Anda di halaman 1dari 6

ADENOMA HIPOFISIS

1. Definisi

Adenoma hipofisis adalah tumor jinak yang tumbuh dari sel – sel adenohipofisis yang mengisi
ruang sella dan suprasella. Tumor disebut fungsional bila menyebabkan peningkatan produksi hormon
hipofisis anterior, dan disebut nonfungsional bila tidak terjadi peningkatan hormon hipofisis anterior
atau bahkan terjadi penurunan produksi.

Tipe Fungsional Adenoma Hipofisis

ADENOMA SEL PROLAKTIN

Prolaktin adalah hormon polipeptida 23 500-Da yang diproduksi oleh sel yang mensekresi prolaktin
(lactotrophs) yang berada terutama di hipofisis posterolateral dan merupakan 15-20% dari sel
adenohypophyseal. Fungsi fisiologis yang paling terkenal dari prolaktin adalah stimulasi pertumbuhan
payudara dan promosi laktasi. Perannya pada pria kurang dipahami tetapi penting dalam
spermatogenesis.1

Prolaktinoma adalah adenoma hipofisis yang paling sering terjadi. Sebagian muncul sebagai
mikroadenoma pada wanita muda dengan gejala hipersekresi menyebabkan amenorea dan
galaktorea; impotensi mungkin satu-satunya gejala pada laki-laki. Hal ini menjelaskan frekuensi
pembedahan yang jauh lebih besar pada wanita dengan Prolaktinoma, dan mengapa tumor ini dapat
tumbuh sampai ukuran besar pada pria dan wanita lanjut usia.1

ADENOMA SEL HORMON PERTUMBUHAN

Hormon pertumbuhan adalah rantai tunggal polipeptida 21 000-Da yang diproduksi oleh sel-sel yang
terletak terutama di bagian lateral kelenjar. adenoma Hormon pertumbuhan mewakili sekitar 15-20%
dari adenoma hipofisis. Di bawah mikroskop cahaya, gambarannya dapat berupa acidophil atau
chromophobic, tergantung pada sejauh mana sebaran butiran sitoplasma. Adenoma ini dapat terdiri
dari sel-sel granulasi padat atau jarang, muncul pada frekuensi yang kurang lebih sama; sekitar 10%
dari tumor menunjukkan campuran dari kedua jenis sel.1

Hiperprolaktinemia terjadi cukup sering pada adenoma yang memproduksi hormon pertumbuhan,
dan dapat merupakan hasil dari adenoma yang memproduksi kedua hormon atau dari adenoma yang
memproduksi hormon pertumbuhan, menjadi ukuran yang cukup untuk mengganggu pelepasan
faktor penghambat prolaktin, sehingga menaikkan level prolaktin serum secara sekunder.1
ADENOMA ACTH (KORTIKOTROPIK)

ACTH adalah rantai polipeptida tunggal yang merangsang korteks adrenal dan meningkatkan sekresi
kortisol dan steroid terkait. Adenoma memproduksi ACTH adalah penyebab penyakit Cushing.
Adenoma ini bergranulasi padat dengan sitoplasma basofilik.1

Tumor penghasil ACTH merupakan sekitar 15% dari keseluruhan adenoma, lebih dari 80% di antaranya
adalah mikroadenoma. Sekitar 15-20% dari sel adenohypophyseal adalah kortikotropik, yang terletak
pada komponen utama dari lobus anterior dari kelenjar hipofisis, dan tidak mengherankan bahwa
sebagian besar mikroadenoma lebih terletak di tengah daripada di lateral, seperti yang terjadi dengan
mikroadenoma yang memproduksi hormon lainnya.1

ADENOMA SEL GONADOTROPIK

Follicle-stimulating hormone (FSH) dan sel luteinizing (LH) mewakili sekitar 10% dari sel-sel hipofisis
normal dan tersebar di seluruh adenohypophysis. Adenoma yang dihasilkan dari sel-sel ini sangat
jarang dan sebagian besar merupakan fungsional "silent".1

ADENOMA SEL THYROTROPIK

Thyroid-stimulating hormone (TSH) yang memproduksi tumor jarang terjadi. TSH-mensekresi


adenoma hipofisis adalah tumor hipofisis jinak yang tumbuh lambat yang menghasilkan thyroid
stimulating hormone (TSH) dan merupakan penyebab hipertiroidisme yang sangat langka (tiroid yang
terlalu aktif).

