PENDAHULUAN
Kelenjar adrenal dilaporkan keberadaannya pertama kali pada tahun 1563 oleh
Eustachius. Sementara itu, Addison secara klinis melaporkan saat otopsi pada
tahun 1855. Kelenjar adrenal adalah kelenjar endokrin dengan dua bagian utama,
yaitu korteks dan medula. Hormon utama yang dihasilkan oleh korteks adrenal
adalah kortisol dan hormon utama yang dihasilkan oleh medula adrenal adalah
epinefrin.
1
Pemeriksaan tertentu dapat digunakan oleh radiolog untuk menegakkan diagnosis
definitif pada sebagian besar massa adrenal (termasuk kanker, infeksi, dan
perdarahan) berdasar pencitraan saja (Zeiger, et al, 2009). Terdapat berbagai
macam modalitas pencitraan termasuk CT, MRI, USG, dan pencitraan nuklir
dapat digunakan dalam mengevaluasi kelainan kelenjar adrenal. Di antara
keempatnya CT scan merupakan modalitas primer untuk mendeteksi dan menilai
massa adrenal (Zeiger, et al, 2009, Mayo-Smith, 2001).
Kepentingan membedakan suatu lesi adalah jinak atau ganas adalah karena hal
tersebut sangat berpengaruh pada pilihan terapi dan prognosis. Untuk
membedakan adenoma dengan proses metastasis, modalitas dengan spesifisitas
tinggi diperlukan. Modalitas yang dapat digunakan untuk membedakan lesi jinak
dan ganas meliputi CT scan, MRI, PET, dan biopsi adrenal. Jika suatu lesi pada
pasien onkologi tidak dapat secara ditentukan sebagai adenoma secara definitif
setelah dilakukan CT scan, maka pasien perlu diperiksa leih lanjut dengan
modalitas lain seperti MRI atau biopsi adrenal untuk mengkonfirmasi lesi
tersebut jinak atau ganas.
2
7. Bagaimana prognosis dari Tumor Adrenal?
1.3 TUJUAN
BAB 2
3
PEMBAHASAN
2. 1. Definisi
4
Terdapat 2 buah kelenjar adrenal pada manusia, dan masing-masing
kelenjar terletak diatas ginjal. Kelenjar adrenal terbagi menjadi 2 bagian, yaitu
bagian medula adrenal ( bagian tengah kelenjar adrenal ) dan korteks adrenal
( bagian luar kelenjar ).
Medula adrenal berfungsi sebagai bagian dari saraf otonom. Selain itu
juga menghasilkan adrenalin da noradrenalin. Nor adrenalin menikan tekanan
darah denga jalan merangsang serabut otot di dalam dinding pembuluh darah
untuk berkontraksi, dan adrenalin membantu metabolisme karbohidrat dengan
jalan menambah pengeluaran glukosa dari hati.
5
2. 2. Etiologi
2. 3. Manifestasi Klinik
a. Gejala yang paling menonjol adalah tekanan darah tinggi, yang bisa sangat
berat. Pada sekitar 50% penderita, tekanan darah tinggi ini bersifat menetap
b. Jantung berdebar-debar dan berdenyut lebih cepat
c. Berkeringat berlebihan
d. Pernapasan cepat
e. Kulit dingin dan lembab
f. Sakit kepala hebat
g. Nyeri dada dan perut
h. Mual dan muntah
i. Gangguan penglihatan
j. Jari tangan kesemutan
6
2. 4. Patofisiologi
7
Gabaran makroskopik Masa, sering hemoragik; 10% bilateral; 10% diluar
adrenal
Gambaran Sarang-sarang sel besar, stroma vaskular
mikroskopik
FEOKROMASITO
MA
Katekolamin
2. 5. Pathway
kadar tinggi
Mengeluarkan Mengelurkan
norepinefrin epinefrin
Desensitisasi
sistem
kardiovaskuler
2.7 Penatalaksanaan
1. Pembedahan dengan pengangkatan tumor adrenal atau adrenal
ektomy menjadi pilihan utama
2. Penggunaan kemoterapi dan radioterapi mungkin dibutuhkan setelah
operasi
3. Kontrol tekanan darah tinggi penting dilakukan misalnya dengan
pengobatan alpha bloker
4. Obat beta bloker dapat ditambahkan untuk mengatasi takikardia
setelah pengobatan dengan alpha bloker adekuat
5. Obat metyrosin untuk menghambat sintesis katekolamin
6. Calcium channel blocker dapat digunakan jika beta blocker tidak
toleran.
