PENDAHULUAN
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Definisi
berimplantasi selan pada lapisan endometrium cavum uterus. 1,2,3 Hampir 95%
salah satu dari tiga hasil: aborsi tuba, ruptur tuba, atau resolusi spontan.
Aborsi tuba adalah pengeluaran hasil konsepsi sampai pada akhir fimbrae.
Jaringan ini kemudian bisa regresi atau reimplant di rongga perut. Ruptur
perlekatan plasenta
ini termasuk:
retrograde.
kehamilan normal
ultrasonografi.
pembuluh plasenta.1
nantinya akan mengakibatkan kerusakan pada tuba. Keruskan ini akan mengganggu
migrasi secara normal sel telur yang sudah dibuahi melalui tuba. Contoh spesifik dari
proses inflamasi adalah salpingitis. Infeksi klamdia akut juga dapat menyebabkan
peradangan pada intralumnal dan deposisi fibrin dan akan berujung pada terbentuknya
meningkatnya infeksi klamidia. Pada infeksi klamidia dengan hasil kultur yang
negatif, antigen klamidia yang secara persisten tetap dapat memicu reaksi
hipersensitivitas tipe lambat dan membentuk jaringan parut. Respon inflamasi pada
infeksi klamidia bersifat indolen dengan puncak pada 7 hingga 14 hari. Sementara itu,
Kehamilan setelah sterilisasi tuba jarang terjadi, tetapi ketika itu terjadi, ada
risiko besar bahwa kehamilan akan menjadi ektopik karena anatomi tuba terdistorsi
ektopik telah dihilangkan. Riwayat infertilitas, penyakit primer tuba, dan induksi
ovulasi juga tampaknya menjadi faktor risiko pada kehamilan ektopik. Faktor risiko
yang terjadi pada kavum uteri. Telur tuba nantinya akan bernidasi secara kolumner
atau interkolumner. Pada nidasi kolumner terlur akan berimplantasi pada ujung atau
terbatas dan biasanya telur akan mati secara dini dan direabsopsi. Pada nidasi secara
pemisahan antara telur dari lumen tuba oleh laposan jaringan yang menyerupa
desidua pada tuba ini tidak sempurna bahkan terkadang bisa tidak nampak. Maka dari
itu villi korialis nantinya akan mudah menembus endosalping dan masuk ke dalam
Perkembangan janin masih dapat berlanjut hanya saja bergantung pada beberapa hal,
yaitu tempat implantasi, tebalnya dinding tuba dan banyaknya perdarahan yang terjadi
pada endometrium. Pada pengaruh hormon estrogen dan progesteron dari korpus
luteum gravidatis dan trofoblas uterus akan menjadi besar dan lembak serta
Pada kehamilan ektopik dalam tuba sebagian besar kehamilan tuba akan terganggu
karena tuba bukan tempat untuk pertumbuhan konsepsi. Gangguan kehamilan ektopik
pada tuba biasanya terjadi pada minggu keenam sampai kesepuluh. Kemungkinan
menyebabkan ovum mati lalu terjadi resorbsi total. Penderita pada keadaan ini
tidak mengeluh apapun kecuali haid yang terlambat untuk beberapa hari.
Abortus Tuba
Umumnya abortus tuba lebih umum terjadi pada kehamilan tuba pars
yang terjadi pada keaadan ini terjadi karena adanya pembukaan pembuluh
darah oleh vili korialis pada dinding tuba di tempat implantasi sehingga
melepaskan mudigah dari korialis pada dinding tersebut bersamaan dengan
dan ishtimka adalah pars ampularis memiliki lumen yang lebih luas sehingga
Perdarahan akan terus terjadi pada pelepasan hasil konsepsi yang tidak
fimbrae dan masuk rongga abdomen dan terkumpul pada kavum Douglas dan
Ruptur Tuba
pada saluran lahir. Kasus ruptur intraperitoneal yang terjadi pada trimester
pertama lebih sering terjadi pada ovum yang berimplantasi pada isthmus,
sementara bila ovum berimplantasi pada intersisialis akan muncul gejala pada
kehamilan yang lebih lanjut. Ruptur terjadi secara spontan misalnya pada
ruptur.
