Anda di halaman 1dari 21

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Kelenjar adrenal dilaporkan keberadaannya pertama kali pada tahun 1563 oleh
Eustachius. Sementara itu, Addison secara klinis melaporkan saat otopsi pada
tahun 1855. Kelenjar adrenal adalah kelenjar endokrin dengan dua bagian utama,
yaitu korteks dan medula. Hormon utama yang dihasilkan oleh korteks adrenal
adalah kortisol dan hormon utama yang dihasilkan oleh medula adrenal adalah
epinefrin.

Ketika tumor berkembang di kelenjar adrenal, mereka mengeluarkan jumlah


kelebihan hormon ini. Tumor yang timbul di korteks adrenal disebut adenoma
adrenocortical yang bersifat jinak dan karsinoma adrenocortical yang bersifat
ganas, dan dapat menghasilkan tekanan darah tinggi, berat badan, rambut tubuh
berlebih, melemahnya tulang dan diabetes. Sedangkan tumor di medula adrenal
disebut neuroblastoma dan pheochromocytoma, dan dapat menyebabkan tekanan
darah tinggi, sakit kepala, jantung berdebar, dan keringat berlebihan.

Tumor kelenjar adrenal jarang dijumpai. Kebanyakan tumor adrenal diketahui


secara kebetulan dan terdeteksi sebagai tumor jinak serta merupakan penyebab
kematian 0,02-0,2% karena kanker. Tetapi 40-70% telah terjadi penyebaran waktu
diagnosis. Bhargav dkk melaporkan telah mendapatkan 59 kasus selama 14 tahun
di India, jumlah itu terdiri dari kanker korteks adrenal 7,5% , pheochromocytoma
43% , kista adrenal 13,2% , myelolipoma 11,3% , dan lesi radang 9,4%. Di
Amerika Serikat, tumor korteks adrenal pada anak di bawah usia 20 tahun sekitar
25 kasus per tahun. Sedangkan di Brazil selatan terjadi 10 kali lipat lebih banyak.
Terjadi lebih banyak pada wanita daripada pria.

Radiologi diagostik mempunyai peran dalam mendeteksi kelainan adrenal.


Tujuan utama pencitraan adalah menentukan apakah suatu massa jinak atau ganas.

1
Pemeriksaan tertentu dapat digunakan oleh radiolog untuk menegakkan diagnosis
definitif pada sebagian besar massa adrenal (termasuk kanker, infeksi, dan
perdarahan) berdasar pencitraan saja (Zeiger, et al, 2009). Terdapat berbagai
macam modalitas pencitraan termasuk CT, MRI, USG, dan pencitraan nuklir
dapat digunakan dalam mengevaluasi kelainan kelenjar adrenal. Di antara
keempatnya CT scan merupakan modalitas primer untuk mendeteksi dan menilai
massa adrenal (Zeiger, et al, 2009, Mayo-Smith, 2001).

Kepentingan membedakan suatu lesi adalah jinak atau ganas adalah karena hal
tersebut sangat berpengaruh pada pilihan terapi dan prognosis. Untuk
membedakan adenoma dengan proses metastasis, modalitas dengan spesifisitas
tinggi diperlukan. Modalitas yang dapat digunakan untuk membedakan lesi jinak
dan ganas meliputi CT scan, MRI, PET, dan biopsi adrenal. Jika suatu lesi pada
pasien onkologi tidak dapat secara ditentukan sebagai adenoma secara definitif
setelah dilakukan CT scan, maka pasien perlu diperiksa leih lanjut dengan
modalitas lain seperti MRI atau biopsi adrenal untuk mengkonfirmasi lesi
tersebut jinak atau ganas.

Dengan demikian, radiologi diagnostik mempunyai peran yang sangat penting


dan akan sangat membantu dalam penatalaksanaan pasien dengan tumor adrenal.
Oleh karena itu, kami akan membahas mengenai tumor adrenal dalam referat ini.