9
penurunan kadar total katekolamin plasma sedikitnya 40%, pada
feokromasitoma hasilnya tidak mengalami perubahan katekolamin.
4. Pemeriksaan MRI atau CT Scan yang menunjukkan adanya massa
pada kelenjar adrenal atau lokasi Feokromasitoma ditempat lain.
2.9 Prognosis
Tingkat ketahanan hidup 5 tahun untuk Feokromositoma non-ganas lebih
dari 95%, tetapi untuk phaeochromocytomas ganas kurang dari 50%. Risiko
keganasan agak lebih tinggi bila pasien masih anak-anak. Kebanyakan
paraganglionomas timbul dari jaringan chromaffin, sepanjang rantai simpatik
para-aorta, atau dalam organ-organ Zuckerkandl pada asal mesenterika arteri
inferior, dinding kandung kemih dan rantai simpatis di leher atau mediastinum.
Mereka biasanya jinak dan penata laksanaanya cukup dengan reseksi bedah.
1. Keluhan saat didata Keluhan yang paling dirasakan adalah lemah, pucat,
muntah, sakit kepala, sesak, nafas cepat, nadi meningkat dan tekanan darah
meningkat
c. Data biologis
10
1. Nutrisi
d. Pemeriksaan fisik
BAB 3
11
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
3. 1. Pengkajian
3.1.1 Identitas
Nama : Ny. Aini
Usia : Feokromositoma dapat terjadi pada segala usia, tetapi
insiden puncaknya terletak pada usia anatara 25 dan 50
tahun.
Jenis kelamin : Penyakit ini menyerang laki-laki dan perempuan dengan
imsiden yang sama,
Alamat : jl.permusyawaratan
Pendididkan : SMA
Pekerjaan : Wiraswasta
Suku/ras : Jawa
12
Pusing, sakit kepala, gangguan penglihatan, penurunan kekuatan
genggaman, insomnia, ansietas/gelisah, merasakan ancaman
kematian dan parestesia.
b. Blood (B2)
Vasokontriksi menyebabkan kontraksi jantung meningkat dan
tekanan darah meningkat (hipertensi), takikardi, palpitasi,
kemerahan wajah dan diaforesis berlebihan.
c. Breath (B3)
Takipnea
d. Bladder (B4)
Penurunan pengeluaran urine
e. Bowel (B5)
Hiperglikemia, mual muntah, penurunan berat badan dan kadang
disertai peningkatan berat badan.