Ostium tuba yang tertutup dapat menyebabkan ruptur sekunder. Hal ini
dikarenakan dinding tuba yang sudah menipis karena invasi dari trofoblas dan
nantinya akn pecah karena adanya tekanan darah dalam tuba. Ruptur juga
keluar dari tuba dan dapat terjadi perdarahan kecil tanpa mengeluarkan janin
dari tuba. Pada keadaan ini dapat terjadi beberapa kemungkinana ibu hamil
tidak meninggal karena perdarahan dan nasib janinnya bergantung pada usia
kehamilan dan kerusakan jaringan pada ibunya. Apabila janin masih kecil dan
mati hasil konsepsi dapat direbsorpsi namun apabila janin mati dan sudah
besar akan terjadi perubahan menjadi litopedion. Bila janin dikeluarkan tidak
mati dengan masih diselubungi oleh kantong amnion dan plasenta yang utuh
kemungkanan tubuh terus pada rongga abdomen masih ada dan menjadi
4. Gejala klinis
banyak wanita sebelum tuba ruptur. Sebelum ruptur, diagnosis kehamilan ektopik
ruptur hampir tiga perempat wanita akan menunjukan nyeri pada pemeriksaan
abdomen dan panggul, dan nyeri diperparah dengan manipulasi serviks. Massa
panggul, termasuk terasa penuhnya posterolateral uterus, dapat diraba pada sekitar
20% wanita. Awalnya, kehamilan ektopik mungkin terasa lunak dan elastis,
teknologi yang tersedia dan proses alami pada kehamilan ektopik, peran pemeriksaan
Demam biasanya tidak terjadi pada kasus kehamilan ektopik dengan adanya
demam biasanya muncul karena respon tubuh terhadap darah pada rongga peritoneal.
Suhu 38°C dapat menunjukan infeksi penyebab gejala pasien. Distensi atau
penurunan bising usus dapat ditunjukan pada kasus pasien dengan perdarahan
intrabdomen. Palpasi abdomen lunak muncul pada 50% sampai 90% kasus kehamilan
ektopik. Nyeri goyang portio disebabkan karena iritasi intaperitoneal. Massa adneksa
mungkin dapat ditemukan pada sepertiga kasus tetapi apabila tidak ada tanda belum
tentu kehamilan ektopik dapat disingkirkan. Rahim dapat membesar dan melunak
Sedikit terbuka serviks dengan darah atau jaringan desidua dapat ditemukan dan
5. Diagnosis
dini (aborsi), polip plasenta, dan kista korpus luteal hemoragik sulit dibedakan dari
kehamilan ektopik. Perdarahan dini terjadi di atas 20% pada wanita dengan kehamilan
normal dan utuh, dokter harus berhati-hati untuk menghindari tindakan yang mungkin
radang usus buntu dan batu ginjal, juga dapat menyerupai kehamilan ektopik
. Diagnosis kehamilan ektopik yang cepat dan akurat sangat penting untuk
mengurangi risiko komplikasi serius atau kematian. Lebih dari setengah wanita yang
karena diagnosis yang terlambat atau tidak akurat. Setiap wanita yang aktif secara
seksual dalam kelompok usia reproduksi yang mengalami nyeri, perdarahan tidak
teratur, dan / atau amenore harus memiliki kehamilan ektopik sebagai bagian dari
5.1 Anamnesis
Pasien yang memiliki kehamilan ektopik memiliki pola menstruasi
perdarahan vagina. Kelompok gejala ini hadir pada sekitar 50% pasien dan
tipikal pada pasien dengan kehamilan ektopik yang ruptur. Nyeri perut
adalah gejala presentasi yang paling umum, tetapi keparahan dan sifat rasa
kehamilan ektopik. Nyeri dapat unilateral atau bilateral dan dapat terjadi di
bagian atas atau perut bagian bawah. Rasa sakitnya bisa tumpul, tajam,
mungkin tidak defens atau agak lunak.. Rahim mungkin sedikit membesar,
dengan temuan yang mirip dengan kehamilan normal. Nyeri goyang portio
mungkin ada atau tidak ada. Massa adneksa bisa diraba dalam hingga 50%
Massa yang teraba mungkin korpus luteum dan bukan kehamilan ektopik.
Dengan pecah dan perdarahan intraabdomen, pasien dapat menjadi
takikardia diikuti oleh hipotensi. Bunyi usus berkurang atau tidak ada.
temuan panggul pemeriksaan tidak memadai karena rasa sakit dan tahanan.