1.2 RUMUSAN MASALAH

1. Apa definisi dari Tumor Adrenal ?

2. Apa etiologi dari Tumor Adrenal ?

3. Bagaimana manifestasi klinik dari Tumor Adrenal ?

4. Bagaimana patofisiologi dari Tumor Adrenal ?

5. Bagaimana pathway dari Tumor Adrenal ?

6. Apa saja komplikasi dari Tumor Adrenal ?

2
7. Bagaimana prognosis dari Tumor Adrenal?

1.3 TUJUAN

1. Mengerti apa definisi dari Tumor Adrenal

2. Mengetahui apa etiologi dari Tumor Adrenal

3. Mengetahui bagaimana manifestasi klinik dari Tumor Adrenal

4. Mengetahui bagaimana patofisiologi dari Tumor Adrenal

5. Mengetahui bagaimana pathway dari Tumor Adrenal

6. Mengetahui apa saja komplikasi dari Tumor Adrenal

7. Mengetahui bagaimana prognosis dari Tumor Adrenal

BAB 2

3
PEMBAHASAN

2. 1. Definisi

Feokromatisoma merupakan tumor medula adrenal sehingga mengakibatkan


kelebihan produksi katekolamin (epinephrine dan norepinephrine) yang berasal
dari sel sel kromafin medula adrenal.Penyakit ini jarang terjadi,menyerang pada
segala umur dan jenis kelamin,banyak ditemukan pada usia muda atau dewasa
muda.Tumor biasanya unilateral dan kelebihan sekresi katekolamin menyebabkan
hipertensi,hiperglikemia dan hipermatabolisme(walsh,2002). Tumor sebagian
besar (80-90%) berasal dari medula adrenal dan sisanya berasal dari jaringan
kromafin ekstra adrenal seperti jaringan limpa,ovarium (Smeltzer,2004)

Feokromatisoma merupakan tumor yang berasal dari sel sel kromafin


kelenjar adrenal yang menyebabkan pembentukan katekolamin yang berlebihan.
Dapat terjadi pada pria maupun wanita dan segala usia. Namun, sering terjadi
pada usia 30 60 tahun. Feokromositoma, disebabkan oleh sekresi hormon
epinefrin dan norepinefrin yang berlebihan. Adanya tumor ini menyebabkan :
jantung berdenyut cepat, kadar glukosa yang tinggi pada urin dan darah,
peningkatan Basal Metabolic Rate (BMR), muka yang kemerah-merahan,
berkurangnya rasa gugup, berkeringat, dan penurunan motilitas gastrointestinal.
Pengobatannya yaitu dengan tindakan bedah pemindahan tumor.

Anatomi Fisiologi Kelenjar Adrenal ( anak ginjal )

4
Terdapat 2 buah kelenjar adrenal pada manusia, dan masing-masing
kelenjar terletak diatas ginjal. Kelenjar adrenal terbagi menjadi 2 bagian, yaitu
bagian medula adrenal ( bagian tengah kelenjar adrenal ) dan korteks adrenal
( bagian luar kelenjar ).

Korteks adrenal memproduksi 3 kelompok hormon steroid, yaitu


glukokortikoid dengan prototipe hidrokortison, mineralokortikoid khususnya
aldosteron, dan hormon-hormon seks khususnya androgen.
1. Glukokortikoid berfungsi untuk mempengeruhi metabolisme glukosa,
peningkatan sekresi hidrokortison akan menaikan kadar glukossa darah.
2. Mineralikortikoid bekerja meningkatkan absorbsi ion natrium dalam prose
pertukaran untuk mengekresikan ion kalium atau hidrogen.
3. Hormon seks adrenal ( androgen ) memberikan efek yang serupa dengan
efek hormon seks pria.

Medula adrenal berfungsi sebagai bagian dari saraf otonom. Selain itu
juga menghasilkan adrenalin da noradrenalin. Nor adrenalin menikan tekanan
darah denga jalan merangsang serabut otot di dalam dinding pembuluh darah
untuk berkontraksi, dan adrenalin membantu metabolisme karbohidrat dengan
jalan menambah pengeluaran glukosa dari hati.

