TUMOR ADRENAL
1. DEFINISI
Neoplasma adalah sebuah massa abnormal dari jaringan yang pertumbuhannya
berlebihan dan tidak terkoordinasikan dengan pertumbuhan jaringan normal serta terus
demikian walaupun rangsangan yang memicu perubahan tersebut telah berhenti.1
2. ANATOMI DAN FISIOLOGI KELENJAR ADRENAL
Secara anatomi, kelenjar adrenal terletak di sisi anterosuperior (depan-atas) dan
terletak sejajar dengan tulang punggung thorax ke-12 dan mendapatkan suplai darah dari
arteri adrenalis. Tiap kelenjar memiliki berat sekitar 4 gram rata-rata panjang 5 cm, lebar
3 cm serta tebal 1 cm . Secara histologis, terbagi atas dua bagian yaitu medula dan
korteks. Bagian korteks mimiliki berat sekitar 90% massa kelenjar, pada orang dewasa
bagian ini diklasifikasi lebih lanjut menjadi tiga lapisan zona: zona glomerulosa, zona
fasikulata dan zona retikularis. Tiap zona menghasilkan hormon steroid masing-masing:
3. KLASIFIKASI
A. Berdasarkan Anatomi
1. Tumor Korteks Adrenal3
a. Jinak (Adrenokortikal Adenoma)
Sebagian besar tumor korteks adrenal adalah tipe jinak atau yang disebut sebagai
adenoma. Ukuran adenoma tidak lebih dari 2 inci (5 sentimeter) dan biasanya
mengenai 1 sisi kelenjar adrenal. Sebagian besar penderita adenoma tidak menyadari
adanya adenoma karena tidak adanya gejala klinis dan pada umumnya ditemukan
tidak disengaja pada pemeriksaan CT scan atau MRI abdomen dengan alasan
pemeriksaan yang tidak berhubungan dengan adenoma. Kejadian ditemukannya
adenoma pada pemeriksaan CT scan abdomen tanpa indikasi yang berhubungan
dengan adenoma adalah sebesar 5%. Pada umumnya tipe adenoma ini adalah non
fungsional dimana adenoma tidak menghasilkan hormon kelenjar adrenal. Tumor-
tumor yang ditemukan tidak disengaja ini dikenal dengan istilah incidentalomas.
Selain tipe yang non fungsional, terdapat pula adenoma yang menghasilkan hormon
steroid adrenal secara berlebihan dan menyebabkan gejala klinis. Gejala yang
diakibatkan peningkatan hormon-hormon adrenal ini mirip dengan gejala pada ACC.
Namun harus segera dibedakan apakah kelainan disebabkan tipe adenoma atau ACC,
karena perbedaan prognosis yang bermakna.
b. Ganas (Adrenokortikal Karsinoma/ ACC)
Adrenocortical Carsinoma disebut juga dengan istilah Adrenal Cancer. Tipe ini sering
ditemukan oleh karena 2 alasan. Alasan yang pertama adalah adanya produksi
berlebihan dari hormon kelenjar adrenal yang menyebabkan peningkatan berat badan
dan retensi cairan, pubertas dini pada anak dan pertumbuhan rambut berlebihan pada
wajah dan tubuh pada wanita.
Alasan yang kedua adalah munculnya gejala akibat ukuran tumor yang semakin
membesar. Ukuran tumor yang membesar akan menekan organ di sekitarnya dalam
abdomen dan menyebabkan rasa nyeri serta rasa penuh pada perut. Umumnya ukuran
ACC lebih besar dari adenoma yaitu lebih dari 5-6 sentimeter, dengan ukuran rata-
rata sebesar 13 cm (5 inchi).
Sebagian besar ACC tidak berasal dari kelenjar adrenal, namun berasal dari organ lain
yang kemudian menyebar hematogen menuju kelenjar adrenal. Sebagai contoh adalah
kanker paru, melanoma dan kanker payudara yang sering menyebar menuju kelenjar
adrenal.
2. Tumor Medula Adrenal
a. Jinak: Feokromositoma, Paraganglioma dan ganglioneuroma
Feokromitoma jarang ditemukan dan biasanya terdapat hipertensi berat yang dapat
muncul episodik maupun terus-menerus. Tumor ini 10% multiple dan 10% lainnya
terdapat di luar kelenjar adrenal. Serangan hipertensi biasanya dikenal dengan trias
palpitasi, nyeri kepala dan berkeringat. Serangan ini disebabkan oleh pengeluaran
katekolamin dan kadang peptide vasoaktif.
b. Ganas: Neuroblastoma dan Paraganglioma
Satu dari 3 kasus neuroblastoma berasal dari kelenjar adrenal, sedangkan 1 dari 4
kasus berasal dari ganglia simpatis pada abdomen.
Klasifikasi lain yang sering digunakan pada tumor adrenal adalah fungsional dan non
fungsional tergantung dari produksi hormon adrenokortikal. Jika tumor menghasilkan
hormon ini maka disebut sebagai tipe yang fungsional, begitu juga sebaliknya.