ADENOMA SEL NULL

Dua puluh sampai tiga puluh persen dari adenoma hipofisis tidak memiliki bukti hiperfungsionalitas
secara klinis atau biologis. Hiperprolaktinemia ringan dapat terjadi secara sekunder akibat distorsi dari
tangkai hipofisis. Sebagian besar (75% dari) adenoma sel null bersifat kromofobik, dengan sedikit atau
tanpa granula sitoplasma. Sekitar 20% tumor sel null menunjukkan akumulasi nyata dari mitokondria
dan disebut 'oncocytomas'.1
Secara klinis, adenoma sel null bersifat agresif dan, karena termasuk hormonal "silent", mereka dapat
tumbuh sampai ukuran besar, sehingga pasien datang dengan gangguan penglihatan.1

Sekitar 10% dari adenoma hipofisis yang invasif, dengan penetrasi yang luas dari kapsul hipofisis, sinus
dural dan tulang di sekitarnya. adenoma hipofisis yang paling invasif sifatnya bergranula jarang atau
chromophobic dan hormonal inaktif atau memproduksi prolaktin.1

Metastasis karsinoma hipofisis, baik ekstrakranial atau sepanjang jalur CSF, sangat jarang terjadi.1

2. Etiologi

Belum ditemukan penyebab yang jelas dari tumor pituitari. Namun pada orang yang
mempunyai turunan gen yang jarang seperti Multiple Endocrine Neoplasia type 1 (MEN-1), kelainan
yang menyebabkan terjadinya tumor pada kelenjar endokrin dan usus kecil atau kompleks Carney,
memiliki risiko yang cukup tinggi untuk menderita tumor pituitari. Sekitar 1-5% dari tumor pituitari
muncul diantara anggota keluarga.

3. Patogenesis

Hingga saat ini terdapat dua teori mengenai asal dari tumor pituitari. Teori yang paling dapat diterima
adalah adanya abnormalitas dari kelenjar pituitari itu sendiri. Teori lainnya mengatakan hipotalamus
mempunyai peranan penting dalam terjadinya tumor hipofisis, yaitu hormon yang dihasilkan oleh
hipotalamus memberikan stimulasi yang terus menerus terhadap kelenjar pituitari. Tumor pituitari
merupakan tumor monoklonal.7
4.
Manifestasi Klinis
Pasien dengan tumor pituitari dapat mengalami tanda dan gejala yang bervariasi, yang dapat
dibagi kedalam beberapa kategori berikut:7
 Tanda dan gejala yang berhubungan atau disebabkan karena produksi hormon yang
berlebihan: tanda dan gejala hiperkortisolisme pada pasien dengan ACTH-adenoma sekretorik
atau akromegali pada pasien dengan GH-adenoma sekretorik.
 Tanda dan gejala yang berhubungan dengan efek mekanis dari tumor yang meluas kedalam
sella turcica. Gejalanya meliputi nyeri kepala, gangguan penglihatan, dan kelumpuhan nervus
kranialis.
 Tanda dan gejala dari terganggunya fungsi kelenjar pituitari yang normal (parsial atau
panhipopituitarisme). Hal ini hampir selalu ditemukan pada pasien dengan makroadenoma.

