan preload ventrikel dan mempertahankan curah
jantung. Pasien dengan keluhan klinis atau gradient / perbedaan tekanan lintas katup
aorta > 50 mmHg dianjurkan untuk menunda konsepsi sampai dilakukan koreksi
bedah. Selama persalinan dan pelahiran, penatalaksanaan wanita ini harus focus
pada masalah cairan, mempertahankan batas keamanan dalam volume intravascular
49

Kelainan Kandungan & Penyakit Kardiovaskuler|

untuk mengantisispasi perdarahan mendadak. Bila aorta stenosis berat ditemukan


sewaktu hamil, valvuloplasti balon aorta harus dilakukan sebelum persalinan.
Anestesi spinal dan epidural kurang dianjurkan karena efek vasodilatasinya. Seperti
mitral stenosis, monitoring hemodinamik dengan kateter Swan Ganz dan profilaksis
antibiotic

direkomendasikan

selama

persalinan

pervaginam.

Pemeriksaan

ekakardiografi penting dalam mencari kelainan katup yang lain, dimensi ruang
ruang jantung, tekanan arteri pulmonalis untuk menentukan derajat hipertensi
pulmonal, deteksi adanya thrombus, dan fungsi pompa ventrikel kiri.

Penyakit Jantung Katup Kiri Regurgitasi


Patofisiologi
Peningkatan volume darah dan curah jantung yang progesif selama kehamilan
menyebabkan peningkatan volume regurgitasi

pada pasien yang telah memiliki

kelainan aorta atau mitral regurgitasi. Bagaimana pun perubahan fisiologik kehamilan
seperti takikardi dan penurunan tahanan sistemik perifer akan meningkatkan stroke
volume dalam mengompensasi adanya volume darah yang balik ke jantung.
1. Mitral regurgitasi
Regurgitasi mitral pada wanita muda disamping disebabkan oleh demam
rematik juga sering disebabkan prolaps katup mitral. Pada umumnya regurgitasi
katup dapat menoleransi kehamilan dengan baik. Karena kondisi penyakitnya
kronis, terjadi dilatasi ventrikel kiri dan fungsi ventrikel kiri yang terkompensasi.
Bila regurgitasi terjadinya akut, maka kompensasi jantung lebih buruk. Disfungsi
ventrikel kiri dan gagal jantung kiri jarang terjadi pada aortic regurgitasi dan juga
mitral regurgitasi. Gejala yang timbul sering dimanifestasikan dengan mudah capek
dan dispnea. Pengobatan terhadap gagal jantung harus diberikan dan salah satu
komponen

terapi yang diperlukan adalah mengurangi beban afterload. Pada

penderita dengan prolaps katup mitral, kehamilan akan menyebabkan perobahan


tekanan dan volume darah sehingga akan merobah gambaran yang terjadi pada
pemeriksaan fisik. Komplikasi seperti aritmia, endokarditis, emboli serebral dan
regurgitasi hemodinamik yang signifikan biasanya jarang terjadi dan jarang terjadi
semasa kehamilan. Presentasi derajat beratnya penyakit katup regurgitasi dalam
kehamilan sulit dinilai, karena adanya peningkatan curah jantung selama kehamilan
normal tanpa penyakit jantung. Penentuan dimensi dan fungsi ventrikel kiri dengan
50

Kelainan Kandungan & Penyakit Kardiovaskuler|

pemeriksan ekakardiografi perlu diperhatikan karena perubahan dapat juga terjadi


pada hamil normal.

Gambar 13. Mitral Regurgitasi

Penatalaksanaan
Agent (ACE) inhibitor dan Angiotensin Reseptor Blocker (ARB) merupakan
kontraindikasi selama kehamilan. Karena hidralazine tak tersedia di beberapa Negara
juga di Indonesia, maka vasodilator yang terbanyak dipakai adalah nitrat dan
antagonis kalsium. Bila terdapat keluhan dan gejala klinik pada pasien mitral
regurgitasi, akan lebih baik bila dilakukan perbaikan katup sebelum kehamilan.
Bagaimanapun fungsi ventrikel kiri pada mitral regurgitasi tidak membaik setelah
operasi katup dan akan meningkatkan resiko maternal selama kehamilan. Beberapa
obat medikamentosa yang diperlukan sewaktu tidak hamil dapat menimbulkan resiko
pada janin bila dikonsumsi selama kehamilan, tetapi bila manfaat untuk ibu lebih besar
dari pada resiko, maka obat obat tersebut dapat tetap diberikan.
2. Aorta regurgitasi
Gejala yang berat atau gagal jantung kongesti jarang dijumpai. Interpretasi
klinik derajat aorta regurgitasi dapat sulit ditentukan karena pada kehamilan terjadi
peningkatan isi sekuncup jantung yang menyebabkan nadi yang besar, walau tidak ada
penyakit jantung. Aorta regurgitasi pada perempuan muda pada umunya disebabkan
oleh dilatasi annulus aorta (seperti pada sindrom marfan), katup aorta bicuspid dan
riwayat endokarditis.