Kejadian ACC tipe fungsional lebih banyak ditemukan yaitu sebesar 50-80% dan
menimbulkan gejala cushing syndrome.5
B. Berdasarkan Fungsi
1. Tumor Fungsional
a. Adenoma Adrenal
b. Adreno Cortical Carcinoma
c. Feokromositoma
d. Congenital Adrenal Hiperplasia
2. Tumor Non Fungsional
a. Neuroblastoma
b. Kista Adrenal
c. Hemangioma
d. Leiomioma
e. Leiomiosarkoma
f. Limfoma Non Hodgkin
g. Melanoma Maligna
4. DIAGNOSIS
a. Gejala Klinis
Tumor non fungsional:
- biasanya pada orang dewasa
- tumbuh lebih cepat daripada tumor fungsional
- gejala yang ditimbulkan dapat berupa; demam, berat badan berkurang, nyeri perut
dan nyeri tekan, sakit pada punggung, pembesaran abdomen, rasa penuh pada bagian
abdomen, dan gejala lain yang berhubungan dengan metastasis.
Tumor fungsional
Hiperfungsi korteks adrenal
- Sindrom cushing : merupakan keadaan hipersekresi pada korteks zona
fasiculata. Gejala yang ditimbulkan antara lain obesitas, hipertensi, amenorrhea, moon
face, plethora, buffalo hump, kulit tipis dan berkeriput, dan hirsutisme.
- Hiperaldosteronisme: merupakan keadaan peningkatan renin
plasma,hipokalemia terdapat retensi natrium dapat menimbulkan hipertensi, poliuria,
polidipsia, parasthesia, kelemahan otot.
- Sindrom adrenogenital :merupakan keadaan peningkatan pada zona reticularis
dengan pseudo\hemaprodit,mafroditisme,dan pubertas precox pada laki-laki.
Hiperfungsi medula adrenal
Pheochromocytoma: tumor yang memproduksi katekolamin yang berasal dari sistem
nervus simpatik dan parasimpatik, yang biasanya berasal dari kelenjar adrenal.
Terdapat gejala classic triad (sakit kepala, keringat berlebihan, palpitasi).
b. Pemeriksaan
• Cushing’s syndrome: dapat dilakukan standard 1mg dexamethasone
suppression test
jika cortisol <2mcg/dl = hiperkortisolisme; 24-hour urinary cortisol excretion test jika
cortisol level >50mcg/dl = hiperkortisolisme; dan pengukuran plasma ACTH jika
<20pg/ml = kemungkinan tumor adrenal , jika >60pg/ml = pituitari atau sekresi tumor
ektopik
• Hiperaldosteronisme: secara bersamaan membandingkan aldosterone-renin
untuk mendapatkan rationya, jika ratio < 24 = bukan aldosteronisme, jika rastio >30 ,
collect urin 24 jam, low PRA (<5mcg/L/h) dengan high urine aldosterone (>20
mcg/24h) = aldosteronisme
• Pheochromocytoma: 24-hour urinary catecholamines (epinephrine,
norepinephrine, dopamine) dan metabolites ( metanephrines dan normetanephrines)
Pemeriksaan radiologi:
• CT-Scan
Dikarakterisasikan sebagai masa adrenal yang unilateral dengan batas yang tidak
jelas. Dapat menggunakan kontras untuk melihat vaskularisasi dan mendeteksi adanya
metastasis.
• MRI
Dapat digunakan untuk membedakan tumor fungsional dan nonfungsional. Lesi
malignant dapat berupa intermediate-high density pada T2 imaging. Non fungsional
lesion memiliki intensitas yang rendah, sedangkan pheochromocytoma memiliki
intensitas yang tinggi.
• USG
Diidentifikasikan sebagai masa dengan bentuk tidak beraturan, dengan ukuran besar (
diameter > 4cm), ada kalsifikasi di dalam lesi, unilateral, tumor heterogeneity baik
pada kontrast maupun polos ( dimana menandakan adanya pendarahan ataupun
nekrosis
1. Kumar, Cotran, Robbins. Buku Ajar Patologi volume 1 : Neoplasma . Edisi VII.
Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC ; 2004
2. Lau Stanley. T dan Michael G. Caty. Adrenal Tumor in Pediatric Surgery 6th edition.
Mosby.2006.
3. Jana Bagi RP dan Benjamin Movsas.Adrenal Carsinoma. American Cancer Society.
2012
4. Tortora Gerard J, Derrickson Bryan H. Principles of Anatomy and Physiology volume
1: Adrenal Glands. Edisi XII. Asia : Wiley; 2009.
5. Wieneke Jacqueline A., Lester D.R. Thompson dan ClaraS.Heffess. Adrenal Cortical
Neoplasms in the Pediatric Population. TheAmerican Journalof Surgical Pathology.
2003.27(7):867–881
6. Edge SB, Byrd DR dan Compton CC. Adrenal in Cancer Staging Manual 7th.
AJCC.2010: 515
7. Griffing, George T. 2018. Adrenal Incidentaloma Guidelines. Diakses tanggal 24
Februari dari https://emedicine.medscape.com/article/116587-guidelines
8. American Cancer Society. Survival Rates For Adrenal Cancer. 2019. Diakses tanggal
24 Februari 2020 dari https://www.cancer.org/cancer/adrenal-cancer/detection-
diagnosis-staging/survival-by-stage.html