a. Prolactin-secreting Adenoma
 Pada wanita, hiperprolaktinemia menyebabkan oligomenorrhea atau amenorrhea
serta galaktorrhea.
 Pada pria, gejala utamanya adalah impotensi dan menurunnya libido.
 Selain gejala yang timbul karena sekresi hormon yang berlebihan, manifestasi klinis
juga dapat berupa gejala yang disebabkan karena efek mekanis dari tumor (nyeri
kepala, dan gangguan penglihatan) dan hipopituitarisme.
 kondisi hipogonadisme yang semakin lama sehingga akan menyebabkan menurunnya
densitas tulang dan osteoporosis baik pada wanita maupun pria.

b. GH-secreting Adenoma
 Tumor ini terhitung sekitar 20% dari keseluruhan tumor pituitari dan bermanifestasi
sebagai akromegali pada dewasa dan gigantisme pada anak-anak
 Kebanyakan pasien mengalami perubahan bentuk tubuh dalam kurun waktu 5-10
tahun, pertumbuhan tulang yang abnormal, pembengkakkan jaringan lunak,
perubahan pada kulit, diabetes mellitus, hipertensi, dan gejala-gejala kardiovaskular
lainnya.
 beberapa pasien juga mengalami gejala gangguan tidur dan hipopituitarisme, nyeri
kepala dan gangguan penglihatan.

c. ACTH-secreting Adenoma
 Manifestasi klinis dari ACTH-secreting adenoma yaitu berupa tanda dan gejala yang
disebabkan karena berlebihnya sekresi ACTH dan hal ini menyebabkan meningkatnya
produksi glukokortikoid. Pasien dapat mengeluhkan nyeri kepala dan gangguan
penglihatan.
 Tanda dan gejala dari hiperkortisolisme yaitu obesitas sentral, miopati proksimal,
striae, hipertensi, hirsutisme, siklus menstruasi yang tidak teratur, perubahan mood,
meningkatnya lapisan lemak pada area supraklavikula dan dorso-servikal,
penyembuhan luka yang lambat, osteoporosis dan hiperglikemia.

d. Gonadotroph Adenoma
 Manifestasi klinis yang seringkali ditemukan berhubungan dengan efek mekanis dari
makroadenoma yang mengalami perluasan, diantaranya adalah keluhan pada
penglihatan (penglihatan yang menurun, defek lapangan pandang dan gangguan
motilitas mata), nyeri kepala, dan hipopituitarisme.
 Pasien pria dengan hipersekresi LH akan mengalami peningkatan konsentrasi
testoteron dalam serum dan peningkatan libido.
 Sementara pasien wanita dengan hipersekresi LH akan mengalami sindrom
hiperstimulasi pada ovarium, termasuk peningkatan berlebih konsentrasi estradiol,
kista ovarium multipel, dan hiperplasia endometrium.7

e. TSH-secreting Adenoma
Tumor ini sangat jarang ditemukan, hanya sekitar 1% dari keseluruhan kasus adenoma
pituitari. Manifestasi klinisnya tidak pernah berubah, yaitu berupa Grave’s disease.7

f. Non-secreting Adenoma
 Jenis tumor ini tumbuh dengan sangat lambat dan hanya menimbulkan maniefstasi
klinis yang minimal.
 Jika tumor ini meluas melebihi sella turcica, maka dapat terjadi penekanan pada
kiasma optikum yang menyebabkan hilangnya fungsi penglihatan dan nyeri kepala.
 Kondisi ini disebut sebagai hipopituitarisme, dan gejalanya berhubungan dengan rasa
lelah, pucat, kehilangan fungsi seksual, dan apatis.1

g. Karsinoma Pituitari
Keganasan pada kelenjar pituitari sangat jarang terjadi. Karsinoma pituitari merupakan suatu
kondisi dimana tumor yang berasal dari kelenjar pituitari bermetastasis ke area lain di otak
atau diluar susunan saraf pusat. Tumor ini umumnya berupa makroadenoma yang resisten
terhadap terapi, dan bermetastase ke medulla spinalis atau organ lainnya dalam tubuh.
Mayoritas karsinoma pituitari adalah tumor fungsional, yang mensekresikan prolaktin atau
ACTH.1