Fungsi kelenjar adrenal korteks :


1. Mengatur keseimbangan air, elektrolit dan garam
2. Mempengaruhi metabolisme lemak, hidrat arang, dan protein
3. Mempengaruhi aktivitas jaringan limfoid

Fungsi kelenjar adrenal medula :


1. Vasokontriksi pembuuh darah perifer
2. Relaksasi bronkus
3. Kontraksi selaput lendir dan arteriole

5
2. 2. Etiologi

Etiologi penyakit Feokromatisoma yaitu :


a. Beberapa penderita memiliki penyakit keturunan yang disebut sindroma
endokrin multipel, yang menyebabkan mereka peka terhadap tumor dari
berbagai kelenjar endokrin.
b. Feokromositoma juga bisa terjadi pada penderita penyakit von Hippel-
Lindau, dimana pembuluh darah tumbuh secara abnormal dan membentuk
tumor jinak (hemangioma)
c. Pada penderita penyakit von Recklinghausen ( neurofinromatosis,
pertumbuhan tumor berdaging pada saraf ).
d. Perokok
e. Obat-obatan seperti histamine, anestesi, atropine, opiate, steroid, dan
glukagon.

2. 3. Manifestasi Klinik

a. Gejala yang paling menonjol adalah tekanan darah tinggi, yang bisa sangat
berat. Pada sekitar 50% penderita, tekanan darah tinggi ini bersifat menetap
b. Jantung berdebar-debar dan berdenyut lebih cepat
c. Berkeringat berlebihan
d. Pernapasan cepat
e. Kulit dingin dan lembab
f. Sakit kepala hebat
g. Nyeri dada dan perut
h. Mual dan muntah
i. Gangguan penglihatan
j. Jari tangan kesemutan

6
2. 4. Patofisiologi

Feokromositoma adalah neoplasma sel-sel kromafin medula adrenal atau


diluar medula. Tumor ini mengeluarkan epinefrin,neorepinefin, atau keduanya
(jarang dopamin) dalam jumlah besar. Sebagian besar feokromositoma
mengeluarkan norepinefrin dan menyebabkan hipertensi yang umumnya menetap
( jarang episodik). Feokromositoma yang mengeluaarkan epinefrin lebih jarang
menyebabkan hipertensi, umumnya tumor ini menyebabkan serangan-serangan
hiper glikemia, glukosuria, dan efek metabolik lain.
Tabel 12-2 meringkaskan gambaran klinis feokromositoma, feokromositoma
jarang dijimpai, mungkin terdapat pada kurang dari 0,1% pasien dengan hipertensi
dan pada sekitar orang per sejuta populasi feokromositoma terjadi pada kedua
jenis kelaamin dan semua kelompok usia tetapi umumnya di diagnosis pada
dekade kehidupan keempat atau kelima, dibandingkan dengan orang dewasa, anak
dengan feokromositoma lebh besar kemungkinannya mengidap tumor multivokal
dan ekstra-adrenal, dan kemungkinann suatu sindrom familial sebagai
penyebabnya harus selalu perlu di singkirkan
Diagnosis penting di tegakkan karena pengeluaran mendadak katekolamin
dari tumor ini suatu pembedahan atau persalinan dapat menyebabkan kematian,
feokromositoma kadang-kadang dinamai tumor 10%karena 10% terjadi di
paraganglia ekstra-adrenal, 10% diluar abdomen, 10% multipel, 10% bilateral.

Tabel 12-2 gambaran klinis feokromositoma


Epidemiologi Dewasa ; kedua jenis kelamin; semua usia,
khususnya usia 30 50 tahun
Perilaku bioligis 90% jinak; 10% ganas
Sekresi Taatekolamin kadar tinggi; sebagian besar
mengeluarkan norepinefrin
Gambaran klinis Hipertensi menetap atau , yang lebih jarang,
episodik, berkeringat, palpitasi, hiperglikemia,
glikosuria kadang kadang asimtomatik
( ditemukan secara tidak sengaja pada CT scan
atau MRI)

7
Gabaran makroskopik Masa, sering hemoragik; 10% bilateral; 10% diluar
adrenal
Gambaran Sarang-sarang sel besar, stroma vaskular
mikroskopik