51

Kelainan Kandungan & Penyakit Kardiovaskuler|

Penanganan
Aorta regurgitasi ayng disertai perburukan fungsi ventrikel kiri
diprediksi akan menimbulkan hasil yang buruk dari kehamilannya. Penggunaan obat
pengahambat ACE harus dihentikan selama kehamilan dan dapat diberikan nitrat dan
penghambat kalsium. Isolatic Aortic Regurgitation biasanya diberi vasodilator dan
diuretic. Bila terdapat komplikasi gangguan fungsi ventrikel kiri (Fraksi Ejeksi <40 %)
dilakukan terminasi didnni karena kehamilan akan memperburuk gagal jantungnya.
Resiko pada lbu, Janin dan Neonatus berdasarkan klasifikasi lesi katup jantung

52

Kelainan Kandungan & Penyakit Kardiovaskuler|

Perempuan dengan resiko

tinggi untuk kejadian kardiak, dianjurkan

melakukan koreksi katup sebelum kehamilan. Perempuan dengan resiko sedang


sampai tinggi (>1 atau =1) atau dengan resiko spesifik lesi jantungnya sebaiknya tidak
53

Kelainan Kandungan & Penyakit Kardiovaskuler|

hamil atau harus dikirim ke rumah sakit yang memadai untuk perawatan dengan para
spesialisnya. Perempuan dengan risiko untuk kardiak

maternal dan neonatal

memerlukan pengawasan antenatal yang lebih kerap.

Penyakit Jantung Hipertensi Pada Wanita Dengan Kehamilan


Hipertensi yang ditemui pada masa kehamilan menjadi salah satu masalah bagi
wanita hamil. Anamnese yang cermat diperlukan untuk mengetahui apakah hipertensi
yang ditemui telah terjadi sebelum kehamilan, atau pada saat kehamilan. Hipertensi bisa
didapati sebelum kehamilan sekitar 1-5 persen dan dapat menetap semasa kehamilan.
Wanita non potensi yang mengalami kehamilan, dapat mengalami hipertensi sekitar 5-7
persen. Umumnya gangguan hipertensi dapat merupakan komplikasi 12 sampai 22
persen dan kehamilan dan penyebab utama mortalitas dan morbiditas maternal.
Hipertensi semasa kehamilan dinyatakan bila tekanan sistolik 140 mm Hg dan / atau
tekanan diastolic 90 mm Hg. Hipertensi semasa kehamilan dapat diklasifikasi dalam 3
kategori yaitu hipertensi kronik, hipertensi gestasional, dan pre eklampsi dengan atau
tanpa hipertensi sebelumnya.
Hipertensi kronik dinyatakan bila tekanan darah 140/90 mm Hg didapati
sebelum kehamilan, sebelum usia kehamilan 20 minggu atau menetap setelah 42 hari
post partum. Obat-obatan yang diberikan untuk hipertensi diastolic > 110 mm Hg telah
menunjukkan hasil mengurangi terjadinya resiko stroke dan komplikasi kardiovaskular.
Hipertensi gestasional adalah hipertensi yang berkembang pada bagian akhir kehamilan,
tidak berhubungan dengan proteinuria atau gambaran preeklamsi dan akan menghilang
setelah 12 minggu postpartum. Keadaan ini bisa menandakan akan terjadinya hipertensi
kronik pada masa yang akan datang, tetapi mempunyai hubungan dengan hasil yang
baik terhadap ibu dan janin. Pre-eklamsi bisa didapati pada 3 sampai 8 persen
kehamilan. Wanita yang hamil pertama kali dibawah usia 20 tahun mempunyai resiko
yang paling besar untuk mengalami preeklamsi. Gambaran klinis yang klasik berupa
hipertensi yang terjadi secara perlahan-lahan, proteinuria (>300 mg/24 jam) dan edema.
Simplom biasanya dimulai pada trimester ketiga dan menyembuh setelah kelahiran.
Penyebab pre-eklamsi sampai saat ini masih belum jelas. Bila wanita dengan preeklamsi
mengalami kejang grandmal maka disebut eklamsi. Pre-eklamsi yang tidak diobati
mempunyai resiko terhadap ibu dan janin. Bila pre-eklamsi disertai factor resiko seperti
kejang, hipertensi berat, sindroma HELLP (Hemolysis, elevated liver enzyme, low
platelets), abrupsio plasenta, perdarahan serebral, edema pulmonal, gaga! ginjal atau
54