5.
Pemeriksaan Penunjang

a.
Pemeriksaan Laboratorium

Serum prolaktin meningkat ≥ 200 mg/l pada pasien dengan makroadenoma merupakan
tanda diagnostik untuk prolaktinoma

Tes toleransi glukosa oral (TTGO) merupakan pemeriksaan definitif untuk mendiagnosa
akromegali; hasil yang positif ditandai dengan kegagalan penurunan konsentrasi GH
setelah pemberian 50-100 g glukosa. Kadar GH >5 μg/l merupakan tanda diagnostik
akromegali

Kadar insulin-like growth factor 1 (IGF-1) dalam serum merupakan tes endokrinologi yang
lebih praktis untuk akromegali. Kadar IGF-1 menunjukkan konsentrasi GH dalam kurun
waktu 24 jam

Pemeriksaan kadar kortisol bebas dalam urin 24 jam meningkat pada Cushing’s disease

Low dose dexamethasone test: kadar kortisol dalam serum dan urin diukur selama 2 hari
berturut-turut. Lalu pasien diberikan dexamethasone 4x0,5 mg dalam jeda waktu
pemberian 6 jam. Penekanan kortisol yang normal adalah kortisol serum <138 nmol/l dan
kortisol urin <55 nmol/l. Jika kadar kortisol meningkat secara abnormal, Corticotrophin
Releasing Factor (CRF) diberikan dengan dosis 1 mg untuk membedakan Cushing’s disease
dengan penyebab lain dari hiperkortisolisme. Pada adenoma pituitari, sekresi kortisol
meningkat dari batas normal

High dose dexamethasone test: penekanan kortisol setelah pemberian dexamethasone
sebanyak 8 mg merupakan tanda diagnostik untuk adenoma pituitari

Kadar ACTH dalam serum: konsentrasi ACTH dalam serum lebih tinggi dari normal (>5,5
pmol/l pada pukul 9 pagi dan >2,2 pmol/l pada tengah malam)

b.
Pemeriksaan Imaging2

Pemeriksaan MRI merupakan pemeriksaan yang disarankan untuk mendeteksi adenoma pituitari
karena MRI dapat mengevaluasi perluasan dari tumor fokal juga kompresi dari struktur-struktur yang
penting seperti kiasma optikum secara lebih akurat. Pada adenoma yang menyebabkan kompresi pada
kiasma optikum, CT dapat menampilkan penyebaran dan hubungan dari komponen suprasellar juga
pembesaran dari sella. Pada pemeriksaan MRI adenoma pituitari biasanya menunjukkan densitas yang
homogen atau lebih tinggi dari jaringan otak yang normal setelah penyuntikan kontras.
Makroadenoma biasanya memberikan sinyal yang lebih rendah daripada otak normal pada T1- dan
sinyal yang lebih tinggi pada T2-weighted image.

 Mikroadenoma

Lesi ini muncul sebagai lesi yang mempunyai sinyal yang rendah pada MRI dan biasanya tidak
menyangat pada pemberian gadolinium. Adenoma dengan diameter yang kurang dari 5 mm mungkin
tidak dapat tervisualisasi dan biasanya tidak mengubah kontur normal dari pituitari. Lesi dengan
diameter yang lebih besar dari 5 mm akan berbentuk cembung pada bagian atas dari kelenjar pituitari
dan biasanya menyebabkan deviasi pada tangkai pituitari menjauhi arah dari adenoma.

 Makroadenoma
Adenoma pituitari dengan diameter yang lebih besar dari 10 mm dapat dilihat pada MRI dan
MRI juga dapat menilai struktur dasar dan derajat perluasan dari lesinya. Demikian juga,
tumor yang lebih besar dapat menunjukkan kompresi dan distorsi pada tangkai pituitari.

Anda mungkin juga menyukai