Sekitar 10 % tidak berkaitan dengan hipertensi, 10 % terjadi pada anak, dan


10 % bersifat ganas, dahulu diduga bahwa sekitar 10 % terjadi sebagai bagian dari
Hiperpalsia
suatu sinddrom familial tetapi Mutasi
kini tampaknya sekitar Gen
20-30 % kasus sebenarnya
sel C tiroid gen NFI mutasi
bersifat familial (Stephen J. McPhee, 2007).
VHL
Adenoma Sindrom Sindroma
paratoroid
Geneti neurofibr von Hipple-
k omatosis Lindau
Sindrom tipe I
multiple tipe
II

FEOKROMASITO
MA

Katekolamin
2. 5. Pathway
kadar tinggi

Mengeluarkan Mengelurkan
norepinefrin epinefrin

Desensitisasi
sistem
kardiovaskuler

Vasokontriks Hiperglikemi metabolisme


i
8
Hipertensi Peningkatan
Curah Jantung
Nyeri kepala Intoleransi aktifitas
2.6 Komplikasi
1. Gangguan kardiovaskuler: gagal jantung, aritmia, miokardiak infark.
2. Gangguan metabolic: meningkatnya laju metabolic, menurunya berat
badan.
3. Gangguan endokrin: hiperglikemia
4. Stroke, gagal jantung akut.

2.7 Penatalaksanaan
1. Pembedahan dengan pengangkatan tumor adrenal atau adrenal
ektomy menjadi pilihan utama
2. Penggunaan kemoterapi dan radioterapi mungkin dibutuhkan setelah
operasi
3. Kontrol tekanan darah tinggi penting dilakukan misalnya dengan
pengobatan alpha bloker
4. Obat beta bloker dapat ditambahkan untuk mengatasi takikardia
setelah pengobatan dengan alpha bloker adekuat
5. Obat metyrosin untuk menghambat sintesis katekolamin
6. Calcium channel blocker dapat digunakan jika beta blocker tidak
toleran.

2.8 Pemeriksaan Penunjang


1. Pemeriksaan Darah: Peningkatan serum katekolamin, hiperglikemia,
pengukuran hormon metanephrin didarah meningkat 2 kali lipat pada
keadaan normal
2. Pemeriksaan urine: peningkatan kadar hormon katekolamin,
metanephrine dan vanillymandelic acid (VMA)
3. Test supresi klonidin (Catapres): yaitu dengan memberikan obat dosisi
tunggal klonidin per-oral. Normal apabila setelah 2-3 jam terjadi

9
penurunan kadar total katekolamin plasma sedikitnya 40%, pada
feokromasitoma hasilnya tidak mengalami perubahan katekolamin.
4. Pemeriksaan MRI atau CT Scan yang menunjukkan adanya massa
pada kelenjar adrenal atau lokasi Feokromasitoma ditempat lain.

2.9 Prognosis
Tingkat ketahanan hidup 5 tahun untuk Feokromositoma non-ganas lebih
dari 95%, tetapi untuk phaeochromocytomas ganas kurang dari 50%. Risiko
keganasan agak lebih tinggi bila pasien masih anak-anak. Kebanyakan
paraganglionomas timbul dari jaringan chromaffin, sepanjang rantai simpatik
para-aorta, atau dalam organ-organ Zuckerkandl pada asal mesenterika arteri
inferior, dinding kandung kemih dan rantai simpatis di leher atau mediastinum.
Mereka biasanya jinak dan penata laksanaanya cukup dengan reseksi bedah.

2.10 Pengkajian Teoritis


a. Identitas klien
Indentitas terdiri dari nama, jenis kelamin, agama, suku, pekerjaan, status,
alamat, tanggal masuk, tanggal pengkajian, no bed, nama ruangan dan diagnosa
medis.
b. Riwayat Kesehatan

1. Keluhan saat didata Keluhan yang paling dirasakan adalah lemah, pucat,
muntah, sakit kepala, sesak, nafas cepat, nadi meningkat dan tekanan darah
meningkat