Kelainan Kandungan & Penyakit Kardiovaskuler|

gagal hati, maka janin harus segera dilahirkan. Hipertensi karena preeklamsi akan
membaik dalam beberapa hari setelah melahirkan dan akan kembali normal setelah 12
minggu kelahiran.
Penatalaksanaan
Panduan untuk mengatur tekanan darah pada wanita dengan kehamilan hingga saat ini
masih didapati perbedaan pendapat. Dianjurkan tekanan darah sistolik dibawah 160 mm
Hg dan tekanan darah diastolic dibawah 100 mm Hg. Angka ini merupakan harus
keselamatan dalam menghadapi episode hipertensi berat dan untuk meningkatkan
survival janin. Terapi non farmakologi bila memungkinkan lebih disukai, walaupun
belum jelas manfaatnya. Tirah baring yang ketat dapat menurunkan tekanan darah, tetapi
umumnya keadaan ini tidak direkomendasikan. Membatasi aktifitas fisik dan
mengurangi stress selalu dianjurkan. Membatasi masukan garam tidak dianjurkan,
kecuali pada penderita yang jelas diketahui sebelumnya mempunyai hipertensi sensitive
terhadap garam (salt-semitive hypertension), karena wanita hamil dengan hipertensi
mempunyai volume plasma yang lebih rendah dibanding wanita dengan normotensi.
Jika diperlukan pengobatan

farmakologik, metil dopa menjadi menjadi pilihan.

Sebaliknya penggunaan antihipertensi tidak selalu menunjukkan meningkatkan survival


pada janin dan menghasilkan anak dengan mental dan perkembangan fisik yang normal.
Metil dopa, hidralazin, dan labetolol merupakan obat pertama untuk anti hipertensi pada
wanita hamil. Penggunaan obat-obat anti hipertensi lain akan mempunyai hasil yang
sama, tetapi belum diteliti dengan sempurna. Termasuk terapi awal dengan beta bloker
1 selektif atau diuretic. Calcium channel blocker seperti amlodipine atau diltiazem
terbukti efektif menurunkan tekanan darah dan penggunaan ACE inhibitor tidak boleh
digunakan dan keamanan penggunaan angiotensin II blocking agent belum diketahui.
Pada tabel dibawah ini dapat dilihat obat yang dapat digunakan pada hipertensi
dengan kehamilan.

Obat anti hipertensi yang digunakan pada kehamilan

55

Kelainan Kandungan & Penyakit Kardiovaskuler|

2.2.8

Obat-Obat Kardiovaskuler dalam Kehamilan


Penggunaan obat-obat kardiovaskuler pada masa kehamilan dan menyusukan
sangat

penting diketahui dan dikuasai karena hampir sebagian besar obat-obat

kardiovaskuler akan melewati plasenta dan disekresikan melalui air susu ibu. Bila
informasi mengenai penggunaan obat-obat kardiovaskuler tidak lengkap, bila
memungkinkan sangat baik untuk menghindarkan penggunaanya. Rekomendasi yang
delinitif mengenai penggunaan obat-obat pada kehamilan sangat sukar, tetapi jika
diperlukan untuk keselamatan ibu maka tidak dapat dihalangi penggunaannya.
Diuretika
Diuretika dapat digunakan untuk pengobatan gagal jantung kongestif yang
tidak dapat dikontrol dengan restriksi natrium dan merupakan obat lini terdepan untuk
pengobatan hipertensi. Tidak satu diuretika pun merupakan kontra indikasi dan yang
paling sering digunakan adalah golongan diuretika tiazide dan furosemide. Diuretika
tidak boleh digunakan untuk profilaksis terhadap toksemia atau pengobatan terhadap
edema pedis.