f. Bone (B6)
Kelemahan
3. 2. Analisa Data
13
Ds : Katekolamin Peningkatan
- Klien mengatakan Kadar Tinggi curah jantung
jantungnya berdebar-
1
debar Mengeluarkan
- Klien mengatakan sakit Norepinefrin
pada dada kiri
Desensitisasi
Do : Sistem
- Klien tampak pucat
- Kulit dan akral dingin Vasokontrik
- Nadi klien 85 x/ menit
- Konjungtiva pada mata Peningkatan
klien tampak pucat Curah Jantung
Ds : Desensitisasi Nyeri akut
- Klien mengatakan terasa Sistem
nyeri pada daerah dada
dengan karakteristik Vasokontrik
P : pada saat sesak
Q: terasa ditusuk- tusuk Hipertensi
R: pada dada daerah kiri
S: 6 (sedang) Nyeri Akut
2
T: intermiten
Do :
- Klien tampak meringis
kesakitan
- Klien tampak memegang
dada kiri
14
Ds : Desensitisasi
Intoleransi
- Klien mengatakan letih Sistem
aktivitas
pada saat setelah
beraktivitas Hiperglikemi
- Klien mengatakan ada
perasaan tidak nyaman metabolisme
3
setelah beraktivitas
Intoleransi
Do : Aktivitassss
- Klien tampak lemah
- Klien tampak pucat
3. 3. Diagnosa Keperawatan
1. Peningkatan curah jantung b/d vasokonstriksi
2. Nyeri yang b/d efek patologis
3. Intoleransi aktivitas yang b/d ketidakseimbangan suplai dengan
kebutuhan oksigen
3. 4. Rencana Keperawatan
15
Penurunan Peningkatan curah 1. pantau 1. mengetahui
curah jantung jantung setelah frekuensi intervensi
berhubungan dilakukan tindakan dan irama dini
2. memberikan
dengan keperawatan selama jantung
2. auskultasi deteksi dini
vasokontriksi 3x 24 jam dengan
bunyi dan
kh :
jantung terjadinya
1. jantung klien
3. anjurkan
komplikasi
tidak berdebar-
tirah baring 3. peningkatan
debar
dalam expansi paru
2. klien tidak
posisi semi
mengeluh sakit 4. peningkatan
fowler
dada vasodilatasi
4. kolaborasi
3. kulit dan akral
pemberian
klien hangat
4. nadi dalam obat
batas normal hidralazin,
60- 80 x/ menit minoksidil,
5. konjungtiva
loniren
tidak tampak
pucat
16
tampak yang tepat dapat
meringis yaitu teknik melakukannya
kesakitan relaksasi atau sendiri tanpa
distraksi bantuan
3. beri
perawat
informasi 4. untuk
tentang menghilangka
berbagai n atau
strategi untuk mengurangi
menambah nyeri
penurunan
rasa nyeri
4. kolaborasi
pemberian
obat- obatan
analgetik
Intoleransi Toleransi aktivitas 1. gunakan 1. mempengaru
aktivitas yang setelah dilakukan teknik hi pilihan
berhubungan tindakan penghematan intervensi
dengan keparawatan selama m energi
2. mendorong
2. anjurkan
ketidakseimba 3 x 24 jam dengan
pasienm
pasien untuk
ngan suplai KH:
melakukan
menghentika
dan 1. klien tidak
hal dengan
n aktivitas
kebutuhan mengeluh letih
membatasi
bila nyeri
oksigen pada saat
penyimpanan
dada, nafas
setelah
energi dan
pendek,
beraktivitas
mencegah
2. klien tidak kelemahan
kelemahan
terlihat pucat atau pusing
3. tidak
3. klien tampak
terjadi
memperpara
rileks 3. berikan
4. klien tidak h kondisi
lingkungan
terlihat lemah patologis
tenang, batasi
17
pengunjung 4. agar klien
dan dapat
pertahankan beristirahat
tirah baring dan
jika menghemat
diindikasikan energi
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
18
motilitas gastrointestinal. Pengobatannya yaitu dengan tindakan bedah
pemindahan tumor.
4.2 Saran
a. Bagi Mahasiswa
Meningkatkan kualitas belajar dan memperbanyak literatur dalam
pembuatan makalah agar dapat membuat makalah yang baik dan benar.
b. Bagi Pendidikan
Bagi dosen pembimbing agar dapat memberikan bimbingan yang lebih
baik dalam pembuatan makalah selanjutnya.
c. Bagi Kesehatan
Memberikan pengetahuan kepada mahasiswa kesehatan khususnya untuk
mahasiswa keperawatan agar mengetahui bagaimana asuhan
keperawatan pada pasien dengan Tumor Adrenal.
19
DAFTAR PUSTAKA
20
21