2. Riwayat kesehatan masa lalu Mempunyai riwayat penyakit von Hippel-


Lindau, dimana pembuluh darah tumbuh secara abnormal dan membentuk
tumor jinak (hemangioma) dan pada penderita penyakitvon
Recklinghausen (neurofinromatosis, pertumbuhan tumor berdaging)

3. Riwayat kesehatan keluarga Beberapa penderita memiliki penyakit


keturunan yang disebut sindroma endokrin multipel, yang menyebabkan
mereka peka terhadap tumor dari berbagai kelenjar endokrin.

c. Data biologis

10
1. Nutrisi

a) a). Kehilangan berat badan

b) b). Anorexia (kehilangan nafsu makan)

2. Istirahat Penderita kurang tidur akibat penyakit yang diderita

3. Eliminasi Pola eliminasi tidak teratur

4. Personal hygnies Keadaan kulit klien dingin, lembab dan pucat

5. Pola aktifitas Aktivitas terhambat akibat penyakit yang diderita

d. Pemeriksaan fisik

1. Keadaan umum klien Keadaan umum penderita lemah dan pucat

2. Kesadaran klien Kesadaraan penderita apatis

3. Observasi TTV N: 85x/menit RR: 28x/menit S: 37 C TD: 140/80 Mm/Hg

4. Tinggi badan dan berat badan Berat badan menurun

5. Neurosensori Mengeluh pusing,sakit kepala, gangguan pada penglihatan,


penurunan kekuatan genggaman tangan

6. Pernapasan Kerja pernapasan meningkat

7. Kardiovaskuler Vasokonstriksi menyebabkan konstraksi jantung


meningkat dan tekanan darah meningka

BAB 3

11
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

3. 1. Pengkajian
3.1.1 Identitas
Nama : Ny. Aini
Usia : Feokromositoma dapat terjadi pada segala usia, tetapi
insiden puncaknya terletak pada usia anatara 25 dan 50
tahun.
Jenis kelamin : Penyakit ini menyerang laki-laki dan perempuan dengan
imsiden yang sama,
Alamat : jl.permusyawaratan
Pendididkan : SMA
Pekerjaan : Wiraswasta
Suku/ras : Jawa

3.1.2 Keluhan utama


Keluhan yang paling dirasakan yaitu lemah dan nyeri kepala.

3.1.3 Riwayat kesehatan


a. Riwayat penyakit sekarang
Klien biasanya mengeluhkan selain lemah dan nyeri kepala yaitu
pucat, muntah, sesak, nafas cepat, nadi meningkat dan tekanan
darah meningkat.
b. Riwayat penyakit dahulu
Apakah pasien memiliki riwayat penyakit von hippel-lindau,
dimana pembuluh darah tumbuh secara abnormal dan membentuk
tumor jinak (hemangioma) dan pada penderita penyakit von
recklinghausen (neurofinromatosis, pertumbuhan tumor berdaging).
c. Riwayat kesehatan keluarga
Apakah pasien dan keluarga yang memiliki penyakit keturunan
yang disebut sindroma endokrin multipel, yang menyebabkan
mereka peka terhadap tumor dari berbagai kelenjar Endokrin.

3.1.4 Pemeriksaan Fisik (Review of system)


a. Brain (B1)

12
Pusing, sakit kepala, gangguan penglihatan, penurunan kekuatan
genggaman, insomnia, ansietas/gelisah, merasakan ancaman
kematian dan parestesia.
b. Blood (B2)
Vasokontriksi menyebabkan kontraksi jantung meningkat dan
tekanan darah meningkat (hipertensi), takikardi, palpitasi,
kemerahan wajah dan diaforesis berlebihan.
c. Breath (B3)
Takipnea
d. Bladder (B4)
Penurunan pengeluaran urine
e. Bowel (B5)
Hiperglikemia, mual muntah, penurunan berat badan dan kadang
disertai peningkatan berat badan.
f. Bone (B6)
Kelemahan

3.1.5 Tanda-tanda vital (TTV)


TD : meningkat (hipertensi)
RR : meningkat (takipnea)
N : meningkat (takikardia)
S : menurun

3.1.6 Pemeriksaan diagnostik


a. Peningkatan katekolamin serum
b. Peningkatan metanefrin urine dan asam vanilil mandelik
c. Kegagalan katekolamin serum untuk berespons terhadap supresi
setelah pemberian klonidin
d. Hiperglikemia
e. Scan CT abdomen memperlihatkan letak tumor.