Obat inotropik
56

Kelainan Kandungan & Penyakit Kardiovaskuler|

Indikasi pengunaan digitalis tidak berobah pada kehamilan. Digoksin dan


digitoksin dapat melalui plasenta dan kadar serum pada janin lebih kurang sama
dengan pada ibu. Digoksin dengan dosis yang sama bila diberikan pada ibu hamil,
akan menghasilkan kadar serum yang lebih rendah bila dibanding diberikan pada
wanita yang tidak hamil. Jika effek klinis yang diinginkan tidak tercapai, maka perlu
diukur kadarnya dalam serum. Digitalis dapat memperpendek masa gestasi dan
kelahiran karena effeknya pada miometrium sama dengan effek inotropiknya pada
miokardium. Bila inotropik intravena atau vasopressor diperlukan, obat-obat standard
seperti dopamine, dobutamin atau norepineprin dapat digunakan, tetapi effeknya
menbahayakan janin karena akan menurunkan aliran darah ke uterus dan menstimulasi
kontraksi uterus. Efedrin adalah obat awal yang baik pada percobaan binatang dan
tidak mempengaruhi aliran darah ke uterus yang merugikan. Informasi mengenai
keselamatan dan kemanjuran penggunaan inhibitor fosfodies terasa seperti amrinone
atau milrinone belum ada sehingga penggunaanya pada wanita hamil masih
dipertanyakan.
Obat Penghambat Reseptor Adrenergik
Dalam observasi terlihat bahwa penggunaan obat penghambat beta dapat
menurunkan aliran darah ke umbilikus, memulai kelahiran premature, dan
mengakibatkan plasenta yang kecil serta infark plasenta dan mempunyai potensi untuk
menimbulkan bayi berat badan lahir rendah, sehingga penggunaannya memerlukan
perhatian. Sebagian besar penelitian tidak menyokong hal ini dan obat penghambat
beta telah banyak digunakan pada wanita hamil tanpa effek yang merugikan. Sehingga
penggunaannya untuk indikasi klinis sangat beralasan. Semua obat penghambat beta
dapat melewati plasenta dan terdapat pada air susu ibu dan dapat mencapai kadar yang
bermakna pada janin atau bayi. Akhir-akhir ini perhatian ditujukan pada bayi berat
badan lahir rendah yang lahir dari ibu yang menggunakan atenolol pada awal
kehamilan, sehingga membuat penggunaan obat beta1-selektif lebih disukai. Jika obatobat ini digunakan semasa kehamilan, diperlukan pemantauan denyut jantung janin,
juga denyut jantung bayi, gula darah dan status respirasi segera setelah kelahiran.
Pengalaman dalam penggunaan obat penghambat alfa seperti penoksibenzamin dan
pentolamin sangat jarang. Obat klonidin, prasozin, dan labetalol, dengan gabungan
penghambat alfa dan beta, telah digunakan

untuk terapi hipertensi, tetapi effek

gangguannya tidak jelas.


57

Kelainan Kandungan & Penyakit Kardiovaskuler|

Obat Calcium channel blocking


Nifedipin, verapamil, diltiazem, dan isradipin, telah digunakan untuk
pengobatan hipertensi dan aritmia tanpa effek yang merugikan pada janin dan bayi.
Obat ini menyebabkan relaksasi uterus dan nifedipin telah digunakan untuk tujuan
tersebut.
Obat anti aritmia
Menghambat Atrioventrkuler (A V) node kadang-kadang diperlukan semasa
kehamilan. Untuk itu dapat digunakan digoksin, penyekat beta dan penyekat kalsium.
Laporan awal menyokong, penggunaan adenosin yang dapat digunakan secara aman
sebagai obat penyekat nodus. Umumnya lebih disukai untuk menghindarkan
pemakaian obat anti aritmia standard pada pasien semasa kehamilan. Bila diperlukan
untuk aritmia berulang atau untuk keselamatan ibu maka dapat digunakan. Tidak
cukup data yang terkumpul untuk mengetahui apakah obat anti aritmia menambah
resiko atau tidak terhadap tehadap janin atau anak. Jika obat anti aritmia diperlukan,
lidokain merupakan obat garis pertama yang diberikan. Depresi neonatus transien
telah terbukti terjadi bila kadar lidokain darah pada janin melebihi 2,5 g/L, untuk itu
direkomendasikan untuk memelihara kadar lidokain darah pada ibu 4 g/L karena
kadar pada janin 60 persen dari kadar pada ibu. Prokainamid atau kuinidin intravena
bisa menyebabkan hipotensi dan tidak ada informasi mengenai amiodaron intravena.
Berdasarkan