Anamnesis dan pemeriksaan fisik bisa menjadi atau bahkan tidak sama
intrauterin awal yang normal atau yang diduga ektopik atau abnormal
kehamilan intrauterin.1,5,6
tersedia. Tes-tes ini mendeteksi hCG pada 14 hari setelah pembuahan dan
positif pada lebih dari 90% kasus kehamilan ektopik. Serum tes dapat
kehamilan ini, peningkatan 53% atau lebih kadar serum β-hCG harus
diamati setiap 48 jam. Peningkatan kadar hCG kurang dari ini seharusnya
ektopik. Hal menyulitkan pada kasus ini adalah bahwa sekitar 15% dari
peningkatan hCG, dan 17% kehamilan ektopik memiliki hCG dua kali
pemeriksaan ini gestasional sac terlihat pada minggu 4,5 sampai minggu
kelima dari periode menstruasi terakhir. Yolk sac akan muncul antara
minggu kelima dan keenam dan kutub dari fetus dengan aktivitas jantung
intrauterin pada saat tingkat hCG mencapai 5.000 hingga 6.000 IU/L.
embrio hidup. (A) Potongan transvaginal dari adneksa kanan menunjukkan kantung
ekstrauterin (panah) yang mengandung embrio (kaliper). (B) Potongan transvaginal sagital
intrauterin.1,7
meskipun juga meindikasikan penyebab lain, seperti kista korpus luteum yang
penyebab terkait infeksi, seperti salpingitis dan radang usus buntu.. Temuan
pada culdocentesis dapat secara pasti mengonfirmasi ada atau tidak adanya
5.3.6 Laparoskopi
hingga 5%. Misalnya, kehamilan tuba yang sangat dini mungkin tidak
diidentifikasi karena mungkin tidak adanya distensi tuba fallopi yang cukup
palsu dapat terjadi pada hematosalping (darah dalam tuba falopii) yang
disalahartikan sebagai kehamilan ektopik yang tidak ruptur atau aborsi tuba.1,2
6. Tatalaksana
kehamilan ektopik antara lain terapi bedah dan terapi obat. Bahkan terdapat
pilihan terapi yang hanya dapat dilakukan pada pasien yang tidak menunjukan
gejala dan tidak ada bukti adanya ruptur atau ketidakstabilan hemodinamik.
Pada pasien tanpa gejala dan tanpa kelainan ini, apabila pasien menjalani
pilihan terapi pasien harus bersedia diawasi dengan lebih ketat dan harus
sering menunjukan perkembangan yang baik. Risiko ruptur tetap dapat terjadi
dan harus diterima pasien dan bila hal ini terjadi pasien harus menjalani
operasi.1,2,6,7,8
embrionik dan janin yang membelah dengan cepat. Kandidat pasien yang
up.1,2
Terdapat dua jenis kontraindikasi relatif dan absolut untuk menjalani terapi
Kontraindikasi Absolut
o Ibu Menyusui
o Alergi metotreksat
o Ulkus peptikum
penurunan sebesar 15% atau lebih kadar β-hCG diukur setiap minggu
sampai tidak terdeteksi. Jika kadar β-hCG tidak menurun pasien mungkin
operasi. Pada pasien yang tidak respon pada terapi dapat dilakukan bedah
intervensi.
wanita mengalami nyeri perut yang dapat ditangani dengan NSAID. Nyeri
ini kemungkinan karena adanya distensi tuba, aborsi tuba dan mungkin
hematoma.
A. Dosis Tunggal
pertama
setelah pemberian.
Bila:
-Kadar hCG yang terukur menurun lebih besar dari 15%, lakukan
hami
kadar hCG
B. Dua dosis
pertama
keempat.
- Lakukan pemeriksaan kadar hCG pada hari keempat dan
- Bila
C. Dosis Multiple
- Beriksn metotreksat img/Kg secara intramuskular pada hari
kasus dengan keadaan dimana hanya sedikit tuba yang terkena dampak
7. Prognosis
Sebagian wanita dapat menjadi steril atau dapat mengalami kehamilan
ektopik lagi pada tuba yang lain. Angka kehamilan ektopik berulang
kemungkinan ibu untuk hamil kembali semakin meningkat, tetapi hal ini harus
diintervensi secepatnya.1,2
menurun apabila diagnosis dilakukan secara dini dan persediaan darah cukup.
Sedangkan janin pada kehamilan ektopik biasanya akan mati dan tidak bisa
penyebab terjadinya kehamilan ektopik terdari dari faktor pada lumen tuba,
faktor pada dinding tubah dan faktor luar tuba serta faktor risiko yang dialami
pasien.
trias yang mudah ditemukan yaitu nyeri abdomen, amenore dan perdarahan
tanpa adanya bukti perdarahn tetapi pada pasien yang dengan hasil tes
kehamilan positif dan memilik faktor risiko besar harus dicurigai sebagai
kehamilan ektopik.