3. 2. Analisa Data

NO DATA ETIOLOGI MASALAH

13
Ds : Katekolamin Peningkatan
- Klien mengatakan Kadar Tinggi curah jantung
jantungnya berdebar-
1
debar Mengeluarkan
- Klien mengatakan sakit Norepinefrin
pada dada kiri
Desensitisasi
Do : Sistem
- Klien tampak pucat
- Kulit dan akral dingin Vasokontrik
- Nadi klien 85 x/ menit
- Konjungtiva pada mata Peningkatan
klien tampak pucat Curah Jantung
Ds : Desensitisasi Nyeri akut
- Klien mengatakan terasa Sistem
nyeri pada daerah dada
dengan karakteristik Vasokontrik
P : pada saat sesak
Q: terasa ditusuk- tusuk Hipertensi
R: pada dada daerah kiri
S: 6 (sedang) Nyeri Akut
2
T: intermiten

Do :
- Klien tampak meringis
kesakitan
- Klien tampak memegang
dada kiri

14
Ds : Desensitisasi
Intoleransi
- Klien mengatakan letih Sistem
aktivitas
pada saat setelah
beraktivitas Hiperglikemi
- Klien mengatakan ada
perasaan tidak nyaman metabolisme
3
setelah beraktivitas
Intoleransi
Do : Aktivitassss
- Klien tampak lemah
- Klien tampak pucat

3. 3. Diagnosa Keperawatan
1. Peningkatan curah jantung b/d vasokonstriksi
2. Nyeri yang b/d efek patologis
3. Intoleransi aktivitas yang b/d ketidakseimbangan suplai dengan
kebutuhan oksigen

3. 4. Rencana Keperawatan

T Diagnosa Tujuan dan KH perencanaan Rasional


gl keperawatan

15
Penurunan Peningkatan curah 1. pantau 1. mengetahui
curah jantung jantung setelah frekuensi intervensi
berhubungan dilakukan tindakan dan irama dini
2. memberikan
dengan keperawatan selama jantung
2. auskultasi deteksi dini
vasokontriksi 3x 24 jam dengan
bunyi dan
kh :
jantung terjadinya
1. jantung klien
3. anjurkan
komplikasi
tidak berdebar-
tirah baring 3. peningkatan
debar
dalam expansi paru
2. klien tidak
posisi semi
mengeluh sakit 4. peningkatan
fowler
dada vasodilatasi
4. kolaborasi
3. kulit dan akral
pemberian
klien hangat
4. nadi dalam obat
batas normal hidralazin,
60- 80 x/ menit minoksidil,
5. konjungtiva
loniren
tidak tampak
pucat

Nyeri yang Nyeri hilang/ 1. observasi 1. memberikan


berhubungan berkurang setelah keluhan data dasar
dengan efek dilakukan tindakan nyeri, pantau untuk
patologis keperawatan selama skla nyeri mengevaluasi
3 x 24 jam dengan menggunaka kebutuhan atau
KH: n angka 0 keefektifan
1. klien 10 intervensi
2. lakukan 2. sebagai
mengatakan
teknik analgetik
nyeri berkurang
pengurangan tambahan
dengan skala 1-
3. agar pasien
nyeri non
3
dan keluarga
2. klien tidak farmakologi