effek pada tekanan darah ibu, bretilium kelihatannya menurunkan

perfusi uterus.
Jika diperlukan obat anti aritmia oral dapat dimulai dengan kuinidin karena
mempunyai availabilitas jangka panjang. Dan obat ini paling sering digunakan karena
tidak jelas efek yang membahayakan pada bayi. Ada beberapa informasi mengenai
prokainamid, disopiramid, mexiletine tlekainid dan sotalol, tetapi tidak cukup untuk
merekomendasikan penggunaannya kecuali bila penggunaannya sangat diperlukan
ibu.Informasi awal yang tersedia mengenai amiodaron menyokong kemungkinan
meningkatnya angka kehilangan janin dan deformitas janin.

Obat vasodilator

58

Kelainan Kandungan & Penyakit Kardiovaskuler|

Bila diperlukan, pada krisis hipertensi atau untuk mengurangi afterload dan
preload emergensi, nitropruside merupakan obat

vasodilator pilihan. Meskipun

informasi mengenai penggunaannya semasa kehamilan masih kurang, rekomendasi


yang kontroversi telah dibuat karena obat ini sangat effektif, bekerja segera, dan
mudah ditoleransi. Juga effeknya segera menghilang bila penggunaan obat tersebut
dihentikan. Perhatian mengenai penggunaan nitroprusside yaitu metabolit, sianide,
dapat dideteksi pada janin, tetapi telah ditunjukkan tidak menjadi problem yang
signifikan pada manusia. Metabolit ini menjadi salah satu alasan untuk membatasi
penggunaan obat ini dalam jangka waktu bila memungkinkan. Hidralazin,
nitrogliserin, atau

labetalol intravena adalah pilihan lain untuk obat parenteral.

Reduksi afterload kronik untuk pengobatan hipertensi, regurgitasi aorta atau mitral,
atau disfungsi ventrikel semasa kehamilan telah didapat dengan obat calcium channel
blocker, hidralazin dan metildopa. Effek yang membahayakan terhadap janin tidak
dilaporkan. ACE (Angiotensin Converting Enzyme) inhibitor merupakan kontra
indlkasi pada kehamilan, karena obat ini menambah resiko untuk terjadinya kelainan
pada perkembangan ginjal janin. Tidak ada data yang tersedia mengenai penggunaan
losartin, valsartin dan penghambat angiotensin II.
Obat Antitrombotik.
Penggunaan warfarin jangka lama berhubungan dengan kecenderungan untuk
terjadinya perdarahan yang bermakna 1 - 5 persen pertahun. Dan lebih penting lagi
dalam penggunaannya semasa kehamilan, karena warfarin dapat melewati plasenta
dan eksposure pada janin dalam 3 bulan pertama kehamilan dan berhubungan dengan
insidens malformasi sebesar 5-25 persen yang terdiri dari abnormalitas wajah, atropi
optik, abnormalitas digital, perobahan epithelial, dan kelemahan mental. Wanita yang
menggunakan obat ini pada minggu ke 7 sampai ke 12 kehamilan cenderung
mempunyai sindroma ini pada anaknya. Sindroma ini berhubungan dengan dosis yang
digunakan. Suatu penelitian memperlihatkan bahwa sindroma ini hanya terjadi dengan
dosis yang lebih besar dan 5 mg perhari. Penggunaan warfarin yang terus menerus
pada masa kehamilan menambah resiko untuk terjadinya perdarahan janin dan
perdarahan rahim ibu.
Pada wanita yang memerlukan antikoagulan, heparin lebih disukai daripada warfarin.
Penggunaan heparin dosis tinggi subkutan (16.000 sampai 24.000 unit per hari) telah
terbukti dapat dilakukan dengan mudah dan bermanfaat. Obat ini tidak melewati
59

Kelainan Kandungan & Penyakit Kardiovaskuler|

plasenta. Data yang ada menunjukkan bahwa penggunaan

heparin berat molekul

rendah, yang harganya lebih mahal sangat effektif dan mudah digunakan (satu atau dua
kali sehari tanpa memerlukan pemeriksaan darah serial) dan keamanannya sama
dengan terapi standard heparin. Meskipun telah ada evaluasi untuk profilaksis
trombosis vena dalam mencegah tromboemboli ternyata manfaatnya pada pasien
dengan protege mekanik tidak terbukti.
Bila diperlukan antikoagulan, sebagian penulis menganjurkan menggunakan heparin
untuk trimester pertama dan kemudian dilanjutkkan dengan pemberian warfarin pada
lima

bulan

berikutnya

dan

kembali

lagi

menggunakan

heparin

sebelum

melahirkan.Walaupun kehamilan yang sukses dapat dicapai dengan cara ini, penulis
memilih untuk menghindarkan penggunaan warfarin selama kehamilan. Obat anti
platelet tenyata meningkatkan kesempatan untuk terjadinya perdarahan maternal dan
dapat melewati plasenta. Sebagian besar penggunaan aspirin telah diamati dan secara
teoritis merugikan, karena aspirin berhubungan dengan meningkatnya insidens abortus
dan retardasi pertumbuhan janin. Juga aspirin menginhibisi sintesis prostaglandin dan
bisa mengakibatkan penutupan duktus arteriosus semasa kehidupan janin. Sampai saat
ini aspirin sering digunakan dan masih diindikasikan untuk hal-hal yang spesifik dan
juga sebagai profilaksis pre eklamsi. Penggantian aspirin sulit untuk dievaluasi. Tidak
ada data yang tersedia mengenai effek penggunaan clopidogrel atau ticlopidine selama
kehamilan.
Penggunaan obat anestesi dan obat obstetri sewaktu kehamilan
Obat-obat rang digunakan untuk hal yang spesifik pada kehamilan dapat
menyebabkan peruubahan hemodinamik. Walaupun ada beberapa pertanyaan terhadap
manfaatnya, beta simpatetik amin yang digunakan untuk menghentikan kelahiran
premature akan menyebabkan takikardia maternal. Ritodrine dan terbutalin telah
dihubungkan dengan edema pulmonal, biasanya bila glukokortikoid digunakan
bersamaan untuk meningkatkan kematangan paru janin. Edema pulmonal ini memberi
reaksi yang segera dengan menghentikan pemakaian obat tersebut dan memulai terapi
dengan diuretic. Pada keadaan lain prostaglandin E2 dan F2 digunakan untuk
merangsang kelahiran dan tidak mempunyai effek hemodinamik yang bermakna.
Oksitosin sintetik (pitocin) diberikan untuk meminimalisir perdarahan setelah
kelahiran. Ohat sintetik ini mencegah vasokonstriksi dan telah dihubungkan dengan
hipotensi yang transien.
60

Kelainan Kandungan & Penyakit Kardiovaskuler|

Anestesi untuk tindakan pembedahan sewaktu kehamilan dan pada saat proses
kelahiran dapat memberikan effek yang merugikan pada wanita dengan penyakit
jantung. Pada sebagian besar kasus anestesi lumbal

epidural dengan blok saraf

pudendal untuk meminimalisir rasa sakit terbukti sangat efektif dan sedikit
kemungkinan untuk menimbulkan hemodinamik yang membahayakan.

61

Kelainan Kandungan & Penyakit Kardiovaskuler|

BAB III
PENUTUP
3.1Kesimpulan
Terdapat beberapa kelainan dan penyakit organ reproduksi yang dapat
memengaruhi kehamilan dan persalinan. Kelainan uterus terjadi pada 15% perempuan
dengan lebih dari sama dengan 3 kali abortus spontan. Kelainan anatomik ini
diklasifikasikan sebagai kelainan kongenital dan kelainan yang didapat (acquired). Di
samping kemungkinan kehilangan kehamilan, malformasi uterus juga merupakan faktor
predisposisi terjadinya infertilitas, persalinan prematur, dan presentasi abnormal janin.
Penyakit jantung adalah penyebab utama ketiga kematian wanita berusia 25
sampai 44 tahun. Karena relatif sering terjadi pada wanita usia subur, penyakit jantung
mempersulit pada sekitar 1%

kehamilan. Penyakit jantung terjadi pada 1-4 % dari

kehamilan pada perempuan-perempuan yang tanpa gejala kelainan jantung sebelumnya.


Keadaan keadaan tersebut membuat dokter harus waspada akan kesulitan kesulitan
yang dapat timbul ketika mereka hamil.
Kehamilan akan menimbulkan perubahan pada sistem kardiovaskuler. Penyakit
kardiovaskuler dapat dijumpai pada wanita hamil atau tidak hamil. Jelaslah bahwa wanita
dengan penyakit kardiovaskuler dan menjadi hamil, akan terjadi pengaruh timbal balik
yang dapat mengurangi kesempatan hidup tertentu.

62

Kelainan Kandungan & Penyakit Kardiovaskuler|

Anda mungkin juga menyukai