16
tampak yang tepat dapat
meringis yaitu teknik melakukannya
kesakitan relaksasi atau sendiri tanpa
distraksi bantuan
3. beri
perawat
informasi 4. untuk
tentang menghilangka
berbagai n atau
strategi untuk mengurangi
menambah nyeri
penurunan
rasa nyeri
4. kolaborasi
pemberian
obat- obatan
analgetik
Intoleransi Toleransi aktivitas 1. gunakan 1. mempengaru
aktivitas yang setelah dilakukan teknik hi pilihan
berhubungan tindakan penghematan intervensi
dengan keparawatan selama m energi
2. mendorong
2. anjurkan
ketidakseimba 3 x 24 jam dengan
pasienm
pasien untuk
ngan suplai KH:
melakukan
menghentika
dan 1. klien tidak
hal dengan
n aktivitas
kebutuhan mengeluh letih
membatasi
bila nyeri
oksigen pada saat
penyimpanan
dada, nafas
setelah
energi dan
pendek,
beraktivitas
mencegah
2. klien tidak kelemahan
kelemahan
terlihat pucat atau pusing
3. tidak
3. klien tampak
terjadi
memperpara
rileks 3. berikan
4. klien tidak h kondisi
lingkungan
terlihat lemah patologis
tenang, batasi

17
pengunjung 4. agar klien
dan dapat
pertahankan beristirahat
tirah baring dan
jika menghemat
diindikasikan energi

BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Feokromatisoma merupakan tumor yang berasal dari sel sel kromafin


kelenjar adrenal yang menyebabkan pembentukan katekolamin yang berlebihan.
Dapat terjadi pada pria maupun wanita dan segala usia. Namun, sering terjadi
pada usia 30 60 tahun. Feokromositoma, disebabkan oleh sekresi hormon
epinefrin dan norepinefrin yang berlebihan.

Adanya tumor ini menyebabkan : jantung berdenyut cepat, kadar glukosa


yang tinggi pada urin dan darah, peningkatan Basal Metabolic Rate (BMR), muka
yang kemerah-merahan, berkurangnya rasa gugup, berkeringat, dan penurunan

18
motilitas gastrointestinal. Pengobatannya yaitu dengan tindakan bedah
pemindahan tumor.

Terdapat 2 buah kelenjar adrenal pada manusia, dan masing-masing kelenjar


terletak diatas ginjal. Kelenjar adrenal terbagi menjadi 2 bagian, yaitu bagian
medula adrenal ( bagian tengah kelenjar adrenal ) dan korteks adrenal ( bagian
luar kelenjar ).

Tingkat ketahanan hidup 5 tahun untuk Feokromositoma non-ganas lebih


dari 95%, tetapi untuk phaeochromocytomas ganas kurang dari 50%. Risiko
keganasan agak lebih tinggi bila pasien masih anak-anak. Kebanyakan
paraganglionomas timbul dari jaringan chromaffin, sepanjang rantai simpatik
para-aorta, atau dalam organ-organ Zuckerkandl pada asal mesenterika arteri
inferior, dinding kandung kemih dan rantai simpatis di leher atau mediastinum.
Mereka biasanya jinak dan penata laksanaanya cukup dengan reseksi bedah.

4.2 Saran

a. Bagi Mahasiswa
Meningkatkan kualitas belajar dan memperbanyak literatur dalam
pembuatan makalah agar dapat membuat makalah yang baik dan benar.
b. Bagi Pendidikan
Bagi dosen pembimbing agar dapat memberikan bimbingan yang lebih
baik dalam pembuatan makalah selanjutnya.
c. Bagi Kesehatan
Memberikan pengetahuan kepada mahasiswa kesehatan khususnya untuk
mahasiswa keperawatan agar mengetahui bagaimana asuhan
keperawatan pada pasien dengan Tumor Adrenal.

19
DAFTAR PUSTAKA

Mualifah, Anisah.2015. Makalah Askep Feokromatisoma.


http://dokumen.tips/documents/makalah-askep-feokromositoma.html.
Diakses pada tanggal 14 maret 2015.

Tarwoto.(2012). Keperawatan Medikal Bedah Gangguan Sistem Endokrin.


Jakarta:CV Trans Info Media.

Stephen J. McPhee, W. F. (2007). Patofisiologi Penyakit. Jakarta: EGC.

Suzzane C. Smeltzer, Brenda G. Bare. (2002). Keperawatan Medikal Bedah


Vol.2. Jakarta:EGC.

Soepaman, Sarwono Waspadji. (2001). Ilmu Penyakit dalam Jilid II Edisi 3.


Jakarta : Balai Penerbit FKUI

20
21

Anda mungkin juga menyukai